• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Wi-Fi atau Wireless Fidelity adalah satu standart Wireless Networking tanpa kabel,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Wi-Fi atau Wireless Fidelity adalah satu standart Wireless Networking tanpa kabel,"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Mengenal Wi-Fi

Wi-Fi atau Wireless Fidelity adalah satu standart Wireless Networking tanpa kabel, hanya dengan komponen yang sesuai dapat terkoneksi ke jaringan. (Jaringan WI-Fi Teori dan Implementasi ,Tri Kuntoro Priyambono dan Dodi Heriadi).

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses Internet. Hal ini memungkinan seseorang dapat menggunakan komputer dan kartu nirkabel (wireless

card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan Internet dengan

menggunakan titik akses (atau dikenal dengan Hotspot) terdekat.

2.1.1 Standar Wi-Fi Awal 802.11

Standar 802.11 pada awalnya disahkan pada tahun 1997 dengan mencakup frequency hopping spread spectrum (FHSS) physical layers dan direct sequence spread spectrum

(2)

sampai 2 Mbps. FHSS mengirim sinyal wideband yang dapat menjangkau keseluruhan 2.4 pita GHz. Hal tersebut mungkinkan untuk menyetel accces point FHSS sebanyak 15 pola loncatan berbeda yang tidak saling berinteraksi satu sama lain sehingga memampukan 15 access point beroperasi secara efektif pada area yang sama.

Karena versi terbaru dari 802.11 FHSS hanya memiliki kecepatan data maksimum sebesar 2 Mbps, maka tidak banyak perusahaan yang menjual solusi FHSS untuk LAN nirkabel indoor. LAN nirkabel 802.11a, 802.11b, dan 802.11g yang lebih cepat kini telah tersedia. Selain ittu, FHSS telah berinteroperasi dengan semua physical

layer 802.11 lainnya. Akan tetapi, FHSS menyediakan solusi untuk outdoor, yaitu

sistem point to multipoint. Hal tersebut dikarenakan FSS lebih ulet terhadap interferensi RF yang mungkin berada di rung lingkup outdoor.

802.11 DSSS juga hanya berjalan sampai dengan 2 Mbps, akan tetapi berinteroperasi dengan physical layer 802.11b yang paling baru. Oleh karena itu, pengguna yang memiliki radio NIC 802.11 DSSS pada laptopnya dapat berinterface dengan access point 802.11b. Situasi tersebut tidak mungkin terjadi lagi karena radio NIC 802.11 DSSS sudah tidak dijual.

2.1.2 Standar Wi-Fi 802.11a

Di akhir tahun 1999, IEEE mengeluarkan 802.11a yang menetapkan operasi pita 5 GHz menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan kecepatan

(3)

data mencapai 54 Mbps. Namun, produk-produk tersebut tidak tersedia sampai tahun 2000, terutama karena kesulitan pengembangan sirkuit pita 5 GHz.

802.11a beroperasi sampai 54 Mbps pada pita 5 GHz menggunakan OFDM dengan rentang sampai 100 kaki, tergantung pada kecepatan data sesungguhnya. Access

point 802.11a dan radio NIC hanya tersedia di akhir tahun 2001. Oleh karena itu, dasar

LAN nirkabel 802.11a yang telah dipasang saat ini relatif kecil dibandingkan dengan 802.11b. Dengan demikian, pertimbangan secara cermat masalah-masalah interoperabilitas yang mungkin muncul jika anda memilih menggunakan jaringan 802.11a.

Keuntungan utama dari 802.11a adalah ditawarkannya daya tampung paling tinggi dengan 12 Channel non-overlapping terpisah. Penggunaan tersebut merupakan pilihan yang bagus untuk mendukung konsentrasi tinggi pengguna dan aplikasi performa yang lebih tinggi seperti video streaming. Selain itu, untuk meningkatkan sistem 802.11b, 802.11a memiliki kapasitas lebih besar daripada 802.11g.

