• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PELUANG USAHA KREATIF DI DESA TITIK KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PELUANG USAHA KREATIF DI DESA TITIK KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PELUANG USAHA KREATIF DI DESA TITIK KECAMATAN SEKARAN

KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Dewi Stia Wijayanti B02212014

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

LEMBAR

PERSETUJUAN

SKRIPSI

Yang benanda tangan di bawah ini:

Nama

: Dr. H. Abd. Halim,

M.Ag

NIP

: 19630725199103100

Menyatakan bahwa

judul

skripsi *PENDAMPINGAN MASYARAKAT

DALAM

MENCIPTAKAN PELUANG

USAHA KREATIF

DI

DESA

TITIK KECAMATAN

SEKARAN

KABUPATEN LAMONGAN''

Oleh:

Nama

: Dewi Stia Wijayanti

NIM

:802212014

Telah dikonsultasikan dan siap diujikan.

Surabaya,2 Agustus 2016

Dosen Pembimbing

(3)
(4)

Nama

: Dewi Stia Wijayanti

NIM

:B,02212014

FakultasiProdi

:

Dakwah

dan

Komunikasi/Pengembangan Masyarakat

Islam

rudurskripsi,T:Tffi

TiT::]

Tr

T::ffr

::ffi:

Kabupaten Lamongan

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi

ini

secara keseluruhan adalah

hasil

penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Surabaya,2 Agustus 2016

Saya yang menyatakan,

(5)

@

T]MYERSITAS

ISLAM

KEMENTERIAN

NEGERI

SUNAI{

AGAMA

AMPEL

SURABAYA

PERPUSTAKAAN

JI. Jend- A- Yani

il7

surabaya 6an7 Terp.03l-843 r972Rax.03r-8413300 E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUruAN

PUBLIKASI

KARYA ILMIAH

TINTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika

UIN

Sunan Ampel Surabay4 yang bertandatangan

di

bawah

ini,

saya:

Nama

NIM

Fakultas/Jurusan

E-mail address

yang berjudul :

Oru

Sli*

uJ(tatqan

*B;;

;;:;

t

)ii,

i::i-

"-o

\'-

-

r;

P-:ry-p""gembang$

ihnu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada perpustakaan

!!t{

sunan Ampel surabaya Hak Bebas

Royalti

irlon-Eksklusif atas

t*yuir,"iuu

,

HHn1.*.,.

=

Tesis

El

Desertasi

r:

Lain_lain(...:...:...)

V-s*d*mg:tg*r

M *.Fs*:rr..*9

dilsr

M:*xprs"!:*n

pA*:*g

!,lx*/,*

K:e*:tg

&

)s"r

Tr.tk.t,ey*!-*t

*?*%.%

KoL*ffi,; l:,;;;;r"

Beserta perangkat

ryng

drperlukan

(bila

ada). Dengan

Hak Bebas

Royalti Non-Ekslusif

ini

Perpustakaan

UIN sunan

Ampel

s*ruuyu

urtrt*;";tid*,

mengalih-media

/

fornat-kan,

mengelolanya

dalam bentuk

pangkllq

data

roataoLel,

mindistribusikannyq

dan menampilkan

/

mempublikasikannya

di

Intemet utuu

*"olu

r"i" iii*

fau"*t

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

rjil

d.ri ;;t";elama

t"tup

;;;uirtu.t*

nama saya sebagai penulis / pencipta dan atau

pr.,obit yang

t"rsangkutan.

saya bersedia unhrk meftmggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak perpustakaan

uIN

sunan

Ampel

surabay4 segala

u"otut

tuntutan hul<irm yang

timbul atas pelanggamn

Hak Cipta dalam karya ikniah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Surabay4

ea

/gusLuE aot(

Penulis
(6)

ABSTRAK

Dewi Stia Wijayanti (B02212014), Pendampingan Masyarakat dalam Menciptakan Peluang Usaha Kreatif di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

Pertanian sebagai komoditas yang mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat. Selain sebagai kebutuhan pangan, sektor pertanian juga sebagai penghasilan pendapatan. Dalam penelitian ini, peneliti mendalami problem yang dialami oleh masyarakat dalam lingkup kerentanan ekonomi di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengurangi kerentanan dengan memberikan jalan alternatif yang tepat.

Riset pendampingan dengan metodeParticipatory Action Research (PAR) berupaya menggali problem-problem yang ada dalam masyarakat. Peran serta masyarakat secara partisipatif dilakukan dalam membentuk kesadaran kritis untuk memperoleh perubahan yang lebih baik. Kerentanan ekonomi masyarakat yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, ketergantungan masyarakat terhadap hasil pertanian. Kedua, pemerintah desa belum memiliki alternatif sumber ekonomi lain. Ketiga, pengangguran saat musim kemarau.

Dari ketiga faktor yang melatar belakangi kerentanan ekonomi tersebut maka dimunculkan sebuah aksi nyata sebagai upaya penyelesaian masalah. Aksi nyata sebagai solusi permasalahan dihimpun melalui gagasan-gagasan yang berasal dari masyarakat. Gagasan tersebut berawal dari analisis masalah yang selanjutnya difokuskan pada masalah utama yang mendesak dan harus segera diselesaikan. Selanjutnya merencanakan aksi yang tepat hingga akhirnya melaksanakan perencanaan aksi untuk perubahan. Pembentukan usaha bersama sebagai solusi alternatif yang dilakukan untuk menguarangi kerentanan ekonomi masyarakat. Selain itu sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

(7)

ix

ABSTRACT

Dewi Stia Wijayanti (B02212014), Society empowerment in creating opportunity effort creative at Titik village, Lamongan

An agriculture is become a basic commodity, which is to fulfill the human need, particularly on food. Furthermore, the agriculture sector is not only as food needs, but also as human income. In this research, the researcher focused on the problems of economy delution at the resident of Titik village, Lamongan, East Java. Henceforth, the aim of this research is to diminish the economy delution through giving the best alternative way.

Besides that, under using Participatory Action Research (PAR) method, the researcher tried to gain the problems occurred in the people of Titik and they have to involve as participative creating the critic awareness for a better change. The economy delution is caused by some factors. First, the people affectively tended to depend on agricultural or farm produce. Second, the village government did not have the alternative economic resources. Third, there was much chronic unemployment on dry season.

Based on the three factors, the researcher created the safe side as problem solutions efforts at the initiative of the people of Titik. Those ideas were first created from problems analysis that will be focused on the main problems and it should be finished immediately. The next step was planning the compatible action, so that the result it can be done totally tune with the planning action for changing. In other words, the formation of gathering action is as the alternative solution to diminish the economy delution at the resident of Titik village and as the way to increase the quality of human resources.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

BAB I: PENDAHULUAN A. Situasi problematik... 1

B. Fokus Pendampingan... 5

C. Tujuan Pendampingan ... 5

D. Manfaat Pendampingan ... 6

E. Strategi Pendampingan ... 7

F. Definisi Konsep ... 8

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12

(9)

xii BAB II: KAJIAN TEORITIK

A. Pola Pemberdayaan... 17

B. Kreativitas Menjadi Peluang Ekonomi ... 20

BAB III: METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN A. Pendekatan Pendampingan Untuk Pemberdayaan ... 33

B. Prinsip-PrinsipParticipatory Action Reseach(PAR) ... 34

C. Langkah-Langkah PAR Dalam Melakukan Pendampingan ... 38

BAB IV: MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik ... 42

B. Kondisi Ekonomi Desa Titik... 44

C. Kondisi Pendidikan Desa Titik ... 45

D. Kondisi Kesehatan Desa Titik... 47

E. Kondisi Agama, Sosial dan Budaya Desa Titik ... 48

BAB V: MENGURAI PROBLEM MASYARAKAT DESA A. Potret Masyarakat Petani ... 53

B. Minimnya Peluang Kerja di Desa ... 57

BAB VI: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN A. Inkulturasi, Diskusi, dan Pengorganisasian ... 68

B. Menggali Akar Masalah Kerentanan Ekonomi... 71

C. Perencanaan Tindakan Sesuai dengan Permasalahan Masyarakat. 74 D. Ekonomi Kreatif sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat ... 80

1. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama ... 81

2. Membangun Jaringan Untuk Memperluas Pemasaran ... 86

3. Pelatihan Usaha dalam Meningkatkan Skill Masyarakat... 87

(10)

