• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI STRESS PADA MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN MENGGUNAKAN GSR DAN MPX5050dp SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI STRESS PADA MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN MENGGUNAKAN GSR DAN MPX5050dp SKRIPSI"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN GSR DAN MPX5050dp

SKRIPSI

WIWID WARDHIA NINGRUM 140801007

PROGRAM STUDI S-1 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

DENGAN MENGGUNAKAN GSR DAN MPX5050dp

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

WIWID WARDHIA NINGRUM 140801007

PROGRAM STUDI S-1 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)

Judul : Rancang Bangun Alat Pendeteksi Stress Pada Manusia Berbasis Mikrokontroler ATMega8535

Dengan Menggunakan GSR dan MPX5050dp

Kategori : Skripsi

Nama : Wiwid Wardhia Ningrum

Nomor Induk Mahasiswa : 140801007

Program Studi : Sarjana (S1) Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, 04 Januari 2019

Ketua Program Studi Pembimbing

(4)

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI STRESS PADA MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN

MENGGUNAKAN GSR DAN MPX5050dp

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 04 Januari 2019

Wiwid Wardhia Ningrum 140801007

(5)

karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul ”Rancang Bangun Alat Pendeteksi Stress Pada Manusia Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 Dengan Menggunakan GSR dan MPX5050dp”.

Selama di bangku perkuliahan ini, penulis banyak menerima dukungan-dukungan secara moril, material, serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga kesulitan- kesulitan dapat terlewati dengan baik. Dengan segenap hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S sebagai dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam (MIPA) USU. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji selaku Ketua Departemen Fisika FMIPA USU, Bapak Awan Maghfirah S.Si, M.Si.

selaku Sekretaris Departemen Fisika FMIPA USU dan selaku dosen Pembimbing Akademik beserta seluruh staf Pengajar dan Pegawai Departemen Fisika FMIPA USU.

2. Bapak Prof. Dr. Nasruddin MN, M.Eng.Scselaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan panduan dan banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta menyempurnakan tugas akhir ini.

3. Bapak Dr. Tulus Ikhsan Nasution,M.Sc dan Ibu Dr. Susilawati, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi masukan demi menyempurnakan isi dari skripsi ini.

4. Kedua Orangtua tercinta Ayah Suwiryono dan Ibu Sri Wardhani, S.Pd, yang telah memberikan do‟a, serta seluruh jiwa dan raganya untuk saya dari saya dilahirkan sampai dengan terselesaikannya study saya, dan juga Abang Teguh Wirya Pratama, S.Pd dan Kakak Desy Wahyu Anggraini, Amd.Keb yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya sehingga tugas akhir saya terselesaikan dengan baik.

5. Sahabat seperjuangan (F4) yang sudah memberikan semangat, doa dan dukungannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini (Yolanda Pratiwi, Wilia Sari Situmorang dan Rini Tri Sandra Devi, S.Si)

6. Ahmad Ridho Dwi Dinata selaku teman yang selalu menemani saya dari awal hingga akhir, mensuport dikala saya terjatuh, yang tidak pernah bosan

(6)

7. Sahabat sedari kecil (Hesti Larassati, Putri Cut Zairida, M. Mahendra Rivai, Arnis Triana, Desy Ariska Sari, Retno Eriani, Siti May Sarah, Shara Shabari, Aan Pratama, Putra Ramadansyah) yang telah mendukung serta memberikan semangat kepada saya.

8. Teman-teman seperjuangan PHYSICS IMMORTAL “Fisika 2014” (Abdul Floranda, Gabriel Situmeang, Khairul Ilham, Ifrah Albi, Ilham Sutra Pradana, Andrian Syahputra, M.Alindra, Nanda Syahputra, Aslam Dani, Ivana, Windy, Gestin, Vivi Maria, Vivi Herika, Tiwi, Elvy, Rizki Ariani, Irma, Dewi, Mia, Martin, Peter, Elco, Irfanul, dll)

9. Kakak, Abang dan Adik-Adik Fisika serta IMF (Stambuk 011, 012, 015, 016, dan 017) yang sudah memberikan semangat dan dukungan serta doa.

Medan, 04 Januari 2019

Wiwid Wardhia Ningrum

(7)

ABSTRAK

Telah dirancang alat pendeteksi stress pada manusia yang digunakan untuk mendeteksi seberapa tinggi level kejenuhan dan ketegangan manusia dengan memperhitungkan tekanan darah, detak jantung dan GSR (Galvanic Skin Resistance).

Alat pendeteksi stress pada manusia yang sudah dirancang ini memiliki sensor GSR yang berfungsi sebagai pendeteksi nilai konduktansi kulit dari dua jari di satu tangan, sensor MPX5050dp yang berfungsi sebagai pendeteksi tekanan darah dan detak jantung. Digunakannya ATMega8535 karena mikrokontroler ini mudah didapat dan juga sangat murah dari segi biaya yang digunakan. ADC yang digunakan untuk mengubah tegangan analog ke data digital sudah berada di dalam mikrokontroler.

Besarnya tekanan darah, detak jantung dan nilai GSR akan ditampilkan oleh penampil LCD 16×2. Tiap-tiap sensor akan mengambil data sesuai parameter yang diukur kemudian membandingkannya dengan tabel batasan tingkat stress manusia pada usia dewasa muda (20-29 tahun). Dari hasil perbandingan dengan tabel tersebut, maka akan diperoleh suatu keputusan yang menampilkan kondisi tingkat stress pada manusia.

Kata Kunci : GSR, MPX5050dp, Mikrokontroler ATMega8535

(8)

ABSTRACT

Stress detection devices in humans have been designed that are used to detect how high levels of saturation and human tension take into account blood pressure, heart rate and GSR (Galvanic Skin Resistance). The stress detector in humans that has been designed has a GSR sensor that serves as a detector for the value of skin conductance from two fingers in one hand, the MPX5050dp sensor which serves as a detector for blood pressure and heart rate. The use of ATMega8535 is because this microcontroller is easy to obtain and also very cheap in terms of the costs used. The ADC used to convert analog voltage to digital data is already inside the microcontroller. The amount of blood pressure, heart rate and GSR value will be displayed by the 16 × 2 LCD viewer. Each sensor will take data according to the measured parameters and then compare it with a table of limits on human stress levels in young adults (20-29 years). From the results of the comparison with the table, a decision will be made that displays the condition of stress levels in humans.

Keywords : GSR, MPX5050dp, Microcontroller ATMega8535

(9)

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penelitian 2

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Sistematika Penulisan 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Stress 5

2.2 Sensor GSR 6

2.3 Mikrokontroler ATMega8535 8

2.3.1 Arsitektur AVR ATMega8535 9

2.3.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8535 10 2.3.3 Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler ATMega8535 11

2.3.4 Peta Memori ATMega8535 13

2.3.5 Memori Program dan Data 13

2.3.6 Status Register 14

2.3.7 Fitur ATMega8535 15

2.4 LCD (Liquid Cristal Display) 15

2.4.1 Operasi Penulisan/Pembacaan LCD 16x2 17

2.4.2 Busy Flag(BF) 17

(10)

3.1 Waktu dan Tempat 20

3.2 Peralatan dan Komponen 20

3.3 Diagram Blok Sistem 21

3.4 Rangkaian Power Supply 22

3.5 Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535 22

3.6 Rangkaian Sensor Tekanan MPX5050dp 24

3.7 Rangkaian GSR 25

3.8 Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display) 26

3.9 Flowchart (Diagram Alir) 28

Bab 4. Hasil Dan Pembahasan

4.1 Pengujian Power Supply 29

4.2 Pengujian LCD 29

4.3 Pengujian Sensor Tekanan MPX5050dp 30

4.4 Pengujian Sensor Galvanic Skin Response 33

4.5 Pengujian Sistem Keseluruhan 34

4.6 Analisa Penelitian 35

Bab 5. Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan 37

5.2 Saran 37

Daftar Pustaka 39

Lampiran

Lampiran 1 Rangkaian Lengkap 41

Lampiran 2 Tampilan Pengujian Power Supply 42

Lampiran 3 Tampilan Alat Keseluruhan 43

Lampiran 4 Program Keseluruhan 44

Lampiran 5 Data Sheet MPX5050dp 58

Lampiran 6 Data Sheet Mikrokontroler ATMega8535 66

(11)

