BADAN PUSAT STATISTIK
Survei Penyusunan Diagram Timbang
Nilai Tukar Petani 18 Kabupaten
2015
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan Survei Penyusunan Diagram Timbang Nilai
Tukar Petani (SPDT NTP) 18 Kabupaten adalah buku pedoman bagi petugas pengawas/
pemeriksa. Buku pedoman ini memuat petunjuk dan acuan yang harus dilakukan oleh petugas
pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan lapangan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.
Kegiatan SPDT NTP 18 Kabupaten yang dilaksanakan pada 2015, terdiri dari
persiapan, pelaksanaan lapangan, entri data, proses pengolahan, dan tabulasi, sedangkan
penyusunan diagram timbang serta penghitungan NTP dilakukan pada 2016.
Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di
lapangan, untuk itu diperlukan petugas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik. Oleh
karena itu seluruh petugas harus mengerti, memahami dan mengikuti petunjuk yang ada
dalam buku pedoman ini. Dengan demikian diharapkan dalam pelaksanaan survei nanti dapat
berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditetapkan.
Kepada seluruh petugas SPDT NTP 18 Kabupaten agar bekerja dengan
sungguh-sungguh dan cermat supaya pelaksanaan lapangan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dapat
berjalan lancar, sehingga data yang dihasilkan berkualitas.
Terima kasih dan selamat bekerja.
Jakarta, Maret 2015
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.
Buku Pedoman dan Jenis Dokumen... 1
1
2
2
2
BAB II ORGANISASI SURVEI... 7
2.1.
Hubungan antara PCS dan PMS ...
Alur Dokumen...
Kabupaten 2015 (SPDT15-DSRTU) ...
BAB IV PENGISIAN DAFTAR ... 25
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
Daftar SPDT-K ...
Daftar SPDT15-TP (Tanaman Pangan) ...
Daftar SPDT-TH (Tanaman Hortikultura)...
Daftar SPDT-TPR (Tanaman Perkebunan Rakyat) ...
Daftar SPDT-TRK (Peternakan) ...
Daftar SPDT-IKT (Perikanan Tangkap) ...
Daftar SPDT-IKB (Perikanan Budidaya) ... 25
34
36
36
36
37
39
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di
Indonesia, dimana sekitar 34 persen (Sakernas Agustus 2014) distribusi tenaga kerja
diserap oleh sektor tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian sesungguhnya
masih menjadi tumpuan bagi penduduk Indonesia dan sekaligus sebagai penyumbang
terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka di perlukan suatu indikator
yang secara akurat dapat mengukur kemampuan daya beli petani sebagai salah satu pelaku
utama di sektor pertanian. Ukuran ini di sajikan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian
pemerintah yang berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan.
Salah satu indikator proxy untuk mengukur kemampuan daya beli petani di daerah
perdesaan adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan perbandingan indeks harga
komoditas pertanian yang diproduksi oleh petani terhadap indeks harga barang/jasa yang
dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi. Salah satu
bahan dasar dalam penghitungan NTP adalah diagram timbang dan paket komoditas
dimana diagram timbang dan paket komoditas didapat dari hasil survei penyusunan
diagram timbang.
Pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Survei Penyusunan
Diagram Timbang (SPDT) NTP pada tingkat kabupaten. Survei tersebut mencakup 16
kabupaten terpilih di 16 provinsi. Pada tahun 2015, cakupan SPDT NTP di tingkat
kabupaten semakin diperluas dengan penambahan sebanyak 18 kabupaten terpilih yang
tersebar di 17 provinsi lainnya.
1.2. Landasan Hukum
Pelaksanaan Survei Penyusunan Diagram Timbang NTP 18 Kabupaten 2015
dilandasi oleh:
a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
c. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2002 Jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi
1.3. Tujuan
Tujuan dari survei ini adalah:
a. Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditas pertanian yang banyak
dihasilkan petani dan persentase marketed surplusnya.
b. Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditas yang banyak
di gunakan oleh rumah tangga pertanian, baik untuk keperluan rumah tangga
maupun digunakan dalam proses produksi pertanian.
c. Menyusun struktur input untuk setiap komoditas pertanian yang banyak
dihasilkan petani.
d. Sebagai bahan untuk menyusun paket komoditas diagram timbang Nilai Tukar
Petani (NTP).
e. Sebagai dasar untuk menghitung NTP tingkat kabupaten terpilih.
1.4. Ruang Lingkup
Kegiatan survei dilakukan di 18 kabupaten yang tersebar di 17 provinsi di
Indonesia (Daftar nama kabupaten terpilih terlampir pada Blok III Metodologi).
Responden adalah rumah tangga pertanian terpilih di 5 (lima) subsektor yang meliputi:
rumah tangga pertanian Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan
Rakyat, Peternakan, dan Perikanan (Tangkap dan Budidaya). Materi pencacahan meliputi
pendapatan petani dari penjualan hasil produksi, pengeluaran rumah tangga petani untuk
keperluan produksi, dan konsumsi rumah tangga.
1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen
a. Buku 1, digunakan sebagai pedoman teknis BPS Provinsi/ Kabupaten/Innas.
b. Buku 2, digunakan sebagai pedoman pencacahan konsumsi rumah tangga.
c. Buku 3, digunakan sebagai pedoman pencacahan produksi.
d. Buku 4, digunakan sebagai pedoman pengawasan/pemeriksaan.
e. Buku 5, digunakan sebagai pedoman pengolahan.
g. Daftar SPDT15-TP, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi,
serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor
Tanaman Pangan.
h. Daftar SPDT15-TH, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi,
serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor
Tanaman Hortikultura.
i. Daftar SPDT15-TPR, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data
produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.
j. Daftar SPDT15-TRK, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data
produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada
Subsektor Peternakan.
k. Daftar SPDT15-IKT, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data
produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada
Subsektor Perikanan Tangkap.
l. Daftar SPDT15-IKB, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data
produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada
Subsektor Perikanan Budidaya.
m. Daftar SPDT15-K, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan keterangan
rumah tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berasal dari
pembelian, tidak termasuk pemberian dari pihak lain maupun produksi sendiri.
n. Daftar SPDT15-LKK, daftar ini digunakan untuk membantu atau sebagai
lembar kerja pengumpulan data pengeluaran konsumsi rumah tangga selama
seminggu yang lalu.
o. Daftar SPDT15-LKP, daftar ini digunakan sebagai lembar kerja untuk
membantu pengumpulan data produksi yang dihasilkan petani dijual,
dikonsumsi sendiri, yang diberikan kepada pihak lain, dan rata-rata harganya
p. SPDT15-DSRTU, daftar ini memuat nama kepala rumah tangga yang menjadi
sampel utama dalam SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.
q. SPDT15-DSRTP, daftar ini memuat nama kepala rumah tangga yang menjadi
sampel pengganti dalam SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.
Satu rumah tangga sampel dicacah dengan satu daftar SPDT15-K dan
salah satu daftar SPDT15 yang sesuai dengan kegiatan subsektor yang
Tabel 1. Jadwal Kegiatan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
Kegiatan Pusat Daerah
A. Persiapan
1. Pembahasan Persiapan Survei Jan – Feb 2015
2. Penggandaan Kuesioner dan
Pedoman Pencacahan
Feb 2015 Mg III
3. Pengiriman Dokumen ke Daerah Mar 2015 Mg II
4. Pelatihan Instruktur Nasional Mar 2015 Mg II
(12 – 13 Mar 2015)
5. Pelatihan Petugas Pencacah dan Pengawas
Mar 2015 Mg III –
IV
B. Pelaksanaan Lapangan
1. Pencacahan SPDT NTP Apr 2015
2. Pengawasan/Pemeriksaan Dokumen Apr 2015
3. Entri Data Mei - Jun 2015
4. Pengiriman Data (softcopy) ke BPS Jul 2015 Mg I
C. Pengolahan di Pusat Jul – Okt 2015
D.
