• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi kasus mengenai keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dikalangan siswa kelas VII tahun ajaran 2013/2014 pada pokok bahasan Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi kasus mengenai keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dikalangan siswa kelas VII tahun ajaran 2013/2014 pada pokok bahasan Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV)."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Ana Easti Rahayu Maya Sari, 2014. Studi Kasus Mengenai Keterkaitan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Dikalangan Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014 Pada Pokok Bahasan Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV). Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas VII pada pokok bahasan persamaan linear satu variabel (PLSV). Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini siswa kelas VII sebanyak 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki dari asal sekolah yang berbeda.

Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen non tes dan tes. Instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar kuesioner dan wawancara. Instrumen tes meliputi soal uraian. Sebelum digunakan, semua instrumen telah divalidasi dengan uji pakar. Setelah melalui tahap validasi, dinyatakan bahwa semua instrumen memenuhi syarat yang ditetapkan.

(2)

ABSTRACT

Ana Easti Rahayu Maya Sari, 2014. Study Case About Relatedness between learning motivation and learning result of seventh grade of the academic year 2013/2014 with the main subjects: linear equations of one variable. Thesis.Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is aimed to know whether there is relatedness between learning motivation and learning result of the seventh grade students the subjects of linear equations of one variable (PLSV). This research is classified as a descriptive-qualitative research. The subjects of this research are seventh grade student there are 6 students, consist of 3 male students and 3 female students they come from different junior high school.

Instruments in this research include non test and test. Data collection instrument such as non test include questioner sheet and interview. Instrument test include essay test. Prior to the use in the research, all instruments are well validated by expert test and then all intruments are considered passing the required condition.

The results showed that the students with a high motivation to learn (T) are able to understand, plan, implement, and looking back at the settlement carried out appropriately. Students with moderate levels of learning motivation (S) are able to understand the problem correctly, but weak in terms of planning, implementing, and looking back at the done settlement. Students with low learning motivation (R) indicates an inability to understand the problem, so they are not able to plan, execute, and look back at the done settlement. There is a positive relation between the learning motivation and the result of students learning.

(3)

STUDI KASUS MENGENAI KETERKAITAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS

VII TAHUN AJARAN 2013 / 2014 PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Ana Easti Rahayu Maya Sari 091414073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

STUDI KASUS MENGENAI KETERKAITAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS

VII TAHUN AJARAN 2013 / 2014 PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Ana Easti Rahayu Maya Sari 091414073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Suatu proses itu memang menyakitkan, namun semua itu akan indah

pada waktunya

Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku ini untuk:  Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santo Yudas Tadeus Kedua orangtuaku yang kucintai,

Adikku Benedictus Adiatma Murti Wibowo, Simbah Putri Anastasia Djumirah,

Christian Antonius Herman P,

Seluruh saudara dan keluarga besarku, Seluruh teman-teman dan sahabatku Pmat‟09

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Januari 2014

Penulis,

(9)

vi ABSTRAK

Ana Easti Rahayu Maya Sari, 2014. Studi Kasus Mengenai Keterkaitan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Dikalangan Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014 Pada Pokok Bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas VII pada pokok bahasan persamaan linear satu variabel (PLSV). Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini siswa kelas VII sebanyak 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki dari asal sekolah yang berbeda.

Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen non tes dan tes. Instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar kuesioner dan wawancara. Instrumen tes meliputi soal uraian. Sebelum digunakan, semua instrumen telah divalidasi dengan uji pakar. Setelah melalui tahap validasi, dinyatakan bahwa semua instrumen memenuhi syarat yang ditetapkan.

(10)

vii ABSTRACT

Ana Easti Rahayu Maya Sari, 2014. Study Case About Relatedness between learning motivation and learning result of seventh grade of the academic year 2013/2014 with the main subjects: linear equations of one variable. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is aimed to know whether there is relatedness between learning motivation and learning result of the seventh grade students the subjects of linear equations of one variable (PLSV). This research is classified as a descriptive-qualitative research. The subjects of this research are seventh grade student there are 6 students, consist of 3 male students and 3 female students they come from different junior high school.

Instruments in this research include non test and test. Data collection instrument such as non test include questioner sheet and interview. Instrument test include essay test. Prior to the use in the research, all instruments are well validated by expert test and then all intruments are considered passing the required condition.

The results showed that the students with a high motivation to learn (T) are able to understand, plan, implement, and looking back at the settlement carried out appropriately. Students with moderate levels of learning motivation (S) are able to understand the problem correctly, but weak in terms of planning, implementing, and looking back at the done settlement. Students with low learning motivation (R) indicates an inability to understand the problem, so they are not able to plan, execute, and look back at the done settlement. There is a positive relation between the learning motivation and the result of students learning.

(11)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Santa Dharma:

Nama : Ana Easti Rahayu Maya Sari

Nomor Mahasiswa : 091414073

Demi perkembangan pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:

STUDI KASUS MENGENAI KETERKAITAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS

VII TAHUN AJARAN 2013 / 2014 PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV)

beserta perangat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun membayar royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 9 Januari 2014 Yang menyatakan,

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terhadap cinta kasih Tuhan atas karunia dan berkah yang telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Di dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala yang diperoleh peneliti, namun semua itu mampu diselesaikan penulis dengan baik karena ada dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih oleh penulis disampaikan kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;

2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Kepala Jurusan Pendidikan

Matematika dan IPA;

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Matematika;

4. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo M.Si., selaku dosen pembimbing

akademik;

5. Bapak Dr. Y. Marpaung, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mambimbing penulis dengan penuh kesabaran dan bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi

6. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah

membantu dan mendukung penulis selama belajar di Universitas Sanata

(13)

x

7. 6 siswa kelas VII semester gasal tahun ajaran 2013/ 2014 yang terdiri atas 5

siswa kelas VII yang berasal dari SMP Kanisius Bambanglipuro dan 1 siswa

kelas VII yang berasal dari SMP 1 Pandak Bantul;

8. Orangtuaku, Adikku Bene, Mbah Putri atas dukungan, doa, semangat, dan

cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini;

9. Sahabat-sahabatku dan teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2009

khususnya Antonius Herman dan sahabatku Agustinus Susanto atas bantuan,

motivasi, dukungan, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini;

10.Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima atas kritik dan saran yang sifatnya membangun dan mengembangkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi para calon guru matematika.

