ANALISA DAN PERANCANGAN E-SUPPLY
CHAIN MANAGEMENT DENGAN METODE
OBJECT ORIENTED ANALYSIS AND DESIGN
PADA PT.BINA MENTARI TUNGGAL
Rengga Adriansyah, Ignatius Joko Dewanto & J. Sudirwan
Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530,021-5345830, [email protected] Abstract
The purpose of this study is to address the issue in PT. Single Bina Mentari the enterprise information flow is not smooth, resulting in production delays. The impacts of upstream business processes in the company. In analyzing the design of business processes upstream companies made the design of the e-supply chain management at PT. Bina Mentari Tunggal. The analytical method used is the porter five forces, value chain analysis with the calculation of the marginal value of the value chain to determine the costs incurred on the activity of primary and secondary activities. Method used for its design OOAD (Object Oriented Analysis and Design) as an activity diagram, class diagram, event table, statechart diagrams, usecase diagrams, usecase description, sequence diagrams, three-layer sequence diagrams, user interface, navigation charts. This system will facilitate and integrate the company's internal information flows in direct contact with the system and solve the problems of production delays on the company. The design of this system is also supported by the design of a network architecture that uses a LAN topology and system design implementation schedule. By designing an e-SCM is expected upstream enterprise business processes will be integrated well with the flow of information to be smooth (RA).
Keywords: e-Supply Chain Management, value chain analysis, upstream, OOAD, UML Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi masalah pada PT. Bina Mentari Tunggal yaitu arus informasi perusahaan yang tidak lancar sehingga mengakibatkan keterlambatan produksi. Maka dilakukan analisis proses bisnis upstream pada perusahaan. Dalam menganalisis rancangan proses bisnis upstream perusahaan dibuat rancangan sistem e-supply chain management pada PT. Bina Mentari Tunggal. Metode analisis yang digunakan adalah five forces porter , value chain analysis dengan perhitungan nilai margin value chain untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan pada aktivitas primer dan aktivitas sekunder. Untuk perancangannya digunakan metode OOAD (Object Oriented Analysis and Design) seperti activity diagram, class diagram, event table, statechart diagram, usecase diagram, usecase description, sequence diagram, three layer sequence diagram, user interface, navigation diagram. Sistem ini akan memperlancar dan mengintegrasikan arus informasi bagian internal perusahaan yang bersentuhan langsung dengan sistem ini dan mengatasi permasalahan keterlambatan produksi pada perusahaan. Perancangan sistem ini juga didukung dengan perancangan architecture jaringan yang menggunakan topologi LAN dan jadwal implementasi rancangan sistem. Dengan perancangan e-SCM ini diharapkan proses bisnis upstream perusahaan akan terintegrasi dengan baik dengan arus informasi menjadi lancar (RA).
Kata Kunci: e-Supply Chain Management, value chain analysis, upstream, OOAD, UML
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini persaingan sangat ketat pada perusahaan - perusahaan dalam berbagai bidang usaha apapun. Setiap perusahaan ingin perusahaannya selalu berkembang dan maju agar tidak ketinggalan dengan para kompetitornya. Salah satu bidang usaha yang ketat persaingannya adalah perusahaan di bidang industry pengolahan daging. Hal tersebut dapat kita lihat dari ketatnya dunia pengolahan daging saat ini, karena tingkat konsumen daging saat ini sudah jauh meningkat.
PT. Bina Mentari Tunggal merupakan salah satu dari perusahaan pengolahan daging sapi yang berdiri dan tetap kompetitif saat ini. Dengan kemampuan dan strategi yang dimiliki PT. Bina Mentari Tunggal mampu berkompetitif pada saat ini mulai dari proses pembibitan sapi yang terdiri dari sarana dan prasarana, proses produksi, pelesatarian lingkungan dan monitoring semuanya dilakukan dengan baik dengan proses teknologi informasi yang baik demi menjaga kualitas produk, penyimpanan dan pengiriman.
Permasalahan pada PT. Bina Mentari Tunggal yaitu arus informasi perusahaan yang tidak lancar sehingga mengakibatkan aktivitas yang ada pada perusahaan tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Dibutuhkan analisa value chain untuk mengetahui bagian aktivitas perusahaan mana yang masih belum lancar, sehingga hal tersebut juga mengakibatkan pada keterlambatan produksi oleh perusahaan.
