• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARSITEKTUR METAFORA THE DESIGN OF THE MAKASSAR ART CENTER WITH A METAPHORICAL ARCHITECTURAL CONCEPT S K R I P S I NURKHAFIFAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ARSITEKTUR METAFORA THE DESIGN OF THE MAKASSAR ART CENTER WITH A METAPHORICAL ARCHITECTURAL CONCEPT S K R I P S I NURKHAFIFAH"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN MAKASSAR ART CENTER DENGAN KONSEP ARSITEKTUR METAFORA

THE DESIGN OF THE MAKASSAR ART CENTER WITH A METAPHORICAL ARCHITECTURAL CONCEPT

S K R I P S I

NURKHAFIFAH 105 83110 04 17

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

i PERANCANGAN MAKASSAR ART CENTER DENGAN KONSEP

ARSITEKTUR METAFORA

THE DESIGN OF THE MAKASSAR ART CENTER WITH A METAPHORICAL ARCHITECTURAL CONCEPT

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan oleh NURKHAFIFAH

105 83110 04 17

PADA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKÁSSAR FAKULTAS TEKNIK

GEDUNG MENARA IQRA LT. 3

l. Sultan Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Fax (0411) 865 588 Makassar 90221 ww.unismuh.ac.id, e_ mail: [email protected]

Website: http://teknik.unismuh.makassar.ac.id

Website:

HALAMAN PENGESAHAN

ugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana Arsitektur (S Ars) Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Judul Skripsi PERANCANGAN MAKASSAR ART CENTER DENGAN KONSEP

ARSITEKTUR METAFORA

Nama NURKHAFIFAH

Stambuk 105 83 11004 17

Makassar, 29 Januari 2022

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh Dosen Pembimbing

Pembimbing

Pembimbing |I

Ir. Rasmawarni, MM. Dr. Ir. Muhammad Syarif, ST.MT.MM..MH.IPM

Mengetahui,

Ketua Program

Studi Arsitektur

Ctra Amala Amal. ST..MT

NBM: 1244 026

(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAAR

FAKULTAS TEKNIK

GEDUNG MENARA IaRA LT. 3

JH. Sultan Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866 972 Fax (0411) S65 S88 Makassar 90221 Website: www.unismuh.ac.id, e_mail: [email protected]

Website: http://teknik.unismuh.makassar.ac.d

PENGESAHAN

Skripsi atas nama Nurkhafifah dengan nomor induk Mahasiswa 105 83 1 1004 17, dinyatakan diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir/Skripsi sesuai dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0002/SK-Y/23201/091004/2022.

sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Arsitektur pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Sabtu tanggal 29 Januari 2022

25 Jumadil-Akhirah 1443 H

Panitia Ujian:

Maka_sar,

29 Dgsember 2022 M 1. Pengawas Umum

a. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag

b. Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Ir. H. Muh. Arsyad Thaha, M.T

2. Penguji

a. Ketua :Dr. Eng. Rosady Mulyadi, ST., MT * * * * * * * *

b. Sekertaris Siti Fuadillah A. Amin,

ST. MT.

**********1 t********** *********

3. Anggota :1. Nurhikmah Paddiyatu, ST.MT

2. Dr. Ir. Aris Sakkar Dollah, M.Si. *****'******** ********""

3. Citra Amalia Amal, ST.MT *************** ** * **************

Mengetahui

Pembimbing Pembimbing II

Ir. Muhammad Syarif, ST.MT..MM. MH.,IPM

Dekan

Dr.Ir. Hi. Nurnawaty, ST, MTIPM.

NBM 795 108

Rasmawarni, MM. Dr. Ir.

(5)

ii KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Proposal tugas akhir ini dengan baik.

Proposal tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kuliah di Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun Judul tugas akhir ini adalah Perancangan Makassar Art Center dengan Konsep Arsitektur Metafora.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, karena Penulis sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik itu dari segi teknis penulisan maupun dari perhitungan-perhitungan. Oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Proposal tugas akhir ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ayah saya Abd. Kadir, Ibu saya Sunarti, Kakak saya Hesti Kadir, dan seluruh keluarga tercinta, terima kasih yang sebesar-besarnya atas

(6)

iii segala limpahan dukungan, doa dan pengorbanannya terutama dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah ini.

2. Prof. DR. H. Ambo Asse, M. Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Ir. Hj. Nurnawaty, ST., M.T., IPM sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Citra Amalia Amal, S.T., M.T selaku Ketua Prodi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ibu Ir. Rasmawarni, M.M. sebagai pembimbing I dan Bapak Dr.

Muhammad Syarif, S.T., M.T., M.M., IPM. sebagai pembimbing II yang telah dengan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas teknik terkhusus Angkatan 2017 Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan Negara. Amin.

