Wusana Agung Wibowo
Universitas Sebelas Maret (UNS)
Prof. Dr. Herri Susanto
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Latar Belakang
Latar Belakang
• Jenis minyak • Kondisi operasi absorpsi • Parameter Perancangan alat Permasalahan • Kondensasi tar • Kelarutan sebagian komponen tar dalam air Gasifikasi biomassa Gasifikasi biomassa 2 Integrasi dengan mesin Diesel-genset untuk produksi listrikPenyerapan berbasis minyak
Titik didih minyak lebih tinggi atau hampir sama dengan
titik didih komponen tar
Konsep absorbsi-desorbsi dapat diterapkan
Aplikasi
Syarat gas produser bersih untuk aplikasi integrasi dengan mesin Diesel-genset:
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
Densitas
Viskositas
Tegangan muka Luas kontak
Waktu tinggal Difusivitas
3
Temperatur
Tekanan
Laju alir gas
Difusivitas Koef. Transfer
Penelitian ini merupakan suatu bagian pengembangan
teknologi pembersihan gas hasil gasifikasi biomassa dengan
prinsip absorbsi-desorbsi menggunakan pelarut berbasis
minyak.
Tujuan penelitian:
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian:
a. mempelajari peristiwa transfer massa gas-cair pada proses
absorpsi komponen tar dalam minyak
b. menentukan nilai koefisien transfer massa volumetrik fase
cair (K
La)
Diagram Alir Proses Pemisahan Tar (Absorpsi-Desorpsi berbasis minyak/ Proses OLGA) Energy Research Centre of the Netherlands (ECN)
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Tar cair dan minyak, ke gasifier
Gas produser bebas tar
Udara dengan kandungan tar dan minyak teruapkan, ke gasifier
Collector Absorber Stripper
5 (Boerrigter,et al., 2005) Pompa Pompa Pompa Make-up minyak Udara Gas produser dengan kandungan tar
Hasil Penelitian Pemisahan Tar dengan Proses OLGA
skala laboratorium (ECN)
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Inlet Absorber
Kelas Tar Tingkat pemisahan
Kelas-1 Fragmen biomassa 100 % Kelas-2 fenol, kresol, piridin, quilonin 97 % Kelas-3 Kelas 3 Total tar
6 (Bergman, et.al., 2005) Outlet Absorber Kelas-3 toluen, xilen, etilbenzen 65 % Kelas-4 Naptalen, indena, bipenil, antrasen 100 % Kelas-5 fluoranten, krisen, piren 100 % Kelas-6 tidak diketahui 99 % Kelas 3 Kelas 3 Total tar Total tar
Transfer massa gas-cair
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
*.(
)
AL L A ALdc
K a c
c
dt
Jika yang ditinjau hanya transfer massa pada fasa cair, maka perubahan konsentrasi A (mol A / volum) di fasa cair merupakan fungsi waktu:
Faktor a dan koefisien transfer massa tergantung pada geometri alat transfer massa dan kecepatan kedua arus (gas dan cair), maka biasanya digabung sebagai suatu hasil
…………..(1)
7
*
ln(
c
Ac
AL)
K a t
L.
C
kecepatan kedua arus (gas dan cair), maka biasanya digabung sebagai suatu hasil perkalian yaitu KLa, dan disebut sebagai koefisien transfer massa volumetris fasa cair
(Hardjono, 1989). Hasil integrasi persamaan (1) menghasilkan:
Konsentrasi komponen tar dalam minyak pada interval waktu tertentu (cAL, mol/L) dan konsentrasi kesetimbangan (cA*, mol/L) diukur melalui eksperimen. Nilai K
La merupakan
kemiringan garis pada kurva -ln(cA*- c
AL) terhadap waktu (t).
Model estimasi nilai koefisien transfer massa fasa cair (K
L)
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Beberapa model estimasi nilai koefisien transfer massa fasa kontinyu/cair berdasarkan kondisi bilangan Re aliran gas adalah sebagai berikut:
1. Re < 10 korelasi Rowe:
2. 10 < Re < 100 model estimasi koefisien transfer massa fasa cair dapat
0,5 0,5
2, 076(Re)
(
)
c
Sh
Sc
…………..(3)8
2. 10 < Re < 100 model estimasi koefisien transfer massa fasa cair dapat
menggunakan korelasi GFT:
3. atau korelasi Higbie:
4. Re > 200 mengunakan korelasi Garner-Tayeban:
0,5 0,42
126 1,8(Re)
(
)
cSh
Sc
1/ 24
AB T L bD U
k
d
0,750
0, 0085(Re)(
)
cSh
Sc
Sherwood (Shc) : Reynold (Re): Schmit (Sc): . L b c AB k d Sh D . . Re d Ub G
.