Halaman

Tabel 2.1 Deskripsi pin-pin AVR ATmega 8535 11

Tabel 2.2 Fungsi dan Konfigurasi LCD 16 x 2 16

Tabel 2.3 Operasi Baca/Tulis LCD 16x2 17

Tabel 3.1 Peta Memori LCD 26

Tabel 4.1 Pengukuran Tegangan MPX5050dp 30

Tabel 4.2 Data Pengujian Tekanan Darah Menggunakan MPX5050dp 31 Tabel 4.3 Tabel Tekanan Darah untuk Orang Dewasa Menurut 32

American Heart Association

Tabel 4.4 Data Pengujian Detak Jantung Menggunakan MPX5050dp 32 Tabel 4.5 Tabel Detak Jantung Berdasarkan Umur untuk Pria 33 Tabel 4.6 Tabel Detak Jantung Berdasarkan Umur untuk Wanita 33 Tabel 4.7 Hasil Pengujian Sensor Galvanic Skin Response 33

Tabel 4.8 Hasil Kalibrasi Sensor GSR 34

Tabel 4.9 Parameter Tingkat Stress pada Usia Dewasa Muda (20-29 Tahun) 34 Tabel 4.10 Data Perolehan Nilai MPX5050dp dan GSR dibandingkan 35

dengan Parameter Usia Dewasa Muda (20-29 tahun)

(12)

Halaman

Gambar 2.1 GSR 8

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega 8535 11

Gambar 2.3 Memori AVR ATMega8535 14

Gambar 2.4 Status Register 14

Gambar 2.5 LCD 16x2 16

Gambar 2.6 Schematic sensor MPX5050dp 18

Gambar 2.7 Sensor MPX5050dp 19

Gambar 2.8 Perbandingan Antara Tekanan Udara dengan Output (V) 19

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 21

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply 22

Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535 23

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor MPX5050dp 25

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor GSR 25

Gambar 3.6 Rangkaian Skematik dari LCD ke Mikrokontroler 27

Gambar 3.7 Flowchart 28

Gambar 4.1 Pengujian LCD 29

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stress adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan.

Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar diri individu tersebut. Stress juga mempengaruhi kondisi tubuh. Jika seseorang mengalami stress, maka tubuh akan mengadakan reaksi secara terpadu untuk melawan stresor. Reaksi tersebut diantaranya adalah detak jantung meningkat, tekanan darah naik, pernapasan menjadi cepat, dan pada telapak tangan akan mengeluarkan keringat dingin. Stress dapat bersumber dari berbagai hal, seringkali disebut stressors. Penyebab stress pada manusia dibagi menjadi beberapa bagian antara lain School Stress (sumber stress dari lingkungan pendidikan), Financial Stress (sumber stress dari pendapatan), Job Stress (sumber stress pekerjaan) dan tipe kepribadian dan cara berpikir yang menyebabkan stress. (Sarafino, 2006)

Ada beberapa alat yang telah berhasil dibuat, antara lain:

1. Perancangan alat pendeteksi awal ketegangan (stress) pada manusia berbasis PC diukur dari suhu tubuh, kelembaban kulit, dan detak jantung yang di buat oleh Ali Rohman pada tahun 2009. Alat ini bekerja menggunakan komputer yang berfungsi sebagai penampil suhu tubuh, kelembaban kulit, dan detak jantung yang dimaksudkan untuk mempermudah pembacaan dengan penampilannya menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic V6.0.

2. Pembuatan alat bantu stress detector menggunakan sensor HIR333, GSR, dan DS18B20 berbasis mikrokontroler Atmega 8 yang dibuat oleh Ivo Zoel pada tahun 2016. Alat ini merupakan perpaduan antara ilmu elektronika, bidang medikal, dan ilmu psikologi sehingga alat ini memiliki standar yang sama dengan skala ukur yang digunakan pada skala ukur psikologi.

3. Rancang bangun alat pendeteksi stress menggunakan GSR dan detak jantung yang dibuat oleh Yohanes Andri Wijaksono pada tahun 2012. Alat ini bekerja berdasarkan konduktivitas kulit, dan detak jantung yang kemudian

(14)

hasilnya akan dibandingkan dengan DASS42, yaitu salah satu alat ukur stress psikologi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dibuatlah rancang bangun alat pendeteksi stress pada manusia berbasis mikrokontroler ATMega8535 dengan menggunakan GSR dan MPX5050dp. Dengan berhasilnya rancang bangun alat pendeteksi stress pada manusia berbasis mikrokontroler ATMega8535 ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengetahui stress yang dialaminya secara dini sehingga tidak berdampak buruk pada kesehatannya.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara membuat alat yang dapat mendeteksi tingkat stress pada manusia?

2. Bagaimana prinsip kerja dari alat pendeteksi stress pada manusia?

3. Bagaimana cara menentukan kategori tingkat stress dari hasil olahan data – data sensor?

1.3 Batasan Masalah

1. Parameter yang diukur yakni nilai tekanan darah, detak jantung dan kelembapan kulit.

2. Ketebalan kulit jari diasumsikan sama.

3. Pengontrolan sistem menggunakan ATMega8535.

4. Sistem dikontrol dengan bahasa C (CV-AVR).

5. Pengujian alat tidak boleh dilakukan pada keadaan setelah berolahraga (melainkan dalam keadaan normal), dan tidak boleh setelah mengkonsumsi makanan, kafein, maupun alkohol serta yang mengalami penyakit tertentu.

6. Diukur pada batasan usia 20-29 tahun.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Merancang alat untuk mendeteksi tingkat stress pada manusia berdasarkan parameter yang diukur.

(15)

2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat pendeteksi stress pada manusia.

3. Menentukan kategori tingkat stress dari hasil olahan data – data sensor

1.5 Manfaat Penelitian

Membantu masyarakat untuk mengetahui tingkat stress pada dirinya secara cepat dan mudah sehingga dengan ini seseorang dapat melakukan tindakan prefentif agar tidak terjadi stress.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika penulisan bagaimana prinsip dari alat pendeteksi stress ini yang masing-masing bab mempunyai hubungan saling terkait dengan bab yang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam hal ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulis, batasan masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang sensor GSR, sensor MPX5050dp, mikrokontroler, rangkaian amplifier, output display, pengumpulan data.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

Dalam bab ini dibahas tentang perancangan alat, yaitu diagram blok, rancangan rangkaian skematik dan masing-masing rangkaian.

(16)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang pengujian alat yang telah dibuat, sehingga data yang diperoleh dari alat ini adalah valid dan hasil analisa dari rangkaian beserta sistem kerja alat, dan juga pemrograman.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari penelitian ini serta saran yang berkaitan dengan seluruh proses perancangan dan pembuatan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stress

Stress merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu tersebut (Sarafino, 2006). Agolla dan Ongori (2009) juga mendefinisikan stress sebagai persepsi dari kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya. Menurut Santrock (2003) stress merupakan respons individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stress (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya. Baron dan Byrne (1997) menyatakan bahwa stress merupakan respon terhadap persepsi kejadian fisik atau psikologis dari individu sebagai sesuatu yang pontensial menimbulkan bahaya atau tekanan emosional. Selye (dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa stress adalah tanggapan menyeluruh dari tubuh terhadap setiap tuntutan yang datang atasnya. Jadi stress bersifat subyektif tergantung bagaimana orang tersebut memandang kondisi penyebab stress (stressor).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa stress adalah ketidaksesuaian antara situasi yang dinginkan dimana terdapat kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan, mengancam, mengganggu dan tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping. Jadi, stress adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.

