• Tidak ada hasil yang ditemukan

01. KAK Perangkat Pengendalian PR (02 12 2021)

N/A
N/A
Ririn Apriana

Academic year: 2023

Membagikan "01. KAK Perangkat Pengendalian PR (02 12 2021)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Jl. Raden Anom Pekon Rawas, Kecamatan Pesisir Tengah Kabupatan Pesisir Barat

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN :

PERANGKAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN PESISIR BARAT

TAHUN ANGGARAN 2022

(2)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERANGKAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN PESISIR BARAT

TAHUN ANGGARAN 2022

1. LATAR BELAKANG

Di dalam Undang-UndangNo. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja merevisi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang merevisi Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dijelaskan bahwa pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang yang merupakan salah satu aspek utama dalam penataan ruang.

Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penataan ruang. Pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya tidak selalu sejalan dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian atau pelanggaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tekanan perkembangan pasar terhadap ruang, belum jelasnya mekanisme pengendalian, dan lemahnya penegakan hukum. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa untuk mewujudkan terciptanya pembangunan yang tertib ruang diperlukan tindakan pengendalian pemanfaatan ruang. Kecenderungan penyimpangan tersebut dapat terjadi karena produk rencana tata ruang kurang memperhatikan aspek pelaksanaan atau sebaliknya bahwa pemanfaatan ruang kurang memperhatikan rencana tata ruang.

Kabupaten Pesisir Barat memiliki potensi yang besar dalam sektor kelautan, pertanian, kehutanan dan perkebunan sebagai basis ekonomi masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat. Gambaran kondisi penggunaan lahan Kabupaten Pesisir Barat lebih dari 60% luas wilayahnya adalah kawasan hutan lebat yang merupakan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dengan luas 186.926 Ha, Hutan Lindung Pesisir 9.790 Ha, Kawasan Resapan Air

(3)

6.032 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) 28.920 Ha, Cagar Alam Laut 8.878 Ha, dari gambaran tersebut Kabupaten Pesisir Barat mempunyai peranan penting sebagai daerah tampung air (catchment area), paru paru bagi Provinsi Lampung, Indonesia bahkan dunia.

Pemanfaatan ruang terbangun yang terjadi saat ini di Kabupaten Pesisir Barat membawa pengaruh besar bukan hanya pada bertumbuhnya perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat, peningkatan aktivitas masyarakat di kawasan pesisir, tapi juga membawa pengaruh terhadap lingkungan alam dan kelangsungan ekosistem kawasan pesisir dan kawasan kehutanan. Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan Undang-undang Nomor Nomor 22 Tahun 2012 dan diresmikan pada tanggal 22 april 2013, Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas ± 2.907,23 Km2 atau 8,39 % dari luas wilayah Provinsi Lampung. Secara administrasi Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 11 Kecamatan, 2 kelurahan dan 116 desa (pekon).

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037 pada rencana pola ruang untuk rencana kawasan lindung di Kabupaten Pesisir Barat adalah seluas 195.463 Hektar atau sekitar 67% dari luas Kabupaten Pesisir Barat yang terdiri dari kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya dan kawasan potensi rawan bencana.

Sehubungan dengan besarnya luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Pesisir Barat, maka diperlukan penegendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Pesisir Barat melalui upaya identifikasi karakteristik kondisi fisik (alami dan buatan), dan sosial ekonomi terkait dengan pemanfaatan ruang terbangun di Kabupaten Pesisir Barat, serta menganalisis kesesuaian antara kondisi eksisting pemanfaatan ruang terbangun di Kabupaten Pesisir Barat dengan arahan perencanaan yang ada dalam RTRW Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037, sehingga diperlukan penyusunan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pesisir Barat.

(4)

2. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

Maksud, tujuan, dan sasaran kegiatan ini adalah:

2.1. Maksud

Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk melindungi dan menyelamatkan fungsi kawasan lindung sehingga dapat terwujud tertib tata ruang di Kabupaten Pesisir Barat.

2.2. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah menyusun Perangkat Pengendalian Pemanfaatan di Kabupaten Pesisir Barat.

