• Tidak ada hasil yang ditemukan

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

10 EFEKTITIVITAS MEDIA FOTONOVELA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA PADA SISWA TUNAGRAHITA SLB B-C YGP SELAAWI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

(Studi Kasus di kelas 3 SDLB Tunagrahita SLB YGP Selaawi ) ABSTRAK

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kajiannya pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan fotonovela untuk siswa tunagrahita di SLB B-C YGP Selaawi. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Pengembangan media fotonovela dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa tunagrahita di SLB B-C YGP Selaawi. (2) Memperoleh gambaran tentang kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan fotonovela. (3) Mendeskripsikan kesulitan–kesulitan atau hambatan–hambatan yang dihadapi selama pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung dengan menggunakan media fotonovela. (4) Memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa tunagrahita pada pembelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan media fotonovela. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, dan wawancara. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa: (1) Desain fotonovela untuk siswa tunagrahita dibuat sesuai dengan tahapan pembuatan fotonovela pada umumnya dari mulai penentuan tema, pengambilan foto,Print foto, pembuatan deskripsi,pengolahan dengan menggunakan Ulead video studio 11, evaluasi. (2) Gambaran siswa tunagrahita tentang kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan fotonovela dapat merespon dengan baik dan sangat antusias dalam belajar. (3) selama penelitian berlangsung ada beberapa hambatan yang dirasakan diantaranya kesulitan dalam menuliskan kalimat yang agak panjang. (4) setelah proses pembelajaran, siswa tunagrahita mampu menjawab soal dengan bahasa tertulis meskipun masih ditemukan ejaan yang salah. Namun secara keseluruhan mampu menyampaikan maksud dari soal-soal yang diberikan.

(2)

11 A. PENDAHULUAN

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan beberapa informan di lapangan yaitu kemampuan dan karakteristik siswa tunagrahita di SLB B-C YGP Selaawi dimana saat pembelajaran

memerlukan media untuk

mengkongkritkan bahasa seperti media visual, penulis merasa tergerak untuk melakukan penelitan tentang penggunaan media fotonovela yang merupakan penyajian rangkaian foto dan media kartu kata sebagai deskripsi dari foto tersebut dalam upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar nilai bagi siswa tunagrahita, dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi guru SLB khususnya yang mengajar anak tunagrahita.

Atas dasar hal di atas, maka dalam tesis ini penulis mengangkat topik mengenai “Efektivitas Media Fotonovela Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Tunagrahita SLB B-C YGP Selaawi Tahun Pelajaran 2016/2017.”

Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar”. Dari penjelasan Akhadiah tersebut maka tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat dirumuskan menjadi empat bagian.

a. Lulusan SDLB diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

b. Lulusan SDLB diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia. c. Penggunaan bahasa harus sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa.

d. Pengajaran disesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa SDLB.

B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu untuk menghimpun data mengambil makna, dan memperoleh pemahaman tentang model pembelajaran dengan menggunakan media fotonovela berbasis photoscape terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa SDLB tunagrahita di SLB B-C YGP Selaawi.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian Subyek penelitian mengenai efektivitas dengan menggunakan media fotonovela terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa SDLB tunagrahita di SLB B-C YGP Selaawi. Pada siswa tunagrahita kelas 3 SDLB tunagrahita di SLB B-C YGP Selaawi dilakukan pengumpulan data mengenai kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media fotonovela, dan pada akhirnya melihat hasil pembelajaran sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa tunagrahita dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Pada Guru kelas yang bersangkutan dilakukan pengumpulan data mengenai bagaimana siswanya belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, kesulitan-kesulitan yang di hadapinya ketika melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti sendiri sebagai observer langsung mengumpulkan data tentang bagaimana proses pembelajaran, kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan menggunakan media fotonovela pada mata pelajaran

(3)

12 Bahasa Indonesia bagi siswa

tunagrahita kelas 3 SDLB pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. DEFINISI

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel bebas (Indevenden) atau X adalah media fotonovela media foto/gambar merupakan media yang paling umum dipakai. Foto merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Foto sifatnya kongkrit, lebih realistis, menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. Foto-foto yang di ambil mengacu pada isi materi yang akan disampaikan, kemudian foto-foto tersebut dibuat menjadi satu file dan diedit.