Yogyakarta, 9 Januari 2014 Penulis

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v

ABSTRAK ………. vi

ABSTRACT ………... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………... viii

KATA PENGANTAR ………... ix

DAFTAR ISI ……….. xi

DAFTAR GAMBAR ………. xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GRAFIK ………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 4

C. Rumusan Masalah ………. 5

D. Pembatasan Masalah ………. 5

(15)

xii

F. Batasan Istilah ………... 6

G. Manfaat Hasil Penelitian ………... 7

BAB II LANDASAN TEORI ……….. 8

A. Kajian Teori……….. 8

1. Motivasi Belajar……… 8

a. Pengertian Motivasi Belajar………... 8

b. Teori-teori Motivasi……… 12

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi………. 15

d. Fungsi Motivasi dalam Belajar……….. 16

2. Hasil Belajar …..………... 18

a. Pengertian Hasil Belajar……… 18

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……….. 21

c. Hasil belajar dilihat dari proses siswa dalam menyelesaikan masalah matematika... 22

B. Kerangka Berpikir ……… 26

C. Hal yang ingin diketahui dalam penelitian ………... 27

BAB III METODE PENELITIAN ………... 28

A. Jenis Penelitian ………. 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 28

C. Subyek dan Obyek Penelitian ………... 29

D. Variabel Penelitian ………... 29

E. Instrumen Penelitian ………. 29

(16)

xiii

G. Validitas dan Reliabilitas ………. 41

H. Teknik Analisis Data ……… 43

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ……….. 45

A. Pelaksanaan Penelitian ………. 45

B. Penyajian Data ……….. 46

C. Analisis Data ……… 48

D. Ringkasan Hasil Analisis ... 67

E. Persamaan dan Perbedaan Cara Siswa Menyelesaikan Masalah Matematika ... 73

F. Kelemahan Penelitian ………... 75

BAB V PENUTUP ………...……… 76

A. Kesimpulan ………... 76

B. Saran ………. 77

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kuesioner untuk Mengukur Tingkat Motivasi Belajar Siswa 30 Tabel 3.2 Daftar Skor Penilaian Setiap Pilihan Jawaban pada Setiap

Pertanyaan

35

Tabel 3.3 Soal Uraian 38

Tabel 3.4 Interval untuk Kriteria Tingkat Motivasi Belajar 43 Tabel 4.1 Hasil Perolehan Skor untuk Setiap Siswa pada Pengisian

Kuesioner

46

(19)

xvi

DAFTAR GRAFIK

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

1. Transkrip wawancara I mengenai hasil pengisian kuesioner 83 2. Transkrip wawancara II mengenai hasil penyelesaian siswa 105 Lampiran B

1. Hasil pengisian kuesioner oleh siswa 119

2. Hasil penyelesaian soal oleh siswa 131

Lampiran C

1. Hasil coretan siswa 137

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin besar. Arus globalisasi pun semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya bidang pendidikan. Untuk menghadapi hal itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Berbicara mengenai mutu pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar di mana aktivitas belajar siswa menunjukkan indikator yang lebih baik. Untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal, diperlukan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan efektif, dan mengembangkan daya eksplorasi baik fisik maupun psikis. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Menumbuhkan motivasi belajar pada siswa tidak mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain: pendidik, orang tua, siswa, dan lingkungan sekitar. Karena itu, peran pendidik diperlukan dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar bisa meningkat.

(22)

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Di berbagai tempat para pelaku pendidikan, termasuk sekolah, melakukan berbagai usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran itu. Usaha tersebut dapat dilihat dengan pengadaan sarana belajar yang semakin berkembang lebih canggih, pengembangan metode belajar mengajar yang lebih kreatif, dan berbagai usaha yang lain.

Selain usaha-usaha tersebut, masih banyak ditemukan kesulitan maupun kendala yang dialami siswa maupun mahasiswa di dalam belajar. Kesulitan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kecerdasan, motivasi, bakat, perhatian dan lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti keluarga dan lingkungan tempat tinggal.

(23)

alasan siswa melakukan tindakan-tindakan tersebut sehingga sering dijumpai tindakan guru yang menunjukkan ekspresi marah dan kecewa terhadap sikap siswa tersebut.

Motivasi belajar yang tinggi penting dimiliki oleh setiap siswa agar memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur. Namun masih banyak pihak belum mengetahui bahwa motivasi belajar itu penting. Faktor-faktor lain seperti keadaan cuaca, waktu, tempat belajar, keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, minat, kecerdasan, dan persepsi kurang diperhatikan, padahal faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Faktor-faktor motivasi tersebut berkaitan erat dengan hasil belajar. Hasil belajar yang dilihat oleh penulis meliputi keterampilan siswa dan pemahaman siswa dalam memecahkan masalah. Penulis membuat soal dengan pokok bahasan Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV) karena banyak contoh soal dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan menggunakan PLSV, sehingga siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal tersebut.

Sebagai contoh:

1) Harga 5 pulpen dan 3 pensil adalah Rp 11400,00. Jika harga satu pulpen Rp 200,00 lebih mahal dari harga pensil, tentukan harga 1

pensil dan 1 pulpen!

2) Berat 2 kotak dan 1 palu sama dengan berat 8 paku besar. Berat 1 kotak sama dengan berat 1 palu dan 1 paku besar. Tentukan berat

(24)

3) Suatu pekerjaan akan selesai dalam waktu 20 hari jika dikerjakan oleh 30 pekerja. Jika pekerjaan tersebut harus selesai dalam 14 hari

maka tentukan banyak seluruh pekerja yang dibutuhkan!

Salah satu cara menyelesaikan beberapa contoh masalah di atas adalah dengan menggunakan sistem persamaan linier satu variabel. Selain itu motivasi belajar juga mempengaruhi cara menyelesaikan masalah yang dilakukan siswa. Kaitan antara motivasi belajar dengan cara siswa menyelesaikan masalah yang meliputi kemampuan untuk memahami, merencanakan, melaksanakan, dan melihat kembali suatu masalah sampai menemukan penyelesaian terhadap masalah tersebut yang kemudian oleh penulis ingin diteliti lebih lanjut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis akan meneliti tentang “Keterkaitan

antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Pokok Bahasan Persamaan Linier Satu Variabel”.

B. Identifikasi Masalah

1. Tindakan atau perilaku siswa yang kurang menunjukkan antusiasme dalam belajar seperti mengobrol dengan siswa lain, mendiskusikan hal lain diluar materi pelajaran.

2. Siswa kurang memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan oleh penulis mengenai materi PLSV.

(25)

4. Selama proses belajar siswa menunjukkan sikap malas yaitu tidak mau mengerjakan tugas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar? 2. Bagaimana keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar

siswa kelas VII pada pokok bahasan Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV)?

D. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga yang dimiliki oleh penulis, penelitian ini hanya akan membahas mengenai “Keterkaitan antara

Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Pokok Bahasan Persamaan Linier Satu Variabel”.

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

(26)

2. Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sanata Dharma.

