• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berlomba Teknologi 5G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berlomba Teknologi 5G"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Berlomba Teknologi 5G

Baru sekitar dua tahun, tepatnya akhir 2014, operator telekomunikasi di Indonesia menggelar teknologi seluler generasi keempat (fourth generation/AG) Long Term Evolution (LTE). Kini, vendor teknologi informasi dengan menggandeng operator telekomunikasi sudah mulai mempersiapkan kehadiran teknologi generasi kelima (fifth generation/5G).

Mereka pun menjanjikan sejumlah keunggulan dari 5G, di antaranya punya kemampuan mentransfer data hingga 20 Gibabyte per second (Gbps), ketertundaan penyampaian data/informasi (latency) yang lebih rendah, serta keterjangkauan yang lebih baik.

Beberapa vendor yang mulai mengampanyekan dan menguji coba teknologi 5G di dunia di antaranya Huawei, ZTE, dan Ericsson. Qualcomm Technologies dan Intel yang merupakan penyedia chipset global juga mulai mengembangkan teknologi tersebut dengan menggandeng beberapa mitra strategis untuk mempercepat terwujudnya teknologi 5G.

Di Indonesia, vendor yang tengah gencar beruji coba adalah Huawei. Vendor asal Tiongkok ini menggandeng operator telekomunikasi Telkomsel dan Ericsson, perusahaan teknologi yang didirikan di Swedia, bermitra dengan operator telekomunikasi XL-Axiata.

Jika di belahan dunia lain yang telah maju dan lebih siap baik infrastruktur dan ekosistemnya, teknologi 5G kemungkinan sudah bisa dinikmati tahun 2018-2019. Sedangkan di Indonesia, teknologi tersebut baru akan bisa komersial dan sampai ke pengguna pada 2020- 2021, atau 3-4 tahun ke depan.

Yessie D Yosetia, direktur/chief service management XL, mengatakan, XL sudah menyiapkan ekosistem teknologi 5G, seperti device, jaringan, dan juga sumber daya manusia (SDM) untuk menyongsong pengaplikasian komersialnya 3-4 tahun mendatang. Hal ini berbeda dengan implementasi 4G di Tanah Air yang baru bisa diimplementasikan lakukan sekitar akhir 2014-2015, atau berjarak 8-9 tahun karena teknologi generasi ketiga (3G) diterapkan pada 2006.

Meski demikian, komersialisasi jaringan 5G di Indonesia membutuhkan kesiapan regulasi dan penyetaraan teknologi serta ekosistem secara teknis.

"Trennya, kami lihat implementasi 5G akan jauh lebih cepat dibandingkan 4G. Sebab, ekosistem dan industri sudah mengarah ke sana. Jadi, kami perkirakan di Indonesia butuh waktu 3-4 tahun untuk komersialisasi," kata Yessie.

Yessie menjelaskan, perbedaan utama antara teknologi 5G dibandingakan 4G terletak pada kecepatan mentransfer data. Kecepatan data transfer pada jaringan 5G bisa mencapai 20 miliar byte per detik atau 20 Gbps. Ini tentu jauh lebih tinggi dibandingkan kecepatan maksimal transfer data 4G yang hanya sekitar 400 juta byte per detik (Mbps).

Sementara itu, ketertundaan penyampaian data/informasi atau latency pada teknologi jaringan 5G juga lebih rendah, yaitu hanya sekitar 1 milidetik (1 milli second/ MS), atau seperseribu (0,001) detik.

Itu jelas lebih unggul dibandingkan latency pada teknologi 4G yang masih mencapai 40 MS atau 0,04 detik.

(2)

Teknologi 5G juga mampu menyediakan koneksi simultan hingga lebih 2.000 pengguna aktif. Selanjutnya, teknologi jaringan tercanggih ini diklaim unggul pada sisi penghematan tenaga, bahkan hingga 1.000 kali lebih efisien dibandingkan teknologi perangkat yang ada saat ini.

"Keunggulan teknologi 5G juga memungkinkan diselenggarakannya layanan-layanan digital yang lebih inovatif. Ini yang sedang kami persiapkan supaya mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh ekosistem di Indonesia," ujar Yessie.

Dari sisi kesiapan operator, lanjut dia, XL sudah melakukan persiapan dengan menerapkan sejumlah teknologi di spektrum yang dimiliki, misalnya mengoptimalkan layanan Carrier Agregation (CA), License Assisted Acces (LAA), dan juga sudah mulai menerapkan teknologi 4,5G 4x4 MIMO.

