PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PELUANG USAHA KREATIF DI DESA TITIK KECAMATAN SEKARAN
KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Dewi Stia Wijayanti B02212014
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
LEMBAR
PERSETUJUAN
SKRIPSI
Yang benanda tangan di bawah ini:
Nama
: Dr. H. Abd. Halim,M.Ag
NIP
: 19630725199103100
Menyatakan bahwa
judul
skripsi *PENDAMPINGAN MASYARAKAT
DALAM
MENCIPTAKAN PELUANG
USAHA KREATIF
DI
DESATITIK KECAMATAN
SEKARANKABUPATEN LAMONGAN''
Oleh:
Nama
: Dewi Stia WijayantiNIM
:802212014Telah dikonsultasikan dan siap diujikan.
Surabaya,2 Agustus 2016
Dosen Pembimbing
Nama
: Dewi Stia WijayantiNIM
:B,02212014FakultasiProdi
:
Dakwah
dan
Komunikasi/Pengembangan MasyarakatIslam
rudurskripsi,T:Tffi
TiT::]
Tr
T::ffr
::ffi:
Kabupaten Lamongan
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi
ini
secara keseluruhan adalahhasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.Surabaya,2 Agustus 2016
Saya yang menyatakan,
@
T]MYERSITAS
ISLAM
KEMENTERIAN
NEGERI
SUNAI{
AGAMA
AMPEL
SURABAYA
PERPUSTAKAAN
JI. Jend- A- Yani
il7
surabaya 6an7 Terp.03l-843 r972Rax.03r-8413300 E-Mail: perpus@uinsby.ac.idLEMBAR PERNYATAAN PERSETUruAN
PUBLIKASI
KARYA ILMIAH
TINTUK KEPENTINGANAKADEMIS
Sebagai sivitas akademika
UIN
Sunan Ampel Surabay4 yang bertandatangandi
bawahini,
saya:Nama
NIM
Fakultas/Jurusan
E-mail address
yang berjudul :
Oru
Sli*
uJ(tatqan
*B;;
;;:;
t)ii,
i::i-
"-o
\'-
-r;
P-:ry-p""gembang$
ihnu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada perpustakaan!!t{
sunan Ampel surabaya Hak BebasRoyalti
irlon-Eksklusif atast*yuir,"iuu
,
HHn1.*.,.
=
Tesis
El
Desertasi
r:
Lain_lain(...:...:...)
V-s*d*mg:tg*r
M *.Fs*:rr..*9
dilsr
M:*xprs"!:*n
pA*:*g
!,lx*/,*
K:e*:tg
&
)s"r
Tr.tk.t,ey*!-*t
*?*%.%
KoL*ffi,; l:,;;;;r"
Beserta perangkat
ryng
drperlukan(bila
ada). DenganHak Bebas
Royalti Non-Ekslusifini
PerpustakaanUIN sunan
Ampels*ruuyu
urtrt*;";tid*,
mengalih-media
/
fornat-kan,mengelolanya
dalam bentuk
pangkllq
data
roataoLel,
mindistribusikannyq
dan menampilkan
/
mempublikasikannyadi
Intemet utuu
*"olu
r"i" iii*
fau"*t
untuk kepentingan akademis tanpa perlu memintarjil
d.ri ;;t";elama
t"tup;;;uirtu.t*
nama saya sebagai penulis / pencipta dan atau
pr.,obit yang
t"rsangkutan.saya bersedia unhrk meftmggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak perpustakaan
uIN
sunanAmpel
surabay4 segalau"otut
tuntutan hul<irm yangtimbul atas pelanggamn
Hak Cipta dalam karya ikniah saya ini.Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Surabay4
ea
/gusLuE aot(
PenulisABSTRAK
Dewi Stia Wijayanti (B02212014), Pendampingan Masyarakat dalam Menciptakan Peluang Usaha Kreatif di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan
Pertanian sebagai komoditas yang mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat. Selain sebagai kebutuhan pangan, sektor pertanian juga sebagai penghasilan pendapatan. Dalam penelitian ini, peneliti mendalami problem yang dialami oleh masyarakat dalam lingkup kerentanan ekonomi di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengurangi kerentanan dengan memberikan jalan alternatif yang tepat.
Riset pendampingan dengan metodeParticipatory Action Research (PAR) berupaya menggali problem-problem yang ada dalam masyarakat. Peran serta masyarakat secara partisipatif dilakukan dalam membentuk kesadaran kritis untuk memperoleh perubahan yang lebih baik. Kerentanan ekonomi masyarakat yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, ketergantungan masyarakat terhadap hasil pertanian. Kedua, pemerintah desa belum memiliki alternatif sumber ekonomi lain. Ketiga, pengangguran saat musim kemarau.
Dari ketiga faktor yang melatar belakangi kerentanan ekonomi tersebut maka dimunculkan sebuah aksi nyata sebagai upaya penyelesaian masalah. Aksi nyata sebagai solusi permasalahan dihimpun melalui gagasan-gagasan yang berasal dari masyarakat. Gagasan tersebut berawal dari analisis masalah yang selanjutnya difokuskan pada masalah utama yang mendesak dan harus segera diselesaikan. Selanjutnya merencanakan aksi yang tepat hingga akhirnya melaksanakan perencanaan aksi untuk perubahan. Pembentukan usaha bersama sebagai solusi alternatif yang dilakukan untuk menguarangi kerentanan ekonomi masyarakat. Selain itu sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
ix
ABSTRACT
Dewi Stia Wijayanti (B02212014), Society empowerment in creating opportunity effort creative at Titik village, Lamongan
An agriculture is become a basic commodity, which is to fulfill the human need, particularly on food. Furthermore, the agriculture sector is not only as food needs, but also as human income. In this research, the researcher focused on the problems of economy delution at the resident of Titik village, Lamongan, East Java. Henceforth, the aim of this research is to diminish the economy delution through giving the best alternative way.
Besides that, under using Participatory Action Research (PAR) method, the researcher tried to gain the problems occurred in the people of Titik and they have to involve as participative creating the critic awareness for a better change. The economy delution is caused by some factors. First, the people affectively tended to depend on agricultural or farm produce. Second, the village government did not have the alternative economic resources. Third, there was much chronic unemployment on dry season.
