• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah. Mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah sebagai instansi di lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah diwajibkan menetapkan target kinerja dan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai serta menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan target kinerja yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2013, serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Target kinerja yang harus dicapai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah tahun 2013, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2008–2013 dan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2013. Pengukuran pencapaian

(2)

2 kinerja bertujuan untuk mendorong instansi pemerintah dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program serta dapat menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah. Oleh karena itu, substansi penyusunan LAKIP didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada masing-masing unit satuan kerja yang ada di lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah.

Landasan hukum penyusunan LAKIP ini antara lain :

1. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi; 3. Undang – Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi;

4. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggungan Bencana; 7. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

8. Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi;

9. Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;

10. Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

(3)

3 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

22. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2012 tentang Jual Beli Listrik Lintas Negara;

(4)

4 24. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa;

25. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik;

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah;

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029;

28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 13 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013;

29. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

30. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah;

31. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah;

32. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah.

MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 adalah :

(5)

5 1. Untuk mengetahui pencapaian kinerja sasaran sebagaimana yang telah

ditetapkan dalam Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah;

2. Sebagai acuan untuk perencanaan kegiatan di tahun mendatang, khususnya dalam perencanaan kinerja di tahun mendatang;

3. Sebagai bukti akuntabilitas kepada publik atas penggunaan sumber daya dalam rentang waktu satu tahun.

KELEMBAGAAN

Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Kelembagaan menyangkut aspek organisasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan keuangan.

1. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan otonomi daerah dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis bidang energi dan sumber daya mineral;

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang energi dan sumber daya mineral;

3) Pembinaan dan fasilitasi bidang energi dan sumber daya mineral lingkup provinsi dan kabupaten/kota;

4) Pelaksanaan tugas di bidang geologi, mineral dan batubara, air tanah dan panas bumi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi;

5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang energi dan sumber daya mineral;

(6)

6 7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat, 4 (empat) Bidang dan 4 (empat) Balai serta Kelompok Jabatan Fungsional, dengan tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang program;

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan;

3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian;

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Sekretaris dibantu oleh Sub Bagian Program, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b. Bidang Geologi, Mineral dan Batubara

Bidang Geologi, Mineral dan Batubara dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan

(7)

7 teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemetaan potensi dan teknologi, bina pengusahaan mineral dan batubara, dan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Geologi Mineral dan Batubara mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemetaan potensi dan teknologi;

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang bina pengusahaan mineral dan batubara;

3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan; 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan

fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Geologi Mineral dan Batubara dibantu oleh Seksi Pemetaan Potensi Dan Teknologi, Seksi Bina Pengusahaan Mineral Dan Batubara, dan Seksi Kesehatan, Keselamatan Kerja Dan Lingkungan.

c. Bidang Air Tanah dan Panas Bumi

Bidang Air Tanah dan Panas Bumi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang hidrogeologi dan penyelidikan panas bumi, dan eksploitasi air tanah dan panas bumi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Air Tanah dan Panas Bumi mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang hidrogeologi dan penyelidikan panas bumi;

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang eksploitasi air tanah dan panas bumi;

3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.

(8)

8 Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Air Tanah dan Panas Bumi dibantu oleh Seksi Hidrogeologi Dan Penyelidikan Panas Bumi dan Seksi Eksploitasi Air Tanah Dan Panas Bumi.

d. Bidang Ketenagalistrikan

Bidang Ketenagalistrikan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan ketenagalistrikan dan pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Ketenagalistrikan mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan ketenagalistrikan;

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan;

3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Ketenagalistrikan dibantu oleh Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Seksi Pembinaan Dan Kelaikan Ketenagalistrikan.

e. Bidang Minyak dan Gas Bumi

Bidang Minyak dan Gas Bumi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan teknologi dan pengusahaan minyak dan gas bumi, dan pengawasan minyak dan gas bumi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Minyak dan Gas Bumi mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan teknologi dan pengusahaan minyak dan gas bumi;