F. Batasan Istilah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya penyimpangan, penafsiran yang tidak tepat, dan dapat mencapai tujuan penelitian, masalah penelitian dibatasi pada hal – hal sebagai berikut :

1. Keterkaitan

Keterkaitan adalah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain yang hendak diketahui.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah daya penggerak/pendorong untuk belajar, yang bisa berasal dari dalam dan luar diri seseorang (Dalyono, 2005). 3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memahami, merencanakan, melaksanakan dan melihat kembali suatu masalah sampai menemukan penyelesaian terhadap masalah tersebut. (Polya,1973)

4. Persamaan Linier Satu Variabel

(27)

G. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis dalam memahami siswa. Penelitian ini dapat juga digunakan sebagai pengalaman langsung penulis untuk membantu siswa meningkatkan hasil belajarnya melalui motivasi belajar.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

(28)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Syah Muhibbin (2004) motivasi berasal dari kata dasar motif. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

(29)

Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.

(30)

Melihat dari contoh di atas, motivasi memiliki pengaruh besar terhadap usaha siswa untuk mencapai suatu tujuan. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan berusaha untuk memahami materi pelajaran dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Menurut Brophy (2004) siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar.

Di dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk melakukan tindakan dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan dapat tercapai (Sardiman, 2001). Seperti contoh di atas yaitu siswa yang memiliki keinginan menjadi juara olimpiade. Menurut Martin Handoko (1992) berdasarkan pada datangnya penyebab suatu tindakan, motivasi dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. a) Motivasi Intrinsik

(31)

siswa senang belajar matematika karena ingin mendapat nilai baik. Siswa termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, dan senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuannya.

Motivasi intrinsik muncul karena seseorang memiliki dorongan yang kuat dalam dirinya untuk melakukan sesuatu, misalnya dalam belajar seorang siswa memiliki keinginan untuk menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan luas dan ahli dalam bidang tertentu. Motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri.

Melalui contoh tersebut dapat dilihat bahwa motivasi intrinsik berpengaruh besar terhadap usaha untuk meraih suatu kemauan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Lepper & Hodell (1989, dalam Dale H.Schunk dkk) yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah kekuatan yang kuat dan positif dalam kehidupan manusia.

b)Motivasi Ekstrinsik

(32)

faktor luar yang mendorong untuk melakukan suatu tindakan. Hubungan antara faktor dalam dan faktor luar dapat menentukan apakah suatu tindakan digerakkan oleh motivasi intrinsik atau ekstrinsik.

Menurut Martin Handoko (1992) di dalam motivasi intrinsik proses terjadinya tindakan adalah sebagai berikut:

“Inisiatif dari dalam (faktor dalam), kemudian inisiatif tersebut

merangsang individu untuk bergerak mencari objek yang relevan dalam bertindak (faktor luar).”

Di dalam motivasi ekstrinsik proses terjadinya tindakan adalah sebagai berikut:

“Rangsangan dari luar (faktor luar), kemudian rangsangan

tersebut menggerakkan individu untuk berbuat (faktor dalam).”

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa selain perbedaan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terdapat pula hubungan yang begitu erat antara faktor-faktor yang mempengaruhinya.

b. Teori-teori motivasi

Berikut ini beberapa teori motivasi menurut para ahli: 1) Teori Motivasi Abraham Maslow

(33)

tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.

Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow

Keterangan Hirarki Kebutuhan Maslow:

 Kebutuhan dasar, antara lain rasa lapar, rasa haus, dan

sebagainya.

 Kebutuhan rasa aman, antara lain merasa aman dan terlindung,

jauh dari bahaya.

 Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki, antara lain

berinteraksi dengan orang lain, kebutuhan untuk diterima, kebutuhan memiliki.

 Kebutuhan akan penghargaan, antara lain berprestasi,

berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan.  Kebutuhan aktualisasi diri, di antaranya: mengetahui,

memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, Aktualisasi diri

penghargaan rasa cinta dan memiliki

(34)

keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya.

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang berpengaruh. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Demikian juga untuk pemenuhan kebutuhan di atasnya,

2) Teori Motivasi Frederick Herzberg

(35)

3) Teori Motivasi Clayton Alderfer

Menurut Clayton Alderfer (1972) teori motivasi ERG (Exsistence Relatedness Growth) didasarkan pada kebutuhan manusia akan

keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori Maslow. Di sini Alderfer mengemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel terhadap pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

Berdasarkan dari beberapa teori tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi yang dimiliki seseorang mempengaruhi sikapnya dalam mengambil langkah untuk memenuhi kebutuhan hidup.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

(36)

belajar, dan latihan kesiapan belajar. Menurut John Holt (1964) bahwa secara umum siswa belajar secara mandiri karena ketertarikan dan rasa ingin tahu yang besar.

Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa, terdiri atas lingkungan sosial dan nonsosial. Lingkungan sosial di sekolah meliputi peran para guru, staf administrasi dan teman-teman sekolah. Sedangkan lingkungan sosial di keluarga meliputi orangtua, tetangga, masyarakat di lingkungan sekitar, teman-teman sepermainan dan suasana rumah. Lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

d. Fungsi motivasi dalam belajar

Menurut Sardiman (2001) di dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi. Motivasi erat hubungannya dengan suatu tujuan. Contoh: seorang siswa banyak berlatih menyelesaikan soal-soal olimpiade matematika karena ingin menjadi juara olimpiade matematika. Contoh tersebut ingin menunjukkan bahwa motivasi mempengaruhi adanya suatu kegiatan.

Sehubungan dengan itu ada tiga fungsi motivasi yaitu:

(37)

terdorong untuk belajar tekun dengan banyak menyelesaikan latihan soal matematika.

2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan tindakan yang harus dilakukan sesuai tujuannya. Misal seorang siswa ingin menjadi juara olimpiade matematika maka usaha yang harus dilakukan harus berhubungan dan mengarah kepada tujuan agar dapat menjadi seorang juara seperti banyak berlatih menyelesaikan soal matematika, bertanya kepada guru atau pihak lain yang dapat membantu jika menemukan kesulitan dalam menyelesaikan soal.

(38)

Motivasi diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpuakan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah mendorong seseorang dalam kegiatan belajar untuk melakukan suatu tugas atau perbuatan yang serasi, guna mencapai tujuan yang dikehendaki dengan menghindari dan atau menolak perbuatan-perbuatan yang tidak mendukung pelaksanaan dari tujuan tersebut. 2. Hasil belajar

a. Pengertian hasil belajar

Menurut Winkel (1991) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan. Aktivitas ini menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Misalnya seorang anak yang sedang belajar berbicara. Ia akan melalui beberapa tahap yang diawali bahasa permulaan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar secara visual, meniru pengucapan dari apa yang didengar, menggunakan kalimat yang

mengandung unsur pertanyaan, sampai ia dapat mengungkapkan apa yang dilihatnya.

(39)

kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar disekolah maupun secara mandiri saat di rumah, yang dinyatakan dengan angka melalui pengukuran dengan menggunakan tes hasil belajar.