Keuntungan lain dari 802.11a adalah pita 5Ghz tidak terlalu sesak sehingga memampukan pengguna mencapai tingkatan performa yang lebih tinggi. Sebagian besar perangkat interfering seperti microwave oven dan cordless phone beroperasi pada pita 2.4 GHz. Kecenderungan interferensi RF yang lebih sedikit mengurangi risiko pada penyebaran LAN nirkabel.

(4)

Masalah utama pada 802.11a adalah rentangnya yang terbatas. Hal tersebut disebabkan pengoperasian standar pada pita frekuensi 5 GHz yang lebih tinggi. Pada kecepatan 54 Mbps, anda akan memiliki rentang kurang dari 100 kaki pada sebagian besar fasilitas. Kekurangan tersebut membutuhkan sejumlah besar access point untuk sepenuhnya melindungi sebuah fasilitas yang sebanding dengan sistem 802.11b.

Jika anda membandingkan operasi 802.11a dan 802.11b, maka pengguna 802.11a memiliki kecepatan data yang lebih tinggi pada rentang yang sama dengan pengguna 802.11b sampai pengguna 802.11a kehilangan konektivitas. Bagaimanapun, pengguna 802.11b dapat melanjutkan pengoperasian pada kecepatan data yang rendah misalnya 1 atau 2 Mbps pada rentang yang lebih panjang daripada 802.11a.

Masalahnya adalah 802.11a dan 802.11b/g tidak kompatibel. Sebagai contoh, pengguna yang dilengkapi dengan radio card 802.11b tidak dapat berasosiasi dengan

access point 802.11a; dengan demikian juga sebaliknya. Para vendor mengatasi masalah

tersebut dengan mengenalkan radio card milimode yang mengimplementasikan baik 802.11a maupun 802.11b.

Modulator 802.11a mengonversi sinyal biner menjadi gelombang analog melalui penggunaan tipe modulasi yang berbeda berdasarkan kecepatan data mana yang dipilih. Sebagai contoh, pada pengopreasian 6 Mbps, PMD menggunakan binary phase shift

keying (BPSK) yang mengubah interval frekuensi pusat transmisi untuk

(5)

modulation (QAM) untuk merepresentasikan bit-bit data dengan mengubah frekuensi

pusat transmisi dengan tingkatan amplitudo berbeda untuk menggeser interval.

2.1.3 Standar Wi-Fi 802.11b

Bersama dengan 802.11a, IEEE mengesahkan 802.11b, yang merupakan ekstensi kecepatan tinggi, ke standar direct sequence awal pada pita 2.4 GHz dengan kecepatan data sampai dengan 11 Mbps. Access point 802.11b dan radio NIC telah tersedia sejak tahun 1999; sehingga, sebagian LAN nirkabel yang dipasang saat ini adalah 802.11b yang selalu mengalah.

Keuntungan yang biasa didapat dari 802.11b adalah kelengkapan long

range-nya. 802.11b memungkinkan anda mampu mencapai jarak 300 kaki pada sebagian besar

fasilitas indoor. Rentang yang tinggi mengizinkan penyebaran LAN nirkabel dengan jumlah access point yang sedikit agar dapat melindungi sebuah fasilitas sebanding dengan 802.11a.

Kelemahan dari 802.11b adalah anda dibatasi sampai tiga Channel

non-overlapping pada pita 2.4 GHz. Standar 802.11 menetapkan 14 Channel (hanya Channel

1 sampai 11 yang tersedia di Amerika Serikat) untuk mengonfigurasi access point. Walaupun demikian, masing-masing channel menempati kira-kira sepertiga dari keseluruhan pita 2.4GHz saat mengirim sebuah sinyal. Sebagian besar perusahaan hanya menggunakan channel 1, 6, dan 11 untuk memastikan access point tidak berinteferensi

(6)

satu sama lain. Hal tersebut membatasi kapasitas 802.11b sehingga menjadikannya paling sesuai untuk mendukung aplikasi performa medium, seperti e-mail dan surfin.

Kelemahan lain dari 802.11b adalah adanya kemungkinan interferensi RF dari perangkat radio lain. Sebagai contoh, cordless phone 2.4GHz mudah berinteferensi dengan LAN nirkabel 802.11b sehingga dapat menurunkan performa terhadap pengguna. Microwave oven dan perangkat-perangkat lain yang beroperasi pada pita 2.4 GHz juga dapat menyebabkan interferensi.

802.11b menggunakan DSSS untukmengedarkan sinyal frame data melalui bagian 22 MHz dari pita 2.4 GHz. Hal tersebut menghasilkan pertahanan yang lebih kuat terhadap interferensi RF dibandingkan dengan narrowband signaling. Demikian alasan FCC mempertimbangan pengoperasian sistem spectrum sebaran bebas lisensi.

Modulator 802.11 mengonversi sinyal biner sebaran ke dalam gelombang analog melalui penggunaan tipe-tipe modulasi yang berbeda tergantung pada kecepatan data mana yang dipilih. Sebagai contoh, pada pengoperasian 1 Mbps, PMD menggunakan

differential binary phase shift keuing (DBPSK) yang tidak serumit seperti

kedengarannya. Modulator hanya menggeser interval frekuensi transmisi pusat untuk membedakan biner 1 dari biner 0 melalui data stream.

Untuk transmsi 2 Mbps, PMD menggunakan differential quadrature phase shift

keying (DQPSK) yang serupa dengan DBPSK, kecuali adanya empat kemungkinan

(7)

pintar yang memampukan data stream untuk dikirim pada transmisi 2 Mbps sembari menggunakan jumlah bandwidth yang sama seperti yang dikirim pada transmisi 1 Mbps. Modulator menggunakan metode serupa pada kecepatan data yang lebih dari 5.5 Mbps dan 11 Mbps.

2.1.4 Standar Wi-Fi 802.11g

IEEE mengesahkan standar 802.11g yang kompatibel dengan 802.11b pada tahun 2003 dengan meningkatkan performanya mencapai 54 Mbps pada pita 2.4 GHz dengan menggunakan OFDM. Kelebihan dari 802.11g adalah bahwa standar tersebut merupakan kompatibel terbalik dari 802.11b. Perusahan dengan keberadaan jaringan 802.11b biasanya dapat meng-upgrade access point-nya menjadi 802.11g melalui peng-upgrade-an firmware sederhpeng-upgrade-ana. Hal tersebut menyediakpeng-upgrade-an jalur perpindahpeng-upgrade-an ypeng-upgrade-ang efektif untuk LAN nirkabel. Permasalahan yang muncul adalah kehadiran perangkat klien 802.11b dalam lingkup 802.11g membutuhkan mekanisme proteksi yang membatasi performa keseluruhan LAN nirkabel. Dengan demikian, perangkat 802.11b tidak mengetahui kapan perangkat 802.11g dikirimkan karena perbedaan tipe modulasi. Oleh karena itu, kedua tipe perangkat tersebut harus memberitahukan penggunaan yang akan datang pada medium mereka dengan menggunakan tipe modulasi yang umumnya telah diketahui.

Kelemahan 802.11g, seperti kemungkinan interferensi RF dan keterbatasan tiga

(8)

2.4 GHz. Sebagai hasilnya, jaringan 802.11g memiliki pembatas kapasitas sebanding dengan 802.11a.

Biar jelas lihat table berikut, perbedaan dari masing-masing standar:

Standar 802.11b 802.11g 802.11a

Kompatibilitas IEEE 802.11b IEEE 802.11b dan 802.11g

IEEE 802.11a

Jumlah chanel 3 non-overlapping 3 non-overlapping 8 non-overlapping Jangkauan dalam ruangan 30 m @11 Mbps; 91 m @1 Mbps 30 m @54 Mbps; 91 m @1 Mbps 12 m @54 Mbps; 91 m @6Mbps Data rates 11, 5.5, 2 dan 1 Mpbs 54, 48, 36, 24, 18, 12,

9, dan 6 Mbps 54, 48, 36, 24, 18, 12, 8, dan 6 Mbps Modulasi & frekuensi Direct Sequence Spread, 2.4 GHz Orthogonal Frequency Division Multiplexing, 2.4 GHz Orthogonal Frequency Division Multiplexing, 5 GHz

(9)

2.2 Teori Kabel UTP

Kabel UTP atau kabel unshielded twisted pair adalah kabel yang biasa digunakan untuk membuat jaringan atau network komputer, berupa kabel yang didalamnya berisi empat (4) pasang kabel yang yang setiap pasangnya adalah kembar dengan ujung konektor RJ-45.( www.obengware.com/tips/wirelessfordummy1.htm, 5-05-10).

Tipe-tipe kategori kabel UTP :

1. Kategori 1 : Untuk koneksi suara / sambungan telepon/telpon.

2. Kategori 2 : Untuk protocol localtalk (Apple) dengan kecepatan data hingga 4 Mbps.

3. Kategori 3 : Untuk protocol ethernet dengan kecepatan data hingga 10 Mbps.

4. Kategori 4 : Untuk protocol 16 Mbps token ring (IBM) dengan kecepatan data hingga 20 Mbps

5. Kategori 5 : Untuk protocol fast ethernet dengan kecepatan data hingga 100 Mbps.

2.3 Teori USB wireless adapter

Termasuk perangkat baru dan praktis pada teknologi WI-FI. Alat ini mengambil power 5V dari USB port. Untuk kemudahan USB WI-FI adapter dengan fleksibel ditempatkan bagi notebook dan PC. Tetapi pada perangkat USB WI-FI Adapter memiliki batasan.

(10)

Sebaiknya mengunakan USB port 2.0 karena kemampuan sistem WI-FI mampu mencapai data rate 54Mbps. Bila anda memerlukan kepraktisan, penambahan perangkat

wireless USB adapter adalah pilihan yang tepat, karena bentuknya yang praktis dan

dapat dilepas. Tetapi perlu diingatkan bahwa dengan supply power kecil dari USB port alat juga memilki jangkauan lebih rendah, selain bentuk antenna yang ditanam didalam

cover plastik akan menghambat daya pancar dan penerimaan pada jenis perangkat ini.

2.4 Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah siklus per detik sebuah arus bolak balik. Unit yang digunakan untuk frekuensi adalah Hertz, disingkat Hz. Satu (1) Hz adalah frekuensi sebuah arus bolak balik menyelesaikan satu siklus dalam satu detik. (Buku Pegangan Internet

Wireless dan Hotspot , Onno W. Purbo).

Beberapa besaran lain dari frekuensi, yaitu: 1. Kilohertz(KHz) ribu siklus 2. Megahertz(Mhz) juta siklus 3. gigahertz(GHz) milyar siklus 4. Terahertz(THz) ribu milyar siklus

Secara umum wireless bekerja pada frekuensi 2,4-2,483GHz. Frekuensi ini di dunia internasional dikenal dengan frekuensi bebas yang biasanya digunakan untuk keperluan riset pada bidang medis dan industri, selain itu frekuensi ini juga banyak

(11)

digunakan untuk keperluan komunikasi lainnya, seperti microwave serta alat-alat komunikasi wireless lainnya.

Frekuensi radio menunjuk ke spektrum elektromagnetik di mana gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh pemberian arus bolak-balik ke sebuah antena. (http://id.wikipedia.org/wiki/Frekuensi_radio, 4-05-2010).

Frekuensi termasuk bagian dari spektrum di bawah ini:

Nama band Singkatan Band Frekuensi Panjang gelombang

- - < 3 Hz > 100,000 km

Extremely low frequency ELF 1 3–30 Hz

100,000 km – 10,000 km

Super low frequency SLF 2 30–300 Hz 10,000 km – 1000 km

Ultra low frequency ULF 3 300–3000 Hz 1000 km – 100 km

Very low frequency VLF 4 3–30 kHz 100 km – 10 km

Low frequency LF 5 30–300 kHz 10 km – 1 km

Medium frequency MF 6 300–3000 kHz 1 km – 100 m

High frequency HF 7 3–30 MHz 100 m – 10 m

Very high frequency VHF 8 30–300 MHz 10 m – 1 m

(12)

Super high frequency SHF 10 3–30 GHz 100 mm – 10 mm

Extremely high frequency EHF 11 30–300 GHz 10 mm – 1 mm

- - Di atas 300 GHz < 1 mm

Tabel 2.2 Frekuensi

Di atas 300 GHz, penyerapan radiasi elektromagnetik oleh atmosfer Bumi begitu besar sehingga atmosfer secara efektif menjadi penahan ke frekuensi lebih tinggi dari radiasi elektromagnetik, sampai atmosfer menjadi transparan lagi pada yang disebut jangka frekuensi infrared dan jendela optikal.

Band ELF, SLF, ULF, dan VLF bertumpuk dengan spektrum AF, sekitar 20– 20,000 Hz. Namun, suara disalurkan oleh kompresi atmosferik dan pengembangan dan bukan oleh energi elektromagnetik.

2.5 Panjang Gelombang

Panjang gelombang adalah jarak antar dua titik identik dalam sebuah siklus. Dalam frekuensi radio, panjang gelombang biasanya dalam meter, sentimeter atau millimeter. (Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot , Onno W. Purbo).

Panjang gelombang tergantung pada ketinggian frekuensi. Semakin tinggi frekuensi, semakin pendek gelombangnya. Pada frekuensi 2,4GHz atau 2400MHz,

(13)

panjang gelombang sekitar 12.5 cm. Panjang gelombang dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

Panjang gelombang (meter)= 300/ frekuensi(MHz)

Angka 300 datang dari kecepatan cahaya, karena sinyal radio di udara bergerak pada kecepatan cahaya. Kecepatan gelombang radio akan berbeda sedikit di metal.

Panjang gelombang sangat penting untuk dipahami, terutama pada saat kita menganalisa antenna. Untuk memperoleh radiasi sinyal radio yang optimal, sebaiknya antena harus diinstall minimal 10 panjang gelombang jauhnya dari permukaan yang dapat memantulkan sinyal radio. Untuk frekuensi 2.4GHz, permukaan yang dapat memantulkan harus berada pada jarak lebih jauh dari 1.2 meter

2.6 Teori Antena

Antena adalah suatu komponen yang didesain untuk mengirim dan menerima gelombang radio. (http://id.wikipedia.org/wiki/Antena, 5-05-2010).

Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara. Bentuk antena bermacam macam sesuai dengan desain, pola penyebaran frekuensi dan gain. Panjang antenna secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkannya. Antena setengah gelombang adalah sangat poluler karena mudah dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio secara efektif.

(14)

Pada dasarnya ada beberapa tipe antena yang dapat digunakan pada wireless, yaitu:

1. Antena Omnidirectional, biasanya digunakan di access point (AP). Antena jenis ini pola radiasi 360 derajat.

2. Antena Sektoral, biasanya digunakan di access point (AP). Biasanya mempunyai gain yang lebih tinggi dari antena omnidirectional, tetapi daerah yang di-cover biasanya hanya sekitar 90-180 derajat saja.

3. Antena directional (Antena Pengarah), biasanya digunakan di sisi client. Biasanya mempunyai gain yang sangat tinggi dan diarahkan ke access point (AP).

2.6.1 Antena Omnidirectional

Antena Omnidirectional biasanya mempunyai pola radiasi antena 360 derajat. Biasanya polarisasi medan E adalah vertikal. Penguatan antena omnidirectional sangat rendah, sekitar 3-12dBi saja. Antena ini sering digunakan untuk sambungan langsung

Point-to-Multipoint (P2MP). Cukup baik untuk jarak-jarak 1-5 km, terutama jika antena

(15)

Gambar 2.1 Antena Omnidirectional.

Tampak pada gambar adalah contoh antena omnidirectional. Gambar tersebut adalah RFDG 140 6.5 dBi Omnidirectional antena untuk 2.4 GHz dibuat oleh RF Linx.

Gambar 2.2 Radiasi antena omnidirectional.

Gambar berikut memperlihatkan pola radiasi RFDG 140 omnidirectional antena. Pola radiasi horizontal mendekati 360 derajat. Radiasi polarisasi horizontal pada dasarnya medan-E. Sebagai perbandingan, pola radiasi potongan vertikal sangat tipis.

(16)

Gambar 2.3 Radiasi antena omnidirectional.

Semua ini berarti bahwa hanya stasiun yang berada dalam radiasi 360 derajat akan dapat dilayani oleh antena omnidirectional. Antena omnidirectional ini tidak bisa memberikan servis pada station yang berada dia atas antena.

2.6.2 Antena Sektoral

Antena setoral pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan antena omnidirectional. Biasanya digunakan untuk access point bagi sambungan Point-to-Multipoint (P2MP). Umumnya antena sektoral mempunyai polarisasi vertikal, beberapa diantaranya juga mempunyai polarisasi horizontal.

(17)

Antena Sektoral umumnya mempunyai penguatan lebih tinggi dari antena omnidiretional sekitar 10-19dBi. Sangat baik untuk memberikan servis di daerah dalam jarak 6-8km. Tingginya penguatan pada antena sektoral biasanya dikompensasi dengan lebar pola radiasi yang sempit 45-180 derajat. Jelas daerah yang dapat di servis menjadi lebih sempit, dan ini sangat menguntungkan.

Gambar berikut ini memperlihatkan polaradiasi antena sektoral. Secara umum radiasi antena lebih banyak ke muka antena, tidak banyak radiasi dibelakang antena sektoral. Radiasi potongan vertikal tidak jauh berbeda dengan antena omnidirectional.

Gambar 2.5 Radiasi vertikal pada antena 2,4 GHz.

Antena sektoral biasanya diletakkan di atas tower yang tinggi, karena perlu

di-tilt sedikit agar memberikan layanan ke daerah di bawahnya.

Tampak pada gambar adalah sebuah antena sektoral 2,4 GHz yang berpolarisasi vertikal dengan beam 180 derajat. Model antena A2.45LP14 di jual di YDI.Com. Pola radiasi antena horizontal dan vertikal tampak pada gambar.

(18)

Gambar 2.6 Radiasi horizontal pada antena 2.4 GHz.

2.6.3 Antena Pengarah

Di sisi client, kita biasanya menggunakan antena pengarah yang diarahkan ke access

point di kejauhan. Ada banyak tipe antena pengarah. Tipe yang biasa digunakan untuk

antena pengarah adalah: 1. Yagi

2. Patch Panel 3. Parabola

(19)

Antena yagi pada dasarnya sebuah dipole (kadang disebut radiator). Pada bagian belakang terdapat reflektor untuk merefleksikan sinyal. Pada bagian mukanya diletakkan beberapa elemen director untuk mengarahkan sinyal. Makin banyak director-nya semakin tinggi penguatan antena. Antena yagi biasanya mempunyai penguatan sekitar 7-19 dBi. Untuk jarak pendek, sebaiknya menggunakan antena dengan penguatan rendah.

Antena yagi 12dBi P-2412 untuk 2,4 GHz yang tertutup oleh radome terlihat pada gambar. Pola radiasi antena tampak pada gambar. Hal yang menarik untuk diperhatikan adalah pola radiasi horizontal dan pola radiasi vertikal tidak berbeda jauh pada antena pengarah, semua mengarah ke muka antena, tidak banyak radiasi di belakang antena. Untuk antena penguatan rendah biasanya radiasi cukup lebar, berbeda pada antena berpenguatan tinggi yang mempunyai radiasi lebih sempit.

Gambar 2.8 Antena yagi.

Untuk meningkatkan penguatan antena, biasanya menggunakan reflektor parabola untuk memantulkan sinyal radio yang dibangkitkan oleh antena dipole yang di pasang di muka reflektor. Sebuah antena parabola biasanya mempunyai penguatan 18-28

(20)

dBi. Biasanya ada antena parabola yang mempunyai penguatan di atas 30 dBi, tetapi harganya sangat mahal.