Based on the three factors, the researcher created the safe side as problem solutions efforts at the initiative of the people of Titik. Those ideas were first created from problems analysis that will be focused on the main problems and it should be finished immediately. The next step was planning the compatible action, so that the result it can be done totally tune with the planning action for changing. In other words, the formation of gathering action is as the alternative solution to diminish the economy delution at the resident of Titik village and as the way to increase the quality of human resources.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN PENGUJI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR BAGAN ... xvi
BAB I: PENDAHULUAN A. Situasi problematik... 1
B. Fokus Pendampingan... 5
C. Tujuan Pendampingan ... 5
D. Manfaat Pendampingan ... 6
E. Strategi Pendampingan ... 7
F. Definisi Konsep ... 8
G. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12
xii BAB II: KAJIAN TEORITIK
A. Pola Pemberdayaan... 17
B. Kreativitas Menjadi Peluang Ekonomi ... 20
BAB III: METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN A. Pendekatan Pendampingan Untuk Pemberdayaan ... 33
B. Prinsip-PrinsipParticipatory Action Reseach(PAR) ... 34
C. Langkah-Langkah PAR Dalam Melakukan Pendampingan ... 38
BAB IV: MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik ... 42
B. Kondisi Ekonomi Desa Titik... 44
C. Kondisi Pendidikan Desa Titik ... 45
D. Kondisi Kesehatan Desa Titik... 47
E. Kondisi Agama, Sosial dan Budaya Desa Titik ... 48
BAB V: MENGURAI PROBLEM MASYARAKAT DESA A. Potret Masyarakat Petani ... 53
B. Minimnya Peluang Kerja di Desa ... 57
BAB VI: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN A. Inkulturasi, Diskusi, dan Pengorganisasian ... 68
B. Menggali Akar Masalah Kerentanan Ekonomi... 71
C. Perencanaan Tindakan Sesuai dengan Permasalahan Masyarakat. 74 D. Ekonomi Kreatif sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat ... 80
1. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama ... 81
2. Membangun Jaringan Untuk Memperluas Pemasaran ... 86
3. Pelatihan Usaha dalam Meningkatkan Skill Masyarakat... 87
BAB VII: REFLEKSI TEORITIS
A. Refleksi Teoritis: Penguatan Ekonomi Masyarakat ... 92
B. Refleksi Empiris: “Kartini Jaya” untuk Masyarakat... 97 BAB VIII: PENUTUP
A. Kesimpulan ... 104
B. Saran ... 105
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Desa Titik... 43
Gambar 4.2 SDN Titik ... 47
Gambar 4.3 Puskesmas Desa Titik ... 48
Gambar 4.4 Masjid An-Nur Desa Titik ... 49
Gambar 6.1 FGD Pemetaan Wilayah ... 70
Gambar 6.2 FGD Perumusan Masalah ... 71
Gambar 6.3 FGD Perencanaan Aksi Bersama Masyarakat ... 74
Gambar 6.4 FGD Penentuan Realisasi Program dan Pemasaran ... 83
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Usia Produktif Masyarakat Desa Titik ... 43
Tabel 4.2 Pekerjaan Masyarakat Desa Titik... 44
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Titik... 46
Tabel 4.4 Jumlah Siswa... 46
Tabel 4.5 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi ... 47
Tabel 5.1 Biaya Produksi Pertanian... 54
Tabel 5.2 Kalender Musim ... 56
Tabel 5.3 Trend and Change ... 58
Tabel 6.1 Iuran Modal Usaha ... 89
Tabel 6.2 Biaya Produksi ... 90
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 5.1 Faktor Urbanisasi ... 59
Diagram 5.1 Pengaruh Masyarakat Melakukan Urbanisasi ... 62
Bagan 5.2 Pohon Masalah ... 64
BAB I
PENDAHULUAN
A. Situasi Problematik
Desa Titik merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Sekaran Kabupaten Lamongan. Desa kecil yang terdiri dari lima RT dan
dua RW, dengan jumlah penduduk 987 jiwa yang terdiri dari 502
perempuan dan 485 laki-laki. Jumlah kepala keluarga yang ada yaitu 390
KK, sedangkan rata-rata pendidikan masyarakat masih berada pada tingkat
yang rendah yaitu lulusan SD.1 Masyarakat Desa Titik mayoritas
merupakan seorang petani, hal ini sesuai dengan letak desa yang
dikelilingi oleh hamparan sawah.
Masyarakat desa dengan mengandalkan ekonomi pertanian merasa
hasil pertanian belum cukup dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini
juga dirasakan buruh tani yang jumlah anggota keluargannya banyak,
sedangkan yang bekerja hanya beberapa orang dengan hasil yang tidak
seberapa. Selain itu musim kemarau yang panjang menjadikan lahan
sawah sulit untuk mendapatkan pengairan, berakibat pada pembebasan
lahan sawah dari tanaman. Hal ini mengakibatkan masyarakat menganggur
dan melakukan pekerjaan-pekerjaan seadanya.
Para petani selalu dihadapkan pada persoalan dengan biaya tanam
dan perawatan, hama yang menyerang, tengkulak, dan hasil produksi. Pola
pertanian yang semakin modern membuat masyarakat mengalami
1
2
ketergantungan, sehingga rawan dengan kerentanan. Kondisi seperti ini
menjadikan petani sebagai objek permainan harga produk. Situasi
kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan oleh
hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan
mereka dengan lainnya (tata kerja), dan sistem ekonomi dan masyarakat
yang ada di atasnya (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut
sebagai hukum agraria.2
Kebanyakan masyarakat selalu menjual hasil panennya kepada
tengkulak, baik itu panen padi, jagung, maupun cabai. Saat musim panen
padi para tengkulak berbondong-bondong mendatangi sawah yang dimiliki
oleh masyarakat, hal ini untuk melihat bagaimana kondisi padi yang ada.
Para tengkulak ini tentunya melakukan kerja sama dengan orang dalam
desa, dengan sistem orang yang membawa tengkulak tersebut mendapat
bagian dari pembelian padi masyarakat tersebut. Permainan harga akan
terlihat disini, harga beli yang rendah dari tengkulak tentunya tidak
sebanding dengan biaya yang dikelurkan oleh petani.
Saat musim penghujan dengan kondisi curah hujan yang tinggi,
kekhawatiran petani yaitu kondisi sawah yang tergenang air atau banjir.
Sawah yang berada pada dataran yang rendah dan letaknya dekat dengan
kali merupakan tempat yang paling rawan tergenang air, selain itu jika
kondisi angin yang besar juga dikhawatirkan akan menumbangkan
tanaman padi para petani, akibatnya padi yang terkena air memiliki daya
2
jual yang rendah bahkan tengkulak tidak mau untuk membelinya.
Ketergantungan masyarakat dengan hasil pertanian telah membangun
sistem yang membelenggu dan tidak memanusiakan manusia.
Ketergantungan terhadap tengkulak tidak bisa dihindari, meskipun
tengkulak memberikan kemudahan saat pemanenan dengan menyediakan
tenaga kerja sehingga meminimalisir biaya bagi petani. Pengangguran di
desa akan jelas terlihat saat musim kemarau, karena tidak adanya
pengairan sawah yang dimiliki oleh masyarakat tidak bisa ditanami.
Kerentanan ekonomi akan memicu masyarakat untuk melakukan hutang
pada sanak saudara maupun tetangga.
Sektor pertanian yang memperoleh investasi relatif kecil memberi
indikator bahwa peran sektor pertanian yang merupakan sumber hidup
bagi lebih dari 45% masyarakat serta menyumbang sekitar 15,4% terhadap
pendapatan nasional pada tahun 2004 belum disadari benar oleh pembuat
kebijakan. Rendahnya porsi yang diberikan pada sektor pertanian akan
menentukan kegiatan di lapangan dalam upaya peningkatan produktivitas.3
Hidup di desa untuk mencari uang dirasakan sulit, dari kalangan
muda saat ini juga sudah tidak mau untuk bertani.4 Minimnya peluang
kerja yang ada di desa mengakibatkan masyarakat memilih untuk bekerja
di luar, diperkirakan jumlah orang bekerja di luar jawa baik dari usia muda
hingga dewasa mencapai 50% dari jumlah penduduk yaitu sebanyak 493
3
Mudrajad Kuncoro,Ekonomika Pembangunan: Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 298
4
4
jiwa.5 Untuk menikmati hasil panen harus menunggu beberapa bulan,
sedangkan hasil panen juga tidak menentu kadang baik atau bahkan
sebaliknya. Jika dibandingkan dengan membuka usaha rumah makan
mereka akan menikmati hasilnya setiap hari dengan keuntungan tersendiri.
Sebenarnya mobilitas penduduk desa-kota merupakan proses alamiah dan
konsekuensi logis pemerintah yang membuat orang desa tertarik untuk
mendatanginya.6 Jika semua masyarakat Desa Titik semuanya bekerja di
luar jawa bagaimana dengan desanya dan siapa yang akan
mengembangkan desa ini.
Masyarakat desa dengan potensi alam yang banyak seharusnya
mampu meminimalisir kerentanan ekonomi. Namun dalam kenyataannya
masyarakat belum mampu mengolah potensi-potensi tersebut secara
maksimal. Kepemilikan lahan yang dimiliki masyarakat seharusnya bisa
menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tetapi lahan pekarangan yang dimiliki
oleh masyarakat hanya dimanfaatkan untuk menanam pohon pisang
dengan hasil yang rendah. Upaya pemanfaatan lahan pekarang yang
dikelola secara maksimal yaitu dengan pembuatan tambak lele. Namun
adanya alternatif sumber ekonomi dengan pembuatan tambak lele yang
telah dilakukan oleh salah satu warga belum menjadi contoh bagi
masyarakat lainnya.
5
Hasil wawancara dengan Bapak Aan (34 tahun) selaku kepala Desa Titik tanggal 27 maret 2016 pukul 11.20 di kediamannya
6
B. Fokus Pendampingan
Pendampingan yang dilakukan adalah menciptakan peluang usaha
kreatif. Usaha kreatif ini sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat
dan menciptakan pekerjaan lain selain bertani. Fokus pendampingan
tersebut dilakukan secara partisipatif dari ibu-ibu dan masyarakat Desa
Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.
