BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku ajar biologi yang digunakan untuk memperkuat penguasaan konsep siswa akan peralatan dan bahan labratorium biologi, dalam pembelajarannya. Sesuai dengan sifat penelitiannya, maka penelitian yang dilakukan berupa penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian dilakukan dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan buku siswa kemudian menguji penerapannya sebagai bahan pendukung pembelajaran.
Penelitian dilakukan menggunakan prosedur penelitian pengembangan Borg and Gall (1983). Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survei atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen yang bersifat kuantitatif). Borg and Gall (1983) menjelaskan sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan, yaitu:
1. Research and information (penelitian dan pengumpulan informasi).
Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Planning (perencanaan). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperluaskan dalam pelakasanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dari ponelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Developprelimenary form of product (pengembangan poduk awal).
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
4. Preminary field testing (uji coba awal). Uji coba lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru), dengan catatan dalam penelitian diadakan pengamatan, wawancaram, dan pengedaran angket.
5. Main field revision (revisi produk). Memperbaiki atau menyempurnakan produk uji coba.
6. Main field testing (uji coba utama). Melakukan uji coba lebih luas pada sampai 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba.
Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang digunakan dikumpulkan. Hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.
7. Operaional product revision (revisi produk revisional). Menyempurnakan produk hasil coba lapangan.
8. Opereational field testing (uji coba operasional). Dilaksanakan pada 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian
dilakukan melalui angket, wawancara dan lembar observasi dan analisis lainnya.
9. Final revisi products (revisi produk akhir). Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
10. Dessemenation and implementation (Desemenasi dan implementasi).
Melaporkan hasil dalam pertemuan profesiona;l dan dalam jurnal.
Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan, serta memonitor penyebaran untuk pengonttrolan kualitas.
Gambar 3.1 Langkah Penelitian Pengembangan Borg and Gall (Borg and Gall, 1983)
Berdasarkan beberapa penelitian dengan skala luas dan hasil yang valid, Sukmadinata (2009) memodifikasi model penelitian pengembangan Borg and Gall tersebut kedalam 3 langkah, yaitu 1) studi pendahuluan, yang meliputi studi literatur, studi lapangan, analisis kebutuhan dan kajian materi 2) Pengembangan model, yang meliputi (penyusunan draf awal model, uji coba skala terbatas, uji
1. Research and information
collecting
2.Planning
3.Develop premilinary form of product
4.Prelimenary field testing
7. Operational product revision
6.Man field testing
5.Main product revision
9.Final product revision
10.Dissemination and implementation 8. Operational
field testing
skala luas, uji coba skala luas dan model final hipotetik), dan 3) validasi model, yaitu merupakan tahap untuk menentukan model yang sudah teruji
`Adapun kerangka peelitian dan pengembangan yan dilakukan dalam penelitian ini digambarkan dengan gambar 3.2 sebagai berikut:
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Model Borg and Gall yang dimodifikasi (Sukmadinata, 2009)
Studi Pendahuluan Pengembangan Model
Validasi Model
Studi Pustaka:
Teori-teori
Hasil penelitian terdahulu
Survei Lapangan
Perencanaan Draft
Uji Coba Skala Terbatas Draft Produk
Konsultasi Ahli Media dan Ahli
Materi
Revisi
Penelitian Eksperimen
(uji coba skala luas)
Revisi Revisi
Pengembangan Draft
Kajian RPP dan Materi di SMA
Produk Hipotetik
Uji Ahli Media dan
Ahli Materi Produk Akhir Deseminasi dan
Implementasi
Need assesment
Dalam pelaksanaanya, pendekatan penelitian dan pengembanagan ini membentuk suatu siklus, yan diawali dengan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan suatu produk pendidikan, kemudian produk tersebut dikembangkan dalam suatu situasi tertentu, kemudian diuji, direvisi, dan diuji kembali, sampai pada akhirnya ditemukan produk akhir yang dianggap sempurna yang selanjutnya produk tersebut diuji validitasya, apabila produk sudah teruji, diharapkan produk tersebut diterapkan untuk memperbaiki proses pendidikan dalam rangka menghasilkan hasil (Outtput) yang baik.
3.2 Prosedur Pengembangan 3.2.1 Studi Pendahuluan
Kegiatan studi pendahuluan meliputi kajian studi pustaka, survei lapangan serta kajian materi, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Studi Pustaka (Literatur)
Kajian pustaka ditujukan untuk mempelajari landasan teori yang mendasari pengembangan buku ajar untuk meningkatkan kemampuan penguasaan siswa khusunya dalam pembelajaran Biologi materi keselamatan kerja dan kaitannya dengan laboratorium Biologi mengenai alat-alat serta bahan laboratorium.
Pengembangan teori tersebut, meliputi konsep pendidikan sains khususnya Biologi, pembelajaran biologi di laboratorium, metode pengenalan alat dan bahan laboratorium biologi yang dilakukan oleh guru, dan pengembangan buku ajar tentang peralatan dan bahan laboratorium biologi serta mengkaji beberapa hasil- hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan pengembangan buku ajar.