BAB VII: REFLEKSI TEORITIS

A. Refleksi Teoritis: Penguatan Ekonomi Masyarakat ... 92

B. Refleksi Empiris: “Kartini Jaya” untuk Masyarakat... 97 BAB VIII: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 105

(11)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Desa Titik... 43

Gambar 4.2 SDN Titik ... 47

Gambar 4.3 Puskesmas Desa Titik ... 48

Gambar 4.4 Masjid An-Nur Desa Titik ... 49

Gambar 6.1 FGD Pemetaan Wilayah ... 70

Gambar 6.2 FGD Perumusan Masalah ... 71

Gambar 6.3 FGD Perencanaan Aksi Bersama Masyarakat ... 74

Gambar 6.4 FGD Penentuan Realisasi Program dan Pemasaran ... 83

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Usia Produktif Masyarakat Desa Titik ... 43

Tabel 4.2 Pekerjaan Masyarakat Desa Titik... 44

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Titik... 46

Tabel 4.4 Jumlah Siswa... 46

Tabel 4.5 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi ... 47

Tabel 5.1 Biaya Produksi Pertanian... 54

Tabel 5.2 Kalender Musim ... 56

Tabel 5.3 Trend and Change ... 58

Tabel 6.1 Iuran Modal Usaha ... 89

Tabel 6.2 Biaya Produksi ... 90

(13)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 5.1 Faktor Urbanisasi ... 59

Diagram 5.1 Pengaruh Masyarakat Melakukan Urbanisasi ... 62

Bagan 5.2 Pohon Masalah ... 64

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Situasi Problematik

Desa Titik merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Sekaran Kabupaten Lamongan. Desa kecil yang terdiri dari lima RT dan

dua RW, dengan jumlah penduduk 987 jiwa yang terdiri dari 502

perempuan dan 485 laki-laki. Jumlah kepala keluarga yang ada yaitu 390

KK, sedangkan rata-rata pendidikan masyarakat masih berada pada tingkat

yang rendah yaitu lulusan SD.1 Masyarakat Desa Titik mayoritas

merupakan seorang petani, hal ini sesuai dengan letak desa yang

dikelilingi oleh hamparan sawah.

Masyarakat desa dengan mengandalkan ekonomi pertanian merasa

hasil pertanian belum cukup dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini

juga dirasakan buruh tani yang jumlah anggota keluargannya banyak,

sedangkan yang bekerja hanya beberapa orang dengan hasil yang tidak

seberapa. Selain itu musim kemarau yang panjang menjadikan lahan

sawah sulit untuk mendapatkan pengairan, berakibat pada pembebasan

lahan sawah dari tanaman. Hal ini mengakibatkan masyarakat menganggur

dan melakukan pekerjaan-pekerjaan seadanya.

Para petani selalu dihadapkan pada persoalan dengan biaya tanam

dan perawatan, hama yang menyerang, tengkulak, dan hasil produksi. Pola

pertanian yang semakin modern membuat masyarakat mengalami

1

(15)

2

ketergantungan, sehingga rawan dengan kerentanan. Kondisi seperti ini

menjadikan petani sebagai objek permainan harga produk. Situasi

kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan oleh

hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan

mereka dengan lainnya (tata kerja), dan sistem ekonomi dan masyarakat

yang ada di atasnya (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut

sebagai hukum agraria.2

Kebanyakan masyarakat selalu menjual hasil panennya kepada

tengkulak, baik itu panen padi, jagung, maupun cabai. Saat musim panen

padi para tengkulak berbondong-bondong mendatangi sawah yang dimiliki

oleh masyarakat, hal ini untuk melihat bagaimana kondisi padi yang ada.

Para tengkulak ini tentunya melakukan kerja sama dengan orang dalam

desa, dengan sistem orang yang membawa tengkulak tersebut mendapat

bagian dari pembelian padi masyarakat tersebut. Permainan harga akan

terlihat disini, harga beli yang rendah dari tengkulak tentunya tidak

sebanding dengan biaya yang dikelurkan oleh petani.

Saat musim penghujan dengan kondisi curah hujan yang tinggi,

kekhawatiran petani yaitu kondisi sawah yang tergenang air atau banjir.

Sawah yang berada pada dataran yang rendah dan letaknya dekat dengan

kali merupakan tempat yang paling rawan tergenang air, selain itu jika

kondisi angin yang besar juga dikhawatirkan akan menumbangkan

tanaman padi para petani, akibatnya padi yang terkena air memiliki daya

2

(16)

jual yang rendah bahkan tengkulak tidak mau untuk membelinya.

Ketergantungan masyarakat dengan hasil pertanian telah membangun

sistem yang membelenggu dan tidak memanusiakan manusia.

Ketergantungan terhadap tengkulak tidak bisa dihindari, meskipun

tengkulak memberikan kemudahan saat pemanenan dengan menyediakan

tenaga kerja sehingga meminimalisir biaya bagi petani. Pengangguran di

desa akan jelas terlihat saat musim kemarau, karena tidak adanya

pengairan sawah yang dimiliki oleh masyarakat tidak bisa ditanami.

Kerentanan ekonomi akan memicu masyarakat untuk melakukan hutang

pada sanak saudara maupun tetangga.

Sektor pertanian yang memperoleh investasi relatif kecil memberi

indikator bahwa peran sektor pertanian yang merupakan sumber hidup

bagi lebih dari 45% masyarakat serta menyumbang sekitar 15,4% terhadap

pendapatan nasional pada tahun 2004 belum disadari benar oleh pembuat

kebijakan. Rendahnya porsi yang diberikan pada sektor pertanian akan

menentukan kegiatan di lapangan dalam upaya peningkatan produktivitas.3

Hidup di desa untuk mencari uang dirasakan sulit, dari kalangan

muda saat ini juga sudah tidak mau untuk bertani.4 Minimnya peluang

kerja yang ada di desa mengakibatkan masyarakat memilih untuk bekerja

di luar, diperkirakan jumlah orang bekerja di luar jawa baik dari usia muda

hingga dewasa mencapai 50% dari jumlah penduduk yaitu sebanyak 493

3

Mudrajad Kuncoro,Ekonomika Pembangunan: Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 298

4

(17)

4

jiwa.5 Untuk menikmati hasil panen harus menunggu beberapa bulan,

sedangkan hasil panen juga tidak menentu kadang baik atau bahkan

sebaliknya. Jika dibandingkan dengan membuka usaha rumah makan

mereka akan menikmati hasilnya setiap hari dengan keuntungan tersendiri.

Sebenarnya mobilitas penduduk desa-kota merupakan proses alamiah dan

konsekuensi logis pemerintah yang membuat orang desa tertarik untuk

mendatanginya.6 Jika semua masyarakat Desa Titik semuanya bekerja di

luar jawa bagaimana dengan desanya dan siapa yang akan

mengembangkan desa ini.

Masyarakat desa dengan potensi alam yang banyak seharusnya

mampu meminimalisir kerentanan ekonomi. Namun dalam kenyataannya

masyarakat belum mampu mengolah potensi-potensi tersebut secara

maksimal. Kepemilikan lahan yang dimiliki masyarakat seharusnya bisa

menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tetapi lahan pekarangan yang dimiliki

oleh masyarakat hanya dimanfaatkan untuk menanam pohon pisang

dengan hasil yang rendah. Upaya pemanfaatan lahan pekarang yang

dikelola secara maksimal yaitu dengan pembuatan tambak lele. Namun

adanya alternatif sumber ekonomi dengan pembuatan tambak lele yang

telah dilakukan oleh salah satu warga belum menjadi contoh bagi

masyarakat lainnya.

5

Hasil wawancara dengan Bapak Aan (34 tahun) selaku kepala Desa Titik tanggal 27 maret 2016 pukul 11.20 di kediamannya

6

(18)

B. Fokus Pendampingan

Pendampingan yang dilakukan adalah menciptakan peluang usaha

kreatif. Usaha kreatif ini sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat

dan menciptakan pekerjaan lain selain bertani. Fokus pendampingan

tersebut dilakukan secara partisipatif dari ibu-ibu dan masyarakat Desa

Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.

C. Tujuan Pendampingan

Tujuan pendampingan masyarakat dalam peningkatan ekonomi dan

menciptakan peluang usaha di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten

Lamongan yaitu sebagai berikut.

1. Menganalisis kerentanan ekonomi masyarakat Desa Titik Kecamatan

Sekaran Kabupaten Lamongan.