C. Tujuan Pendampingan
Tujuan pendampingan masyarakat dalam peningkatan ekonomi dan
menciptakan peluang usaha di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten
Lamongan yaitu sebagai berikut.
1. Menganalisis kerentanan ekonomi masyarakat Desa Titik Kecamatan
Sekaran Kabupaten Lamongan.
2. Menyusun langkah strategis pendampingan dalam meningkatkan
kondisi ekonomi masyarakat melalui usaha kreatif di Desa Titik
Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.
D. Manfaat Pendampingan 1. Secara Teoritis
Pendampingan ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu
pengetahuan bagi para akademisi, baik jurusan pengembangan
masyarakat islam maupun jurusan lainnya yang berkaitan dengan tema
6
2. Secara Praktis
Pendampingan ini diharapkan mampu memberikan data-data awal
bagi penelitian yang memiliki kesamaan tema. Selain itu dengan judul
yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi bagi masyarakat
diharapkan bisa membangun masyarakat dalam meningkatkan
ekonomi serta memberikan kesadaran untuk memanfaatkan skill atau
keahlian yang dimiliki, dengan membuat ekonomi kreatif yang
sederhana namun bernilai ekonomi.
D. Strategi Pendampingan
Adapun strategi yang dilakukan dalam pendampingan ini yaitu sebagai
berikut:
1. Mengetahui kondisi masyarakat (To Know)
Seorang pendamping masyarakat atau fasilitator harus mengetahui
bagaimana kondisi masyarakat yang ingin didampingi dan persoalan
apa yang dihadapi oleh masyarakat. Proses inkulturasi dalam
masyarakat tidak hanya sebagai proses pendekatan, tetapi juga sebagai
proses penggalian data.
2. Memahami kondisi masyarakat (To Understand)
Pada tahap selanjutnya pendamping masyarakat harus memahami
permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat Desa Titik.
pemikiran yang dirasakan selama ini, selain itu masyarakat mampu
berfikir secara kritis.
3. Merencanakan aksi bersama masyarakat (To Plan)
Ketika permasalahan telah diketahui dan disepakati bersama
masyarakat, langkah selanjutnya yaitu merencanakan aksi untuk
perubahan yang lebih baik. Perencanaan ini tentunya tidak terlepas dari
masyarakat.
4. Melakukan aksi bersama masyarakat (To Action)
Tahap ini merupakan gerakan atau tindak lanjut yang dilakukan
peneliti bersama masyarakat setelah adanya perencanaan aksi.
Masyarakat harus keluar dari situasi ketergantungan ataupun
penindasan, dengan adanya aksi perubahan yang dilakukan masyarakat
harus menjadi mandiri.
5. Refleksi/Evaluasi (To Reflection)
Bentuk pendampingan masyarakat tentunya harus mencapai
keberhasilan yang berkelanjutan. Tahap evaluasi harus menganalisis
apa kekurangan dalam proses pendampingan yang harus diperbaiki,
dan bagaimana keberhasilan yang dicapai untuk terus dipertahankan
dan dilanjutkan. Selain itu pelajaran apa yang dapat diambil oleh
pendamping dan masyarakat dalam proses pendampingan yang
8
E. Definisi Konsep
1. Pendampingan Masyarakat
Pendampingan adalah interaksi yang intesif antara pendamping
dengan kelompok masyarakat, sehingga terjadi proses perubahan
kreatif yang diprakarsai oleh anggota kelompok. Tujuannya yaitu
peningkatan kualitas hidup dan kemandirian kelompok dampingan.
Program pendampingan merupakan suatu sistem pembangunan yang
berorientasi pada manusia, dengan mengedepankan asas partisipasi,
musyawarah dan keadilan. Empan peran utama yang dimiliki para
pendamping dalam proses pendampingan, yaitu:7
a. Peran Fasilitatif
Peran fasilitatif pendamping berupa motivasi kelompok,
memberikan inspirasi untuk aksi nyata, menjadi penengah konflik
dan membentuk konsensus bersama, mendorong anggota untuk
berpartisipasi aktif.
b. Peran Edukatif
Pendamping dituntut aktif mendidik dan memberikan masukan
melalui:
1) Peningkatan kesadaran, mendorong peserta program
memandang jauh ke depan dan mampu berubah.
7
Yanuarini Astuti Dewi dan Ikrar Dinata, Pedoman Pendampingan Tenaga Kerja Sarjana,
2) Penyediaan informasi, memperluas wawasan, inspirasi
(gagasan) baru, info sosial ekonomi, teknologi tepat guna,
kewirausahaan, pembangunan daerah.
3) Peran mempertentangkan, membuat manajemen konflik,
mendesain kesadaran sehingga para anggota tertantang
mengikuti perubahan.
4) Peran melatih, memberikan pelatihan sesuai dengan
kemampuan pendamping.
c. Peran Perwakilan
Mewakili komunitas berinteraksi dengan pihak luar untuk
mendapatkan akses ke sumber daya, akses pasar, negosiasi,
menjembatani kemitraan.
d. Peran Teknis
Peran teknis pendamping meliputi manajemen dan perencanaan
usaha, administrasi dan keuangan, menjalin relasi, member
konsultasi, mengelolah dinamika kelompok.
Indikator dari pemberdayaan masyarakat yaitu adanya
keberlanjutan program, ketika program yang telah direncanakan dan
terealisasikan sebagai solusi pemecahan masalah dalam masyarakat
masih terus berjalan, maka pemberdayaan masyarakat tersebut
dikatakan berhasil. Melalui proses pendampingan diharapkan
masyarakat memiliki perubahan dan kemandirian, serta mampu
10
pihak lain. Dua hal penting yang menjadi fokus perhatian dalam
implementasi program pendampingan yaitu:8
1) Capacity Building, yang diwujudkan dengan perubahan cara
pandang atau pola pikir masyarakat dampingan.
2) Technical Building yaitu kecakapan hidup atau life skill, berupa
kemampuan mengolah potensi alam baik yang bersifat on farm
(diatas tanah) seperti pertanian dan perkebunan, maupun off farm
(olahan hasil diatas tanah), serta non farm (yang tidak terkait
dengan on farmatauoff farm).
2. Usaha Kreatif
Proses kreativitas merupakan syarat utama munculnya suatu usaha.
Proses kreativitas merupakan proses pembangkitan ide dimana
individu maupun kelompok berproses manghasilkan sesuatu yang
baru. Aspek penting dalam kreativitas adalah manusia dan proses.
Manusia merupakan pelaku yang menentukan proses berjalan dan yang
menentukan solusi permasalahan. Proses tidak selalu sama dan
pendekatannya ada yang berbeda.9
Pemerintah terus mengupayakan agar masyarakat Indonesia dapat
memulai usaha baru untuk menopang perekonomian Negara. Pasalnya
dengan usaha baru maka lapangan pekerjaan akan terbuka, sehingga
dapat mengurangi tingkat pengangguran. Menurut UU Nomor 28
8
Ibid, hal. 24
9
Tahun 2014 tentang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), daya
kreasi orang atau ide sudah bisa jadi agunan.10
Ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi, salah satu
produk dari globalisasi adalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI).
Siapa yang memiliki gagasan dan ide yang unik dapat memproteksi
idenya itu dan menghalangi orang lain menggunakannya. Di jaman ini
ide bukan lagi hal yang dianggap remeh. Ide yang dimiliki seseorang
mampu menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan adaptasi dan
konvergensi agar tercipta suatu ide yang baru membutuhkan daya
imajinasi dan visualisasi.11
Membangun usaha kreatif tentunya tidak lepas dari peran
masyarakat serta pemerintah desa. Untuk menjadikan suatu desa
dengan peningkatan ekonomi melalui usaha kreatif harus
mengidentifikasi apa yang mampu dimanfaatkan untuk menghasilkan
nilai ekonomi, selain itu skill yang dimiliki oleh masyarakat. Usaha
kreatif lebih menekankan pada ide yang dimiliki oleh masyarakat.