Pendalaman tentang materi tesebut dilakukan peneliti dengan mempelajari buku dari berbagai sumber.
2. Survei Lapangan
Survei lapangan ditujukan untuk mengungkapkan kondisi nyata yang merupakan faktor pendukung atau penghambat penerapan buku ajar yang akan diterapkan dalam pembelajaran biologi. Faktor tersebut meliputi survei terhadap peserta didik kelas XII, guru pengampu serta lingkungan sekolah.
Pra-survei meliputi metode pengenalan alat laboratorium yang dilakukan oleh guru pengajar terhadap peserta didik, analisis kesesuaian jawaban tes alat yang diisi oleh peserta didik kelas XII terhadap alat laboratorium biologi yang disajikan dalam bentuk angket (kuisioner), juga menghimpun sarana, dan fasilitas serta kelengkapan alat laboratorium biologi di SMA, serta iklim laboratorium biologi dalam SMA secara keseluruhan.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi dan wawamcara. Pada guru biologi terhadap kesulitan konsep materi pembelajaran keselamatan kerja khsusunya pada fokus alat dan bahan laboratorium, metode mengajar, dan bahan ajar yang digunakan dalam membelajarkannya, serta perangkat pembelajarannya. Selain melakukan observasi dan wawancara peneliti juga melakukan need assesment pada konsep materi yang terkait dengan melakukan metode angket dimana angket ini ditujukan untuk guru dan siswa yang akhirnya tujuan dari adanya angket ini dapat dijadikan acuan dasar mengumpulkan bahan untuk mengembangkan buku ajar.
3. Analisis Materi
Analisis yang dilakukan meliputi analisis kurikulum dan analisis materi hingga nantinya ditemukan konsep yang esensial. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi konsep utama yang harus dipelajari oleh siswa dari setiap kompetensi yang ditetapkan, hingga sampai perumusan tujuan pembelajaran.
Perumusan tujuan pembelajaran mengacu pada indikator pembelajaran yang ditetapkan. Perumusan tujuan pembelajaran mencakup ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan nantinya akan digunakan sebagai dasar mengkontruksi teks materi dalam buku ajar.
4. Need Assesment
Pada bagian ini diperoleh sebuah materi yang akan disampaikan dalam pengembangan bahan ajar berupa buku ajar alat dan bahan laboratorium biologi dari hasil data survei wawancara guru dan siswa, studi pustaka, dan analisis materi yang disebut dengan konsep esensial.
3.2.2 Tahap Pengembangan Model
Tahap awal pada langkah pengembangan model ini adalah menyusun draf awal buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi untuk meningkatkan kemampuan konsep pengetahuan alat dan bahan laboratorium siswa SMA kelas X yang disusun berdasarkan hasil analisis data pada tahap studi pendahuluan.
Selanjutnya draft awal model tersebut dikembangkan dengan melakukan konsultasi ahli media dan ahli materi serta uji-coba terbatas untuk mendapatkan model hipotetik yang siap untuk diujicobakan skala luas dengan eksperimen dan divalidasi.
1. Penyusunan dan Pengembangan Draf Awal Model
Proses pengembangan model meliputi sejumlah kegiatan yaitu menyusun draf model. Draf model disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan (need assesment) dan landasan teori hasil kajian kepustakaan serta memadu kesesuaian buku ajar yang akan dikembangkan dengan klasifikasi pengetahuan laboratorium biologi SMA secara umum, spesifikasi alat dan bahan, cara penggunaan, serta cara menyimpan peralatan laboratorium biologi, dan kondisi siswa SMA yang akan menjadi sasaran penggunaan pada draf awal model. Draf awal dikaji ulang melalui diskusi dengan guru pengampu mata pelajaran Biologi SMA dan teman sejawat yang terlibat dalam penelitian dan pihak-pihak yang terkait serta pakar dalam bidang media dan bahan ajar, untuk memberikan kontribusi bagi penyempurnaan draf awal model yang dikembangkan. Berdasarkan masukan- masukan yang ada, draf awal model disempurnakan. Adapun ringkasan desain draf model awal buku ajar yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
Buku Siswa
I. Bagian Pendahuluan a) Halaman Depan Cover b) Kata Pengantar
c) Daftar Isi
d) Petunjuk Penggunaan Buku II. Bagian Isi
a) Bagian Awal tiap Bab
- Terdiri dari Apresepsi, kata kunci, dan tujuan pembelajaran
b) Materi Alat Gelas
Pada pembelajaran di bab 1 akan dibahas mengenai alat laboratorium biologi khusus untuk alat gelas (glassware). Pembahasan yang tersaji terdiri dari nama, definisi, fungsi/kegunaan, cara merawat dan memelihara dalam kaitannya dengan prinsip keselamatan kerja.
Langkah kegiatan aktivitas siswa yang dilakukan adalah kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan.
c) Materi Alat Penunjang
Pada pembelajaran di bab 2 akan dibahas mengenai alat laboratorium biologi khusus untuk alat penunjang (non-glassware). Pembahasan yang tersaji terdiri dari nama, definisi, fungsi/kegunaan, cara merawat dan memelihara dalam kaitannya dengan prinsip keselamatan kerja.