Contoh di atas dapat dijelaskan dalam teori belajar konstruktivisme. Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita dapat membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. Landasan pemikiran konstruktivisme adalah pengetahuan bukanlah sesuatu yang diberikan oleh alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi merupakan hasil konstruksi aktif manusia itu sendiri (Suyono dkk, 2011).

Menurut Brook & Brooks (dalam Marpaung, 2005) karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah sebagai berikut:

1. Mengajarkan masalah-masalah yang menimbulkan relevansi pada siswa.

(40)

a. Enaktif

Seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi terhadap suatu objek. Seorang anak menggunakan keterampilan motorik seperti meraba, memegang, menyentuh dan lain-lain agar dapat memahami bagaimana bahan/alat itu bekerja. Anak-anak harus diberi kesempatan bermain dengan berbagai bahan / alat pembelajaran tertentu.

b. Ikonik

Pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan gambar-gambar serta visualisasi verbal. Anak-anak mencoba memahami dunia sekitar tempat ia tinggal melalui berbagai bentuk perbandingan (komparasi) dan perumpamaan (tamsil) sehingga tidak lagi memerlukan manipulasi objek-objek pembelajaran secara langsung. c. Simbolis

Anak sudah mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah yang abstrak. Anak-anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan lain-lain. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan banyak sistem simbol. Huruf dan lambang bilangan merupakan contoh sistem simbol. Fase simbolik merupakan tahap final dalam pembelajaran.

(41)

menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru) dan evaluation (menilai).

Kemampuan afektif meliputi receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Kemampuan psikomotor meliputi

initiatory, pre-routine, dan rountinized, keterampilan produktif, teknik,

fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Berdasarkan penjelasan diatas, diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memahami, merencanakan, melaksanakan dan melihat kembali suatu masalah sampai menemukan penyelesaian terhadap masalah tersebut. Pengertian hasil belajar ini yang kemudian digunakan penulis untuk pembahasan selanjutnya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 1) Faktor Internal

Faktor internal adalah segala hal dari dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi: intelegensi, sikap, bakat, minat, motivasi, informasi dan daya ingat.

2) Faktor Eksternal

(42)

c. Hasil belajar dilihat dari proses siswa dalam menyelesaikan masalah matematika

Menurut Polya (1973) ada 4 tahap penyelesaian masalah, yaitu: 1) Memahami Masalah

Merupakan suatu hal aneh jika menyelesaikan soal yang tidak dimengerti. Oleh sebab itu terlebih dahulu siswa harus memahami masalah yang ada, agar dapat menentukan penyelesaiannya.

Siswa harus memahami pernyataan dalam masalah secara keseluruhan dengan cara mengulang pernyataan, sehingga dapat menunjukkan masalah yang diperoleh. Melalui cara demikian siswa juga dapat menunjukkan bagian-bagian utama dari masalah, apa yang tidak diketahui, apa yang diketahui, dan bagaimana kondisinya.

2) Merancang Rencana

(43)

Dalam kondisi seperti ini, hal yang baik untuk dilakukan adalah membimbing dan mengarahkan siswa untuk memperoleh ide cemerlang tersebut. Misalnya dengan cara mengajukan pertanyaan atau saran kepada siswa untuk dijadikan sebagai bahan diskusi sehingga dapat mendorong munculnya ide tersebut.

Tidak mudah memiliki ide yang baik jika siswa memiliki sedikit pengetahuan tentang materi pelajaran, dan tidak mungkin untuk memilikinya jika siswa tidak memiliki pengetahuan. Rencana yang baik didasarkan pada pengalaman masa lalu dan pengetahuan yang dimiliki. Mengingat saja tidak cukup untuk memperoleh ide yang baik. Siswa tidak bisa memiliki ide yang baik tanpa mengingat kembali beberapa fakta yang relevan. Pemecahan masalah matematika memerlukan pengetahuan yang relevan seperti rumus atau teorema-teorema matematika.

Jika ada masalah dan solusi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi, dapatkah siswa menggunakannya? Pertanyaan ini harus dipahami dan dipertimbangkan dengan serius sebab dapat membantu munculnya ide solusi.

(44)

masalah, maka hendaknya terlebih dahulu mencoba memecahkan beberapa masalah dengan tipe yang sama.

Memecahkan masalah dapat dilakukan dengan mencoba menerapkan berbagai teorema, mempertimbangkan berbagai modifikasi, dan bereksperimen dengan berbagai masalah tambahan yang mungkin menyimpang jauh dari masalah semula yang dihadapi siswa.

3) Melaksanakan rencana

Tahap ketiga adalah pelaksanaan rencana. Hal ini tidaklah mudah, membutuhkan banyak hal untuk dapat melakukannya, di antaranya pengetahuan sebelumnya, kebiasaan mental yang baik, konsentrasi pada tujuan, dan keberuntungan. Melaksanakan rencana jauh lebih mudah dibandingkan dengan menyusun rencana, yang terutama siswa butuhkan untuk tahap ini adalah kesabaran dan ketelitian.

Siswa harus yakin bahwa rincian dari rencana yang telah disusun sesuai dengan garis besar dan rincian itu harus diperiksa kembali oleh siswa agar tidak memunculkan suatu kesalahan. Di dalam pelaksanaan rencana yang telah disusun, perlu diketahui apakah penalaran siswa bersifat “intuitif” atau “formal”. Bersifat

(45)

pada masalah menurut aturan formal. Hal yang paling utama adalah siswa harus yakin kebenaran dari setiap langkah.

Dalam kasus tertentu, dapat ditekankan perbedaan antara “melihat” dan “membuktikan”, yaitu apakah siswa dapat melihat

dengan jelas bahwa langkah tersebut benar dan dapatkah ia membuktikan bahwa langkah tersebut benar.

4) Melihat kembali

Setelah 3 tahap dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah melihat kembali seluruh langkah penyelesaian yang diberikan. Pada tahap ini dapat dilihat bagaimana siswa menyajikan rencana yang dimiliki dalam bentuk tulisan, ketika telah memperoleh solusi dan memeriksa kembali penyelesaian terhadap solusi tersebut. Melalui tahap melihat kembali solusi akhir dan langkah penyelesaian yang diberikan, siswa bisa menghubungkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan dirinya untuk memecahkan masalah.

Dalam hal ini siswa hendaknya diberikan pengertian bahwa dengan belajar cukup, siswa mampu untuk menemukan solusi terhadap masalah mengenai hal apapun. Selain itu, siswa juga dapat selalu meningkatkan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi sebelum menentukan solusi terhadap masalah matematika.

(46)

langkah terhadap solusi yang diberikan. Dengan demikian, ia memiliki alasan yang baik untuk membuktikan bahwa solusinya benar. Hal ini tidak menutup suatu kemungkinan bahwa kesalahan selalu mungkin terjadi, terutama jika siswa menyelesaikannya dengan langkah yang panjang.

