FILSAFAT SENI FILSAFAT SENI PERTEMUAN I PERTEMUAN I 1.
1. Agama, seni, filsafat dan Ilmu sebagai lembaga kebenaranAgama, seni, filsafat dan Ilmu sebagai lembaga kebenaran
Manusia dilahirkan dengan berbagai bekal seperti fisik maupun non fisik yang melebihi Manusia dilahirkan dengan berbagai bekal seperti fisik maupun non fisik yang melebihi berbagai mahluk
berbagai mahluk lainnya di lainnya di muka bumi. Akal dan muka bumi. Akal dan fikiran merupakan fikiran merupakan salah ssalah satu karunia atu karunia yangyang tak terhingga nilainy
tak terhingga nilainya a bila dibandibila dibandingkan dengan mahluk lainnyangkan dengan mahluk lainnya. . AkAkal al adalah salah adalah salah satusatu lembaga bagi manusia untuk menemukan kebenaran yang dapat menadi pedoman bertindak lembaga bagi manusia untuk menemukan kebenaran yang dapat menadi pedoman bertindak dalam menalan
dalam menalani i kehidkehidupanupan. . !elain akal !elain akal terdapterdapat at berbagberbagai ai lemblembaga aga lain yang selalu lain yang selalu menamenadidi titik tolak manusia dalam menemukan kebenaran, lembaga lain tersebut adalah, agama, seni, titik tolak manusia dalam menemukan kebenaran, lembaga lain tersebut adalah, agama, seni, dan ilmu pengetahuan.
dan ilmu pengetahuan.
Menurut "akob !umardo, kebenaran bukanlah sesuatu yang ada dalam kesadaran kita Menurut "akob !umardo, kebenaran bukanlah sesuatu yang ada dalam kesadaran kita seak lahir. #esadaran terhadap kebenaran harus di$ari oleh setiap manusia, manusia yang seak lahir. #esadaran terhadap kebenaran harus di$ari oleh setiap manusia, manusia yang me
memimilikliki i tantanggggunungga%a%ab ab teterhrhadadap ap hihidudupnpnya ya dadan n hihidudup p ororanang g lalain in tententu tu memememerlurlukakann kebenaran. #ebenaran terus di$ari sampai seseorang menyatakan setuu terhadap apa yang kebenaran. #ebenaran terus di$ari sampai seseorang menyatakan setuu terhadap apa yang ditemukannya, &"akob !umardo, '((( ) *+
ditemukannya, &"akob !umardo, '((( ) *+
Agama Agama
!e$ara historis, agama atau system keper$ayaan merupakan lembaga kebenaran yang
!e$ara historis, agama atau system keper$ayaan merupakan lembaga kebenaran yang paling
paling tua, tua, dasar dasar agama agama adalah adalah keper$ayaan. keper$ayaan. Manusia Manusia per$aya per$aya kepada kepada agama agama sebagaisebagai kebenaran mutlak yang harus dipatuhi se$ara mutlak pula. idup manusia diabdikan pada kebenaran mutlak yang harus dipatuhi se$ara mutlak pula. idup manusia diabdikan pada keper$ayaan itu. Apa yang diper$aya dalam agama bersifat adikodrati, melampaui kodrat keper$ayaan itu. Apa yang diper$aya dalam agama bersifat adikodrati, melampaui kodrat manusia itu sendiri. Agama sebagai lembaga kebenaran mengaarkan kesadaran terhadap apa manusia itu sendiri. Agama sebagai lembaga kebenaran mengaarkan kesadaran terhadap apa yang seharusnya dilakukan manusia agar dia hidup damai, harmonis, dan selamat, baik di yang seharusnya dilakukan manusia agar dia hidup damai, harmonis, dan selamat, baik di dunia maupun di akhirat. #ebenaran agama mutlak bagi para pemeluknya, %alaupun kadang- dunia maupun di akhirat. #ebenaran agama mutlak bagi para pemeluknya, %alaupun kadang- kad
kadang ang kebkebenaenaran ran agaagama ma terstersebuebut t diadianggnggap ap tidtidak ak sesusesuai ai dendengan gan kebkebenaenaran ran berberdasdasarkarkanan pengalaman indera%i dan nalar.
pengalaman indera%i dan nalar.