Langkah kegiatan aktivitas siswa yang dilakukan adalah kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan.
d) Materi Alat Modern
Pada pembelajaran di bab 3 akan dibahas mengenai alat laboratorium biologi khusus untuk alat modern (electrical instrumen). Pembahasan yang tersaji terdiri dari nama, definisi, fungsi/kegunaan, cara merawat dan memelihara dalam kaitannya dengan prinsip keselamatan kerja.
Langkah kegiatan aktivitas siswa yang dilakukan adalah kegiatan
mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan.
e) Materi bahan laboratorium/ bahan kimia
Pada pembelajaran di bab 4 akan dibahas mengenai bahan laboratorium biologi khusus untuk bahan kimia yang terdapat dalam laboratorium biologi. Pembahasan yang tersaji terdiri dari nama, definisi, fungsi/kegunaan, mengenal bahaya dan cara pemakain dalam kaitannya dengan prinsip keselamatan kerja.
Langkah kegiatan aktivitas siswa yang dilakukan adalah kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan
f) Materi bahan biologi
Pada pembelajaran di bab 5 akan dibahas mengenai bahan laboratorium biologi khusus untuk bahan kimia yang terdapat dalam laboratorium biologi. Pembahasan yang tersaji terdiri dari nama, definisi, fungsi/kegunaan, mengenal bahaya dan cara pemakain dalam kaitannya dengan prinsip keselamatan kerja.
Langkah kegiatan aktivitas siswa yang dilakukan adalah kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan
g) Rangkuman h) Evaluasi i) Refleksi
III. Bagian Penutup a) Glosarium b) Daftar Pustaka
2. Konsultasi Ahli Media dan Materi
Konsultasi ahli media dan materi merupakan tahap awal dalam melakukan uji validasi terhadap draf buku ajar yang akan dilakukan. Tahap ini dilakukan dengan hanya berkonsultasi terhadap draf pertama yang akan di uji cobakan secara terbatas atau dalam skala kecil terhadap siswa kelas X. Adapun dalam melakukan konsultasi ahli media dan ahli materi dilakukan terhadap ahli di bidang materi dalam alat dan bahan laboratorium biologi, serta ahli media terhadap buku ajar. Konsultasi dapat dilakukan dengan dosen pembimbing yang memilki kompeten di dalam materi dan media, serta ahli lainnya di dalam bidangnya.
Untuk tahap konsultasi ini peneliti berkonsultasi dengan laboran laboratorium biologi UMM, serta dosen pendidikan biologi pengampu mata kuliah media dan pembelajaran sebagai ahli medianya.
3. Uji-Coba terbatas dan Revisi
Selesai kegitan studi pendahuluan dan pengembangan draf serta konsultasi selanjutnya dilakukan uji-coba terbatas terhadap draf awal buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi untuk meningkatkan kemampuan konsep pengetahuan peralatan laboratorium Biologi SMA kelas X. Pada tahap uji-coba terbatas buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi SMA akan difokuskan pada evaluasi proses pembelajaran, perbaikan terhadap proses yang dikembangkan dengan melibatkan guru mata pelajaran Biologi kelas X dan siswa kelas X. Uji
coba terbatas dilakukan pada satu SMA di Kota Malang, dengan memilih masing- masing dua sampel siswa yang terkategori dalam kelas rendah, sedang, dan tinggi.
Hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan SMA yang dijadikan tempat dilaksanakan uji terbatas adalah berdasarkan hasil observasi peneliti dan rekomendasi dari dosen pembimbing yang sangat berkompeten. Pertimbangan lainnya adalah kondisi sekolah, baik dari segi manajemen dan administrasi sekolah yang mendukung, serta sarana dan prasarana alat laboratorium biologi SMA yang sangat menunjang serta medukung dan adanya kelengkapan. Sebelum uji-coba terbatas dilakukan maka disusun desain pembelajaran.
Desain penelitian yang akan dilakukan yakni dengan mendistribusikan buku ajar tahap 1 sebagai bahan ajar tahap awal, terhadap pengenalan alat dan bahan laboratorium. Desain pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran kelas dengan alokasi waktu 30 menit, kemudian siswa diberikan evaluasi serta angket respon siswa terhadap buku ajar.
Selama kegiatan pembelajaran peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal yang penting dilakukan, guru, kebaikan, kekurangan, kesalahan dan penyimpangan terhadap bahan ajar yang disajikan. Setelah kegiatan uji coba terbatas, guru bersama peneliti akan melakukan diskusi secara kontinyu untuk berikutnya membuat perubahan yang akan dilakukan. Setelah beberapa putaran hasil ujii coba melalui beberapa perubahan sehingga buku ajar dapat dijadikan standar maksimal tanpa ada lagi perbaikan pada draf model awal yang dikembangkan, maka uji coba terbatas dihentikan. Selesai uji-coba terbatas dilakukan peneliti mengadakan pertemuan dengan guru-guru pengampu mata
pelajaran biologi SMA untuk membahas temuan yang didapatkan selama uji-coba terbatas dan melakukan penyempurnaan terakhir sebelum melakukan uji coba skala luas
3.2.3 Validasi model
Validasi model merupakan sebuah tahap pengujian keampuhan dan efektifitas buku ajar yang dikembangkan. Fokus pelaksanaan validasi buku ajar adalah sebagai bahan ajar dalam kaitannya dengan penguasaan konsep dalam pembelajaran yang didalamnya dapat pula meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mengenai alat dan bahan laboratorium biologi. Diharapkan hasil akhir dari tahap validasi bahan ajar ini adalah buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi yang dapat digunakan sebagai bahan ajar yang dapat meningkatakan pemahaman dan pengetahuan peserta siswa mengenai peralatan dan bahan laboratrorium biologi. Ada dua tahap yang dilakukan dalam validasi model, yakni uji validasi oleh ahli dan uji coba skala luas dengan melakukan eksperimen.
1. Uji Ahli Media dan Ahli Materi
Buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi yang telah di buat dan di uji cobakan secara terbatas, kemudian divalidasi oleh beberapa ahli atau pakar.
Validasi yang dilakukan adalah validasi desain dan keterterapan oleh ahli media dan validasi materi dilakukan oleh ahli materi laboratorium biologi, disini menggunakan pakar adalah kepala laboratorium biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Validasi hasil penilaian terhadap buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi digunakan untuk memperbaiki kekurangan sehingga
bahan ajar yang baru dapat diterapkan pada materi pembelajaran pengenalan alat dan bahan laboratorium biologi, sehingga mendorong perkembangan belajar siswa dalam kaitannya dengan penguasaan konsep pembelajaran
2. Uji-coba skala luas (eksperimental)
Setelah uji validasi ahli dilakukan, kemudian tahap selanjutnya dalam uji validasi dilakukan dengan melakukan uji skala luas terhadap satu kelas yang ditentukan, yang mempunyai kemampuan homogen terhadap pengetahuan peralatan dan bahan laboratorium biologi. Penyusunan draf buku ajar yang dikembangakan disini sudah memasuki tahap III, karena sebelumnya sudah melakukan banyak revisi dan diskusi dengan beberapa ahli, baik ahli media, materi, dan guru. Kegiatan pengamatan dan diskusi dilakukan sampai tidak terjadi lagi kekurangan, dan kelemahan, sehingga uji coba diberhentikan. Maka peneliti menyimpulkan bahwa telah tercipta suatu draf terakhir dari buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi yang dikembangkan.
Buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi yang sudah dikembangkan kemudian diuji keampuhannya dengan melakukan uji eksperimental. Satu kelas adalah subjek yang akan diuji secara eksperimen.
Pemilihan kelas berdasarkan pertimbangan dari sekolah dan guru pengampu biologi yang sudah mempunyai pengalaman, dan memilki syarat dengan tingkat kemampuan yang setara (homogen). Dengan desain pembelajaran yang dilakukan adalah kelas yang diujicobakan secara luas ini menggunakan satu kelas dengan jumlah siswanya adalah 30 siswa.
3.3 Prosedur Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektivan sebuah bahan ajar dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3.3.1 Model Desain Uji Coba
Desain uji coba buku ajar yang dilakukan adalah dengan validasi dan uji coba produk. Pada tahap validasi ini dilakukan oleh validator dengan mengisi lembar validasi terhadap buku ajar yang disusun. Validator tersebut adalah seorang ahli terhadap materi dan ahli terhadap media. Desain validasi disusun secara deskriptif yang memungkinkan peneliti memperoleh data secara kualitatif dan kuantitatif. Produk akan divalidasikan kepada validator ahli, dan setelah dilakukan validasi apabila ditemukan revisi/perbaikan maka dilakukan revisi untuk mendapat predikat layak untuk di uji cobakan pada siswa.
Uji coba produk akan dilakukan dengan 2 tahap. Uji coba buku ajar tahap 1 akan dilakukan terhadap kelompok terbatas. Kelompok yang dimaksud diambil dari 6 siswa dari jumlah populasi 30 siswa. Sampel diambil dengan teknik Stratified-Cluster Sampling yang dilanjutkan dengan Simple Random Sampling.
Teknik Stratified-Cluster Sampling digunakan karena 6 sampel siswa yang diambil dengan menggolongkan siswa ke dalam 3 kategori yaitu siswa berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dan kemudian sampel diambil secara acak dari ketiga kategori yang dimaksud. Setelah dilakukan uji coba tahap I maka didapatkan data dan diskusi dengan guru untuk melakukan revisi tahap II.
Desain uji coba tahap II dilakukan terhadap kelompok besar yakni yang digunakan adalah satu kelas dengan jumlah 26 siswa di SMAN 3 Malang. Satu
kelas yang diuji untuk mengetahui keefektifan pengembangan buku ajar alat dan bahan laboratorium biologi. Desain uji coba dilakukan untuk melihat keterbacaan sumber belajar berupa buku ajar yang sudah memasuki tahap II. Memasuki tahap III, dengan kelas yang sama desain yang digunakan berupa pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan pembelajaran, diawal pembelajaran siswa di berikan soal pre-test dan kemudian postest di akhir pembelajaran. Setelah dilakukan uji coba akan dilakukan analisis dan diskusi mengenai keefektifan buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi, yang akan memasuki revisi tahap III.
Model eksperimen yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan one group pretest-postest karena hanya menggunakan satu saja tanpa adanya satu kelompok pembanding (Arikunto, 2010). Adapun gambaran desain dapat dilihat di bawah
Gambar 3.3 Desain Eksperimen untuk uji validasi model (Sukmadinata, 2009) Hasil nilai efektivitas didapatkan dari perlakuan dengan cara membandingkan antara nilai O2 dengan O1.Jikalau nilai hasil O2 lebih besar dari O1
maka buku ajar alat dan bahan laboratorium biologi dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
Skema model eksperimen one group pretest-postest
Observasi Awal Perlakuan Observasi Akhir
Keterangan:
O1 : Observasi Awal P :Perlakuan O2 : Observasi Akhir
O 1 P O 2
3.3.2 Subjek Uji Coba
Penelitian ini dilaksanakan dengan melibatkan guru dan siswa pada satu SMA Negeri di Malang. Subjek validasi untuk pengembangan buku ajar terdiri dari dua dosen program studi Pendidikan Biologi yang merupakan ahli materi dan ahli media. Penjelasan subjek validasi ahli diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Subjek Validator Materi dan Media
No Subjek Validasi Kriteria Bidang
Keahlian 1 Dr. Elly Purwanti, M.P. Aspek Isi/materi dan
kebahasaan
Ahli Materi 2 Prof. Dr. agr Mohamad Amin,
S.Pd., M.Si.
Aspek Penyajian dan Tampilan
Ahli Media
3.4 Jenis Data
Data yang diperoleh pada studi pendahuluan meliputi: (1) hasil telaah observasi dan angket dan kajian pustaka; (2) Hasil observasi mengenai kondisi pembelajaran mengenai pengenalan alat dan bahan laboratorium biologi. Data yang didapatkan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif sesuai dengan konteks dan permasalahan penelitian, sedangkan data yang bersifat kuantitatif dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif secara persentase dan perhitungan statistik.
Data kualitatif diperoleh dari kritik dan saran siswa maupun guru dari lembar angket respon siswa saat melakukan uji coba skala terbatas dan skala luas, serta saran dan masukan dari uji validitas oleh validator. Kemudian data kuantitaif diperoleh dari lembar angket dari uji validasi, uji skala terbatas, uji skala luas, dan hasil pre-test serta post-test siswa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, tes, wawancara, dan angket. Pada uji coba terbatas teknik yang digunakan oleh peneliti adalah observasi dan tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Pada uji skala luas, yang digunakan adalah pengumpulan data dalam bentuk angket, dan tes tertulis. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan buku ajar alat dan bahan laboratorium biologi yang nantiya digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa, digunakan secara kuantitatif dilakukan secara uji tertulis dengan menggunakan tes pilihan ganda.
a. Pengamatan (Observasi)
Observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya termasuk dalam situasi buatan (Sudjana & Ibrahim, 1989). Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada tahap studi pendahuluan awal, uji coba terbatas, dan uji coba skala luas, maupun validasi model (uji eksperimental).
Observasi yang diamati berupa aktifitas tentang proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang dilakukan secara kontinyu sampai diperoleh data yang memadai. Observasi dilakukan berupa observasi parsipatif yaitu peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung untuk mendapatkan data terhadap objek yang diamati.
b. Kuisioner/Angket
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden melalui pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti (Sudjana & Ibrahim, 1989). Dalam penelitian kuisioner/angket digunakan untuk mengetahui respon peserta didik dalam menerapkan konsep yang berkesesuaian dengan bahan ajar yang diterapkan. Untuk mendapatkan data secara kualitatif, maupun kuantitatif.
c. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untukmendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi,keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden melalui pertanyaan yangsengaja diajukan oleh peneliti (Sudjana & Ibrahim, 1989). Dalam penelitian ini tahhap wawancara dilakukan pada tahap pra-survei dimana wawancara ini dilakukan terhadap guru SMA untuk melakukan pentingnya pengembangan akan bahan ajar berupa buku ajar yang dikembangkan. Dalam hali ini jenis wawancara yang dilakukan adalah jenis wawancara tak berstruktur untuk mendapatkan hasil yang sangat terbuka maka dibuatlah pedoman wawancara yang digunakan untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan topik permasalahan.
d. Lembar Tes Penguasaan Konsep
Lembar tes digunakan pada tahap uji coba eksperimenal untuk melihat keefektifan dan melihat peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi
keselamatan kerja dengan buku ajar yang dikembangkan. Tes yang diberikan dua kali yakni sebelum proses pembelajaran (pretest) dengan buku ajar dan setelah proses pembelajaran (posttest) dengan buku ajar yang dilakukan pada saat uji coba skala kecil dan skala besar. Dari hasil tes akan diketahui nilai keefektifan media melalui perhitungan nilai.
