• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PEDOMAN PENGAJARAN MODUL 5.2 SISTEM INDRA EDISI I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PEDOMAN PENGAJARAN MODUL 5.2 SISTEM INDRA EDISI I"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

BUKU PEDOMAN

PENGAJARAN MODUL 5.2

SISTEM INDRA

EDISI I

PROGRAM PENDIDIKAN PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015

(2)

2

Editor

dr. Yanuar Iman Santosa, Sp.THT –KL

dr. Riski Prihatningtias, Sp.M

Tim Penyusun :

dr. Anna Mailasari K. D, Sp. THT-KL, MSi Med

dr. Kanti Yunika, Sp.THT-KL

dr. Dwi Marliyawati Sp. THT-KL, MSi Med

dr. Hesti Dyah Palupi, Sp. THT-KL

dr. Nur Iman Nugroho Sp. THT-KL

dr. Maharani, Sp.M(K)

dr. Paramastri Arintawati, Sp.M

DR. dr. Awal Prasetyo, M.Kes, Sp.THT-KL

dr. Hermawan Setiadi, MSi.Med

dr. Vincentia Rizke, MSi.Med, Sp.MK

DR. dr. Kisdjamiatun

dr. Yurida Binta Meutia, Sp.Rad

dr. Sukma Imawati, Sp.Rad

dr. Noor Wijayahadi, PhD

DR. Dra. Endang Sri Sunarsih, M.Kes., Apt

(3)

3

DAFTAR ISI

Judul... 1

Tim Penyusun ...

2

Daftar Isi...

3

Pendahuluan ...

4

1.

Deskripsi Modul...

4

2.

Tahapan dan Fase dalam Kurikulum ...

4

3.

Kompetensi yang Diharapkan ...

4

Deskripsi Materi Pembelajaran...

7

Tujuan Pembelajaran...

10

a.

Tujuan Umum...

10

b.

Tujuan Khusus

a.

THT-KL... 10

b.

Mata ... 11

c.

Patologi Anatomi ... 11

d.

Mikrobiologi ... 12

e.

Parasit ... 12

f.

Radiologi ... 12

g.

Farmakologi ... 13

h.

Farmasi... 13

Silabus Pembelajaran... 15

1.

Ilmu Penyakit THT-KL... 15

2.

Ilmu Kesehatan Mata... 15

3.

Patologi Anatomi ... 16

4.

Mikrobiologi... 16

5.

Parasit ... 17

6.

Radiologi... 17

7.

Farmako ...

17

8.

Farmasi... 17

Daftar materi BBDM... 19

Sistem Penilaian... 20

Daftar Nama Dosen Pemberi Materi Perkuliahan... 22

Daftar Nama Tutor... 24

Daftar Nama Tenaga Administrasi ... 26

Jadwal Pembelajaran……….. 27

(4)

4

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Modul

Modul 5.2 mempelajari mekanisme dan pengenalan awal kelainan / penyakit pada sistem indra (khususnya mata dan THT). Aplikasi klinik dari disiplin ilmu terkait seperti,patologi anatomi,

mikrobiologi, parasit,radiologi, farmakologidan farmasijuga akan dibahas dalam modul ini.

Mahasiswa juga diminta agar dapat melakukan tatalaksana dari masalah yang ditemui sesuai standar kompetensi yang tercantum di SKDI.

Modul ini merupakan bagian dari implementasi kurikulum berbasis kompetensi dari Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012 pada area kompetensi ke 1 – 7, dimana level kompetensi yang diharapkan disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa kedokteran semester 5. Mahasiswa tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan yang mendasari Ilmu Klinik, tetapi juga dilatih ketrampilan klinis dasar yang sederhana yang mendukung proses pembelajaran yang relevan dengan modul ini.

Modul merupakan bagian bahan ajar dari keseluruhan program pembelajaran pendidikan dokter yang dapat menggunakan berbagai metode yang sesuai (kuliah inovatif; BBDM (Belajar

Berbasis Dari Masalah)), dan pelatihan ketrampilan klinik sederhana) untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Sebagian bahan ajar menggunakan metoda BBDM dengan maksud antara lain melatih kemampuan belajar mandiri dan memotivasi untuk keinginan belajar sepanjang hayat, disamping kompetensi soft-skill lainnya.

Permasalahan yang digunakan sebagai pencetus diambil dari daftar keluhan yang tercantum pada buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia dengan mengutamakan kasus-kasus yang sering ditemui di masyarakat. Modul ini membahas 4 masalah/ kasus dengan tipe problem untuk dibahas dan dijelaskan.

2. Tahapan dan Fase dari Kurikulum

Modul 5.2 merupakan modul di semester ke 5 pada fase ke 2, yaitu bertujuan untuk mempelajari mekanisme dan pengenalan awal kelainan / penyakit pada sistem indra beserta aplikasi klinik dari disiplin ilmu terkait seperti, mikrobiologi, radiologi, farmakologi dan metodologi penelitian.

3. Kompetensi yang Diharapkan

Setelah mengikuti modul 5.2 mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang cukup tentang kelainan / penyakit pada sistem indra beserta aplikasi klinik dari disiplin ilmu terkait seperti, mikrobiologi, radiologi, farmakologi dan metodologi penelitian. Selain itu mahasiswa diharapkan juga mempunyai keterampilan klinis untuk melakukan pemeriksaan fisik pada sistem indra beserta komunikasi efektif, menggunakan sistem teknologi informasi, mawas diri dan mau belajar sepanjang hayat serta mempunyai etika, moral dan profesionalisme dalam praktek.

(5)

5

Dalam mengaplikasikan kompetensi, maka level yang digunakan adalah mengadaptasi Miller’s piramide of competency level.

