• Tidak ada hasil yang ditemukan

POINTERS SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POINTERS SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 dari 8

POINTERS SAMBUTAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Dalam Acara: “Investor Summit and Capital Market Expo 2011” Jakarta, 5 Oktober 2011

Yth.

 Ketua Bapepam-LK dan Direksi SROs (BEI, KPEI, dan KSEI),  Para Pemimpin Redaksi Media Cetak dan Elektronik Nasional

(Media Partners),

 Para Direksi Emiten dan Perusahaan Efek,

 Para Pengurus Asosiasi Industri Pasar Modal dan Lembaga Keuangan,

 Para undangan dan hadirin sekalian yang berbahagia, Assalammualaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera bagi Kita Semua dan Selamat Malam. I. PENGANTAR

Saudara-saudara Sekalian yang Berbahagia,

1. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah S.W.T., karena atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul bersama pada pagi yang berbahagia ini untuk mengikuti serangkaian kegiatan Investor Summit and Capital Market Expo 2011.

2. Merupakan suatu kebahagiaan bagi saya untuk dapat menghadiri acara Investor Summit and Capital Market Expo 2011 dan bertemu dengan pelaku industri Pasar Modal yang telah mewarnai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik dari tahun ke tahun.

3. Kegiatan Investor Summit and Capital Market Expo 2011 tahun ini bertema: “Investing In Capital Market: A Journey For A Better

(2)

2 dari 8

Future”. Suatu Tema yang diharapkan dapat meningkatkan spirit dan

harapan besar bagi para stakeholders Pasar Modal.

4. Tujuan dari kegiatan pada hari ini adalah meningkatkan peran serta masyarakat Indonesia dalam meningkatkan investasi di Indonesia untuk lebih mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Selain untuk mempromosikan keberadaan dan investasi industri pasar modal Indonesia, kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan dan komunikasi yang efektif antara Pemerintah dan pelaku pasar modal dengan para stakeholders-nya, khususnya dengan pemodal dan masyarakat.

5. Saya akan memanfaatkan kesempatan singkat ini untuk menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan perkembangan ekonomi nasional, khususnya yang terkait dengan kebijakan fiskal yang telah dan akan diambil Pemerintah di masa mendatang.

II. INDIKATOR PERTUMBUHAN EKONOMI Saudara-saudara Sekalian,

1. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Upaya-upaya itu tercermin dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah yang mencakup perbaikan infrastruktur, iklim investasi, dan inisiatif-inisiatif keuangan lainnya, yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menarik investor untuk melakukan investasi jangka panjang.

2. Pada tahun 2011, pemerintah meyakini bahwa upaya pemulihan ekonomi global masih akan berlanjut. Menanggapi krisis yang melanda Eropa dan AS, pemerintah memandang bahwa krisis tersebut patut kita waspadai. Belajar dari pengalaman masa lalu, pemerintah terus berusaha mempersiapkan diri dengan sejumlah kebijakan agar krisis ekonomi global tak mengganggu target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan tumbuh sebesar 6,5% pada tahun 2011 (APBN-P) dan 6,7% pada tahun 2012 (RAPBN).

3. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut maka Pemerintah akan terus menjaga stabilitas ekonomi makro secara berkesinambungan dalam rangka menciptakan kepastian berusaha bagi segenap pelaku ekonomi termasuk pelaku di Pasar Modal.

(3)

3 dari 8

4. Beberapa indikator perekonomian, baik indikator ekonomi makro maupun indikator Pasar Modal, dapat dilihat pada data statistik berikut:

a. Realisasi pertumbuhan PDB selama triwulan II tahun 2011 sebesar 6,5% sesuai dengan proyeksi, yang didukung dengan membaiknya kinerja investasi dan ekspor, serta konsumsi Pemerintah. Pertumbuhan PDB triwulan II tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu sebesar 6,1%. Sumber-sumber pertumbuhan PDB pada triwulan II tahun 2011 adalah konsumsi masyarakat 4,6%, konsumsi Pemerintah 4,5%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 9,2%, ekspor 17,4% dan impor 16,0%.

Pertumbuhan PDB triwulan II tahun 2011 Indonesia termasuk kuat jika dibandingkan beberapa negara lain. Pada triwulan II tahun 2011, Singapura hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,9%, AS hanya bertumbuh 1,6%, bahkan Jepang mengalami kontraksi sebesar -1,0%.

b. Dalam hal inflasi, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statisik (BPS) 5 September 2011, inflasi kumulatif pada Januari-Agustus 2011 sebesar 2,69%. Sementara, inflasi year on year (yoy) pada Bulan Agustus 2011 mencapai 4,79%, meningkat dari 4,55% pada Bulan Juli. Angka inflasi tersebut sesuai dengan prediksi Pemerintah, dimana pada bulan September inflasi didominasi oleh kenaikan indeks kelompok bahan makanan sebagai akibat konsumsi masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri 2011.

c. Kemajuan ekonomi Indonesia juga telah diakui oleh lembaga pemeringkat internasional, seperti Fitch Ratings yang telah menaikkan prospek (outlook) peringkat Indonesia dari BB+ stable menjadi BB+ positive, dan Standard & Poor’s yang juga menaikkan rating Indonesia dari BB menjadi BB+. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk naik menjadi BBB- atau investment grade di tahun depan.

d. Indikator-indikator ekonomi lainnya seperti tingkat bunga dan nilai tukar rupiah juga menunjukkan tanda-tanda yang positif. BI rate masih dijaga di level yang cukup kompetitif di posisi 6,75% sejak Februari 2011 lalu. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap USD masih stabil dikisaran Rp 9.000,- pada akhir September 2011.