E.
Cross check tabel
Pengolahan Diagram Timbang
Nov – Des 2015
Jan - Mei 2016
F. Tabulasi Diagram Timbang Jun – Jul 2016
II.
ORGANISASI SURVEI
2.1
Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei
Penanggung jawab Pusat : Direktur Statistik Harga
Penanggung jawab Teknis Pusat
: Kepala Subdirektorat Statistik Harga
Perdesaan
Penanggung jawab Daerah : Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS
Kabupaten terpilih
Penanggung jawab Teknis Daerah
: Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS
Provinsi dan Kepala Seksi Statistik
Distribusi BPS Kabupaten
Pengawas/Pemeriksa (PMS) : Staf BPS Kabupaten yang ditunjuk
Pencacah (PCS) : Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)/
Staf BPS Kabupaten dan/atau Mitra yang ditunjuk
Editor : Kepala Seksi IPDS atau Staf BPS
Kabupaten yang ditunjuk
Petugas entri : Kepala Seksi IPDS atau Staf BPS
Kabupaten yang ditunjuk
2.2
Tugas Pemeriksa (PMS)
a. Mengikuti pelatihan petugas survei.
b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan pencacah (PCS) yang
menjadi tanggung jawabnya.
c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan agar sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.
d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah.
e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen serta hasil
pencacahan yang dilakukan PCS.
f. Mengisi kode jenis komoditas.
g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS Kabupaten.
2.3
Tugas Pencacah (PCS)
a. Mengikuti pelatihan petugas survei.
b. Melakukan pencacahan dengan menggunakan daftar SPDT NTP 18 Kabupaten
2015 ke rumah tangga sampel.
c. Mencatat seluruh permasalahan dan informasi penting dalam blok catatan.
d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan.
e. Menyerahkan Daftar SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 yang telah diisi kepada
PMS secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
f. Memperbaiki isian daftar pertanyaan yang dinyatakan salah oleh PMS.
g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.
2.4
Hubungan Antara PCS dan PMS
a. PMS harus membantu, memeriksa dan memberikan bimbingan kepada
pencacah/PCS.
b. PCS dan PMS bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang
dijumpai selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan
permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala Seksi Statistik
Distribusi BPS Kabupaten.
2.5
Alur Dokumen
a. PCS menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS
b. PMS meneliti kelengkapan isiannya. Jika belum lengkap atau ada isian yang
meragukan, dokumen tersebut dikembalikan ke PCS untuk dilengkapi dan
diperbaiki.
c. Seluruh dokumen yang sudah bersih dari kesalahan selanjutnya dientri di BPS
Kabupaten.
d. Sebelum proses entri dokumen dilakukan editing coding terlebih dahulu oleh
petugas.
e. Setelah proses data entri selesai, seluruh hasilnya segera dikirimkan via email
ALUR DOKUMEN DARI BPS RI KE PETUGAS
ALUR DOKUMEN DARI PETUGAS KE BPS RI
III.
METODOLOGI
3.1.
Cakupan
SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dilaksanakan di 17 provinsi. Secara lengkap
cakupan wilayah tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Cakupan wilayah SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
No Provinsi Kabupaten
1 Aceh 1103 Aceh Selatan
2 Sumatera Barat 1306 Padang Pariaman
1308 Lima Puluh Kota
3 Riau 1406 Kampar
4 Jambi 1501 Kerinci
5 Sumatera Selatan 1610 Ogan Ilir
6 Bengkulu 1702 Rejang Lebong
7 Kepulauan Bangka Belitung 1901 Bangka
8 Kepulauan Riau 2102 Bintan
9 Kalimantan Tengah 6203 Kapuas
10 Kalimantan Timur 6403 Kutai Kartanegara
11 Kalimantan Utara 6502 Bulungan
12 Sulawesi Utara 7102 Minahasa
13 Sulawesi Tengah 7202 Banggai
14 Sulawesi Tenggara 7405 Konawe Selatan
15 Sulawesi Barat 7602 Polewali Mandar
16 Maluku 8103 Maluku Tengah
17 Papua 9403 Jayapura
SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 mencakup semua subsektor dalam sektor pertanian kecuali
subsektor kehutanan, sehingga bisa dinyatakan bahwa subsektor yang menjadi cakupan
SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah:
Subsektor Tanaman Pangan
Subsektor Tanaman Hortikultura
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
Subsektor Peternakan
Subsektor Perikanan Tangkap
Terkait dengan tujuan survei tersebut, maka selain mendefinisikan cakupan
subsektor maka perlu mendefinisikan komoditas yang akan dicakup dalam survei.
Komoditas yang dicakup adalah sebagai berikut:
Subsektor Tanaman Pangan: padi, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu/ketela pohon, dan ubi jalar/ketela rambat, talas, jagung
manis.
Subsektor Tanaman Hortikultura: buah naga, cempedak, duku, durian, jambu air, jambu biji, jeruk, kedondong, langsat, mangga, manggis, matoa
buah, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, mentimun suri, semangka,
petai, bawang daun, bawang merah, bawang prei, bayam, brokoli, buncis, cabai
hijau, cabai merah, cabai rawit, kacang merah, kacang kapri, kacang panjang,
kangkung, kembang kol, kentang, kubis, labu siam, lobak, ketimun,
oyong/gambas, paria/pare, petsai/sawi putih, sawi hijau, seledri, selada, terong,
tomat, wortel, jahe, kemangi, dan kunyit.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat: cengkeh, gambir, jambu mete, kakao, karet, kelapa sawit, kelapa, kemiri, kopi, lada, pala, pinang/jambe,
nilam, tebu, dan tembakau.
Subsektor Peternakan: kerbau, kuda, sapi potong, babi, kambing, ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan burung puyuh.
Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan tangkap:
Khusus penangkapan laut maupun penangkapan perairan umum tidak
diperlukan informasi mengenai komoditas. Informasi yang dibutuhkan adalah
jenis kapal/perahu yang digunakan. Jenis kapal/perahu yang digunakan antara
lain: kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu.
Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan Budidaya: budidaya laut: kerapu dan rumput laut.
budidaya air payau: bandeng, dan udang
budidaya air tawar: baung putih, bawal air tawar, gurame, jelawat, lele, mas,
mujair, nila, dan patin
3.2.
Kerangka Sampel
Beberapa hal penting terkait pembentukan kerangka sampel dalam SPDT NTP 18
i) Kerangka sampel rumah tangga yang digunakan dalam SPDT NTP 18
Kabupaten 2015 adalah daftar rumah tangga usaha pertanian hasil pencacahan
lengkap ST2013 pada blok sensus perdesaan.
ii) Rumah tangga eligible SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah rumah tangga:
- yang mempunyai 2-10 anggota rumah tangga (jumlah isian pada R107 pada
daftar ST2013-L adalah 2-10)
- sumber penghasilan utama rumah tangga adalah dari sektor pertanian
(R218=1)
- khusus untuk tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan,
rumah tangga eligible dibatasi dengan kriteria batas minimal usaha (BMU).