Oleh sebab itu kreativitas dalam hal sederhana sekalipun jika
masyarakat mampu mengolahnya dengan baik dan
mengembangkannya, maka hal itu akan memiliki hasil ekonomi
sebagai pendapatan dalam dirinya. Perkembangan teknologi yang
semakin maju turut berperan dalam pengembangan usaha kreatif.
Suatu usaha tidak dapat lagi bersaing di pasar global jika hanya
10
UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual
11
12
mengandalkan harga dan kualitas, tetapi persaingan harus berdasarkan
kreativitas yang dimiliki dan penciptaan poduk baru.
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Melihat judul yang digunakan di atas, peneliti menemukan
beberapa penelitian terdahulu serta jurnal yang berkaitan dengan ekonomi
kreatif untuk meningkatan ekonomi masyarakat. Di antara
penelitian-penelitian yang sudah ada yaitu sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Merla Liana Herawati
dengan judul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa: Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul”.
Skripsi ini membahas tentang upaya peningkatan ekonomi masyarakat
untuk mengurangi kemiskinan dengan menyadarkan masyarakat, melalui
ekonomi kreatif dimungkinkan masyarakat mampu mengolah sumber daya
serta mengembangkan kreativitas yang dimiliki.12
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dodi Kurniawan dengan
judul “Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Industri Kerajinan
Sapu Rayung di Dusun Krepekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid
Kabupaten Magelang”.13 Skripsi ini membahas keberhasilan usaha produksi kerajinan sapu rayung yang memanfaatkan SDA dan SDM,
12
Merla Liana Herawati, Skripsi: “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa: Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul” (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hal. 18
13
dalam aspek ekonomi kerajinan ini memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat. Industri kerajinan sapu rayung mampu
menyerap tenaga kerja yang ingin bekerja di kota, upaya untuk
mendapatkan pekerjaan menjadi lebih banyak jika dibandingkan dengan
sebelum adanya industri tersebut. Masyarakat tidak lagi menggantukan
kehidupan pada sektor pertanian, meskipun masyarakat masih
memanfaatkan sektor pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan.
Ketiga,penelitian yang dilakukan oleh Dewa Nyoman Sudana, dkk
dengan judul “IbM Pengrajin Pandan Berduri di Desa Tumbu Karangasem Bali”.14 Penelitian ini merupakan sebuah jurnal yang membahas adanya kerajinan pandan berduri, namun masyarakat hanya memanfaatkan pandan
tersebut sebagai tikar dan kerajinan lain yang menunjang tradisi adat dan
agama hindu di Bali. Masyarakat sekitar belum memiliki kreativitas dalam
pemanfaatan menjadi suatu kerajinan yang bernilai ekonomi lebih,
sehingga dibutuhkan pendampingan yang mampu mengembangkan
keahlian yang dimiliki masyarakat Desa Tumbu. Hal ini didukung dengan
letak Desa Tumbu yang dekat dengan obyek wisata taman Soka Ujung
Karangasem, dengan pembuatan kerajinan pandan berduri yang lebih
kreatif serta dengan model dan desain yang lebih baik tentunya akan
menarik wisatawan untuk membeli produk tersebut, serta akan
meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Tumbu.
14
14
G. Sistematika Pembahasan BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab awal yang berkaitan tentang judul skripsi,
mulai dari situasi problematik atau latar belakang masalah, fokus
pendampingan, tujuan pendampingan, manfaat pendampingan,
strategi pendampingan, definisi konsep, penelitian terdahulu yang
relevan, dan sistematika pembahasan.
BAB II: KAJIAN TEORITIK
Bab ini berisikan teori apa yang dipakai dalam penelitian sebagai
kesesuain dengan tema yang diangkat dalam pendampingan ini.
BAB III: METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN
Bab ini menguraikan metodologi yang digunakan dalam
pendampingan, bagaimana metode PAR itu, langkah-langkahnya
seperti apa, dan bagaimana prinsip dari metode PAR.
BAB IV: DESKRIPSI LOKASI DESA TITIK
Bab ini berisi tentang profil desa, mulai dari kondisi desa secara
geografis, kondisi demografis, ekonomi, agama, sosial, budaya,
pendidikan, dan kesehatan.
BABV: ANALISIS MASALAH MASYARAKAT
Bab ini merupakan pemaparan data baik dari hasil wawancara
maupun FGD, untuk menguraikan permasalahan yang dihadapi
oleh masyarakat.
Bab ini merupakan proses penyusunan langkah-langkah
perencanaan program bersama masyarakat sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Serta bagaimana
aksi yang dilakukan sebagai solusi permasalahan.
BAB VII: REFLEKTIF TEORITIS
Bab ini berisi perubahan yang muncul setelah proses
pendampingan dilakukan, selain itu bagaimana teori yang
digunakan dalam pendampingan.
BAB VIII: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran tentang hasil pendampingan
✁
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pola Pemberdayaan
Secara Konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan).
Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai
kekuasaan.15 Pemberdayaaan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang
kondisi miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun kemampuan masyarakat dengan mendorong, memotivasi,
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk
mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata.16 Proses
pemberdayaan antara komunitas satu dengan yang lain tentu memiliki
perbedaan, hal ini tergantung dari situasi ataupun keadaan dan yang
dihadapi oleh masyarakat tersebut.
Menurut Jim Ife, konsep pemberdayaan memiliki hubungan erat
dua konsep pokok yakni: konseppower (daya) dan konsepdisadvantaged
(ketimpangan).17 Fasilitator memberikan dorongan kepada masyarakat
untuk menganalisis permasalahan yang terjadi serta penyelesaian yang
✂ ✄
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hal. 57
16
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2014), hal. 24
✂ ☎
Ibid, hal. 25
sesuai untuk menciptakan kemandirian, selain itu masyarakat didorong
untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sumber
daya alam yang mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi” bukan “proses instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu
penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan.18
1. Tahap penyadaran, pada tahap ini yang menjadi sasaran yaitu
masyarakat yang kurang mampu yang harus diberikan pemahaman
bahwa mereka mempunyai hak untuk menjadi berada atau mampu. Di
samping itu juga mereka harus dimotivasi bahwa mereka mempunyai
kemampuan untuk keluar dari kemiskinannya.
2. Tahap pengkapasitasan, bertujuan untuk memampukan masyarakat
yang kurang mampu sehingga mereka memiliki keterampilan untuk
mengelola peluang yang akan diberikan.
3. Tahap pendayaan, masyarakat diberikan peluang yang disesuaikan
dengan kemampuan yang dimiliki melalui partisipasi aktif dan
berkelanjutan yang ditempuh dengan memberikan peran yang lebih
besar secara bertahap sesuai dengan kapasitas.
Upaya pemberdayaan masyarakat membutuhkan strategi dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan, salah satunya yaitu dengan proses
pendampingan. Proses pendampingan bukan hanya pada bidang ekonomi
saja, tetapi juga bisa dilakukan dalam bidang lain. Seorang pendamping
18
✝9
masyarakat harus memposisikan dirinya sebagai perencana, pembimbing,
motivator, penghubung, fasilitator, dan sekaligus evaluator. Semua itu
tidak lepas dari masyarakat, karena pendamping harus bekerjasama dengan
masyarakat untuk kepentingan masyarakat serta belajar dengan
masyarakat.
Proses pemberdayaan memiliki tujuan yaitu memperkuat
kekuasaan masyarakat lemah. Masyarakat lemah diberikan peluang dalam
mengembangkan diri untuk menjadi mandiri dan terlepas dari problem
yang dihadapi. Masyarakat dikatakan berdaya ketika masyarakat telah
memiliki tiga kuasa, yaitu kuasa atas milik, kuasa atas kelola, dan kuasa
atas guna.
Pemberdayaan sebagai usaha dan memberikan kesempatan kepada
kelompok atau komunitas untuk memberikan ide atau gagasan,
memunculkan keberanian dalam penyampaian pendapat, serta menentukan
suatu tindakan yang sesuai, dengan begitu masyarakat mampu
meningkatkan kemampuan dan menciptakan kemandirian. Selain itu juga
upaya pemanfaatan sumber daya masyarakat secara lebih efektif dan
efisien, dalam pemberdayaan terdapat unsur partisipatif, yaitu bentuk
keterlibatan masyarakat di dalam proses tersebut.