B.Kerangka berpikir

Motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor belajar yang memiliki pengaruh besar dalam proses belajar, namun masih sering diabaikan. Hal ini dapat dilihat melalui cara pandang siswa terhadap suatu keberhasilan yang hanya diukur dari kompetensi yang dimiliki. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kompetensi belajar.

Kompetensi dapat ditingkatkan jika motivasi belajar juga meningkat, oleh karena itu penting untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar baik yang berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Hal ini dilakukan agar di dalam belajar siswa mendapatkan dorongan dari luar dan dalam dirinya.

(47)

C. Hal yang ingin diketahui dalam penelitian

(48)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2010) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang menguraikan teori secara sistematis (bukan hanya sekedar pendapat para pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek secara alamiah, lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Di dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mendiskripsikan keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Analisis kualitatif digunakan oleh peneliti di dalam menguraikan motivasi belajar siswa dan keterkaitan motivasi belajar tersebut dengan hasil belajar siswa. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara, pengisian kuesioner oleh siswa dan pengamatan mengenai respon siswa terhadap soal yang diberikan.

B.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di rumah masing-masing siswa. 2. Waktu Penelitian

(49)

C.Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah 6 siswa kelas VII semester gasal tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan, dari asal sekolah yang berbeda.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian berupa keterkaitan antara motivasi belajar dan hasil belajar.

D.Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar. 2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: a. Non Tes

1) Kuesioner

(50)

Tabel 3.1 Kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa

No.

Pertanyaan Petunjuk pengisian:

1) Cermati pertanyaan yang diberikan pada setiap nomor.

2) Beri tanda centang ( ) pada satu pilihan jawaban yang paling mendekati dengan pendapat Anda.

A. Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi intrinsik

1. Apa yang Anda lakukan pada hari-hari sebelum ulangan matematika berlangsung?

Pilihan jawaban:

a. Belajar bersama teman menyelesaikan soal-soal latihan matematika yang belum sempat dibahas di dalam kelas.

b. Mempelajari soal-soal latihan matematika yang telah dibahas oleh guru dikelas.

c. Tetap santai dan bermain bersama teman karena ulangan matematika masih lama

2. Bagaimana sikap Anda jika ada materi yang belum Anda pahami? Pilihan jawaban:

a. Diam dan tidak bertanya karena takut jika dianggap bodoh oleh teman sekelas.

b. Bertanya kepada teman yang dianggap pandai.

c. Bertanya langsung kepada guru mengenai materi yang masih belum dipahami.

3. Bagaimana cara Anda dalam membagi waktu yang Anda miliki? Pilihan jawaban:

a. Pagi hari mengikuti KBM di sekolah sampai selesai kemudian santai dan bermain sampai sore, malam hari belajar jika ada PR atau jika besok pagi ada ulangan.

b. Pagi hari mengikuti KBM di sekolah sampai selesai kemudian istirahat di rumah, sore hari bermain bersama teman, malam hari langsung tidur jika tidak disuruh belajar oleh orangtua.

(51)

sore hari membantu orangtua, dan malam hari mengulang kembali materi yang diperoleh pada hari itu dan mempersiapkan materi untuk jadwal pelajaran besok pagi.

4. Apabila guru Anda memberi tugas dan PR matematika tentang materi yang belum Anda pahami apa tindakan Anda ?

Pilihan jawaban:

a. Bertanya kepada guru mengenai materi yang digunakan sebagai PR. b. Tetap mencoba menyelesaikan tugas dan PR bersama teman sekelas. c. Menyalin penyelesaian tugas dan PR milik teman lain yang telah

menyelesaikan.

5. Apabila saat ulangan matematika Anda telah menyelesaikan semua soal sebelum pada batas akhir, waktu yang telah ditentukan apa yang Anda lakukan dengan sisa waktu yang Anda miliki?

Pilihan jawaban:

a. Mengamati teman-teman yang sedang sibuk menyelesaikan soal ulangan sambil menyamakan jawaban teman dengan jawaban sendiri.

b. Mengulang perhitungan pada soal-soal tertentu yang masih dianggap sulit.

c. Meneliti semua jawaban dan langkah-langkah penyelesaian yang telah diselesaikan dari soal pertama sampai soal terakhir.

6. Apa yang menjadi alasan Anda untuk belajar? Pilihan jawaban:

a. Saya belajar agar dapat naik kelas dengan memperoleh nilai yang lebih baik.

b. Saya belajar agar pintar dan dihargai oleh orang lain. c. Saya belajar agar tidak dimarahi oleh orangtua. 7. Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata belajar?

Pilihan jawaban:

(52)

c. Biasa saja karena bagi saya belajar sudah menjadi suatu kewajiban dan kebutuhan.

8. Apabila dari 10 soal latihan matematika ada 1 soal yang belum mampu untuk Anda selesaikan karena Anda tidak paham apa yang Anda lakukan? Pilihan jawaban:

a. Melihat penyelesaian teman lain.

b. Langsung mendiskusikan kesulitan tersebut dengan teman lain tanpa mencoba terlebih dahulu.

c. Terlebih dahulu mencoba dan berusaha sendiri untuk menemukan penyelesaian terhadap kesulitan yang dialami, jika masih belum mampu mengajak teman lain untuk berdiskusi.

B. Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik

9. Apakah Anda merasa cukup dalam belajar matematika hanya dengan menggunakan 1 buku pedoman dari guru Anda?

Pilihan jawaban:

a. Saya merasa cukup hanya menggunakan 1 buku pedoman dalam belajar matematika karena isinya sudah lengkap dengan ringkasan materi dan latihan soal.

b. Bagi saya 1 buku pedoman yang digunakan untuk belajar matematika masih belum cukup karena ringkasan materi yang disajikan terlalu singkat dengan bahasa yang tidak mudah dipahami sehingga saya butuh sumber buku lain untuk melengkapinya.

c. 1 buku pedoman bagi saya sudah cukup karena yang utama bagi saya adalah penjelasan yang disampaikan oleh guru di kelas.

10. Bagaimana sikap Anda apabila Anda memperoleh nilai ulangan matematika yang jelek?

Pilihan jawaban:

a. Berusaha untuk menerimanya karena mengetahui batas kemampuan yang dimiliki.

(53)

menyelesaikan soal-soal matematika.

c. Kecewa sehingga membuat malas untuk belajar sendiri dan belajar hanya pada saat menjelang ulangan matematika dengan meminta teman untuk diajari dalam menyelesaikan soal.

11. Apa tindaklanjut yang Anda lakukan jika Anda telah memperoleh nilai baik?

Pilihan jawaban:

a. Tetap belajar dengan rajin dan tekun agar dapat mempertahankan nilai baik yang telah diperoleh.

b. Mengurangi waktu untuk belajar di rumah dan memperbanyak kegiatan di sekolah.

c. Santai dan tidak belajar karena telah puas dengan nilai baik yang diperoleh.