Kriteria penentuan BMU dilihat dari isian pada R214 pada daftar ST2013-L,
dan selanjutnya disesuaikan dengan subsektor masing-masing serta
memanfaatkan rincian sebagai berikut:
No Subsektor Komoditas Dasar BMU
1 Tanaman pangan Padi sawah/lading BIII R301 kol (5)
2 Tanaman Palawija Palawija BIII R303 kol (5)
3 Hortikultura Hortikultura tahunan BIV R401 kol (5)
Hortikultura semusim BIV R401 kol (4)
4 Perkebunan Perkebunan tahunan BV R501 kol (5)
Perkebunan semusim BV R501 kol (6)
5 Peternakan ayam ras pedaging BVI R 602f kol (3)
Lainnya -
6 Budidaya ikan Budidaya ikan -
7 Penangkapan ikan Penangkapan ikan -
Secara lengkap kriteria BMU untuk masing-masing komoditas terdapat di
lampiran 1
- selain BMU, khusus untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan,
dan peternakan, jumlah komoditas yang diusahakan yang memenuhi BMU
juga menjadi pertimbangan dalam penarikan sampel rumah tangga pertanian
tersebut.
3.3.
Desain sampel
SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dirancang dengan metode two stage stratified
Pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan kabupaten terpilih yaitu kabupaten potensi pertanian.
Tahap selanjutnya memilih rumah tangga usaha tani di kabupaten terpilih
dengan sistematic sampling.
Stratifikasi rumah tangga
Stratifikasi rumah tangga dilakukan pada masing-masing subsektor. Rumah tangga
pada BS cakupan di bagi menjadi beberapa strata sesuai dengan subsektor masing-masing.
Strata tersebut adalah sebagai berikut:
1) Subsektor Tanaman Pangan
a. Padi
- strata 1: apabila jumlah luas tanam padi yang diusahakan oleh rumah
tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata
luas luas tanam padi yang diusahakan per jenis komoditas padi dalam
kabupaten tertentu
- strata 2: apabila jumlah luas tanam padi yang diusahakan oleh rumah
tangga pertanian tersebut lebih dari nilai rata-rata luas luas tanam padi
yang diusahakan per jenis komoditas padi dalam kabupaten tertentu
b. Palawija
- strata 1: apabila jumlah luas tanam komoditas palawija yang diusahakan
oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan
nilai rata-rata luas luas tanam komoditas palawija yang diusahakan per
jenis komoditas palawija dalam kabupaten tertentu
- strata 2: apabila jumlah luas tanam komoditas palawija yang diusahakan
oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari nilai rata-rata luas luas
tanam komoditas palawija yang diusahakan per jenis komoditas palawija
dalam kabupaten tertentu
2) Subsektor Tanaman Hortikultura
- strata 1:
(1) untuk tanaman hortikultura tahunan: apabila jumlah
pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau
berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam
kabupaten tertentu
(2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah
pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga
pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan rata-rata jumlah
pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan/dikelola per jenis
komoditas dalam kabupaten tertentu
- strata 2:
(1) untuk tanaman hortikultura tahunan: apabila jumlah
pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata
jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman
yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu
(2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah
pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga
pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah pohon/rumpun/luas tanam
yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu
3) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
- strata 1:
(1) untuk tanaman perkebunan tahunan: apabila jumlah
pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau
sama dengan rata-rata jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah
berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam
kabupaten tertentu
(2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah luas
tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga
pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan rata-rata jumlah
luas tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas
dalam kabupaten tertentu
- strata 2:
(1) untuk tanaman perkebunan tahunan: apabila jumlah
diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata
jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu
(2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah luas
tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga
pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah luas tanaman/luas tanam
yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu
4) Subsektor Peternakan
- strata 1: apabila jumlah ternak yang dipelihara/dikuasai pada 1 Mei 2013
untuk usaha peternakan (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/
pemacekan) oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama
dengan rata-rata jumlah ternak (ekor) yang diusahakan per jenis komoditas
dalam kabupaten tertentu
- strata 2: apabila jumlah ternak yang dipelihara/dikuasai pada 1 Mei 2013
untuk usaha peternakan (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/
pemacekan) oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata
jumlah ternak (ekor) yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten
tertentu
5) Subsektor Perikanan
a. Perikanan Budidaya
- strata 1: apabila luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh
wadah yang digunakan) dari rumah tangga pertanian tersebut kurang
dari atau sama dengan nilai rata-rata luas baku budidaya pada saat
pencacahan (dari seluruh wadah yang digunakan) per jenis budidaya
dalam kabupaten tertentu
- strata 2: apabila luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh
wadah yang digunakan) dari rumah tangga pertanian tersebut lebih dari
nilai rata-rata luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh
wadah yang digunakan) per jenis budidaya dalam kabupaten tertentu
b. Perikanan Tangkap
Sebelum dilakukan stratifikasi pada rumah tangga perikanan tangkap, maka
perlu dilakukan pengelompokan rumah tangga berdasarkan usaha perikanan
termasuk dalam usaha perikanan ditentukan berdasarkan kegiatan utama di
subsektor perikanan tersebut, yaitu apakah penangkapan ikan di laut ataukah
di perairan umum (Rincian 705 Daftar ST2013-L). Tahapan berikutnya
adalah menentukan jenis kapal/perahu utama yang digunakan oleh rumah
tangga perikanan tersebut. Penentuan jenis kapal/perahu didasarkan pada
R704a kolom (5) atau R704b kolom (5) Daftar ST2013-L. Apabila rumah
tangga tersebut menggunakan lebih dari satu jenis kapal/perahu maka pilih
kode terkecil (R704a kolom (5) atau R704b kolom (5) Daftar ST2013-L).
Setelah dilakukan penentuan jenis perahu/kapal, maka tahapan berikutnya
adalah melakukan stratifikasi rumah tangga perikanan tangkap berdasarkan
jenis kapal/perahu yang digunakan tersebut. Strata tersebut antara lain:
- Strata 1: Penangkapan ikan di laut dengan kapal motor
- Strata 2: Penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel
- Strata 3: Penangkapan ikan di laut dengan perahu tanpa motor
- Strata 4: Penangkapan ikan di perairan umum dengan kapal motor
- Strata 5: Penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu motor
tempel
- Strata 6: Penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu tanpa motor
- Strata 7: Penangkapan ikan di perairan umum tanpa perahu
Selain stratifikasi di atas, khusus subsektor tanaman pangan kelompok palawija,
subsektor tanaman hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, dan subsektor
peternakan dilakukan stratifikasi yang kedua berdasarkan jumlah komoditas yang
diusahakan oleh rumah tangga menurut subsektor. Stratifikasi tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Subsektor tanaman pangan kelompok palawija
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-2 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 3-4 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 4 komoditas
2) Subsektor tanaman hortikultura
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas
3) Subsektor tanaman perkebunan rakyat
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 7 komoditas
4) Subsektor peternakan
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-2 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 3-4 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 4 komoditas
Tahapan pengambilan sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
3.4.
Alokasi sampel
Jumlah sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dirancang untuk estimasi tingkat
kabupaten. Alokasi sampel untuk tiap kabupaten sekitar 600 rumah tangga usaha tani.
Total sampel dialokasikan secara compromise allocation untuk masing-masing komoditas.
Formula alokasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
dengan
= compromise allocation
= equal allocation
= proportional allocation
3.5.