(9)

9 2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengawasan minyak dan gas bumi;

3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi dibantu oleh Seksi Pengembangan Teknologi dan Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi dan Seksi Pengawasan Minyak dan Gas Bumi.

f. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral

Balai Energi dan Sumber Daya Mineral (Balai ESDM) merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah yang dipimpin oleh seorang Kepala Balai. Balai ESDM mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai wilayah kerja masing – masing.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balai ESDM mempunyai fungsi :

1) Penyusunan rencana teknis operasional pembinaan, penyuluhan, pengawasan dan pengendalian energi dan sumber daya mineral;

2) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pembinaan, penyuluhan, pengawasan dan pengendalian energi dan sumber daya mineral;

3) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan energi dan sumber daya mineral; 4) Pengelolaan ketatausahaan;

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.

Terdapat 4 (empat) Balai ESDM dengan wilayah kerja sebagai berikut : 1) Balai ESDM Wilayah Solo, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten

Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang. 2) Balai ESDM Wilayah Kendeng Muria, dengan wilayah kerja meliputi

(10)

10 Kabupaten Rembang, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora dan Kota Semarang.

3) Balai ESDM Wilayah Serayu Utara, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Temanggung, Kabupaten Pemalang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal.

4) Balai ESDM Wilayah Serayu Selatan, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo.

Dalam pelaksanaan tugasnya, masing – masing Kepala Balai ESDM dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pembinaan Dan Penyuluhan, Seksi Pengawasan Dan Pengendalian dan Kelompok Jabatan Fungsional.

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional memiliki tugas sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

2. Sumber Daya Manusia

Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah sampai akhir tahun 2013 didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 141 (seratus empat puluh satu) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta 35 (tiga puluh lima) orang pegawai kontrak. Latar belakang pendidikan PNS bervariasi mulai SD hingga Strata Dua (S2). Berikut adalah rekapitulasi PNS Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 berdasarkan Jabatan, Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin (Tabel 1.1.) serta berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang (Tabel 1.2.).

(11)

11

Tabel 1.1.

Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Berdasarkan Jabatan dan Jenis Kelamin.

No Nama Jabatan Jenis kelamin

∑ Laki – Laki ∑ Perempuan

1. Kepala Dinas 1 -

2. Sekretaris 1 -

3. Kepala Bidang 3 1

4. Kepala Balai 4 -

5. Kepala Sub Bagian di Sekretariat 2 1

6. Kepala Sub Bagian di Balai 3 1

7. Kepala Seksi di Bidang 7 1

8. Kepala Seksi di Balai 8 -

JUMLAH 29 4

(sumber : Data Kepegawaian Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah per 31 Desember 2013) Berdasarkan data kepegawaian Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 terdapat 1 (satu) jabatan struktural eselon IV yang kosong dikarenakan masa tugas pejabat sebelumnya telah memasuki masa purna per 1 September 2013.

Tabel 1.2.

Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang

No. PANGKAT/ GOL.RUANG Jumlah PNS No. PANGKAT/ GOL.RUANG Jumlah PNS 1 Pembina Utama Madya (IV.d) 1 9 Pengatur Tingkat I (II.d) 2

2 Pembina Utama Muda (IV.c) - 10 Pengatur (II.c) 4

3 Pembina Tingkat I (IV.b) 6 11 Pengatur Muda Tingkat I (II.b) 9

4 Pembina (IV.a) 8 12 Pengatur Muda (II.a) 19

5 Penata Tingkat I (III.d) 21 13 Juru Tingkat I (I.d) -

6 Penata (III.c) 16 14 Juru (I.c) 5

7 Penata Muda Tingkat I (III.b) 21 15 Juru Muda Tingkat I (I.b) -

8 Penata Muda (III.a) 29 16 Juru Muda (I.a) -

JUMLAH 141

(sumber : Data Kepegawaian Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah per 31 Desember 2013)