2. Menyusun langkah strategis pendampingan dalam meningkatkan

kondisi ekonomi masyarakat melalui usaha kreatif di Desa Titik

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.

D. Manfaat Pendampingan 1. Secara Teoritis

Pendampingan ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu

pengetahuan bagi para akademisi, baik jurusan pengembangan

masyarakat islam maupun jurusan lainnya yang berkaitan dengan tema

(19)

6

2. Secara Praktis

Pendampingan ini diharapkan mampu memberikan data-data awal

bagi penelitian yang memiliki kesamaan tema. Selain itu dengan judul

yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi bagi masyarakat

diharapkan bisa membangun masyarakat dalam meningkatkan

ekonomi serta memberikan kesadaran untuk memanfaatkan skill atau

keahlian yang dimiliki, dengan membuat ekonomi kreatif yang

sederhana namun bernilai ekonomi.

D. Strategi Pendampingan

Adapun strategi yang dilakukan dalam pendampingan ini yaitu sebagai

berikut:

1. Mengetahui kondisi masyarakat (To Know)

Seorang pendamping masyarakat atau fasilitator harus mengetahui

bagaimana kondisi masyarakat yang ingin didampingi dan persoalan

apa yang dihadapi oleh masyarakat. Proses inkulturasi dalam

masyarakat tidak hanya sebagai proses pendekatan, tetapi juga sebagai

proses penggalian data.

2. Memahami kondisi masyarakat (To Understand)

Pada tahap selanjutnya pendamping masyarakat harus memahami

permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat Desa Titik.

(20)

pemikiran yang dirasakan selama ini, selain itu masyarakat mampu

berfikir secara kritis.

3. Merencanakan aksi bersama masyarakat (To Plan)

Ketika permasalahan telah diketahui dan disepakati bersama

masyarakat, langkah selanjutnya yaitu merencanakan aksi untuk

perubahan yang lebih baik. Perencanaan ini tentunya tidak terlepas dari

masyarakat.

4. Melakukan aksi bersama masyarakat (To Action)

Tahap ini merupakan gerakan atau tindak lanjut yang dilakukan

peneliti bersama masyarakat setelah adanya perencanaan aksi.

Masyarakat harus keluar dari situasi ketergantungan ataupun

penindasan, dengan adanya aksi perubahan yang dilakukan masyarakat

harus menjadi mandiri.

5. Refleksi/Evaluasi (To Reflection)

Bentuk pendampingan masyarakat tentunya harus mencapai

keberhasilan yang berkelanjutan. Tahap evaluasi harus menganalisis

apa kekurangan dalam proses pendampingan yang harus diperbaiki,

dan bagaimana keberhasilan yang dicapai untuk terus dipertahankan

dan dilanjutkan. Selain itu pelajaran apa yang dapat diambil oleh

pendamping dan masyarakat dalam proses pendampingan yang

(21)

8

E. Definisi Konsep

1. Pendampingan Masyarakat

Pendampingan adalah interaksi yang intesif antara pendamping

dengan kelompok masyarakat, sehingga terjadi proses perubahan

kreatif yang diprakarsai oleh anggota kelompok. Tujuannya yaitu

peningkatan kualitas hidup dan kemandirian kelompok dampingan.

Program pendampingan merupakan suatu sistem pembangunan yang

berorientasi pada manusia, dengan mengedepankan asas partisipasi,

musyawarah dan keadilan. Empan peran utama yang dimiliki para

pendamping dalam proses pendampingan, yaitu:7

a. Peran Fasilitatif

Peran fasilitatif pendamping berupa motivasi kelompok,

memberikan inspirasi untuk aksi nyata, menjadi penengah konflik

dan membentuk konsensus bersama, mendorong anggota untuk

berpartisipasi aktif.

b. Peran Edukatif

Pendamping dituntut aktif mendidik dan memberikan masukan

melalui:

1) Peningkatan kesadaran, mendorong peserta program

memandang jauh ke depan dan mampu berubah.

7

Yanuarini Astuti Dewi dan Ikrar Dinata, Pedoman Pendampingan Tenaga Kerja Sarjana,

(22)

2) Penyediaan informasi, memperluas wawasan, inspirasi

(gagasan) baru, info sosial ekonomi, teknologi tepat guna,

kewirausahaan, pembangunan daerah.

3) Peran mempertentangkan, membuat manajemen konflik,

mendesain kesadaran sehingga para anggota tertantang

mengikuti perubahan.

4) Peran melatih, memberikan pelatihan sesuai dengan

kemampuan pendamping.

c. Peran Perwakilan

Mewakili komunitas berinteraksi dengan pihak luar untuk

mendapatkan akses ke sumber daya, akses pasar, negosiasi,

menjembatani kemitraan.

d. Peran Teknis

Peran teknis pendamping meliputi manajemen dan perencanaan

usaha, administrasi dan keuangan, menjalin relasi, member

konsultasi, mengelolah dinamika kelompok.

Indikator dari pemberdayaan masyarakat yaitu adanya

keberlanjutan program, ketika program yang telah direncanakan dan

terealisasikan sebagai solusi pemecahan masalah dalam masyarakat

masih terus berjalan, maka pemberdayaan masyarakat tersebut

dikatakan berhasil. Melalui proses pendampingan diharapkan

masyarakat memiliki perubahan dan kemandirian, serta mampu

(23)

10

pihak lain. Dua hal penting yang menjadi fokus perhatian dalam

implementasi program pendampingan yaitu:8

1) Capacity Building, yang diwujudkan dengan perubahan cara

pandang atau pola pikir masyarakat dampingan.

2) Technical Building yaitu kecakapan hidup atau life skill, berupa

kemampuan mengolah potensi alam baik yang bersifat on farm

(diatas tanah) seperti pertanian dan perkebunan, maupun off farm

(olahan hasil diatas tanah), serta non farm (yang tidak terkait

dengan on farmatauoff farm).

2. Usaha Kreatif

Proses kreativitas merupakan syarat utama munculnya suatu usaha.

Proses kreativitas merupakan proses pembangkitan ide dimana

individu maupun kelompok berproses manghasilkan sesuatu yang

baru. Aspek penting dalam kreativitas adalah manusia dan proses.

Manusia merupakan pelaku yang menentukan proses berjalan dan yang

menentukan solusi permasalahan. Proses tidak selalu sama dan

pendekatannya ada yang berbeda.9

Pemerintah terus mengupayakan agar masyarakat Indonesia dapat

memulai usaha baru untuk menopang perekonomian Negara. Pasalnya

dengan usaha baru maka lapangan pekerjaan akan terbuka, sehingga

dapat mengurangi tingkat pengangguran. Menurut UU Nomor 28

8

Ibid, hal. 24

9

(24)

Tahun 2014 tentang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), daya

kreasi orang atau ide sudah bisa jadi agunan.10

Ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi, salah satu

produk dari globalisasi adalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI).

Siapa yang memiliki gagasan dan ide yang unik dapat memproteksi

idenya itu dan menghalangi orang lain menggunakannya. Di jaman ini

ide bukan lagi hal yang dianggap remeh. Ide yang dimiliki seseorang

mampu menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan adaptasi dan

konvergensi agar tercipta suatu ide yang baru membutuhkan daya

imajinasi dan visualisasi.11

Membangun usaha kreatif tentunya tidak lepas dari peran

masyarakat serta pemerintah desa. Untuk menjadikan suatu desa

dengan peningkatan ekonomi melalui usaha kreatif harus

mengidentifikasi apa yang mampu dimanfaatkan untuk menghasilkan

nilai ekonomi, selain itu skill yang dimiliki oleh masyarakat. Usaha

kreatif lebih menekankan pada ide yang dimiliki oleh masyarakat.

Oleh sebab itu kreativitas dalam hal sederhana sekalipun jika

masyarakat mampu mengolahnya dengan baik dan

mengembangkannya, maka hal itu akan memiliki hasil ekonomi

sebagai pendapatan dalam dirinya. Perkembangan teknologi yang

semakin maju turut berperan dalam pengembangan usaha kreatif.

Suatu usaha tidak dapat lagi bersaing di pasar global jika hanya

10

UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual

11

(25)

12

mengandalkan harga dan kualitas, tetapi persaingan harus berdasarkan

kreativitas yang dimiliki dan penciptaan poduk baru.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Melihat judul yang digunakan di atas, peneliti menemukan

beberapa penelitian terdahulu serta jurnal yang berkaitan dengan ekonomi

kreatif untuk meningkatan ekonomi masyarakat. Di antara

penelitian-penelitian yang sudah ada yaitu sebagai berikut:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Merla Liana Herawati

dengan judul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa: Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul”.