Ada beberapa jenis-jenis stress, diantaranya stress kimia merupakan jenis stress yang ditimbulkan oleh beberapa reaksi dari konsumsi alkohol, rokok, makanan dan minuman berpengawet yang dikonsumsi secara rutin.Stress fisik merupakan jenis stress yang terjadi dikarenakan berbagai keadaan seperti kecelakaan, posisi yang tidak tepat saat tidur, atau terlalu lama beraktivitas di depan komputer.Stress emosional merupakan jenis stress yang tidak bisa disembuhkan dengan obat medis.

Karena stress ini berhubungan dengan rasa marah atau frustasi yang sering kali menimbulkan stress. (Sukadiyanto, 2010)

(18)

Distress internal merupakan tipe stress yang buruk. Distres merupakan tipe stress negatif hasil dari pengalaman buruk, ancaman, atau perubahan situasi yang tidak terduga dan tidak nyaman. Pada dasarnya, tubuh kita menginginkan rasa aman sehingga apabila rasa tersebut terusik, tubuh pun mengalami distres. Distress akut terjadi ketika seseorang mengalami distres yang dipicu oleh peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat. Sementara stress kronik terjadi ketika seseorang harus menahan stress dalam waktu yang lama.(Sukadiyanto, 2010)

Suasana hati sangat mempengaruhi kondisi fisik seseorang, demikian juga dengan stress. Ada banyak penyakit yang mengancam tubuh jika seseorang sering mengalami stress, diantaranya sakit kepala menjadi penyakit akibat stress yang hampir pasti menghinggapi penderitanya. Tegangnya otot juga saraf di kepala akibat stress dapat menimbulkan sakit kepala tegang, migrain hingga kesemutan di satu atau kedua sisi kepala. Durasinya dapat berlangsung singkat bahkan bertahan lama, tergantung tingkat stress yang dialami. Keterkaitan antara stress dan menurunnya imunitas tubuh telah banyak dibuktikan para ahli. Kadar hormon kortisol yang melonjak tajam ketika stress mampu melemahkan respon imun terhadap berbagai ancaman, termasuk virus flu. Akibatnya seseorang yang stress lebih mudah terinfeksi flu. Bahkan dapat bertambah parah dan sulit pergi jika stress yang dialami tak kunjung teratasi. Sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrom) merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan timbulnya gejala berupa kelemahan dan rasa kantuk terus menerus yang tak kunjung pergi meski telah banyak beristirahat. Stress membuat otak dipenuhi dengan beban pikiran dan emosi, akibatnya dapat memicu timbulnya gangguan tidur seperti insomnia. Jika dibiarkan berlarut-larut penyakit akibat stress ini dapat berimplikasi pada tekanan darah hingga dapat memperpendek usia. Stress menjadi alasan yang kuat untuk mempengaruhi tingkat kesuburan baik pria maupun wanita. Stress dapat menyebabkan ejakulasi dini pada pria dan terganggunya siklus menstruasi pada wanita. Stress juga meningkatkan resiko terjadinya kemandulan hingga memicu keretakan rumah tangga.(Nevid, 2003)

2.2. Sensor GSR(Galvanic Skin Response)

GSR adalah sensor yang bisa mengindera dan mengukur tingkat konduktivitas dari kulit yang mana berbeda-beda tergantung tingkat kelembapan kulit (moisture)

(19)

maupun kadar garam yang terdapat di keringat pada permukaan kulit. Hal menarik yang jadi pusat perhatian adalah bahwa pada dasarnya kelenjar keringat di pegaruhi oleh saraf simpatik dengan demikian berubahnya tingkat emosional seseorang akan mempengaruhi kelenjar keringat pada permukaan kulit dalam mensekresi keringat sehingga berdampak akhir pada peningkatan tingkat konduktivitas kulit. Dengan cara kerja demikian, sensor ini dapat dipergunakan dalam menentukan tingkat psikologis dan fisiologis manusia. (Astri, 2008)

Resistansi tubuh manusia terdapat hampir pada semua kulit tubuh. Kulit tubuh terdiri atas 2 (dua) lapisan, lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun dari sel-sel sisik (scally cell) yang mempunyai resistansi yang tinggi pada keadaan kering, bersih dan tidak sobek. Untuk kulit lapisan dalam, karena adanya cairan tubuh, memiliki resistansi relatif lebih rendah, yakni sekitar 300 Ω.

Jadi jika kulit sedang kering, resistansi menjadi tinggi dan cukup untuk melindungi dari bahaya sengatan listrik. Tetapi untuk mendapatkan kondisi kulit yang benar- benar kering adalah hal yang jarang dijumpai. Kecenderungannya setiap orang akan mengeluarkan keringat walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu dianggap bahwa tubuh selalu basah, resistansi listrik menjadi rendah.Selain itu, resistansi tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita dewasa memiliki resistansi tubuh yang berbeda dengan laki-laki dewasa. Resistansi tubuh wanita dewasa lebih rendah dibanding resistansi tubuh laki-laki dewasa. Oleh karena itu arus listrik yang mengalir ke tubuh wanita dewasa cenderung lebih besar.Dari besarnya nilai resistansi tubuh dapat diketahui nilai konduktansinya. Konduktansi merupakan kebalikan dari resistansi sehingga dapat digunakan rumus:

G = 𝟏

𝑹 (2.1)

Dimana G = Konduktansi (Siemens) R = Resistansi (Ω)

(20)

Gambar 2.1 Galvanic Skin Respons

Pada sensor ini digunakan lempeng elektroda, karena lempengan elektroda merupakan konduktor sehingga mampu mengalirkan sinyal-sinyal listrik dan tahanan tubuh. Spesifikasi :

1. Tegangan masukan: 5V / 3.3V.

2. Sensitivitas disesuaikan melalui potensiometer.

3. Pengukuran eksternal dengan jari (Wiki Grove-GSR Sensor).

2.3. Mikrokontroler ATMega8535

Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) delapan bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16 bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock. (Bejo, 2008)

Mikrokontroler AVR ATMega 8535 mempunyai 40 kaki, 32 kaki digunakan untuk keperluan port pararel.Setiap port terdiri dari 8 pin, sehingga terdapat port yaitu PortA (PA0..PA7), Port B (PB0..PB7), Port C (PC0..PC7), Port D (PD0..P7).

VCC merupakan Pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

GND merupakan Pin Ground.

Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC.

Port B (PB0...PB7) merupakan pinI/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI.

(21)

Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator.

Port D (PD0...PD7) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial.

RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.

XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC.

AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC.

Mikrokontroler ATMega8535 juga merupakan mikrokontroler 8-bit teknologi CMOS dengan konsumsi daya rendah berbasis arsitektur RISC. Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHZ, hal ini membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan kecepatan tinggi.

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RIZC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock. Fungsi ATMega8535 pada alat ini adalah pengendali utama sistem yaitu membaca suhu, dari sensor dan mengendalikan pendingin pada beberapa ruangan.

(Bejo, 2008)

2.3.1 Arsitektur AVR ATMega8535

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua intruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock.

Selain itu AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing). Secara garis besar arsitektur mikrokontroler ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut : 1. Port I/O 32 bit, yang dikelompokkan dalam Port A, Port B, Port C dan Port

D.

2. Analog to Digital Converter 10-bit sebanyak 8 input.

3. Timer/counter sebanyak 3 buah dengan compare mode.

4. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.

5. SRAM sebesar 512 byte.

6. Memory Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write.

7. Interupsi Internal maupun eksternal.

(22)

8. Port Komunikasi SPI.

9. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

10. Analog Comparator.

11. Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.Frekuensi clock maksimum 16 MHz.

12. PORT USART untuk komunikasi serial.

Media penyimpan program berupa flash memory, sedangkan penyimpan data berupa SRAM (Static Random Acces Memory) dan EEPROM (Electrical Erasable Programmable Read Only Memory). Untuk komunikasi data tersedia fasilitas SPI (Serial Peripheral Interface), USART (Universal Shynchronous and Asyncrhonous Serial Receiver and Transmitter), serta TWI (Two-wire Serial Interface). Di samping itu terdapat fitur tambahan, antara lain AC (Analog Comparator), 8 kanal 10-bit ADC (Analog to Digital Converter), 3 buahTimer/Counter, WDT (Watchdog Timer), manajemen penghematan daya (Sleep Mode), serta osilator internal 8 Mhz.

seluruh fitur terhubung ke bus 8 bi. Unit interupsi menyediakan sumber interupsi hingga 21 macam.

2.3.2 Konfigurasi pin Mikrokontroler ATMega8535

Di bawah merupakan konfigurasi pin mikrokontroler AVR ATMega8535 yaitu :

1. VCC : merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan pin catu daya.

2. GND : merupakan pin ground.

3. Port A (PA0..PA7 : merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

4. Port B (PB0..PB7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu timer/counter, komparator analog dan SPI.

5. Port C (PC0..PC7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog, input ADC dan Timer Oscilator.

6. Port D (PD0..PD7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.

7. RESET : merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.

8. XTAL1 dan XTAL2 : merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC : merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

(23)

10. AREF : merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATmega8535

2.3.3 Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler ATMega8535

Untuk keterangan lebih lanjut dibawah ini merupakan sebuah tabel yang menjelaskan konfigurasi pin mikrokontrolerATMega 8535 secara rinci, yaitu:

Tabel 2.1 Deskripsi pin-pin AVR ATMega8535

No.Pin Nama Pin Keterangan

10 VCC Catu daya

11 GND Ground

40 – 33 Port A : PA0- PA7 (ADC0- ADC7)

Port I/O dua arah dilengkapi internal pull up resistor. Port ini juga dimultipleks dengan masukan analog ke ADC 8 kanal

1-7 Port B : PB0 –

PB7

Port I/O dua arah dilengkapi internal pull up resistor.Fungsi lain dari port ini masing masing adalah :

PB0 : To (timer/counter0 external counter input)

PB1 : T1 (timer/counter1 external conter input)

PB2 : AIN0 (analog comparator positive

(24)

input)

PB3 : AIN1 (analog comparator positive input)

PB4 : SS (SPI slave select input)

PB5 : MOSI (SPI bus master input/slave input)

PB6 : MISO (SPI bus master input/slave input)

PB7 : SCK (SPI bus serial clock) 22 – 29 Port C : PC 0

– PC 7

Port I/O dua arah dilengkapi internal pull up resistor. Dua pin yaitu PC6 dan PC7 berfungsi sebagai osilator eksternal untuk timer/counter 2.

14-21 Port D : PD0 – PD7

Port I/O dua arah dilengkapi internal pull up resistor. Fungsi lain dari port ini masing masing adalah :

PD0 : RXD (UART input line) PD1 : TXD (UART input line)

PD2 : INT0 (eksternal interrupt 0 input) PD3 : INT 1 (eksternal interrupt 1 input) PD4 : OC1B ( timer/counter 1 output compare B match input)

PD5 : OC1A ( timer/counter 1 output compare A match input)

PD6 : ICP (timer/counter1 input capture pin)

PD7 : OC2 (timer/counter2 output compare match output)

(25)

9 RESET Masukan reset. Sebuah reset terjadi jika pin ini diberi logika low melebihi periode minimum yang diperlukan.

13 XTAL 1 Masukan ke inverting oscillator amplifier dan masukan ke rangkaian internal clock.

12 XTAL 2 Keluaran dari inverting oscillator amplifier

30 AVCC Catu daya untuk port A dan ADC

31 AGND Analog Ground

32 AREF Refrensi masukan analog untuk ADC

2.3.4 Peta Memori ATMega8535

Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaitu (1) memori data (SRAM) dan (2) memori program (memori Flash). Di samping itu juga dilengkapi dengan EEPROM (Electrical Erasable Programmable Read Only Memory) untuk penyimpanan data tambahan yang bersifat non-volatile. Memori EEPROM ini mempunyai lokasi yang terpisah dengan13 kontrol register alamat, register data dan register kontrol yang dibuat khusus untuk EEPROM.

2.3.5 Memori Program dan Data

Memori data dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Terdapat 32 register keperluan umum (general purpose register_GPR biasa disebut register file di dalam teknologi RISC)

2. Terdapat 64 register untuk keperluan input/output (I/O register)

3. Terdapat 512 byte SRAM internal. Selain itu, terdapat pula EEPROM 512 byte sebagai memori data yang dapat diprogram saat beroperasi. I/O register dan memori SRAM pada mikrokontroler AVR ATMega 8535.

(26)

Gambar 2.3 Memori AVR ATMega8535

2.3.6 Status Register

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler.

Gambar 2.4 Status Register

1. Bit7  I (Global Interrupt Enable), Bit harus di Set untuk meng-enable semua jenis interupsi.

2. Bit6  T (Bit Copy Storage), Instruksi BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit T dapat disalin kembali kesuatu bit dalam register GPR dengan menggunakan instruksi BLD.

3. Bi5  H (Half Cary Flag)

4. Bit4  S (Sign Bit) merupakan hasil operasi EOR antara flag –N (negative) dan flag V (complement overflow).

(27)

5. Bit3  V (Two’s Component Overflow Flag) Bit ini berfungsi untuk mendukung operasi matematis.

6. Bit2  N (Negative Flag) Flag N akan menjadi Set, jika suatu operasi matematis menghasilkan bilangan negatif.

7. Bit1  Z (Zero Flag) Bit ini akan menjadi set apabila hasil operasi matematis menghasilkan bilangan 0.

8. Bit0  C (Cary Flag) Bit ini akan menjadi set apabila suatu operasi menghasilkan carry.

2.3.7 Fitur ATMega8535

Fitur yang tersedia pada ATMega 8535 adalah:

a. Frekuensi clock maksimum 16 MHz

b. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam port A , port B, port C dan port D c. ADC 10 bit sebanyak 8 input

d. Timer/counter sebanyak 3 buah e. CPU 8 bit yang terdiri dari 2 register f. Watchdog timer dengan osilator internal g. SRAM sebesar 512 byte

h. Memori flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write i. Interrupt internal maupun eksternal

j. Port komunikasi SPI

k. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi l. Analog computer

m. Komunikasi serial standart USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps

2.4 LCD (Liquid Cristal Display)

LCD liquid cell display merupakan suatu alat yang dapat menampilkankarakter ASCII sehingga kita bisa menampilkan campuran huruf dan angka. LCD didalamnya terdapat sebuah mikroprosesor yang mengendalikantampilan, ukuran lcd ada berbagai macam seperti:

 lcd 16 x 2 ada 16 kolom dan 2 baris

(28)

 lcd 16 x 4 ada 16 kolom dan 4 baris

Gambar 2.5 LCD 16 x 2 Fungsi Pin-Pin LCD yaitu:

Modul LCD berukuran 16 karakter x 2 baris dengan fasilitas backlighting memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur-jalur catu daya, dengan fasilitas pin yang tersedia maka lcd 16 x 2 dapat digunakan secara maksimal untuk menampilkan data yang dikeluarkan oleh mikrokontroler, secara ringkasfungsi dan konfigurasi pin-pin lcd 16 x 2 sebagai berikut.

Tabel 2.2 Fungsi dan konfigurasi LCD 16 x 2

Pin Nama Fungsi

1 VSS Ground

2 VCC +5V

3 VEE Tegangan kontras

4 RS Register select

0 = Register instruksi 1 = Register data 5 R/W Read/Write, untuk memilih mode tulis atau baca

0 = mode tulis 1 = mode baca

6 E Enable

0 = Enable (mulai menahan data ke LCD) 1 = Disable

7 DB0 Data bit 0, LSB

8 DB1 Data bit 1

9 DB2 Data bit 2

10 DB3 Data bit 3

11 DB4 Data bit 4

12 DB5 Data bit 5

(29)

13 DB6 Data bit 6

14 DB7 Data bit 7, MSB

15 BPL Back Plane Light

16 GND Ground

2. 4. 1 Operasi Penulisan/Pembacaan LCD 16x2

Modul LCD 16x2 sudah dilengkapi dengan sebuah kontroler yang memiliki dua register 8 bit yaitu register instruksi (IR) dan register data (DR). IR menyimpan kode konstruksi, seperti display clear, cursor shift dan informasi address untuk display data RAM (DDRAM) dan character generator (CGRAM).

Tabel 2.3 Operasi baca/tulis LCD 16x2

RS R/W Operasi

0 0 Menulis instruksi ke IR, seperti display clear, cursor shift 0 1 Membaca busy flag (DB7) dan address counter (DB0 s/d

DB7)

1 0 Menulis data ke DDRAM atau CGRAM

1 1 Membaca data dari DDRAM atau CGRAM

2.4.2 Busy Flag(BF)

Busy flag = 1 saat kontroler sedang mengerjakan instruksi, selama instruksi tersebut belum selesai dikerjakan, kontroler tidak akan menerima instruksi apapun.

Ketika RS = 0 dan R/W = 1, busy flag mengeluarkan logika 1 pada DB7. Instruksi berikutnya akan siap diterima ketika busy flag = 0.Address Counter (AC) berisi alamat DDRAM dan CGRAM. Display Data RAM (DDRAM) menyimpan data tampilan dalam bentuk kode karakter 8 bit. Kapasitasnya adalah 80 karakter.

Tampilan karakter pada LCD diatur oleh pin E, RS dan RW. Pin E adalah kontrol Enable. Pin ini digunakan untuk mengindikasikan bahwa mengindikasikan bahwa LCD sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka pin E harus dibuat logika low „0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set E dengan logika high “1” dan tunggu sejumlah waktu tertentu dan berikutnya set E ke logika low “0” lagi. Pin RS adalah kontrol Register Select.

(30)

Ketika RS berlogika low “0”, data akan dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti clear screen, posisi kursor dll). Ketika RS berlogika high “1”, data yang dikirim adalah data teks yang akan ditampilkan pada LCD.

Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf “U” pada layar LCD maka RS harus diset logika high “1”. Pin RW adalah kontrol Read/Write. Ketika RW berlogika low “0”, maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high “1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low “0”.

Bus data dapat dipilih apakah menggunakan 4 jalur atau 8 jalur (bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user). Pada kasus bus data 8 bit, jalur yang digunakan DB0 – DB7 sedangkan untuk bus data 4 bit digunakan DB0 – DB3.

Beberapa perintah dasar yang harus dipahami adalah inisialisasi LCD.

M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD ini mempunyai CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM (Display Data Random Access Memory).

2.5 MPX5050dp

Sensor tekanan MPX5050dp merupakan tranduser piezoresistif yang terbuat dari bahan silicon dan dirancang untuk berbagai aplikasi terutama yang menggunakan mikrokontroler. Sensor ini dilengkapi dengan chip signal conditioned, temperature compensated dan calibrated. Sensor ini mendeteksi tekanan udara dengan keluaran yaitu tegangan dalam satuan Volt. (Supri Ono, 2013)

Gambar 2.6 Schematic sensor MPX5050dp

(31)

Gambar 2.7 Sensor MPX5050dp

Sensor dirancang untuk berbagai aplikasi terutama untuk yang menggunakan mikrokontroler. Prinsip kerja sensor ini adalah tekanan udara yang dibaca oleh sensor MPX5050dp menghasilkan data analog sehingga memudahkan proses data di micro. Kemudian data analog tersebut diubah ke data digital.(Supri Ono, 2013)

Gambar 2.8 Perbandingan antara tekanan udara dengan Output (V) Sensor ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :

Ported elements, differential, dual port.

Pressure range : 0-50 kPa Supply : 5V DC, 7mA typ.

Sensitivity : 90mV/kPa.

Response time : 1 ms.

Error : 2.5% max.

(32)

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai dengan September 2018 di Laboratorium Fisika Gelombang FMIPA USU.

3.2 Peralatan dan Komponen Peralatan :

 Adaptor 12 V

 Manset

 Baterai Komponen :

 Mikrokontroler Atmega8535

 LCD 16×2

 Sensor MPX5050dp

 Sensor GSR

 Motor DC

 Regulator 7805

 Kristal 11,0592 MHz

 Tombol switch On

 Transistor C945

 Elektrolit Kapasitor 1000 uF

 Elektrolit Kapasitor 100 uF

 Kapasitor Keramik 100 nF

 Kapasitor Keramik 22 pF

 Resistor 10 KΩ

 Resistor 1 KΩ

 Resistor 330Ω

 Potensiometer 100 KΩ

(33)

Display LCD

MIKROKONTROLER

ATMEGA8535

Sensor Tekanan (MPX5050dp)

Pompa Manset

Sensor GSR 3.3 Diagram Blok

Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.1 berikut ini:

Manset

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

Penjelasan dan fungsi dari masing–masing blok adalah sebagai berikut:

a. Blok pompa manset : untuk memompakan udara ke dalam manset.

b. Blok katub : untuk mengeluarkan udara dari manset.

c. Blok manset : alat yang akan diletakkan pada lengan tangan pengguna yang akan diukur tekanan darahnya.

d. Blok sensor tekanan: untuk mengukur tekanan udara pada manset.

e. Blok sensor GSR : untuk mengukur konduktivitas kulit pada manusia.

f. Blok mikrokontroler ATMega8535 : sebagai pusat kontrol/pengendali seluruh komponen-komponen system.

g. Blok LCD : untuk menampilkan output dari pengukuran si pengguna.

h. Blok tombol mulai : untuk memulai pengukuran saat manset telah dipasangkan ke lengan tangan pengguna.

Gambar 3.1 merupakan diagram blok yang menunjukkan prinsip kerja alat. Dari gambar dapat dilihat bahwa manset merupakan alat yang akan diletakkan pada lengan tangan pengguna yang akan diukur tekanan darahnya. Pada manset ini ada

Tombol Mulai

Katub

(34)

pipa yang dihubungkan ke pompa manset. Pipa ini berfungsi untuk mengisi udara pada manset. Pipa ini dihubungkan ke sensor tekanan, sehingga saat data dipompakan ke manset, maka tekanan udara pada pipa akan terukur oleh sensor tekanan. Sensor tekanan akan mengukur tekanan udara pada manset. Karena manset dibalutkan pada lengan tangan pengguna yang akan diukur tekanan darahnya, maka tekanan udara pada manset akan dipengaruhi oleh tekanan darah pengguna. Hasil pengukuran sensor akan dikirimkan ke mikrokontroler untuk diproses. Sensor GSR merupakan sensor hambatan pada tubuh. Sensor ini diletakkan di jari telunjuk dan jari tengah si pengguna.Mikrokontroler akan menerima hasil pengukuran dari sensor tekanan dan sensor GSR. Hasil pengukuran kedua sensor ini selanjutnya diproses oleh mikrokontroler untuk menentukan nilai tekanan darah pengguna (sistolik dan diastolik), detak jantung dan konduktansi kulit. Selanjutnya mikrokontroler akan menghitung untuk menyimpulkan tingkat stress pada target yang diukur. Hasil pengukuran pengguna akan ditampilkan pada display LCD. Disini tombol mulai berfungsi untuk memulai pengukuran saat manset telah dipasangkan ke lengan tangan pengguna.

3.4 Rangkaian Power Supply

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply

Power supply keluaran 5 volt berfungsi untuk mencatu keseluruhan sistem mikrokontroler, sensor-sensor, buzzer, dan LCD. Power supply keluaran 5 Volt ini dibentuk oleh IC regulator 7805, dan kapasitor 100uF/50V.

3.5 Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

Pada perancangan alat ini akan digunakan mikrokontroler ATMega8535 yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan pompa, membaca nilai hasil

(35)

pengukuran dari sensor tekanan MPX5050dp, dan menampilkannya pada display LCD. Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada.

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler ATMega8535. Pada IC inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam menjalankan chip IC mikrokontroler ATMega8535 memerlukan komponen elektronika pendukung lainnya. Suatu rangkaian yang paling sederhana dan minim komponen pendukungnya disebut sebagai suatu rangkaian sistem minimum. Sistem minimum ini berfungsi untuk membuat rangkaian mikrokontroler dapat bekerja, jika ada komponen yang kurang, maka mikrokontroler tidak akan bekerja. Dalam perancangan alat ini, sistem minimum mikrokontroler ATMega8535 terdiri dari:

1. Chip IC mikrokontroler ATMega8535 2. Kristal 11.0592 MHz

3.Kapasitor 4. Resistor

Rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ditunjukkan pada gambarberikutini:

Gambar 3.3 Rangkaian mikrokontroller ATMega8535

Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port A, port B, port C dan port D. Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC, dimana port ini

(36)

dapat menerima data analog, output sensor MPX5050dp dihubungkan ke salah satu port ADC ini, karena output dari sensor tekanan MPX5050dp merupakan data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B. Pin 22 sampai 29 adalah port C. Dan Pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 11 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.

Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power aktif. Lamanya waktu antara aktifnya power pada IC mikrokontroler dan aktifnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut.

3.6 Rangkaian Sensor Tekanan MPX5050dp

Rangkaian ini terdiri dari sebuah sebuah sensor tekanan yaitu MPX5050dp.

Sensor ini memiliki spesifikasi sebagai berikut : - Ported elements, differential, dual port.

-Pressure range : 0-50 kPa.

-Supply : 5 VDC, 7mA typ.

-Sensitivity : 90 mV/kPa.

-Response time : 1 ms.

- Error : 2,5% max.

Sensor ini memiliki 6 pin yang memiliki fungsi masing-masing sebagai berikut:

Pin 1 : Vout Pin 2 : Ground Pin 3 : +Supply Pin 4 : +Vout Pin 5 : -Vout Pin6 : Open

(37)

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor MPX5050dp

3.7 Rangkaian GSR

Sensor GSR terbuat dari kain dan lempengan elektroda yang diletakkan pada 2 jari di tangan kiri, yaitu jari tengah dan jari telunjuk.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor GSR

Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi daya hantar listrik pada kulit manusia.

Rangkaian sensor GSR pada umumnya adalah rangkaian penguat tegangan. Sensor mendeteksi daya hantar listrik berdasarkan tingkat atau kadar keringat. Keringat mengandung banyak garam dan mineral maka keringat adalah konduktor yang baik karena berwujud liquid.

Prinsip kerja GSR adalah mengukur tingkat stress (psikologi) berdasarkan resistansi kulit. Tingkat stress manusia dipicu oleh hormon cortisol, GH dan norepinephrine yang mempengaruhi kelenjar keringat pada kulit untuk berkeringat.

Sensor ini mengukur resistansi kulit akibat keringat dan menginterpretasikan menjadi tingkat psikologi stress. Bagian tubuh manusia yang sensitif mengeluarkan keringat adalah tangan dan jari sehingga peletakkan sensor ini ideal pada jari menggunakan lempengan elektroda yang dilingkar pada 2 jari yang akan diukur resistansinya. Alat ini mampu mengukur fluktuasi tingkat stress manusia. Cara mengukurnya melalui lempeng elektroda yang ditempelkan kepada jari telunjuk dan jari tengah, dan alat GSR yang dibuat dari beberapa komponen akan mengaliri listrik ke jari telunjuk

(38)

yang akan mengalir ke jari tengah, lalu di salurkan ke alat pengukur tegangan. Alat tersebut akan menghitung tegangan yang melalui jari-jari tersebut.

Kulit manusia adalah konduktor listrik yang baik dan ketika listrik lemah dikirimkan ke kulit, perubahan pada konduksi kulit tersebut dapat diukur. Variabel yang diukur adalah baik resistensi kulit atau yang reciprocal, kulit konduktansi.

Menurut Hukum Ohm, kulit resistensi (R) sama dengan tegangan (V) diterapkan antara dua elektroda pada kulit dibagi dengan arus melewati melalui kulit (I). Hukum dapat dinyatakan sebagai R = V/I. Perubahan resistensi kulit disebabkan oleh tingkat kalenjar keringat aktif, stress psikologis cenderung mengakibatkan tingkat kalenjar keringat aktif meningkat dan hal ini membuat resistensi kulit menurun.

3.8 Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini ialah LCD LMB162ABC karena harganya cukup murah. LCD LMB162ABC merupakan modul LCD dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory).

LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40), dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan karakter tersebut.

Tabel3.1 Peta memori LCD

(39)

Gambar 3.6 Rangkaian Skematik dari LCD ke mikrokontroler

Pada gambar rangkaian di atas pin 1 dihubungkan ke Vcc (5V), pin 2 dan 16 dihubungkan ke Gnd (Ground), pin 3 merupakan pengaturan tegangan Contrast dari LCD, pin 4 merupakan Register Select (RS), pin 5 merupakan R/W (Read/Write), pin 6 merupakan Enable, pin 11-14 merupakan data. Reset, Enable, R/W dan data dihubungkan ke mikrokontroler Atmega8535. Fungsi dari potensiometer (R2) adalah untuk mengatur gelap/terangnya karakter yang ditampilkan pada LCD.

(40)

3.9 Diagram Alir Sistem Alat Pendeteksi Stress pada Manusia Mulai

Inisialisasi Sistem dan Nilai

Awal Baca Perintah

User

User Start?

Kalibrasi Data ke 2 Sensor

Proses Banding Data dengan Acuan

Tampilkan Pada LCD Nilai Tekanan Darah, Detak Jantung, Konduktansi Kulit dan Kondisi Stress

Selesai

Baca Konduktansi Kulit Baca Tekanan Darah dan

Detak Jantung

T

Y

Gambar 3.7 Diagram Alir Sistem Alat Pendeteksi Stress pada Manusia

(41)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Power Supply

Pengujian power supply (adaptor) dan regulator tegangan. Pengukuran tegangan pada keluaran adaptor adalah 12.30 Volt DC. Pengujian pada regulator tegangan adalah sebagai berikut:

Tegangan Catu Tegangan Output Daya ( V in) Regulator ( V out)

12.30 Volt 4.90 Volt

4.2 Pengujian LCD

Pada tahap ini dilakukan percobaan untuk mengaktifkan LCD system. Pengaktifan LCD ini dilakukan dengan cara menampilkan beberapa karakter pada LCD. Untuk menampilkan beberapa karakter tersebut digunakan listing program sebagai berikut:

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf(" Deteksi Stres ");

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("...Ready...");

delay_ms(2000);

Gambar 4.1 Pengujian LCD

(42)

4.3 Pengujian Tekanan Darah dan Detak Jantung Menggunakan Sensor Tekanan MPX5050dp

Pengujian sensor tekanan MPX5050dp ini dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran dari sensor, dan selanjutnya dibandingkan dengan sphygmomanometer yaitu alat ukur tekanan darah dan detak jantung yang ada dijual di pasaran. Pengukuran tegangan sensor MPX5050dp ini dilakukan dengan menggunakan multitester digital. Hasil pengujian sensor dengan kadar tekanan yang bervariasi menghasilkan tegangan output sensor yang ditampilkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pengukuran Tegangan MPX5050dp Pembacaan

ADC

Output Sensor MPX5050dp (Volt)

190 0.93

180 0.88

170 0.83

160 0.78

150 0.73

140 0.68

130 0.63

120 0.58

110 0.54

100 0.49

94 0.46

90 0.44

86 0.42

82 0.4

80 0.39

78 0.38

74 0.36

70 0.34

66 0.32

61 0.3

60 0.3

57 0.28

(43)

53 0.26

50 0.24

49 0.24

45 0.22

41 0.2

40 0.19

30 0.15

20 0.1

10 0.05

Langkah berikutnya, menghubungkan mikrokontroler ke LCD, dengan aplikasi CV-AVR yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Pengujian Tekanan Darah Menggunakan MPX5050dp

No

Sensor MPX5050dp (mmHg)

Sphygmomanometer (mmHg)

%Error (%)

SBP DBP SBP DBP SBP DBP

1 101 61 104 64 2.88 4.68

2 106 63 103 63 2.91 0

3 100 59 102 61 1.96 3.27

4 100 52 94 51 6.38 1.96

5 101 58 105 57 3.8 1.75

6 97 55 101 59 3.96 6.77

7 94 58 97 57 3.09 1.75

Rata-rata Error 3.57 2.88

Menurut American Heart Association (2010), dijelaskan bahwa secara umum tekanan darah yang ideal biasanya sekitar 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Tekanan darah normal bisa naik atau turun tergantung aktivitas yang dijalani dan kondisi emosional seseorang. Tabel 4.3 merupakan tabel tekanan darah menurut American Heart Association.

(44)

Tabel 4.3 Tabel Tekanan Darah untuk Orang Dewasa (American Heart Association, 2010)

Kategori Sistolik Diastolik

Hipotensi <90 <60

Normal <120 <80

Elevated Blood Pressure 120-129 <80

Hipertensi Tahap 1 130-139 80-89

Hipertensi Tahap 2 >140 >90

Krisis Hipertensi ≥180 ≥120

Setelah data pengujian tekanan darah, maka selanjutnya data pengujian detak jantung yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Data Pengujian Detak Jantung Menggunakan MPX5050dp

No Sensor MPX5050dp (BPM)

Sphygmomanometer (BPM)

Error (%)

1 80 82 2.43

2 88 90 2.22

3 76 80 5

4 82 86 4.65

5 93 85 9.4

6 82 87 5.74

7 90 88 2.27

Rata-rata Error 4.53

Menurut American Heart Association (2010), dijelaskan bahwa detak jantung setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (setelah berolahraga atau pada saat istirahat) dan variasi atau perbedaan detak jantung sesuai dengan kebutuhan oksigen oleh tubuh. Jumlah denyut jantung normal pada orang dewasa yang sehat, pada saat istirahat sekitar 60-100 bpm. Tabel 4.5 merupakan tabel detak jantung berdasarkan umur untuk pria menurut American Heart Association dan Tabel 4.6 merupakan tabel detak jantung berdasarkan umur untuk wanita menurut American Heart Association.

(45)

Tabel 4.5 Tabel Detak Jantung Berdasarkan Umur untuk Pria (American Heart Association, 2010)

Umur (Tahun)

Jumlah Detak Jantung Per Menit

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

20-29 <60 60-69 70-85 >85

30-39 <64 65-71 72-87 >87

40-49 <66 67-73 74-89 >89

>50 <68 69-75 76-91 >91

Tabel 4.6 Tabel Detak Jantung Berdasarkan Umur untuk Wanita (American Heart Association, 2010)

Umur (Tahun)

Jumlah Detak Jantung Per Menit

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

20-29 <70 70-77 78-94 >94

30-39 <72 72-79 80-96 >96

40-49 <74 74-81 82-98 >98

>50 <76 76-83 84-100 >100

4.4 Pengujian Sensor Galvanic Skin Response

Pengujian sensor tekanan GSR ini dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran dari sensor. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan multitester digital. Hasil pengujian sensor dengan objek yang bervariasi menghasilkan tegangan output sensor ditampilkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Sensor Galvanic Skin Response Output

ADC

Output Sensor GSR (Volt)

225 1.1

348 1.7

389 1.9

430 2.1

Tabel 4.7 merupakan tegangan output sensor yang mana output ADC semakin besar saat tegangan semakin besar pula. Namun nilai tersebut belum sesuai dengan kadar

(46)

konduktansi kulit. Sesuai dengan teori, nilai konduktansi kulit antara 1 s/d 10. Oleh sebab itu diperlukan kalibrasi agar tampilan LCD yang merupakan output dari sensor GSR sesuai dengan pengukuran dari konduktansi kulit.

Tabel 4.8 Hasil Kalibrasi Sensor GSR Pembacaan

ADC

Hasil Kalibrasi

225 2.25

348 3.48

389 3.89

430 4.3

Program untuk membaca sensor dan kalibrasi sensor ditunjukkan pada program berikut:

adcgsr=adc_data[1];

adcgsr=adcgsr/100;

sprintf(data_adc,"gsr=%0.02f",adcgsr);

lcd_gotoxy(2,0);

lcd_puts(data_adc);

4.5 Pengujian Sistem Keseluruhan

Tabel 4.9 Parameter tingkat stress pada usia dewasa muda (20-29 Tahun) (Suwarto, 2012)

Kondisi Parameter

GSR HR(bpm) BP (mmHg)

Relaxed/Rileks <2 60-70 100/70-110/75

Calm/Tenang 3-4 70-90 110/75-120/85

Tense/Cemas 5-6 90-100 120/90-130/110

Stressed/Tegang >6 >100 SBP>130

DBP>110

(47)

Tabel 4.10 Data Perolehan nilai MPX5050dp dan GSR dibandingkan dengan parameter usia dewasa muda (20-29 tahun)

No Nama Umur MPX5050dp MPX5050dp GSR Kondisi (Tahun) (bpm) (mmHg) (Siemens)

1 Yola 22 92 121/95 4.36 Cemas

2 Ningrum 21 90 119/93 3.40 Tenang

3 Elsa 25 90 122/96 4.42 Cemas

4 Aan 24 81 115/88 3.23 Tenang

5 Tama 24 89 110/90 3.55 Tenang

Sesuai Tabel 4.10, alat ini telah berhasil menentukan tingkat stress pada seseorang. Hasil keluaran dari kondisi sesuai pada Tabel 4.9.

4.6 Analisa Penelitian

Pada alat ini terdiri dari beberapa jenis kondisi yang akan dimunculkan setelah melakukan percobaan terhadap alat ini. Indikasi yang ada seperti rileks, tenang, cemas dan tegang. Jadi apabila tekanan darah bernilai 122/96 mmHg, detak jantung bernilai 90 dan GSR bernilai 4, maka indikasi yang muncul adalah cemas. Akan tetapi pada alat ini tidak dapat hanya diambil dari satu parameter saja. Data tekanan darah, detak jantung dan GSR harus dibandingkan ketiganya agar dapat menampilkan indikasi pada LCD. Tinggi rendahnya nilai GSR dikarenakan permukaan tangan mengalami keringat yang diakibatkan karena kondisi emosional tubuh yang berubah-ubah.

Pada sensor MPX5050dp, ketika manset belum dipasang pada lengan tangan, dan pemompaan belum dimulai maka tegangan outputnya 0. Disini pompa manset berfungsi untuk memompakan udara ke dalam manset. Manset merupakan alat yang akan diletakkan pada lengan pengguna yang akan diukur tekanan darah dan detak jantungnya. Pada manset ini ada pipa yang dihubungkan ke pompa manset. Pipa ini berfungsi untuk mengisi udara pada manset. Pipa ini dihubungkan ke sensor tekanan, sehingga saat udara dipompakan ke manset, maka tekanan udara pada pipa akan terukur oleh sensor tekanan. Sensor tekanan MPX5050dp akan mengukur tekanan udara pada manset. Karena manset dibalutkan pada lengan pengguna yang akan diukur tekanan darah dan detak jantungnya, maka tekanan udara pada manset akan dipengaruhi oleh tekanan darah pengguna.

(48)

Prinsip kerja GSR adalah mengukur tingkat stress (psikologi) berdasarkan resistansi kulit. Tingkat stress manusia dipicu oleh hormon kortisol, GH dan norepinephrine yang mempengaruhi kelenjar keringat pada kulit untuk berkeringat. Sensor ini mengukur konduktansi kulit akibat keringat dan menginterpretasikan menjadi tingkat psikologi stress.

Bagian tubuh manusia yang sensitif mengeluarkan keringat adalah tangan dan jari sehingga peletakkan sensor ini ideal pada jari menggunakan lempengan elektroda yang dilingkar pada 2 jari yang akan diukur konduktansi kulitnya. Alat ini mampu mengukur fluktuasi tingkat stress manusia. Cara mengukurnya melalui lempeng elektroda yang ditempelkan kepada jari telunjuk dan jari tengah, dan alat GSR yang dibuat dari beberapa komponen akan mengaliri listrik ke jari telunjuk yang akan mengalir ke jari tengah, lalu di salurkan ke alat pengukur tegangan. Alat tersebut akan menghitung tegangan yang melalui jari-jari tersebut.

Kulit manusia adalah konduktor listrik yang baik dan ketika listrik lemah dikirimkan ke kulit, perubahan pada konduksi kulit tersebut dapat diukur. Menurut Hukum Ohm, kulit resistansi (R) sama dengan tegangan (V) diterapkan antara dua elektroda pada kulit dibagi dengan arus melewati melalui kulit (I). Hukum dapat dinyatakan sebagai R = V/I. Perubahan resistansi kulit disebabkan oleh tingkat kalenjar keringat aktif, stress psikologis cenderung mengakibatkan tingkat kalenjar keringat aktif meningkat dan hal ini membuat resistensi kulit menurun. Resistansi merupakan kebalikan dari konduktansi (siemens) yang dapat dinyatakan sebagai G=1/R.

Hasil pengukuran sensor akan dikirimkan ke mikrokontroler untuk diproses.

Mikrokontroler akan menerima hasil pengukuran dari sensor tekanan. Hasil pengukuran tekanan darah, detak jantung dan konduktivitas kulit ini selanjutnya diproses oleh mikrokontroler untuk menentukan nilai tekanan darah, detak jantung dan konduktivitas kulit si pengguna. Hasil pengukuran nilai tekanan darah, detak jantung dan konduktivitas kulit si pengguna akan ditampilkan pada display LCD. Tombol mulai berfungsi untuk memulai pengukuran saat manset telah dipasangkan ke lengan pengguna.

Faktor yang mempengaruhi nilai tekanan darah, detak jantung dan nilai konduktivitas kulitnya yaitu rileks tidaknya seseorang pada saat pengujian alat, habis melakukan aktivitas seperti olahraga ataupun makan, dan tepat tidaknya pemakaian alat tersebut. Jika pada saat badan si pengguna di kakukan (tidak dalam keadaan rileks) dan penempatan jari tidak pada posisinya, maka nilai dari pengukuran tersebut tidak akan konstan.

(49)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perencanaan dan pembuatan sistem kemudian dilakukan pengujian dan analisanya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan tentang sistem kerja alat deteksi stress ini, yaitu sebagai berikut:

1. Telah berhasilnya pembuatan alat pendeteksi stress pada manusia berbasis mikrokontroler ATMega8535 dengan menggunakan GSR dan MPX5050dp.

Kinerja dari sensor MPX5050dp untuk mengukur tekanan darah dan detak jantung yang telah dibuat cukup baik dengan tingkat akurasi 96.43% untuk tekanan darah tinggi (Systole), 97.12% untuk tekanan darah rendah (diastole) dan 95.47% untuk detak jantung. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses kerja alat ini, yaitu faktor keadaan rileks seseorang dan faktor peletakan jari pada lempengan elektroda. ketika seseorang yang akan di cek tingkat kestressannya tidak dalam keadaan rileks, maka data yang di dapat tidak konstan dan pada sensor GSR, jika peletakan jari tangan tidak pada posisinya, maka nilai yang didapat tidak konstan juga.

2. Alat ini mengukur tiga parameter dari 2 sensor yang digunakan, yaitu kelembapan kulit yang ditempelkan pada jari telunjuk dan jari tengah si pengguna, dan manset yang digunakan di lengan tangan si pengguna. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh status seberapa besar tingkat kestressan si pengguna tersebut.

3. Ada 4 kategori stress yang diukur dengan menggunakan alat pendeteksi stress pada manusia berbasis mikrokontroler ATMega8535 dengan menggunakan GSR dan MPX5050dp untuk usia dewasa muda (20-29 tahun) yaitu rileks, tenang, cemas dan tegang.

5.2 Saran

1. Alat yang penulis buat masih banyak kekurangan, diantaranya belum ada parameter untuk pengukuran suhu tubuh. Sehingga pada pengembangan alat

(50)

selanjutnya harus dilengkapi dengan sensor suhu tubuh agar alat ini dapat mengukur parameter kestressan dengan sempurna.

2. Sebaiknya jika ingin dikembangkan kembali, semestinya di lengkapi dengan parameter DASS42 yaitu penentuan skala stress pada psikologi.

3. Sebaiknya orang yang akan diuji dalam keadaan diam dan memenuhi criteria inklusi.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association (2010). Heart disease & stroke statistics – 2010 Update.

Dallar, Texas: American Heart Association

Astri, 2008. Penggunaan GSR untuk Mengetahui Tingkat Emosional Seseorang dengan Menggunakan Metode Neural Network. Surabaya : PENS-ITS,

Bejo, Agus. 2008. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler Atmega8535. Yogyakarta : Graha Ilmu

Duarte, Ramiro. 2011. Pulse Detector Using Infrared Light to Detect a Heartbeat.

The Ohio State University.

Elizabeth, J. Corwin. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta : Buku Kedokteran ECG

Hari, Bagus. 2012. Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C.

Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Madona, Puteri. 2013. Pengujian Parameter Tekanan Darah dan Detak Jantung Pada Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia. Riau : Politeknik Caltex Riau.

Millman, Halkias. 1976. Electronic Devices and Circuits. Singapore : McGraw-Hill.

Nadesul, Handrawan. 2009. Resep Mudah Tetap Sehat. Jakarta : Buku Kompas.

Nevid, Jeffrey S. 2003. Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga.

Putra, Agfianto Eko. 2006. Belajar Mikrokontroler Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Gava Media.

(52)

Rohmad, Ali. 2009. Perancangan Alat Pendeteksi Awal Ketegangan (Stress) Pada Manusia Berbasis PC Diukur Dari Suhu Tubuh, Kelembaban Kulit dan Detak Jantung. [Skripsi]. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sarafino, Edward P. 2006. Health Psychology. America : The College of New Jersey.

Sukadiyanto. 2010. Stress dan Cara Menguranginya. Yogyakarta : UNY

Supri Ono, 2013. MPX5700+ATMEGA8+BASKOM AVR2013. http://mekatronika- corner.blogspot.com/2013/01/mpx5700-atmega8-bascom-avr-huahahah.html.

(diakses Rabu, 22 Agustus 2018).

Tooley, M. 2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Erlangga : Jakarta

Widjanarka, W. 2006. Teknik Digital. Erlangga : Jakarta.

Widyastuti. 2003. Manajemen Stres. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Wijaksono, Yohanes Andri. 2012. Rancang Bangun Alat Pendeteksi Stress Menggunakan GSR dan Detak Jantung. Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Zoel, Ivo. 2016. Pembuatan Alat Bantu Stress Detector Menggunakan Sensor HIR333, GSR, dan DS18B20 Berbasis Mikrokontroler Atmega 8. [Skripsi].

Medan : Universitas Sumatera Utara.

(53)

LAMPIRAN 1

Rangkaian Lengkap

(54)

LAMPIRAN 2

Tampilan Pengujian Power Supply

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan sampah kertas banyak digunakan masyarakat tanpa mereka sadar bahwa bahan dari produk tersebut adalah dari sampah kertas. Usaha ini sangat menarik karena dapat

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diketahui bahw a permasalahan yang menjadi tema dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh pemberian

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga tesis berjudul “Potensi dan Daya Dukung Limbah Pertanian sebagai Pakan Sapi Potong di Kabupaten Soppeng

Sehingga dapat ditarik kesimpulan pengaruh dari ketiga variabel (tiga Dimensi WebQual yaitu Usability , Information Quality , Service Interaction ) terhadap intensitas

Sebelum di terapkan perangkat pembelajaran yang kontekstual dengan sajian multi representasi hasil belajar siswa pada materi intrgral tentu fungsi aljabar

Irsyadsyah, dan Djamil (2010) yang menunjukkan bahwa pemahaman tentang modal antara mahasiswa Jurusan Akuntansi S1 UIN Suska Riau yang berasal dari SMK Jurusan Akuntansi,

51 Akad yang terjadi akad jual beli melalui perantara atau samsarah, terdapat akad wakalah, dalam jual beli motor bekas melalui makelar, di sini makelar sebagai

Dari pengamatan penulis selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, peserta mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan baik dan peserta masih