Variabel terikat (Dependent) atau Y adalah tulisan berupa media kartu atau flash cards biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat digunakan mengembangkan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran bahasa yang dimaksud disini merupakan suatu rangkaian kalimat yang menjelaskan suatu foto.

4. Menganalisis Data

Untuk menganalisis data juga digunakan tahapan penelitian menurut spradley yaitu :

1) Memilih situasi sosial (Place,Actor,Activity)

2) Melaksanakan Observasi partisipan 3) Melakukan hasil Observasi dan wawancara

4) Melakukan Observasi deskriptif 5) Melakukan analisis domain

6) Melakukan observasi trfokus 7) Melaksanakan analisis taksonomi 8) Melakukan observasi terseleksi 9) Melakukan analisis komponensial 10) Melakukan analisis tema

11) Temuan budaya

12) Menulis laporan penelitian kualitatif

C. HASIL PENELITIAN

Pembahasan dalam bab ini berusaha menarik hubungan antara temuan-temuan penelitian dengan teori yang relevan dan mengaitkan dengan peneliti terdahulu. Pembahasan ini didasari oleh pokok-pokok yang terkait dengan sub pertanyaan penelitian, yang mencakup Bahasa Indonesia untuk siswa tunagrahita, kegiatan pembelajaran siswa tunagrahita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media fotonovela, kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung dengan media fotonovela, dan hasil belajar siswa tunagrahita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan fotonovela.

1. Desain pengembangan media fotonovela dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita di SLB B-C YGP Selaawi

Fotonovela adalah media yang menyerupai komik atau cerita bergambar, dengan menggunakan foto-foto sebagai ilustrasi. Fotonovela juga disebut sebagai media yang menyerupai sebuah film karena menggunakan foto dengan para pemain nyata. Naskah dari fotonovela merupakan sebuah fiksi atau realiti. Sebagai media cetak, fotonovela bisa berbentuk buklet (buku kecil) bisa juga berupa lembaran-lembaran seperti komik strip. Teknik pemotretan pada

(4)

13 fotonovela sederhana tetapi

substansinya terletak pada kekuatan naskahnya.

(www.Scribd.com/doc/15503728/Foton ovela.From.Diknas.Indonesia Mirip.16

Mei 2009).

Dalam pembuatannya fotonovela terdiri dari beberapa foto masing-masing foto disertai dengan penjelasannya. Noor (2010;16) menjelaskan bahwa foto merupakan salah satu media grafis jenis media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.

Foto yang merupakan salah satu media grafis yang dapat digunakan pada siswa tunagrahita, karena dapat menyampaikan pesan atau materi yang kan dipelajari dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa tersebtu dengan dikemas dan disajikan secara grafis yang unik dan menarik.

Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pembentukan tim. Kegiatan ini diadopsi menjadi menentukan orang yang akan mengambil foto, orang-orang yang akan berperan dalam skenerio foto.

b. Identifikasi. Kegiatan ini merupakan kegaiatan menentukan masalah diadopsi menjadi kegiatan menentukan tema pembelajaran yang kan dibuatkan media fotonovela. Fotonovela diangkat dari cerita riil bukan khayalan semata. c. Penentuan tema. Dari sekian tema yang

ada diambil salah satu yang akan diajarkan misalnya mengenai “Suku Kata, Kata, Kalimat sederhana”.

