• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROCEEDINGS THE 8 TH INTERNATIONAL SEMINAR of AUSTRONESIAN AND NONAUSTRONESIAN LANGUAGES AND LITERATURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROCEEDINGS THE 8 TH INTERNATIONAL SEMINAR of AUSTRONESIAN AND NONAUSTRONESIAN LANGUAGES AND LITERATURE"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DIASPORA OF AUSTRONESIAN AND

NONAUSTRONESIAN LANGUAGES IN INDONESIA

PROCEEDINGS

THE 8

TH

INTERNATIONAL SEMINAR of

AUSTRONESIAN AND NONAUSTRONESIAN

LANGUAGES AND LITERATURE

(3)

No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording, or otherwise, without

(4)

DIASPORA OF AUSTRONESIAN AND NONAUSTRONESIAN

LANGUAGES IN INDONESIA

PROCEEDINGS

THE 8

TH

INTERNATIONAL SEMINAR OF

AUSTRONESIAN AND NONAUSTRONESIAN LANGUAGES

AND LITERATURE

Editors

Prof. Dr. I NengahSudipa, M.A. Prof. Dr. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. Prof. Dr. Drs. I Wayan Simpen, M.Hum. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Ketut Widya Purnawati, S.S., M.Hum. Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum.

Dra. Made Susini, M.Hum. I Made Sujaya, S.S., M.Hum.

I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi, S.S., M.Hum. Ni Luh Gede Liswahyuningsih, S.S., M.Hum.

Sebastianus Menggo, S.Pd., M.Pd. Muna Muhammad, M.A. Kadek Ayu Ekasani, S.S., M.Hum. I Gusti Agung Ayu Made Dianti Putri, S.S.

Udayana University

(5)

iv

“Diaspora of Austronesian and Nonaustronesian Languages in Indonesia”

“Diaspora Bahasa-Bahasa Austronesia dan Nonaustronesia di Indonesia”

PROCEEDINGS

The 8th International Seminar on Austronesian and Nonaustronesian Languages and Literature

Copyright © 2017 All rights reserved

Editors

Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A. Prof. Dr. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. Prof. Dr. Drs. I Wayan Simpen, M.Hum. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Ketut Widya Purnawati, S.S., M.Hum. Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum.

Dra. Made Susini, M.Hum. I Made Sujaya, S.S., M.Hum.

I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi, S.S., M.Hum. Ni Luh Gede Liswahyuningsih, S.S., M.Hum.

Sebastianus Menggo, S.Pd., M.Pd. Muna Muhammad, M.A Kadek Ayu Ekasani, S.S., M.Hum. I Gusti Agung Ayu Made Dianti Putri, S.S.

Cover Design

Made Henra Dwikarmawan Sudipa, S.S. Prepress

Slamat Trisila Publisher

Udayana University Press

Master and Doctorate Study Programs of Linguistics, Faculty of Arts, Udayana University

Nias Street 13, Denpasar, Bali, Indonesia

and

Asosiasi Peneliti Bahasa-Bahasa Lokal

Local Languages Researcher Association First Edition: September 2017

(6)

v

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugraha-Nya maka buku kumpulan makalah-makalah yang di dikompilasi dalam bentuk proceeding untuk Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Aus-tronesia dan NonausAus-tronesia yang mengusung tema ‘Diaspora Bahasa AusAus-tronesia dan Non-Austronesia di Indonesia’ dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tema ini menjadi sangat penting karena kita dapat memahami hubungan bahasa-bahasa baik yang berkerabat dan yang tidak berkerabat, dan tergolong baik ke dalam rumpun bahasa Austronesia maupun Non-Aus-tronesia. Kesamaan bahasa merupakan ciri penting yang diwarisi oleh penutur Austronesia yang tersebar dari Madagaskar (barat) hingga Pulau Paskah (timur), Formosa/Taiwan (utara) dan Selandia Baru (selatan). Para ahli telah dapat mengidentifikasi ciri-ciri umum penutur Austro-nesia, meskipun telah terjadi interaksi dan perubahan secara budaya dan biologi berabad-abad lamanya.

Ciri-ciri umum yang dimiliki oleh penutur Austronesia, antara lain (1) sebagian besar penutur Austronesia di luar Melanesia dan Filipina memiliki ciri biologi yang dapat digolong-kan sebagai ras Mongoloid Selatan (Southern Mongoloid); (2) secara budaya, penutur Austro-nesia di masa lampau memiliki tradisi mentatto tubuh; (3) menggunakan layar pada sampan/ perahu; (4) secara etnografi maupun di masa prasejarah mempunyai gaya seni, dan ciri sosial yang terkait dengan urutan kelahiran (birth order) untuk saudara kandung; serta (5) pemujaan terhadap leluhur/nenek moyang yang dianggap cikal-bakal/pendiri keturunan ini perlu didis-kusikan dalam seminar internasional ini karena Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana mengembangkan ilmu-ilmu bahasa, sastra, dan budaya.

Melalui kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

Koordinator Program Studi Magister (S2) dan Doktor (S3) Ilmu Linguistik Fakultas 1.

Ilmu Budaya Universitas Udayana Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana atas kerjasama yang baik sehingga Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Austronesia dan Nonaustronesia VIII bisa dilaksanakan secara berkesinambungan.

Para pemakalah, peserta Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Austronesia dan 2.

Nonaustronesia yang terdiri atas, peneliti dan/atau dosen bahasa, sastra, dan budaya, mahasiswa, pekerja dan pengamat media sastra dan budaya, dan sebagainya yang terlalu panjang bila disebutkan semuanya.

Panitia Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Austronesia dan Nonaustronesia 3.

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana yang telah bekerja keras mempersiap-kan segala sesuatu yang terkait dengan penyelenggaraan seminar ini dengan sebaik-baiknya.

Semoga Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Austronesia dan Nonaustronesia yang diselenggarakan oleh Program Studi Magister (S-2) dan Doktor (S-3) Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dapat memberikan pencerahan dan diharapkan bermuara pada penyatuan Visi Fakultas Ilmu Budaya, Unud yaitu memiliki keunggulan dan

(7)

ap-vi

likasi keilmuan yang berlandaskan kebudayaan.

Melalui kesempatan ini sekali lagi kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-be-sarnya kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan seminar ini, dengan harapan semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang setimpal dengan pengorbanan Bapak/ Ibu sekalian. Kami juga tidak lupa mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan dan semoga buku ini bermanfaat untuk kita semua.