12. Apabila teman sekelas Anda mengajak Anda bermain padahal besok ada ulangan matematika sikap apa yang Anda ambil?

Pilihan jawaban:

a. Menolak karena hendak belajar untuk mempersiapkan materi ulangan besok pagi.

b. Menerima ajakan teman karena tidak ingin mengecewakan teman yang telah mengajak bermain.

c. Menerima ajakan teman kemudian mengajaknya belajar bersama untuk mempersiapkan ulangan buat besok.

13. Bagaimana cara Anda untuk memperoleh nilai ulangan matematika yang baik?

Pilihan jawaban:

a. Membuat ringkasan materi sebagai alat bantu untuk mengingat saat ulangan.

b. Mempelajari materi yang digunakan sebagai bahan ulangan pada malam menjelang ulangan.

(54)

guru jika ada materi yang belum dapat dipahami pada hari-hari sebelum ulangan.

14. Apa yang akan Anda lakukan di dalam kelompok belajar? Pilihan jawaban:

a. Aktif berpendapat dan bersedia mendengarkan tanggapan dari teman lain. b. Menjadi pendengar yang baik dalam kelompok.

c. Mengutarakan pendapat yang dimiliki, mendengarkan pendapat teman, dan mengajak teman untuk menyimpulkan berbagai pendapat yang ada. 15. Apabila saat ulangan Anda masih memiliki sisa waktu 5 menit, apa yang

Anda lakukan dalam waktu tersebut jika ternyata pada jawaban Anda ada 1 jawaban dengan penyelesaian yang salah?

Pilihan jawaban:

a. Berusaha untuk segera memperbaiki penyelesaian yang masih salah. b. Pasrah karena tidak memiliki cukup waktu untuk mengganti jawaban. c. Berusaha untuk bertanya dan meminta bantuan teman.

Setiap pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda. Perbedaan skor berdasarkan tingkat respon positif. Pilihan jawaban dengan tingkat respon positif tinggi memiliki skor 4, pilihan jawaban dengan tingkat respon positif sedang memiliki skor 3, pilihan jawaban dengan tingkat respon positif rendah memiliki skor 2.

(55)

Tabel 3.2

Daftar skor penilaian setiap pilihan jawaban pada setiap pertanyaan

No. Soal Skor

a b c

1 4 3 2

2 2 3 4

3 3 2 4

4 3 4 2

5 3 4 2

6 2 3 4

7 2 4 3

8 3 4 2

9 4 3 2

10 4 2 3

11 2 3 4

12 2 3 4

13 2 3 4

14 3 2 4

15 4 2 3

2) Wawancara

(56)

mengatasi kesulitan yang dialami ketika menyelesaikan soal. Pedoman pertanyaan untuk 2 tahap wawancara yang dilakukan sebagai berikut: a) Wawancara tahap pertama

Pertanyaan yang digunakan sebanyak 15 yang merupakan pertanyaan pada kuesioner.

Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi intrinsik

1. Apa yang Anda lakukan pada hari-hari sebelum ulangan matematika berlangsung?

2. Bagaimana sikap Anda jika ada materi yang belum Anda pahami? 3. Bagaimana cara Anda dalam membagi waktu yang Anda miliki? 4. Apabila guru Anda memberi tugas dan PR matematika tentang

materi yang belum Anda pahami apa tindakan Anda?

5. Apabila saat ulangan matematika Anda telah menyelesaikan semua soal sebelum pada batas akhir waktu yang telah ditentukan apa yang Anda lakukan dengan sisa waktu yang Anda miliki?

6. Apakah Anda merasa cukup dalam belajar matematika hanya dengan menggunakan 1 buku pedoman dari guru Anda?

7. Apa yang menjadi alasan Anda untuk belajar?

8. Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata belajar?

(57)

Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik

10. Bagaimana sikap Anda apabila Anda memperoleh nilai ulangan matematika yang jelek?

11. Apa tindaklanjut yang Anda lakukan jika Anda telah memperoleh nilai baik?

12. Apabila teman sekelas Anda mengajak Anda bermain padahal besok ada ulangan matematika sikap apa yang Anda ambil?

13. Bagaimana cara Anda untuk memperoleh nilai ulangan matematika yang baik?

14. Apa yang akan Anda lakukan di dalam kelompok belajar?

15. Apabila saat ulangan Anda masih memiliki sisa waktu 5 menit, apa yang Anda lakukan dalam waktu tersebut jika ternyata pada jawaban Anda ada 1 jawaban dengan penyelesaian yang salah? b) Wawancara tahap kedua

Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan mengenai penyelesaian siswa terhadap 3 soal yang diberikan.

1. Pemahaman siswa terhadap soal.

 Bagaimana kamu bisa menentukan penyelesaian yang

demikian?

 Apa saja yang dapat kamu peroleh dari soal yang sedang kamu

selesaikan?

2. Penjelasan siswa terhadap penyelesaian yang diberikan.

(58)

3. Keruntutan penyelesaian yang disajikan.

 Apa saja yang kamu pikirkan ketika menghadapi setiap soal

yang diberikan?

4. Kesimpulan yang dapat diperoleh siswa.

 Apa kesimpulan yang bisa kamu peroleh dari penyelesaian yang

telah kamu lakukan? b. Tes

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk tes uraian. Menurut Herman Hudojo (1988) tes uraian adalah tes yang hasil penilaiannya relatif tergantung penilainya. Karena itu tes uraian ini subyektif. Tes yang diberikan kepada siswa terdiri dari 3 soal uraian mengenai Sistem Persamaan Linear Satu Variabel. Berikut adalah indikator-indikator yang digunakan peneliti dalam membuat soal-soal uraian.

Tabel 3.3 Soal Uraian

Materi

Sistem Persamaan Linear Satu Variabel

Kelas

VII Semester 1

Soal

A. Kompetensi Dasar

Menyelesaikan soal tentang persamaan linear satu variabel

1. Satu karung pakan ternak dapat digunakan sebagai persediaan makanan untuk 9 ekor sapi selama 20 hari. Jika digunakan oleh 15 ekor sapi maka dapat bertahan untuk berapa hari persediaan pakan tersebut?

B Indikator

(59)

model penyelesaian PLSV dari soal.

3. Siswa mampu menyelesaikan PLSV sampai menemukan harga Rp 336.000,00. Apabila Ani akan membeli baju dengan merk dan model yang sama dengan merk baju yang dibeli Budi sebanyak 20 baju, berapa total harga baju yang harus dibayar Ani ?