Dalam sebuah jurnal yang dibuat oleh Anwar, SN. 2011,”Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management): Konsep dan Hakikat” yang menjadi hambatan dalam SCM yaitu increasingly demand customer, yang berisi SCM berusaha dalam mengatur peningkatan permintaan customer karena customer menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu mendadak.
Berdasarkan jurnal di atas dan dikaitkan dengan kondisi perusahaan maka dibutuhkan analisis untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan bisnis pada PT. Bina Mentari Tunggal.
Berdasarkan analisa dalam mengetahui permasalahan di atas maka dibutuhkan rancangan sistem informasi yang tepat pada PT. Bina Mentari Tunggal dengan penerapan e-Supply Chain Management (E-SCM) dengan metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD) yang dirancang sesuai kebutuhan perusahaan.
METODE PENELITIAN/PERANCANGAN Metode yang digunakan dalam penulisan ini meliputi:
• Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah preliminary step.
• Metode Studi Pustaka
Metode yang digunakan disini yaitu metode yang berdasarkan dari buku-buku yang terdiri dari sumber-sumber yang sudah ahli dan teruji dalam bidangnya masing-masing.
• Metode Studi Lapangan
Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan survey langsung ke perusahaan yang bersangkutan dan mewawancarai staff yang berkaitan dengan bahan-bahan penelitian guna melancarkan hasil analisa yang telah dirancang.
HASIL DAN BAHASAN
Dalam menentukan strategi yang diperlukan dalam e-supply chain management pada PT. Bina Mentari Tunggal terdapat 5 langkah yang harus dilakukan, yaitu :
Energize the Organization
E-SCM yang akan dibangun di PT. Bina Mentari Tunggal akan mencakup hubungan dari supplier, proses produksi hingga menjadi produk yang siap digunakan oleh konsumen. Bagian-bagian yang mendukung dalam proses perancangan dan penerapan aplikasi e-SCM adalah sebagai berikut: (1) Manajer Produksi: Manajer Produksi merupakan bagian dari bidang manajemen yang memiliki peran dalam mengkoordinasikan kegiatan produksi. Selain itu manajer juga berperan dalam mengendalikan dan mengawasi proses produksi hingga menjadi barang jadi; (2) Purchasing: Bagian ini berperan dalam melakukan pemesanan barang apabila stock yang ada di gudang tidak mencukupi pemesanan yang ada. Bagian purchasing juga yang menghubungi supplier untuk mendapatkan stock
daging yang dibutuhkan; (3) PPIC: Bagian PPIC berperan dalam pembuatan form produksi yang sebelumnya customer telah melayangkan permintaan. Bagian PPIC juga berperan dalam memastikan pesanan pelanggan yang telah diterima dapat dipenuhi; (4) Gudang: Bagian gudang berperan dalam mengelola persediaan yang ada. Apabila persediaan tidak mencukupi maka bagian gudang membuat permintaan persediaan ke bagian purchasing.
Enterprise Vision
Visi dari PT. Bina Mentari Tunggal adalah untuk menjadi produsen daging berskala nasional namun dengan kualitas internasional. Berdasarkan visi yang dimiliki oleh PT. Bina Mentari Tunggal, perusahaan ingin agar menjadi produsen yang dapat diandalkan dan diutamakan dalam bidang produksi daging di Indonesia. Untuk mengetahui tujuan perusahaan yang disampaikan melalui visinya, maka langkah yang harus diambil adalah langkah untuk mengetahui lingkungan kompetitif perusahaan. Lingkungan kompetitif perusahaan harus dapat dianalisa agar terwujudnya visi yang tekah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Analisis yang diperlukan dalam mengetahui lingkungan kompetitif perusahaan adalah dengan mengetahui hal-hal mengenai pesaing dari PT. Bina Mentari Tunggal. Dibutuhkan metode yang tepat untuk menganalisis hal tersebut dan metode yang paling tepat adalah dengan menggunakan metode five forces porter.
Five Forces Porter
Metode five forces porter adalah metode yang digunakan dalam menganalisis lingkungan kompetitif perusahaan dari lima sudut pandang. Berdasarkan analisis five forces porter pada PT. Bina Mentari Tunggal, maka gambarannya adalah sebagai berikut:
Gambar 3. 1 Five Forces Porter PT. Bina Mentari Tunggal
Sumber : Penulis
1.