"Meski baru dua tahun 4G komersial, tetapi kami juga sudah mulai menyiapkan teknologi dan juga ekosistemnya untuk menyongsong 5G. Hal ini terjadi karena kami melihat hampir semua industri sudah mengarah ke sana, terutama untuk pemanfaatan internet of things (IoT)," jelasnya.

Kegunaan dari teknologi 5G dalam penerapan kehidupan keseharian, di antaranya bisa dimanfaatkan untuk virtual reality (VR), sehingga pengguna dapat berinteraksi di lingkungan maya. Melalui perangkat VR, pengguna terutama para gamers juga dapat memaksimalkan untuk bermain games, dan juga untuk optimalisasi e-commerce.

Kegunaan lainnya lagi dengan cakupan yang lebih besar, teknologi 5G dapat dimanfaatkan untuk menopang kegiatan banyak industri yang lebih baik, antara lain teknologi kendaraan otonom (autonomous car), sistem navigasi yang dapat diimplementasikan pada perangkat pintar bergerak (aaugmented reality/AR), robotic, kedokteran, dan real-time collaboration.

Sementara itu, Thomas Jul, president director Ericsson Indonesia dan Timor Leste, mengungkapkan, 5G merupakan teknologi yang sangat dibutuhkan oleh industri di era digital sekarang. Teknologi 5G mampu mentransformasikan industri untuk bekerja lebih cepat, efisien, dan dengan biaya operasional yang lebih rendah. Teknologi 5G merupakan evolusi dari teknologi 4G.

"Teknologi 5G memang dipersipakan untuk melakukan transformasi industri, sehingga lebih efisien dan cepat. Selain itu, kehadiran 5G juga mendukung IoT yang digadang-gadang selama ini. Kecepatan dan latency yang rendah membuat industri bisa bekerja optimal dalam berbagai kegiatannya," jelas Thomas.

Meski demikian, implementasi 5G di Indonesia menjadi tantangan yang besar bagi industri. Kesiapan ekosistem dan regulasinya menjadi syarat mutlak percepatan penerapan teknologi 5G. Tetapi, dia optimistis, antusiasme industri, pemerintah, dan operator telekomunikasi yang menyambut teknologi tersebut akan mempercepat komersial 5G di Indonesia.

"Ekosistem di Indonesia tidak hanya soal teknologi, tetapi bagaimana SDM inemahami untuk menerapkan teknologi ini, kesiapan infrastruktur, serta support dari pemerintah. Semua stakeholder harus bekerja sama. Saya melihat berbagai industri juga sudah mulai siap, misalnya manufaktur, transportasi, dan juga logistik. Saya perkirakan, di Indonesia komersialisasi dapat terealisasi pada 2020 atau 2021," pungkas Thomas.

Deputy Director Public Affairs and Communication Department PT Huawei Tech Investment atau Huawei Indonesia Yunny Christine mengungkapkan, mulai tahun 2016, Huawei bersamaTelkomsel sudah melakukan uji coba teknologi 4,5G di Jakarta. Keduanya juga bekerja sama untuk menguji coba

(3)

teknologi Massive Multiple-Input and Multiple-Output (MIMO). Semuanya dilakukan untuk mempersiapkan penerapan teknologi 5G di Indonesia.

“Terkait kapan penerapan 5G di Indonesia, itu memang tergantung dengan kesiapan ekosistem dan regulasinya. Soal apakah nanti, dalam aplikasi 5G, perangkat ponsel dan SIM card harus diganti yang baru dan menyesuaikan, seperti ketika peralihan dari 3G ke 4G, itu belum ditentukan modelnya. Karena, ekosistemnya kan juga belum siap, masih uji coba," kata Yunny.

Direktur Network Telkomsel Sukardi Silalahi mengatakan, uji coba Massive,IoT kali ini menggunakan teknologi radio akses Narrowband IoT (NB-IoT) yang sepenuhnya me menuhi standar 3GPP. "Uji coba dilakukan pada frekuensi 900 MHz dengan metode stand alone, sehingga jangkauannya lebih dalam, atau lebih luas," katanya.

Sementara itu, Deputy CEO Huawei Indonesia Sun Xi Wei mengungkapkan, uji coba Massive IoT yang didukung teknologi LPWA NB-IoT dari Huawei merupakan sebuah terobosan besar yang akan memberikan banyak manfaat untuk memberdayakan IoT yang lebih efisien pada konektivitas mobile di Indonesia.