Pembelaan terhadap kaum miskin dan masyarakat pinggiran telah
lama menjadi agenda pembangunan di Indonesia.19 Praktik pembangunan
yang diklaim sebagai upaya untuk melakukan perubahan sosial justru
19
banyak mengabaikan partisipasi masyarakat dalam berbagai level
pengambilan keputusan tentang pembangunan. Akibatnya, pembangunan
menjadi mesin yang secara efektif mengubah tatanan sosial-politik
Indonesia, terutama masyarakat petani.20
B. Kreativitas Menjadi Peluang Ekonomi
Ketika mendengar kata kreativitas seringkali yang muncul dalam
benak kita adalah para penulis, pelukis, penyair, musisi para seniman yang
bergerak di dunia seni. Padahal kreativitas mencakup hal-hal yang lebih
luas termasuk untuk membuat usaha.21Ekonomi kreatif merupakan sebuah
konsep di era ekonomi baru yang penopang utamanya adalah informasi
dan kreativititas dimana ide dan ilmu pengetahuan dari sumber daya
manusia merupakan faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.
Melihat kondisi ekonomi Indonesia pada era saat ini, tentunya ekonomi
kreatif menjadi suatu alternatif dalam peningkatan ekonomi. Selain itu
dengan adanya ekonomi kreatif di pedesaan akan menyerap tenaga kerja
pada setiap individu pedesaan dengan peluang kerja yang minim.
Ekonomi kreatif pertama kali diperkenalkan oleh tokoh bernama
John Howkins, penulis buku "Creative Economy, How People Make
Money from Ideas". Menurut definisi Howkins, ekonomi kreatif adalah
kegiatan transaksi ekonomi dimana nilai dari produk kreatif tersebut
berlipat ganda dari hasil kreasi, maka esensi dari kreatifitas adalah
20
Ibid,hal. 8
✠ ✡
☛☞
gagasan.22 Ekonomi kreatif dibangun dalam sebuah gagasan atau
pemikiran atau ide yang berbeda dalam diri setiap individu, dengan modal
gagasan seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang layak.
Kreativitas dan ekonomi bukanlah hal yang baru, tapi yang baru adalah
sifat dan tingkat hubungan antara keduanya dan bagaimana
menggabungkannya untuk menciptakan nilai yang luar biasa.
Sifat kreativitas merupakan seni yang mampu menciptakan sesuatu
yang baru, hal baru yang diaplikasikan dalam wujud nyata akan
memberikan nilai ekonomi. Kreativitas adalah proses berfikir dan
menggugah inspirasi dengan cara yang berbeda dari biasanya, dimana
seseorang tertantang untuk dapat melahirkan suatu yang baru baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya. Setiap individu tentunya memiliki pemikiran dan ide
yang berbeda-beda.23 Kreativitas dalam hal sederhana sekalipun jika
masyarakat mampu mengolahnya dengan baik dan mengembangkannya,
maka hal itu akan memiliki hasil ekonomi sebagai pendapatan dalam
dirinya. Ekonomi kreatif sangat menekankan kreativitas yang dimiliki dan
penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju.
Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global jika hanya mengandalkan
harga dan kualitas, tetapi persaingan harus berdasarkan kreativitas, inovasi
dan imajinasi. Secara sederhana proses tersebut dapat distrukturkan
22
John Howkins, The Creative Economy. How People Make Money From Idea, (London: Penguin Group, 2007)
23
sebagai berikut,
terdapat dalam buku
Kreativita
dengan kata lain
maka mereka ak
masyarakat seba
aktivitas mental
membuat keputus
itu berfikir juga
dengan cara dim
akan menganalis
ekonomi, simbol
adalah mengguna
dan konsep aka
inspirasi.
Inspirasi
yang waktu dan
dan terbiasa. Ide
dituangkan dalam
ekonomi. Ide yang
Berf
kut, yang dikembangkan dari pemikiran atau kons
buku Kecerdasan Enterpreneur.
itas seseorang sering kali muncul dalam kondisi
in ketika masyarakat berupaya meningkatkan ekonom
akan berfikir upaya seperti apa yang mampu
bagai usaha peningkatan ekonomi. Berfikir ada
al yang membantu merumuskan atau memecahkan
putusan, atau memenuhi keinginan untuk memaha
uga melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan
dimulai dengan adanya masalah. Proses berfikir ini
lisis apa yang mampu dilakukan sebagai upaya pe
bol-simbol yang digunakan dalam berfikir pada
unakan kata-kata, bayangan atau gambaran, dan ba
kan berkembang yang selanjutnya memuncul
si merupakan percikan ide-ide kreatif atau gagas
n tempat keluarnya jarang dikenali, kecuali sud
Ide-ide kreatif yang muncul akan diaplikas
lam bentuk realisasi nyata yang mampu menghas
yang ada akan menjadi sesuatu yang baru dan be
erfikir
Inspirasi
Ino
konsep yang
si yang sulit,
ekonominya
pu dilakukan
dalah segala
hkan masalah,
hami. Selain
an seksama
ini tentunya
peningkatan
a umumnya
n bahasa. Ide
ulkan suatu
gasan kreatif
udah terlatih
asikan atau
hasilkan nilai
berbeda dari
✍✎
yang lain, unsur pembaruan inilah yang menjadi salah satu unsur dalam
inovasi. Selanjutnya bagaimana membuat cara berfikir itu dinamis, yaitu
diperlukan diskusi untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dimiliki
masyarakat. Individu terkadang tidak menyadari bahwa di dalam diri
mereka terdapat kreativitas. Diskusi yang dilakukan sebagai upaya untuk
membangun dan mengembangkan kreatifitas yang dimiliki oleh seseorang.
Tahun 2014 diperkirakan industri kreatif menyumbang lebih dari
7,5 persen terhadap PDB, menyerap sekitar 11,8 juta tenaga kerja atau
lebih dari 10 persen tenaga kerja nasional, menciptakan usaha baru lebih
dari 5 juta serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perolehan
devisa negara.24Adanya ekonomi kreatif sesuai dengan visi misi presiden jokowi, pada akhirnya tanggal 26 Januari 2015 presiden Jokowi melantik
Triawan Munaf sebagai kepala badan ekonomi kreatif. Fakta bahwa sektor
pertanian tidak mendapat posisi strategis dalam gelombang ekonomi
keempat. Hal ini terlihat dala instruktur Presiden Republik Indonesia
Nomor 6 tahun tahun 2009 Tentang pengembangan ekonomi kreatif
(2009-2015). Dari 14 prioritas bidang pengembangan ekonomi kreatif,
tidak satupun eksplisit bernuansa dan spesifik tertuju pada agribisnis.
Ke-14 belas prioritas tersebut meliputi periklanan, arsitektur, pasar seni dan
barang antik, kerajinan, desain, fashion atau mode, film, video dan
fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan
24
percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan telivisi, riset
dan pengembangan.25
Melihat adanya badan ekonomi kreatif di Indonesia, masyarakat
seharusnya menuangkan ide-ide kreatif yang dimiliki. Apalagi dengan
Indonesia yang telah memasuki MEA, daya saing tenaga kerja bukan
hanya masyarakat Indonesia sendiri melainkan dari masyarakat luar.
Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial, yang mampu
mengolah dirinya sendiri dan potensi yang terkandung dalam alam. Saat
ini sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses
pembangunan. Semakin tinggi kualitas SDM maka semakin mendorong
kemajuan. Peningkatan SDM di pedesaan merupakan langkah yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar
pedesaan di Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah. Tingkat
pendidikan rendah di desa tentunya sulit untuk bersaing, jika masyarakat
tidak melakukan usaha sendiri, ekonomi mereka akan tetap sama tidak bisa
meningkat dan mensejahterakan keluarga.