Lembar tes berupa soal pilihan ganda, dimana soal pilihan ganda terdiri dari 20 soal. Soal tersebut diberikan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan praktisi untuk mendapatkan soal yang efektif.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah berupa pedoman wawancara, lembar observasi dan tes tertulis. Pedoman wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden melalui pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti. Pada penelitian ini pedoman wawancara digunakan pelaksanaan pengenalan alat laboratorium biologi dan bahan ajarnya.
Lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya termasuk dalam situasi buatan. Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan untuk melihat proses dan kegiatan yang dilakukan guru pada saat melakukan pembelajaran bersama dengan peserta didik di dalam situasi laboratorium dimana pemberdayaan dan penggunaan alat dan bahan dipandu dengan buku ajar yang telah dikembangkan.
Tes tertulis berupa tes untuk mengukur tingkat penguasaan kemampuan konsep materi tentang peralatan dan bahan laboratorium siswa dalam bentuk pilihan ganda, dalam penelitian tes yang digunakan bukan tes baku atau tes yang terstandar, akan tetapi tes yang disusun guru bersama peneliti. Hal ini didasarkan kepada pertimbangan bahwa tes prestasi belajar yang disusun sendiri dapat mengungkapkan keberhasilan penggunaan buku ajar peralatan dan bahan laboratorium biologi. Hal ini ditegaskan oleh Sudjana & Ibrahim (1989), bahwa dalam penelitian pendidikan penyusun tes prestasi belajar buatan peneliti sebagai alat pengumpul data jauh lebih baik dari tes baku atau sekedar mengumpulkan data sekunder dari dokumen hasil belajar yang telah ada, sebab instrumen yang dihasilakan dapat dipandang sebagai hasil penelitian itu sendiri.
Instrumen tes pengukuran hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran (pre-test), dan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah dilaksanakan pembelajaran (pos-test). Tes Hasil belajar dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda yang di variasikan. Butir soal dalam tes disusun mencakup aspek-aspek pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi konsep, sintesis, analisis dan evaluasi, dengan jumlah yang sesuai dengan pedoman penilaian
Instrumen yang digunakan kemudian dipetakan dan dijadian sebagai kisi- kisi sebagai berikut:
1. Panduan wawancara untuk guru dan siswa mata pelajaran biologi SMA
Panduan wawancara dalam penelitian ini berisikan tentang beberapa pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui, bahan ajar yang sudah
digunakan disekolah. Diajukan terhadap guru dan siswa untuk memperoleh data yang mendetail dan akurat. Dalam pelaksanaannya, pertanyaan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi saat dilaksanakannya wawancara.
2. Lembar validasi buku ajar oleh ahli materi
Lembar validasi buku ajar oleh ahli materi bertujuan untuk merekam data berupa penilaian, pendapat, dan saran terhadap kesesuaian dengan kurikulum, kompetensi dasar, serta kebenaran materi yang dikembangkan dalam bentuk buku aja. Lembar validasi buku ajar diberikan kepada dosen ahli materi dan diisi dengan memberikan tanda cek dan menuliskan saran dan komentar pada kolom komentar. Kisi-kisi lembar validasi oleh ahli materi menurut Muclish (2010) tersaji dalam tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Validasi Buku Ajar oleh Ahli Materi No Aspek yang divalidasi Deskriptor
1 Kelengkapan materi Sajian materi dalam buku ajar memuat semua materi pokok bahasa dalam aspek ruang lingkup yang mendukung tercapainya kompetensi dasar yang telah dirumuskan dalam kurikulum
2 Keluasan materi Sajian konsep, definisi, prinsip, contoh, dan latihan yang terdapat dalam bahan ajar sesuai dengan kebutuhan materi pokok
Materi dalam buku ajar menjabarkan substansi minimal (fakta, konsep, prinsip, dan teori) yang terkandung dalam kompetensi dasar
3 Kedalaman materi Kesesuaian uraian materi dengan kompetensi dasar dan indikator kompetensi
Materi yang terdapat dalam buku ajar memuat penjelasan terkait dengan konsep, definisi, prinsip, dan latihan agar mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan sesuai dengan kompetensi dasar.
