POTENSI DAN KEMAMPUAN INDUSTRI ELEKTRIKAL UNTUK
MENDUKUNG PROGRAM PLTN DI INDONESIA
Dharu Dewi1, Arief Tris Yuliyanto1, Taswanda Taryo2, Susyadi2, Moch. Djoko Birmano1, Rr. Arum Puni Rijanti1, Rustama3, Mudjiono1
1PKSEN BATAN,Jl. Kuningan Barat, Jakarta, 12710 2 PTKRN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, BATAN Serpong
3 PTRR BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, BATAN Serpong
email: [email protected]
ABSTRAK
POTENSI DAN KEMAMPUAN INDUSTRI ELEKTRIKAL UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PLTN DI INDONESIA. Industri elektrikal untuk mendukung ketenagalistrikan di Indonesia semakin berkembang dengan baik dan diharapkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dapat meningkat. Industri elektrikal merupakan salah satu industry yang dapat memasok komponen Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Pertama di Indonesia. Industri elektrikal nasional sudah mampu memasok komponen elektrikal untuk tegangan menengah. Tujuan studi adalah mengidentifikasi industri elektrikal yang dapat memasok komponen elektrikal untuk PLTN. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah kajian literatur melalui penelusuran internet, dan data kementerian perindustrian. Hasil kajian menunjukkan bahwa beberapa komponen elektrikal penunjang ketenagalistrikan dapat dibuat di dalam negeri seperti Gas Insulated Switchgear (GIS), generator, transformator,
tower transmisi, konduktor, trafo distribusi, dan panel listrik. Industri elektrikal yang dapat
memasok komponen elektrikal antara lain PT. ABB Sakti Industri, PT. Trafoindo Perkasa
TBk, PT. Kabelindo. Kata kunci: potensi, kemampuan, industri, elektrikal, PLTN, program
ABSTRACT
THE POTENCY AND CAPABILITY OF ELECTRICAL INDUSTRIES FOR SUPPORT THE NPP PROGRAM IN INDONESIA. The electrical industries to support electricity in Indonesia is growing well and it is hoped that the Level of Domestic Components can increase. If the First Nuclear Power Plant (NPP) in Indonesia is to be built, then the electrical industries are one of the needs of the type of industry that supplies electrical components. Indonesia's national industry has been able to supply medium voltage electrical components. The purpose of the study is to identify the electrical industries that can supply electrical components for nuclear power plants. The study methodology is a literature review through internet searching, and data from the Ministry of Industry. The results of the study, several electrical components supporting electricity can be made domestically such as Gas Insulated Switchgear (GIS), generators, transformers, transmission towers, conductors, distribution transformers, and electrical panels. The electrical industries which can supply electrical components includes the PT. ABB Sakti Industri, PT. Trafoindo Perkasa TBk, PT. Kabelindo and others.
Keyword: potency, capability, industry, electrical, NPP, program PENDAHULUAN
Saat ini BATAN telah melakukan kajian desain rinci untuk program Reaktor Daya Non Komersial (RDNK) 10 MWt di wilayah Serpong, Tangerang. Selain itu pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Barat memiliki rencana untuk penyiapan program pembangunan PLTN di Kalimantan Barat dengan kapasitas 100 MWe sehingga penyiapan infrastruktur PLTN khususnya infrastruktur industri juga sangat dibutuhkan. PLTN merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang cukup besar pada masyarakat dan industri.
PLTN, industri elektrikal yang dapat memproduksi dan memasok komponen elektrikal perlu diidentifikasi sehingga dapat diketahui potensi dan kemampuan industri elektrikal yang dianggap mampu untuk memasok dan berpartisipasi dalam pembangunan PLTN di Indonesia.
Tujuan kajian ini adalah mengidentifikasi industri elektrikal yang memiliki potensi dan kemampuan untuk memasok komponen elektrikal sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan PLTN di Indonesia. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam penggunaan industri dalam negeri untuk memasok komponen elektrikal pada pembangunan PLTN di Indonesia.