Oleh sebab itu, kegiatan pembangunan perlu diarahkan untuk
merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Perencanaan dan
implementasi pembangunan seharusnya berisi usaha untuk meberdayakan
masyarakat, sehingga mempunyai akses pada sumber-sumber ekonomi
sekaligus politik. Oleh sebab itu, usaha memberdayakan masyarakat desa
25
✒✓
serta perang melawan kemiskinan dan kesenjangan di pedesaan masih
harus menjadi agenda penting dalam kegiatan pembangunan.26
Dalam konteks pembangunan masyarakat ekonomi kreatif
memiliki posisi yang penting, sebab kreativitas akan berdampak pada
kesejahteraan, sosial, dan kualitas hidup. Gambaran tersebut dapat
digambarkan dalam bagan sebagai berikut.27
Dari gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konstribusi Ekonomi
Tahun 2006 industri kreatif di Indonesia telah menyumbang PDB
sebesar 104,73 triliun rupiah atau 6,28% PDB Indonesia, sedangkan
jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri kreatif pada
tahun 2006 mencapai 5,4 juta pekerja dengan tingkat partisipasi
26
Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal. 31
27
pekerja sebesar 5,8%. Tahun 2006 nilai ekspor industri kreatif di
Indonesia mencapai 81,4 triliun rupiah dan berkontribusi sekitar 9,13%
terhadap total nilai eksor nasional.
Penerapan ekonomi kreatif di pedesaan akan memberikan dampak
pada aspek ekonomi masyarakat. Meskipun belum berdampak sampai
pada ekspor, tetapi ekonomi kreatif sebagai upaya dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat selain itu menyerap tenaga kerja
dari dalam desa tersebut.
2. Iklim Bisnis
Investasi sangat dipengaruhi oleh iklim bisnis. Semakin kondusif
iklim bisnis di Indonesia, semakin besar penanaman modal di dalam
negeri. Industri kreatif dapat dimanfaatkan sebagai perangsang
investasi yaitu dengan pembangunan lingkungan urban yang kondusif,
dengan menciptakan kota-kota kreatif yang diikuti dengan
pembangunan infrastruktur, komunikasi dan informasi yang mudah
diakses. Pembangunan yang mendukung tumbuhnya kreativitas akan
menimbulkan iklim bisnis yang kompetitif, karena kreativitas adalah
suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik dan
berbeda.
Pemikiran yang kreatif akan menciptakan suatu inovasi dengan
nilai ekonomi. Inovasi ini akan menjadikan suatu bisnis atau usaha
yang akan bersaing dipasaran. Untuk menjadikan produk unggulan
✕✖
berbeda dengan lainnya. Selain itu memberikan kualitas yang bagus
dengan harga yang rendah.
3. Citra dan Identitas Bangsa
Indonesia adalah Negara yang terkenal dengan keindahan alam dan
warisan budaya yang tinggi. Indonesia memiliki potensi besar menarik
wisatawan asing, dengan mengangkat warisan budaya lokal dalam
konteks yang baru diharapkan wisatawan asing memperoleh
pengalaman baru yang dapat dibawa pulang ke negaranya.
Pembangunan yang terarah ke industri kreatif berbasis budaya pada
akhirnya akan dapat menciptakan landasan budaya lokal yang kuat.
Dibalik ekonomi kreatif tentunya tidak lepas dari individu yang kreatif.
Semakin banyak ikon-ikon nasional yang dikenal secara internasional,
akan semakin mengharumkan nama bangsa.
Begitu juga dengan adanya ekonomi kreatif di pedesaan akan
memberikan nama terhadap desa dan menjadi kebanggaan bagi
masyarakat. Keberhasilan penerapan ekonomi kreatif di pedesaan akan
menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk membangun desanya.
4. Sumber Daya Terbarukan
Kreativitas adalah elemen dasar individu. Sehingga potensi kreatif
terdapat pada semua orang, dan semua orang memiliki modal yang
sama. Pembangunan yang berbasis pada sumber daya manusia, maka
turut serta dalam pembangunan kapasitas sumber daya manusia
sumber daya alam, misalnya industri mebel dapat memperlambat
proses eksploitasi sumber daya alam.
Upaya merangsang produksi barang jadi di dalam negeri, maka
pemakaian bahan baku yang berasal dari sumber daya alam akan
hemat serta lebih banyak menyerap tenaga kerja. Komunitas hijau
yang mandiri potensial dibangun didaerah pedesaan, sehingga muncul
klaster-klaster produksi skala desa yang berwawasan lingkungan,
ekonomi desa tumbuh dan mencegah urbanisasi.
Tingkat urbanisasi di Desa Titik cukup tinggi, sebagian dari jumlah
penduduk desa yaitu 493 jiwa melakukan urbanisasi. Hal ini sebagai
upaya dalam peningkatan ekonomi bagi masyarakat yang tidak mau
melakukan aktivitas bertani. Perubahan dalam aspek ekonomi bukan
hanya dilakukan dengan urbanisasi. Masyarakat yang masih bertahan
di desa dengan mengandalkan sektor pertanian juga mampu
meningkatkan ekonomi mereka dengan kreativitas yang dimiliki.
Pengembangan kreativitas masyarakat yang menciptakan nilai
ekonomi bukan hanya berdampak pada aspek ekonomi, namun juga
pada sumber daya manusia. Masyarakat desa dengan skill dalam
bidang pertanian akan memiliki skill baru dalam segi kreativitas, yang
mampu mengolah dan menciptakan sesuatu yang baru dengan nilai
✘9
5. Inovasi dan Kreativitas
Ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi, salah satu
produk dari globalisasi adalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI).
Siapa yang memiliki gagasan dan ide yang unik dapat memproteksi
idenya itu dan menghalangi orang lain menggunakannya. Di jaman ini
ide bukan lagi hal yang diangga remeh. Ide yang dimiliki seseorang
mampu menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan adaptasi dan
konvergensi agar tercipta suatu ide yang baru membutuhkan daya
imajinasi dan visualisasi.
6. Dampak Sosial
Pembangunan bermodalkan yang terarah dan tepat sasaran, pada
jangka panjang dapat meningkatkan pertumbuhan dan keadilan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Hal ini disebabkan
karena:
a. Kreativitas dapat meningkatkan daya saing produk, karena
kreativitas merupakan input utama dalam proses desain yang akan
menghasilkan inovasi. Daya saing yang tinggi dapat meningkatkan
keuntungan dan dapat meningkatkan pendapatan pekerja, yang
akhirnya dapat meningkatkan daya beli dan kualitas hidup
masyarakat.
b. Pembangunan kewirausahaan berbasi kreativitas dapat berorientasi
inovasi sosial. Inovasi dan kreativitas berperan dalam
Motivasi dari inovasi sosial adalah mencapai tingkat kualitas hidup
yang lebih baik dari sisi kebahagiaan, yang dibangun berdasarkan
prinsip kebersamaan dan saling berbagi.
c. Secara statistik, terbukti bahwa pekerja di sektor industri kreatif
memiliki penghasilan di atas rata-rata penghasilan pekerja di sektor
industri lain. Hal ini menandakan bahwa profesi sebagai pekerja
kreatif adalah profesi yang cukup menjanjikan di masa depan.
Toleransi sosial merupakan faktor utama untuk menciptakan iklim
yang kreatif yang dapat menarik pekerja kreatif untuk tinggal dan
berkreasi. Kota yang memiliki iklim kreatif, umumnya lebih hidup dan
ekonominya berjalan dengan cepat. Hal ini disebabkan oleh
konsentrasi pekerja kreatif yang telah menarik minat
perusahaan-perusahaan untuk mendirikan usahanya di sana, dan pada akhirnya
membuka lapangan pekerjaan untuk penduduk sekitar.
Ekonomi kreatif yang tepat dan sesuai sasaran akan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Ekonomi kreatif ini sebagai upaya dalam
mengatasi kerentanan ekonomi masyarakat dengan penghasilan
rendah. Penghasilan yang meningkat akan memberikan kesejahteraan
kepada masyarakat.