d. Pembuatan cerita. Kegiatan ini di adopsi dengan cara membuatkan hal-hal yang akan diambil fotonya berdasarkan tema. e. Pengambilan gambar, setelah skenario dibuat kegiatan selanjutnya adalah mengambil foto-foto yang harus sesuai dengan skenario yang akan dibuat. Pembuatan fotonovela. Pada mulanya

kegiatan ini diawali dengan mencetak foto, kemuadian membuat cerita di kertas HVS. Seiring dengan perkembangan teknologi sebelum dicetak foto yang telah diambil dimasukkan ke dalam file komputer kemudian diedit untuk memberi penjelasan ceritanya. Fotonovela ini menggunakan program aplikasi ulead video studio 11, dengan tujuan fotonovela tersebut memiliki kelebihan ada audio visualnya dengan kemasan yang lebih menarik.

f. Penggunaan. Pada awalnya penggunaan fotonovela ini adalah sebagai bahan untuk rembug warga. Kegiatan ini diadopsi untuk pembelajaran bagi siswa tunagrahita untuk materi-materi yang bersifat menerangkan konsep, dan untuk menarik perhatian dalam belajarnya. Pembuatan fotonovela ini dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan petunjuk dari ahli dan beberapa referensi. Ketika menjadi sebuah produk yaitu album foto yang di kemas dalam bentuk audio visual tentang materi tertentu dan diberikan pada siswa tunagrahita, siswa memberi respon positif dan selama menayangkan fotonovela melalui LCD Projector, siswa memiliki semangat dan lebih antusias dalam mengikuti materi yang diberikan. Ini menjadi bukti media audio visual merupakan media yang efektif bagi siswa tunagrahita.

(5)

14 2. Kegiatan Pembelajaran siswa

Tunagrahita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media fotonovela

Pembahasan temuan penelitian mengenai kegiatan pembelajaran siswa tunagrahita dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

akan dinalisis berdasarkan komponen sistem pembelajaran yang meliputi siswa, tujuan, kondisi, sumber-sumber belajar dan hasil belajar. Brown 1983 dalam Sanjaya (2010:10) menggambarkan komponen sistem pembelajaran sebagai berikut:

A. TUJUAN

Tujuan apa yang harus dicapai?

B. KONDISI

Dalam kondisi bagaimana siswa dapat mencapai tujuan

TUJUAN KHUSUS

Pengetahuan, Sikap, Keterampilan ISI

PENGALAMAN BELAJAR

Dengan menekankan secara individu

MODEL BELAJAR MENGAJAR

EVALUASI DAN PENGEMBANGAN

BAHAN DAN ALAT FASILITAS FISIK HASIL

Bagaimana pencapaian tujuan? Apa yang perlu dirubah?

SUMBER

Apa sumber yang diperlukan untuk menambah pengalaman belajar? Gambar 4.3

Model Sistem Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia

yang dilakukan sebagai penelitian mengambil materi “Suku Kata, Kata, Kalimat sederhana”, dengan menggunakan media fotonovela dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Siswa

Pembelajaran yang efektif harus disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri.

Dalam penelitian ini siswa yang mengikuti pembelajaran ada 2 orang, keduanya mengalami tunagrahita ringan. Ketunagrahitaannya menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam segi keseriuasan belajar dan daya ingat tentang materi yang diajarkannya. Selama pembelajaran kedua siswa cukup antusias mengikuti pelajaran dengan menyimak fotonovela yang berisi dari materi yang diolah dengan rogram aplikasi ulead video studio 11, yang menghasilkan fotonovela yang menampilkan audio visual dengan dikemas lebih menarik yang menjadi perhatian bagi siswa tunagrahita.

(6)

15 b. Tujuan

Tujuan pembelajaran merupakan arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Untuk pelajaran Bahasa Indonesia materi “Suku Kata, Kata, Kalimat sederhana”, memiliki tujuan umum berdasarkan standar kompetensi kurikulum SDLB C adalah: Memahami teks pendek dengan membaca nyaring. Temuan penelitian menunjukkan bahwa setelah kegiatan pembelajaran informan #2 maupun informan #3 dapat menjelaskan foto yang ditunjukkan dengan bahasa lisan dan bahasa tulisan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran dapat tercapai meskipun belum optimal. c. Kondisi

Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat tercapai tujuan yang telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus mendorong siswa aktif belajar baik secara fisik maupun non fisik. Kondisi ini mempengaruhi bagaimana setiap individu belajar.