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Dekan,

(8)

vii

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Yang terhormat Ibu Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana,

Yang saya hormati Ketua Program Studi Ilmu Linguistik S-2 dan S-3; para Ketua Program Studi di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya. Ketua Asosiasi Peneliti Bahasa-Bahasa lokal, Para pemakalah dan hadirin sekalian yang berbahagia.

Om Swastiastu

Kali pertama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha kuasa karena atas berkat-Nya, Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Austrone-sia dan NonaustroneAustrone-sia VIII dapat terlaksana sesuai jadwal yang telah direncanakan.

Dalam sambutan ini, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan terkait dengan peren-caan seminar dan pelaksanaannya. Sebagai langkah awal, seminar ini ditetapkan dengan men-gangkat tema “Diaspora Bahasa-Bahasa Austronesia danNonaustronesia di Indonesia”. Pelaksanaan seminar ditentukan selama dua hari, yaitu pada hari Jumat—Sabtu, 15--16 Sep-tember 2017 dan diikuti sekitar 200 peserta. Sambutan hangat kami rasakan dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan seminar ini. Agenda rutin berupa seminar intemasional ini dapat menjadi ajang pertemuan dan tukar informasi dan para peneliti dan pecinta bahasa, khususnya bahasa Austronesia dan Nonaustronesia yang berguna menambah wawasan, ilmu, serta cakrawala informasi mengenai bahasa yang menjadi bagian penting dan budaya dan ke-hidupan kita. Di samping itu, seminar ini juga diharapkan dapat menciptakan relasi dan ko-munikasi yang baik antarpeneliti dan penggiat kegiatan kebahasaan untuk mesinergikan kerja sama untuk kebertahanan dan pengembangan bahasa-bahasa Austronesia dan Nonaustronesia.

Dalam seminar kali ini, para pemakalah dari berbagai negara hadir menyajikan maka-lahnya, seperti Jerman, Timor Leste, Cina, Korea, dan juga Indonesia. Dari Indonesia, pe-makalah dari wilayah Aceh hingga Papua berpartisipasi dalam seminar ini termasuk dari Aceh, Riau, Palembang, Jakarta, Denpasar, Flores, Kupang, Manggarai, Medan, Lampung, Beng-kulu, Banten, Makassar, Kendari, Surabaya, Mataram, Selong, Bandung, Surakarta, Se-marang, Jember, dan Malang. Untuk itu, kami sampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih pada para pemakalah kunci dan undangan yang berkenan hadir berbagi ilmu dalam seminar ini. Tidak lupa juga kami berterima kasih kepada Bapak/lbu pemakalah pendamping dan pesena seminar yang telah hadir dalam seminar ini. Tentu saja tanpa partisipasi dan kontribusi dari Bapak/Ibu, kegiatan ini tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Uni-versitas Udayana, Ketua Program S-2 dan S-3 Ilmu Lingustik, dan Ketua Asosiasi Peneliti Bahasa-Bahasa Lokal, serta seluruh pemakalah dan panitia. Mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama penyelenggaraan acara atau kekurangsempumaan dalam prosiding, buku panduan, atau hal lainnya. Semoga seminar ini mendatangkan manfaat dan berkat keil-muan bagi sekeil-muanya.

Shanti, Shanti, Shanti Om.

(9)

viii

PENGANTAR

Prosiding ini adalah kumpulan makalah yang disajikan pada Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Austronesia dan Nonaustronesia VIII yang diselenggarakan pada tanggal15--16 Sep-tember 2017 di Aula Widya Sabha Mandala Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Jalan Pulau Nias No. 13 Denpasar.

Dukungan yang luar biasa kami dapatkan dari seluruh pihak yang terlibat dalam semi-nar ini sehingga acara dapat terselenggara dengan baik sesuai harapan. Semisemi-nar kali ini terse-lenggara berkat kerja sama antara Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Linguistik, Fakul-tas Ilmu Budaya, UniversiFakul-tas Udayana dan Asosiasi Peneliti Bahasa Bahasa Lokal. Kontribusi dari para pemakalah kunci, undangan,dan pendamping memberikan arti yang sangat besar bagi penyelenggaraan seminar ini. Pemakalah yang menjadi penyaji dalam seminar ini berasal dari sejumlah negara, seperti Jerman, Timor Leste, Cina, Korea, dan Indonesia. Dari Indonesia, tercatat sejumlah pemakalah dari berbagai institusi di berbagai wilayah Nusantara. Tercatat abstrak dan makalah datang dari daerah Aceh, Bali, Flores, Kupang, Manggarai, Medan, Lampung, Bengkulu, Banten, Makassar, Jakarta, Pekanbaru, Palembang, Kendari, Surabaya, Mataram, selong, Bandung, Surakarta, Semarang, Malang, hingga Papua. Prosiding ini di-harapkan dapat bermanfaat sebagai dokumentasi karya akademik para pemakalah yang sekali-gus juga berguna untuk menambah wawasan keilmuan bidang linguistik dan sastra, khususnya bahasa dan sastra Austronesia dan Nonaustronesia. Prosiding ini memuat berbagai pemikiran dan hasil penelitian para pemakalah seputar perkembangan bahasa dan sastra Austronesia dan Nonaustronesia dari berbagai fokus analisis, baik mikro, makro, maupun terapan.

Mohon maaf jika ada masih banyak kekurangan dan kesalahan yang ditemukan karena kami yakin tidak ada sesuatu yang bersifat sempurna. Namun, kerja keras telah diupayakan untuk mencoba mengurangi terjadinya kekeliruan. Mudah-mudahan seminar dan prosiding ini memberikan manfaatnya bagi kita semua.

(10)

ix

FOREWORD

This proceeding contains papers presented in the 8th International Seminar on Austronesian and Nonaustronesian Languages and Literature which was held on September 15-16th, 2017 at Widya Sabha Mandala Auditorium, Faculty of Arts, Udayana University, on Jalan Pulau Nias No. 13 Denpasar.