Membangun ekonomi kreatif tentunya tidak lepas dari peran
masyarakat serta pemerintah desa. Untuk menjadikan suatu desa dengan
peningkatan ekonomi kreatif harus mengidentifikasi apa yang mampu
✛✜
dimiliki oleh masyarakat. Ekonomi kreatif harus memperhatikan gagasan,
konsep, produksi dan pemasaran, lebih jelasnya yaitu sebagai berikut:
1) Gagasan
Pemikiran yang kreatif yang diolah dengan sedemikian rupa dan
direalisasikan dengan nyata akan memiliki nilai ekonomi. Masyarakat
desa dengan pendididikan yang rendah pasti memiliki ide dan
kreatifitas tersendiri dalam dirinya. Kreatifitas sederhana yang dimiliki
masyarakat pasti akan memiliki nilai ekonomi.
2) Konsep
Pemikiran yang kreatif akan menjadi sebuah konsep, seperti apa
penuangan kreativitas tersebut, dan bagaimana mewujudkannya.
Konsep ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, serta
kemampuan yang dimiliki masyarakat. Seiring dengan perkembangan
yang ada keinginan manusia terus bertambah. Selain keinginan pokok,
manusia memiliki keinginan tambahan yang banyak. Untuk itu
bagaimana masyarakat menciptakan suatu kreatifitas dengan desain
yang menarik dan mampu memenuhi keinginan pembeli, serta mampu
menarik konsumen.
3) Produksi
Konsep yang telah didesain dengan baik akan menghasilkan suatu
barang yang nantinya akan masuk dalam proses pemasaran. Kegiatan
produksi ini tentunya berkaitan dengan tenaga kerja dan modal, untuk
pula. Kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat tentunya disesuaikan
dengan kerja yang akan dilakukan, namun dalam pendampingan
masyarakat tidak perlu memilih masyarakat yang memiliki posisi yang
dominan, sehingga masyarakat yang lemah diabaikan. Penyatuan
masyarakat harus menjadi kekuatan dalam pembentukan ekonomi
kreatif disamping kreatifitas yang dimiliki.
4) Pemasaran
Proses pemasaran harus memperhatikan kondisi pasar yang ada,
bagaimana memasarkan barang yang berkualitas dengan harga yang
murah. Pembeli pasti mencari barang dengan kualitas yang baik, selain
itu akan membeda-bedakan dengan produk lainnya. Persaingan pasar
bukan dijadikan kendala oleh masyarakat untuk berhenti dalam
mengembangkan ekonomi kreatif, tetapi bagaimana masyarakat
mampu memperbarui ide kreatifitas yang dimiliki. Perkembangan
teknologi yang semakin maju dan menembus pedesaan akan
✤✤
BAB III
METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN
A. Pendekatan Pendampingan Untuk Pemberdayaan
Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metode Participatory
Action Reseach (PAR), yaitu suatu pendekatan melalui penggalian
masalah yang ada dalam masyarakat atau komunitas. PAR merupakan
penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan
dalam mengkaji kegiatan yang sedang berlangsung, hal ini dilakukan
untuk melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik. Untuk
itu, harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik,
budaya, ekonomi, geografi, dan konteks lain yang terkait.28
PAR tidak memiliki sebutan tunggal, dalam berbagai literatur PAR
bisa disebut dengan berbagai sebutan, diantaranya adalah: Action
Research, Learning by doing, Action Learning, Action Science, Action
Inquiry, Collaborative Reseach, Partisipatory Action Research,
Partisipatory Research, Policy-oriented Action Research, Emancipatory
Research, Concientizing Reseach, Collaborative Inquiry, Participatory
Action Learning, dan Dialectical Research.29
PAR merupakan sebuah penelitian yang berbeda dari penelitian
lainnya, kebanyakan penelitian menggunakan masyarakat hanya sebagai
objek tanpa memberikan perubahan, tetapi dalam PAR antara peneliti dan
28
Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research (PAR), (Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Ampel, 2016), hal. 91
29
Ibid,hal. 89-90
masyarakat harus menyatu dan membangun kepercayaan antara satu
dengan yang lain. PAR dilakukan dengan proses pendampingan untuk
memberikan perubahan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam
masyarakat dengan solusi dan aksi yang sesuai. Perubahan tersebut
mampu menciptakan kemandirian terhadap masyarakat dengan hidup yang
lebih baik dari sebelumnya.
B. Prinsip-PrinsipParticipatory Action Reseach(PAR)
Terdapat 16 prinsip kerja PAR yang menjadi karakter utama dalam
implementasi kerja PAR bersama komunitas. Adapun 16 prinsip kerja
tersebut adalah terurai sebagai berikut.30
1. Sebagai pendekatan untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan
sosial, pendampingan dengan pendekatan PAR merupakan suatu
perbaikan kearah yang lebih baik. Menganalisi permasalahan yang
dihadapi oleh komunitas atau masyarakat, kemudian mencarai suatu
solusi sebagai penyelesaiannya. Untuk melakukan perbaikan tersebut
dengan cara melakukan refleksi dari akibat-akibat perubahan itu untuk
melakukan aksi lebih lanjut secara berkesinambungan.
2. Partisipasi murni membentuk sebuah siklus yang berkesinambungan,
masyarakat secara keseluruhan harus terlibat dalam pendampingan.
Siklus yang dilakukan untuk melakukan pendampingan dengan
30
✧★
pendekatan PAR yaitu mulai dari analisis sosial, rencana aksi, aksi,
evaluasi, refleksi, dan kemudian analisis sosial.
3. Kerjasama untuk melakukan perubahan, suatu perubahan dalam
komunitas atau masyarakat tentunya tidak bisa dilakukan oleh
pendamping dan masyarakat, tetapi harus melibatkan stakeholder atau
pihak-pihak terkait dalam mencapai program yang telah direncanakan.
4. Upaya penyadaran, proses pendampingan harus memberikan suatu
kesadaran kritis terhadap masyarakat akan masalah atau problem yang
dihadapi. Proses penyadaran ditekankan pada pengungkapan relasi
sosial yang ada di mayarakat.
5. Membangun pemahaman situasi dan kondisi sosial secara kritis, dalam
mencapai situasi seperti ini tentunya membutuhkan waktu yang tidak
singkat. Pemahaman dan konsisi sosial yang kritis dilakukan secara
pertisipatif dengan proses diskusi danresearch.
6. Melibatkan orang sebanyak mungkin, masyarakat merupakan
narasumber yang mengungkapkan permasalahan yang ada. Mereka
yang mengetahui permaslahan dan mereka sendiri yang memberikan
solusi untuk penyelesaiannya. Pendapat apapun yang disampaikan oleh
masyarakata harus ditampung dan dihargai.
7. Pengalaman, gagasan, pandangan, dan asumsi sosial diuji, semua itu
dilakukan untuk membuktikan keakuratan dan kebenarannya
berdasarkan fakta, bukti-bukti dan keterangan yang diperoleh dari
asumsi tentang institusi-institusi yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok.
8. Rekaman proses secara cermat, semua yang terjadi dalam proses
analisis sosial harus direkam dengan berbagai alat, kemudian diolah
dengan sedemikian rupa untuk memperoleh data yang selanjutnya
dianalisis secara kritis.
9. Pengalaman sebagai objek riset, seorang pendamping masyarakat
harus mendorong untuk mengembangkan praktek sosial sesuai dengan
pengalaman masyarakat. Proses pencatatan pengalaman harus
dilakukan secara terus menerus dengan berbagai media.
10. Proses politik, pendampingan masyarakat bertujuan untuk melakukan
perubahan kearah yang lebih baik. Untuk itu dalam proses
pendampingan tentunya akan memberikan ancaman kepada komunitas
atau kelompok terhadap situasi yang menekan masyarakat terhadap
ketergantungan ataupun yang lainnya. Seorang pendamping harus
mampu memberikan keyakinan terhadap perubahan yang diberikan
kepada masyarakat.
11. Analisa sosial secara kritis, bentuk kerjasama beberapa kelompok
secara partisipatif bertujuan untuk mengungkapkan pengalaman
mereka dalam berkomunikasi, membuat keputusan dan menciptakan
solusi. Relasi sosial yang ada dalam mamsayarakat mampu dirubah
dengan relasi sosial yang lebih adil tanpa adanya dominasi kelompok
37
12. Memulai isu kecil, proses pendampingan untuk mencapai suatu
perubahan dalam masyarakat bukan hanya menyelesikan problem
dalam skala yang besar, tetapi permasalahan sekecil apapun harus
mampu memberikan perubahan yang nantinya berlanjut melakukan
penyelidikan dalam masalah yang berskala besar.