ABSc
D
………(4) …………..(5) …………..(6)Koefisien difusi zat terlarut A mendifusi ke dalam pelarut B (D
AB)
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Fey dan Bart (2001), dalam penelitiannya menggunakan korelasi yang diajukan oleh Scheibel: 2 / 3 8 1/ 3
3
8, 2 10
1
.
B AB A AV
T
D
x
V
V
Volum molar zat terlarut A (VA) dan pelarut B (VB) ditentukan berdasarkan hukum Kopp …………..(7) 9
Diameter gelembung (d
b)
0,552 0,048 0,442 0,1240, 289
b Gd
U
Pohorecki, et.al. (2005), mengajukan korelasi untuk menghitung diametar gelembung (db) sebagai fungsi sifat fisik cairan (densitas (r), viskositas (m), tegangan muka (s)) dan kecepatan superfisial gas (UG):
Kecepatan superfisial gelembung (U
G)
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
UG dianggap sama dengan kecepatan linier gas:
Kecepatan terminal gelembung (U
T)
Sinha dan Lahiri (1987), menggunakan persamaan yang diajukan oleh Clift, et.al. untuk menghitung kecepatan terminal gelembung (UT). Untuk diameter gelembung di atas 0,0013 m, kecepatan terminal gelembung dapat diestimasi menggunakan persamaan berikut:
/
G gU
h t
…………..(9) 10 berikut: 1/ 2(2,14
0, 505 .
)
.
T b bU
g d
d
Luas antar-muka gas-cair per unit volum (a)
2
24
k G bQ
a
D U d
…………..(10) …………..(11)Penyiapan bahan
Model gas
produser Minyak AMinyak B
Percobaan penyerapan Variasi laju alir gas umpan Variasi temperatur minyak
Percobaan Kejenuhan Variasi temperatur minyak
Analisis gravimetrik Jumlah massa model tar
terserap dalam minyak
Analisis gravimetrik Jumlah massa model tar
terserap dalam minyak
Data gelembung
M
Metodologi Penelitian
etodologi Penelitian
Jenis minyak: Minyak A dan Minyak B(perbedaan berat molekul dan viskositas)
Model gas produser:toluen atau fenol dalam aliran udara
Variasi laju alir gas umpan: 0,063 ; 0,043 & 0,032 L/menit
Variasi temperatur minyak: 28
oC, 59 oC dan 92 oC
11
terserap dalam minyak terserap dalam minyak Model estimasi
nilai KLa
Nilai KLa
Studi pemilihan tipe kontaktor gas-cair
Dasar perancangan unit absorpsi
Nilai KLa dan model
estimasi yang sesuai
oC, 59 oC dan 92 oC
Percobaan laboratorium
kolom gelembung
Jumlah komponen model tar terserap di dalam minyak metode gravimetrik
Data tambahan: Jumlah
gelembung per satuan waktu & waktu tinggal gelembung
Rangkaian alat percobaan
1 2 3 Pipa Venturi Blower Regulator Thermo controller 01 Termo-meter Tabung 03 Tabung 04 Tabung05 Tabung01 Tabung 02 Dry-B Wet-B Thermo controller 02 Thermo controller 03 Kran 02 Kran 03 Kran 01M
Metodologi Penelitian
etodologi Penelitian
12
4 Keterangan:
Unit pengeringan udara Unit pencampuran udara-tar Unit penyerapan tar
Unit analisis 1 2 3 4 Mano-meter 01 Bath pendingin01 Batu es+air+garam Bath pemanas 01 Bath pemanas 02 Mano-meter 03 Tabung 09 Tabung10 Tabung11 Tabung 06 Tabung07 Tabung08
Batu es+air+garam Batu es+air+garam Mano-meter 02 Pemanas sabuk Bath pendingin 02 Bath pendingin03
Sifat fisika minyak uji
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Sifat Minyak A Minyak B Air
Berat molekul, g/mol (pustaka)
di atas 800
di bawah
500 18
Titik didih (pada 1 atm),