2.3. Sasaran

Sasaran penyelenggaraan kegiatan ini :

a. Tersusunnya perangkat pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas:

1) Peraturan Zonasi yaitu Zoning Map yang dilengkapi Zoning Text yang berisi materi wajib dan materi pilihan dalam penyusunan Peraturan Zonasi;

2) Bentuk, kriteria, dan tata cara dalam pemberian izin pemanfaatan ruang;

3) Bentuk, kriteria, dan tata cara dalam pemberian insentif dan disinsentif dalam perwujudan rencana tata ruang, serta

4) Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang kawasan berfungsi lindung di Kabupaten Pesisir Barat.

b. Tersusunnya materi teknis dan rancangan peraturan daerah tentang Instrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Pesisir Barat;

3. KELUARAN

Keluaran kegiatan perangkat pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Pesisir Barat, meliputi:

(5)

a. Materi teknis tentang instrumen pengendalian pernanfaatan ruang di kawasan berfungsi lindung Kabupaten Pesisir Barat, yang memuat antara lain;

1) Delineasi wilayah pengendalian disekitar kawasan berfungsi lindung;

2) Strategi pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan berfungsi lindung;

b. Pengaturan zona kendali dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang, serta ketentuan khusus (toleransi) di sekitar kawasan berfungsi lindung;dan c. Ketentuan insentif dan disinsentif untuk pengendalian di kawasan berfungsi

lindung.

d. Rancangan Peraturan Perundang-Undangan berupa Raperkada tentang lnstrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung;

e. Naskah Akademis yang dibuat untuk setiap rancangan peraturan kepala daerah;

f. Peta Wilayah Pengendalian;

g. Fakta dan Analisis pemanfaatan ruang Kawasan Lindung;

h. Visualisasi 3D lokasi prioritas pada Kawasan Lindung.

i. Papan informasi pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Lindung Kabupaten Pesisir Barat.

4. DASAR HUKUM

Dasar hukum kegiatan ini meliputi:

a. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja

b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

c. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

(6)

f. Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2021 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin, dan/atau Hak Atas Tanah;

g. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung 2009-2029;

h. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Lampung (RZWP3K) (Perda Provinsi Lampung No. 1 Tahun 2018);

i. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017- 2037; dan

j. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 16 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pesisir Barat 2016-2021.

5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN 5.1. Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup pekerjaan adalah wilayah administrasi Kabupaten Pesisir Barat seluas

± 290.723 Ha dengan batas administrasi sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lumbok Seminung, Kecamatan Balik Bukit, Kecamatan Batu Brak, Kecamatan Suoh, Kecamatan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat; Kecamatan Bandar Negeri, Kecamatan Naningan Kabupaten Tanggamus; Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan;

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pematang Sawa, Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus;

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu; dan

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

5.2. Ruang Lingkup Pekerjaan

(7)

Pekerjaan Penyusunan perangkat pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Pesisir Barat ini meliputi beberapa tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan

1) Melakukan persiapan mobilisasi tenaga ahli;

2) Menyusun rencana kerja dan menyiapkan skenario penyusunan perangkat pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Pesisir Barat.

3) Melakukan Desk study untuk kajian awal,yang terdiri atas:

a) ldentifikasi kawasan lindung di Kabupaten Pesisir Barat yang terdiri dari kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya dan kawasan potensi rawan bencana.;

b) ldentifkasi karakteristik fisik, lingkungan dan pemanfaatan ruang di Kabupaten Pesisir Barat yang ada pada lingkup wilayah tersebut;

c) ldentifikasi pengaturan zona dalam Rencana Tata Ruang yang telah disusun pada skala makro; dan

d) ldentifikasi kebutuhan strategi pengelolaan dan pengendalian pemanfaatan ruang dan arahan zona kendali beserta pengaturannya pada lingkup skala makro.