"Kemitraan teknologi ini didasarkan pada hubungan strategis dan teknis dalam mengatasi kompleksitas, juga mempersingkat waktu ke pasar aplikasi IoT. Sebagai penyedia solusi ICT terkemuka, Huawei bangga untuk berpartisipasi dalam keberhasilan demo NB-IOT smart water meter dan smart parking bersama Telkomsel untuk pertama kalinya di Indonesia," ungkap Sun.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menyiapkan spektrum frekuensi 28 GHz untuk penerapan teknologi generasi kelima (5G) di Tanah Air. Lebar pita frekuensi pada band tersebut mencapai 2.000 MHz, sehingga sangat ideal untuk penerapan teknologi 5G. Meski begitu, pemerintah belum bisa memastikan kapan teijadinya penerapan teknologi tersebut.

Sangat Bermanfaat

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, kehadiran teknologi 5G akan sangat bermanfaat bagi industri di Tanah Air maupun bagi masyarakat. Sebab, akses internet cepat sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat. Bagi industri, kehadiran teknologi 5G akan memudahkan proses pekerjaan. Misalnya, dengan kehadiran internet cepat, segala pekerjaan bisa ditangani oleh mesin atau robot.

Sementara bagi masyarakat, khususnya bagi para pekerja profesional, segala pekerjaan dapat dilakukan di rumah, misalnya untuk mengirim file yang besar maupun untuk kegiatan lainnya. Hal itu bisa terjadi karena kecepatan internet sudah stabil dan penundaan koneksi kecil (low latency).

"Jadi, teknologi 5G itu sangat berguna, misalnya untuk internet of things (IoT), dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang membutuhkan internet stabil. Di industri manufaktur, misalnya bisa memanfaatkan robot untuk suatu pekerjaan. Hal ini bisa terjadi karean kecepatan internet sudah bagus dan stabil," ujar dia.

(4)

Peluang dan Tantangan

Pratama Persadha, chairman lembaga keamanan cyber (Communication and Information System Security Research Center/CISSReC), mengatakan, hadirnya teknologi 5G membuat akses internet akan menjadi lebih cepat. Hal ini tentu akan mendukung ekosistem internet Indonesia yang lebih berkualitas.

Hadirnya 5G akan semakin memudahkan berbagai aktivitas online, seperti transaksi ekonomi digital, e-commerce, IoT, pengelolaan data dalam jumlah yang banyak (big data), dan kota pintar (smart city).

"Berbagai inovasi dan kreativitas yang semula belum dapat diterapkan pada teknologi 4G, bisa saja akan mulai berjalan dengan dukungan teknologi 5G ini. Teknologi 5G dapat dikatakan menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan akses internet yang lebih cepat," kata Pratama.

Dia menilai, dari dukungan ekosistem di Indonesia, sekarang dapat dikatakan teknologi 5G memang belum siap. Sebab, pengembangan teknologi baru ini membutuhkan riset dan uji coba. Pengembangan infrastrukturnya pun membutuhkan biaya tinggi.

Selain itu, banyak perangkat yang masih belum mendukung untuk penggunaan 5G. Karena itu, pengem-bangan teknologi 5G ini harus dimulai dari sekarang, agar pada 2020 nanti semua ekosistem pendukung sudah benar-benar siap digunakan.

"Dukungan regulasi terkait penyelenggaraan 5G juga diperlukan agar tercipta persaingan bisnis yang sehat dan adil di antara operator telekomunikasi," katanya.

Beberapa operator telekomunikasi sudah menyatakan kesiapannya dalam penggunaan teknologi 5G. Tinggal bagaimana ke depan kesiapan ini benar-benar dapat diaplikasikan. Sementara itu, untuk 4,5G sudah dijalankan oleh beberapa operator. Karena pada dasarnya hanya modifikasi dari yang sudah ada, tidak membutuhkan infrastruktur baru.

Lebih lanjut dia mengatakan, 5G masih belum pada tahap yang sangat matang untuk diterapkan. Salah satu aspek terbesar yang masih menjadi perdebatan adalah aspek threshold antara keamanan (security) dan privasi (privacy).

Pengguna memerlukan end-to-end security dan enkripsi yang kuat untuk meningkatkan privasinya. Tetapi, dari segi penegak hukum, 5G sebenarnya dapat menjadi hambatan karena tingkat privacy yang tinggi ini juga sangat berpotensi untuk disalahkan gunakan oleh para kriminal.

Pratama mengatakan, jenis serangan yang dilakukan oleh attacker/hacker terhadap sebuah komputer/perangkat, atau server melalui jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber daya (resource) yang dimiliki oleh komputer/perangkat tersebut (distributed denial of service attacks/ DDoS) merupakan salah satu serangan yang diprediksi meningkat karena penggunaan jaringan 5G.

Sedangkan dari sisi penyedia layanan (provider), para penyedia jasa telekomunikasi dipastikan tidak mau rugi. Sebagai contoh, provider tidak mau membangun infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti komunikasi dan jaringan operator (base transceiver station/BTS) di daerah perbatasan karena dinilai tidak menguntungkan secara bisnis.

(5)

Padahal, pembangunan BTS di daerah perbatasan dapat memberikan kemudahan telekomunikasi kepada masyarakat dan sekaligus menegakkan kedaulatan NKRI. Dalam hal ini pemerintah dapat turun serta dengan mendorong pembangunan BTS di daerah perbatasan, di antaranya melalui penyediaan subsidi dana investasi dan dukungan program lainnya.

"Memperkuat layanan 4G di beberapa wilayah yang belum mendapatkannya bisa menjadi langkah awal. Sementara itu, untuk wilayah yang sudah terjangkau 4G dapat langsung diuji coba menggunakan teknologi 5G, contohnya di kota-kota besar. Uji coba ini akan menjadi trial and error bagi pengembangan teknologi 5G selanjutnya, sehingga tidak menghabiskan biaya tinggi," ujarnya.

Evolusi

Di tempat terpisah, pengamat teknologi informasi (TI) Heru Sutadi mengatakan, teknologi secara evolusi dari 1G, 2G, 3G, 4G, sampai 5G perkembangan utamanya adalah masalah kecepatan data transfer yang kian meningkat.

"Termasuk juga 5G, kecepatannya akan masuk dari ratusan Mbps hingga ke Gbps. Memang ada kelebihan lain di mana pengguna yang menggunakan jaringan dalam bersamaan juga bisa meningkat, namun ini belum terkonfirmasi. Termasuk juga belum jelas, apakah 5G akan merupakan evolusi dari 4G, atau akan difungsikan menggantikan Wi-Fi," kata mantan komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu.

Dia mengatakan, sebelum implementasi 5G diperlukan banyak persiapan, seperti alokasi spektrum frekuensi, manfaat bagi industri nasional dan regulasi terkait karena ada potensi 5G juga dipakai untuk IoT.

Di sisi lain, ekosistem harus dibangun bersama, dengan mengajak semua stakeholders berdiskusi duduk bersama. Upaya ini diperlukan agar jangan sampai Indonesia hanya jadi pasar saja, di mana operator adopsi teknologi 5G, tapi pendapatannya tidak bergerak karena teknologi baru dipastikan mahal.

"Kalau secara alami, biasanya adopsi teknologi akan dimulai dari kota besar. Sementara teknologi yang dipakai di kota-kota besar akan dipakai untuk menggantikan teknologi sebelumnya yang dipakai di kota kota kecil. Jadi, kalau ada adopsi 5G, teknologi 3G atau 4G akan di-swap dan di pasang di wilayah dengan teknologi 2G, atau yang sebelumnya 3G diganti dengan 4G," katanya.

Lebih lanjut Heru menjelaskan, hampir semua vendor sekarang mengklairn siap untuk implementasikan 5G seperti Ericsson dan Huawei, tapi semua masih mengujicobanya di laboratorium.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Taburan Kekerapan Responden Mengikut Topografi Tanah, Pendapatan Sebulan, Tempoh Mengusahakan Tanaman dan Pernah Berkerja Oi Ladang Sayur Senarai Pemyataan Pengetahuan Yang

“Wahai hamba-hamba Allah, sungguh bulan Ramadhan telah bertekad untuk pergi, dan tidak tersisa waktunya kecuali sedikit, maka siapa yang telah berbuat baik di dalamnya hendaklah

Beberapa studi telah mengidentifikasikan bahwa modularitas adalah salah satu kunci keberhasilan dari proyek-proyek berorientasi obyek dan peneliti utama dari

Pitumpu’t lima at dalawang porsyento(75.20) naman sa mga tumugon ay nakararanas ng pag-igting ng kanilang pagnanais na maging guro; pitumpu at

Penulis mencoba untuk mengukur kelayakan suatu aplikasi perangkat lunak pada puskesmas distrik Kouh dengan metode descriptive statistic, dan sebagai penyajiannya akan di

Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu; mirip dengan prinsip

Kamus data atau data dictionary ialah data yang digunakan dalam analisis struktur dan desain sistem informasi dan juga merupakan suatu katalog yang menjelaskan lebih