Daftar Sampel Rumah Tangga Utama SPDT NTP 18 Kabupaten
2015 (SPDT15-DSRTU)
SPDT15-DSRTU dibuat dalam satu kecamatan. Rincian yang terdapat dalam
SPDT15-DSRTU adalah sebagai berikut:
i) Rincian Provinsi : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
provinsi
ii) Rincian Kabupaten : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten
iii) Rincian Kecamatan : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan
iv) Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut
v) Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan
vi) Kolom (3) : Nomor Blok Sensus
vii) Kolom (4) : NURT, adalah nomor urut rumah tangga tani yang diurutkan
dalam satu kabupaten
viii) Kolom (5) : Nama Kepala rumah Tangga
ix) Kolom (6) : Alamat
x) Kolom (7) : Subsektor sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
xi) Kolom (8) : Komoditas sampel terpilih SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
xii) Kolom (9): Kode hasil pencacahan, berisi kode hasil pencacahan rumah
tangga yaitu:
1 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai
dengan komoditas terpilih sampel dan output yang dihasilkan
merupakan produk standar
2 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai
dengan komoditas terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan
bukan merupakan produk standar
3 : rumah tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak
sesuai dengan komoditas terpilih sampel
4 : bukan rumah tangga pertanian
5 : tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan
6 : menolak
8 : rumah tangga ditemukan tetapi tidak memenuhi BMU
9 : rumah tangga ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART)=
1 atau ART>10
3.6.
Pembentukan Sampel Pengganti
Pembentukan sampel pengganti dilakukan untuk menyediakan daftar rumah tangga
usaha pertanian sebagai sampel pengganti dari Daftar SPDT15-DSRTU. Pembentukan
sampel pengganti ini dilakukan dengan paket program bersamaan dengan penarikan
sampel utama dan diuraikan sebagai berikut:
Pemilihan rumah tangga sampel pengganti dilakukan setelah pemilihan rumah tangga
sampel utama dalam satu kabupaten selesai dilakukan. Rumah tangga yang telah terpilih
sebagai sampel utama tidak boleh dijadikan sebagai sampel pengganti. Rumah tangga
sampel pengganti adalah rumah tangga dengan subsektor dan jenis komoditas yang sama
dengan rumah tangga sampel utama. Pemilihan rumah tangga sampel pengganti dilakukan
melalui tahap berikut:
1) Pencarian rumah tangga dilakukan pada desa yang sama dengan rumah tangga
sampel utama
2) Cari rumah tangga yang berusaha dalam subsektor dan komoditas yang sama
dengan sampel utama
3) Jika pada desa/kelurahan yang sama tidak ditemukan rumah tangga dengan
subsektor dan komoditas yang sama dengan sampel utama maka pencarian
dilakukan dalam kecamatan yang sama.
4) Jika dalam kecamatan yang sama tidak ditemukan rumah tangga dengan
subsektor dan komoditas yang sama dengan sampel utama maka pencarian
dilakukan pada kecamatan lain (berbeda kecamatan).
3.7.
Daftar Sampel Rumah Tangga Pengganti SPDT NTP 18
Kabupaten 2015 (SPDT15-DSRTP)
Rincian yang terdapat dalam SPDT15-DSRTP adalah sebagai berikut:
i) Rincian Provinsi : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
ii) Rincian Kabupaten : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten
iii) Rincian Kecamatan : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan
iv) Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut
v) Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan
vi) Kolom (3) : Nomor Blok Sensus
vii) Kolom (4) : NURT, adalah nomor urut rumah tangga tani yang diurutkan
dalam satu kabupaten
viii) Kolom (5) : Nama Kepala Rumah Tangga
ix) Kolom (6) : Alamat
x) Kolom (7) : Subsektor sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
xi) Kolom (8) : Komoditas sampel terpilih SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
xii) Kolom (9): Kode hasil pencacahan, berisi kode hasil pencacahan rumah
tangga yaitu:
1 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai
dengan komoditas terpilih sampel dan output yang dihasilkan
merupakan produk standar
2 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai
dengan komoditas terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan
bukan merupakan produk standar
3 : rumah tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak
sesuai dengan komoditas terpilih sampel
4 : bukan rumah tangga pertanian
5 : tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan
6 : menolak
7 : tidak ditemukan
8 : rumah tangga ditemukan tetapi tidak memenuhi BMU
9 : rumah tangga ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART) =
3.8.
Prosedur Penggantian Sampel
Penggantian sampel rumah tangga usaha pertanian dapat dilakukan apabila hasil
pencacahan rumah tangga (isian kolom 9 SPDT15-DSRTU) tersebut berkode 2 sampai 9.
Jika rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai dengan komoditas
terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan bukan merupakan produk standar, rumah
tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak sesuai dengan komoditas terpilih
sampel, rumah tangga tersebut bukan rumah tangga pertanian, rumah tangga tersebut tidak
dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan, menolak, tidak ditemukan, ditemukan
tetapi tidak memenuhi BMU, atau ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART) =
1 atau ART > 10 maka pencacah harus melaporkan kondisi tersebut kepada pemeriksa.
Selanjutnya pemeriksa melaporkan ke BPS Kabupaten untuk dicarikan sampel pengganti
rumah tangga tersebut. Prosedur penggantian sampel yang dilakukan oleh BPS Kabupaten
adalah mencari rumah tangga pada daftar sampel pengganti SPDT15-DSRTP sesuai
dengan komoditas rumah tangga sampel utama. BPS Kabupaten menginformasikan rumah
tangga sampel pengganti tersebut kepada pemeriksa dan selanjutnya pemeriksa
menginformasikannya kepada pencacah.
Jika rumah tangga pengganti tidak berhasil dicacah karena beberapa alasan, maka
prosedur penggantian sampel sama dengan prosedur sebelumnya. BPS Kabupaten
melakukan pencarian rumah tangga sampel pengganti pada daftar SPDT15-DSRTP.
Contoh: Dari daftar sampel NURT 005 adalah rumah tangga Pak Mahmud sebagai sampel
usaha palawija dengan komoditas jagung dikunjungi oleh pencacah. Namun ternyata Pak
Mahmud tidak mengusahakan jagung melainkan kedelai. Maka carilah sampel pengganti
dari SPDT15-DSRTP dengan komoditas yang sesuai dengan komoditas sampel utama
sebagai sampel pengganti untuk rumah tangga pak Mahmud. Misalkan ditemukan rumah
tangga Pak Toni nomor urut 008 pada daftar SPDT15-DSRTP mengusahakan komoditas
yang sama dengan Pak Mahmud yaitu jagung. Maka rumah tangga Pak Toni menjadi
sampel pengganti dari rumah tangga Pak Mahmud.
3.9.
Cakupan Rumah Tangga
Responden SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah rumah tangga tani. Rumah
tangga tani adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya
Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor
pertanian. Bila suatu rumah tangga tani telah menjadi responden pada suatu subsektor,
maka rumah tangga tersebut tidak bisa menjadi responden pada subsektor yang lain.
Rumah tangga dibedakan menjadi dua macam:
1. Rumah tangga biasa
2. Rumah tangga khusus
Dalam kegiatan ini yang dicakup hanya rumah tangga biasa. Rumah tangga biasa
adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan
fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud
makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola
bersama-sama menjadi satu.
Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian
tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan yang bertujuan sebagian atau seluruh hasil produksinya untuk dijual. Namun
yang dicakup dalam survei ini hanya petani yang mengusahakan usaha pertanian Subsektor
Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan
Perikanan. Petani yang dimaksud adalah petani penggarap baik sebagai pemilik lahan
pertanian, penyewa maupun bagi hasil. Dengan demikian, orang yang bekerja di
sawah/ladang orang lain dengan menerima upah (buruh tani) bukan petani. Begitu juga
dengan orang yang mengembalakan ternak, tukang memberi makan ternak milik orang lain
dengan menerima upah, bukanlah peternak. Syarat rumah tangga tani yang dapat menjadi
responden survei ini bila:
a. Jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah
ART<11).
b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian
terpilih.
c. Persentase rata-rata penghasilan rumah tangga selama setahun yang lalu dari
sektor pertanian harus lebih dari 50 persen terhadap total penghasilan rumah
tangga.
d. Komoditas jenis usaha sektor pertanian harus memenuhi syarat Batas Minimal
Usaha (BMU).
e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi
f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen
dari produksi normal.
g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun.
h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hukum.