4) Melakukan identifikasi isu dan permasalahan kondisi kawasan lindung di Kabupaten Pesisir Barat;

5) Melakukan assesment yang dapat menggambarkan kebutuhan zona kendali, dan pemberian insentif dan disinsentif;

6) Melakukan identifikasidan pemetaan sumber penyebab kerusakan Kawasan Lindung di Kabupaten Pesisir Barat;

7) Menyiapkan perangkat survey (kebutuhan data, kuesioner, panduan survei,dll);

8) Melakukan kajian terhadap kebijakan RTR secara hierarkis (dari tingkat nasional, provinsi dan kabupatenlkota) terkait wilayah perencanaan yang memberikan amanat tentang penetapan zona, rencana pengembangan

(8)

kawasan dan arahan ketentuan pemanfaatan ruang yang ada pada wilayah perencanaan;

9) Melakukan studi iteratur terhadap kebijakan dan peraturan perundang- undangan bidang penataan ruang dan sektoral (misalnya peraturan menteri, standar teknis, SNI, dsb) sebagai acuan dalam penyusunan ketentuan teknis pengendaian pernanfaatan ruang.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Melakukan Survey Lapangan I (pertama) dalam rangka pengumpulan data primer dan sekunder,antara lain:

a) Dokumen rencana umum dan rencana rinci tata ruang di tingkat nasional, provinsi dan Kabupaten Pesisir Barat;

b) Data time series sekurang-kurangnya 5 tahun terkait jenis penggunaan lahan, intensitas kegiatan yang ada pada kawasan perencanaan;

c) Jenis penggunaan lahan, kajian dampak terhadap kegiatan yang ada, standar teknis dan administratif, dan peraturan perundang-undangan yang terkait;

d) Data kondisi fisik dan sosial di lapangan antara lain meliputi data kependudukan, sarana prasarana , sosial budaya, topografi, geologi, dan data lainnya yang dibutuhkan;

e) Data perizinan pernanfaatan ruang dan data pertanahan;

f) Citra satelit resolusi tinggi pada kawasan studi yang sudah diorthorektifikasi dan Ground Control Point/GCP oleh Badan lnformasi Geospasial BIG;

g) Isu pengendalian pemanfaatan ruang di Kabuapaten Pesisir Barat.

Adapun tahapan survei yang dilalui antara lain:

a) Identifikasi masalah aktual di lapangan;

(9)

b) Menginventarisasi kegiatan eksisting, intensitas pernanfaatan ruang dan tata bangunan serta kondisi fisik eksisting pada tiap zona, identifikasi masalah aktual di lapangan;

c) Melakukan wawancara dengan masyarakat dan stakeholder terkait untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan aktual, menggali aspirasi masyarakat, dan informasi lainnya;

d) Melakukan inventarisasi permaasalahan kawasan lindung pada Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan hasil Survey;

e) Pengambilan data untuk penyiapan peta tematik untuk daya dukung daya tamping lingkungan hidup;

f) Melakukan identifikasi gap antara rencana dengan kondisi eksisting di lapangan.

2) Melakukan FGD I (satu) secara daring (online) dengan target penyepakatan delineasi lingkup wilayah pengendalian dengan mempertimbangkan kawasan mempengaruhi dan dipengaruhi Kawasan Lindung. Target peserta FGD antara lain perwakilan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten, kelompok masyarakat, dan stakeholder terkait lainnya. Hasil kesepakatan dituangkan dalam Berita Acara.

3) Melakukan proses identifikasi tipologi Kawasan Lindung dan analisis,dengan tahapan antara lain:

a) Tahapmldentifikasi Tipologi,yang terdiri atas:

(1) ldentifikasi Kawasan Lindung berdasarkan fungsi;

(2) ldentifikasi karakteristik teknis dan fisik lingkungan Kawasan Lindung:

(3) ldentifikasi karakteristik pemanfaatan ruang Kawasan Lindung clan kawasan sekitamya; dan

(4) ldentifikasi aspek pengelolaan dan perencanaan Kawasan Lindung b) Tahap Analisis, yang terdiri atas:

(1) Analisis kinerja dan keberjalanan fungsi Kawasan Lindung;

(10)

(2) Analisis kondisi badan air, kuantitas dan kualitas air pada Kawasan Lindung;

(3) Delineasi Kawasan Lindung dan kawasan sekitamya;