TEORI/POKOK BAHASAN
Sistem daya elektrikal merupakan pasokan daya ke sistem yang penting untuk keselamatan yang merupakan dasar untuk keselamatan pembangkit nuklir. Berdasarkan panduan standar keselamatan IAEA yakni Design of Electrical Power System for Nuclear
Power PlantsSpecific Safety Guide No. SSG-34 tahun 2016, sistem daya PLTN secara
umum terdiri dari sistem daya on site dan sistem daya off site [1]. Kedua sistem tersebut bersama-sama menyediakan daya yang diperlukan pada seluruh kondisi pembangkit sehingga pembangki dijaga pada kondisi yang aman. Pasokan daya preffered merupakan pasokan daya dari sistem transmisi, atau dari generator utama sampai menuju sistem daya elektrikal yang terklasifikasi keselamatan. Pasokan daya ini terdiri dari sistem transmisi,
switchyard, generator utama, dan sistem distribusi sampai menuju sistem daya elektrikal
terklasifikasi keselamatan. Sistem daya off site terdiri dari sistem transmisi (jaringan) dan gardu induk (switchyard) yang terkoneksi dengan pembangkit dan jaringan. Sistem daya off
site akan secara normal menyediakan daya AC ke seluruh pembangkit pada seluruh mode
operasi dan seluruh kondisi pembangkit. Selain itu juga menyediakan saluran transmisi untuk daya keluarnya. Rugi – rugi pada daya off site dapat memiliki dampak negatif pada kemampuan daya pembangkit untuk mencapai dan menjaga kondisi shutdown yang aman [2] .
Sistem daya on site terdiri dari sistem distribusi dan suplai daya dengan pembangkit. Sistem daya on site dibedakan kedalam 3 tipe sistem daya elektrikal yang terkait dengan persyaratan daya yang berbeda yakni sistem daya AC, sistem daya DC dan sistem daya AC
uninterruptible. Sistem daya on site meliputi sistem Class 1E dan Non Class 1E [3].
Komponen utama dari sistem daya on-site meliputi generator utama, transformator step up, transformator pendukung, transformator standby dan sistem distribusi unit pengumpan,
switchgear, baterai, rectifier, inverter, power suppy uninterruptible, kabel, dan sumber daya
AC standby. Kegagalan komponen atau subsistem dapat menghasilkan kegagalan daya yang dikirimkan ke beban atau dalam kasus tertentu pada sistem daya blackout [4]. Jenis komponen elektrikal yang mengalami kegagalan berdasarkan hasil kajian Won Chul Cho dan Tae Ho Han [5] pada PLTN Korea Selatan selama 10 tahun terakhir adalah terjadi pada
komponen circuit breaker, emergency generator, transfomator, motor, generator, exciter, inverter, fire protection, protection relay, bus, MOV, kabel, charger, baterai, switchyard, dan
lain-lain.
Pada panduan standar IAEA, terdapat istilah sistem daya prefer (preffered power
system). Sistem daya prefer adalah sistem daya untuk pasokan normal bagi sistem
pembangkit keseluruhan yang penting bagi keselamatan. Pasokan daya ini mencakup bagian sistem daya on site dan off site.
Batasan antara sistem daya off site dan on site adalah titik dimana komponen dikendalikan oleh operator sistem transmisi yang terkoneksi dengan peralatan yang dikendalikan oleh operator PLTN. Batasan secara umum pada sisi jaringan transformator yang terhubung dengan tegangan transmisi, atau pada sisi jaringan dari pemutus arus tegangan tinggi yang terkait dengan pembangkit.
Sistem daya elektrikal harus didisain dan dikonstruksikan terkait dengan kode dan standar nasional dan internasional untuk memastikan tingkat keandalan dan ketersediaan yang tinggi pada seluruh mode operasi pembangkit.
Gambar 1. Hubungan antara sistem daya off site dan on site untuk sistem daya
elektrikal PLTN [1]
METODOLOGI
Metodologi yang digunakan adalah kajian literatur melalui penelusuran internet dan data industri elektrikal dari Kementerian Perindustrian yang diperoleh berdasarkan pengalaman industri dalam memasok pembangkit listrik konvensional.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem ketenagalistrikan di Indonesia merupakan rangkaian instalasi tenaga listrik yang terdiri dari sistem pembangkitan, sistem transmisi, dan sistem distribusi yang saling terintegrasi. SIstem transmisi merupakan penyaluran energi listrik dari pembangkit listrik ke gardu induk, Sebelum energi listrik ditransmisikan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan tegangan yang dipasok dari generator menjadi 70 kV, 150 kV, atau 500 kV, sebab tegangan yang dikeluarkan dari generator besar yang modern hanya berkisar antara 13,8 kV dan 24 kV. Jenis saluran transmisi yang ada pada system ketenagalistrikan system Jawa Bali terdiri dari Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV, dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTETI) 500 kV. Sistem distribusi merupakan penyaluran energi listrik dari gardu induk ke konsumen. Keuntungan transmisi dengan tegangan lebih tinggi akan menjadi jelas jika kita melihat pada
ke sistem jaringan, maka kondisi ini bergantung pada jumlah kapasitas PLTN yang digunakan. Penurunan tegangan dari tingkat transmisi terjadi pada gardu induk bertenaga besar, di mana tegangan diturunkan ke daerah antara 70 kV dan 150 kV, sesuai dengan tegangan saluran transmisinya. Beberapa pelanggan untuk keperluan industri sudah dapat dipasok dengan tegangan ini. Penurunan tegangan berikutnya terjadi pada gardu distribusi primer, di mana tegangan diturunkan lagi menjadi 1 sampai 30 kV pada transformator distribusi. Transformator ini juga menyediakan tegangan sekunder pada jaringan tegangan rendah untuk pemakaian rumah tinggal. Standar tegangan rendah yang digunakan adalah 380 V antara antar fasa dan 220 V dia antara masing-masing fasa dengan tanah yang dinyatakan dengan 220/380V [6]. Transformator standby (Standby Transformer) dan unit transformator bantu (unit auxiliary transformer) merupakan komponen penting dalam sistem kelistrikan suatu pembangkit dan berperan sebagai penyalur daya listrik terhadap semua beban unit pembangkit seperti motor listrik, si stem kontrol, UPS, dan lain-lain [7].
Kementerian Perindustrian telah menerbitkan regulasi untuk nilai TKDN minimal yang harus dipenuhi sesuai dengan kapasitas pembangkit yang dibangun untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan [8]. Dalam peraturan tersebut, Nilai TKDN yang dipersyaratkan untuk pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas terpasang sampai dengan 15 MWe per unit minimum sebesar 70%, sedangkan untuk kapasitas terpasang di atas 100 MWe per unit adalah minimum sebesar 40 %. Namun persyaratan nilai TKDN minimum untuk konstruksi PLTN belum dipersyaratkan oleh Kementerian Perindustrian. Penggunaan standar mutu internasional maupun standar nasional Indonesia bagi produk industri nasional akan dapat mengidentifikasi potensi dan peluang industri nasional tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan TKDN dalam pembangunan PLTN pertama di Indonesia [9].
Berdasarkan data komponen pada sistem ketenagalistrikan, beberapa komponen utama yang diperlukan dalam pasokan sistem ketenagalistrikan terdiri dari transformator utama, transformator distribusi, transformator stand by dan transformator bantu unit,
switchgear, kabel dan lain-lain. “Industri nasional sudah mampu memproduksi komponen
sistim ketenagalistrikan mulai dari peralatan pembangkit listrik sampai transmisi dan distribusi listrik. Sebagai contoh adalah pabrik Panel Listrik Tegangan Tinggi – Gas Insulated Switchgear (GIS) yang diproduksi oleh PT. ABB Sakti Industri di Tangerang. GIS merupakan sistem switchgear (pemutus arus on atau off) yang dikemas dalam tabung compact dengan menggunakan bahan bakar gas sebagai media isolasinya. GIS memberikan perlindungan terhadap pemadaman listrik serta menjamin kestabilan pasokan listrik. Produk GIS untuk memenuhi kebutuhan transmisi tenaga listrik di Indonesia mencapai 150 set per tahun dengan nilai TKDN hingga 35 persen. Industri nasional sampai saat ini dapat memenuhi dan memasok komponen dari sistem ketenagalistrikan sampai mencapai tegangan menengah 170 kV. Penggunaan produk dalam negeri akan meningkatkan kinerja di sektor industri nasional [10]. Untuk produk transformator utama maupun transformator distribusi, industri nasional yang mampu memasok komponen tersebut adalah PT. ABB Sakti Industri, PT. Trafoindo Prima Perkasa, PT UNINDO, PT. Bambang Djaya dan lain-lain. Tabel 1 memperlihatkan data komponen elektrikal dan data industri yang dapat memasok komponen elektrikal tersebut.
Tabel 1. Data Komponen Elektrikal dan Data Industri untuk Sistem Pembangkitan Listrik Transformator Utama PT. ABB Sakti Industri,
PT. CG Power System Indonesia PT. UNINDO
PT. Trafoindo Prima Perkasa PT. Siemens
PT. Scheneider Indonesia PT. Bambang Djaya PT. Lion Metal Works. Tbk
//Transformator Distribusi
PT. Bambang Djaja, PT. Trafoindo Perkasa Tbk PT. Unindo,
PT. Asata Utama Electric Industries. Transformator Stand by dan
transformator bantu
PT. Lion Metal Works. Tbk
PT. Asata Utama Electric Industries
Switchgears Metal - clad tegangan
menengah
PT. Citra Interlindo PT. Himalaya Trasmeka PT. Industira,
PT. LG Industrial System Indonesia PT. Schneider Indonesia
PT. UNINDO
Gas Insulated Switchgear PT. ABB Sakti Industri
PT. Hitachi Power System PT.Trafindo Perkasa Tbk PT. UNINDO
PT. Babcock & Wilcox Indonesia PT. Basuki Pratama Engineering PT . Cilegon Fabricators PT. Indonesian Marine Corp. Ltd Panel kontrol Switchyard PT. UNINDO
PT. Industira
PT. Panelindo Makmur Sentosa PT. Schneider Indonesia Panel proteksi Bus Switchyard PT. Citra Interlindo
PT. Indokomas Buana Perkasa Kabel Daya Class 1E PT. BICC Berca Cables
PT. GT Kabel Indonesia PT. Kabelindo Murni PT. Sucaco Tbk
PT. Voksel Electric Tbk
PT. Karya Utama Prima Pratama PT. Pirelli Cables Indonesia PT. Siemens Kabel Optik Kabel Instrumentasi dan kontrol Class
1E
PT. BICC Berca Cables PT. GT Kabel Indonesia PT. Kabelindo Murni PT. Sucaco Tbk
PT. Voksel Electric Tbk
PT. Karya Utama Prima Pratama PT. Pirelli Cables Indonesia PT. Siemens Kabel Optik Kabel Daya Non-1E dan Lampu
(lighting)
PT. BICC Berca Cables PT.GT Kabel Indonesia PT. Kabelindo Murni
PT. Karya Utama Prima Pratama Sistem Daya Darurat Tegangan
Rendah (LV Emergency Power System)
PT. ABB Sakti Industri PT. Schneider Indonesia
Charger Baterai Class IE PT. Bambang Djaja PT. Pauwels Trafo Asia PT. Trafoindo Perkasa Tbk PT. UNINDO
Charger Baterai Non Class IE PT. Bambang Djaja PT. Pauwels Trafo Asia PT. Trafoindo Perkasa Tbk PT. UNINDO
Kabel Komunikasi PT. BICC Berca Cables
PT. GT Kabel Indonesia PT. Kabelindo Murni
PT. Karya Utama Prima Pratama PT. Sucaco Tbk
PT. Voksel Electric Tbk PT. Pirelli Cables Indonesia PT. Siemens Kabel Optik
Kabel khusus A PT. BICC Berca Cables
PT. GT Kabel Indonesia PT. Kabelindo Murni
PT. Karya Utama Prima Pratama PT. Sucaco Tbk
PT. Voksel Electric Tbk PT. Pirelli Cables Indonesia PT. Siemens Kabel Optik
Kabel khusus B PT. BICC Berca Cables
PT. GT Kabel Indonesia PT. Kabelindo Murni
PT. Karya Utama Prima Pratama PT. Sucaco Tbk
PT. Voksel Electric Tbk PT. Pirelli Cables Indonesia PT. Siemens Kabel Optik
Kabel grounding PT. BICC Berca Cables
PT. GT Kabel Indonesia PT. Kabelindo Murni PT. Sucaco Tbk PT. Voksel Electric Tbk
PT Karya Utama Prima Pratama PT. Pirelli Cables Indonesia PT. Siemens Kabel Optik
Konektor PT. Megatech Gemilang
PT. Selectrix Indonesia
PT. Sinarindo Wiranusa Elektric
Tiang Listrik PT. Jaya Mandiri
PT. Indoconst Persada PT. Bukaka Teknik Utama PT. WIKA Beton
PT. Pembangunan Perumahan PT. Bakrie Pipe Industries PT. Hume Sakti Indonesia
PT. Kencana Teknikatama Sentosa PT. Makmur Jaya
PT. Beton Prima Indonesia
Dari Tabel 1 diatas, industri nasional memiliki potensi dan kemampuan yang cukup besar untuk memasok komponen elektrikal untuk sistem ketenagalistrikan khususnya untuk komponen tegangan menengah sampai 170 kV, sehingga komponen elektrikal dapat diproduksi dan dipasok dari dalam negeri.
KESIMPULAN
Industri elektrikal memiliki potensi dan kemampuan untuk memasok beberapa komponen elektrikal untuk sistem ketenagalistrikan seperti Gas Insulated Switchgear (GIS), transformator, trafo distribusi, generator, konduktor, kabel listrik, konektor dan panel listrik. Industri elektrikal yang dapat memasok komponen elektrikal meliputi industri PT. ABB Sakti Industri, PT. Trafoindo Perkasa TBk, PT. Kabelindo Murni, PT. UNINDO, PT. Sucaco, dan lain – lain.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kepada bapak Ir. Sriyana, MT selaku Kepala Bidang Kajian Infrastruktur PKSEN BATAN yang telah mengoreksi makalah ini untuk menjadi lebih baik. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada narasumber Bapak Ir. Ali Rahman MT (mantan Kepala Subdit Peralatan Pabrik dan Alat Berat, Kementerian Perindustrian) yang telah memberikan data industri yang berpengalaman dalam pembangunan pembangkit listrik konvensional. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada KPTF PKSEN dan para editor Seminar SIEN.
DAFTAR PUSTAKA
1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Design of Electrical Power System for Nuclear Power Plants”, Specific Safety Guide No. SSG-34 tahun 2016.
2. Zhiping Li, “Loss of Offsite Power Frequency Calculation II”,
Probabilistic Safety
Assessment and Management PSAM, 12 June 2014, Honolulu, Hawaii.
3. A.M. Agwa, H.M. Hassan, “Onsite power system risk assessment for nuclear power plants considering components ageing”, Nuclear Energy, 110 (2019), 384 – 392. https://doi.org/10.1016/j.pnucene.2018.10.020.
4. A. M. Agwa, E. A. Eisawy and H. M. Hassan, “Assessment of Offsite Power Reliability For Nuclear Power Plants By Fault Tree Analysis”, Journal Of Al-Azhar University Engineering Sector, Vol. 14, No. 50, January, 2019, 99-107.
5. Won Chul Cho, Tae Ho Ahn, “A classification of electrical component failures and their human error types in South Korean NPPs during last 10 years”, Nuclear Engineering and Technology 51 (2019) 709-718,
https://doi.org/10.1016/j.net.2018.12.011.
6. PPPTK BMTI dan Departemen Pendidikan Nasional, “Transmisi Tenaga Listrik,
Modul
Bahan Ajar SMK Kelas XI SM 3 Kurikulum 2013 Teknik Jaringan Transmisi
Tenaga Listrik
, 2013.7. Tri Cardo Purba, Zuraidah Tharo, Siti Anisah, “Analisis Perencanaan Pemeliharaan Standby Startup Transformer (Sst) Dan Unit Auxiliary Transformer (Uat) Di Pltu Mabar Elektrindo”, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi (FST UNPAB 2018).
8. Kementerian Perindustrian, Peraturan Menteri Perindustrian No. 54/M-IND/PER/3/2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
9. Dharu Dewi, Sriyana, dkk, “Laporan Akhir Rantai Pasokan Industri Pembangunan Indonesia””, PKPP - Kemenristek, 2012.
10. Kementerian Perindustrian,”Ïndustri Alat Tenaga Listrik Kian Memenuhi Kebutuhan Domestik”, Kemenperin.go.id/artikel/19767/Industri-Alat-Tenaga-Listrik-Kian-Memenuhi-Kebutuhan-Domestik, Siaran Pers, Selasa, 9 Oktober 2019.
DISKUSI/TANYA JAWAB : 1. PERTANYAAN :
Apa yang dimaksud dengan komponen kelas 1E? JAWABAN :