Seni Seni
Perasaan dan intuisi merupakan alat bagi seni dalam menemukan kebenaran yang paling Perasaan dan intuisi merupakan alat bagi seni dalam menemukan kebenaran yang paling mendasar, uniersal dan abadi. /asarnya adalah pengalaman indera%i manusia yang bersifat mendasar, uniersal dan abadi. /asarnya adalah pengalaman indera%i manusia yang bersifat sub
subekektiftif, , kebkebenaenaran ran penpengalgalamaaman n perperasaaasaan n intintuituitif if manmanusiusia a ini ini hanhanya ya dapdapat at dihdihayayati ati dandan dirasakan, dalam penghayatan itulah manusia menyentuh suatu kebenaran yang tak kuasa dirasakan, dalam penghayatan itulah manusia menyentuh suatu kebenaran yang tak kuasa dielaskan. #ualitas perasaan tersebut harus dialami sendiri oleh manusianya sehingga ia dielaskan. #ualitas perasaan tersebut harus dialami sendiri oleh manusianya sehingga ia mampu menemukan kebenarannya. 0leh sebab itu "akob !umardo menganggap bah%a seni mampu menemukan kebenarannya. 0leh sebab itu "akob !umardo menganggap bah%a seni
erat kaitannya dengan agama dalam hal kebenaran, sebab kehadiran sesuatu yang transendental &bukan dari dunia ini yang diper$ayai+ dalam suatu keper$ayaan dapat ditemukan dalam seni. !eni tari, seni musi$, seni teater, seni sastra, dan seni rupa erat kaitannya dengan manusia purba yang sering melakukan upa$ara-upa$ara keper$ayaan yang menghadirkan dunia gaib melalui peristi%a kesenian. al tersebut teradi karena seni bertuuan men$iptakan suatu realitas baru dari kenyataan pengalaman nyata. 1entuk seni itu sendiri adalah realitas yang dihayati se$ara indera%i. /engan demikian, kebenaran seni bersinggungan dengan kebenaran empiris dan kebenaran ide. /asarnya adalah pengalaman
empiris manusia, tetapi yang ditemukannya adalah realitas baru yang non-empiris.
Filsafat
Alatnya adalah nalar, logika manusia yang bersifat spekulatif &bukan empiri$+, dan tak ada metode yang baku. Tuuannya adalah men$apai kebenaran yang sifatnya mendasar dan menyeluruh dalam system konseptual. #egunaannya adalah kearifan hidup. 2iri-$iri lembaga kebenaran filsafat adalah, konseptual, logis, uniersal, mendasar, menyeluruh, mutlak, dan langgeng. !e$ara historis lembaga kebenaran ini telah dimulai seak 3aman 4unani #uno, India #uno, 2ina #uno, dan diumpai di berbagai pusat peradaban purba manusia.
Ilmu
Alat untuk menemukan kebenarannya adalah nalar, logika, bermetode, dan sistematik.
!umbernya bersifat empiri$, fakta apa adanya. Tuuannya adalah pembuktian kebenaran se$ara khusus dan terbatas. #egunaannya sebagai deskripsi prediksi dan kontrol atas kenyataan empiris. 5embaga ilmu baru berkembang pesat seak masa renaissans Eropa pada abad ke-67.
PERTEMUAN II
2. Unsur-unsur filsafat seni
Menurut "akob !umardo &'((() '8+, 9ilsafat seni yang merupakan bagian dari estetika modern, tidak hanya mempersoalkan karya seni atau benda seni &hasil atau produk+, tetapi uga aktifitas manusia atas produk tersebut, baik keterlibatannya dalam proses produksi
maupun $aranya mengealuasi dan menggunakan produk tersebut. Ada tiga pokok persoalan filsafat seni, yakni seniman atau kreator sebagai penghasil seni, karya seni atau benda seni, dan penikmat seni atau apresiator. Antara seniman dan publi$ seni mun$ul konteks budaya
seni, sedangkan dari unsure benda seni mun$ul persoalan nilai seni dan pengalaman seni.
!e$ara lebih lengkap akan dielaskan berikutnya.