(4) Analisis pengaruh aspek pengelolaan dan perencanaan terhadap permasalahan Kawasan Lindung;

(5) Rumusan Permasalahan Kawasan Lindung;

(6) Analisis tingkat kerentanan fisik Kawasan Lindung;

(7) Analisis pengaruh pemanfaatan ruang kawasan sekitar terhadap kondisi Kawasan Lindung.

c) Tahap Perumusan Kebutuhan Pengendalian,yang terdiri atas:

(1) Analisis kesesuaian rencana pemanfaatan ruang Kawasan Lindung dan kawasan sekitamya;

(2) Analisis kesesuaian rencana sektoral, lokal,kernasyarakatan penanganan Kawasan Lindung dan kawasan sekitarnya;

(3) Perumusan kebutuhan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Lindung dan kawasan sekitamya (tennasuk didalamnya zona kendali beserta ketentuannya,insentif dan disinsentif).

d) Melakukan Perumusan lnstrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dengan tahapan sebagai berikut:

(1) Perumusan Konsep Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung dan kawasan sekitamya;dan

(2) Perumusan lnstrumen Pangendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung dan kawasan sekitamya.

e) Melakukan FGD II (dua) di daerah dengan target penyepakatan zona kendali dan ketentuannya, muatan insentif dan disinsentif, dan kesepakatan muatan Raperkada tentang instrument pengendalian di Kawasan Lindung dan kawasan sekitarnya. Target peserta antara lain Kepala Desa, Kelompok Masyarakat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, BBWS, BPDASHL serta stakeholder terkait lainnya. Hasil FGD II (dua) dituangkan dalam Berita Acara.

f) Melakukan Survei Lapangan II (dua) dengan target antara lain :

(11)

(1) Melakukan verifikasi lapangan terhadap konsep pengendalian yang telah disusun;dan

(2) Pengumpulan data lainyang masih diperlukan.

(1) Melakukan perumusan ketentuaninsentif dan disinsentif.

(2) Melakukan penyusunan peta;

g) Menyusun materi teknis dan naskah akademis tentang lnstrooien Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung dan kawasan sekitamya di Kabupaten Pesisir Barat;

h) Menyusun rancangan peraturan perundang-undangan berupa Ranperkada tentang lnstrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung dan kawasan sekitamya di Kabupaten Pesisir Barat; dan

i) Menyusun visualisasi 3D Kawasan Lindung dan kawasan sekitarnya di Kabupaten Pesisir Barat;

6. JENIS KONTRAK, KUALIFIKASI, KLARIFIKASI DAN SYARAT PENYEDIA Jenis Kontrak, Kualifikasi, Klasifikasi Dan Syarat Penyedia:

 Jenis Kontrak : Cara Pembayaran : Waktu Penugasan Pembebanan T.A. : Tahun Tunggal Sumber Dana : Pengadaan Tunggal

 Kualifikasi : Kecil (K)

 Klasifikasi : Perencanaan Penataan Ruang

 Sub. Klasifikasi : PR104 (Jasa Pengembangan Pemanfaatan Ruang)

 Ijin Usaha : SIUJK, SBU, SIUP, TDP/NIB 7. METODOLOGI

Metodologi pelaksanaan kegiatan yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :

(12)

a. Metode literature study diawali dengan melakukan pengumpulan data terkait peraturan perundang-undangan terkait, peraturan sektoral, standar teknis, SNI, RTR dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten, best practice pengendalian pemanfaatan ruang, teori-teori terkait pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan sekitamya dan literature terkait lainnya;

b. Metode stakeholders approach yaitu dengan melakukan pendekatan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), baik di pusat maupun di daerah. Pendekatan stakeholders dilakukan antara lain dengan melakukan FGD, konsinyasi dan diskusi, dalam rangka penyusunan strategi pengendalian pemanfaatan ruang.

Target stakeholders:

1) Pemerintah Daerah terkait ;

2) Pelaku kegiatan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan sekitarnya di Kabupaten Pesisir Barat, baik swasta maupun masyarakat setempat;

c. Metode Pengumpulan clan Pengolahan Data berupa survey atau pengumpulan data, dilakukan untuk mendapatkan pemahaman kondisi fisik, lingkungan dan sosial budaya dalam rangka penyusunan strategi pengendalian pemanfaatan ruang.Pengumpulan data dilakukan dengan survey primer dansurvey sekunder.

d. Metode Analisis

1) Pendekatan penginderaan jauh (remote sensing)

Melakukan analisis klasifikasi citra satelit baik yang dilakukan secara tersedia (supervised) atau yang tidak terselia (unsupevised) untuk mendapatkan peta tutupan lahan eksisting dan sebaran kawasan lindung di Kabupaten Pesisir Barat;

2) Analisis Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang; dan

3) Analisis Pola Pengendalian Pemanfaatan Ruang kawasan lindung dan kawasan sekitarnya.

(13)

e. Metode Penyusunan Peraturan Zonasi sekurang-kurangnya sesuaiketentuan dalam:

1) Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nomor 16 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi KabupatenlKota;

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 115 Tahun 2017 Tentang Mekanisme Pengendalian Pemanfaatan Ruang Daerah;

4) Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Bentuk dan Tata Cara Pemberian lnsentif dan Disinsentif dalam Perwujudan Rencana Tata Ruang;

5) Ketentuan sektor-sektor terkait dan standar teknis terkait.

8. PELAPORAN

Pelaporan dihasilkan dalam kegiatan ini oleh Konsultan Perencana ini, adalah sebagai berikut :

a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan rencana kerja. Laporan ini merupakan acuan dan pengendali kegiatan secara keseluruhan. Laporan ini dibuat 5 (Lima) eksemplar, diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK.

b. Laporan Antara

Laporan Antara berisi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan metodologi. Laporan ini dibuat 5 (Lima) eksemplar, diserahkan 3 (tiga) bulan setelah SPMK.

c. Draft Laporan Akhir

Draft Laporan Akhir berisikan hasil pelaksanaan kegiatan tahap akhir dengan muatan substansi sebagaimana yang telah disebutkan pada ruang lingkup kegiatan. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan 3,5 (tiga koma lima) bulan setelah SPMK.

d. Laporan Akhir

(14)

Penyempurnaan Draft Laporan Akhir berisikan hasil pelaksanaan kegiatan tahap akhir dengan muatan substansi sebagaimana yang telah disebutkan pada ruang lingkup kegiatan. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, diserahkan 4 (empat) bulan setelah SPMK.

e. Softfile Laporan

Softfile laporan berupa External Hardisk berisikan semua data yang diperoleh dan jenis laporan yang telah disusun dalam bentuk softcopy dan dapat diolah (MS Word, MS Excel, Cad, dsb). External Flashdisk laporan disampaikan bersamaan dengan penyampaian laporan akhir sebanyak 1 (satu) buah dengan ukuran 1 TB.

9. PELAKSANAAN KEGIATAN 9.1. Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pesisir Barat ini dilakukan 120 (seratus dua puluh) hari kalender atau 4 (empat) bulan terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

9.2. Jadwal Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Pekerjaan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pesisir Barat Tahun Anggaran 2022 berlangsung selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender atau 4 (empat) bulan dengan rincian dapat dilihat pada Tabel berikut.

(15)

Tabel 1. Alokasi Waktu kegiatan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pesisir Barat

No Kegiatan

Bulan Ke…

I II III IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Awal Pekerjaan

2. Inventarisasi Data Sekunder

3. Survey Lapangan 1 4. FGD 1

5.

Proses identifikasi tipologi Kawasan Lindung dan analisis

6. FGD 2

7. Survey Lapangan 2 8. Perumusan Perangkat

Pengendalian Pemanfaatan Ruang 9. Perumusan Materi Teknis

dan Naskah Akademik 10. Ranperkada

11. Pelaporan

a. Laporan Pendahuluan b. Laporan Antara c. Draft Laporan Akhir

d. Laporan Akhir

9.3. Pelaksana Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pesisir Barat dengan Konsultan Pelaksana kegiatan.

9.4. Sumber Pendanaan

Pagu pelaksanaan pekerjaan ini adalah Rp. 600.000.000,00 (Enam Ratus Juta Rupiah) dengan HPS Rp. 599.900.000,00 (Lima Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah) dibebankan APBD Kabupaten Pesisir Barat, Tahun Anggaran 2022.