4 Keakuratan dan Kebenaran materi
Sajian materi dalam buku ajar disajikan secara akurat untuk menghindari miskonsepsi Definisi dan konsep dirumuskan dengan tepat untuk mendukung tercapainya kompetensi dasar
5 Akurasi prinsip Prinsip-prinsip yang tersaji dalam buku ajar dirumuskan secara akurat
6 Akurasi contoh, fakta, dan ilustrasi
Ada uraian contoh, fakta, dan ilustrasi memperjelas uraian konsep dan prinsip
7 Akurasi soal Soal yang disajikan dapat membantu siswa dalam penguasaan konsep dan prinsip
8 Kesesuaian dengan perkembangan IPTEK
Materi yang disajikan sesuai dengan perkembangan IPTEK
9 Kekinian fitur, contoh dan rujukan
Fitur termasuk uraian, contoh dan rujukan mencerminkan kondisi terkait
10 Keterkaitan antar konsep
Terdapat contoh-contoh yang menunjukkan keterkaitan antar konsep
11 Aplikasi Materi dalam buku ajar memuat tugas-tugas yang menodorong siswa untuk memperoleh informasi dari sumber lain
12 Pengayaan Materi dalam buku ajar menyajikan uraian, contoh-contoh, atau soal pengayaan yang berkaitan dengan topik yang diberikan
(Sumber : Muclish, 2010)
3. Lembar validasi buku ajar oleh ahli media
Lembar validasi buku ajar oleh ahli media bertujuan untuk mendapatkan data berupa penilaian, pendapat dan saran terhadap kesesuaian dan kelayakan komponen buku ajar yang telah disusun, berupa kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikan. Kisi-kisi lembar validasi menurut Muclish (2010) tersaji dalam tabel 3.3
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Validasi Buku Ajar oleh Ahli Media No Aspek yang divalidasi Deskriptor
A Kelengkapan Penyajian
1 Bagian Pendahuluan Kata pengantar memuat isi buku secara umum Terdapat petunjuk penggunaan buku ajar Kesesuaian daftar isi dengan isi buku ajar 2 Bagian Isi Kejelasan penyajian gambar, ilustrasi, dan
tabel
No Aspek yang divalidasi Deskriptor
Penyebutan sumber rujukan dan disertakan dalam daftar rujukan
Setiap bab memuat soal latihan yang bervariasi, tingkat kesulitan yang bergradasi secara proposional
Rangkuman memuat kumpulan konsep kunci bab yang dinyatakan ringkas dan bermakna 3 Bagian Penutup Daftar pustaka memuat rujukan yang
digunakan dalam penulisan buku ajar, dan dituliskan secara konsisten
Daftar istilah (glosarium) yang memuat definisi istilah yang penting
B Kelayakan Kegrafikan Desain Cover
4 Tata letak Tampilan pada kulit muka, belakang, dan punggung harmonis dan konsisten
Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi disajikan secara harmonis
5 Komposisi dan ukuran unsur tata letak
Judul, pengarang, logo, dan lain-lain disajikan secara seimbang dan proposional
6 Huruf Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca.
Warna judul buku kontras dengan warna latar belakang.
Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional.
Kombinasi jenis huruf yang digunakan tidak terlalu banyak.
Desain Isi Buku
7 Pencerminan isi buku Tampilan isi buku memberikan gambaran tentang materi ajar
Warna yang digunakan tidak menimbulkan salah penafsiran
Penempatan judul, sub judul, kata pengantar dan lain-lain, pada setiap bab konsisten
Pemisahan antar paragraf jelas
8 Keharmonisan tata letak Bidang cetak dan margin proporsional Spasi antar teks dan ilustrasi sesuai Judul bab dituliskan dengan lengkap
Penulisan judul dan subjudul disesuaikan dengan hierarki penyajian materi ajar
Nomor halaman ditempatkan sesuai dengan pola
Keterangan gambar mampu memperjelas
No Aspek yang divalidasi Deskriptor materi yang disajikan
9 Tipografi isi Jenis huruf yang digunakan tidak terlalu banyak
Variasi format huruf (bold, italic, underline) tidak terlalu banyak
Jenis huruf sesuai dengan materi isi Spasi antar teks normal
(Sumber: Muclish, 2010) 4. Angket respon siswa
Angket respon untuk siswa bertujuan utnuk melihat respon siswa terhadap buku ajar yang dikembangkan. Angket ini diberikan pada saar uji coba terbatas.
Hasil dari uji angket respon siswa ini berisikan komentar siswa setelah menggunakan buku ajar yang telah dikembangkan oleh peneliti.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah pengumpulan data yang dikerjakan sesuai dengan prosedur penelitian pengembangan. Data terdiri dari data kuantitaif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk prosentase yang kemudian diinterprestasikan dengan kalmat kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang kemudian diinterprestasikan secara deskriptif.
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data kualitatif yang berupa saran kritik, dan komentar dari validator dan siswa yang menjadi peserta uji coba buku ajar. Analisis dilakukan dengan cara mengelompokkan dan mendeskripsikan informasi kualitatif yang diperoleh dari lembar validasi ahli maupun angket siswa
2. Analisis Data Kuantitatif
Teknik analisa data kuantitatif yang digunakan untuk penelitian kali ini ada dua yakni analisa data dari hasil data uji validasi dan data dari hasil uji tes penguasaan konsep.
a. Analisis data uji validasi dan angket respon siswa
Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis data hasil validasi ahli materi dan ahli media adalah dengan perhitungan rata-rata.