Skripsi ini membahas tentang upaya peningkatan ekonomi masyarakat

untuk mengurangi kemiskinan dengan menyadarkan masyarakat, melalui

ekonomi kreatif dimungkinkan masyarakat mampu mengolah sumber daya

serta mengembangkan kreativitas yang dimiliki.12

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dodi Kurniawan dengan

judul “Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Industri Kerajinan

Sapu Rayung di Dusun Krepekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid

Kabupaten Magelang”.13 Skripsi ini membahas keberhasilan usaha produksi kerajinan sapu rayung yang memanfaatkan SDA dan SDM,

12

Merla Liana Herawati, Skripsi: “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa: Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul” (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hal. 18

13

(26)

dalam aspek ekonomi kerajinan ini memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi masyarakat. Industri kerajinan sapu rayung mampu

menyerap tenaga kerja yang ingin bekerja di kota, upaya untuk

mendapatkan pekerjaan menjadi lebih banyak jika dibandingkan dengan

sebelum adanya industri tersebut. Masyarakat tidak lagi menggantukan

kehidupan pada sektor pertanian, meskipun masyarakat masih

memanfaatkan sektor pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan.

Ketiga,penelitian yang dilakukan oleh Dewa Nyoman Sudana, dkk

dengan judul “IbM Pengrajin Pandan Berduri di Desa Tumbu Karangasem Bali”.14 Penelitian ini merupakan sebuah jurnal yang membahas adanya kerajinan pandan berduri, namun masyarakat hanya memanfaatkan pandan

tersebut sebagai tikar dan kerajinan lain yang menunjang tradisi adat dan

agama hindu di Bali. Masyarakat sekitar belum memiliki kreativitas dalam

pemanfaatan menjadi suatu kerajinan yang bernilai ekonomi lebih,

sehingga dibutuhkan pendampingan yang mampu mengembangkan

keahlian yang dimiliki masyarakat Desa Tumbu. Hal ini didukung dengan

letak Desa Tumbu yang dekat dengan obyek wisata taman Soka Ujung

Karangasem, dengan pembuatan kerajinan pandan berduri yang lebih

kreatif serta dengan model dan desain yang lebih baik tentunya akan

menarik wisatawan untuk membeli produk tersebut, serta akan

meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Tumbu.

14

(27)

14

G. Sistematika Pembahasan BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab awal yang berkaitan tentang judul skripsi,

mulai dari situasi problematik atau latar belakang masalah, fokus

pendampingan, tujuan pendampingan, manfaat pendampingan,

strategi pendampingan, definisi konsep, penelitian terdahulu yang

relevan, dan sistematika pembahasan.

BAB II: KAJIAN TEORITIK

Bab ini berisikan teori apa yang dipakai dalam penelitian sebagai

kesesuain dengan tema yang diangkat dalam pendampingan ini.

BAB III: METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN

Bab ini menguraikan metodologi yang digunakan dalam

pendampingan, bagaimana metode PAR itu, langkah-langkahnya

seperti apa, dan bagaimana prinsip dari metode PAR.

BAB IV: DESKRIPSI LOKASI DESA TITIK

Bab ini berisi tentang profil desa, mulai dari kondisi desa secara

geografis, kondisi demografis, ekonomi, agama, sosial, budaya,

pendidikan, dan kesehatan.

BABV: ANALISIS MASALAH MASYARAKAT

Bab ini merupakan pemaparan data baik dari hasil wawancara

maupun FGD, untuk menguraikan permasalahan yang dihadapi

oleh masyarakat.

(28)

Bab ini merupakan proses penyusunan langkah-langkah

perencanaan program bersama masyarakat sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Serta bagaimana

aksi yang dilakukan sebagai solusi permasalahan.

BAB VII: REFLEKTIF TEORITIS

Bab ini berisi perubahan yang muncul setelah proses

pendampingan dilakukan, selain itu bagaimana teori yang

digunakan dalam pendampingan.

BAB VIII: PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran tentang hasil pendampingan

(29)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pola Pemberdayaan

Secara Konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan

(empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan).

Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai

kekuasaan.15 Pemberdayaaan masyarakat adalah upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang

kondisi miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun kemampuan masyarakat dengan mendorong, memotivasi,

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk

mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata.16 Proses

pemberdayaan antara komunitas satu dengan yang lain tentu memiliki

perbedaan, hal ini tergantung dari situasi ataupun keadaan dan yang

dihadapi oleh masyarakat tersebut.

Menurut Jim Ife, konsep pemberdayaan memiliki hubungan erat

dua konsep pokok yakni: konseppower (daya) dan konsepdisadvantaged

(ketimpangan).17 Fasilitator memberikan dorongan kepada masyarakat

untuk menganalisis permasalahan yang terjadi serta penyelesaian yang

✂ ✄

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hal. 57

16

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2014), hal. 24

✂ ☎

Ibid, hal. 25

(30)

sesuai untuk menciptakan kemandirian, selain itu masyarakat didorong

untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sumber

daya alam yang mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi” bukan “proses instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu

penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan.18

1. Tahap penyadaran, pada tahap ini yang menjadi sasaran yaitu

masyarakat yang kurang mampu yang harus diberikan pemahaman

bahwa mereka mempunyai hak untuk menjadi berada atau mampu. Di

samping itu juga mereka harus dimotivasi bahwa mereka mempunyai

kemampuan untuk keluar dari kemiskinannya.

2. Tahap pengkapasitasan, bertujuan untuk memampukan masyarakat

yang kurang mampu sehingga mereka memiliki keterampilan untuk

mengelola peluang yang akan diberikan.

3. Tahap pendayaan, masyarakat diberikan peluang yang disesuaikan

dengan kemampuan yang dimiliki melalui partisipasi aktif dan

berkelanjutan yang ditempuh dengan memberikan peran yang lebih

besar secara bertahap sesuai dengan kapasitas.

Upaya pemberdayaan masyarakat membutuhkan strategi dalam

pencapaian tujuan yang diinginkan, salah satunya yaitu dengan proses

pendampingan. Proses pendampingan bukan hanya pada bidang ekonomi

saja, tetapi juga bisa dilakukan dalam bidang lain. Seorang pendamping

18

(31)

✝9

masyarakat harus memposisikan dirinya sebagai perencana, pembimbing,

motivator, penghubung, fasilitator, dan sekaligus evaluator. Semua itu

tidak lepas dari masyarakat, karena pendamping harus bekerjasama dengan

masyarakat untuk kepentingan masyarakat serta belajar dengan

masyarakat.

Proses pemberdayaan memiliki tujuan yaitu memperkuat

kekuasaan masyarakat lemah. Masyarakat lemah diberikan peluang dalam

mengembangkan diri untuk menjadi mandiri dan terlepas dari problem

yang dihadapi. Masyarakat dikatakan berdaya ketika masyarakat telah

memiliki tiga kuasa, yaitu kuasa atas milik, kuasa atas kelola, dan kuasa

atas guna.

Pemberdayaan sebagai usaha dan memberikan kesempatan kepada

kelompok atau komunitas untuk memberikan ide atau gagasan,

memunculkan keberanian dalam penyampaian pendapat, serta menentukan

suatu tindakan yang sesuai, dengan begitu masyarakat mampu

meningkatkan kemampuan dan menciptakan kemandirian. Selain itu juga

upaya pemanfaatan sumber daya masyarakat secara lebih efektif dan

efisien, dalam pemberdayaan terdapat unsur partisipatif, yaitu bentuk

keterlibatan masyarakat di dalam proses tersebut.

Pembelaan terhadap kaum miskin dan masyarakat pinggiran telah

lama menjadi agenda pembangunan di Indonesia.19 Praktik pembangunan

yang diklaim sebagai upaya untuk melakukan perubahan sosial justru

19

(32)

banyak mengabaikan partisipasi masyarakat dalam berbagai level

pengambilan keputusan tentang pembangunan. Akibatnya, pembangunan

menjadi mesin yang secara efektif mengubah tatanan sosial-politik

Indonesia, terutama masyarakat petani.20

B. Kreativitas Menjadi Peluang Ekonomi

Ketika mendengar kata kreativitas seringkali yang muncul dalam

benak kita adalah para penulis, pelukis, penyair, musisi para seniman yang

bergerak di dunia seni. Padahal kreativitas mencakup hal-hal yang lebih

luas termasuk untuk membuat usaha.21Ekonomi kreatif merupakan sebuah

konsep di era ekonomi baru yang penopang utamanya adalah informasi

dan kreativititas dimana ide dan ilmu pengetahuan dari sumber daya

manusia merupakan faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.

Melihat kondisi ekonomi Indonesia pada era saat ini, tentunya ekonomi

kreatif menjadi suatu alternatif dalam peningkatan ekonomi. Selain itu

dengan adanya ekonomi kreatif di pedesaan akan menyerap tenaga kerja

pada setiap individu pedesaan dengan peluang kerja yang minim.

Ekonomi kreatif pertama kali diperkenalkan oleh tokoh bernama

John Howkins, penulis buku "Creative Economy, How People Make

Money from Ideas". Menurut definisi Howkins, ekonomi kreatif adalah

kegiatan transaksi ekonomi dimana nilai dari produk kreatif tersebut

berlipat ganda dari hasil kreasi, maka esensi dari kreatifitas adalah

20

Ibid,hal. 8

✠ ✡

(33)

☛☞

gagasan.22 Ekonomi kreatif dibangun dalam sebuah gagasan atau

pemikiran atau ide yang berbeda dalam diri setiap individu, dengan modal

gagasan seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang layak.

Kreativitas dan ekonomi bukanlah hal yang baru, tapi yang baru adalah

sifat dan tingkat hubungan antara keduanya dan bagaimana

menggabungkannya untuk menciptakan nilai yang luar biasa.

Sifat kreativitas merupakan seni yang mampu menciptakan sesuatu

yang baru, hal baru yang diaplikasikan dalam wujud nyata akan

memberikan nilai ekonomi. Kreativitas adalah proses berfikir dan

menggugah inspirasi dengan cara yang berbeda dari biasanya, dimana

seseorang tertantang untuk dapat melahirkan suatu yang baru baik berupa

gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah

ada sebelumnya. Setiap individu tentunya memiliki pemikiran dan ide

yang berbeda-beda.23 Kreativitas dalam hal sederhana sekalipun jika

masyarakat mampu mengolahnya dengan baik dan mengembangkannya,

maka hal itu akan memiliki hasil ekonomi sebagai pendapatan dalam

dirinya. Ekonomi kreatif sangat menekankan kreativitas yang dimiliki dan

penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju.

Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global jika hanya mengandalkan

harga dan kualitas, tetapi persaingan harus berdasarkan kreativitas, inovasi

dan imajinasi. Secara sederhana proses tersebut dapat distrukturkan

22

John Howkins, The Creative Economy. How People Make Money From Idea, (London: Penguin Group, 2007)

23

(34)

sebagai berikut,

terdapat dalam buku

Kreativita

dengan kata lain

maka mereka ak

masyarakat seba

aktivitas mental

membuat keputus

itu berfikir juga

dengan cara dim

akan menganalis

ekonomi, simbol

adalah mengguna

dan konsep aka

inspirasi.

Inspirasi

yang waktu dan

dan terbiasa. Ide

dituangkan dalam

ekonomi. Ide yang

Berf

kut, yang dikembangkan dari pemikiran atau kons

buku Kecerdasan Enterpreneur.

itas seseorang sering kali muncul dalam kondisi

in ketika masyarakat berupaya meningkatkan ekonom

akan berfikir upaya seperti apa yang mampu

bagai usaha peningkatan ekonomi. Berfikir ada

al yang membantu merumuskan atau memecahkan

putusan, atau memenuhi keinginan untuk memaha

uga melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan

dimulai dengan adanya masalah. Proses berfikir ini

lisis apa yang mampu dilakukan sebagai upaya pe

bol-simbol yang digunakan dalam berfikir pada

unakan kata-kata, bayangan atau gambaran, dan ba

kan berkembang yang selanjutnya memuncul

si merupakan percikan ide-ide kreatif atau gagas

n tempat keluarnya jarang dikenali, kecuali sud

Ide-ide kreatif yang muncul akan diaplikas

lam bentuk realisasi nyata yang mampu menghas

yang ada akan menjadi sesuatu yang baru dan be

erfikir

Inspirasi

Ino

konsep yang

si yang sulit,

ekonominya

pu dilakukan

dalah segala

hkan masalah,

hami. Selain

an seksama

ini tentunya

peningkatan

a umumnya

n bahasa. Ide

ulkan suatu

gasan kreatif

udah terlatih

asikan atau

hasilkan nilai

berbeda dari

(35)

✍✎

yang lain, unsur pembaruan inilah yang menjadi salah satu unsur dalam

inovasi. Selanjutnya bagaimana membuat cara berfikir itu dinamis, yaitu

diperlukan diskusi untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dimiliki

masyarakat. Individu terkadang tidak menyadari bahwa di dalam diri

mereka terdapat kreativitas. Diskusi yang dilakukan sebagai upaya untuk

membangun dan mengembangkan kreatifitas yang dimiliki oleh seseorang.

Tahun 2014 diperkirakan industri kreatif menyumbang lebih dari

7,5 persen terhadap PDB, menyerap sekitar 11,8 juta tenaga kerja atau

lebih dari 10 persen tenaga kerja nasional, menciptakan usaha baru lebih

dari 5 juta serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perolehan

devisa negara.24Adanya ekonomi kreatif sesuai dengan visi misi presiden jokowi, pada akhirnya tanggal 26 Januari 2015 presiden Jokowi melantik

Triawan Munaf sebagai kepala badan ekonomi kreatif. Fakta bahwa sektor

pertanian tidak mendapat posisi strategis dalam gelombang ekonomi

keempat. Hal ini terlihat dala instruktur Presiden Republik Indonesia

Nomor 6 tahun tahun 2009 Tentang pengembangan ekonomi kreatif

(2009-2015). Dari 14 prioritas bidang pengembangan ekonomi kreatif,

tidak satupun eksplisit bernuansa dan spesifik tertuju pada agribisnis.

Ke-14 belas prioritas tersebut meliputi periklanan, arsitektur, pasar seni dan

barang antik, kerajinan, desain, fashion atau mode, film, video dan

fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan

24

(36)

percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan telivisi, riset

dan pengembangan.25

Melihat adanya badan ekonomi kreatif di Indonesia, masyarakat

seharusnya menuangkan ide-ide kreatif yang dimiliki. Apalagi dengan

Indonesia yang telah memasuki MEA, daya saing tenaga kerja bukan

hanya masyarakat Indonesia sendiri melainkan dari masyarakat luar.

Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia

untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial, yang mampu

mengolah dirinya sendiri dan potensi yang terkandung dalam alam. Saat

ini sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses

pembangunan. Semakin tinggi kualitas SDM maka semakin mendorong

kemajuan. Peningkatan SDM di pedesaan merupakan langkah yang harus

dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar

pedesaan di Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah. Tingkat

pendidikan rendah di desa tentunya sulit untuk bersaing, jika masyarakat

tidak melakukan usaha sendiri, ekonomi mereka akan tetap sama tidak bisa

meningkat dan mensejahterakan keluarga.

Oleh sebab itu, kegiatan pembangunan perlu diarahkan untuk

merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Perencanaan dan

implementasi pembangunan seharusnya berisi usaha untuk meberdayakan

masyarakat, sehingga mempunyai akses pada sumber-sumber ekonomi

sekaligus politik. Oleh sebab itu, usaha memberdayakan masyarakat desa

25

(37)

✒✓

serta perang melawan kemiskinan dan kesenjangan di pedesaan masih

harus menjadi agenda penting dalam kegiatan pembangunan.26

Dalam konteks pembangunan masyarakat ekonomi kreatif

memiliki posisi yang penting, sebab kreativitas akan berdampak pada

kesejahteraan, sosial, dan kualitas hidup. Gambaran tersebut dapat

digambarkan dalam bagan sebagai berikut.27

Dari gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstribusi Ekonomi

Tahun 2006 industri kreatif di Indonesia telah menyumbang PDB

sebesar 104,73 triliun rupiah atau 6,28% PDB Indonesia, sedangkan

jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri kreatif pada

tahun 2006 mencapai 5,4 juta pekerja dengan tingkat partisipasi

26

Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal. 31

27

(38)

pekerja sebesar 5,8%. Tahun 2006 nilai ekspor industri kreatif di

Indonesia mencapai 81,4 triliun rupiah dan berkontribusi sekitar 9,13%

terhadap total nilai eksor nasional.

Penerapan ekonomi kreatif di pedesaan akan memberikan dampak

pada aspek ekonomi masyarakat. Meskipun belum berdampak sampai

pada ekspor, tetapi ekonomi kreatif sebagai upaya dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat selain itu menyerap tenaga kerja

dari dalam desa tersebut.

2. Iklim Bisnis

Investasi sangat dipengaruhi oleh iklim bisnis. Semakin kondusif

iklim bisnis di Indonesia, semakin besar penanaman modal di dalam

negeri. Industri kreatif dapat dimanfaatkan sebagai perangsang

investasi yaitu dengan pembangunan lingkungan urban yang kondusif,

dengan menciptakan kota-kota kreatif yang diikuti dengan

pembangunan infrastruktur, komunikasi dan informasi yang mudah

diakses. Pembangunan yang mendukung tumbuhnya kreativitas akan

menimbulkan iklim bisnis yang kompetitif, karena kreativitas adalah

suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik dan

berbeda.

Pemikiran yang kreatif akan menciptakan suatu inovasi dengan

nilai ekonomi. Inovasi ini akan menjadikan suatu bisnis atau usaha

yang akan bersaing dipasaran. Untuk menjadikan produk unggulan

(39)

✕✖

berbeda dengan lainnya. Selain itu memberikan kualitas yang bagus

dengan harga yang rendah.

3. Citra dan Identitas Bangsa

Indonesia adalah Negara yang terkenal dengan keindahan alam dan

warisan budaya yang tinggi. Indonesia memiliki potensi besar menarik

wisatawan asing, dengan mengangkat warisan budaya lokal dalam

konteks yang baru diharapkan wisatawan asing memperoleh

pengalaman baru yang dapat dibawa pulang ke negaranya.

Pembangunan yang terarah ke industri kreatif berbasis budaya pada

akhirnya akan dapat menciptakan landasan budaya lokal yang kuat.

Dibalik ekonomi kreatif tentunya tidak lepas dari individu yang kreatif.

Semakin banyak ikon-ikon nasional yang dikenal secara internasional,

akan semakin mengharumkan nama bangsa.

Begitu juga dengan adanya ekonomi kreatif di pedesaan akan

memberikan nama terhadap desa dan menjadi kebanggaan bagi

masyarakat. Keberhasilan penerapan ekonomi kreatif di pedesaan akan

menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk membangun desanya.

4. Sumber Daya Terbarukan

Kreativitas adalah elemen dasar individu. Sehingga potensi kreatif

terdapat pada semua orang, dan semua orang memiliki modal yang

sama. Pembangunan yang berbasis pada sumber daya manusia, maka

turut serta dalam pembangunan kapasitas sumber daya manusia

(40)

sumber daya alam, misalnya industri mebel dapat memperlambat

proses eksploitasi sumber daya alam.

Upaya merangsang produksi barang jadi di dalam negeri, maka

pemakaian bahan baku yang berasal dari sumber daya alam akan

hemat serta lebih banyak menyerap tenaga kerja. Komunitas hijau

yang mandiri potensial dibangun didaerah pedesaan, sehingga muncul

klaster-klaster produksi skala desa yang berwawasan lingkungan,

ekonomi desa tumbuh dan mencegah urbanisasi.

Tingkat urbanisasi di Desa Titik cukup tinggi, sebagian dari jumlah

penduduk desa yaitu 493 jiwa melakukan urbanisasi. Hal ini sebagai

upaya dalam peningkatan ekonomi bagi masyarakat yang tidak mau

melakukan aktivitas bertani. Perubahan dalam aspek ekonomi bukan

hanya dilakukan dengan urbanisasi. Masyarakat yang masih bertahan

di desa dengan mengandalkan sektor pertanian juga mampu

meningkatkan ekonomi mereka dengan kreativitas yang dimiliki.

Pengembangan kreativitas masyarakat yang menciptakan nilai

ekonomi bukan hanya berdampak pada aspek ekonomi, namun juga

pada sumber daya manusia. Masyarakat desa dengan skill dalam

bidang pertanian akan memiliki skill baru dalam segi kreativitas, yang

mampu mengolah dan menciptakan sesuatu yang baru dengan nilai

(41)

✘9

5. Inovasi dan Kreativitas

Ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi, salah satu

produk dari globalisasi adalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI).

Siapa yang memiliki gagasan dan ide yang unik dapat memproteksi

idenya itu dan menghalangi orang lain menggunakannya. Di jaman ini

ide bukan lagi hal yang diangga remeh. Ide yang dimiliki seseorang

mampu menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan adaptasi dan

konvergensi agar tercipta suatu ide yang baru membutuhkan daya

imajinasi dan visualisasi.

6. Dampak Sosial

Pembangunan bermodalkan yang terarah dan tepat sasaran, pada

jangka panjang dapat meningkatkan pertumbuhan dan keadilan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Hal ini disebabkan

karena:

a. Kreativitas dapat meningkatkan daya saing produk, karena

kreativitas merupakan input utama dalam proses desain yang akan

menghasilkan inovasi. Daya saing yang tinggi dapat meningkatkan

keuntungan dan dapat meningkatkan pendapatan pekerja, yang

akhirnya dapat meningkatkan daya beli dan kualitas hidup

masyarakat.

b. Pembangunan kewirausahaan berbasi kreativitas dapat berorientasi

inovasi sosial. Inovasi dan kreativitas berperan dalam

(42)

Motivasi dari inovasi sosial adalah mencapai tingkat kualitas hidup

yang lebih baik dari sisi kebahagiaan, yang dibangun berdasarkan

prinsip kebersamaan dan saling berbagi.

c. Secara statistik, terbukti bahwa pekerja di sektor industri kreatif

memiliki penghasilan di atas rata-rata penghasilan pekerja di sektor

industri lain. Hal ini menandakan bahwa profesi sebagai pekerja

kreatif adalah profesi yang cukup menjanjikan di masa depan.

Toleransi sosial merupakan faktor utama untuk menciptakan iklim

yang kreatif yang dapat menarik pekerja kreatif untuk tinggal dan

berkreasi. Kota yang memiliki iklim kreatif, umumnya lebih hidup dan

ekonominya berjalan dengan cepat. Hal ini disebabkan oleh

konsentrasi pekerja kreatif yang telah menarik minat

perusahaan-perusahaan untuk mendirikan usahanya di sana, dan pada akhirnya

membuka lapangan pekerjaan untuk penduduk sekitar.

Ekonomi kreatif yang tepat dan sesuai sasaran akan meningkatkan

kualitas hidup masyarakat. Ekonomi kreatif ini sebagai upaya dalam

mengatasi kerentanan ekonomi masyarakat dengan penghasilan

rendah. Penghasilan yang meningkat akan memberikan kesejahteraan

kepada masyarakat.

Membangun ekonomi kreatif tentunya tidak lepas dari peran

masyarakat serta pemerintah desa. Untuk menjadikan suatu desa dengan

peningkatan ekonomi kreatif harus mengidentifikasi apa yang mampu

(43)

✛✜

dimiliki oleh masyarakat. Ekonomi kreatif harus memperhatikan gagasan,

konsep, produksi dan pemasaran, lebih jelasnya yaitu sebagai berikut:

1) Gagasan

Pemikiran yang kreatif yang diolah dengan sedemikian rupa dan

direalisasikan dengan nyata akan memiliki nilai ekonomi. Masyarakat

desa dengan pendididikan yang rendah pasti memiliki ide dan

kreatifitas tersendiri dalam dirinya. Kreatifitas sederhana yang dimiliki

masyarakat pasti akan memiliki nilai ekonomi.

2) Konsep

Pemikiran yang kreatif akan menjadi sebuah konsep, seperti apa

penuangan kreativitas tersebut, dan bagaimana mewujudkannya.

Konsep ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, serta

kemampuan yang dimiliki masyarakat. Seiring dengan perkembangan

yang ada keinginan manusia terus bertambah. Selain keinginan pokok,

manusia memiliki keinginan tambahan yang banyak. Untuk itu

bagaimana masyarakat menciptakan suatu kreatifitas dengan desain

yang menarik dan mampu memenuhi keinginan pembeli, serta mampu

menarik konsumen.