3. Arman memiliki beberapa kotak berisi pensil. Banyak pensil dalam setiap kotak sama. Banyak pensil dari 4 kotak dikurangi 14 sama dengan banyak pensil dari 2 kotak dikurangi 2. Tentukan banyak pensil dalam setiap kotak!

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yatu: 1. Observasi atau pengamatan

Pengamatan oleh penulis dilaksanakan saat pengisian lembar kuesioner dan penyelesaian soal yang dilakukan oleh siswa. Di dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap setiap siswa, sehingga pelaksanaan penelitian dilakukan di tempat tinggal siswa yang bersangkutan.

(60)

Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengingat kembali materi persamaan linier satu variabel sebelum siswa diberikan soal tes yang akan diujikan.

2. Kuesioner

Penulis menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri dari 3 pilihan jawaban dengan skor yang berbeda. Sebelum diberikan kepada siswa, kuesioner telah diuji mengenai kevalidan 15 pertanyaan yang digunakan sehingga siswa wajib untuk menjawab semua pertanyaan dengan cara memberikan tanda pada salah satu pilihan jawaban yang mendekati pendapat siswa. Kuesioner diberikan kepada peserta pada awal pertemuan. Kuesioner ini digunakan untuk menentukan kriteria tingkat motivasi belajar setiap siswa.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh penulis setelah siswa menyelesaikan soal-soal pada tes yang diberikan. Wawancara dilakukan penulis kepada setiap siswa secara pribadi. Siswa akan berikan 15 pertanyaan dan siswa diminta untuk menguraikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.

4. Data hasil penyelesaian soal tes

(61)

Soal–soal yang diberikan mengenai persamaan linier satu variabel. Melalui proses penyelesaian matematika yang akan diberikan siswa penulis ingin melihat dan mengetahui keterkaitan antara motivasi belajar yang dimiliki setiap siswa terhadap penyelesaian yang diberikan siswa.

G.Validitas dan realibilitas 1. Validitas

Validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (ign.Masidjo, 2004). Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (Construct validity). Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan (Djaali & Pudji (2008)).

Di dalam menentukan validitas konstruk suatu instrumen, harus dilakukan proses penelaahan teoritis dari suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir item instrumen. Perumusan konstruk harus dilakukan berdasarkan sintesis dari teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui proses analisis dan komparasi yang logik dan cermat.

(62)

penelaahan atau justifikasi pakar atau melalui penilaian sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur. Kemudian instrumen berupa kuesioner, dan tes akan diuji coba terlebih dahulu kepada siswa-siswa kelas VII selain 6 siswa kelas VII yang telah dipilih sebagai subyek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan yang terdapat pada bahasa penulis dalam pembuatan kuesinoner instrumen, untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan tes. 2. Reliabilitas

(63)

H.Teknik Analisis Data

Analisis terhadap data yang diperoleh dapat dilakukan apabila 6 siswa sebagai responden telah mengikuti tahapan penelitian yang ditetapkan untuk mereka.

1. Analisis data untuk menentukan kriteria tingkat motivasi belajar siswa Di dalam penelitian ini penulis menggunakan skala Likert 3 (Sugiyono, 2010) untuk menganalisis kriteria tingkat motivasi. Analisis dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu tinggi (T), sedang (S), dan rendah (R).

Rumus skala Likert 3:

Keterangan:

A adalah skor/ nilai minimum yang diperoleh B adalah skor/ nilai maksimum yang diperoleh Kriteria ditentukan sebagai berikut:

Rendah (R) A ≤ X< A + C

Sedang (S) A + C ≤ X< A + 2C Tinggi (T) A + 2C ≤ X< A + 3C

Berdasarkan rumus perhitungan di atas, diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interval untuk Kriteria Tingkat Motivasi Belajar

Kriteria Interval Tinggi (T) 50 ≤ X≤ 60 Sedang (S) 40 ≤ X< 50 Rendah (R) 30 ≤ X< 40

Catatan :

(64)

2. Wawancara

Tujuan penulis melakukan wawancara yaitu untuk mengetahui keaslian jawaban siswa dalam mengisi kuesioner sehingga penulis mampu memberikan skor yang sesuai untuk mengelompokkan siswa ke dalam tingkat tingkat motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menentukan cara penyelesaian soal-soal, dan penjelasan siswa mengenai cara penyelesaian tersebut. Analisis wawancara yang dilakukan dalam bentuk transkrip wawancara.

3. Tes

(65)

45 BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Agustus 2013, bertempat di rumah subyek penelitian. Penelitian dilakukan terhadap 6 siswa SMP kelas VII dari dua sekolah yang berbeda, terdiri atas 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Penulis kemudian menggunakan inisial siswa 1, siswa 2, siswa 3, siswa 4, siswa 5 dan siswa 6 dalam pembahasan penelitian yang dilakukan. Di dalam pelaksanaan penulis menggunakan camera digital untuk foto jawaban siswa terhadap soal yang diberikan dan handphone untuk merekam saat melakukan wawancara dengan siswa sebagai pendukung ketika pengambilan data dilakukan.

(66)

46 oleh penulis sebagai pertimbangan untuk menentukan skor yang diperoleh siswa dari setiap pengisian kuesioner yang dilakukannya.

Setelah dilakukan perhitungan dari seluruh kuesioner yang telah diisi, diperoleh siswa dengan tingkat motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah. Kemudian penulis memberikan 3 soal cerita dengan tujuan untuk mengetahui proses siswa dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Setelah itu penulis melakukan wawancara kepada setiap siswa mengenai cara penyelesaian yang telah dituliskannya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui penjelasan dan cara berpikir siswa terhadap cara penyelesaian sampai pada kesimpulan yang diperolehnya.

B.Penyajian Data 1. Kuesioner

Berikut ini data mengenai rincian skor hasil pengisian kuesioner oleh 6 siswa yang disajikan dalam tabel:

Tabel 4.1

Hasil perolehan skor untuk setiap siswa pada pengisian kuesioner

(67)

47

11, Soal nomor 11 3 4 2 3 2 2

12. Soal nomor 12 4 4 2 4 2 4

13. Soal nomor 13 4 3 3 3 2 2

14. Soal nomor 14 4 4 2 3 2 2

15. Soal nomor 15 4 4 4 4 4 3

Total skor 54 53 44 47 39 37

Skor maksimum (B) 15 x 4 = 60

Skor minimum (A) 15 x 2 = 30

Berdasarkan data diatas maka siswa dengan tingkat motivasi belajar tinggi,sedang dan rendah dapat dilihat melalui grafik batang berikut ini:

Diagram 4.1

Hasil Pengukuran Tingkat Motivasi Belajar pada 6 Siswa

Kriteria interval ditentukan sebagai berikut: Rendah(R) 30 ≤ X≤ 40

Sedang (S) 40 ≤ X< 50 Tinggi (T) 50 ≤ X< 60

Siswa yang termasuk ke dalam motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah dapat dilihat pada tabel 4.2.