Dalam pembelajaran pada saat penelitian ini dilakukan diupayakan suasana santai antara guru dan siswa. Guru duduk satu meja dengan kedua siswanya. Guru dan siswa bersama-sama melihat tayangan fotonovela dengan menggunakan LCD Projector. Kedua siswa tersebut merespon fotonovela tersebut. Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan foto dan menceritakan deskripsinya dengan bahasa lisan dan tulisan. Karena karakteristik siswa tunagrahita ada perbedaan dengan siswa normal sehingga perlu beberapa kali pengulangan untuk satu materi dalam tayangan fotonovelanya.

d. Sumber-sumber belajar

Sumber belajar berkaitan dengan sejalan sesuatu yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber belajar adalah satu album foto yang dikemas secara menarik yang memadukan audio visual tentang materi “Suku Kata, Kata, Kalimat sederhana” sebagai bahan dan alat pembelajaran, guru sebagai penyampai materi dan kedua siswa itu sendiri yang saling memberitahu jika siswa yang satu kurang mengerti dan sebaliknya.

e. Hasil Belajar

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Temuan penelitian mengenai hasil belajar kedua siswa tunagrahita setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media fotonovela dapat dijelaskan sebagai berikut:

Informan #2, selama proses pembelajaran siswa dapat dengan baik menyimak isi foto yang dikemas secara audio visual, selama proses pembelajaran siswa dapat dengan baik mengisyaratkan isi foto sesuai dengan apa yang dicontohkan, ini artinya hasil belajar secara psikomotor untuk siswa ini baik. Selain itu untuk mengukur hasil belajar dilakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis. Setelah diperiksa ketika siswa diberi pertanyaan: “Coba baca apa kata yang ada dalam kartu kata ini”. Siswa ini menjawab apa kata yang ada dalam kartu kata tersebut dengan salah dan tidak sesuai dengan apa yang ditanya oleh guru.

(7)

16 Untuk pertanyaan menjelaskan foto

dalam bentuk fotonovela, siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, dan juga dapat menuliskan kata yang diminta tersebut sesuai yang sudah dilihat dari tayangan fotonovela.

Berdasarkan hasil informan #2 selama proses belajar dan hasil tertulis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa informan #2 apabila diperlihatkan kartu kata secara secara manual, memori yang direkam oleh informan #2 ini kurang dicerna dengan baik, namun setelah diperlihatkan fotonovela yang dikemas dengan menarik memori dan daya ingat dari informan #2 ini lebih baik bila dibandingkan dengan kartu kata secara manual.

Informan #3 selam proses pembelajaran hampir sama dengan informan #2, yakni pada tahap awal setelah diperlihatkan kartu kata secara manual, kemudian diberi pertanyaan dari kartu kata tersebut ternyata jawaban yang dituangkan oleh informan #3 baik lisan maupun tulisan masih jauh dari yang diharapkan.

Namun setelah diberikan tayangan fotonovela tentang kartu kata, informan #3 diberikan pertanyaan dari apa yang telah dilihat dari kartu kata yang dikemas dalam bentuk fotonovela, informan #3 dapat menjawab apa yang diberikan baik lisan maupun tulisan. 3. Kesulitan-kesulitan/

hambatan-hambatan yang dihadapi selama pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung dengan menggunakan media fotonovela

Hambatan atau kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan faktor guru, faktor siswa, alat/media yang digunakan dan faktor lingkungan. (Sanjaya,

2010:15-16). Temuan penelitian berkaitan dengan faktor guru adalah guru kurang menggunakan seluruh aspek bahasa yaitu lisan, tulisan secara komprehensif sehingga dalam penyampaian harus betul-betul teliti mempelajari materi agar apa yang disampaikan dapat dimengerti oleh siswa.