1) Knows (factual recall of knowledge)

2) Knows how (the application of knowledge to problem solving and decision making) 3) Shows how (the student has performed the skill atleast several times)

4) Does (actual performance, dan disesuaikan dengan tahapanpendidikan untuk mahasiswa

semester 5)

AREA DAN SASARAN BELAJAR KOMPONEN KOMPETENSI L e v. MATERI METODA KOMUNIKASI EFEKTIF Mampu mengkomuni-kasikan pengetahuan 3 Komunikasi dosen-mahasiswa,antar anggota kelompok mahasiswa - Kuliah - BBDM

LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN

Menerapkan konsep, prinsip dan prosedur dalam ilmu

biomediksesuai dengan masalahkesehatan indra dalam pelayanan kesehatan tingkat primer

2 Sistem indra (mata dan THT) -Kuliah peng- antar/”prior knowledge” /pakar KETRAMPILAN KLINIK Melakukan prosedur pemeriksaan klinik

3 Pemeriksaan fisiksistem indra (Mata dan THT)

- Ketrampilan Klinik Dasar

PENGELOLAAN INFORMASI

Teknologi Informasi 3 “Searching Internet/ Library” - Belajar Mandiri

MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI :

 Menerapkan mawas diri & mempraktekkan belajar sepanjang hayat

3

Masalah-masalah sikap dan perilaku yang berhubungan dengan keilmuan dan berkarya: - menyadari kemampuan dan keterbatasan. - mengatasi masalah emosional,hubungan antarpersonal. - Dalam belajar/kuliah/ danBBDM.

(6)

6

- mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan PROFESSIONALISME

 Memiliki sikap dan perilaku professional

 Bermoral dan ber- etika serta memahami isu-isuetik maupun medikolegal

3

Saling menghormati, berempati dan pengakuan individu dalam berkarya tanpa membedakan status sosial, dimulai antar teman, dgn dosen dan instruktur serta karyawan lain.

(“doing the right thing, doing the thing right and the right person doing it “)

-ketrampilan klinis dasar, BBDM

(7)

7

DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARAN

Matriks berikut digunakan untuk menentukan materi ajar Sistem indra dari Daftar Masalah, Daftar Penyakit dan Daftar Ketrampilan Klinik pada Standar Kompetensi, yang diberikan / disesuaikan untuk mahasiswa kedokteran semester 5 atau awal untuk kelak sebagai dasar belajar kompetensi lanjut

DaftarMasalah

/Keluhan Daftar Penyakit Daftar Ketrampilan Klinis MATA 1. Mata merah 2. Mata gatal 3. Mata berair 4. Mata kering 5. Mata lelah 6. Kotoran mata 7. Mata nyeri 8. Penglihatan kabur 9. Penglihatan ganda 10. Penglihatan silau 11. Gangguan lapang pandang 12. Buta 13. Bintit di kelopak mata 14. Kelilipan 15. Mata juling THT 16. Telinga nyeri/ sakit

17. Keluar cairan dari liang telinga 18. Telinga gatal 19. Telinga berdenging 20. Telinga terasa penuh 21. Tuli (gangguan fungsi pendengaran) 22. Benjolan di telinga MATA 1. Konjungtivitis (4) 2. Konjungtival foreign body (3B) 3. Pterigium (3A) 4. Hordeolum (3A) 5. Kalazion (3A) 6. Eyelid laseration (4) 7. Entropion (2) 8. Trikiasis (2) 9. Lagoftalmos (2) 10. Epicantus (2) 11. Ptosis (2) 12. Eyelid retraction (4) 13. Xanthelasma (2) 14. Dacryoadenitis (2) 15. Dacryostenosis (2) 16. Lacrimal duct laseration (2) 17. Skleritis/ episkleritis (2) 18. Keratitis (2) 19. Kerato-conjuctivitis sicca (2) 20. Endophthalmitis (2) 21. Iridosiklitis, iritis (2) 22. Vitreus hemorage (1) 23. Erosi kornea (2) 24. Glaucoma (3A) 25. Ablasio retina (2) 26. Myopia (3A) 27. Hipermetropia (3A) 28. Astigmatisma (3A) 29. Presbiopia (3A) 30. Diplopia (3A) 31. Night blindness (3A) 32. Retina, vessel occlusion or bleeding (2) 33. Diabetic retinopathy (2) 34. Hypertensive retinopathy (2) 35. Papil edema (3A)

MATA 1. Penilaian penglihatan (4) 2. Penilaian refraksi subjektif (4) 3. Penilaian refraksi objektif (2) 4. Lapang pandang, Donders confrontation test (3) 5. Lapang pandang, Amsler panes (4) 6. Inspeksi mata luar,

kelopak mata – sclera (4)

7. Inspeksi apparatus lakrimalis (3) 8. Palpasi limfonodus

pre-aurikuler (3) 9. Penilaian posisi mata

dengan corneal reflex images (4)

10. Penilaian posisi mata dengan cover uncover test (4) 11. Pemeriksaan gerakan bola mata (4) 12. Penilaian penglihatan binokuler (3) 13. Inspeksi pupil (4) 14. Penilaian pupil dengan

reaksi langsung terhadap cahaya dan konvergensi (4) 15. Penilaian media

refrakta dengan pen light (4)

16. Inspeksi kornea (4) 17. Inspeksi kornea

dengan fluoresensi (3) 18. Tes sensitivitas kornea

(3)

19. Inspeksi bilik mata depan (4)

(8)

8

23. Daun telinga

merah

24. Benda asing di dalam liang telinga 25. Telinga gatal 26. Gangguan pembauan 27. Bersin-bersin 28. Pilek (ingusan) 29. Mimisan 30. Hidung tersumbat 31. Hidung berbau 32. Benda asing dalam

hidung 33. Suara sengau 34. Nyeri menelan 35. Suara serak 36. Suara hilang 37. Tersedak

38. Benda asing dalam kerongkongan 39. Sesak napas / napas pendek 40. Sumbatan jalan napas 41. Sulit menelan

36. Optic atrophy (3A) 37. Optic neuropathy (3A) 38. Optic neuritis (2) THT 39. Inflamasi pada aurikular (3A) 40. Herpez zoster pada

telinga (3A) 41. Fistula pre-aurikular

(3A)

42. Benda asing telinga (3A) 43. Serumen prop (4A) 44. Otitis eksterna ( 4A ) 45. Trauma aurikular (4A) 46. Miringitis bullosa (3A)

47. Otitis media akut (4A)

48. Otitis media serosa (3A)

49. Otitis media kronik (3A)

50. Mastoditis (3A)

51. Abses bezold (3A) 52. Kolesteatoma (1) 53. Perforasi membran timpani (3A) 54. Otosklerosis (3A) 55. Timpanosklerosis (2) 56. Presbiakusis (3A) 57. Trauma akustik akut

(3A) 58. Labirintitis ( 2 ) 59. Mabuk perjalanan (4A) 60. Meniere’s diseases (3A) 61. BPPV (3A)