Ancaman Persaingan antara Perusahaan Sejenis
Saat ini PT. Bina Mentari Tunggal baru menguasai 3% dari pangsa pasar perusahaan processing daging. Total ada sekitar 20 lebih perusahaan yang menguasai di bidang processing daging. Berikut ini adalah daftar nama perusahaan pesaing PT. Bina Mentari Tunggal: (1) PT. Japfa Comfeed Indonesia; (2) PT. Malindo Feedmil Tbk; (3) PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk; (4) PT. Sierad Produce Indonesia Tbk; Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan bahwa PT. Bina Mentari Tunggal masih berkutat pada persaingan level rendah.
2.
Ancaman Persaingan dari Perusahaan Baru
Saat ini perusahaan pendatang baru yang menjadi perhatian PT. Bina Mentari Tunggal adalah PT. Surya Petra Abadi. PT. Surya Petra Abadi dalam beberapa waktu ini mulai mengikuti perkembangan yang dialami oleh PT. Bina Mentari Tunggal. Dari segi harga dan kualitas yang ditampilkan oleh PT. Surya Petra Abadi mulai menunjukkan persaingan yang ketat. Dan dari segi promosi PT. Surya Petra Abadi melakukan bentuk marketing yang gencar di social media , dan dari segi tampilan website mengikuti dari apa yang sudah telah dibuat oleh PT. Bina Mentari Tunggal. Selain itu PT. Surya Petra Abadi bergerak di bidang olahan daging ayam, daging ayam merupakan bentuk olahan daging yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena harganya yang lebih terjangkau dari daging sapi. Untuk bertahan dan mengembangkan kualitas pada industri processing daging diperlukan strategi dan metode yang tepat dalam pengelolaan supply chain management.
3.
Ancaman dari Produk Substitusi
Terdapat beberapa produk substitusi yang menjadi ancaman pada hasil olahan daging dari PT. Bina Mentari Tunggal. Di antaranya adalah chicken nugget yang menjadi dorongan utama dalam produk substitusi karena paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan gluten adalah bentuk olahan dari gandum yang digunakan untuk membuat imitiasi daging yang banyak dikonsumsi oleh kaum vegetarian. Maka dari itu, PT. Bina Mentari Tunggal memproduksi olahan dagingnya dengan menentukan segmentasi pasarnya terlebih dahulu dengan menetapkan harga yang sesuai untuk tiap-tiap segmentasinya sesuai dengan kategori dalam masyarakat..
4.
Daya Tawar Menawar Supplier
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari PT. Bina Mentari Tunggal, pasokan daging sapi dipenuhi oleh bagian internal yang berada di Subang, sedangkan untuk supplier dari luar Indonesia berasal dari Australia. Berdasarkan hal tersebut kekuatan daya tawar menawar supplier disini lemah. Hal tersebut dikarenakan PT. Bina Mentari Tunggal memiliki tempat peternakan daging sendiri, sedangkan apabila pesanan yang datang melebihi stock maka PT. Bina Mentari Tunggal akan menghubungi mitra supplier yang berada di Australia.
5.
Daya Tawar Menawar Konsumen
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari PT. Bina Mentari Tunggal, pelanggan dari PT. Bina Mentari Tunggal terdiri dari HCO (High Class Outlet), HoReCa (Hotel, Restaurant dan Catering) dan channel individu. HCO adalah untuk pelanggan tingkatan tinggi , HoReCa untuk pelanggan tingkatan menengah ke atas, dan channel individu untuk pelanggan dalam jumlah kecil.
Pelanggan yang membeli produk processing daging dari PT. Bina Mentari Tunggal menggunakan bahan tersebut sebagai bahan baku dalam membuat makanan burger, hot dog, dan sajian steak berbagai jenis.
Sekitar 98% lebih produk perusahaan dikonsumsi oleh hotel, restaurant dan catering, sisanya sebanyak 2% dikonsumsi oleh channel individu atau konsumen berskala kecil atau rumahan. Pelanggan tetap dari PT. Bina Mentari Tunggal memiliki kekuatan daya tawar menawar yang tinggi karena konsumen dapat berpaling ke perusahaan lain apabila pemesanan yang dilakukan tidak terpenuhi, karena banyak perusahaan lain yang lebih besar yang bergerak di bidang processing daging.
Supply Chain Value Assesment
Dalam pengembangan sistem supply chain management dalam perusahaan diperlukan sebuah analisis yang tepat untuk pengambilan keputusan atas metode apa yang paling tepat digunakan oleh perusahaan. Untuk menentukan sebuah metode harus mengidentifikasi terlebih dahulu proses bisnis perusahaan. Dengan mengidentifikasi proses bisnis yang ada akan menghasilkan sebuah nilai bagi perusahaan. Metode analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses bisnis perusahaan processing daging seperti PT. Bina Mentari Tunggal adalah metode value chain analysis.
Dalam jurnal yang dibuat Sweeney. 2009, “Supply Chain Management and The Value Chain” menyatakan bahwa ide value chain didasarkan pada pandangan organisasi melihat manufaktur organisasi sebagai sistem dan bagaimana value chain menentukan biaya dan mempengaruhi keuntungan.
Value Chain Analysis
Dalam melakukan analisis value chain terhadap perusahaan terdapat lima bagian penting yang harus dipenuhi, di antaranya adalah ;
A.
Inbound Logistics
• Prosedur permintaan bahan baku
• Prosedur penerimaan bahan baku
B.
Operations
• Prosedur Perencanaan Produksi
• Prosedur Produksi
C.
Outbound Logistics
• Prosedur Pengiriman Barang
D.
Sales and Marketing
• Prosedur Penerimaan Pesanan
• Prosedur Pemeriksaan Persediaan
E.
Service
Gambar 1 Value Chain Analysis
Opportunity Identification
Berdasarkan hasil analisis five forces porter dan value chain, maka dapat dilakukan identifikasi peluang dengan menggunakan identifikasi biaya terhadap aktivitas-aktivitas di dalam perusahaan dan yang berhubungan dengan aktivitas value chain. Perhitungan value chain analysis digunakan untuk mengetahui cost operation yang dibutuhkan di masa yang akan datang. Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian dari aktivitas biaya pada perusahaan sesuai golongannya.
Human Resource Management Infrastructure Technology Development Procurement Service Sales and Marketing Outbound Logistics Operations Inbound Logistics Mampu memberikan pelayanan yang baik dari segi kualitas maupun kesesuaian produk yang dipesan Menerima pesanan customer yang masuk secara tanggap Menjadi acuan seberapa banyak stok yang diperlukan dalam pemesanan ke supplier Memastikan pesanan yang dipesan customer sampai tepat waktunya dalam kondisi yang baik sesuai dengan kebutuhan Mampu menjaga persediaan daging di masa yang akan datang Memastikan kualitas bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan standar yang ada Memastikan seluruh proses berjalan dengan rencana yang dijadwalkan Mengecek pesanan yang diterima berdasarkan delivery order dari supplier
Tabel 1 Aktivitas Value Chain Perusahaan
No Aktivitas Value Chain Aktivitas-aktivitas perusahaan AKTIVITAS PRIMER
1 Inbound Logistic Pengadaan Persediaan , Bongkaran Jaminan Impor sapi, Pengadaan Aktiva tetap , Uang Muka lainnya
2 Operation Beban Penjualan, Beban Administrasi dan umum, Listrik, air dan telepon
3 .
Outbound Logistic Jasa Profesional 4
.
Sales and Marketing Rabat penjualan daging, Promosi/iklan, Sewa, Penyusutan, Biaya Angkut, Gaji dan Tunjangan, Perawatan dan pemeliharaan, Operasional 5
.
Services Keperluan Kantor, Perjalanan
AKTIVITAS SEKUNDER 6
.
Procurement Persediaan daging dan produk RPH, Persediaan hewan ternak, Persediaan produk processing, Persediaan bahan pembantu, Persediaan konsentrat, Persediaan bahan pakan
7 .
Infrastructure Tanah, Bangunan, Mesin dan peralatan, Kendaraan, Peralatan kantor
8 .
Human Resource Gaji dan tunjangan, Pelatihan dan penerimaan karyawan, Beban manfaat karyawan, Premi asuransi
9 .
Technology and Development Biaya penelitian dan pengembangan
Sumber : PT. Bina Mentari Tunggal
• Nilai Margin Aktivitas Sekunder tahun 2008
((rata – rata pendapatan - biaya aktivitas sekunder tahun 2008)/rata – rata pendapatan) x 100
= ((Rp. 203.994.303.920 - Rp. 174.641.542.406)/ Rp. 203.994.303.920) x 100
= 14,3 %
• Nilai Margin Aktivitas Sekunder tahun 2009
((rata – rata pendapatan - biaya aktivitas sekunder tahun 2009)/rata – rata pendapatan) x 100
= ((Rp. 203.994.303.920 - Rp. 163.488.536.181)/
= 19,8 %
Strategy Decision
Berdasarkan analisis five forces porter, dan value chain ditemukan strategi yang tepat pada PT. Bina Mentari Tunggal, yaitu dengan melakukan value chain analysis dengan melakukan perhitungan nilai margin dengan mencari tahu operation cost perusahaan. Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahuin rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk tiap-tiap aktivitas. Dengan bantuan penerapan e-SCM, biaya-biaya yang dikeluarkan dapat diperkirakan lebih efisien.
Perancangan Sistem
Gambar 2 Activity Diagram Pemesanan Customer
Penjelasan rancangan usulan aktifitas e-SCM proses pemesanan customer PT. Bina Mentari Tunggal yaitu: 1. Bagian marketing menerima data customer dan mendaftarkannya ke dalam sistem.
2. Setelah data customer tercatat dalam sistem, marketing akan menerima permintaan produksi. 3. Selanjutnya bagian marketing mengecek jenis finished goods yang diminta melalui sistem.
4. Sistem menampilkan data persediaan finished goods, jika persediaan ada maka bagian marketing akan mengkonfirmasikan customer dan akan menerima purchase order. Namun jika persediaan tidak ada, bagian marketing akan mendaftarkan terlebih dahulu finished goods yang dibutuhkan dan mengkonfirmasikan kepada customer.
5. Setelah menerima purchase order dari customer, bagian marketing akan mengirimkan kepada bagian PPIC. 6. Bagian PPIC akan membuat data penjualan terlebih dahulu dan mengecek persediaan bahan baku.
7. Jika persediaan bahan baku mencukupi, bagian PPIC akan membuat surat perintah kerja dan menginputnya ke dalam sistem. Namun apabila persediaan tidak mencukupi, maka akan dibuatkan surat permintaan stok.
Gambar 3 Usecase Diagram PT. Bina Mentari Tunggal
Gambar 4 Domain Class Diagram PT. Bina Mentari Tunggal
Perancangan Arsitektur
Sistem e-SCM pada PT. Bina Mentari Tunggal dirancang dengan konsep desktop aplikasi. Sistem e-SCM PT. Bina Mentari Tunggal terintegrasi antar sesama bagian staff internal perusahaan yang dapat diakses melalui
jaringan LAN internal perusahaan. Berikut ini adalah rancangan arsitektur jaringan sistem e-SCM pada PT. Bina Mentari Tunggal:
Gambar 5 Arsiterktur Jaringan
Perancangan Implementasi
Tabel 2 Rencana Implementasi
No Kegiatan Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 Pengadaan Perangkat Keras 2 Pengadaan Perangkat Lunak 3 Pengadaan Kebutuhan Jaringan
4 Instalasi dan Konfigurasi
5 Implementasi Sistem
6 Training User
7 Evaluasi Sistem
8 Bug Fixing
9 Implementasi Ulang
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem e-Supply Chain Management yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis yang didapat dari PT. Bina Mentari Tunggal Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan SCM digunakan analisis five forces porter. Analisa tersebut menunjukkan kekuatan di bagian daya tawar menawar supplier, ancaman pendatang baru dan daya tawar menawar customer. Kekuatan tersebut ditunjukkan dengan kekuatan supplier yang dimiliki perusahaan dalam menjaga kebutuhan
perusahaan dan kekuatan perusahaan dalam memiliki pangsa pasar customer tetap yang selalu melakukan pemesanan secara rutin kepada perusahaan.
2. Berdasarkan hasil analisis value chain dapat diketahui biaya-biaya aktivitas primer masih mempunyai masalah, dimana secara detail menunjukkan nilai margin aktivitas primer pada tahun 2008 sebesar 85,8% dan pada tahun 2009 sebesar 84,9 % dan nilai margin aktivitas sekunder pada tahun 2008 14,3% dan pada tahun 2009 sebesar 19,8%.
3. Berdasarkan pemanfaatan sistem informasi dalam mendukung proses bisnis perusahaan yang dapat memperbaiki alur informasi upstream perusahaan, dibutuhkan sistem e-SCM dengan rancangan OOAD (Object Oriented Analysis and Design).
Saran
Berdasarkan hasil anailisis yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan kepada PT. Bina Mentari Tunggal adalah sebagai berikut:
1. Dalam melakukan implementasi sistem diperlukan kekompakan dan komitmen pada bagian-bagian yang bersentuhan langsung dengan sistem tersebut agar tidak terjadi kelalaian dalam proses penginputan data. 2. Dalam meningkatkan efisiensi biaya perusahaan diperlukan perhitungan nilai aktivitas value chain.
3. Diperlukan dukungan pengelola e-SCM yang khusus pada bagian IT untuk meningkatkan pelayanan sistem yang memadai.
4. Dalam meningkatkan value dari perusahaan diperlukan sistem informasi yang terintegrasi dengan menggunakan e-Supply Chain Management.
REFERENSI
Agus Ristono. (2009). Manajemen persediaan edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu
Anwar, Sariyun, Naja.(2014). Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management ): Konsep dan Hakikat.
Bennett, S., MsRobb, S. and Farmer, R. (2010). “Object-Oriented System Analysis and Design Using UML”, 4th edition NY: McGraw Hill Higher Education
Bentley and Lonnie D and Jeffrey L. Whitten .(2007). Systems Analysis and Design for The Global Enterprise ,Seventh edition M cGraw-Hill, New York.
Chopra, Sunil and Peter Meindl. (2013). Supply Chain Management Strategy, Planning, and Operation. (5 edition). United States: Pearson,
Creeber and Roystone Martin.(2009). Digital Cultures: Understanding New Media, Berkshire-England: Open University Press.
Dave Chaffey .(2011). e-Bussiness and e-Commerce Management 5th edition
Indrajit, R.Eko dan R. Djoko Pranoto (2006), Manajemen Perguruan Tinggi Modern, Andi Offset, Yogyakarta.
John A., II Pearce, Richard B., Jr. Robinson. (2008). Formulation Implementation, and Control of Competitive Strategy
Kenneth C. Laudon and Carol Guercio Traver. (2012) E-Commerce ( 12th Edition )
Lina & Lena Elliten. (2008). Supply Chain Management Teori dan Aplikasi. Bandung: CV Alfabeta Moh. Benny Alexandri. (2009). Manajemen Keuangan Bisnis Teori dan Soal.Alfabeta: Bandung.
Mohammad I. Muhairat, Rafa E. Al-Qutaish and Akram A. Abdelqader.(2010). “UML Diagrams Generator: A New CASE Tool to Construct the Use-Case and Class diagrams from an Event Table,” Journal of Computer Science vol.6, no.3,
Naresh K. Malhotra. (2010). Marketing Research: An Applied Orientation, Pearson Education, Limited
O’Brien, J.A. (2005). Introduction to Information System, M cGraw-Hill, New York. Pujawan. I Nyoman. (2005). Supply Chain Management. Surabaya: Penerbit Guna Widya.
Pulevska Ivanovska, Lidija., Kaleshovska, Neda.(2013), Implementation of e- Supply Chain Management, TEM Journal, Volume 2(4), pp.314-322
Rainer and Cegielski. (2011). Introduction to Information Systems. (3rd Edition). USA: Wiley.
Ross, D.F. (2003), Introduction to e-Supply Chain Management : Engaging Technology to Build Market-Winn ing Business Partnership, St. Lucie Press, Florida.
Satzinger, Jackson, Burd. (2010). System Analysis and Design in a Changing World. Course Technology, Cengage Learning.
Schach, Stephen R.( 2005). Object-Oriented and Classical Software Engineering, 6th ed. New York: McGraw Hill
Stair, M. Ralph, George W. Reynolds. (2010). Principles of Information Systems: A Managerial Approach. (9th edition). Australia : Thomson Course Technology.
Sumayang, L., (2003), Dasar -Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. PT.Salemba Empat Patria, Jakarta
Turban, E., King, D., Lee, J., Liang, T.P., and Turban, D. (2010), Electronic Commerce 2010 : A Managerial Perspective, Pearson, New Jersey
RIWAYAT PENULIS
Penulis lahir pada tanggal 21 Januari 1992 di Ambon dan diberi nama Rengga Adriansyah. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Sistem Informasi dan Manajemen pada 2014