Seniman
!etiap karya seni mun$ul dari seorang seniman, apakah karya seni itu berbobot, kurang berbobot, atau seni kelas ba%ah pasti mun$ul dari s eorang seniman. 1eberapa persoalan yang sering mun$ul terkait seniman dengan karyanya adalah kreatifitas dan ekspresi. Apakah yang dimaksud kreatifitas: Apa pula yang dimaksud dengan ekspresi: /an apa bedanya dengan refresentasi: 1agaimana masalah gender dalam berkesenian: Apa bedanya seniman dengan pengrain, tukang, dan desainer: 1agaimana pribadi seniman tampak dalam karyanya yang menimbulkan beragam gaya, dan aliran dalam seni: !eniman menekankan pada aspek ekspresi, kreasi, orisinalitas, intuisi, imainasi, ide, konsep, keterampilan dan referensi.
Karya Seni/Benda Seni
#arya seni adalah hasil proses kreasi seniman ber%uud isual dua dimensi maupun tiga dimensi &!eni rupa, patung, lukis, desain, arsitektur+, %uud audio &musi$ dan sastra+, audio
isual &9ilm, teater, seni tari+ yang dapat dinikmati atau diapresiasi melalui berbagai indra yang dimiliki oleh manusia. 1enda seni atau karya seni terkait erat dengan medium atau bahan yang digunakan dalam men$iptakan karya seni tersebut. 1eberapa pertanyaan yang biasa mun$ul terkait karya atau benda seni adalah apakah akrya seni merupakan peniruan kenyataan &istilah Plato mimesis+ atau merupakan ekspresi i%a seniman. Persoalan subektifitas dalam seni &ekspresi+ dan obektifitas &mimesis+ berlangsung di lingkungan pen$iptaan &seniman+. Persoalan lainnya adalah seni tinggi dan seni rendah, seni eksklusif
dan seni pinggiran, istilah !anento 4uliman ;seni rupa ba%ah dan seni rupa atas< #arya seni atau benda seni menekankan pentingnya aspek bentuk, material, struktur, symbol, dan estetika.
Publi Seni/A!resi"at"r
Publik seni adalah masyarakat luas yang berasal dari latar belakang so$ial dan ekonomi berbeda. Publik seni penting sebab seni bukan hanya masalah seniman dan karya seninya,
melainkan bagaimana karya seni dapat berkomunikasi atau berdialog dengan orang lain. Agar karya seni dapat berdialog se$ara baik dengan masyarakatnya, maka diperlukan seorang
$urator atau kritikus yang menelaskan se$ara lebih obyektif tentang struktur estetika dan makna sebuah karya seni.
!eorang seniman disebut seniman oleh masyarakatnya sebab status yang diperuangkannya. =alaupun tidak seluruh masyarakat dapat diklaim sebagai publi$ seni, namun sebagian besar masyarakat yang pernah dan berkeinginan menikmati karya seni dapat menadi bagian dari publi$ seni. Publik seni tertentu seperti kolektor dan para konsumen seni sangat berperan dalam menentukan status dan kelas dari seorang seniman. Publik seni menekankan pada aspek apresiasi, interpretasi, ealuasi, konteks, pengalaman, pengetahuan, penghargaan, dan respon dari publi$.
PE#TE$%AN III
&. Pengertian Filsafat dan Seni
2lie 1ell, seorang filsuf seni klasik modern, seni adalah signifi$ant form &bentuk bermakna+, menurutnya, semua system estetik dimulai dari pengalaman pribadi subek tentang teradinya emosi yang khas, ketika sesoorang melihat karya seni &seni lukis+, dalam dirinya akan timbul suatu perasaan atau emosi yang khas, yang tidak sama dengan dengan perasaan sehari-hari kita seperti marah, sedih, gembira, mulia, dll. Perasaan khas tersebut
disebut emosi estetik yang mun$ul dari penangkapan atas struktur estetika karya seni. 5eo Tolstoi &6>'>-686(+ !astra%an Rusia terkemuka
Menurut Prof. /r. !udoko, dalam bahasa a%a dikenal kata kagunan atau pakaryan yang menunuk pada kata seni. #amus 1elanda-Melayu susunan #linkert, seni alias kunst mempunyai pengertian khidmat, ilmu, pengetahuan, kepandaian, dan ketukangan.
PE#TE$%AN I'
(. !eni sebagai ekspresi
!ering kita mendengar istilah seni sebagai media ekspresi, apa yang dimaksud dengan ekspresi : serta bagaimana seorang seniman mengekspresikan perasaannya dalam karya seni:. Ekspresi adalah sesuatu yang dikeluarkan, seperti $airan gula yang dikeluarkan oleh tebu yang diperas, tindakan mengamuk yang dilakukan sesoorang yang ditekan perasaan marah, atau sikap memeluk dan membelai yang dikeluarkan oleh dua insan yang dilanda geolak $inta.
/alam seni, perasaan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum diekspresikan dalam %uud karya. Perasaan harus diadikan obek, diatur, dikelola, dan diendapkan sebelum di%uudkan atau diekspresikan dalam bentuk karya seni.
/arimana sumber perasaan yang diekspresikan mun$ul: Perasaan merupakan respon indiidu terhadap sesuatu diluar dirinya, yakni lingkungan sekitarnya, persaan uga
bersumber dari gagasan dan ide indiidu seorang seniman. Untuk mengekspresikan perasaan tersebut diperlukan keterampilan seniman dalam mengolah media untuk me%uudkan ekspresi tersebut se$ara lebih sempurna, semakin tinggi keterampilan seniman maka semakin sempurna pula kualitas perasaan yang diekspresikan tersebut, dan semakin tinggi kualitas ekspresi perasaan akan menadikan bobot karya seni yang dihasilkan uga semakin tinggi.
#arya seni lahir karena ada seniman yang menghadirkan karya tersebut. Menurut "a$ob
!umardo &'((()?8+, #arya seni adalah kera yang serius, sama seriusnya dengan ilmu%an men$ari kenyataan baru dari geala alam. Perlu ada kera keras, pengamatan data, butuh ketaaman intuisi dalam melihat kebenaran dibalik permukaan, perlu penguasaan tekni seni yang tinggi dan $erdas, agar dapat menghasilkan karya seni yang yang berkualitas, baik mimesis maupun imainatif idealis. 2ara memandang dunia boleh berbeda, $ara men$ari kebenaran boleh berbeda, tetapi tetap dituntut adanya karya yang memberikan sumbangan terhadap peningkatan kualitas hidup manusia.
PE#TE$%AN ' ). !eni sebagai benda
/alam seni rupa, penggolongan seni se$ara umum dibagi dua, seni murni &pure art@fine art+ dan seni pakai &apllied Art+. Pure Art atau seni murni adalah seni yang di$iptakan semata- mata untuk dinikmati estetika dan keindahannya, misalnya lukisan, patung, seni grafis, seni pahat, seni musi$, seni balet dan beragam seni lainnya yang dibuat tanpa adanya unsure fungsional yang langsung berhubungan dengan fisik manusia. "enis seni seperti ini pada saman yunani roma%i digolongkan sebagai seni halus atau istilah !anento 4uliman sebagai seni rupa atas. Menurut "akob !umardo seni sema$am ini digolongkan sebagai seni besar
&maor art+ sebab dianggap sebagai seni bagi kaum yang merdeka. Para pen$ipta dari enis seni inilah yang diklaim sebagai seniman.
!edangkan applied art atau seni pakai adalah seni yang di$iptakan dengan tuuan agar memiliki fungsi se$ara langsung bagi kehidupan manusia, disamping itu uga memiliki estetika sebagai penunang. !ebagian karya Applied art kemudian berkembang dengan istilah desain, dimana tuntutan kebutuhan masyarakat atas enis seni ini yang semakin tinggi sehingga aspek komersialisasinya dapat memberi aminan keseahteraan yang lebih baik bagi para kreatornya atau desainernya. #arya-karya seni applied art seperti mebel, tapestry, batik, busana, kerainan souenir, keramik, kriya, desain interior, desain produk, desain grafis, dan aneka desain lainnya. Para $reator atau pen$ipta seni ini lebih sering disebut sebagai tukang, pengrain, atau desainer.
PE#TE$%AN 'I
*. !eni sebagai nilai
!e$ara subektif seni yang bernilai sangat relatif, tergantung ke$enderungan selera masing-masing penikmat. !esoorang dari kampung atau desa yang setiap hari mendengar musi$ dangdut tentunya menganggap musi$ dangdut lebih bernilai dibanding musi$ a33 atau musi$ ro$k, atau menilai lukisan pemandangan yang $antik dengan gunung, matahari, laut, dan pohon kelapa di dalamnya auh lebih bernilai dibanding lukisan ekspresionisnya Affandi, atau lukisan surealisnya !alador /ali. /emikian pula sebaliknya, ketika orang kota dari kalangan ekonomi atas tentunya memiliki selera berbeda dalam memandang sebuah karya seni yang bernilai tinggi dan karya seni bernilai rendah.
Nilai adalah esensi, pokok yang mendasar, yang akhirnya dapat menadi dasar-dasar normatife. Ini diperoleh le%at pemikiran murni se$ara spekulatif atau le%at pendidikan nilai.
Nilai sebagai esensi, dalam seni dapat masuk ke dalam aspek intrinsik seni, yaitu struktur bentuk seni. Tetapi uga dapat masuk dalam aspek ekstrinsiknya berupa nilai dasar agama,
moral, so$ial, psikologi, dan politik.
Menurut "a$ob sumardo &'((()6'+ !eni adalah masalah nilai. /an nilai adalah masalah mendasar yang bias ditemukan dalam bidang etika &kebaikan+, kebenaran &logika+, dan estetika &keindahan+, disamping keadilan, kebahagiaan, kegembiraan. !emua hal itu menyangkut subyetifitas dan obektifitas sekaligus, menyangkut hal-hal khusus dan uniersal, budaya kontekstual dan esensi uniersal.
Nilai-nilai dasar dalam seni menurut "a$ob !umardo &'((()6(+
Nilai penampilan &appearan$e+, atau nilai %uud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur Nilai isi &$ontent+, terdiri atas nilai pengetahuan, nilai rasa, intuisi atau ba%ah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup &alues+ yang dapat terdiri atas nilai moral, nilai so$ial, nilai religi, dll.
Nilai pengungkapan &presentation+ yang dapat menunukkan adanya bakat pribadi sesoorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya. !emua dasar-dasar nilai tersebut menyatu padu dalam %uud seni dan tak terpisahkan, hanya dapat dibedakan bagi kepentingan analisis seni oleh para kritikus.
PE#TE$%AN 'II
+. !eni sebagai pengalaman
!e$ara sederhana, pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, atau peristi%a yang telah dilalui dalam kurung %aktu tertentu, dalam hal ini suatu pengalaman memiliki a%al dan akhir namun dapat men$iptakan suatu kesatuan yang utuh.
Pengalaman sangat besar peranannya dalam membentuk karakter dan paradigm sesoorang dalam bersikap, bertindak maupun dalam mengapresiasi karya seni. /alam hal ini ada pepatah biak mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik &eBperien$e is the best tea$her+. !ebuah perusahaan periklanan lebih menyukai desainer grafis yang berpengalaman dibanding desainer pemula, dan sebagian besar lo%ongan kera untuk perusahaan s%asta selalu men$antumkan kata-kata ;diutamakan bagi yang berpengalaman dalam bidangnya<.
/alam memandang karya seni yang sama bias menimbulkan beragam perbedaan disebabkan pengalaman yang dimiliki para penanggap seni tersebut uga berbeda. /alam hal seni, asumsinya adalah semakin banyak pengalaman seni sesoorang maka kualitas apresiasi terhadap karya senipun akan semakin tinggi, dan semakin kurang pengalaman seninya maka kualitas apresiasinyapun $enderung lebih rendah. 4ang elas seluruh manusia dapat dipastikan memiliki pengalaman seninya masing-masing.
/alam ilmu seni, pengalaman dengan benda seni dinamai pengalaman seni atau pengalaman estetik atau respon estetik. Istilah ini biasanya dibi$arakan dalam hubungannya dengan penikmat seni. Pengalaman seni adalah pengalaman yang dialami oleh penikmat seni atau penanggap seni. !eperti dalam pengalaman sehari-hari, maka pengalaman seni uga merupakan suatu pengalaman utuh yang melibatkan perasaan, pikiran, penginderaan, dan berbagai intuisi manusia.
Teradinya pengalaman seni terhadap sebuah benda seni sangat bergantung pada penanggap seni tersebut. Pengalaman seni, atau seni itu sendiri, sebenarnya ada dalam diri sipenanggap, bukan pada benda seni tersebut. !eni terdapat dalam relung-relun i%a setiap orang, i%a seni setiap orang terbangkitkan oleh ran$angan benda seni. 0leh sebab itu seorang ahli estetetika 1eneditto 2ro$e mengatakan bah%a benda seni itu tak ada, yang ada adalah pengalaman seni yang terdapat dalam i%a para penanggap seni. /engan demikian, pengalaman seni baru teradi kalau penanggap aktif membangun atau men$iptakan sendiri pengalamannya terhadap benda seni.
,. Publi Seni
Publik seni adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan dengan pokok-pokok seni, dalam hal ini publi$ seni memiliki peran penting dalam menentukan arah perkembangan seni dari suatu bangsa. !emakin tinggi apresiasi seluruh publi$ seni dalam bangsa tersebut maka perkembangan seninyapun bisa men$apai taraf yang tinggi, namun sebaliknya, bila publi$
seni tidak memiliki apresiasi yang baik terhadap karya seni bangsanya akan menadikan karya seni sebuah bangsa semakin terasing dan terpinggirkan.
#enyataan yang tak bisa dipungikiri adalah disebagian Negara-negara berkembang seperti Indonesia publi$ seninya masih memiliki apresiasi yang dangkal terhadap seni sehingga seni bukannya berkembang dengan baik, melainkan stagnan, bahkan enis-enis seni tradisional tertentu perlahan-lahan punah, sementara sebagian yang lainnya semakin terpinggirkan.
Menurut "akob !umardo &'((()68>+ mengatakan bah%a perhatian kaum terpelaar Indonesia terhadap kesenian bangsanya masih amat tipis. #esenian belum menadi bagian dari ke$endekia%anannya. #esenian masih diletakkan fungsinya sebagai rekreasi semata, sesuatu untuk bersenang-senang sesaat. #esenian dipandang tak lain hanya hiburan. 1arang konsumsi yang kedudukannya sama dengan keahlian sulap /aid 2offerfield.
#esenian tidak dianggap sebagai produk pemikiran manusia Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan hidupnya. 1ah%a kesenian yang baik bagi kaum terpelaar nilainya sama
dengan karya keilmu%an dan filsafat. Tidaklah heran apabila penggemar filsafat di Indonesia merupakan salah satu apresiator kesenian, baik karya seni asing yang mondial maupun yang nasional. Tapi, amat sedikit minat kaum ilmu%an, professional, dan birokrat terhadap kesenian.
-. K"muniasi Seni
"a$ob !umardo &'((()'6+ mengatakan bah%a karya seni di$iptakan untuk orang lain, sehingga karya tersebut baru benar-benar menadi karya seni kalau ada penanggap yang mampu memperoleh pengalaman seni dari karya tersebut. /engan demikian, fa$tor keterkaitan antara obek seni dan subek penanggap amat menentukan mun$ulnya nilai seni.
/ari pendapat !umardo tersebut menggambarkan bah%a seniman dalam berkarya seni selalu didasari oleh nilai-nilai tertentu yang bukan hanya sekedar ingin diekspresikan semata, melainkan lebih dari itu adalah untuk dikomunikasikan pada orang lain. /alam hal ini fungsi seni selain sebagai media ekspresi uga merupakan media komunikasi antara seniman dengan masyarakat atau publi$ seni.
#etika seorang penanggap menyaksikan karya seni, teradi proses pembentukan pengalaman seni. Pengalaman seni tersebut berlangsung dalam %aktu. !elama %aktu tertentu tersebutlah teradi peleburan diri penanggap seni ke dalam karya seni. Peleburan ini melibatkan berbagai indra yang dimiliki dan diikuti oleh aspek kei%aan sesoorang. Perasaan, pikiran, intuisi, dan alam ba%ah sadarnya tergerak dalam menanggapi karya seni yang disaksikan. /alam mengapresiasi karya seni tersebut, publi$ seni sering mengalami perasaan yang sama terhadap suatu karya tertentu, namun kadang-kadang para penanggap seni tersebut uga berbeda persepsi dan perasaan ketika menyaksikan sebuah karya s eni, hal ini disebabkan
konteks latar belakang budaya masing-masing penanggap yang berbeda pula.
1. Seni dalam "ntes m"ral
"a$ob !umardo &'((()'7+ menggolongkan persoalan seni dalam hubungannya dengan karya seni dalam tiga persoalan, yakni, &6+ apakah moralitas seniman ada hubungannya dengan karya seninyaC &'+ apakah karya seni itu sendiri harus mengandung moralC &*+ apakah karya seni dapat diadikan penuntun moral bagi masyarakatnya.
Pertanyaan pertama adalah, apakah karya seni yang mengandung nilai moral tinggi uga harus dibuat oleh seniman bermoral tinggi:. /alam berbagai kenyataan banyak karya-karya seni yang mengandung nilai moral tinggi, namun dibuat oleh seorang seniman yang moralnya berada diba%ah standar moral rata-rata masyarakat. /alam hal ini seniman tidak dapat
dituntut untuk memiliki moral yang sepadan dengan karyanya, sebab kadang-kadang seniman dengan latar belakang hidup yang rapuh, tidak karuan, dapat menghasilkan sebuah karya seni yang bernilai moral tinggi. !eniman bukanlah nabi. Malaikat, ataupun guru moral, tapi seniman dapat mengungkapkan nilai-nilai moral dalam berbagai karyanya, %alaupun kadang- kadang nilai-nilai moral yang disampaikannya itupun bertentangan dengan perilaku dan gaya hidupnya.
!eniman hanya dapat dituntunt segi moralnya dalam konteks keuurannya dalam berkarya, dia uur pada dirinya dalam berkarya, otentik, asli, tidak meniplak, tidak
mengakui karya orang lain sebagai karyanya, dan tidak men$uri ide orang lain, maka seniman seperti inilah yang dianggap sebagai seniman yang bermoral. "adi kita kita tidak bisa menuntut seniman harus bersih dari dosa-dosa seperti seks, narkoba, minuman keras, dan dosa-dosa lainnya, sebab banyak seniman kelas dunia yang memiliki karya dipua, namun kehidupan seksnya dan keluarganya kurang beres. Ada pepatah mengatakan bah%a Dmutiara itu tetap mutiara meskipun keluar dari mulut seekor aning.
11. !eni dan Ilmu pengetahuan No !eni Ilmu Pengetahuan
6 Penghayatan dalam struktur pengalaman estetis Pemahaman rasional-empiris terhadap suatu obek ilmu
' Pen$iptaan Penemuan
* Menghasilkan sesuatu yang belum ada menadi ada !elalu berdasarkan pada apa yang sudah ada
Pendekatan seni mengarah pada lubuk batin manusia, disudut-sudutnya yang tersembunyi dan rahasia Pendekatan menggunakan perangkat intelegensia, analisis, dan pengamatan terhadap dunia material
Menghadirkan kualitas pengalaman yang unik dan spesifik, seperti kesepian, penderitaan, kemuliaan, dll. !egala sesuatu diukur se$ara kuantitatif, terukur dalam parameter tertentu 7 !eni adalah perenungan, kontemplasi bathin setelah melihat realita di luar dirinya, 0bserasi, pengamatan, yang berarak antara subek manusia dengan obeknya
? Transenden Imanen
> Rohaniah, spiritual Material dan dunia%i
8 0bek seni adalah adalah karakter sebuah kualitas yang selalu bersifat indiidual, unik, bebas, spontan dan aaib, penuh peona keutan, sesuatu yang segar dan baru, seolah-olah bari dari ketiadaan 0bek ilmu adalah kenyataan alam dan non-alam, sehingga mun$ul keseragaman, homogenitas, identitas, dan kausalitas
!eni bukanlah ilmu, tetapi, karya seni dapat menadi obek ilmu pengetahuan. !emua hal di dunia ini dapat ditelaah se$ara ilmiah. Ilmu dapat meletakkan karya seni sebagai obek pengamatannya. #arya seni dalam ilmu bukan untuk dihayati, melainkan untuk dipahami
se$ara rasional. Pemahaman terhadap karya seni tersebut akan membantu dalam menghayati karya seni tersebut. "adi, ilmu-ilmu seni adalah alat bantu manusia untuk dapat lebih mendalami penghayatan karya seni. Ilmu-ilmu seni akan membantu menunukkan kandungan nilai dalam sebuah karya seni. Nilai yang ditunukkan oleh ilmu tersebut dapat mengarahkan si penghayat seni dalam membangun relasi dan empati terhadap karya seni
!eni bukan ilmu. !eorang seniman tidak bisa memperlakukan kreatifitasnya sebagaimana seorang ilmu%an memperlakukan ilmu. /ia harus bersikap sebagai seorang seniman, sang pen$ipta yang memberi pen$erahan dan pengayaan atas benda. Ilmu-ilmu seni berke%aiban membantu orang dalam men$apai penghayatan tersebut. Ini bukan berarti penanggap seni harus belaar ilmu seni. Ilmu seni hanya merupakan upaya penelasan agar lebih mudah