3) Produksi

Konsep yang telah didesain dengan baik akan menghasilkan suatu

barang yang nantinya akan masuk dalam proses pemasaran. Kegiatan

produksi ini tentunya berkaitan dengan tenaga kerja dan modal, untuk

(44)

pula. Kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat tentunya disesuaikan

dengan kerja yang akan dilakukan, namun dalam pendampingan

masyarakat tidak perlu memilih masyarakat yang memiliki posisi yang

dominan, sehingga masyarakat yang lemah diabaikan. Penyatuan

masyarakat harus menjadi kekuatan dalam pembentukan ekonomi

kreatif disamping kreatifitas yang dimiliki.

4) Pemasaran

Proses pemasaran harus memperhatikan kondisi pasar yang ada,

bagaimana memasarkan barang yang berkualitas dengan harga yang

murah. Pembeli pasti mencari barang dengan kualitas yang baik, selain

itu akan membeda-bedakan dengan produk lainnya. Persaingan pasar

bukan dijadikan kendala oleh masyarakat untuk berhenti dalam

mengembangkan ekonomi kreatif, tetapi bagaimana masyarakat

mampu memperbarui ide kreatifitas yang dimiliki. Perkembangan

teknologi yang semakin maju dan menembus pedesaan akan

(45)

✤✤

BAB III

METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN

A. Pendekatan Pendampingan Untuk Pemberdayaan

Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metode Participatory

Action Reseach (PAR), yaitu suatu pendekatan melalui penggalian

masalah yang ada dalam masyarakat atau komunitas. PAR merupakan

penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan

dalam mengkaji kegiatan yang sedang berlangsung, hal ini dilakukan

untuk melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik. Untuk

itu, harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik,

budaya, ekonomi, geografi, dan konteks lain yang terkait.28

PAR tidak memiliki sebutan tunggal, dalam berbagai literatur PAR

bisa disebut dengan berbagai sebutan, diantaranya adalah: Action

Research, Learning by doing, Action Learning, Action Science, Action

Inquiry, Collaborative Reseach, Partisipatory Action Research,

Partisipatory Research, Policy-oriented Action Research, Emancipatory

Research, Concientizing Reseach, Collaborative Inquiry, Participatory

Action Learning, dan Dialectical Research.29

PAR merupakan sebuah penelitian yang berbeda dari penelitian

lainnya, kebanyakan penelitian menggunakan masyarakat hanya sebagai

objek tanpa memberikan perubahan, tetapi dalam PAR antara peneliti dan

28

Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research (PAR), (Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Ampel, 2016), hal. 91

29

Ibid,hal. 89-90

(46)

masyarakat harus menyatu dan membangun kepercayaan antara satu

dengan yang lain. PAR dilakukan dengan proses pendampingan untuk

memberikan perubahan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam

masyarakat dengan solusi dan aksi yang sesuai. Perubahan tersebut

mampu menciptakan kemandirian terhadap masyarakat dengan hidup yang

lebih baik dari sebelumnya.

B. Prinsip-PrinsipParticipatory Action Reseach(PAR)

Terdapat 16 prinsip kerja PAR yang menjadi karakter utama dalam

implementasi kerja PAR bersama komunitas. Adapun 16 prinsip kerja

tersebut adalah terurai sebagai berikut.30

1. Sebagai pendekatan untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan

sosial, pendampingan dengan pendekatan PAR merupakan suatu

perbaikan kearah yang lebih baik. Menganalisi permasalahan yang

dihadapi oleh komunitas atau masyarakat, kemudian mencarai suatu

solusi sebagai penyelesaiannya. Untuk melakukan perbaikan tersebut

dengan cara melakukan refleksi dari akibat-akibat perubahan itu untuk

melakukan aksi lebih lanjut secara berkesinambungan.

2. Partisipasi murni membentuk sebuah siklus yang berkesinambungan,

masyarakat secara keseluruhan harus terlibat dalam pendampingan.

Siklus yang dilakukan untuk melakukan pendampingan dengan

30

(47)

✧★

pendekatan PAR yaitu mulai dari analisis sosial, rencana aksi, aksi,

evaluasi, refleksi, dan kemudian analisis sosial.

3. Kerjasama untuk melakukan perubahan, suatu perubahan dalam

komunitas atau masyarakat tentunya tidak bisa dilakukan oleh

pendamping dan masyarakat, tetapi harus melibatkan stakeholder atau

pihak-pihak terkait dalam mencapai program yang telah direncanakan.

4. Upaya penyadaran, proses pendampingan harus memberikan suatu

kesadaran kritis terhadap masyarakat akan masalah atau problem yang

dihadapi. Proses penyadaran ditekankan pada pengungkapan relasi

sosial yang ada di mayarakat.

5. Membangun pemahaman situasi dan kondisi sosial secara kritis, dalam

mencapai situasi seperti ini tentunya membutuhkan waktu yang tidak

singkat. Pemahaman dan konsisi sosial yang kritis dilakukan secara

pertisipatif dengan proses diskusi danresearch.

6. Melibatkan orang sebanyak mungkin, masyarakat merupakan

narasumber yang mengungkapkan permasalahan yang ada. Mereka

yang mengetahui permaslahan dan mereka sendiri yang memberikan

solusi untuk penyelesaiannya. Pendapat apapun yang disampaikan oleh

masyarakata harus ditampung dan dihargai.

7. Pengalaman, gagasan, pandangan, dan asumsi sosial diuji, semua itu

dilakukan untuk membuktikan keakuratan dan kebenarannya

berdasarkan fakta, bukti-bukti dan keterangan yang diperoleh dari

(48)

asumsi tentang institusi-institusi yang dimiliki oleh individu maupun

kelompok.

8. Rekaman proses secara cermat, semua yang terjadi dalam proses

analisis sosial harus direkam dengan berbagai alat, kemudian diolah

dengan sedemikian rupa untuk memperoleh data yang selanjutnya

dianalisis secara kritis.

9. Pengalaman sebagai objek riset, seorang pendamping masyarakat

harus mendorong untuk mengembangkan praktek sosial sesuai dengan

pengalaman masyarakat. Proses pencatatan pengalaman harus

dilakukan secara terus menerus dengan berbagai media.

10. Proses politik, pendampingan masyarakat bertujuan untuk melakukan

perubahan kearah yang lebih baik. Untuk itu dalam proses

pendampingan tentunya akan memberikan ancaman kepada komunitas

atau kelompok terhadap situasi yang menekan masyarakat terhadap

ketergantungan ataupun yang lainnya. Seorang pendamping harus

mampu memberikan keyakinan terhadap perubahan yang diberikan

kepada masyarakat.

11. Analisa sosial secara kritis, bentuk kerjasama beberapa kelompok

secara partisipatif bertujuan untuk mengungkapkan pengalaman

mereka dalam berkomunikasi, membuat keputusan dan menciptakan

solusi. Relasi sosial yang ada dalam mamsayarakat mampu dirubah

dengan relasi sosial yang lebih adil tanpa adanya dominasi kelompok

(49)

37

12. Memulai isu kecil, proses pendampingan untuk mencapai suatu

perubahan dalam masyarakat bukan hanya menyelesikan problem

dalam skala yang besar, tetapi permasalahan sekecil apapun harus

mampu memberikan perubahan yang nantinya berlanjut melakukan

penyelidikan dalam masalah yang berskala besar.

13. Siklus proses yang kecil, memulai kajian yang cermat dan akurat

terhadap suatu persoalan berangkat dari hal yang kecil akan diperoleh

hasil yang merupakan pedoman untuk melangkah selanjutnya yang

dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang lebih besar.

14. Bekerjasama dengan kelompok sosial yang kecil, seorang pendamping

masyarakat tidak boleh mengabaika kelompok kecil yang ada dalam

masyarakat, dalam proses pendampingan kelompok kecil harus ikut

berpartisispasi di dalamnya. Selanjutnya partisipasi terus diperluas dan

bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lebih besar.

15. Semua orang mencermati dan membuat rekaman proses, semua bukti

yang berasal dari masyarakat direkam dan dicatat mulai awal hingga

akhir oleh semua yang terlibat dalam proses pendampingan. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan perubahan sosial yang

berlangsung, dan selanjutnya melakukan refleksi.