13. Siklus proses yang kecil, memulai kajian yang cermat dan akurat
terhadap suatu persoalan berangkat dari hal yang kecil akan diperoleh
hasil yang merupakan pedoman untuk melangkah selanjutnya yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang lebih besar.
14. Bekerjasama dengan kelompok sosial yang kecil, seorang pendamping
masyarakat tidak boleh mengabaika kelompok kecil yang ada dalam
masyarakat, dalam proses pendampingan kelompok kecil harus ikut
berpartisispasi di dalamnya. Selanjutnya partisipasi terus diperluas dan
bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lebih besar.
15. Semua orang mencermati dan membuat rekaman proses, semua bukti
yang berasal dari masyarakat direkam dan dicatat mulai awal hingga
akhir oleh semua yang terlibat dalam proses pendampingan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan perubahan sosial yang
berlangsung, dan selanjutnya melakukan refleksi.
16. Memberikan alasan yang rasional, proses pengumpulan data harus
dilakukan secara cermat yang selanjutnya dilakukan proses refleksi
kritis. Oleh sebab itu PAR merupakan suatu pendekatan yang
C. Langkah-Langkah PAR Dalam Melakukan Pendampingan
Landasan yang dijadikan dalam kerja PAR merupakan
gagasan-gagasan yang datang dari rakyar. Oleh sebab itu peneliti PAR harus
melakukan cara kerja sebagai berikut:31
1. Pemetaan Awal (Preleminary Mapping)
Pemetaan awal yang dilakukan oleh peneliti didahului dengan
inkulturasi. Proses inkulturasi sebagai upaya untuk memperoleh
kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan antara peneliti dengan
subyek ataupun sebaliknya sangat mutlak dibutuhkan dalam proses
pendampingan untuk pemberdayaan. Proses inkulturasi dilakukan
dengan berbagai elemen masyarakat, baik key people (kunci
masyarakat), komunitas akar rumput yang telah terbangun, maupun
masyarakat lainnya. Kepercayaan ini untuk memperlancar
pendampingan yang dilakukan oleh peneliti dari awal sampai akhir,
sehingga memunculkan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya
dan menciptakan kemandirian masyarakat.
2. Membangun Hubungan Kemanusiaan
Membangun hubungan kemanusiaan hampir sama dengan
inkulturasi, namun disini lebih menekankan aspek saling percaya
antara masyarakat dengan peneliti. Meskipun peneliti merupakan
orang dari Desa Titik itu sendiri, namun tidak semua masyarakat
memiliki kepercayaan terhadap peneliti. Hal ini merupakan tantangan
31
39
dalam proses penelitian. Peneliti menyakinkan pihak-pihak kunci
maupun masyarakat lainnya, bahwa proses penelitian ini bertujuan
untuk perubahan terhadap masyarakat maupun desa. Penelitian ini juga
akan memunculkan hubungan simbiosis mutualisme antara peneliti
dengan masyarakat. Keduanya akan saling diuntungkan, masyarakat
bisa mendapatkan perubahan sedangkan peneliti memperoleh data dari
pendampingan yang dilakukan secara partisipatif.
3. Penentuan Agenda Riset untuk Perubahan Sosial
Riset secara partisipatif tidak akan pernah lepas dari peran serta
masyarakat. Setelah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, tahap
selanjutnya yaitu menentukan agenda riset. Penentuan agenda riset ini
dibutuhkan kerja sama dari masyarakat. Kerjasama dibangun dengan
ibu-ibu, selain itu dengan pihak stakeholder dari kelompok PKK. Hal
ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melancarkan aksi
perubahan dalam menanggapi isu ataupun masalah yang ada dalam
masyarakat.
4. Pemetaan Partisipatif (Participatory Mapping)
Bersama dengan masyarakat dan pihak-pihak yang ikut andil di
desa. Fasilitator melakukan pemetaan wilayah dengan menggali isu-isu
strategis dan melakukan pemetaan potensi yang ada dalam masyarakat.
Pemetaan partisipatif ini dilakukan dalam forum FGD, masyarakat
diberikan kebebasan dalam mengungkapkan berbagai problem yang
5. Merumuskan Masalah Kemanusiaan
Masyarakat Desa Titik memahami berbagai permasalahan yang ada
dalam bidang pertanian. Namun masyarakat juga tidak bisa
meninggalkan bidang pertanian dengan begitu saja, karena pendapatan
masyarakat banyak mengantungkan dari sektor pertanian. Oleh sebab
itu masalah-masalah yang telah dikeluarkan oleh masyarakat dalam
proses FGD difokuskan dalam permasalahan yang paling pokok dan
harus segera diselesaikan. Fokus permasalahan yang ada yaitu
kerentanan ekonomi masyarakat. Kerentanan ekonomi ini memiliki
penyebab dan dampak terhadap kehidupan masyarakat, yang akan
dibahas lebih jelas dalam bab berikutnya.
6. Menyusun Strategi Gerakan
Setelah merumuskan masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
selanjutnya menyusun strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Penyusunan strategi gerakan ini bukan hanya mencari solusi
pemecahan problem. Tetapi juga menentukan pihak yang terlibat untuk
memperlancar strategi tersebut, dan merumuskan kemungkinan
keberhasilan dan kegagalan yang akan terjadi dalam aksi perubahan.
7. Pengorganisasian Masyarakat
Fasilitator bersama masyarakat membentuk kelompok usaha, yang
bergerak memecahkan problem masyarakat yang saat ini dihadapi.
Selain itu melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkaitan
41
8. Melancarkan Aksi Perubahan
Aksi yang telah direncanakan bersama masyarakat yaitu dengan
membentuk kelompok usaha bersama. Pembentukan kelompok usaha
ini sebagai upaya dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu
untuk memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat desa.
Pembentukan kelompok usaha akan meningkatkatkan kualitas sumber
daya manusia dengan latar pendidikan yang rendah.
9. Refleksi (Teoritisasi Perubahan Sosial)
Dari hasil pendampingan yang telah dilakukan secara partisipatif,
akan memberikan sebuah pembelajaran bagi masyarakat. Masyarakat
akan merasakan berbagai perubahan dari proses pendampingan,
dengan melepaskan ketergantungan dan penindasan sehingga
memunculkan masyarakat yang mandiri. Artinya pada tahap refleksi
ini yaitu, bagaimana masyarakat mengambil pelajaran dari proses
pendampingan yang telah dilakukan secara partisipatif.
10. Meluaskan Skala Gerakan dan Dukungan
Program pendampingan bisa dikatakan berhasil yaitu dengan
adanya keberlanjutan dari program tersebut. Oleh sebab itu harus
membentuk local leader (pemimpin lokal) yang berasal dari
masyarakat itu sendiri. Keberadaan pemimpin lokal, masyarakat bisa
belajar sendiri, melakukan riset, dan memecahkan masalah secara
BAB IV
MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN
A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik
Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan,
dengan luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau kurang lebih 3,78%
dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur.32 Lebih spesifiknya penelitian ini
berada di Desa Titik yang merupakan salah satu desa dari 21 desa yang
ada di kecamatan Sekaran. Desa ini letaknya berdekatan dengan sungai
bengawan solo yang membatasi dengan Desa Tegalrejo, Kecamatan
Widang, Kabupaten Tuban. Desa Titik terdiri dari 2 RW dengan 5 RT,
selain itu letak desa ini juga tidak strategis karena memang dikelilingi oleh
sawah. Jarak tempuh untuk menuju kecamatan Sekaran adalah 15 km,
sedangkan jarak menuju Kabupaten Lamongan adalah 40 km.
Secara administratif Desa Titik terletak di Kecamatan Sekaran
yang dibatasi oleh desa-desa disekitarnya. Adapun desa-desa yang
berbatasan dengan Desa Titik yaitu sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Kendal.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Besur.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tuban.
4. Sebelah timur berbatasan dengan desa Ngarum.
32
[image:55.612.146.507.104.553.2]
✬✭
Gambar 4.