(16)

9.5. Komposisi Tim

Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan oleh sebuah tim lintas keahlian yang dilakukan selama 120 (seratus dua puluh) hari Kalender. Diharapakan tenaga ahli yang diusulkan memiliki kualifikasi dan persyaratan tertentu sebagaimana yang dipersyaratkan dalam kerangka acuan ini seperti dapat dilihati pada Tabel berikut.

Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Ahli Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pesisir Barat

No

. Uraian Tugas Kualifikasi Jumlah Orang/Bulan

A. PROFESSIONAL STAFF 1. Ketua Tim (Ahli

Perencanaan Wilayah dan Kota)

 Sebagai

penanggung jawab pekerjaan secara keseluruhan dan bertanggung jawab secara langsung kepada Pemberi Tugas;

 Mengatur semua personil yang terlibat dalam pekerjaan

pengambilan data lapangan;

 Menyusun rencana kerja dan pembagian tugas kerja;

 Mengarahkan tenaga ahli dalam melaksanakan tugas dan

 Berlatar belakang minimal pendidikan S2 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman professional

dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun atau S1 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman professional di bidangnya 5 (lima) tahun;

 Minimal memiliki sertifikat ahli Madya Perencanaan Wilayah dan Kota;

 Memiliki pengalaman professional di bidangnya minimal 3 (tiga) tahun untuk S-2 atau 5 (lima) tahun

1 (satu) orang/4 Bulan

(17)

No

. Uraian Tugas Kualifikasi Jumlah Orang/Bulan

tanggungjawab sesuai dengan bidang keahliannya;

 Bertanggungjawab dalam penyusunan materi laporan;

 Bertanggung jawab terhadap survey instansional untuk mencari data yang dibutuhkan;

 Bertanggung jawab dalam pelaksanaan asistensi, konsultasi, dan pembahasan secara berkala dengan pemberi tugas, instansi terkait;

 Memberikan arahan dalam penyusunan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pesisir Barat.

untuk S1.

2. Ahli Pemetaan

(Ahli GIS)  Membantu Team Leader dalam menginventarisir masalah, data – data, analisa data, sintesa

pengendalian pemanfaatan ruang;

 Bertanggung jawab untuk melakukan analisis lingkungan yang diintegrasikan dengan analisis spasial;

 Merencanakan

 Berlatar belakang pendidikan S1 Teknik Geodesi/Geografi;

 Memiliki pengalaman professional di bidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

 Minimal memiliki sertifikat keahlian minimal tingkat ahli muda.

1 (satu) orang/4 Bulan

(18)

No

. Uraian Tugas Kualifikasi Jumlah Orang/Bulan

dan

Mengorganisasi survey primer bila diperlukan;

 Menyiapkan laporan dan mengkonfirmasika n beberapa masukan yang diperlukan; dan

 Bekerja sama dengan tenaga ahli lainnya dalam rangka penyusunan laporan guna mendapatkan hasil yang efektif dan optimal.

4. Ahli Lingkungan  Membantu team leader

mengumpulkan dan menganalisis kondisi aspek lingkungan daerah, data-data

pendukung lainnya baik data primer maupun sekunder terhadap

parameter perencanaan;

 Membantu team leader melakukan kajian lingkungan pekerjaan

pengendalian pemanfaatan ruang;

 Menyusun laporan- laporan hasil pekerjaan.

 Minimal pendidikan S1 Teknik Lingkungan;

 Memiliki pengalaman professional di bidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

 Minimal memiliki sertifikat keahlian minimal tingkat ahli muda.