Variabel yang diukur kemdian dikembangkan ke dalam skala linkert sebagai berikut
Tabel 3.4 Skala Linkert Data Angket Validasi Ahli
No Skor Keterangan
1 Skor 4 Setuju/ baik/ positif/ sesuai/ mudah/ layak/ bermanfaat/
memotivasi
2 Skor 3 Ragu-ragu/ kadang-kadang/ ntral/ cukup/ setuju/ cukup baik/
cukup sesuai/ cukup mudah/ cukup menarik/ cukup layak/ cukup bermanfaat/ cukup memotivasi
3 Skor 2 Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif/ kurang setuju/ kurang baik/ kurang sesuai/ kurang menarik/ kuang paham/ kurang layak 4 Skor 1 Sangat tidak setuju/ sangat kurang baik/ sangat kuang sesuai/
sangat kurang menarik/ sangat kurang layak/ sangat kurang paha Sumber : Sugiono, 2009
Teknik analisis data hasil uji validasi buku ajar yang diperoleh melalui instrumen pengumpulan data, menggunakan rumus sebagai berikut:
P = ∑ x
∑ 100%
Keterangan:
P = Presentase
∑x = jumlah skor jawaban per item
∑xi = jumlah skor total maksimal per item
Hasil analisis data tersebut kemudian dilakukan penafsiran dan disimpulkan berdasarkan pada kriteria klasifikasi penilaian yang diadaptasi dari Akbar (2013) yang ditujukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Validasi Analisis Presentase
No Kriteria (%) Kategori Tingkat Validitas
1. 81-100 Sangat Layak Tanpa Revisi
2. 61-80 Layak Tanpa Revisi
3. 41-60 Cukup Layak Revisi
4. 21-40 Kurang Layak Revisi
5. 0-20 Tidak Layak Revisi
Sumber : Akbar, 2013
b. Analisis data hasil uji tes penguasaan konsep
Tes penguasaan konsep yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji T analisis (paired sample t-test). Hasil data yang diperoleh didapatkan dari tes yang dilakukan sebelum penditribusian bahan ajar, dan dari hasil tes yang didapatkan setelah siswa mendapatkan buku ajar yang didistribusikan. Uji tes ini dilakukan pada uji skala kecil dan uji skala luas untuk mengetahui pengaruh bahan ajar terhadap peningkatan pengetahuan penguasaan konsep siswa.
Hasil uji T dapat dilihat pada tabel coefficient pada kolom sig.
(significance). Jika probabilitas Tatau signifikasi < 0,05, maka daoat dikatakan bahwa teradapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial. Namun, jika nilai signifikasi T > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap terikat
Uji T berpasangan atau biasa disebut dengan paired simple t-test adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling banyak dijumpai pada kasus yang berpasangan adalah satu individu dalam objek penelitian menerima 2 perlakuan yang berbeda. Peneliti harus memperoleh 2 macam data sampel yaitu data dari penelitian pertamadan data dari penelitian kedua (Kurniawan, 2008).
Analisis paired-sample t-Test merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu kelompok. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan sutau treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Uji t berpasangan (paired t-test) umumnya menguji perbedaan antara dua pengamatan.
Prosedur pengujian dalam uji paired sampel T test digunakan uji beda mean untuk satu sampel yang diberikan perlakuan berbeda sebanyak 2 kali tes untuk melihat perbedaan mean dari sebelum dan sesudah perlakuan bahan ajar. Dengan rumus pengujian sebagai berikut :
= X X
S n +S
n 2r S
√n S
√n Dimana :
= Rata-rata sampel sebelum perlakuan = Rata-rata sampel setelah perlakuan S1 = Simpangan baku sebelum perlakuan
S2 = Simpangan baku sesudah perlakuan N1 = Jumlah sampel sesudah perlakuan N2 = Jumlah sampel setelah perlakuan
Nilai r adalah korelasi antara sampel sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan
Prosedur Uji-t:
a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
Ha : Ada pengaruh antara pemberian buku ajar terhadap tingkat pengetahuan penguasaan konsep siswa
Ho : Tidak ada pengaruh antara pemberian buku ajar terhadap tingkat pengetahuan penguasaan konsep siswa
b. Membuat hipotesis dalam bentuk statistika Ho : ≥
Ha : <
Dimana :
= nilai rata-rata pretest = nilai rata-rata postest c. Menentukan taraf signifikasi ( ) d. Kaidah pengujian
Ho diterima, jika ttabel ( , 1) ≤ Ha diterima, jika ttabel ( , 1) >
e. Menghitung thitung dan ttabel
Tahapan menghitung nilai thitung
a. Menentukan nilai x dan S
b. Menentukan nilai rata-rata pengamatan Rumus : = ∑
Dimana
X1 = Hasil pengamatan N = jumlah pengamatan
c. Menentukan nilai standar deviasi sampel Rumus :
S = ∑ Dimana :
= rata-rata pengamatan d. Menentukan nilai thitung
Rumus :
T
hitung=
√ e. Menentukan nilai ttabel
Nilai ttabel dicari pada tabel distribusi –t dengan ketentuan db=n-1, sehingga ttabel(a,db)
f. Membandingkan ttabel dan thitung
Tujuan membandingkan antara ttabel dan thitung adalah untuk mengetahui, apakah Ho ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian
g. Mengambil keputusan