(12)

12

3. Sarana Dan Prasarana

Dalam rangka pelaksanaan tugas, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah memiliki sarana dan prasarana pendukung sebagai berikut :

1) Gedung Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang;

2) Gedung Kantor Balai ESDM Wilayah Solo di Kota Surakarta;

3) Gedung Kantor Balai ESDM Wilayah Kendeng Muria di Kabupaten Pati; 4) Gedung Kantor Balai ESDM Wilayah Serayu Utara di Kota Pekalongan; 5) Gedung Kantor Balai ESDM Wilayah Serayu Selatan di Kabupaten

Purworejo;

6) Bangunan Rumah Dinas Pimpinan di Kota Semarang dengan status Guna Pakai Bangunan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Bangunan Rumah Dinas Balai ESDM Wilayah Solo di Kota Surakarta; Bangunan Rumah Dinas Balai ESDM Wilayah Serayu Utara di Kota Pekalongan; Bangunan Rumah Dinas Balai ESDM Wilayah Serayu Selatan di Kabupaten Purworejo; Bangunan Rumah Dinas Balai ESDM Wilayah kendeng Muria di Kabupaten Pati;

7) Kendaraan Operasional Roda 2 sebanyak 7 (tujuh) unit;

8) Kendaraan Dinas/Operasional Roda 4 sebanyak 11 (sebelas) unit; 9) Laboratorium Teknik;

10) Bengkel Geologi; 11) Alat Bor.

4. Keuangan

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Tahun 2013 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah didukung oleh anggaran yang bersumber dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA) Tahun 2013 dengan nilai secara keseluruhan sebesar Rp. 73.454.939.000,00 (tujuh puluh tiga miliar empat ratus lima puluh empat juta sembilan ratus tiga puluh sembilan ribu rupiah).

(13)

13

Tabel 1.3.

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013

Kode

Rekening Uraian Anggaran

4. Pendapatan Daerah Rp. 85.000.000,-

4.1. Pendapatan Asli Daerah Rp. 85.000.000,-

4.1.2. Retribusi Daerah Rp. 85.000.000,-

Jumlah Pendapatan . . . Rp. 85.000.000,-

5. Belanja Daerah Rp. 73.454.939.000,-

5.1. Belanja Tidak Langsung Rp. 10.211.379.000,-

5.1.1. Belanja Pegawai Rp. 10.211.379.000,-

5.2. Belanja Langsung Rp. 63.243.560.000,-

5.2.1. Belanja Pegawai Rp. 3.936.978.000,-

5.2.2. Belanja Barang dan Jasa Rp. 51.735.421.000,-

5.2.3. Belanja Modal Rp. 7.571.161.000,-

Jumlah Belanja . . . Rp. 73.454.939.000,- Surplus (Defisit) . . . Rp. (73.369.939.000,-)

(sumber : Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013)

Referensi

Dokumen terkait

PPL itu sendiri sebagaimana dalam Pedoman ketentuan umum Peraturan Rektor UNNES Nomor 22 tahun 2008 merupakan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa pratikkan,

MARHAFIZ LUTHFI, M,Sc. PEJABAT

[r]

sels Seja keka pada Sept penin kapa ay is ears mid and been ality, sels ysia, Direk “Win dari kami menj telah penin telah Kual Kapa misa staff, ders not the our

Data yang akan dimasukkan ke dalam buku ini adalah hasil dari rangkuman dan riset dari berbagai buku teks, fotografi, ilustrasi, dan artikel cetak maupun online yang sudah

Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal serta harga saham di perusahaan properti dan real estate

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret, siswa dapat mencari, menemukan, menentukan dan menarik kesimpulan bahwa rumus luas permukaan bola adalah

Pendapat tertinggi terjadi pada item kerjasama antara perusahaan kami dan pemasok dapat meningkatkan hubungan berkelanjutan dengan jumlah mean sebesar 3,97 dalam