Tampak pada gambar adalah antena RFL-MANT 19 dengan penguatan 19 dBi, RFL-MANT di buat oleh RFLinx

Pola radiasi antena parabola pada dasarnya mirip dengan antena yagi. Akan tetapi, antena parabola mempunyai pola radiasi yang lebih sempit sehingga praktis semua energi RF terarah ke satu arah. Sebuah antena parabola lebih sulit diarahkan, karena lebih rentan terhadap gangguan fisik atau mekanik, seperti angin yang kuat. Untuk jarak pendek biasanya kita tidak menggunakan antena parabola penguatan tinggi.

(21)

Gambar 2.10Radiasi vertikal antena yagi.

Gambar berikut memperlihatkan pola radiasi antena RFL-MANT baik yang 19 dBi maupun 24 dBi. Tampak pola radiasi keduanya tidak berbeda jauh. Antena 19 dBi mempunyai lebar beam sekitar 17 derajat, sementara antena 24 dBi mempunyai lebar beam sekitar 8 derajat saja.

(22)

Gmbar 2.11 Pola Radiasi antena RFL-MANT24.

2.6.4 Teori Antena UHF

UHF adalah gelombang elektronik yang bekerja diantara 300MHz sampai 3GHz yang biasanya dipakai untuk siaran televisi. (http://organisasi.org/apa-maksud-pengertian-uhf-pada-antena-tv-televisi, 5-05-2010).

Antena UHF adalah Antena yang digunakan untuk menangkap sinyal UHF. (www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/04/25/brk,20070425-98791, 5-05-2010).

(23)

2.7 Perhitungan Tabung Sensitif Antena

Menghitung panjang lakban alumunium foil (L) dan lokasi tempat titik lubang Wi-fi USB (S) agak sedikit lebih sukar. Solusinya perhitungan dilakukan secara bertahap.

Pertama tama yang harus dihitung adalah panjang gelombang radio 2.4 GHz (λ) di udara menggunakan persamaan :

λ = c / frek Keterangan :

λ = Panjang gelombang

c = kecepatan cahaya (299.792,458 meter/detik)

frek= frekuensi operasi yangdigunakan (biasanya di 2.437 GHz)

Dari informasi panjang gelombang 2.4 GHz di udara, kita dapat menentukan diameter (D) dari pipa / kaleng yang akan digunakan pada frekuensi yang kita inginkan. Adapun diameter (D) pipa/kaleng harus memenuhi syarat:

0.60λ<ED<0.75λ

Untuk frekuensi 2,437 GHz, diameter (D) dari pipa/ kaleng yang baik adalah antara 7.4 cm sampai dengan 9,3 cm. Selanjutnya, kita perlu menghitung panjang gelombang frekuensi 2.4 GHz yang merambat didalam pipa/kaleng (guilding wavelength) dengan symbol λG.

(24)

λG = λ / (√1-(λ / 1.706 D)2 Keterangan :

λG =panjang guilding wavelength

λ = panjang gelombang radio 2,4 GHz di udara D = diameter pipa/kaleng yang digunakan

Setelah guiding wavelength diketahui, kita dapat menghitung panjang minimal (Lmin)

dari pipa/aleng yang perlu diberi alumunium foil.Adapun panjang minimal L adalah: Lmin = 0.75λG

Keterangan :

Lmin = panjang minimal kaleng yang harus dibalut dengan alumunium foil λG = panjang guilding wavelength

2.8 Menghitung posisi USB Wi-Fi

Untuk menentukan posisi lokasi lubang (S) dari ujung belakang pipa /kaleng, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

S=0.25λG

Keterangan:

S = Posisi USB Wi-Fi

(25)

Gambar 2.12 Posisi USB Wifi

2.9 Perhitungan gain antena

Perhitungan gain antena dapat dihitung dengan rumus: G = ((πD)2/λ2)eff

Keterangan: G :gain antena D :diameter antena

λ :panjang gelombang radio 2.4GHz

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Standarisasi wireless
Tabel 2.2 Frekuensi
Gambar 2.1 Antena Omnidirectional.
Gambar 2.4 Antena Sektoral.
+7

Referensi

Dokumen terkait