(4)

4 dari 8

e. Indikator-indikator Pasar Modal selama 2011 juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, hal ini antara lain dapat dilihat dari beberapa indikator seperti nilai kapitalisasi pasar saham yang mencapai Rp 3.609 triliun pada awal September 2011, meningkat sekitar 11 persen dibanding akhir tahun 2010. Meskipun pada akhir bulan September 2011 nilai IHSG mengalami penurunan hingga menyentuh level 3,426 seiring dengan pelemahan yang terjadi pada hampir seluruh bursa global. Berdasarkan data year-to-date return tanggal 30 September 2011, year-to-date return IHSG masih mencatat nilai yang lebih baik pada level -4,17%, dimana year-to-date return indeks bursa Singapore sebesar -16,14%, Malaysia sebesar -8,68%, London sebesar -13,08%, dan Dow Jones (USA) sebesar -5,74%.

III. BEBERAPA KEBIJAKAN FISKAL DI TAHUN 2011 dan 2012 Hadirin Sekalian,

1. Arah kebijakan Fiskal di tahun 2011 dan 2012 berfokus pada empat pilar utama pembangunan nasional:

 Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkeadilan (Pro-Growth);

 Memperluas kesempatan kerja (Pro-Job);  Menanggulangi kemiskinan (Pro-Poor);

 Mendukung (ramah terhadap) upaya pelestarian lingkungan hidup (Pro-Environment).

2. Kebijakan fiskal tersebut, didukung dengan kebijakan menjaga kesinambungan fiskal melalui proyeksi defisit anggaran 2011 sekitar 2,1% dari PDB (APBN-P 2011). Pada posisi defisit tersebut, pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp1.169,9 triliun dan belanja negara sebesar Rp1.320,8 triliun. Pada RAPBN 2012, proyeksi defisit anggaran diharapkan mencapai 1,5 – 1,6% dari PDB. 3. Dalam rangka menutup defisit anggaran tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembiayaan, baik melalui pembiayaan utang maupun Non-Utang, yang antara lain difokuskan pada prioritas penerbitan SBN (SUN dan Sukuk) di pasar domestic dan

(5)

5 dari 8

mempertimbangkan utang dngan biaya yang rendah dan risiko minimal.

4. Kebijakan perpajakan di tahun 2011 antara lain difokuskan pada penggalian potensi perpajakan, peningkatan kualitas pemeriksaan pajak, penyempurnaan mekanisme atas keberatan dan banding dalam proses pengadilan pajak, peningkatan pengawasan dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai, perbaikan sistem informasi, serta konsistensi pelaksanaan Road Map Cukai Hasil Tembakau.

5. Penerimaan perpajakan triwulan II 2011 meningkat 13,2% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu, yang didukung oleh perbaikan kondisi ekonomi makro tahun 2011 serta upaya intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan.

6. Substansi APBN dan kebijakan fiskal pada tahun 2012 pada dasarnya akan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan negara, meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja negara, serta mengoptimalkan pengelolaan pembiayaan secara hati-hati (prudent) dan meningkatkan pemanfaatannya untuk kegiatan produktif.

7. Kebijakan fiskal tahun 2012 juga diarahkan untuk mendorong berbagai kebijakan dalam rangka akselerasi pertumbuhan ekonomi dalam rangka perluasan akses lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Pemerintah optimis bahwa kinerja ekonomi tahun 2012 akan melaju pada level semakin tinggi pada kisaran 6,5 – 6,9%.

IV. ISU DAN INFORMASI TERKINI

Saudara-saudara dan Hadirin Sekalian,

1. Setiap kebijakan dan aksi Pemerintah dilaksanakan dalam rangka mewujudkan cita-cita mulia kenegaraan yaitu tercapai masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Dalam tahun 2011 terdapat beberapa kebijakan dan aksi pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan.

2. Di bidang legislasi, dalam rangka menciptakan fondasi sosial dan ekonomi yang kokoh, saat ini Pemerintah bersama DPR sedang

(6)

6 dari 8

menyelesaikan pembahasan dua RUU yaitu RUU tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan RUU tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK). RUU BPJS diharapkan dapat memberikan kepastian hukum penyelenggaraan program jaminan sosial dan mampu meningkatkan manfaat jaminan sosial sebesar-besarnya bagi terpenuhinya kebutuhan dasar hidup rakyat yang layak. RUU OJK diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengaturan dan pengawasan sektor keuangan (termasuk Pasar Modal) yang semakin terintegrasi satu dengan lainnya.

3. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya juga ingin menyampaikan bahwa pada tanggal 20 Mei 2011, Pemerintah telah mengeluarkan apa yang disebut dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025 (MP3EI). Master Plan ini akan menjadi pedoman bagi Pemerintah dalam mengelola perekonomiannya dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang telah ditargetkan. Ada beberapa isu penting dari Master Plan tersebut yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini, yaitu:

a. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4 – 4,5 triliun.

b. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5% pada periode 2011 – 2014, dan sekitar 8 – 9% pada periode 2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5% pada periode 2011 – 2014 menjadi 3,0 % pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.

c. Selaras dengan hal tersebut, maka telah disusun pula Visi 2025, yaitu mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 yang dapat dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Adapun dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka sektor jasa, termasuk jasa keuangan di dalamnya, diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan, sebagai central driver dan enabler, dalam transformasi ekonomi. Jasa keuangan haruslah dapat menjadi

(7)

7 dari 8

pendukung infrastruktur industri dan pendorong pertumbuhan utama dalam perannya sebagai penopang utama perekonomian. 4. Saya berpandangan bahwa semua yang telah dicanangkan di dalam

Master Plan tersebut merupakan suatu target yang sangat realistis untuk dicapai dan saya juga menyadari bahwa implementasi dari semua target-target tersebut merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan membutuhkan dukungan dan kerja sama semua Pihak termasuk komunitas Pasar Modal yang selama ini telah memberikan kontribusi nyata dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Saudara-saudara Sekalian,

5. Mulai tanggal 30 September 2011, SENSUS PAJAK NASIONAL (SPN) telah dimulai. SPN adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka perluasan basis pajak, dengan mendatangi subyek sensus (orang pribadi dan atau badan usaha) di seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan oleh Ditjen Pajak. 6. Manfaat dan tujuan dilaksanakannya SPN ini adalah (1) memperoleh data yang akurat mengenai potensi pajak; (2) memperluas basis pajak; (3) meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembiayaan pembangunan nasional; (4) mewujudkan keadilan peran serta subyek pajak dalam pembiayaan pembangunan.

7. Diharapkan masyarakat, terutama para pelaku pasar modal yang hadir di sini dapat mendukung program SPN ini, dengan berpartisipasi menyampaikan data dan informasi secara benar.

V. PENUTUP

Saudara-saudara dan hadirin Sekalian yang saya hormati,

1. Sebagai penutup, dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin mendorong saudara-saudara sekalian untuk selalu berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai tempat melakukan bisnis dan investasi yang beretika, adil, dan prudent.

2. Dukungan dari para pelaku pasar domestik sangat diharapkan dalam membentuk industri keuangan domestik yang lebih stabil. Saya berharap saudara-saudara sekalian dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari acara ini. Terima kasih atas partisipasi semua

(8)

8 dari 8

pihak dalam acara ini, semoga acara ini dapat memotivasi pelaku bisnis berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.

3. Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan yang akan berlangsung selama 2 (dua) hari ini, khususnya kepada:

 PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia, serta PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.

 Para Media Partners dalam kegiatan ini.

 Para sponsor, para narasumber, dan para peserta pameran atau pengisi kegiatan dalam Capital Market Expo 2010 ini.

4. Akhir kata, dengan mengucapkan Bismillahhirahmannirahim, seluruh rangkaian kegiatan dalam "Investor Summit and Capital Market Expo 2011" mulai tanggal 5 Oktober hingga 6 Oktober 2011 ini secara resmi saya buka.

Wassalammualaikum Wr. Wb. Jakarta, 5 Oktober 2011

Agus D.W. Martowardojo Menteri Keuangan RI

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pembiayaan untuk badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, termasuk Overseas Financing

Tidak mudah memang menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, namun, sekali lagi saya mengajak kepada seluruh pegawai Kementerian Keuangan, saya katakan, dengan niat yang

Konsumen yang berpendapatan tinggi dan menengah atas akan lebih menyukai tempat transaksi atau pasar yang lebih mewah, aman, luas, bersih, barang tertata rapi disertai

Menimbang : bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan industri keuangan syariah saat ini serta untuk mendorong perkembangan industri Pasar Modal syariah di

Bagi investor pasar modal khususnya di saham asuransi, faktor atau variabel yang sangat penting untuk diperhatikan oleh investor jangka pendek adalah Market Share Premi (MSP),

Pemindahtanganan- atas Mesin dan I atau Barang dan Bahan, yang telah mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk dalam rangka Penanaman Modal sebelum berlakunya

Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Pasar Modal bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM bidang Pasar Modal pada

(3) Besarnya biaya pinjaman sesuai dengan perbandingan utang dan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yang dapat diperhitungkan dalam menghitung