62. Bell’s Palsy (4A)

63. Tuli (kongenital, perseptif, konduktif) (2)

64. Epistaksis (4A) 65. Benda asing hidung

(4A) 66. Furunkel pada hidung (4A) 67. Rhinitis akut (4A) 68. Rhinitis kronik 21. Inspeksi lensa (4) 22. Pemeriksaan dengan slit lamp (3) 23. Funduskopi, fundus reflex (3)

24. Inspeksi discus optic, perbedaan antara normal dan abnormal (3)

25. Inspeksi vena retina, perbedaan antara normal dan abnormal (3)

26. Penilaian tekanan intraokuler estimasi dengan palpasi (4) 27. Penilaian TIO dengan

Schiotz atau NCT (3) 28. Penilaian TIO dengan

aplanasi (1) 29. Penentuan refraksi setelah sikloplegi (1) 30. Pemeriksaan lensa kontak fundus (1) 31. Pengukuran produksi air mata (2) 32. Pengukuran exophthalmos (2) 33. Tes Anel (2) 34. Pemeriksaan orthoptic (2) 35. Perimetri (2) 36. Pemeriksaan lensa kontak (2) 37. Tes warna (4) 38. ERG (1) 39. Electro-oculography (1) 40. VEP (1) 41. FFA (1) 42. USG (1) THT 43. Inspeksi aurikula, posisi telinga dan mastoid (4A) 44. Pemeriksaan meatus

auditorius externus dengan otoskop (4A) 45. Pemeriksaan

membran timpani dengan otoskop (4A) 46. Menggunakan

cermin kepala (4A) 47. Menggunakan

lampu kepala (4A)

48. Otoscopy pneumatic

(9)

9

(3A)

69. Sinusitis (3A)

70. Sinusitis frontal akut ( 2 )

71. Sinusitis maksilaris akut (2)

72. Ethmoiditis akut (1) 73. Sinusitis kronik (3A) 74. Deviasi septum hidung (2) 75. Rhinitis alergika (4A) 76. Polip hidung ( 2 ) 77. Rhinitis vasomotor (4A) 78. Rhinitis medikamentosa (3A) 79. Hipertrofi adenoid (2)

80. Tonsilitis (akut & kronik) (4A) 81. Abses peritonsilar (3A) 82. Obstructive sleep apnea (OSA) (1) 83. Faringitis (4A) 84. Laringitis (4A) 85. Difteria (3B) 86. Parotitis (4A) 87. Angina ludwig (3A) 88. Trakeitis

(2)

89. Pseudo-croop (3A)

90. acute epiglotitis (3A)

91. benda asing trakea – bronkus (2) 92. fistula dan kista

brankial lateral dan medial (2) 93. Higroma kistik (2) 94. Akalasia ( 2 ) 95. Esofagitis refluks (3A) 96. Karsinoma laring ( 2 ) 97. Karsinoma nasofaring (2) 49. Inspeksi bentuk hidung dan lubang hidung (4A) 50. Penilaian obstruksi

hidung (4A) 51. Uji pembauan (4A) 52. Rinoskopi anterior

(4A)

53. Transluminasi sinus frontalis & maksila (4A) 54. Nasofaringoskopi (2) 55. Radiologi sinus (2) 56. Interpretasi radiologi sinus (3) 57. Tes pendengaran, pemeriksaan garpu tala (Weber, Rinne, Schwabach) (4A) 58. Tes pendengaran, tes

berbisik (4A) 59. Intepretasi hasil

Audiometri – tone & speech audiometry (3) 60. Pemeriksaan pendengaran pada anak-anak (4A) 61. Melakukan dan menginterpretasikan timpanometri (2) 62. Pemeriksaan vestibular (2) 63. Tes Ewing (2) 64. Penilaian pengecapan 65. (4A) 66. Manuver Politzer (2) 67. Manuver Valsalva (4A) 68. Pembersihan meatus auditorius eksternus dengan usapan (4A) 69. Pengambilan

serumen

menggunakan kait atau kuret (4A) 70. Pengambilan benda

asing di telinga (4A) 71. Parasentesis (2) 72. Insersi grommet tube

(1)

73. Inspeksi leher (4A) 74. Rhinoskopi posterior

(3)

75. Laringoskopi, indirek (2)

(10)

10

TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Tujuan Umum Pembelajaran:

o Aspek Pengetahuan:

Pada akhir pembelajaran mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang cukup tentang mekanisme dan pengenalan awal kelainan / penyakit pada sistem indra (khususnya Mata dan THT) dan aplikasi klinik dari disiplin ilmu

terkait sepertipatologi anatomi, mikrobiologi, parasit, radiologi, farmakologi dan farmasi.

Aspek keterampilan (Transferable skills)

Pada akhir pembelajaran modul ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikanketerampilan klinik yang berhubungan dengan pemeriksaan fisik sistem indra

Aspek perilaku profesional

Pada akhir pembelajaran modul ini, mempunyai kemampuan untuk melakukan komunikasi efektif, menggunakan sistem teknologi informasi, mawas diri dan mau belajar sepanjang hayat serta mempunyai etika, moral dan profesionalisme dalam praktek.

b. Tujuan Khusus Pembelajaran

Setelah perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan tentang:

1. Pokok Bahasan Ilmu Penyakit THT-KL

o Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai penyakit pada faring dan laring, menyebutkan etiologinya, mengenali gejala dan tandanya, mengetahui cara pengelolaan, terapi dan rujukan serta pencegahan komplikasinya.

o Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai penyakit pada telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam, menyebutkan etiologinya, mengenali gejala dan tandanya, mengetahui cara pengelolaan, terapi dan rujukan serta pencegahan komplikasinya. o Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai penyakit pada bronkus dan esofagus,

menyebutkan etiologinya, mengenali gejala dan tandanya, mengetahui cara pengelolaan, terapi dan rujukan serta pencegahan komplikasinya.

o Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai penyakit pada alergi dan imunologi THT, mengenali gejala dan tandanya, mengetahui cara pengelolaan, terapi dan rujukan serta pencegahan komplikasinya.

o Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai penyakit pada hidung, menyebutkan etiologinya, mengenali gejala dan tandanya, mengetahui cara pengelolaan, terapi dan rujukan serta pencegahan komplikasinya.

(11)

11

o Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai tumor jinak dan ganas di bidang THT, mengenali gejala dan tandanya, mengetahui cara pengelolaan, terapi dan rujukan serta pencegahan komplikasinya.

2. Pokok Bahasan Ilmu Kesehatan Mata

o Mahasiswa mampu menyebutkan penyakit yang termasuk penyakit mata luar, menyebutkan etiologinya, menjelaskan gejala dan tandanya, mengetahui pengelolaan dan evaluasi, mengetahui komplikasi serta merumuskan prognosisnya

o Mahasiswa mampu menyebutkan jenis trauma pada mata, menjelaskan akibat trauma tersebut pada mata, menjabarkan pengelolaannya serta merumuskan prognosisnya o Mahasiswa mampu menyebutkan definisi dan pembagian glaucoma, menjelaskan

patogenesis glaucoma, menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan masing-masing jenis glaucoma, menyebutkan faktor resiko glaucoma, serta mampu merumuskan prognosis glaucoma

o Mahasiswa mampu menyebutkan jenis refraksi anomali dan definisinya, melakukan penatalaksanaan terhadap refraksi anomali.

o Mahasiswa mampu menyebutkan anatomi lensa, menjelaskan, kelainan-kelainan yang dapat terjadi pada lensa khususnya yang berhubungan dengan katarak, menyebutkan pembagian katarak, menjelaskan gejala, tanda, penegakkan diagnosis, pengelolaan serta komplikasinya

o Mahasiswa mampu menyebutkan bagian-bagian uvea, letak dan fungsinya, menjelaskan penyakit/kelainan akibat peradangan jaringan uvea, gejala, tanda,pengelolaan, komplikasi dan prognosisnya.

o Mahasiswa mampu menyebutkan otot-otot penggerak bola mata, letak / kedudukannya, fungsi dan inervasinya, menyebutkan kelainan-kelainan akibat ketidak seimbangan kerja otot, menjelaskan penyebab kelainan tersebut dan menentukan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola kelainan tersebut.

o Mahasiswa mampu menyebutkan tumor jinak dan tumor ganas mata / orbita dan menjelaskan cara pengelolaan serta merumuskan prognosisnya.

o Mahasiswa mampu menyebutkan kelainan-kelainan retina sebagai komplikasi penyakit sistemik tertentu, menjelaskan gejala, tanda-tandanya, dan pengelolaannya serta merumuskan prognosisnya.

o Mahasiswa mampu menyebutkan penyakit-penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan kebutaan, menjabarkan patogenesis terjadinya kebutaan, serta menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kebutaan.

3. Pokok Bahasan Patologi Anatomi

(12)

12

secara umum penyakit-penyakit pada Palpebra dan Konjungtiva

o Mahasiswa mampu menjelaskan aspek patologis biomedik serta gambaran seluler secara umum penyakit-penyakit pada kornea dan segmen anterior

o Mahasiswa mampu menjelaskan aspek patologis biomedik serta gambaran seluler secara umum penyakit-penyakit pada uvea, vitreous dan retina

o Mahasiswa mampu menjelaskan aspek patologis biomedik serta gambaran seluler secara umum penyakit-penyakit pada telinga

o Mahasiswa mampu menjelaskan aspek patologis biomedik serta gambaran seluler secara umum penyakit-penyakit pada rongga hidung

o Mahasiswa mampu menjelaskan aspek patologis biomedik serta gambaran seluler secara umum penyakit-penyakit pada nasofaring

4. Pokok Bahasan Mikrobiologi

o Mahasiswa dapat menjelaskan patogenesis dan imunologi pada infeksi mata o Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi pada infeksi mata

o Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan mikrobiologi pada infeksi mata o Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip terapi infeksi mata

o Mahasiswa dapat menjelaskan patogenesis dan imunologi pada infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan

o Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi pada infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan o Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan mikrobiologi pada infeksi telinga,

hidung, dan tenggorokan

o Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip terapi infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan

5. Pokok Bahasan Parasit

o Mahasiswa mampu menjelaskan protozoa penyebab kelainan Mata. o Mahasiswa mampu menjelaskan helminth penyebab kelainan Mata. o Mahasiswa mampu menjelaskan myasis penyebab kelainan Mata. o Mahasiswa mampu menjelaskan myasis penyebab kelainanTHT o Mahasiswa mampu menjelaskan lintah penyebab kelainanTHT

6. Pokok Bahasan Radiologi

o Mahasiswa mampu mengetahui gambaran radiologi kelainan pada faring dan laring

o Mahasiswa mampu megetahui gambaran radiologi berbagai penyakit pada telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam .

(13)

13

o Mahasiswa mampu mengetahui gambaran radiologi kelainan pada bronkus dan esofagus.

o Mahasiswa mampu mendesripsikan radiologi pada trauma mata dan hidung. o Mahasiswa mampu mengetahui gambaran radiologi berbagai tumor jinak dan

ganas di bidang THT dan mata.

o Mahasiswa mampu megetahui gambaran radiologi berbagai penyekit infekri pada bidang THT dan mata.

o Mahasiswa mampu megetahui gambaran radiologi kelainan akibat trauma pada bidang THT dan mata.

7. Pokok Bahasan Farmakologi

o Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Farmakologi Obat Anestesi Lokal, al :

 farmakokinetik dan farmakodinamik serta faktor-faktor mempengaruhinya

 bentuk sediaan & karakteristik obat

 cara monitoring efek samping obat

o Mahasiswa mampu menjelaskan tentangFarmakologi Obat pada Glaukoma, al:

 farmakokinetik dan farmakodinamik serta faktor-faktor mempengaruhinya

 bentuk sediaan & karakteristik obat

 cara monitoring efek samping obat

 monoterapi vs kombinasi obat pada Glaukoma

o Mahasiswa mampu menjelaskan tentangFarmakologi Obat anti-emetik & mabuk perjalanan, al :

 farmakokinetik dan farmakodinamik serta faktor-faktor mempengaruhinya

 bentuk sediaan & karakteristik obat

 cara monitoring efek samping obat

o Mahasiswa mampu menjelaskan tentangFarmakologi Obat untuk vertigo & sindroma Meniere, al:

 farmakokinetik dan farmakodinamik serta faktor-faktor mempengaruhinya

 bentuk sediaan & karakteristik obat

 cara monitoring efek samping obat

o Mahasiswa mampu menjelaskan tentang obat berpengaruh pada indera, al:

 Perubahan fungsi indera penghidu akibat obat

 Perubahan fungsi indera pendengaran akibat obat

 Perubahan fungsi indera pengecap akibat obat

8. Pokok Bahasan Farmasi

(14)

14

THT.

o Mahasiswa mampu menentukan bentuk sediaan obat (BSO) sesuai kebutuhan pasien khususnya BSO untuk penyakit mata dan penyakit THT.

o Mahasiswa mampu menentukan dosis obat terpilih untuk penyakit mata dan penyakit THT.

o Mahasiswa mampu menentukan cara penggunaan dan waktu yang tepat khususnya obat penyakit mata dan penyakit THT.

o Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara menulis reep yang baik, benar dan rasional berdasarkan kaidah yang berlaku dalam penulisan resep.

o Mahasiswa mampu menjelaskan khasiat, efek samping yang kemungkinan terjadi pada penggunaan khususnya obat penyakit mata dan penyakit THT .

o Mahasiswa mampu memberikan edukasi kepada pasien tentang cara penggunaan obat penyakit mata dan penyakit THT.

(15)

15

SILABUS PEMBELAJARAN

1. Silabus THT-KL

a. Faringo-laringologi : hipertrofi adenoid, tonsilitis akut dan kronis, faringitis akut dan kronis, abses peritonsiler, parotitis supuratif, angina ludwig, Obstructive sleep apnea

(OSA), laringitis, difteria, aspirasi trakea, benda asing trakea, trakeistis.

b. Otologi : inflamasi aurikula, herpes zoster otikus, fistula preaurikula, benda asing telinga, serumen, trauma telinga, otitis eksterna, otitis media (akut, supuratif kronis, efusi), mastoiditis, abses bezold, kolesteatoma, perforasi membran timpani, miringitis bulosa. c. Neurootologi : hearing loss (conductive, sensorineural, congenital, noise induced, trauma

akustik, presbikusis), gangguan keseimbangan (Meniere, BPPV, Labirintitis, Motion sickness, Bell’s palsy)

d. Bronkoesofagologi : benda asing esofagus, benda asing bronkus, LPR, akalasia, esofageal atresia, kistik higroma, kista brakialis

e. Alergi-Imunologi : Rinitis alergi, rinitis vasomotor, rinitis medikamentosa, Polip hidung f. Rinologi : rhinosinusitis (akut, kronik, komplikasi), kelainan kongenital (atresia koana),

rinitis (akut, kronis) epistaksis, rinitis ozaena, septum deviasi, benda asing hidung

g. Onkologi : tumor jinak dan tumor ganas pada tht, karsinoma nasofaring, karsinoma laring, karsinoma sinonasal

2. Silabus Mata

a. Infeksi dan imunologi: blefaritis, konjungtivitis, keratitis, skelritis, episkeritis, dry eye, keratokonjungtivitis, hordeolum, chalazion, iridosiklitis, chorioretinitis, dakrioadenitis, dakriosistitis, dakriostenoisis, hipopion, endoftalmitis, pterigium

b. Glaucoma : glaucoma sudut tertutup, glaucoma sudut terbuka, glaucoma sekunder

c. Lensa dan refraksi: myopia, hipermetropia, astigmatisma, presbyopia, anisometropia dewasa

d. Tumor

e. Trauma: subconjunctival hemorrhage, benda asing di kornea, laserasi kelopak ata, laserasi duktus lakrimal, luka bakar kornea, hifema

f. Retina dan vitreus: retinopati hipertensi, retinopati diabetika, ablasio retina, perdarahan retina, oklusi pembuluh darah retina, perdarahan vitreus

g. Neuro-oftalmologi: papiloedema, optic atrophy, optic neuropathy, optic neuritis, scotoma, hemianopia bitemporal, homonin, gangguan lapang pandang

(16)

16

3. Silabus Patologi Anatomi

a. Patologi Mata (Tatap muka 1 jam) : - Histologi normal mata

- Patologi palpebra dan konjungtiva : pinguecula, pterygium, neoplasma - Patologi kornea : keratitis, ulkus kornea, keratokonus.

- Patologi Segmen Anterior : Katarak, glaukoma, endoftalmitis, panoftalmitis

- Patologi uvea, vitreous dan retina : uveitis, retinal detachment, retinal vascular disease, retinitis, neoplasma, optic nerve damage, papilledema.

b. Patologi Telinga (Tatap muka 1 jam) : - Histologi normal telinga

- Penyakit non neoplastic pada telinga luar dan telinga tengah - Penyakit non neoplastic pada telinga luar dan telinga dalam - Neoplasma pada telinga

c. Patologi Hidung dan sinus paranasal (Tatap muka 1 jam) : - Histologi normal hidung dan sinus paranasal

- Penyakit inflamasi pada hidung dan sinus paranasal - Neoplasma pada hidung dan sinus paranasal d. Patologi Nasofaring (Tatap muka 1 jam) :

- Histologi normal nasofaring - Penyakit inflamasi pada nasofaring - Neoplasma pada nasofaring

4. Silabus Mikrobiologi a. Infeksi Mata:

- Bakteri penyebab infeksi mata:Neisseria gonorrhoeae, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Chlamydia trachomatis, Pseudomonas sp., dll

- Jamur penyebab infeksi mata:jamur oportunistik (Fusarium sp., Aspergillus sp.,

dll)

- Virus penyebab infeksi mata: Adenovirus, Herpes simplex-Type 1, Enterovirus, dll

b. Infeksi Telinga:

- Bakteri penyebab infeksi telinga:Streptococcus pneumonia,Streptococcus pyogenes, Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa

- Jamur penyebab infeksi telinga:jamur oportunistik

- Virus penyebab infeksi telinga: Parainfluenza virus, Rhinovirus, dll c. Infeksi Hidung:

- Bakteri penyebab infeksi hidung:Pseudomonas aeruginosa - Jamur penyebab infeksi hidung: jamur oportunistik

- Virus penyebab infeksi hidung:Parainfluenza virus, Rhinovirus, dll d. Infeksi Tenggorokan:

(17)

17

- Bakteri penyebab infeksi tenggorokan:Streptococcus pyogenes, Haemophilus influenzae, Corynebacterium diphteriae

- Jamur penyebab infeksi tenggorokan:Candida sp.

- Virus penyebab infeksi tenggorokan:Parainfluenza virus, dll

5. Silabus Parasit

o Protozoa penyebab kelainan Mata

Hospes definitif, hospes aksidental, Morfologi, Siklus hidup, Cara penularan, kelainan di organ mata (Korioretinitis), terapidari Toxoplasma gondii

o Helminth penyebab kelainan Mata

Hospes definitif, hospes aksidental, kelainan di organ mata (konjungtivitis), terapidari cacing Thelazia californiensis; Loa-loa; Ascaris lumbricoides; Trichinella spiralis; Schistosoma haematobium; Taenia solium

o Arthropoda penyebab kelainan organ mata (konjungtivitis)

Hospes definitif, hospes aksidental, kelainan di organ mata, terapidari Pthirus pubis

o Myasis penyebab kelainan Mata (Ophlatmomyasis)

Hospes definitif, hospes aksidental, kelainan di organ mata, terapidari Musca domestica – lalat rumah, Fannia – lalat jamban, dan Oestrus ovis- lalat domba

o Myasis penyebab kelainanTHT

Hospes definitif, hospes aksidental, kelainan di organ THT, terapi

o Lintah penyebab kelainanTHT

Hospes definitif, hospes aksidental, kelainan di organ THT, terapi

6. Silabus Radiologi

o Infeksi : rhintits ,sinusitis,ethmoiditis, mastoiditis, kolestetoma. o Trauma

o Onkologi (tumor jinak dan tumor ganas pada tht dan mata): Periorbital selulitis, retinoblastoma, pseudo-tumor, higroma kistik, karsinoma nasofaring, karsinoma laring, karsinoma sinonasal.

o Kopus alineum o Hipertrofi adenoid o Abses bezold o Abses peritonsilar o Polip 7. Silabus Farmakologi 8. Silabus Farmasi

o Cara menulis resep secara baik, benar dan rasional obat-obat untuk penyakit mata dan THT, lebih difokuskan khususnya obat untuk penyakit mata dan THT

o Memilihkan bentuk sediaan obat (BSO) sesuai kebutuhan pasien untuk penyakit mata dan THT;

o Cara menentukan dosisnya, menentukan cara penggunaan dan waktu penggunaan yang tepat.

o Menjelaskan khasiat obat dan efek samping yang kemungkinan terjadi pada penggunaan obat yang dipilih

(18)

18

o Memberikan edukasi kepada pasien tentang penggunaan obat yang dipilih untuk penyakit mata dan THT.

(19)

19

DAFTAR MATERI BBDM

1. MATA MERAH TANPA PENURUNAN PENGLIHATAN

Seorang anak 10 tahun datang diantar ibunya ke poliklinik dengan keluhan kedua matanya merah. Tiga hari yang lalu mata kanan tiba-tiba menjadi merah, berair, dan terasa mengganjal, kemudian 1 hari yang lalu disusul mata kiri dengan keluhan yang sama. Hari ini keluhan dirasa bertambah berat dan disertai kelopak mata yang bengkak dan sulit membuka mata. Penglihatan tidak kabur, keluar kotoran mata sedikit, lebih dikeluhkan mata berairnya.

Kata kunci: kedua mata merah, berair, penglihatan tidak kabur

2. MATA MERAH DENGAN CEKOT-CEKOT

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan mata kanan cekot-cekot. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, keluhan disertai mata merah, penglihatan turun dan silau, nyeri kepala dan mual. Keluhan dirasakan makin lama makin memberat. Pasien pernah mengalami hal serupa kurang lebih 6 bulan yang lalu tetapi bisa sembuh sendiri.

Kata kunci: mata cekot-cekot, mata merah, penglihatan turun

3. KASUS PILEK BERBAU

Seorang mahasiswa 19 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pilek berbau sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan disertai hidung tersumbat bergantian, terutama hidung kanan dan terasa penuh dipangkal hidung, disertai bersin-bersin saat bangun tidur. Penderita mengeluhkan sakit serupa kambuh-kambuhan selama 1 tahun terakhir sejak kuliah. Dari pemeriksaan didapatkan konka udem kanan dan kiri, discharge mukopurulen kanan dan kiri, serta septum deviasi ke kanan.

Kata kunci : pilek berbau, hidung tersumbat, bersin, konka udem, discharge mukopurulen, septum deviasi

4. NYERI TELAN DAN SESAK

Seorang anak perempuan usia 6 tahun dibawa oleh orangtuanya ke UGD dengan nyeri telan hebat disertai demam tinggi, stridor inspirasi yang keras, distress nafas yang berat, muffled voice, drooling. Tidak ada batuk dan suara parau. Pemeriksaan foto polos servikal

menunjukkan gambaran thumb print sign.

Kata kunci : nyeri telan hebat, stridor inspirasi, distress nafas, muffled voice, drooling, thumb print sign.

(20)

20

SISTEM PENILAIAN

Syarat Ujian Modul 5.2 :

 Kehadiran minimal Kuliah : 75 %

 Kehadiran minimal BBDM : 75 %

 Kehadiran kuliah pakar : 100%

 Jika tidak memenuhi syarat ujian modul mendapatkan nilai Tidak Lengkap (TL)

Sistem Ujian :

Keterangan :

1. UP I (40%) + UP II (40%)+ BBDM (20%).

2. UAM (80%) + BBDM (20%) atau nilai terbaik sebelumnya.

3. Ujian Remedial (80%) + BBDM (20%) atau nilai terbaik sebelumnya.

UP I : Ujian Paruh I, bahan ujian = kuliah sebelum UP I (minggu ke-3)

UP II : Ujian Paruh II, bahan ujian = kuliah sesudah UP I (minggu ke-6)

UAM : Ujian Akhir Modul, Bahan ujian = UP I + UP II (minggu ke-7)

Remidial : Bahan ujian = UP I + UP II (minggu ke-22)

BBDM UP I UP II Nilai A1 LOLOS Nilai B,C,D,E Nilai Maksimal A2 Nilai Tidak

Lengkap (TL) Mengulang Modul 5.2

UAM Nilai C,D,E Ujian Remidial (mg ke 22) Nilai Maksimal A3 Nilai E Mengulang Modul 5.2

(21)

21

Komponen Penilaian Bobot

UjianParuh I 40%

Ujian Paruh II 40%

BBDM 20%

- Apabila mahasiwa tidak memehuni syarat ujian maka mendapat nilai TL = Tidak Lengkap dan harus mengulang Modul 5.2 pada periode berikutnya.

- Semua mahasiswa yang telah memenuhi syarat ujian wajib UP I dan II.

- Apabila nilai dari UP I + UP II + BBDM = A, mahasiswa tidak perlu mengikuti UAM (Lolos). Nilai B, C, D, dan E wajib mengikuti UAM dengan nilai maksimal A.

- Nilai UAM akan dibandingkan dengan nilai sebelumnya, dan akan dipilih nilai terbaik untuk hasil akhir nilai Modul.

- Bagi mahasiswa dengan nilai akhir modul C, D dan E dapat mengikuti ujian remedial pada akhir semester ( pada minggu ke 22) dengan nilai maksimal A.

- Mahasiwa yang sudah menempuh modul 5.2 sebelumnya dapat mengikuti ujian remidial pada minggu ke 22 adalah yang memiliki nilai akhir modul B, C, D dan E. Sedangkan bagi yang memiliki nilai TL harus mengulang modul 5.2 secara penuh.

Hasil Penilaian: Nilai Nilai rata-rata Score (Cek List) Huruf IP 76 ≥ 3,5 - 4 A 4 70 – 75 2,5 - <3,5 B 3 60 – 69 1,5 - <2,5 C 2 50 – 59 0,5 – < 1,5 D 1 < 50 < 0,5 E* 0 Tidak memenuhi syarat ujian TL *

*: Nilai E dan TL mengulang Modul

Lulus Modul : Nilai A ; B; C Tidak lulus Modul : Nilai D dan E Mengulang Modul : Nilai E, TL

(22)

22

DAFTAR DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

No Nama Kode Bagian No. Telp.

1. Prof. DR. dr. Winarto, SpMK, Sp.M(K) WIN Mata 0816666682 2. DR. dr. Fifin Luthfia Rahmi, MS, SpM(K) FIN Mata 08122938178 3. dr. Arief Wildan, SpM(K) AW Mata 083838739794 4. dr. Maharani, SpM(K) MR Mata 08122800061 5. dr. Paramastri Arintawati, SpM RA Mata 081390777790 6. dr. Trilaksana Nugroho, MKes, SpM TL Mata 0811296047 7. dr. Riski Prihatningtias, SpM RI Mata 081325717568 8. dr. Suwido Magnadi, SpM(K) SWD Mata 0811296951 9. dr. Sri Inakawati, MSiMed, SpM(K) INA Mata 08122870832 10. dr. Fatimah Dyah NA, MARS, SpM FET Mata 0811275715 11. dr. A. Kentar Arimadyo, SpM AK Mata 08562789689 12. dr. Liana Ekowati, MSiMed, SpM LN Mata 08562693355 13. dr. Dina Novita, SpM DN Mata 08122896553 14. dr. Afrisal Hari Kurniawan, SpM(K) AL Mata 08122862025 15. dr. Wisnu Sadasih, SpM WIS Mata 081931931458 16. Prof. DR. dr.Suprihati, MSc, Sp.THT-KL (K) SPR THT 0818458115 17. dr. Riece Hariyati, Sp THT-KL(K), MSi Med RCE THT 0811279024 18. dr. Dwi Antono, Sp THT-KL (K) DWI THT 0818297938 19. dr. Pujo Widodo, Sp THT-KL PJO THT 08122818926 20. dr. Muyassaroh, Sp THT-KL (K), MSi Med MYS THT 08122902490 21. dr. Farokah, Sp THT-KL, MSi Med FAR THT 081325272573 22. dr. Willy Yusmawan, Sp THT-KL, MSi Med WLY THT 08122871312 23. dr. Zulfikar Naftali, Sp TH-KL, MSi Med ZUL THT 08122884045 24. dr. Anna Mailasari KD, Sp. THT-KL,MSiMed ANA THT 08122816403,

08886401614 25. dr. Rery Budiarti Sp. THT-KL, MSi Med RRY THT 08122934443,

08886401611 26. dr. Dian Ayu Ruspita Sp. THT-KL, MSi Med AYU THT 08122818404,

08886401615 27. dr. Dina Suryaningrum Sp.THT-KL, MSi Med DNA THT 085225749626,

08882471878 28. dr. Yanuar Iman Santosa, Sp.THT –KL YNR THT 08122544052 29. dr. Kanti Yunika, Sp.THT-KL KNT THT 081325561101 30. dr. Dwi Marliyawati Sp. THT-KL, MSi Med LYA THT 082175257740 31. dr. Hesti Dyah Palupi, Sp. THT-KL HST THT 081585858960,

(23)

23

32. dr. Nur Iman Nugroho Sp. THT-KL IMN THT 085866633383, 08886590849 33. DR.dr.Awal Prasetyo, MKes, SpTHT-KL PA 08122810954 34. dr. Hermawan Istiadi, MSiMed PA 085740148700 35. DR.Dra. Endang Sri Sunarsih, MKes. Apt Farmasi 08122805430 36. DR. Dra. Henna Rya, M.ES. Apt Farmasi

37. dr. Noor Wijayahadi, PhD Farmako 081575002127 38. dr. Budi Surastri, MSi.Med Farmako

39. dr. Astika Widi Utomo, MSc Farmako

40. dr. Sukma Imawati, SpRad Radiologi 081579022428 41. dr. Yurida Binta Meutia, SpRad Radiologi 08112736367 42. Prof. dr. Edi Darmana, PhD Parasit

43. dr. Sri Hendratno, SpPar(K),DAP&E Parasit

44. dr. Sudaryanto, MpDKed Parasit 088215100266 45. DR. dr. Kis Djamiatun Parasit 081390351351 46. Prof. DR. dr. Hendro Wahyono, DMM,

MScTrop, SpMK(K)

Mikrobiologi 47. Prof. DR. dr. Tri Nur Kristina, DMM, M.Kes Mikrobiologi 48. dr. Purnomo Hadi, MSi. Sp.MK Mikrobiologi 49. dr. Helmia Farida, Sp.A, MKes, PhD Mikrobiologi 50. dr. Endang Sri Lestari, PhD Mikrobiologi

(24)

24

DAFTAR TUTOR BBDM

No Nama Tutor No HP 1. dr. Maharani, SpM(K) 08122800061 2. dr. Paramastri Arintawati, SpM 081390777790 3. dr. Riski Prihatningtias, SpM 081325717568 4. dr. Willy Yusmawan, Sp THT-KL, MSi Med 08122871312 5. dr. Zulfikar Naftali, Sp TH-KL, MSi Med 08122884045

6. dr. Anna Mailasari KD, Sp. THT-KL,MSiMed 08122816403, 08886401614 7. dr. Dina Suryaningrum Sp.THT-KL, MSi Med 085225749626,08882471878 8. dr. Yanuar Iman Santosa, Sp.THT –KL 08122544052

9. dr. Kanti Yunika, Sp.THT-KL 081325561101 10. dr. Dwi Marliyawati Sp. THT-KL, MSi Med 082175257740

11. dr. Hesti Dyah Palupi, Sp. THT-KL 081585858960, 08888341034 12. dr. Nur Iman Nugroho Sp. THT-KL 085866633383, 08886590849 13. DR.dr.Awal Prasetyo, MKes, SpTHT-KL

14. dr. Ika Pawitra Miranti, MKes, SpPA 15. dr. Udadi Sadhana, MKes, SpPA

16. dr. Sukma Imawati, SpRad 08157902428 17. dr. Farah Hendara, SpRad

18. dr. Yurida Binta Meutia, SpRad

19. dr. Lydia Kuntjoro, SpRad 08122910955 20. dr. Sudaryanto, MpDKed 088215100266 21. DR. dr. Kisdjamiatun 081390351351 22. dr. Purnomo Hadi, MSi, SpMK

23. dr. Helmia Farida, SpA, MKes, PhD 24. dr. Endang Sri Lestari, PhD

25. dr. Vincentia Rizke C, MSi.Med, SpMK 26. dr. Rebriarina Hapsari, MSc, Sp.MK 27. dr. Arinta Puspitawati, SpS 28. dr. Buwono Puruhito, SpKK 29. dr. Widyawati, SpKK 30. dr. Ika Vemilia W, SpPD 31. dr. Erna, SpFKR 32. dr. Ariosta, SpPK 33. dr. Sigid Kirana, SpKF

34. dr. Tun Paksi S, MSi.Med, SpA 35. dr. M. Anam, MSi.Med, SpA

(25)

25

36. dr. Galuh Hardaningsih, MSi.Med, SpA 37. dr. Farid, MSi.Med, SpA

38. dr. Adhi Nur Radityo, MSi.Med, SpA 39. dr. Sigit, SpB

40. dr. Agung Aji, SpBA 41. dr. Satrio, SpAn 42. dr. Suharto, MKes

(26)

26

DAFTAR TENAGA ADMINISTRASI

No Nama Admin No HP

(27)

27

JADWAL PEMBELAJARAN

(28)

28

DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kesehatan Mata

- Whitcher JP, Riordan-Eva P. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. 17th edition. USA: Mc Graw Hill Lange. 2008

- Sidarta I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan IV. Jakarta: Balai penerbit FK UI. 2008

- Fundamentals and Principles of Ophthalmology. Basic and clinical science course section 2. USA: American Academy of Ophthalmology. 2014

- Ehler JP, Shah CP. Te Wills Eye Manual Office and Emergeny Room Diagnosis and Treatment of Eye

Diseases. 5th edition. Philadelpia: Lippincott Williams and Wilkns. 2008 THT:

- Buku Ajar ThT FK UI

- Fokkens W, Lund V, Mullol J, Bachert C,editors, Chapter classification and definition of rhinosinusitis. European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps;2012:Rhinology.

- Sutjipto D, Wardhani RS, editors. Guidline penyakit THT-KL di Indonesia dalam Perhimpunan dokter

spesialis THT-KL Indonesia. Jakarta; Bristol Meyer Squibb. Indonesia; 2007:h 65.

- Johnson JT, Rosen CA editors. Bailey’s Head and neck surgery – Otolaryngology. 5th ed. 2014

- Probst R, Grevers G, Iro H. basic otorhinolaryngology: a step-by-step learning guide. 2nd ed. New York:

Thieme; 2006.p.354-6.

- Yates PD. Stridor in children. In: Lalwani AK. Current diagnosis and treatment in otolaryngology head & neck surgery, 2nd ed. The McGraw-Hill companies;2012. P.490-1.

- Lee KJ, Chan Y, Das S. KJ Lee’s essential otolaryngology head and neck surgery. 10th ed. United states:

The McGraw-Hill Companies, Inc.;2012.p 544-7. Patologi Anatomi

- Kumar, Abbas, Aster 2014. Pathologic Basis of Disease 9th Ed. Elsevier Saunders, Canada.

- Underwood JCE, Cross SS 2009. General and Systemic Pathology 5th Ed. Churchill Livingstone, China.

- Michael L, 1990. Atlas of Ear, Nose and Throat Pathology. Kluwer Academic Publisher, London.

- Barnes L, Chiosea SI, Seethala RR, 2011. Head and Neck Pathology. Demos Medical, New York - Yanoff M, Sassani JW, 2015. Ocular Pathology 7th Ed. Elsevier Saunders. China

- Cumming TJ, 2013. Ophtalmic Pathology. Springer, New York Farmakologi :

- Katzung,BG. Basic & Clinical Pharmacology 10th Ed. McGraw Hill. 2010.

- Atkinson AJ. Principles of Clinical Pharmacology. 2nded; 2007. - Olson J. 2014. Clinical Pharmacology Made Ridiculously Simple.

Farmasi

- Crowley JJ, Cusack BJ, Vestal RE.,1990., The Elderly. Dalam RL Williams, DC Brater, J Mordenti (eds)

Rational Therapeutics : A Clinical Pharmacologic Guide for the Health Professional, Marcel Dekker, Inc., New York.

- Katzung,B.G, Farmakologi dasar dan klinik edisi 10, Jakarta. Penerbit : EGC, 2010.

- WHO, 1998 Pedoman Penulisan Resep, diterjemahkan oleh dr.Zunilda S.Bustami, MS, Bandung : Penerbit

ITB. Mikrobiologi

- Talaro K, Talaro A, Foundations in microbiology. 4-th ed. MacGraw-Hill. Boston. 2002.

- Murray PR, Baron EJ, Jorgensen JH, et.all. Manual of clinical microbioloy. 10th. ed. ASM Press.

Washington DC. 2011

- Koneman EW, Allen SD, Dowell VR, et. all. Color atlas and textbook of microbiology. 6th ed. Lippincott

Williams and Wilkins. Pennsylvania. 2006.

- Mandell, GL., Bennett JE., Dolin R., Mandell, Douglas, and Bennett’s:Principle and practice of infectious

disesases. 7th. ed. Churchill Livingstone. 2012.

Referensi

Dokumen terkait