16. Memberikan alasan yang rasional, proses pengumpulan data harus

dilakukan secara cermat yang selanjutnya dilakukan proses refleksi

kritis. Oleh sebab itu PAR merupakan suatu pendekatan yang

(50)

C. Langkah-Langkah PAR Dalam Melakukan Pendampingan

Landasan yang dijadikan dalam kerja PAR merupakan

gagasan-gagasan yang datang dari rakyar. Oleh sebab itu peneliti PAR harus

melakukan cara kerja sebagai berikut:31

1. Pemetaan Awal (Preleminary Mapping)

Pemetaan awal yang dilakukan oleh peneliti didahului dengan

inkulturasi. Proses inkulturasi sebagai upaya untuk memperoleh

kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan antara peneliti dengan

subyek ataupun sebaliknya sangat mutlak dibutuhkan dalam proses

pendampingan untuk pemberdayaan. Proses inkulturasi dilakukan

dengan berbagai elemen masyarakat, baik key people (kunci

masyarakat), komunitas akar rumput yang telah terbangun, maupun

masyarakat lainnya. Kepercayaan ini untuk memperlancar

pendampingan yang dilakukan oleh peneliti dari awal sampai akhir,

sehingga memunculkan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya

dan menciptakan kemandirian masyarakat.

2. Membangun Hubungan Kemanusiaan

Membangun hubungan kemanusiaan hampir sama dengan

inkulturasi, namun disini lebih menekankan aspek saling percaya

antara masyarakat dengan peneliti. Meskipun peneliti merupakan

orang dari Desa Titik itu sendiri, namun tidak semua masyarakat

memiliki kepercayaan terhadap peneliti. Hal ini merupakan tantangan

31

(51)

39

dalam proses penelitian. Peneliti menyakinkan pihak-pihak kunci

maupun masyarakat lainnya, bahwa proses penelitian ini bertujuan

untuk perubahan terhadap masyarakat maupun desa. Penelitian ini juga

akan memunculkan hubungan simbiosis mutualisme antara peneliti

dengan masyarakat. Keduanya akan saling diuntungkan, masyarakat

bisa mendapatkan perubahan sedangkan peneliti memperoleh data dari

pendampingan yang dilakukan secara partisipatif.

3. Penentuan Agenda Riset untuk Perubahan Sosial

Riset secara partisipatif tidak akan pernah lepas dari peran serta

masyarakat. Setelah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, tahap

selanjutnya yaitu menentukan agenda riset. Penentuan agenda riset ini

dibutuhkan kerja sama dari masyarakat. Kerjasama dibangun dengan

ibu-ibu, selain itu dengan pihak stakeholder dari kelompok PKK. Hal

ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melancarkan aksi

perubahan dalam menanggapi isu ataupun masalah yang ada dalam

masyarakat.

4. Pemetaan Partisipatif (Participatory Mapping)

Bersama dengan masyarakat dan pihak-pihak yang ikut andil di

desa. Fasilitator melakukan pemetaan wilayah dengan menggali isu-isu

strategis dan melakukan pemetaan potensi yang ada dalam masyarakat.

Pemetaan partisipatif ini dilakukan dalam forum FGD, masyarakat

diberikan kebebasan dalam mengungkapkan berbagai problem yang

(52)

5. Merumuskan Masalah Kemanusiaan

Masyarakat Desa Titik memahami berbagai permasalahan yang ada

dalam bidang pertanian. Namun masyarakat juga tidak bisa

meninggalkan bidang pertanian dengan begitu saja, karena pendapatan

masyarakat banyak mengantungkan dari sektor pertanian. Oleh sebab

itu masalah-masalah yang telah dikeluarkan oleh masyarakat dalam

proses FGD difokuskan dalam permasalahan yang paling pokok dan

harus segera diselesaikan. Fokus permasalahan yang ada yaitu

kerentanan ekonomi masyarakat. Kerentanan ekonomi ini memiliki

penyebab dan dampak terhadap kehidupan masyarakat, yang akan

dibahas lebih jelas dalam bab berikutnya.

6. Menyusun Strategi Gerakan

Setelah merumuskan masalah yang dihadapi oleh masyarakat,

selanjutnya menyusun strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Penyusunan strategi gerakan ini bukan hanya mencari solusi

pemecahan problem. Tetapi juga menentukan pihak yang terlibat untuk

memperlancar strategi tersebut, dan merumuskan kemungkinan

keberhasilan dan kegagalan yang akan terjadi dalam aksi perubahan.

7. Pengorganisasian Masyarakat

Fasilitator bersama masyarakat membentuk kelompok usaha, yang

bergerak memecahkan problem masyarakat yang saat ini dihadapi.

Selain itu melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkaitan

(53)

41

8. Melancarkan Aksi Perubahan

Aksi yang telah direncanakan bersama masyarakat yaitu dengan

membentuk kelompok usaha bersama. Pembentukan kelompok usaha

ini sebagai upaya dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu

untuk memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat desa.

Pembentukan kelompok usaha akan meningkatkatkan kualitas sumber

daya manusia dengan latar pendidikan yang rendah.

9. Refleksi (Teoritisasi Perubahan Sosial)

Dari hasil pendampingan yang telah dilakukan secara partisipatif,

akan memberikan sebuah pembelajaran bagi masyarakat. Masyarakat

akan merasakan berbagai perubahan dari proses pendampingan,

dengan melepaskan ketergantungan dan penindasan sehingga

memunculkan masyarakat yang mandiri. Artinya pada tahap refleksi

ini yaitu, bagaimana masyarakat mengambil pelajaran dari proses

pendampingan yang telah dilakukan secara partisipatif.

10. Meluaskan Skala Gerakan dan Dukungan

Program pendampingan bisa dikatakan berhasil yaitu dengan

adanya keberlanjutan dari program tersebut. Oleh sebab itu harus

membentuk local leader (pemimpin lokal) yang berasal dari

masyarakat itu sendiri. Keberadaan pemimpin lokal, masyarakat bisa

belajar sendiri, melakukan riset, dan memecahkan masalah secara

(54)

BAB IV

MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik

Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan,

dengan luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau kurang lebih 3,78%

dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur.32 Lebih spesifiknya penelitian ini

berada di Desa Titik yang merupakan salah satu desa dari 21 desa yang

ada di kecamatan Sekaran. Desa ini letaknya berdekatan dengan sungai

bengawan solo yang membatasi dengan Desa Tegalrejo, Kecamatan

Widang, Kabupaten Tuban. Desa Titik terdiri dari 2 RW dengan 5 RT,

selain itu letak desa ini juga tidak strategis karena memang dikelilingi oleh

sawah. Jarak tempuh untuk menuju kecamatan Sekaran adalah 15 km,

sedangkan jarak menuju Kabupaten Lamongan adalah 40 km.

Secara administratif Desa Titik terletak di Kecamatan Sekaran

yang dibatasi oleh desa-desa disekitarnya. Adapun desa-desa yang

berbatasan dengan Desa Titik yaitu sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Kendal.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Besur.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tuban.

4. Sebelah timur berbatasan dengan desa Ngarum.

32

(55)

[image:55.612.146.507.104.553.2]

✬✭

Gambar 4.

Gambar

Gambar 4.1 Peta Desa Titik.....................................................................43
  Gambar 4.1    Peta Desa Titik
Tabel 5.2Kalender Musim
  Tabel 5.3    Trend and Change

Referensi

Dokumen terkait

Sinambela (2016, 332-333) menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja, terdapat hubungan yang signifikan di antara variabel disiplin kerja dengan

Ruang lingkup dalam penelitian adalah pada Bagian Humas Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTT yang memberikan layanan kepada

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswi SMA Negeri 5 Semarang 45 orang (75%) mengalami acne vulgaris dan 15 orang (25%) dari mereka yang tidak acne vulgaris

Berdasarkan pelaksanaan, hasil, dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan (1) Aktivitas fisik dalam pembelajaran IPA dengan

budaya dan museum 4 Mampu mengevaluasi dan menyusun perangkat norma standar prosedur instrumen pengelolaan cagar budaya. 4.1 Mampu melakukan

Perjanjian Schengen dianggap sebagai salah satu pencapaian tertinggi dalam kesepakatan antar negara di kawasan Eropa dimana perjanjian ini berimplikasi terhadap

Berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari pakar maka protipe sistem pakar penyakit saraf Neur-O kedepan bisa dikembangkan dengan membuat input sistem bisa menerima amnesis seperti

Data, pembahasan serta temuan-temuan yang didapatkan pada Bab 4 dan Bab 5 menggambarkan bahwa penyelenggaraan manajemen pemeliharaan jaringan distribusi air bersih di PDAM