We have got contribution and support from all parties that have participated in this semi-nar. This seminar was held by the Master and Doctorate Study Programs of Linguistics, Faculty of Arts, Udayana University in collaboration with the Local Languages Researcher Association. We appreciate for the contributions from the keynote speaker and paper presenters. The paper presenters in this seminar come from several countries, such as Australia, Germany, Timor Les-te, China and Indonesia. The Indonesian presenters come from some places in Indonesia, they are from Aceh, Bali, Flores, Kupang, Manggarai, Medan, Lampung, Bengkulu, Banten, Makas-sar, Jakarta, Pekanbaru, Palembang, Kendari, Surabaya, Mataram, Selong, Bandung, Surakarta, Semarang, Malang, and also Papua. We do hope that the proceeding can be beneficial to the speakers as academic documentation and to enrich knowledge on linguistics and literature, especially on Austronesian and Nonaustronesian languages and literature. This proceeding con-tains various insight and results of research dealing with the development of Austronesian and Nonaustronesian language and literature from various aspects of analysis which include micro, macro, or applied linguistics.

This proceeding is far from being perfect, thus we do apologize for the limitation and if there is something inconvenient. However, hard work had been done to reduce errors. We do hope the seminar and proceeding can be beneficial to all of us.

(11)

x

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DEKAN FIB ... SAMBUTAN KETUA PANITIA ... PENGANTAR ... FOREWORD ... DAFTAR ISI ... Pemakalah Utama

Sonja Riesberg ...

Some Observations on Word Order in Western Austronesian Symmetrical Voice Languages

Aron Meko Mbete ...

Jejak-Jejak Diaspora Austronesia-Trans-Papua dalam Beberapa Fitur Lingual

Fransiskus Bustan ...

Konseptualisasi Etnik Manggarai Tentang Kesejahteraan Ekonomi Rumah Tangga Ditinjau dari Perspektif Linguistik Budaya

Cho, Tae-Young ...

Aksara Serang di Masyarakat Bugis-Makassar

Oktavianus ...

Menjemput Kembali Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Ungkapan Bahasa-Bahasa Lokal dalam Upaya Merawat Kebhinekaan dan Menjaga Keutuhan NKRI

Pemakalah Pendamping

Achmad Muchammad Kamil, Haris Supratno, Suyatno ...

Identitas Cerpen Pada Media Informasi Pesantren (Perspektif Kajian Budaya)

Ahmad Syaifudin ...

Rekayasa Bahasa Daerah dalam Spirit Konservasi pada Universitas Negeri Semarang

Anak Agung Sagung Shanti Sari Dewi ...

Bahasa Indonesia Transference in Efl Classes: Students Perception

Anak Agung Sagung Wid Parbandari ...

Pemakaian Bentuk Partisipel Bahasa Jerman Sebagai Adjektiva dalam

Roman Siddhartha Karya Hermann Hesse dan Padanannya dalam Bahasa Indonesia

Andi Bagus Cahyadi, Budinuryanta Yohanes, Suhartono ...

Delimitasi pada Penutur Skizofrenia (Kajian Pragmatik Klinis)

v vi viii ix x 3 19 31 41 49 63 71 79 85 95

(12)

xi

Antonius Kato ...

Makna Tuturan Tu Ngawu Pernikahan Adat Lio, Flores

Artiana Nadhiar Setiarini, Haris Supratno, Kamidjan ...

Teachings Of Tasawuf In Javanese Novel (Etnosufism Study)

Christina Made Dwi Utami ...

Pergeseran Kohesif dan Koherensi dalam Penerjemahan Makna Kias Inggris-Indonesia

David Samuel Latupeirissa ...

Varian Pola Gramatikal Serialisasi Verba dalam Bahasa Melayu Kupang

Desak Putu Eka Pratiwi, I Wayan Arka, Asako Shiohara ...

Developing The Social Cognition Parallax Interview Corpus (Scopic) For Balinese: Issues, Challenges And Prospects

Dewa Ayu Widiasri ...

Karakterisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Rekonstruksi Terjemahan Teks Tantri Kandaka

Diaspora Markus Tualaka, Karolus Budiman Jama ...

Evolusi Makna Ideologis Le Tu Le, Instrumen Sunding Tongkeng dalam Budaya Etnik Manggarai

Eddy Setia ...

Bahasa, Ekologi, dan Masyarakat Pengguna Bahasa dalam Perspektif Linguistik Fungsional Sistemik

Eko Setiyo Anggoro, Setya Yuwana Sudikan, Suyatno ...

Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann dalam Novel Karya Sekar Ayu Asmara

Endah Nur Tjendani, Aron Meko Mbete ...

Pendekatan Ekolinguistik untuk Kebertahanan Budaya Lokal dari Kepunahan Melalui Pembelajaran Bahasa

Erlin Kartikasari, Kisyani-Laksono...

Perbedaan Leksikal dan Perbedaan Fonologis Bahasa Jawa di Banyuwangi dan Surabaya (Kajian Dialektologis)

Firman Alamsyah Mansyur ... Onina Manga Mancuana Mangenge: Kognisi Religi Orang Wolio

(Linguistik Antropologis)

Gek Diah Desi Sentana ...

Pelestarian Sor Singgih Bahasa Bali Melalui Pelatihan Pengenter Acara Di Kelurahan Sempidi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung

105 119 129 131 143 151 159 167 175 183 191 199 209

(13)

xii

Gusti Ayu Oka Cahya Dewi ...

Ideology of Translating Cultural Terms In Gambir And Its Translation

Hendi Pratama ...

Indonesian Students Responses To Pope-Q Implicature

Hidayati, Rima Rahmaniah, Henny M. ...

Struktur dan Fungsi Mantra “Nowong” sebagai Warisan Budaya Sasak di Desa Ranggagata, Lombok Tengah

I Gede Astawa ...

Eco-discourse in The Tri Hita Karana (THK) Concept Based on The Stories We Live By

I Gede Budiasa ...

Material Process in Balinese Short Story, Mangku Sonteng By I Made Suarsa: An Experiential Metafunction

I Gede Oeinada ...

Penguasaan Kanji Para Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang Universitas Udayana Tahun Ajaran 2016/2017

I Gusti Agung Triana Rakanita ...

Analisis Tanda Verbal dan Non-Verbal pada Iklan Produk Garnier

I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi, I Gusti Agung Istri Aryani,

I Gusti Ayu Agung Sintha Satwika ...

The Analysis of Maxims in “English for Midwives Practical Guidance for Antenatal Care”

I Gusti Ayu Gde Sosiowati, Ni Made Ayu Widiastuti, I Wayan Arka ...

Constructing Identity and Language Vitality Of Minority Language: Evidence From Loloan Malay

I Gusti Ngurah Parthama ...

Examining Idiomatic Translation on Bilingual Public Sign

I Ketut Darma Laksana...

Jejak Historis Bahasa Bali Alus di Kecamatan Nusa Penida

I Ketut Jirnaya ...

Kode Alam Jatuhnya Alengkapura dalam Kakawin Ramayana: Implementasinya di dalam Kehidupan

I Ketut Ngurah Sulibra ...

Warisan Fonologis Bahasa Bali Kuna dalam Bahasa Bali Kepara: Studi Pendahuluan

I Ketut Paramarta, Ida Bagus Putrayasa, Ida Bagus Putra Manik Aryana ...

Bahasa Bali Kuno dan Perbandinganya dengan Proto- Bahasa Melayu

215 221 227 239 245 253 261 267 273 283 289 295 301 309

(14)

xiii Polynesian (*MP)

I Ketut Suar Adnyana, IMade Suwendi, Meinardus Fridolin Jantur ...

Entitas Imperatif Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Civitas Akademika Universitas Dwijendra Denpasar

I Ketut Suardana, Ni Nyoman Supadmi ...

Analysist of Transitivity in Prenatal Genetic Screening and Counselling

I Ketut Sudewa ...

Antologi Potret Pohon Air Mata Karya Ngurah Parsua Kajian Ekologi Sastra

I Ketut Wardana, I Nyoman Suparwa ...

The Construction of Balinese Local Genus into Linguistic Messages for Ecosystem Sustainability

I Made Dian Saputra ...

The Discourse of Ida Ratu Gede Mas Macaling Dalem Nusa Penida Klungkung (Among Taksu, Magi, and Sakti)

I Made Sena Darmasetiyawan ...

Sociolinguistics Approach to the Problems of Translating Balinese Language

I Made Suastika ...

Kakawin Ramayana Sebagai Sumber Penulisan Geguritan Kapiparwa

I Made Sujaya ...

Lintas Budaya Dalam Empat Prosa Fiksi Tentang Bali Karya Gerson Poyk

I Made Suyasa ...

Hikayat Melayu dan Evolusinya Dalam Bakayat Sasak

I Made Wijana, Ni Ketut Ratna Erawati ...

Keoptimalan Leksikal Dalam Teks Tutur Sarining Rajapeni: Analisis Linguistik Sistemik Fungsional

I Nyoman Sukartha ...

Kepengarangan Kidung Tantri Mandhuka Rakarana

I Nyoman Udayana ...

Reciprocity in Indonesian

I Wayan Agus Anggayana, I Putu Agus Endra Susanta ...

Affixation Of Bugbug Dialect: A Descriptive Study

I Wayan Ana ...

Mengapa Sulit Menerjemahkan Text Hukum Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris?

317 325 335 341 349 355 365 377 385 393 401 409 415 431

(15)

xiv

I Wayan Artika ...

Tanah Bagi Kaum Tani: Paralelitas Antologi Matinja Seorang Petani dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960

I Wayan Cika, Ida Bagus Rai Putra ...

Nilai Religius Tokoh Brahmana Keling Dalam Geguritan Dalem Sidhakarya: Perspektif Pembangunan Karakter Bangsa

I Wayan Suryasa ...

Analisis Gambar Pada Buku Teks Krsna: Sebuah Kajian Semiotik

Ida Ayu Agung Ekasriadi ...

Kontraksi Dan Akronim Dalam Deiksis Persona Bahasa Bali

Ida Ayu Iran Adhiti ...

Kategori Etimon Proto Austronesia (Pan) Pada Bahasa Abui Di Pulau Alor Nusa Tengara Timur

Ida Ayu Laksmita Sari, Renny Anggraeny ...

Sakral Atau Siluman: Lukisan Beruang Sebagai Dewa Tertinggi dalam Cerita Rakyat Etnik Ainu Jepang

Ida Ayu Made Puspani ...

Applying Comparative Linguistics In Defining Equivalence

Ida Bagus Made Wisnu Parta ...

Narasi Pindah Agama Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta:Kajian Strukturalisme

Ida Bagus Rai Putra ...

Ekpresi Lisan “Karang Awake Tandurin”: Bahasa Bali Sebagai Wahana Domain Budaya Tak Benda Karya Ida Pedanda Made Sidemen

Inayatul Mukarromah ...

Modeling Teaching Learning to The Traditional Osing Language by Using Culinary Linguistics (Combination Between Narratives and Visual

Commanicative Approaches)

Irma Setiawan ...

Sistem Pemaparan Pengalaman Linguistik Pada Teks Debat Calon Presiden Republik Indonesia Periode 2014-2019: Kajian Linguistik Fungsional Sistemik

Itmam Jalbi ...

Keterancaman Bahasa Sawai di Halmahera Tengah, Maluku Utara: Studi Awal dari Aspek Vitalitas Bahasa

439 449 455 463 473 481 489 493 499 505 513 529

(16)

xv

Kadek Apriliani, Dian Pramita Sugiarti,Ni Made Verayanti Utami ...

Implementasi Undang-undang No. 24 Tahun 2009 dalam Penggunaan Alih Kode dan Campur Kode terhadap P elajaran Bahasa Indonesia di SMP Ganesha Denpasar

Kadek Eva Krishna Adnyani, Made Budiarsa, I Wayan Pastika,

Ni Nyoman Padmadewi ...

Is There an Age-Factor for Joseigo (Japanese Women’s Language) Usage?: A Case Study in Japanese Sociolinguistics

Kadek Ratih Dwi Oktarini ...

The Use of Particle Kan in Narrative in Conversational Indonesian

Kanisius Rambut ...

Nilai Lingkungan Ungkapan Metaforis dalam Bahasa Manggarai: Sebuah Kajian Ekolinguistik

Ketut Widya Purnawati, Ketut Artawa ...

Simultaneous Location Marking In Balinese Temporal Adverbial Function

La Ode Nggawu, Maulid Taembo...

Kajian Perbandingan Bahasa Muna, Mawasangka, dan Wakatobi

di Sulawesi Tenggara dalam Upaya Meningkatkan Rasa Solidaritas antar-Penuturnya

Linny Oktovianny ...

Sikap Bahasa dan Pemilihan Bahasa Masyarakat di Kota Palembang terhadap Bahasa Palembang

Luh Putu Puspawati ...

Nilai Sadu Darma dalam Geguritan Kicaka

Made Budiarsa, Yohanes Kristianto ...

Modal Linguistik sebagai Struktur Dominasi Asing di Ranah Pariwisata: Sebuah Studi Kasus di Kawasan Wisata Seminyak, Bali

Made Sri Satyawati, Nyoman Kardana ...

Sistem Pemarkahan dalam Bahasa Bima: Kajian Tipologi Bahasa

Made Susini ...

Mystifications through Nominalization in Balinese Language: A SFL Perspective

Maria Magdalena Namok Nahak, I Wayan Simpen ...

Ekoleksikon Tuturan Ritual dalam Hamis Batar pada

Komunitas Tutur Bahasa Tetun di Kabupaten Malaka, Timor, NTT

541 549 557 563 571 577 587 601 609 617 623 631

(17)

xvi

Maria Yulita C. Age ...

Bentuk dan Makna Kalimat Imperatif Bahasa Lio pada Masyarakat Etnik Lio

Muhammad Aris Akbar ...

Bentuk Eufemisme sebagai Pengganti Idiomatik Tabu dalam Komunikasi Lisan pada Masyarakat Sasak

Mukhamdanah ...

Bahasa Wamesa di Teluk Bintuni, Papua Barat:

Keberagaman Bahasa dan Adaptasi Linguistik yang Terjadi

Muna Muhammad ...

Proses Pemajemukan Kata dalam Bahasa Aceh

Ni Luh Gede Liswahyuningsih ...

Translation Shifts of Indonesian-English Noun Phrases

Ni Luh Kade Yuliani Giri ...

Variasi Respons dalam Analisis Percakapan Bahasa Jepang

Ni Luh Supartini, Ni Made Ayu Sulasmini, Kadek Ayu Ekasani ...

Penggunaan Variasi Bahasa Inggris Pedagang Asongan di Daerah Wisata Pantai Sanur dan Canggu

Ni Luh Sutjiati Beratha ...

The Development of OB Affixes

Ni Made Suryati ...

Infleksi Nomina Maskulinum Pluralis Bahasa Sanskerta: Kajian Generatif Transformasi

Ni Made Verayanti Utami, Kadek Apriliani, Dian Pramita Sugiarti ...

The Analysis of Indonesian Transitive and Intransitive Verbs Found in the Translation of Possum Magic-An Australian Classic by Bipa Students of La Denpasar

Ni Made Wiriani ...

Variasi ‘Nama Panggilan’ Warga Tempek Kelodan, Banjar Pegatepan Desa Gelgel, Klungkung

Ni Nyoman Tri Sukarsih ...

The Relationship between Hermeneutics and Literary Translation

Ni Wayan Arnati, I Wayan Cika,I Wayan Teguh, Ni Putu Widarsini ...

Penggunaan Bentuk-Bentuk Penolakan Bahasa Bali dalam Berkomunikasi oleh Masyarakat Etnis Bali Denpasar dan Badung

639 647 657 665 671 677 685 695 709 717 727 731 737

(18)

xvii

Ni Wayan Krismayani ...

Strategi Pemertahanan Bahasa Lokal

Ni Wayan Sukarini ...

Pada Satua Bali Sang Lanjana

Nidya Fitri ...

Bentuk Negasi pada Novel Hulubalang Raja Karya Nur Sutan Iskandar

Nining Nur Alaini ...

Cerita Rakyat Bajo: “Si Canik-Canik” dan “Si Pemburu”, Potret Keterikatan Orang Bajo pada Laut

Nirwan, Kadek Feni Aryati , Lukia Zuraida ...

Paralelisme Dan Relasi Sosial Dalam Tuturan Mantra Di Mandar

Nur Fajrhi ...

Kamus Istilah Jajanan dalam Bahasa Ciacia: Analisis Komponensial Medan Makna

Nurul Azizah ...

Konstruksi Kalimat Dasar Dialek Kuto-Kute dan Tipologi Sintaksis

Nyoman Sujaya ...

Balinese Giving Verb Baang Construction

Pana Pramulia ...

Karakter Penceritaan Pergelaran Wayang Kulit Jawa Timuran

Patrisius Kami, I Nyoman Tri Ediwan ...

Alih Kode dalam Situasi Dwibahasa pada Mahasiswa di Kota Kupang

Peng Zi Lin, Setya Yuwana S, Suharmono Kasiyun ...

Konflik Tokoh Utama dalam Novel Unta Xiang Zi dan

Cha Guan Karya Lao She (Kajian Psikoanalisis Lacan)

Prayudha ...

Code-Mixing and Code-Switching at a Language Boundary: Pasar Cileumeuh, Cilacap, Central Java Case Study

Puji Retno Hardiningtyas, I Nyoman Weda Kusuma ...

Puisi-Puisi Penyair Bali yang “Mengingkari” Bahasa: Bergelut dengan Licentia Poetica

Putu Agus Bratayadnya, I Nyoman Suparwa, Ida Bagus Putra Yadnya,

Made Sri Satyawati ...

Translation of Diaspora’s Conversation in Film Eat Pray Love

747 753 759 767 777 781 787 795 803 811 821 827 833 843

(19)

xviii

Putu Dewi Merlyna Y.P ...

Strategi Kesantunan Caregiver terhadap Pasien Lansia di Jepang

Putu Evi W. Citrawati, Ketut Riana, Made Sri Satyawati, Wayan Teguh ...

Analisis Kesalahan Karya Ilmiah Siswa SMAN 1 Abiansemal, Kabupaten Badung

Putu Sutama ...

Pergeseran Bahasa Bali dan Proyeksi Sosiolonguistik

Putu Weddha Savitri ...

Analisis Psikologi Tokoh Utama dalam Karya André Gide “Pendidikan Istri”

Sebastianus Menggo ...

Fungsi Bahasa pada Ritual Persembahan Gereja Katolik Manggarai

Setiyo Utomo, Setya Yuwana Sudikan, Kamidjan ...

Mistik Kebatinan Jawa dalam Serat Prasidojati dan Serat Asmaralaya Karya Mas Ngabehi Mangoenwidjaja (Memahami Ajaran Manunggaling Kawula Gusti)

Siti Norma Nasution ...

The Spirit of Nationalism, Education and Moral Religion as Nation Character Building which Portrayed in

Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Rumbuk Written by Willem Iskander

Sri Widiastutik, I Wayan Sudiarsa, Komang Trisnadewi ...

Dinamika Web-Centric Course dalam Model Pembelajaran Bahasa Inggris

Suliadi ...

Pemertahanan Masjid Kuno Bayan Lombok Utara sebagai Pilar Pemertahanan Bahasa Sasak Dialek Kuto-Kute

Tommi Yuniawan, Fathur Rokhman, Rustono, Hari Bakti Mardikantoro ...

Bahasa dalam Teks Konservasi: Kajian Ekolinguistik

Tri Indrayanti ... Tumbler Arek Suroboyo: Kajian Semantik Sintaktik

Umar ...

Pengajaran Bahasa Inggris dalam Kontak Keragaman Bahasa Daerah Berbasis Kearifan Lokal di Perbatasan Sumbawa dan Dompu

Veronika Genua, I Wayan Simpen ...

Referensial Meaning of External Lexicon Wunu in

Traditional Treatment on Guyub Tutur Lio Ende: Ecolinguistic Study

851 857 863 869 877 885 893 901 913 921 923 941 949

(20)

xix

W.A. Sindhu Gitananda ...

Tegangan Antara Spiritualisme dan Materialisme: Kontekstualisasi Stilistik terhadap Aji Sangkya

Wahyu Ayuningsih ...

Penanda Akan di dalam Bahasa Madura

Wati Kurniawati ...

Variasi Bahasa Sunda di Daerah Pengamatan Luar Provinsi Jawa Barat

Yafed Syufi ...

Classification of ‘Potong’ Verb in Irires Language

Yana Qomariana ...

Javanese Causative Passive

Yendra ...

Variasi Bahasa Indonesia Ala Kota Padang

Yosef Demon ...

Perelatifan dalam Bahasa LamaholotDialek Lamalera

Yunilis andika, Hanova Rani E.R. ...

Bahasa Jawa di Wilayah Kabupaten Magelang (Kajian Dialektologi)

955 965 979 981 985 959 995 1005

(21)

617

SISTEM PEMARKAHAN DALAM BAHASA BIMA:

KAJIAN TIPOLOGI BAHASA

Made Sri Satyawati 1, Nyoman Kardana 2

Universitas Udayana 1, Universitas Warmadewa 2

srisatyawati@unud.ac.id 1, ikardana@yahoo.com 2

Abstrak

Kajian terhadap bahasa Bima sangat sulit ditemukan. Padahal, bahasa Bima memiliki ciri sangat menarik untuk dianalisis. Kedudukannya di antara dua tipe bahasa, yaitu bahasa berafiks dan bahasa tak berafiks (Satyawati, 2010: 2). Sehingga diduga bahasa Bima akan memiliki ciri di kedua bahasa tersebut. Beberapa penelitian bahasa Bima sudah dilakukan oleh Arafik (2007), Jauhari (2000), Owens (2000), dan Satyawati (2010). Hasil penelitian tersebut menyebutkan pemarkah-pemarkah yang ada dalam bahasa Bima sebagai konstituen yang berbeda-beda, yaitu ada yang menyebut klitik dan ada pula afiks. Dengan adanya pandangan yang berbeda tersebut, penelitian ini sangat penting dilakukan sehingga diketahui jenis dan perilaku pemarkah dalam bahasa Bima. Agar analisis data dapat dilakukan dengan baik, digunakan konsep operator dalam Teori Role and Reference Grammar (Van Valin, 1980) dan konsep klitik yang disampaikan oleh Kroeger (2005). Tujuannya untuk mengetahui tipe-tipe pemarkah dalam bahasa Bima. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan metode simak dan metode cakap, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan metode padan dan distribusional dengan bantuan teknik lesap dan teknik substitusi.

Kata kunci : Bahasa Bima; Afiks; klitik.

PENDAHULUAN

Kajian pemarkah bahasa Bima merupakan kajian yang sangat menarik karena banyak pendapat yang muncul berkaitan dengan hal ini (Satyawati, 2010). Hasil kajian menghasilkan pendapat yang berbeda-beda. Jauhari (200) dan Arafik (2005) berpendapat bahwa bahasa Bima memiliki pemarkah-pemarkah yang berupa afiks. Akan tetapi, dalam Satyawati (2010) memperlihatkan bahwa pemarkah-pemarkah itu cenderung berperilaku berbeda dengan afiks. Hal ini merupakan alasan utama mengapa pemarkah bahasa Bima penting dilakukan. Pustaka-pustaka yang dikaji terkait dengan penelitian ini, sudah ada yang membicarakankan pemarkah bahasa Bima. Akan tetapi, masih juga pada tahap awal, pengenal terhadap sebuah konstiuen. Jonker adalah linguis yang mengawali penelitian BBm pada tahun 1896 dengan mendokumentasikan hasil penelitiannya dalam buku yang berjudul

Bimaneesche Spraakknsj. Tujuh puluh satu tahun kemudian, pada tahun 1967, pengamatan

terhadap morfologi dan sintaksis bahasa Bima dilakukan kembali oleh beberapa linguis. Hal itu dibuktikan dengan adanya beberapa hasil penelitian yang berjudul An Introduction on Bimanese

Morphology oleh Soepardi (1967), Struktur Bahasa Bima oleh Ahmad (1976/1977), Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Bima oleh Rachman (1985), Fonologi Bahasa Bima oleh Tama,

dkk (1996), Frasa Verbal Bahasa Bima oleh Indra dkk. (1997), Morfologi Nomina Bahasa

Bima oleh Sudiati (1997), Variasi Leksikon Bahasa Bima oleh Akhmad (1998), Pasivisasi dan Alternasi Argumen Inti dalam Bahasa Bima oleh Jauhari Jauhari (2000), Agreement in Bimanese

oleh Melanie Owens (2000), dan Relasi Gramatikal Konstruksi Kausatif dan Aplikatif Bahasa

Bima oleh Arafiq (2005), Relasi Sintaksis Bahasa Bima oleh Made Sri Satyawati (2009),

Valency and Syntactical Relation in Bimanese oleh Made Sri Satyawati (2009), dan Pemarkah Diatesis Bahasa Bima oleh Made Sri Satyawati (2011). Berdasarkan hal tersebut, kajian bahasa Bima masih harus dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat dihasilkan struktur bahasa Bima yang dapat digunakan oleh pembelajar bahasa Bima.

(22)

618

Proceedings The 8th International Seminar on Austronesian and Nonaustronesian Languages and Literature

Bahasa Bima merupakan bahasa yang berada di antara dua bahasa yang memiliki tipe berbeda yaitu bahasa berafiks dan tidak berafiks (Satyawati, 2010). Dengan begitu, kondisi bahasa Bima diperkirakan akan memiliki dua tipe bahasa tersebut, yaitu memiliki afiks dan memiliki klitik. Keberadaan kedua konstituen tersebut menjadi fokus kajian dalam tulisan sehingga hasil yang diharapkan adalah tipe-tipe pemarkah dalam bahasa Bima.

Teori Role and Reference Van Valin (1980, 1987, 2005) yang digunakan sebagai dasar kajian, khususnya teori tentang operator. Operator merupakan elemen-elemen klausa, tetapi representasi kategori gramatikalnya secara kualitatif berbeda dari predikat dan argumen-argumennya. Operator berfungsi untuk memodifikasi klausa dan bagian-bagiannya. Jenis-jenis operator adalah (1) tenses, (2) aspek, (3)afiks, (4) klitik, (5) penegasi, (7) modalitas, (8) illocutionary verb, (9) direksional, (8) evidensial. Bahasa-bahasa di dunia merepresentasikan operator berbeda-beda. Ada yang menggunakan

auxilary verb dan ada pula yang mengkodekannya sebagai afiks atau klitik. Berdasarkan teori ini, data

akan dianalisis untuk mengetahui tipe-tipe pemarkah yang berkaitan dengan operator.

Operator adalah Pendahuluan berisi latar belakang dan penjelasan pokok masalah yang menarik dan aktual mengenai hal yang diteliti, didukung dengan acuan pustaka, dan hasil penelitian terkait sebelumnya, baik yang dilakukan sendiri maupun orang lain, serta penjelasan keberadaan penelitian dalam konteks tersebut. Pendahuluan juga berisi rumusan masalah (sebaiknya satu atau dua masalah saja yang menjadi fokus penelitian), tujuan penelitian, manfaat penelitian, teori yang digunakan untuk memecahkan masalah, dan konsep (jika ada). Semua sumber yang dirujuk harus dituliskan di dalam daftar pustaka.

Data utama penelitian ini berupa data lisan dan data tulis sebagai pelengkap. Penelitian ini adalah linguistik lapangan yang menggunakan metode (1) metode elisitasi langsung, (2) metode perekaman, dan (3) metode pengecekan elisitasi untuk mengumpulkan data (Mithun:2001). Metode-metode ini dibantu dengan teknik rekam dan teknik catat. Selanjutnya, Mithun menegaskan bahwa kualitas dan kuantitas data sangat bergantung pada (1) peneliti dan (2) waktu dan keahlian penutur.

Daftar tanyaan disusun berdasarkan bahasa yang dapat dipahami (conneted language), baik oleh penutur maupun oleh peneliti (Satyawati, 2010; 2017). Data dikumpulkan melalui wawancari dan observasi. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar tanyaan dan observasi dilakukan dengan mengelisitasi data yang sudah terkumpul dari daftar tanyaan dengan tujuan mengetahui kebenaran data yang terkumpul.Berikut adalah metode analisis data.

Nasi saya makan. Oha ma-ngaha ba nahu Nasi. HAB-makan. OBL. 1T

Nasi dimakan ibu saya Oha ma-ngaha ba ina-ku nasi. HAB-makan. OBL. Ibu-1POSS

Nasi dimakan oleh lenga-ku Oha ma-ngaha ba lenga-ku nasi. HAB-makan. OBL. Teman-1-POSS

Nasi dimakannya. Oha ma-ngaha ba sia Nasi. HAB-makan. OBL. 3T

Kue dimakannya Pangaha ma-ngaha ba sia Kue. HAB-makan. OBL. 3T

Kue sudah dimakannya Pangaha ra-ngaha ba sia Kue. PERF-makan. OBL. 3T

Kue akan dimakannya Pangaha di-ngaha ba sia Kue. IMPERF-makan. OBL. 3T

Dari deretan kalimat-kalimat tersebut dapat diketahui bahwa pemarkah-pemarkah dalam Bahasa Bima adalah ma- dan ba. Setelah diketahui, maka dianalisis tipe pemarkah yang melekat pada konstituen tersebut.

(23)

619

Diaspora of Austronesian and Nonaustronesian Languages in Indonesia

PEMBAHASAN

Pemarkah merupakan salah satu konstituen dalam mempelajari bahasa. Pemarkah dapat merepresentasikan banyak hal, baik makna maupun struktur sebuah bahasa. Setiap bahasa memiliki ciri berbeda sehingga sebuah bahasa dapat memiliki pemarkah dan dapat pula tidak. Demikian juga tipe pemarkah yang dimilikinya.

Bahasa Bima merupakan bahasa yang cukup banyak memiliki pemarkah. Dari hasil analisis data diketahui bahwa bahasa Bima memiliki pemarkah yang berupa klitik dan berupa afiks. Kedua pemarkah tersebut memiliki ranah yang berbeda dalam penggunaannya.

Klitik

Klitik merupakan konstituen yang berperilaku seperti afiks, tetapi berfungsi untuk memodifikasi verba. Klitik tidak memiliki makna gramatikal. Yang dimiliki adalah makna leksikal (Satyawati, 2010; Kroeger ………). Dalam contoh (1) dan (2), klitik {na-/-na} yang melekat pada nciĭ ‘robek’ (1) dan

taho ‘baik’ pada (2)a merupakan klitik karena na berfungsi untuk merujuk pronomina persona

ketiga tunggal. Disebut klitik karena pemarkah tersebut memiliki makna leksikal seperti yang dirujuknya ‘dia’. Selain itu, klitik {na-/-na dapat pula berfungsi sebagai pemarkah posesif yang tetap bermakna sesuai dengan fungsinya sebagai perujuk silang. Berikut adalah contoh klitik (1) dan (2) dalam bahasa Bima.

Tabel 1 Klitik Perujuk Silang ACTOR BBm

Pemarkah PraPRED (Imperfektif+ V) Pemarkah PosPRED (V+ Perfektif) (V + Agen) (N + Posesif) Pronomina Per-sona BBm

1 Tunggal ku- -ku Nahu

1 Jamak Inklusif ta- -ta Ndaita

1 Jamak Eksklusif mu- -mu Nami

2 Tunggal ma- -mu Nggomi

2 Tunggal (Bentuk Sopan) ta- -ta Ndaita

2 Jamak ma- -mu nggomi doho

3 Tunggal na- -na Sia

3 Jamak na- -na sia doho

Nggara tau-si wa

(1) du ade tas sia , tasi-na nai-nciĭ.

kalau taruh-EMP batu dalam tas 3T, tas-POS-3T 3T/IMPERF -robek ‘Jika menaruh batu ke dalam tas dia, tasnya akan sobek/rusak.’

(2) Ede wati taho-nai, siai baca-nai buku ake sampe nggori-nai.

dem NEG baik-3/PERF, 3T baca-3/PERF buku DEM sampai selesai-3 ‘Itu tidak benar, dia sudah membaca buku ini sampai selesai (buku).

Afiks

Afiks atau disebut juga dengan imbuhan adalah suatu bunyi yang ditambahkan dalam sebuah kata, baik itu di awal, di akhir, di tengah maupun gabungan di antara ketiga letak tersebut. Pembubuhan afiks, umumnya berhubungan dengan relasi gramatikal sehingga berpengaruh pada valensi verba. Misalnya dalam bahasa Indonesia Ayah membeli baju berbeda dengan

(24)

620

Proceedings The 8th International Seminar on Austronesian and Nonaustronesian Languages and Literature

yang berbeda, yaitu dua dan tiga argumen. Proses afiksasi yang terjadi akan menghasilkan makna gramatikal, yaitu makna yang muncul akibat struktur yang dibentuk. Pemarkah yang berupa afiks biasanya dapat mengubah kategori sebuah kata, seperti verba makan dalam bahasa Indonesia dapat menjadi nomina ketika dibubuhi pemarkah pe- menjadi pemakan.

Hasil analisis data, dalam bahasa Bima terdapat pula afiks. Afiks yang ditemukan adalah penurun valensi, yaitu N- yang realisasinya berupa m-, dan n-. Maksudnya adalah afiks yang mengakibatkan adanya penurunan valensi verba yang semula terdiri atas dua argumen menjadi hanya satu argumen atau dari kalimat aktif transitif menjadi kalimat aktif intransitif. Misalnya, konstituen canga ‘cabang’ menjadi ncanga ‘bercabang’. Berdasarkan data, terlihat adanya perubahan valensi dan makna dalam Bima. Konstituen canga ‘cabang’ adalah nomina menjadi verba ncanga ‘bercabang’. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh berikut.

Na-wau- ra m-poka dua kapi honggo nahu

(1) .

1T-sudah-perf N-patah dua ikat rambut 1T ‘Ikat rambut saya patah menjadi dua’.

Nami wunga n-dore ta-uma (2)

2Eks sedang N-baring prep-rumah ;Kami sedang berbaring di rumah’.

Tabel 2. Contoh Konstituen Berafiks Bahasa Bima

Bentuk Dasar Kata Berafiks Makna

pangge mpangge nyangkut

foka mpoka patah

congge ncongge tancap

dapo ndapo menempel

beca mbeca basah

peke mpeke kurus

tuwu ntuwu sering

boho mboho tumpah

dore ndore berbaring

canga ncanga cabang

bi-a mbi-a pecah

pula mpula bodoh

SIMPULAN

Hasil analisis terhadap data bahasa yang berhasil dikumpulkan diketahui bahwa bahasa Bima memiliki dua pemarkah. Pemarkah-pemarkah tersebut adalah pemarkah klitik dan pemarkah afiks. Pemarkah klitik berupa pemarkah na-/-na, ku-/-ku, ta-/-ta, mu-/-mu, dan ma-/-ma. Pemarkah-pemarkah berupa klitik berfungsi sebagai perujuk silang. Pemarkah yang berupa afiks adalah pemarkah yang diduga sebagai pemarkah penurun valensi. Konstituen yang disebut afiks ini hanya ditemukan satu, yaitu afiks N- dengan realisasi m- da

n-UCAPAN TERIMA KASIH/ACKNOWLEDGMENT

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dana hibah penelitian fundamental dari Kemeristek Dikti. Atas hibah yang diberikan, dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya.

(25)

621

Diaspora of Austronesian and Nonaustronesian Languages in Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Arafiq. 2005. “Relasi Gramatikal Konstruksi Kausatif dan Aplikatif Bahasa Bima” (tesis). Denpasar. Universitas Udayana.

Jauhari, Edy. 2000. “Pasivisasi dan Alternasi Argumen Inti dalam Bahasa Bima” (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

Jonker, J.C.G. 1896. Bimaneesche Spraakkunsj. Uitgegeven door.

Mithun, Marrianne. 2001. “Who shapes the record: the speaker and the linguist”. In Newman, Paul and Martha Ratliff, editors. Linguistics Fieldwork. First Edition. Cambridge: Cambrigde University Press.

Rachman, dkk. 1985. Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Bima. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Shibatani, Masayoshi. 2002. “On The Conceptual Framework for Voice Phenomena” (makalah yang disajikan di Program Pascasarjana Universitas Udayana). Rice University dan Kobe University. Soepardi, 1967. “An Introduction to Bimanese Morphology” (Tesis). Malang: IKIP Malang.

Syamsuddin, 1996. “Kelompok Bahasa Bima-Sumba. Kajian Makna Penghormatan dan Solidaritas” (Tesis). Denpasar: Program Universitas Udayana.

Tama, I Wayan, dkk. 1996. Fonologi Bahasa Bima. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Van Valin Robert D., Jr. and William A. Foley, 1980. Role and Reference Grammar dalam Moravcsik and Wirth, editors.

Van Valin, Robert D.,Jr dan Randy J. la Polla. 1997. Syntax: Structure, Meaning, and Function. Cambridge: Cambridge University Press.

Van Valin, Robert D., Jr. 2005. Exploring the Syntax-Semantics Interface. First Edition. Cambrige: Cambrigde University Press.

Satyawati, Made Sri. 2009. Relasi Sintaksis Bahasa Bima. Disertasi. Universitas Udayana.

Satyawati, Made Sri. 2010. Valency and Syntactical Relation in Bimanese. E-journal of Linguistics Vol.

3.

(26)

Gambar

Tabel 1 Klitik Perujuk Silang ACTOR BBm Pemarkah  PraPRED (Imperfektif+ V) Pemarkah PosPRED(V+ Perfektif)(V + Agen) (N + Posesif) Pronomina Per-sona BBm
Tabel 2. Contoh Konstituen Berafiks Bahasa Bima Bentuk Dasar Kata Berafiks Makna

Referensi

Dokumen terkait