oC (pustaka) di atas 200 340 – 500 100 Viskositas, cP (pengukuran pada 30 oC) 63 12811 0,8 13 (pengukuran pada 30 oC) 63 12811 0,8 Densitas, g/mL (pengukuran pada 30 oC) 0,91 0,89 1,00
Tekanan uap, mmHg pada 30 oC (pustaka)
di bawah
0,05 0,01 31,82
Berat molekul minyak A lebih besar dari minyak B
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Data hasil percobaan (cAL, mol/L)T (oC) Q (L/min) Toluen – Oil A Fenol – Oil A Toluen – Oil B Fenol – Oil B 28 0,063 0,0055 - - -0,063 0,0052 0,0037 - -0,043 0,0062 0,0048 0,0052 0,0034 0,043 0,0061 0,0037 0,0056 0,0031 0,032 - 0,0102 0,0063 0,0022 0,032 - - 0,0061 0,0021 cA* 0,0606 0,0342 0,0563 0,0101 0,063 - 0,0020 - -0,063 0,0078 0,0016 - -0,043 0,0071 0,0030 0,0067 0,0013
Sistem Toluen – Minyak A
14 59 0,043 0,0071 0,0030 0,0067 0,0013 0,043 0,0109 - 0,0090 0,0011 0,032 0,0075 0,0021 0,0046 0,0009 0,032 - - 0,0082 0,0011 cA* 0,0419 0,0222 0,0374 0,0068 92 0,063 - - - -0,063 0,0021 - - -0,043 0,0064 - 0,0025 -0,043 0,0013 - 0,0031 -0,032 0,0061 - 0,0016 -0,032 - - 0,0054 -cA* 0,0177 - 0,0165 -Grafik hubungan -ln(cA*- c AL) terhadap waktu (t) pada suhu minyak 59 oC. (K
La = slope – pers.2)
Sistem Toluen – Minyak B
Konsentrasi komponen tar dalam minyak pada saat awal (t = 0) dianggap nol (cAL,0= nol).
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh laju alir gas dan suhu minyak terhadap nilai KLa
Sistem Toluen – Minyak A Sistem Toluen – Minyak B
15 Sistem Toluen – Minyak A
Sistem Fenol – Minyak A
Sistem toluen/fenol – Minyak A (19 < Re < 60) model estimasi Higbie dan GFT
Sistem toluene/fenol – Minyak B (Re < 10) model estimasi Rowe
Sistem Toluen – Minyak B
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Rentang nilai KLa yang diperoleh dari percobaan ini adalah:
Sistem toluen – Minyak-A: 1,541x10-3 – 13,01x10-3
Sistem fenol – Minyak-A : 1,410x10-3 – 5,903x10-3
Sistem toluen – Minyak-B : 1,681x10-3 – 4,153x10-3
Sistem fenol – Minyak-B : 2,654x10-3 – 6,475x10-3
Kesimpulan
Kesimpulan
Kesimpulan
Sistem fenol – Minyak-B : 2,654x10-3 – 6,475x10-3
2. Dengan menggunakan beberapa pendekatan, diperoleh bahwa:
Model estimasi nilai koefisien transfer massa fasa cair Higbie relatif lebih sesuai untuk sistem penyerapan toluen/fenol-Minyak-A daripada model GFT, walaupun masih mempunyai error yang cukup besar.
Model estimasi Rowe tidak sesuai untuk memprediksikan nilai koefisien transfer massa fasa cair sistem toluen/fenol-Minyak-B, error yang diperoleh besar.
1. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat lagi, dapat digunakan peralatan Gas Chromatography (GC).
2. Penelitian dapat dilanjutkan dengan memperluas permukaan kontak gas-cair dengan cara menggunakan bahan isian dalam kolom penyerapan atau menggunakan sparger. 3. Penelitian eksploratif sebaiknya dilakukan pada berbagai jenis minyak dengan berat
molekul besar dan viskositas rendah.
4. Untuk studi termodinamika eksploratif sebaiknya dilakukan analisa komposisi jenis
Saran
Saran
Saran
4. Untuk studi termodinamika eksploratif sebaiknya dilakukan analisa komposisi jenis minyak yang digunakan.
18