3.10.
Tata Cara Berwawancara
a. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang wajar dan sopan.
b. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, mintalah ijin dahulu
dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa
berlaku.
c. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud
kedatangan pencacah. Bila perlu tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal
petugas.
d. Pada saat melakukan pencacahan, banyak ditemui berbagai macam sikap dan
tingkah laku responden, gunakan kecakapan, kesabaran, keramahan selama
berwawancara.
e. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari
pelaksanaan survei, kembalikan pembicaraan secara bijaksana ke arah daftar
isian.
f. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan
dan jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi
suasana yang tidak diinginkan.
g. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden dan jawablah pertanyaan
responden dengan tepat dan jelas.
h. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima kasih
dan memberitahukan tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada
keterangan yang diperlukan.
i. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada
BAB IV PEMERIKSAAN DAFTAR
Pada dasarnya pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa mencakup 4 kegiatan
pokok yaitu:
1. Memeriksa isian Blok I: Pengenalan tempat, apakah sudah diisi dengan benar dan
jelas.
2. Memeriksa isian Blok III s.d Blok VI yang meliputi kewajaran isian dan
konsistensi isian antar kolom, antar rincian, antar blok. Jika terjadi penyimpangan
dari aturan yang telah ditentukan dalam buku pemeriksaan, dapat diterima bila ada
catatan pada blok catatan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Pemberian kode jenis komoditas.
4. Mengisi Blok II setelah semua rincian per blok yakin telah diperiksa dengan benar.
Petunjuk umum Pemeriksaan :
1. Memeriksa cara penulisan isian.
2. Memeriksa isian kotak dari kode yang dilingkari.
3. Memeriksa isian kotak dari pilihan jawaban kode yang tersedia.
4. Memeriksa isian kotak dari pemindahan angka yang ada di sebelah kirinya.
5. Memeriksa kewajaran setiap isian data. Misal luas tanam, luas panen, total
produksi, nilai konsumsi dll.
4.1. Daftar SPDT15-K
A. Blok I
1. Rincian 1 s.d 5 dan rincian 7 s.d 9.a harus sesuai dengan SPDT15-DSRT.
2. Rincian 6 nomor urut sampel diisi sesuai nomor urut sampel yang ditentukan BPS
kabupaten.
3. Rincian 8 subsektor harus ada isian.
4. Rincian 9.a. jenis komoditas utama terisi jika rincian 8 tidak berkode 5 dan harus
sama dengan isian subblok III.C nomor urut 1.
5. Isikan kode komoditas pada kotak yang disediakan pada rincian 9.a.
B. Blok II
1. Nama, kode petugas, dan tanda tangan pencacah serta pengawas harus terisi dengan
benar.
2. Tanggal pencacahan harus lebih kecil dari tanggal pemeriksaan.
Catatan : Tiap kolom Daftar SPDT15-LKK harus ada isian dari hari pertama sampai hari ketujuh. Semua jenis komoditas yang ada di Daftar SPDT-LKK harus disalin semua di Daftar SPDT15-K Blok IV.
C. Blok III
Subblok III.A
1. Baris pertama kolom (2) harus sama dengan isian blok I rincian 7.
2. Baris yang terisi di kolom (2) harus lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari
sepuluh.
3. Kode hubungan dengan kepala rumah tangga pada kolom (3) harus urut
berdasarkan ketentuan SP2010.
4. Jika kolom (3) baris kedua berkode 2, maka kolom (4) baris pertama dan kedua
harus berbeda kode.
5. Kode 1 di kolom (3) hanya untuk baris pertama.
6. Jika kolom (3) berkode 6, maka kolom (5) harus > 20.
7. Kolom (5) baris pertama harus lebih besar dari 10.
8. Jika kolom (5) ≥ 10, maka kolom (7) s.d kolom (9) harus ada isian.
9. Jika kolom (7) berkode 1 maka kolom (9) harus ada isian.
10.Isian pada kolom (9) harus kurang dari 64.
Subblok III.B
Isian persentase harus lebih besar dari 50 persen.
Subblok III.C
1. Isian incian 1 harus lebih besar dari nol.
2. Pada rincian 2, nomor urut 1 harus sama dengan isian blok I rincian 9.a.
3. Banyaknya jenis komoditas yang diisikan pada rincian 2 harus sesuai dengan
4. Nama komoditas yang ditulis pada rincian 2 harus lengkap dan jelas, seperti
“Kacang Tanah”, tidak boleh “Kacang” saja. Jika tidak lengkap tanyakan ke
Pencacah (PCS).
5. Isikan kode komoditas pada kotak yang disediakan untuk rincian 2 pada kolom 3.
D. Blok IV
1. Periksa konsistensi antara blok IV SPDT15-K dengan SPDT15-LKK. Isian kolom
(5) dan kolom (6) blok IV SPDT15-K harus sama dengan kolom (18) dan (19)
Daftar SPDT15-LKK untuk masing-masing jenis barang yang sama.
2. Jika kolom (5) ada isian, maka kolom (6) harus ada isian dan sebaliknya.
3. Isian kolom (6) pada kelompok A = isian kolom (6) subkelompok [A.1 + A.2 +
A.3 + A.4 + A.5 + A.6 + A.7 + A.8 + A.9 + A.10 + A.11 + A.12]
4. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.1 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.1
5. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.2 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.2
6. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.3 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.3
7. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.4 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.4
8. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.5 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.5
9. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.6 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.6
10.Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.7 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.7
11.Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.8 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.8
12. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.9 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.9
13. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.10 = jumlah isian kolom (6) dari
14. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.11 = jumlah isian kolom (6) dari
seluruh komoditas yang terdapat pada subkelompok A.11
15. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.12 = jumlah isian kolom (6) dari
seluruh komoditas yang terdapat pada subkelompok A.12
16. Isian kolom (6) pada baris kelompok B = isian kolom (6) subkelompok [B.1 +
B.2 + B.3]
17. Isian kolom (6) pada baris subkelompok B.1 = jumlah isian kolom (6) dari
seluruh komoditas yang terdapat pada subkelompok B.1
18. Isian kolom (6) pada baris subkelompok B.2 = jumlah isian kolom (6) dari
seluruh komoditas yang terdapat pada subkelompok B.2
19. Isian kolom (6) pada baris subkelompok B.3 = jumlah isian kolom (6) dari
seluruh komoditas yang terdapat pada subkelompok B.3
E. Blok V
1. Bila kolom (5) ada isian maka kolom (6) harus ada isian.
2. Bila kolom (6) ada isian maka kolom (7) harus ada isian.
3. Bila kolom (7) ada isian maka kolom (6) tidak harus ada isian.
4. Isian Kolom (6) pada kelompok A = isian kolom (6) subkelompok [A.1 + A.2 +
A.3 + A.4]
5. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.1 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.1
6. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.2 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.2
7. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.3 = jumlah isian kolom (6) dari
seluruh komoditas yang terdapat pada subkelompok A.3
8. Isian kolom (6) pada baris subkelompok A.4 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.4
9. Isian Kolom (7) pada kelompok A = isian kolom (7) subkelompok [ A.1 + A.2 +
A.3 + A.4]
10. Isian kolom (7) pada baris subkelompok A.1 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.1
11. Isian kolom (7) pada baris subkelompok A.2 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.2
12. Isian kolom (7) pada baris subkelompok A.3 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.3
13. Isian kolom (7) pada baris subkelompok A.4 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok A.4
14. Isian kolom (6) pada kelompok B = isian kolom (6) subkelompok [B.1 + B.2 +
B.3 + B.4]
15. Isian kolom (6) pada baris subkelompok B.1 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok B.1
16. Isian kolom (6) pada baris subkelompok B.2 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok B.2
17. Isian kolom (6) pada baris subkelompok B.3 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok B.3
18. Isian kolom (6) pada baris subkelompok B.4 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok B.4
19. Isian kolom (7) pada kelompok B = isian kolom (7) subkelompok [B.1 + B.2 +
B.3 + B.4]
20. Isian kolom (7) pada baris subkelompok B.1 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok B.1
21. Isian kolom (7) pada baris subkelompok B.2 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok B.2
22. Isian kolom (7) pada baris subkelompok B.3 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok B.3
23. Isian kolom (7) pada baris subkelompok B.4 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok B.4
24. Isian kolom (6) pada kelompok C = isian kolom (6) subkelompok [C.1 + C.2 +
C.3]
25. Isian kolom (6) pada baris subkelompok C.1 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok C.1
26. Isian kolom (6) pada baris subkelompok C.2 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
27. Isian kolom (6) pada baris subkelompok C.3 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok C.3
28. Isian Kolom (7) pada kelompok C = isian kolom (7) subkelompok [C.1 + C.2 +
C.3]
29. Isian kolom (7) pada baris subkelompok C.1 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok C.1
30. Isian kolom (7) pada baris subkelompok C.2 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok C.2
31. Isian kolom (7) pada baris subkelompok C.3 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok C.3
32. Isian Kolom (6) pada kelompok D = isian kolom (6) subkelompok [D.1 + D.2 +
D.3 + D.4]
33. Isian kolom (6) pada baris subkelompok D.1 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok D.1
34. Isian kolom (6) pada baris subkelompok D.2 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok D.2
35. Isian kolom (6) pada baris subkelompok D.3 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok D.3
36. Isian kolom (6) pada baris subkelompok D.4 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok D.4
37. Isian Kolom (7) pada kelompok D = isian kolom (7) subkelompok [D.1 + D.2 +
D.3 + D.4]
38. Isian kolom (7) pada baris subkelompok D.1 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok D.1
39. Isian kolom (7) pada baris subkelompok D.2 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok D.2
40. Isian kolom (7) pada baris subkelompok D.3 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok D.3
41. Isian kolom (7) pada baris subkelompok D.4 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok D.4
42. Isian kolom (6) pada kelompok E = isian kolom (6) subkelompok [E.1 + E.2 +
43. Isian kolom (6) pada baris subkelompok E.1 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok E.1
44. Isian kolom (6) pada baris subkelompok E.2 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok E.2
45. Isian kolom (6) pada baris subkelompok E.3 = jumlah isian kolom (6) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok E.3
46. Isian kolom (7) pada kelompok E = isian kolom (7) subkelompok [E.1 + E.2 +
E.3]
47. Isian kolom (7) pada baris subkelompok E.1 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok E.1
48. Isian kolom (7) pada baris subkelompok E.2 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok E.2
49. Isian kolom (7) pada baris subkelompok E.3 = jumlah isian kolom (7) dari seluruh
komoditas yang terdapat pada subkelompok E.3
50. Isian kolom (6) pada kelompok F = jumlah isian kolom (6) dari seluruh komoditas
yang terdapat pada kelompok F
51. Isian kolom (7) pada kelompok F = jumlah isian kolom (7) dari seluruh komoditas
yang terdapat pada kelompok F
52. Isian kolom (7) lebih besar atau sama dengan kolom (6)
53. Pada subkelompok A.2 minimal harus ada satu komoditas yang terisi.
54. Subkelompok A.4 minimal salah satunya ada isian.
55. Rincian 14 (upah pembantu rumah tangga) pada subkelompok A.4 harus terisi,
apabila pada subblok III.A kolom (3) ada yang berkode 8.
56. Perhatikan isian rincian pada subkelompok B.1, apabila pada subblok III.A kolom
(4) ada yang berkode 1 dan isian kolom (5) 13 atau lebih.
57. Perhatikan isian rincian pada subkelompok B.2, apabila pada subblok III.A kolom
(4) ada yang berkode 2 dan isian kolom (5) 13 atau lebih.
58. Perhatikan isian rincian pada subkelompok B.3, apabila pada subblok III.A isian
kolom (5) kurang dari 13.
59. Perhatikan isian rincian 4 pada subkelompok C.1, apabila pada subblok III.A isian
kolom (5) adalah 0.
61. Perhatikan isian rincian 1 pada subkelompok C.3, apabila pada subblok III.A
kolom (4) ada yang berkode 2 dan isian kolom (5) lebih dari 10.
62. Perhatikan isian rincian pada subkelompok D.1, apabila pada subblok III.A
terdapat anggota rumah tangga usia sekolah.
63. Apabila salah satu rincian pada subkelompok D.1 ada isian, maka salah satu
rincian pada subkelompok D.2 harus ada isian.
64. Apabila rincian 2 dan 3 pada kelompok F ada isian, maka rincian 8 atau 9
subkelompok E.1 harus terisi.
F. Blok VI
Makanan, Minuman, Rokok dan Tembakau
1. Isian kelompok A kolom (2) = Isian Blok IV kelompok A kolom (6)
2. Isian subkelompok A1 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A1 kolom (6)
3. Isian subkelompok A2 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A2 kolom (6)
4. Isian subkelompok A3 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A3 kolom (6)
5. Isian subkelompok A4 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A4 kolom (6)
6. Isian subkelompok A5 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A5 kolom (6)
7. Isian subkelompok A6 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A6 kolom (6)
8. Isian subkelompok A7 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A7 kolom (6)
9. Isian subkelompok A8 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A8 kolom (6)
10. Isian subkelompok A9 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A9 kolom (6)
11. Isian subkelompok A10 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A10 kolom (6)
12. Isian subkelompok A11 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A11 kolom (6)
13. Isian subkelompok A12 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok A12 kolom (6)
14. Isian kelompok B kolom (2) = Isian Blok IV kelompok B kolom (6)
15. Isian subkelompok B1 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok B1 kolom (6)
16. Isian subkelompok B2 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok B2 kolom (6)
17. Isian subkelompok B3 kolom (2) = Isian Blok IV subkelompok B3 kolom (6)
18. Isian Jumlah (1) kolom (2) = Jumlah Isian Kelompok A kolom (2) + Jumlah Isian
Kelompok B kolom (2)
Bukan Makanan
1. Isian kelompok A kolom (2) = Isian Blok V kelompok A kolom (6)
3. Isian subkelompok A2 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok A2 kolom (6)
4. Isian subkelompok A3 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok A3 kolom (6)
5. Isian subkelompok A4 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok A4 kolom (6)
6. Isian kelompok B kolom (2) = Isian Blok V kelompok B kolom (6)
7. Isian subkelompok B1 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok B1 kolom (6)
8. Isian subkelompok B2 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok B2 kolom (6)
9. Isian subkelompok B3 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok B3 kolom (6)
10. Isian subkelompok B4 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok B4 kolom (6)
11. Isian kelompok C kolom (2) = Isian Blok V kelompok C kolom (6)
12. Isian subkelompok C1 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok C1 kolom (6)
13. Isian subkelompok C2 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok C2 kolom (6)
14. Isian subkelompok C3 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok C3 kolom (6)
15. Isian kelompok D kolom (2) = Isian Blok V kelompok D kolom (6)
16. Isian subkelompok D1 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok D1 kolom (6)
17. Isian subkelompok D2 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok D2 kolom (6)
18. Isian subkelompok D3 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok D3 kolom (6)
19. Isian subkelompok D4 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok D4 kolom (6)
20. Isian kelompok E kolom (2) = Isian Blok V kelompok E kolom (6)
21. Isian subkelompok E1 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok E1 kolom (6)
22. Isian subkelompok E2 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok E2 kolom (6)
23. Isian subkelompok E3 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok E3 kolom (6)
24. Isian Kelompok F kolom (2) = Isian Blok V Kelompok F kolom (6)
25. Isian Jumlah (2) kolom (2) = Jumlah Isian Kelompok A kolom (2) + Jumlah Isian
Kelompok B kolom (2) + Isian Kelompok C kolom (2) + ... + Isian
Kelompok F kolom (2)
26. Isian kelompok A kolom (3) = Isian Blok V kelompok A kolom (7)
27. Isian subkelompok A1 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok A1 kolom (7)
28. Isian subkelompok A2 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok A2 kolom (7)
29. Isian subkelompok A3 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok A3 kolom (7)
30. Isian subkelompok A4 kolom (2) = Isian Blok V subkelompok A4 kolom (7)
31. Isian kelompok B kolom (3) = Isian Blok V kelompok B kolom (7)
32. Isian subkelompok B1 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok B1 kolom (7)
34. Isian subkelompok B3 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok B3 kolom (7)
35. Isian subkelompok B4 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok B4 kolom (7)
36. Isian kelompok C kolom (3) = Isian Blok V kelompok C kolom (7)
37. Isian subkelompok C1 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok C1 kolom (7)
38. Isian subkelompok C2 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok C2 kolom (7)
39. Isian subkelompok C3 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok C3 kolom (7)
40. Isian kelompok D kolom (3) = Isian Blok V kelompok D kolom (7)
41. Isian subkelompok D1 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok D1 kolom (7)
42. Isian subkelompok D2 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok D2 kolom (7)
43. Isian subkelompok D3 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok D3 kolom (7)
44. Isian subkelompok D4 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok D4 kolom (7)
45. Isian kelompok E kolom (3) = Isian Blok V kelompok E kolom (7)
46. Isian subkelompok E1 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok E1 kolom (7)
47. Isian subkelompok E2 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok E2 kolom (7)
48. Isian subkelompok E3 kolom (3) = Isian Blok V subkelompok E3 kolom (7)
49. Isian kelompok F kolom (3) = Isian Blok V kelompok F kolom (7)
50. Isian Jumlah (2) kolom (3) = Jumlah Isian Kelompok A kolom (3) + Jumlah Isian
Kelompok B kolom (3) + Isian Kelompok C kolom (3) + ... + Isian
Kelompok F kolom (3)
G. Blok VII
Jika terjadi kesulitan/kendala dalam pelaksanaan lapangan dan ada informasi penting
yang harus diketahui maka harus dicatat pada blok ini. Contoh:
1. Kebutuhan primer seperti komoditas beras, sabun cuci, sabun mandi, pasta gigi,
sayur-sayuran, ikan, bumbu-bumbuan, dan bahan bakar memasak, jika salah satu
tidak ada, maka harus ada catatan alasannya.
2. Dan lain-lain yang dianggap perlu.
4.2. Daftar SPDT15-TP
A. Blok I dan Blok II
Isian Blok I dan Blok II harus sama dengan kuesioner SPDT15-K Blok I dan Blok II.
B. Blok III
1. Isikan kode komoditas pada kotak pojok kiri atas
2. Banyaknya komoditas pada blok III yang terisi sama dengan jumlah komoditas
pada kuesioner SPDT15-K subblok III.C rincian 1.
3. Perhatikan tulisan (…… dari ……) harus sesuai dengan banyaknya jenis
komoditas kuesioner SPDT15-K subblok III.C rincian 1.
4. Jenis komoditas yang ditulis harus berurut sesuai dengan isian kuesioner
SPDT15-K subblok III.C rincian 2.
5. Rincian 2 Kolom (3) ≤ rincian 1 Kolom (3).
6. Periksa rincian 3, 4, 5 dan 6 pada kolom (3) apakah isian sudah sesuai dengan
Daftar SPDT15-LKP baris total produksi kolom (3), (4), (6) dan (7).
7. Periksa rincian 3, 4, 5 dan 6 pada kolom (4) apakah isian sudah sesuai dengan
perkalian baris total produksi kolom (3), (4), (6) dan (7) dengan baris rata-rata
harga satuan komoditas pada Daftar SPDT15-LKP.
8. Rincian 4 kolom (3) dan (4) ≤ rincian 3 kolom (3) dan (4).
9. Rincian 3 = rincian 4+5+6 pada kolom (3) dan kolom (4).
10. Rincian 7 pilihan harus dilingkari dan isian dalam kotak merupakan penjumlahan
dari pilihan yang dilingkari.
11. Rincian 7 ≤ 7.
12. Rincian 9 harus terisi bila Rincian 8 kode 1 dilingkari.
c. Blok IV
1. Jika kolom (5) ada isian, maka kolom (6) harus ada isian
2. Jika blok III rincian 7 kode 1 dilingkari, maka blok IV C rincian 3 atau 4 harus ada
isian.
3. Jika blok III rincian 7 kode 2 dilingkari, maka blok IV C rincian 1 atau 2 harus ada
isian.
4. Perhatikan kewajaran isian seluruh komoditas di blok IV.
5. Perhatikan banyaknya komoditas yang terisi.
d. Blok V
Jika terjadi kesulitan/kendala dalam pelaksanaan lapangan dan ada informasi penting
1. Jika Blok IV (pengeluaran) tidak ada komoditas sama sekali yang terisi, maka
harus ada catatan alasannya.
2. Jika Blok IV (pengeluaran) salah satu komoditas seperti: bibit, pupuk dan
obat-obatan, barang modal, dan upah buruh tidak ada, maka harus ada catatan alasannya.
3. Jika Blok IV (pengeluaran) untuk barang modal yang dipakai bersama beberapa
jenis tanaman, harus ada catatan dipakai jenis tanaman apa saja.
4. Dan lain-lain yang dianggap perlu.
4.3.Daftar SPDT15-TH
Tata cara pemeriksaan Daftar SPDT15-TH sama dengan tata cara pemeriksaan Daftar
SPDT15-TP, kecuali:
1. Isian frekuensi panen maksimum 98
2. Blok III Rincian 1 dan rincian 2 kolom (2) harus sama kodenya
3. Blok III Rincian 1 dan rincian 2 kolom (2) harus berkode 1 s/d 3
4.4. Daftar SPDT15-TPR
Tata cara pemeriksaan Daftar SPDT15-TPR sama dengan tata cara pemeriksaan Daftar
SPDT15-TP, kecuali:
1. Blok III rincian 1 dan rincian 2 kolom (2) harus berkode 1 s.d. 4.
2. Blok III rincian 3-6 kolom (2) harus berkode 5 s.d. 7.
3. Blok III rincian 1 dan rincian 2 kolom (2) harus berkode sama.
4. Blok III rincian 3-6 kolom (2) harus berkode sama.
4.5. Daftar SPDT15-TRK
Tata cara pemeriksaan Daftar SPDT15-TRK sama dengan tata cara pemeriksaan
Daftar SPDT15-TP, kecuali:
1. Jenis kegiatan usaha pada blok III harus dilingkari salah satu
2. Blok III.A rincian 1 kolom (3) untuk komoditas ayam ras pedaging, harus
memenuhi syarat Batas Minimal Usaha atau 0 jika dalam masa pengosongan
kandang.
3. Blok III.A kolom (4) terisi jika komoditas yang diusahakan selain susu dan telur.
5. Blok III.A rincian (6) = rincian (1+2+3+4+5) untuk kolom (3) dan kolom (4).
6. Blok III.A rincian (10) = rincian (6-7-8-9) hanya untuk kolom (3) saja.
7. Blok III.A rincian (11) = rincian (7+9+10) untuk kolom (4) saja
8. Blok III.A rincian (12) = rincian (6-11) untuk kolom (4) saja
9. Blok III.B kolom (3) dan kolom (4) terisi jika Blok III.A kolom (4) tidak terisi.
10. Blok III.B kolom (3) terisi, maka kolom (4) harus terisi.
11. Blok III.B Rincian 1 kolom (3) dan (4) terisi, maka rincian 2 kolom (3) dan kolom
(4) harus terisi.
12. Blok III.B Rincian 2 ≤ rincian 1 baik untuk kolom (3) dan kolom (4).
13. Blok III.B kincian 1 dan 2 kolom (2) harus berkode sama.
14. Blok III.B kolom (2) rincian 1 dan rincian 2 harus berkode 1 s/d 3.
4.6. Daftar SPDT15-IKT
a. Blok I dan Blok II
- Isian blok I rincian 1 s.d. 6 dan Blok II harus sama dengan kuesioner SPDT15-K
blok I rincian 1 s.d. 7 dan blok II.
- Lingkari salah satu pilihan yang ada di rincian 8 dan tuliskan ke dalam kotak
disebelah kanan.
- Lingkari salah satu pilihan yang ada di rincian 9 dan tuliskan ke dalam kotak
disebelah kanan.
b. Blok III
1. Periksa apakah seluruh rincian sudah dijawab dengan benar dan lengkap atau
tidak terlewat cacah.
2. Isian rincian 1 adalah salah satu kode 1 atau 2. Jika isiannya berkode 1, maka
langsung ke rincian 3.
3. Rincian 2 terisi jika rincian 1 berkode 2. Isian rincian 2 adalah banyaknya orang
dalam satu kelompok.
4. Isian rincian 3 adalah salah satu kode 1 atau 2. Jika isiannya berkode 2, maka
langsung ke rincian 5.
6. Isian rincian 5 adalah salah satu kode 1, 2, 4, 8 atau kombinasi dari jumlah kode 1,
2, 4, dan 8. Sehingga isian rincian 5 adalah salah satu kode 1 s.d. 15. Jika isiannya
hanya berkode 1, maka langsung ke rincian 7.
7. Rincian 6 terisi jika rincian 5 tidak berkode 1.
8. Isian rincian 6 kolom (3) adalah salah satu kode 1 s.d. 3.
9. Rincian 6 kolom (3) terisi jika kolom (2) terisi.
10. Jika status kepemilikan perahu/kapal adalah sewa/bagi hasil (kode 2), maka blok
V.A. harus terisi khususnya pada rincian 1 s.d. 3.
11. Isikan kode 1 atau 2 pada kotak yang tersedia dari setiap jenis alat tangkap yang
tercetak pada rincian 7.
12. Isian pada rincian 8 kolom (2) dan kolom (3) tidak boleh lebih dari satu kode
untuk setiap kolom dan rincian bulan.
13. Rincian 8 kolom (3) harus terisi jika Blok I rincian 8 berkode 1 (perikanan laut)
dan (4) harus terisi jika kolom (2) berkode 1.
14. Rincian 8 kolom (4) harus terisi jika kolom (2) berkode 1.
15. Jika rincian 8 kolom (2) berkode (2), isikan 00 pada kolom 4.
c. Blok IV
1. Banyaknya komoditas pada blok IV yang terisi sama dengan jumlah komoditas
pada kuesioner SPDT15-K subblok III.C rincian 1.
2. Isikan kode komoditas pada kolom 3 untuk setiap komoditas ikan.
3. Isian pada kolom (4) ≥ kolom (5) + kolom (7) + kolom (8).
4. Kolom (5) ≤ kolom (4)
5. Isian kolom (4), (5), (6), (7) dan (8) disalin dari SPDT15-LKP kolom (3), (4), (5),
(6) dan (7) baris total produksi dari masing-masing komoditas yang terisi.
d. Blok V
Tata cara pemeriksaan Daftar SPDT15-IKT sama dengan tata cara pemeriksaan Daftar
SPDT15-TP
e. Blok VI
Jika terjadi kesulitan/kendala dalam pelaksanaan lapangan dan ada informasi penting
1. Jika blok IV (pengeluaran) tidak ada komoditas sama sekali yang terisi, maka harus
ada catatan alasannya.
2. Dan lain-lain yang dianggap perlu.
4.7.Daftar SPDT15-IKB
Tata cara pemeriksaan Daftar SPDT15-IKB sama dengan tata cara pemeriksaan Daftar
Lampiran 1. Penentuan BMU menurut komoditas
Kode Nama Tanaman Satuan BMU Kode Nama Tanaman Satuan BMU
(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)
TANAMAN PANGAN TANAMAN HOLTIKULTURA
PADI TANAMAN BUAH BUAHAN TAHUNAN
Sedang/Calina/Carissa pohon 20 1206 Ubi Jalar/Ketela Rambat m2 700 2151 Pepaya Kecil/Hawaii pohon 20
1207 Sorgum m2 2152 Pepaya Lainnya pohon 20
TANAMAN HOLTIKULTURA 2162 Salak Gula Pasir rumpun 20
TANAMAN BUAH BUAHAN TAHUNAN 2163 Salak Lainnya rumpun 20
2101 Alpukat pohon 25 2164 Sawo pohon 10
2107 Belimbing Lainnya pohon 10 TANAMAN BUAH BUAHAN SEMUSIM
2108 Buah Naga pohon 2201 Blewah m2 100
2117 Jambu Air Citra pohon 40 TANAMAN SAYURAN TAHUNAN
2118 Jambu Air Dalhari pohon 40 2301 Blimbing Wuluh pohon
2125 Jeruk Keprok pohon 25 TANAMAN SAYURAN SEMUSIM
2126 Jeruk Besar pohon 25 2401 Asparagus m2
2137 Mangga Kweni/Kebembem pohon 10 2412 Cabai Merah Keriting m2 200
2138 Mangga Manalagi pohon 10 2413 Cabai Rawit m2 200
2139 Mangga Lainnya pohon 10 2414 Jamur Kuping m2 100
2140 Manggis pohon 3 2415 Jamur Merang m2 100
2141 Markisa Konyal pohon 20 2416 Jamur Tiram m2 100
Lampiran 1. Lanjutan
Kode Nama Tanaman Satuan BMU Kode Nama Tanaman Satuan BMU
(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)
TANAMAN HOLTIKULTURA TANAMAN HOLTIKULTURA
TANAMAN SAYURAN SEMUSIM TANAMAN OBAT SEMUSIM
2417 Kacang Merah m2 250 2621 Tapak dara m2
2429 Oyong/Gambas m2 200 TANAMAN HIAS TAHUNAN