Selanjutnya faktor siswa. Dunkin 1974 dalam Sanjaya (2010:17) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dilihat dari aspek siswa adalah aspek latar belakang siswa dan faktor sifat yang dimiliki siswa.

Dalam temuan penelitian ini kedua siswa mengalami tunagrahita ringan, kesulitan yang dihadapi menghadapi kedua anak tunagrahita ringan ini adalah dalam belajar tidak bisa langsung menyerap materi yang disampaikan oleh guru karena keterbatasan IQ dibanding dengan siswa-siswa yang normal. Harapannya adalah setelah melihat tayangan fotonovela siswa bisa mengerti dan bisa membaca kata-kata dan kalimat-kalimat yang disampaikan oleh guru yang tujuan akhirnya siswa tersebut dapat mengerti huruf dan bisa membaca secara baik dan lancar.

4. Hasil Belajar siswa tunagrahita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan media fotonovela

Hasil belajar merupakan fase terakhir dari rangkaian aktivitas proses pembelajaran, Surya (2004:16) menjelaskan:

“..., keenam akibat (hasil) pembelajaran. Dalam fase ini individu akan memperoleh umpan balik dari apa yang telah dilakukannya. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu berhasil (sukses) atau gagal. Berhasil

(8)

17 artinya ia dapat memenuhi

kebutuhannya, sedangkan gagal artinya ia dapat memenuhi kebutuhannya dan tidak mencapai tujuannya.”

Informan #2 dan Informan #3 dapat dilihat pada tabel 4.1.a dan tabel 4.1.b

Tabel 4.1.a

Hasil belajar informan #2 No Foto lembar Slide

Ke...

Deskripsi Kemampuan Siswa

Lisan tulisan

1 (Judul) Bisa melafalkan

sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan dengan bantuan guru

2 Slide ( Gambar baju) dan huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun menuliskan kalimat jelas

3 Slide ( Gambar buku) dan huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun menuliskan kalimat jelas

4 Slide ( Gambar meja) dan huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun menuliskan kalimat jelas

5 Slide ( Gambar sapu) dan huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun menuliskan kalimat jelas

6 Slide ( Gambar celana) dan huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun menuliskan kalimat kurang jelas

7 Slide ( Gambar sepeda) dan huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun menuliskan kalimat kurang jelas

Tabel 4.1.b

Hasil belajar informan #3 No Foto lembar Slide

Ke...

Deskripsi Kemampuan Siswa

(9)

18

1 (Judul) Bisa melafalkan

sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan dengan bantuan guru

2 Slide ( Gambar baju) dan huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun

menuliskan kalimat jelas 3 Slide ( Gambar buku) dan

huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun

menuliskan kalimat jelas 4 Slide ( Gambar meja) dan

huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun

menuliskan kalimat jelas 5 Slide ( Gambar sapu) dan

huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun

menuliskan kalimat jelas 6 Slide ( Gambar celana) dan

huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun

menuliskan kalimat jelas 7 Slide ( Gambar sepeda) dan

huruf, kata dan kalimat

Bisa melafalkan sesuai dengan contoh dengan jelas

Menuliskan huruf dan kata jelas, namun

menuliskan kalimat kurang jelas

Dari tabel hasil belajar di kedua siswa di atas setelah pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media fotonovela siswa memiliki pengetahuan tentang cara membaca huruf, kata serta kalimat dengan sebelumnya

memperhatikan gambar, namun dalam kemampuan menuliskan kalimat dan kata yang memiliki suku kata lebih dari 2, siswa ada sedikit kesulitan apalagi kalau sudah digabungkan menjadi sebuah kalimat, tetapi sebagian materi yang diberikan dengan bantuan media

(10)

19 fotonovela sudah dapat diucapkan serta

dituliskan kembali sesuai yang dicontohkan.

D. SIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan temuan penelitian yang dipaparkan pada bab IV terdapat empat kesimpulan, yaitu:

Pertama, desain pengembangan media fotonovela dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk siswa tunagrahita. Media fotonovela yang berisi kumpulan foto yang sengaja diambil dan mengacu pada tema tertentu dapat diaplikasikan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam hal ini dengan menampilkan kata-kata dan kalimat-kalimat yang dikemas secara menarik dalam bentuk fotonovela yang menggabungkan audio dan visualnya dengan program aplikasi ulead video studio 11, sehingga materi dapat dimengerti oleh siswa tunagrahita. Media fotonovela ini merupakan salah satu media yang digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi “Suku Kata, Kata, Kalimat sederhana”, fotonovela ini berisi tayangan foto-foto berupa kata-kata serta kalimat-kalimat yang digabungkan dengan audio atau suara pemandu dari guru yang membuatnya sehingga siswa menjadi tahu kata-kata dan kalimat-kalimat apa yang ditampilkan dengan beberapa kali pengulangan dengan tujuan siswa tunagrahita lebih mengerti apa yang dilihat dan diamatinya, yang akhirnya dapat bisa membaca dan mengerti hurup-hurup. Penggunan media ini dalam pembelajaran membuat siswa tunagrahita mengetahui isi dan maksud foto tersebut. Dari pengamatan

dilapangan selama pembelajaran dengan siswa-siswa berperan aktif, tidak hanya diam memperhatikan penjelasan guru tetapi ada proses siswa untuk mengamati foto, merespon foto bahkan ketika lembaran album mulai dibuka siswa dengan spontan ikut membaca huruf-huruf serta kalimat-kalimat yang ada dalam tayangan fotonovela.

Kedua, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media fotonovela ini melibatkan peran aktif siswa dan guru. Dalam pelaksanannya guru tidak memberikan materi satu arah, namun ada interaksi aktif antara guru dan siswa, siswa dengan siswa selama pembelajaran ini berlangsung. Bagi guru media fotonovela ini sangat membantu untuk mengkonkritkan sebuah kata atau kalimat sehingga guru tidak bingung untuk menjelaskan materi apa yang akan diberikan.

Ketiga, selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media fotonovela ini berlangsung masih ada hambatan yang di alami diantaranya ditemukan kata-kata yang masih dikonkritkan, dalam menuliskan isi foto ke dalam tulisan anak masih sedikit mengalami kesalahan. Hal lain yang ditemukan di lapangan adalah siswa dalam menuliskannya masih terdapat kesalahan ejaan, dan kadang-kadang siswa bingung bagaimana menuliskannya, namun dengan bimbingan dari guru siswa tersebut akhirnya dapat menuliskan dengan baik. Keempat, Setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media fotonovela secara berulang-ulang, siswa tunagrahita bisa membaca dan meuliskan kata-kata dan kalimat pendek yang ada dalam tayangan fotonovela tersebut. Hasil

(11)

20 penelitian ini menunjukkan bahwa

media fotonovela ini dapat membantu pembelajaran Bahasa Indonesia siswa tunagrahita di SLBN B-C YGP Selaawi khususnya untuk materi “Suku Kata, Kata, Kalimat sederhana”. Dengan fotonovela ini dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pada siswanya, karena dengan fotonovela ini dapat memvisualisasikan huruf-huruf dan kata-kata serta kalimat pendek apalagi dengan adanya panduan dari guru berupa audio tentang materi “Suku Kata, Kata, Kalimat sederhana”, jadi semakin komplitlah media fotonovela ini dengan adanya audio visualnya sehingga membuat siswa semakin tertarik apalagi dikemas dalam bentuk yang unik dan menyenangkan seakan-akan siswa melihat tayangan sebuah film, ini yang menjadi daya tarik bila dibandingkan dengan fotonovela manual yang hanya dalam album saja foto saja. 2. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan, temuan dan pembahasan penggunaan media fotonovela terhadap pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita bermanfaat untuk perbaikan kualitas pembelajaran terbukti dari hasil penelitiann di atas. Oleh karena itu, berkaitan dengan hasil penelitian ini, menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan, namun demikian penggunaan media fotonovela ini dapat diterapkan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa tunagrahita SLB B-C YGP Selaawi.

2. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa tunagrahita penggunan media

audio visual dapat menjadi salah satu alternatif, diantaranya media fotonovela. Media pendidikan merupakan sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dan dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Pembuatan fotonovela ini cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh guru sesuai dengan tema pemeblajaran. Tahapannya menentukan tema foto, mengambil foto, membuat deskripsi/ penjelasannya dan dapat diolah oleh program aplikasi ulead video studio 11 atau program lainnya yang dapat digunakan untuk membuat fotonovela. 3. Dalam proses pembelajaran siswa

tunagrahita ringan ini memerlukan perhatian dan antusiasme dalam belajar, sebab siswa tunagrahita ini sangat berbeda dengan siswa normal yang lain dalam mencerna materi sangan kurang karena keterbatasan IQ, oleh sebab itu dengan adanya media fotonovela yang menampilkan audio visual yang dikemas menarik dan menghibur siswa, diharapkan siswa tunagrahita akan semangat dan antusias mengikuti pembelajaran ini dibandingkan dengan penyampaian materi secara tradisional. 4. Guru dapat membuat media fotonovela

ini pada materi-materi yang bisa dibuatkan/ diambil fotonya. Sehingga bagi guru sendiri media fotonovela ini dapat membantu menyampaikan materi pada siswa tunagrahita terutama untuk membantu siswa untuk lebih menarik minat dan adaya tarik siswa dalam belajar.

5. Hasil temuan penelitian menemukan bahwa media fotonovela ini mempermudah siswa tunagrahita untuk lebih semangat dan antusiasme dalam belajar membaca dan mempermudah guru dalam penyampaian materi

(12)

21 membaca, sebab lebih sering diputar

siswa semakin hafal dan semakin mengerti apa yang disampaikan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Hasan, Hamid. (2009). Evaluasi Kurikulum. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Dimyati, R.S. 2006. Belajar dalam Pembelajaan Interaktif. PT Rineka Cipta.Jakarta

Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. (2009) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. STKIP. Garut

Sanjaya. Wina. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media. Jakarta. Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian

Pendidikan. Kecana Prenada Media Group. Bandung

Somantri Sutjihati (2006), Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: Refika Aditama

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Surya. Mohammad. (2004). Psikologi

Pembelajaran dan Pengajaran. Pustaka Bani Quraisy. Bandung.

Suryana,Yaya&Tedi Priatna. (2007) .Landasan Pendidikan. Pustaka Bani Quraisy. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Yeak Su Hoe (P) Radiah Hassan Junaidah Saman@ Othaman Saiful Rashid Zaki Selan Bakhtiar Mat Sari Abd Rahim Ali Dinda Ahmad Hairol Rosdi Azani Ishak Mohammed Ali Hj.

Kedududukan anak selaku pelaku tindak pidana ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak adalah Penerapan konsep Restorative

Memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi untuk membebtuk hormo tidak dapat dipindahkan dari jaringan tua ke jaringan yang muda sehingga

  Pernyataan  hipotesis  biasanya  dinyatakan  dalam  bentuk  hubungan  atau  perbedaan.  Hipotesis  yang  menyatakan  hubungan  yang  paling  sederhana 

Ditinjau dari beberapa struktur bangunan yang menerima beban secara berulang seperti pada bangunan anjungan lepas pantai, struktur jembatan serta

Dari penjelasan tentang majelis taklim di atas dapat dipahami bahwa majelis taklim dapat dijadikan salah satu sarana untuk melakukan aktivitas mengajak seseorang

timbul akibat kecanduan bermain play station, langkah mengatasi kecanduan bermain play station, saran yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecanduan bermain play

Bagaimana Penerapan Pendekatan Rational Emotif Terapy dengan Teknik Assertive Training dapat Membantu untuk mengatasi rasa minder dengan lawan jenis pada Siswa Kelas XI SMK