0 10 20 30 40 50 60

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6

Motivasi belajar tinggi

Motivasi belajar sedang

(68)

48

Tabel 4.2

Kelompok siswa berdasarkan tingkat motivasi belajar

Siswa Tingkat motivasi belajar 1

Tinggi 2

3

Sedang 4

5

Rendah 6

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama wawancara dilakukan untuk memastikan jawaban setiap siswa terhadap kuesioner yang diberikan. Tahap kedua wawancara dilakukan untuk mengetahui ide siswa terhadap penyelesaian soal tes yang diberikan. Transkrip 2 tahap wawancara tersebut disajikan pada lampiran.

3. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar yang digunakan mengenai materi Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV). Tes terdiri dari 3 soal uraian. Hasil penyelesaian dari 6 siswa terhadap 3 soal yang diberikan terdapat pada lampiran sedangkan uraian mengenai penyelesaian setiap siswa akan dibahas dalam analisis.

C. Analisis Data

(69)

49 siswa

Tinggi Siswa 1

Setelah membaca soal, siswa diam untuk memikirkan cara penyelesaian yang hendak digunakan. Kemudian siswa menuliskan cara tersebut di lembar jawab yang telah disediakan.

Satu karung pakan ternak dapat digunakan sebagai persediaan makanan untuk 9 ekor sapi selama 20 hari. Jika digunakan oleh 15 ekor sapi maka dapat bertahan untuk berapa hari persediaan pakan tersebut?

Wawancara Pekerjaan siswa yang dijelaskan dari wawancara Analisis S1:“Ehm jadi gini mbak itu kan yang

ditanya mengenai persediaan pakan akan habis untuk 15 sapi butuh waktu berapa lama gitu kan mbak, nah kalau aku ya tak bandingkan 15 per 9 kali 20 hari, kan ketemu 32 yang merupakan hasil yang kemudian akan dikurangkan, biar bisa ketemu hari untuk 15 sapi gitu mbak.”

Keterangan:

Salah satu kemungkinan cara penyelesaian yang digunakan siswa untuk memperoleh banyak hari yang digunakan oleh 15 sapi, namun dengan perhitungan yang salah.

- Siswa menggunakan perbandingan senilai antara banyak sapi dengan banyak hari untuk menyelesaikan soal. Padahal soal tersebut tidak diselesaikan menggunakan perbandingan senilai tetapi menggunakan perbandingan terbalik. - Siswa masih melakukan kesalahan

dalam menghitung operasi perkalian terhadap pecahan.

S1:“..Nah kalau aku mikirnya 9 sapi aja 20 hari nah kalau 15 sapi mestinya kurang dari 20 hari kan makin banyak sapi persediaan pakan ternak untuk 1 karung pasti akan lebih cepat habisnya karena

Keterangan:

Siswa menuliskan cara penyelesaian tersebut dengan asumsi agar hasil yang diperoleh kurang

(70)

50 yang hasil akhirnya juga sama kok. Iya

mbak artinya sama. Lha hasilnya aja sama kok mbak. Setauku gitu mbak.”

Keterangan:

Kemungkinan cara lain yang digunakan siswa untuk memperoleh hasil akhir dari masalah tersebut. Kemungkinan ini benar, meskipun siswa tidak dapat menjelaskan dengan pemahaman yang benar.

benar, meskipun siswa masih belum dapat menjelaskan pemahamannya dengan lebih jelas dan rinci.

- Dalam menggunakan cara tersebut siswa masih belum dapat memahaminya. Hal ini ditunjukkan dari sikap siswa yang tidak dapat melihat dan menjelaskan perbedaan dari dua cara yang ditulisnya.

Keterangan Pekerjaan siswa Soal nomor 2

- Siswa langsung menuliskan cara penyelesaian soal secara singkat. - Perhitungan dan rencana cara

penyelesaian yang dilakukan siswa dituliskan pada kertas coretan lain. - Setelah menyelesaikan soal-soal siswa

meneliti kembali untuk memastikan cara penyelesaian dan perhitungan yang telah ditulisnya.

Budi membeli 12 baju dengan harga Rp336.000,00. Apabila Ani akan membeli baju dengan merk dan model yang sama dengan merk baju yang dibeli Budi sebanyak 20 baju, berapa total harga baju yang harus dibayar Ani?

Wawancara Pekerjaan siswa yang dijelaskan dari wawancara Analisis

S1:“.. Aku cari dulu harga 1 baju yaitu Rp

336.000,00 dibagi 12 ketemu Rp 28.000,00 ini lho mbak aku coret-coret, terus dikalikan 20, aku tulis jadi bentuk 20 per 12 kali 336.000 gitu mbak.”.”

- Siswa dalam memahami soal sudah baik, yang ditunjukkan dari cara siswa menyelesaikan soal.

- Siswa mampu berpikir

menggunakan logika dengan benar dalam penjelasannya mengenai cara

“...ketemu Rp

(71)

51 dikalikan 20 untuk memperoleh harga

keseluruhan.

Langkah penyelesaian dan kesimpulan siswa untuk menentukan harga 20 baju yang ditanyakan pada soal.

- Siswa mampu menuliskan kesimpulan dengan benar dari masalah yang diselesaikan.

- Siswa merancang rencana mengenai cara menyelesaikan masalah sebelum menuliskan pada lembar jawab.

Hasil coretan perhitungan yang ditulis siswa pada kertas coretan.

Keterangan Pekerjaan siswa Soal nomor 3

-Siswa berpikir lebih lama untuk menentukan cara penyelesaian dibandingkan saat menyelesaikan soal-soal sebelumnya. -Setelah berulangkali membaca soal siswa

mampu menuliskan dari pernyataan yang diketahui ke dalam kalimat matematika secara lebih sederhana.

-Siswa berulangkali mencoba menyelesaikan soal dengan menggunakan beberapa cara sampai menemukan cara penyelesaian yang dianggap paling benar.

Perhitungan operasi pembagian 336000:12 untuk menentukan harga 1 baju yang kemudian diperoleh hasil 28000.

Gambar

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Tabel 3.1 Kuesioner untuk Mengukur Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Grafik 4.1 Hasil pengukuran tingkat motivasi belajar pada 6 siswa
Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media,2012), hal.101.. Roseinzweig memberi pengertian motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. Buchari Zainun

Dalam melakukan proses belajar mengajar antara siswa yang satu dengan. siswa yang lainya sangatlah berbeda, tergantung dari

Dengan berpijak pada beberapa persoalan yang ada, maka hal itulah yang mendorong bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang bejudul “Penerapan Metode

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis

Hasil belajar pada umumnya merupakan penilaian tentang usaha yang dilakukan seseorang. Kecerdasan seseorang biasanya juga dapat dilihat dari hasil belajar yang

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan. pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun