• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISIS NILAI PGA (PEAK GROUND ACCELERATION) MENGGUNAKAN METODE GUTTENBERG DAN RICHTER DI KABUPATEN PANDEGLANG (STUDI KASUS GEMPA BANTEN TAHUN 2008-2018)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of ANALISIS NILAI PGA (PEAK GROUND ACCELERATION) MENGGUNAKAN METODE GUTTENBERG DAN RICHTER DI KABUPATEN PANDEGLANG (STUDI KASUS GEMPA BANTEN TAHUN 2008-2018)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |23

ANALISIS NILAI PGA (PEAK GROUND ACCELERATION) MENGGUNAKAN METODE GUTTENBERG DAN RICHTER

DI KABUPATEN PANDEGLANG

(STUDI KASUS GEMPA BANTEN TAHUN 2008-2018)

Elsi Ariani1*, Holita1

1UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten/Fisika, Serang, Indonesia

*e-mail korespondensi: elsi.ariani@uinbanten.ac.id ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai Peak Ground Acceleration (PGA) di Provinsi Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang (studi kasus gempa Banten tahun 2008-2018) dengan menggunakan metode Gutenberg dan Richter. Data yang diambil memiliki kualifikasi sebagai berikut kekuatan gempa >

5 Skala Richter dengan kedalaman mulai 0 hingga 70 km. Data gempa yang telah diperoleh berdasarkan pada data BMKG wilayah Provinsi Banten selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode Guttenberg dan Richter untuk melihat pengaruh gempa yang terjadi terhadap pergerakan percepatan tanah maksimum di wilayah Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa nilai percepatan tanah maksimum terjadi pada 4 (empat) titik yaitu titik A4, titik A13, titik A14, dan tittik A27 dengan nilai percepatan sebesar 68,13 cm/s2, dengan tingkat risiko sedang dua yang akan berdampak pada hancurnya dinding bangunan.

Kata kunci : Nilai PGA, Kabupaten Pandeglang, Guttenberg dan Richter

1. PENDAHULUAN

Banten adalah salah satu Provinsi di Indonesia dengan tingkat kegempaan yang dirasa cukup tinggi, karena terletak pada zona tunjaman lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia di selatan Banten. Dalam catatan sejarah, Provinsi Banten mengalami guncangan gempa yang cukup besar, diantaranya pada tanggal 23 Januari 2018 dengan magnitudo gempa 6,1 SR dan intensitas IV-V MMI. Gempa ini menyebabkan beberapa orang luka berat dan kerusakan yang cukup parah di berbagai wilayah sekitar Banten.[1]

Salah satu daerah di Banten yang rawan terjadinya gempa adalah Kabupaten Pandeglang.

Letaknya yang berada di wilayah Selat Sunda menjadikan Kabupaten Pandeglang yang terletak di Provinsi Banten tersebut merupakan salah satu daerah yang rentan akan terjadinya gempa.

Mengingat, Daerah transisi yang merupakan segmen antara jalur benturan normal di Jawa ke zona benturan miring di Sumatera adalah Selat Sunda, sehingga daerah tersebut sangat terbebani karena adanya pola sesar mendatar yang mengalami perubahan mengakibatkan pergerakannya normal di Jawa dan pergerakan ke arah Andaman pun lebih cepat. Oleh sebab itu, gerak graben serta sejumlah patahan normal di daerah tersebut menjadi sebuah kecenderungan dari diperluasnya daerah Selat Sunda yang lebih mendominasi suatu deformasi lokal.[2]

Kondisi daripada tektonik Selat Sunda yang sangat rumit ini terjadi karena keberadaannya berbatasan dengan wilayah Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, dimana wilayah batas tersebut adalah daerah pembentukan suatu sistem busur kepulauan yang cukup khas menjadi kumpulan berbagai elemen di antaranya cekungan busur belakang, busur gunung api, palung samudera dan zona akresi. Wilayah yang paling berpeluang menghasilkan gempa- gempa besar yang menjadi batas pertemuan lempeng adalah Palung Sunda.[3]

(2)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |24

Suatu getaran didalam bumi yang mengakibatkan terlepasnya kumpulan energi secara tiba- tiba dalam suatu batuan yang mengalami perubahan bentuk atau ukuran (deformasi) disebut sebagai gempabumi. Gempa bumi juga dapat diartikan sebagai perambatan sebuah gelombang ketika batuan ataupun material yang berasal dari dalam bumi akibat hasil daripada pelepasan energi kinetik. Gempa bumi terjadi disebabkan atas 2 faktor yakni gempa tektonik dan gempa vulkanik. Di mana, suatu gempa yang terjadi akibat lapisan terluar bumi yang mengeras dan pergerakannya secara perlahan menjadi pecah dan bertumbukan satu dengan yang lain disebut sebagai gempa tektonik. Sedangkan, gempa yang disebabkan karena adanya letusan gunung berapi yang cukup dahsyat disebut sebagai gempa vulkanik. Kedua gempabumi yang terjadi tentu sangat merugikan bagi masyarakat daerah tersebut karena salah satu penyebab yang sangat signifikan adalah akan banyaknya memakan korban jiwa, banyaknya bangunan yang runtuh dan merusak fasilitas umum apabila gempa tersebut cukup besar skalanya. Penyebab terjadinya tumbukan antar lempeng akan mempengaruhi pergerakan serta percepatan tanah disetiap daerah. Oleh karena nya, daerah yang mempunyai suatu percepatan tanah yang besar akan berpotensi cukup kuat dalam bahaya, terjadi nya gempa bumi lagi yang cukup besar.

Suatu pengukuran gempa bumi dapat dinyatakan dalam 2 skala, yakni skala Richter (SR) dan skala Modified Mercalli (MMI). Skala Richter biasa digunakan untuk pengukuran Magnitudo gempa menurut panjang gelombang supaya lebih nyata.[4]

Tabel 1. Akibat Gempa menurut Skala Richter

Skala Richter Akibat Gempa

<2,0 Tidak terasa sama sekali, getaran kecil 2,1 – 3,0 Tidak terasa sama sekali, dapat direkam alat 3,1 – 4,0 Dapat terasa, tetapi jarang terjadi kehancuran 4,1 – 5,0 Dapat diketahui dan dirasakan getarannya 5,1 – 6,0 Mengakibatkan kerusakan pada area yang kecil 6,1 – 7,0 Mampu merusak pada area hingga jarak ≤ 160 km 7,1 – 7,9 Mengakibatkan kehancuran pada area yang luas

Pada skala MMI (Modified Mercalli) biasa digunakan untuk pengukuran suatu Intensitas gempa menurut efek yang disebabkan terhadap manusia, lingkungan, dan infrastruktur lebih bersifat pendugaan. Karena pada skala MMI bersifat subjerktif, maka dipandang perlu ditentukan suatu kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi tersebut. Dalam suatu pengamatan, tentu memiliki perbedaan nya tersendiri terkait tingkat kerusakan yang dialami nya, maka dipandang dan dibandingkan antara dua skala pengukuran gempa bumi, diperoleh beberapa hubungan berikut.

Tabel 2. Kaitan Skala Richter dengan Skala MMI

Magnitude Intensitas Pengaruh yang terjadi

≤ 2 I – II Tidak terasa sama sekali

3 III Terasa, tetapi tidak ada kerusakan

4 IV – V Dirasakan oleh banyak orang, tidak

ada kerusakan umum

5 VI – VII Terjadi beberapa kerusakan umum

6 VII – VIII Kerusakan menengah

7 IX – X Kerusakan besar

≥ 8 XI – XII Kerusakan total

(3)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |25

Gempa bumi dapat menghasilkan suatu nilai percepatan tanah akibat percepatan panjang gelombang yang sampai pada permukaan bumi. Aktivitas kegempaan yang cukup tinggi dapat mengakibatkan nilai percepatan tanah wilayah di Banten. Peak Ground Acceleration (PGA) merupakan suatu nilai pergerakan tanah cukup besar yang pernah terjadi di suatu wilayah yang disebabkan oleh gempa bumi. Oleh karena itu, sangat diperlukan perhitungan nilai PGA tersebut. Nilai PGA dapat dihitung berdasarkan jarak pusat gempa terhadap titik perhitungannya, magnitudo dan nilai periode dominan tanah daerah tersebut. Nilai PGA yang diperhitungkan itu dilakukan sebagai suatu langkah dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai PGA salah satunya adalah metode Gutenberg dan Richter.[5]

Gambar 1. Peta Wilayah pergerakan tanah di Provinsi Banten

Peta wilayah pergerakan tanah Provinsi Banten berdasarkan pada Gambar 1. kita peroleh bahwasannya akibat dari hujan dengan intensitas yang cukup tinggi yang di prediksi oleh BMKG puncak dari musim penghujan akan terjadi selama bulan Februari 2018. Kondisi cuaca yang cukup ekstrim ini dapat pula diikuti dengan potensi bencana alam seperti banjir, longsor dan lainnya. Adanya retakan tanah di bukit menjadi hal pemicu terjadinya longsor. Potensi longsor di Pulau Jawa terjadi dibeberapa wilayah yang memiliki topografi pegunungan, perbukitan dan di lereng tebing yang berada di atas banyak pemukiman. Dari peta pada Bulan Februari 2018, kita dapat mengetahui potensi terjadinya gerakan tanah di beberapa wilayah Banten diantara nya Kota/Kabupaten Serang dan sekitarnya menempati warna hijau yang menunjukkan potensi terjadinya gerakan tanah rendah, Kabupaten Pandenglang menempati warna kuning yang menunjukkan potensi terjadinya gerakan tanah menengah/sedang dan warna ungu yang menunjukkan potensi terjadinya gerakan tanah yang tinggi diduduki oleh Kabupaten Lebak.

Hubungan antara magnitudo dan nilai PGA telah dimuat dalam suatu bentuk rumusan empiris, diantara nya Donovan, O’Brien, Gutenberg-Richter, McGuire dan sebagainya.

Dengan kondisi patahan di Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang digunakan rumusan empiris Gutenberg dan Richter. Rumusan ataupun metode ini pernah dilakukan oleh Pranata dkk [5] di wilayah Kabupaten Muko-muko Provinsi Bengkulu, dengan periode gempa pada tahun 2000 hingga tahun 2010 menurut perhitungan rata-rata serta maksimum yang dilakukan diperoleh sebuah hasil bahwa nilai percepatan getaran yang dimiliki Kabupaten Muko-muko sebesar 7.050456277 gal dengan intensitas I MMI dan 120.9290651 gal dengan intensitas III MMI. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutasoit dkk [6]di wilayah Sumatera Barat, berdasarkan data yang diperoleh dari tahun 2005 hingga tahun 2020 dengan besarnya magnitudo 𝑀𝑏 ≥ 3 dan kedalaman yang dicapai ≤ 70 km. Berdasarkan hasil dan analisis yang dilakukan menggunakan metode Gutenberg dan Richter diperoleh sebuah hasil bahwa nilai

(4)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |26

PGA di wilayah Sumatera Barat adalah 0,16 - 1,44 m/s² untuk data BMKG dengan besarnya intensitas sekitar V-VIII MMI sedangkan nilai PGA -1,35 m/s² untuk data dari USGS dengan besar intensitasnya sekitar VI-VIII MMI. Dan penelitian yang dilakukan oleh Sulastri dan Jusmi [7] menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Gutenberg dan Richter dalam periode tahun 2011 hingga tahun 2016, nilai percepatan tanah maksimum di Kabupaten Luwu Timur sebesar 4.9 gal dengan intensitas maksimum 6.6 MMI.

Menganalisis nilai PGA di Provinsi Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang (studi kasus gempa Banten tahun 2008-2018) menggunakan metode Gutenberg dan Richter merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini. Berdasarkan wilayah yang rawan dengan gempabumi, Kabupaten Pandeglang berpotensi mengalami gempa bumi dengan magnitudo yang lebih tinggi. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Pranata dkk [5] dengan menggunakan metode yang sama di wilayah Kabupaten Muko-muko, catatan gempa pada kisaran tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 berdasarkan riwayat perhitungan rata-rata maksimum diperoleh bahwa nilai percepatan tanah di Kabupaten Muko-muko jauh lebih besar dibandingkan dengan Kabupaten yang lain, akan tetapi nilai percepatan tersebut masih dianggap cukup kecil bila dibandingkan dengan skala MMI. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutasoit dkk [6]di wilayah Sumatera Barat, berdasarkan data pada tahun 2005 hingga tahun 2020 dengan besar nya magnitude gempa 𝑀𝑏 ≥ 3 dengan kedalaman mencapai

≤ 70 km. Riwayat gempa pada data BMKG dan juga data USGS menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi sebanyak 1136 kejadian gempa, menunjukkan bahwa nilai PGA berkisar 0,16 hingga 1,44 m/s² dengan intensitas V-VIII MMI dan titik pusat gempa menyebar di zona sesar Sumatera, zona akresi, dan zona sesar Mentawai serta sebanyak 1140 kejadian gempa, menunjukkan bahwa nilai percepatan tanah maksimum berkisar 0,28-1,35 m/s² dengan intensitas VI-VIII MMI dan titik pusat gempa menyebar pada area sesar Mentawai. Dan berdasarkan analisis data tersebut, diperoleh bahwa wilayah dengan tingkat risika gempa bumi paling tinggi dan berpotensi tsunami dengan nilai percepatan tanah maksimum berkisar 1,29 hingga 1,44 m/s² dengan intensitas VIII MMI adalah Kepulauan Mentawai.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk menghitung percepatan tanah maksimum (Peak Ground Acceleration) menggunakan metode Gutenberg dan Richter di wilayah Kabupaten Pandeglang dengan menggunakan data gempa bumi tahun 2008-2018. Metode Gutenberg dan Richter digunakan untuk menghitung nilai PGA gempa bumi menurut magnitudonya. Perhitungan nilai percepatan tanah maksimum tersebut menggunakan rumusan Gutenberg dan Richter pada persamaan (1) berikut:

5 , 3 0

log= I − (1)

I : Intensitas gempa (MMI)

: Percepatan tanah (gal)

Kemudian, dilakukan kembali skala gempa bumi menurut hasil pengamatan akibat gempa bumi yang terjadi terhadap infrastruktur, makhluk hidup serta lingkungan yang dinyatakan dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yakni perhitungan nilai intensitas gempa.

Besar kecilnya intensitas bergantung pada magnitudo, episenter dan kondisi geologi di wilayah tersebut.

Perhitungan nilai episenter atau jarak dari sumber gempa dapat dilakukan menggunakan rumusan Gutenberg dan Richter pada persamaan (2) berikut:

(5)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |27

(

0,5

)

5 ,

1 −

= M

I (2)

I : Intensitas gempa (MMI)

M : Magnitudo gempa dalam skala Richter

Kaitan nilai percepatan tanah maksimum dan intensitas suatu gempa dinyatakan oleh persamaan (3) menggunakan metode Gutenberg dan Richter berikut.

5 , 0 333 , 0

log = I − (3)

I : Intensitas gempa (MMI)

: Percepatan tanah (gal)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Telah dilakukan pengambilan data sekunder dari data BMKG untuk wilayah Banten dengan rentang waktu 2008-2018. Data yang diambil memiliki kualifikasi kekuatan gempa >

5 SR dan kedalaman 0-70 km. Berikut titik-titik gempa yang terekam:

Gambar 2. Peta titik gempa bumi Banten Tahun 2008-2018

Data detail gempa bumi Banten tahun 2008-2018 dapat pula kita lihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Data Gempa BantenTahun 2008-2018

No Waktu Lokasi Kedalaman

(Km)

Magnitudo (SR) 1 2008-11-15 13:00:46 -7,8 106,3869 10 5,22 2 2009-03-27 20:53:28 -7,3 105,9554 27,7 5,15 3 2009-10-24 03:09:53 -7,5 106,4024 14,7 5,06 4 2009-10-16 09:52:50 -6,8 105,113 10 6,48 5 2010-02-20 04:57:33 -7,5 105,8619 10 5,03 6 2010-08-11 19:10:23 -8 106,8931 50,1 5,47 7 2011-01-12 12:44:45 -7,1 105,1704 13,1 5,33 8 2011-03-20 01:20:13 -7,9 106,798 10 5,32 9 2011-04-05 04:34:43 -7,4 105,9068 49,8 5,1

(6)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |28

No Waktu Lokasi Kedalaman

(Km)

Magnitudo (SR) 10 2011-07-17 10:59:09 -7,2 106,2667 57,8 5,18 11 2011-08-21 16:54:19 -7,6 106,6381 25,8 5,08 12 2012-04-14 19:31:46 -7,2 105,1463 20,8 5,36 13 2012-04-14 19:26:41 -7,1 105,1704 69,8 5,75 14 2012-06-04 11:18:14 -7,8 106,286 69,6 5,71 15 2013-02-02 01:19:32 -7,2 105,2355 10 5,33 16 2013-04-08 18:53:44 -7,3 105,9501 48,4 5,17 17 2014-01-09 16:16:48 -7,2 105,2963 10 5,36 18 2014-01-05 11:32:10 -6,1 105,3032 40,6 5 19 2014-07-09 00:01:32 -6,9 104,8643 39,2 5,08 20 2015-11-04 06:14:35 -6,9 104,9635 40,1 5,04 21 2016-08-12 07:17:15 -6,6 104,8531 50,3 5,07 22 2017-02-08 08:34:17 -7,6 106,905 69,7 5,04 23 2017-07-08 22:48:37 -7,5 105,8705 57,3 5,07 24 2017-12-16 00:22:30 -8,1 106,7695 37,1 5,44 25 2018-01-26 10:12:50 -7,2 106,0409 29,8 5,02 26 2018-01-26 04:48:25 -7,2 106,0489 30 5,15 27 2018-01-23 06:34:54 -7,1 106,0395 46,2 6,09 28 2018-02-16 13:28:10 -7,9 106,446 48,9 5,03 29 2018-02-16 05:13:02 -7,8 105,8541 10 5,09 30 2018-03-19 11:36:27 -7,4 106,0021 40,4 5,18 31 2018-10-29 21:11:19 -7 104,9218 64,7 5,28

Berdasarkan data Tabel 3 terlihat bahwa data gempa bumi yang memiliki kekuatan tertinggi terjadi pada 16 Oktober 2009 dengan kedalaman gempa bumi 10 km dan magnitudo sebesar 6,48 SR. Gempa bumi terbesar kedua terjadi pada 23 Januari 2018 dengan kedalaman 46,2 km dan magnitudonya 6,09 SR. Sedangkan untuk gempa terbesar ketiga terjadi pada 14 April 2012 dengan kedalam gempa 69,8 km dan magnitudonya 5,75 SR.

Data gempa yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode Guttenberg dan Richter untuk mengetahui pengaruh gempa yang terjadi terhadap pergerakan percepatan tanah di wilayah Kabupaten Pandeglang. Berikut rincian nilai percepatan tanah maksimum dan tingkat risiko yang terjadi terhadap Kabupaten Pandeglang:

Tabel 4. Nilai Percepatan Tanah Maksimum dan Tingkat Risiko Kabupaten Pandeglang

No Lokasi Gempa

Percepatan Tanah Maksimum (cm/s2)

Skala

MMI Tingkat Risiko

1 A1 6,81 VI Sangat Kecil

2 A2 6,81 VI Sangat Kecil

3 A3 3,16 VI Sangat Kecil

4 A4 68,13 VIII Sedang Dua

5 A5 31,62 VI Kecil

6 A6 31,62 VI Kecil

7 A7 31,62 VI Kecil

(7)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |29

No Lokasi Gempa

Percepatan Tanah Maksimum (cm/s2)

Skala

MMI Tingkat Risiko

8 A8 31,62 VI Kecil

9 A9 31,62 VI Kecil

10 A10 31,62 VI Kecil

11 A11 31,62 VI Kecil

12 A12 31,62 VI Sedang Satu

13 A13 68,13 VIII Sedang Dua

14 A14 68,13 VIII Sedang Dua

15 A15 31,62 VI Kecil

16 A16 31,62 VI Kecil

17 A17 31,62 VI Kecil

18 A18 31,62 VI Kecil

19 A19 31,62 VI Kecil

20 A20 31,62 VI Kecil

21 A21 31,62 VI Kecil

22 A22 31,62 VI Kecil

23 A23 31,62 VI Kecil

24 A24 31,62 VI Kecil

25 A25 31,62 VI Kecil

26 A26 31,62 VI Kecil

27 A27 68,13 VIII Sedang Dua

28 A28 31,62 VI Kecil

29 A29 31,62 VI Kecil

30 A30 31,62 VI Kecil

31 A31 31,62 VI Kecil

Berdasarkan nilai percepatan tanah di atas, diperoleh 4 (empat) data dengan skala MMI VIII yaitu pada titik gempa bumi A4, A13, A14, dan A27. Selanjutnya terdapat 27 (dua puluh tujuh) data yang memiliki skala VI dengan tingkat risiko sebagai berikut:

a. Wilayah yang mengalami risiko kecil dengan intensitas MMI VI akan berdampak pada kerusakan bangunan, seperti retak-retak,

b. Wilayah yang mengalami risiko sedang dua dengan intensitasVIII akan menimbulkan rusak menengah seperti hancurnya dinding.

(8)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |30

Gambar 3. Grafik Hubungan antara Titik Gempa Bumi dengan Percepatan Tanah Maksimum

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka diperlukan upaya yang serius bagi pemerintah khususnya di Kabupaten Pandeglang untuk melakukan mitigasi bencana dalam rangka meminimalisir dampak yang terjadi.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Pandeglang mengalami dampak pergerakan tanah akibat gempa bumi dengan nilai percepatan tanah maksimum sebesar 68,13 cm/s2, tingkat risiko sedang dua yang terjadi pada 4 (empat) titik yaitu A4, A13, A14, dan A27 yang akan berdampak menghancurkan dinding bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dadang Permana, Sigit Pramono, Artadi Pria Sakti, Edy Santoso, Juwita Sari Pradita.

Ulasan Guncangan Tanah Akibat Gempa Bumi Kab. Lebak. BMKG.2018:1-14.

[2] Ganesha D. Vulnerable Area on Earthquake in the West Pandeglang District ( Case Study Part of Cigeulis , Cimanggu and Sumur Sub-District ) Wilayah Rentan Terhadap Gempabumi Di Kabupaten Pandeglang Bagian Barat ( Studi Kasus. J Sains dan Teknol Mitigasi Bencana 2017;12(1):62–73.

[3] Yudhicara Y. Tsunamigenik di Selat Sunda: Kajian terhadap katalog Tsunami Soloviev.

Indones J Geosci 2008;3(4):241–51.

[4] Irawan L, Hasibuan LH, Fauzi F. Analisa Prediksi Efek Kerusakan Gempa Dari Magnitudo (Skala Richter) Dengan Metode Algoritma Id3 Menggunakan Aplikasi Data Mining Orange. J Teknol Inf J Keilmuan dan Apl Bid Tek Inform 2020;14(2):189–201.

[5] Pranata D, Erlansari A, Setiawan Y. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Percepatan Getaran Tanah dan Tingkat Resiko Kerusakan Gempa Bumi dengan Menggunakan Metode Gutenberg Richter dan Intensitas Skala Mercalli (Studi Kasus : Provinsi Bengkulu). J Rekursif 2017;5(1):11–20.

[6] Hutasoit EY, Dewi IK, Farid F. Identifikasi Percepatan Tanah Maksimum dan Intensitas Gempa Bumi di Sumatra Barat Menggunakan Metode Gutenberg-Richter. J Geocelebes 2021;5(2):144–58.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31

Percepatan Tanah Maksimum (cm/s2)

Titik Gempa Bumi

Grafik Hubungan antara Titik Gempa Bumi dengan Percepatan Tanah Maksimum

(9)

Vol 1, No. 1, 2023

Elsi Ariani |31

[7] Sulastri D, Jusmi F. Analisis Percepatan Tanah Maksimum Gempa Bumi di Kabupaten Luwu Timur dengan Menggunakan Metode Guetebert Richter. 2018;09(1):38–47.

Referensi

Dokumen terkait

puluh hari empat puluh malam lamanya, seperti yang pertama kali; karena Tuhan telah berfirman bahwa Ia akan memunahkan kamu. 26 Dan aku berdoa kepada

Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukannya perbaikan oleh pihak Bali Tangi Spa terhadap atribut-atribut kualitas produk yang berada pada kuadran A diagram kartesius

Berdasarkan hasil analisis data pengujian hipotesis di atas, data kemampuan mengenal nilai uang bagi anak autis di SDN Sambikerep 1 Surabaya sebelum menggunakan model

Pemikiran awal pembuatan aplikasi ini yaitu membangun sebuah aplikasi QR code untuk media penyimpan pesan dengan algoritma AES yang akan menjadi gambar digital

33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif terkait pengiklanan susu formula bayi, sanksi apakah yang akan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan

Bahwa komunikasi dalam pelaksanaan kebijakan rentan administrasi kependudukan sesuai dengan Peraturan Menteri dalam Negeri 10 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pendaftaraan

Dengan harga pembuatan yang murah maka dalam kegiatan pembelajaran bola voli dapat memakai modifikasi bola plastik sebagai alat penunjang sehingga jumlah bola dan

Di dalam kehidupan nyata khususnya dalam hal karawitan, penata berusaha menggali, dan mempelajari esensi-esensi dari seni karawitan agar bisa mencapai dan menciptakan sebuah