1 (satu) orang/2 Bulan

5. Ahli Arsitektur  Membantu team leader

mengumpulkan dan menganalisis

 Minimal pendidikan S1 Teknik Arsitektur;

 Memiliki pengalaman professional di

1 (satu) orang/2 Bulan

(19)

No

. Uraian Tugas Kualifikasi Jumlah Orang/Bulan

kondisi aspek pemanfaatan ruang daerah, data-data

pendukung lainnya baik data primer maupun sekunder terhadap

parameter perencanaan;

 Menyusun visualisasi 3D Kawasan Lindung dan kawasan sekitarnya;

 Menyusun laporan- laporan hasil pekerjaan.

bidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

 Minimal memiliki sertifikat keahlian minimal tingkat ahli muda.

6. Ahli Hukum  Membantu team leader dalam penyusunan rancangan peraturan daerah;

 Membantu team leader dalam pembahasan dan penjelasan ke pemberi kerja;

 Menyusun laporan-laporan hasil pekerjaan.

 Minimal pendidikan S1 Hukum;

 Memiliki pengalaman professional di bidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

1 (satu) orang/2 Bulan

B. SUB PROFESSIONAL STAFF 1. Assisten

Perencanaan Wilayah dan Kota.

Membantu Team Leader dan Tenaga Ahli.

Berlatar belakang pendidikan S1

Perencanaan wilayah dan Kota memiliki

pengalaman kerja yang sesuai, dan pengalaman relevan minimal 1 tahun.

1 (satu) orang/3 Bulan

2. Assisten Ahli Pemetaan/GIS

Membantu Team Leader dan Tenaga Ahli.

Berlatar belakang pendidikan S1 Geodesi/Geografi memiliki pengalaman

1 (satu) orang/3 Bulan

(20)

No

. Uraian Tugas Kualifikasi Jumlah Orang/Bulan

kerja yang sesuai, dan pengalaman relevan minimal 1 tahun.

C. SUPPORTING STAFF

1. Surveyor Membantu Team Leader dan Tenaga Ahli.

Minimal Lulusan SMA atau SMK yang telah berpengalaman kerja dalam bidang survey minimal 3 tahun.

1 (satu) orang/1 Bulan

2. Operator

Komputer Membantu Team Leader dan Tenaga Ahli.

Minimal lulusan SMA Atau SMK yang memiliki pengalaman kerja dalam operator komputer minimal 3 tahun.

1 (satu) orang/4 Bulan

3. Sekretaris Membantu Team Leader, manajemen perusahaan, dan Tenaga Ahli.

Minimal lulusan SMA Atau SMK yang pengalaman kerja dalam operator komputer minimal 3 tahun.

1 (satu) orang/4 Bulan

9.6. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal penugasan tenaga ahli yang diperlukan pada kegiatan ini, sebagai berikut:

Tabel 3. Penugasan Tenaga AhliPerangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pesisir Barat

No PERSONIL

Jadwal Penugasan Bulan Ke… Jumlah Orang Bulan

I II III IV (OB)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I. PROFESIONAL STAFF

1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Ketua Tim)

4 Bulan

3. Ahli Pemetaan (GIS) 4 Bulan

4. Ahli Lingkungan 2 Bulan

5. Ahli Arsitektur 2 Bulan

6. Ahli Hukum 2 Bulan

(21)

No PERSONIL

Jadwal Penugasan Bulan Ke… Jumlah Orang Bulan

I II III IV (OB)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

II. SUB PROFESIONAL STAFF

1. Assisten Ahli

Perencanaan Wilayah dan Kota

3 Bulan

2. Assisten Ahli Pemetaan(GIS) 3 Bulan

III

. SUPPORTING STAFF

1. Surveyor 1 Bulan

2. Operator Komputer 4 Bulan

3. Sekretaris 4 Bulan

10. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTASI

Konsultan wajib menyediakan semua tenaga dan peralatan yang sudah disediakan dan diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

11. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA

Konsultan diberikan kewenangan untuk melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan kegiatan ini bersama-sama dengan PPK dan tim teknis kegiatan.

12. PENUTUP

Demikian rencana kegiatan ini dibuat sebagai petunjuk pelaksanaan kegiatan dan

(22)

bahan evaluasi.

Pesisir Barat, Januari 2022 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pesisir Barat

……….

NIP . ………

Referensi

Dokumen terkait