Makassar, 02 Februari 2021

NURKHAFIFAH

(7)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Sasaran ... 3

1.4 Ruang Lingkup Rancangan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II ... 6

STUDI PUSTAKA ... 6

2.1. Landasan Teori ... 6

2.1.1. Definisi Judul ... 6

2.1.2. Art Center (Pusat Seni) ... 9

2.1.3. Arsitektur Metafora ... 12

2.2. Tinjauan Standar Arsitektural ... 15

2.2.1. Fungsi Utama ... 15

2.2.2. Fungsi Sekunder ... 20

2.2.3. Fungsi Penunjang... 24

2.3. Nilai-Nilai Keislaman ... 30

(8)

v

2.3.1 Seni budaya dalam islam. ... 30

2.3.2 Edukasi atau Memberi Ilmu ... 31

2.3.3 Rekreasi ... 32

2.4. Studi Literatur Pendekatan Bangunan Sejenis ... 32

2.4.1. Yurihonjo City Cultural Center, Kadare-Japan ... 32

2.4.2. Sydney Opera House ... 40

2.5. Skema Pemikiran ... 43

BAB III ... 44

METODE PERANCANGAN ... 44

ANALISIS DAN KONSEP PENDEKATAN PERANCANGAN ... 44

3.1. Metode Pendekatan Perancangan ... 44

3.1.1. Pemilihan Sampel Lokasi ... 44

3.1.2. Populasi/Pengguna ... 47

3.1.3. Pengumpulan data ... 47

3.1.4. Indikator dan Variabel. ... 48

3.1.5. Lokasi dan Tapak Terpilih ... 51

3.2. Pendekatan Konsep Lokasi ... 52

3.2.1. Lingkungan ... 52

3.2.2. Ukuran, luas, garis sempadan ... 53

3.2.3. Konsep Pendekatan Aksebilitas ... 53

3.2.4. Konsep Pendekatan Analisis View ... 54

(9)

vi 3.2.5. Konsep Pendekatan Analisis Pergerakan Matahari dan

Arah Angin ... 55

3.2.6. Konsep Pendekatan Analisis Kebisingan ... 57

3.2.7. Analisis Fungsi, Pengguna dan Kebutuhan Ruang... 58

3.2.8. Konsep Bentuk Bangunan ... 73

3.3 Konsep Kelengkapan Bangunan ... 74

3.3.1 Sistem Struktur ... 74

3.3.2 Sistem Penataan Ruang Luar ... 75

3.3.3 Sistem Penghawaan ... 77

3.3.4 Sistem Pencahayaan ... 77

3.3.5 Sistem Keamanan ... 78

3.3.6 Sitem pemadam Kebakaran ... 79

3.4 Analisis Pendekatan Perancangan ... 79

BAB IVKONSEP PERANCANGAN ... 80

4.1. Konsep tapak ... 80

4.2. Pola Organisasi Ruang ... 85

4.3. Konsep Bentuk Bangunan ... 86

4.4. Konsep Kelengkapan Bangunan ... 87

BAB V PENUTUP ... 91

5.1. Kesimpulan ... 91

5.2. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(10)

vii DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1. Layout Teater. ... 16

Gambar 2. Standarisasi Tempat Duduk. ... 17

Gambar 3. Tata Alur Sirkulasi Tempat Duduk. ... 17

Gambar 4. Ukuran Tinggi Tempat Duduk. ... 18

Gambar 5. Ruang Ganti Pakaian. ... 19

Gambar 6. Ruang Tata Rias. ... 19

Gambar 7. Layout Ruang Perlengkapan. ... 20

Gambar 8. Dimensi Sirkulasi Ruang Baca. ... 21

Gambar 9. Ruang Lantai di antara Rak Buku. ... 21

Gambar 10. Ruang Pameran dengan Dinding Penutup. ... 23

Gambar 11. Sumber Penerangan dan Ukuran Ruang Pameran. ... 23

Gambar 12. Standar Ruang Untuk Makan. ... 24

Gambar 13. Standar Meja Makan. ... 25

Gambar 14. Layout Dapur. ... 25

Gambar 15. Standar Orang Shalat. ... 26

Gambar 16. Pola Penataan Ruang Masjid. ... 26

Gambar 17. Standar Kebutuhan Parkir Untuk 1. Sepeda, 2. Motor. ... 27

Gambar 18. Standar Kebutuhan Ruang Parkir Mobil. ... 28

Gambar 19. Standar Kebutuhan Ruang Parkir Mobil Ambulans. ... 28

Gambar 20. Standar Kebutuhan Ruang Parkir Bus. ... 28

(11)

viii

Gambar 21. Pola Penataan Parkir. ... 29

Gambar 22. Standar Ukuran Untuk a. Kloset, b. Baik Air, c. Wastafel Kamar. ... 30

Gambar 23. Yurihonjo City Cultural Center, Kadare. ... 33

Gambar 24. Perubahan bentuk Multipurose theater ... 34

Gambar 25. Interior Perpustakaan ... 35

Gambar 26. Penataan Massa Yurihonjo City Cultural Center ... 36

Gambar 27. Jalur sirkulasi Yurihonjo City Cultural Center ... 36

Gambar 28. Pencahayaan Yurihonjo City Cultural Center ... 37

Gambar 29. Fasilitas-fasilitas dalam Yurihonjo City Cultural Center ... 38

Gambar 30. Interior Yurihonjo City Cultural Center ... 39

Gambar 31. Exterior Yurihonjo City Cultural Center ... 40

Gambar 32. Sydney Opera House ... 41

Gambar 33. Proses Pembangunan ... 41

Gambar 34. Peta Alternatif Pemilihan Lokasi ... 44

Gambar 35. Peta Alternatif I ... 45

Gambar 36. Peta Alternatif 2 ... 46

Gambar 37. Kondisi Batas Site ... 51

Gambar 38. Analisis Akesesibilitas ... 53

Gambar 39. Analisis View ... 54

Gambar 40. Analisis Pergerakan Matahari ... 55

Gambar 41. Analisis pergerakan arah angin ... 56

Gambar 42. Analisis Kebisingan ... 57

(12)

ix

Gambar 43. Diagram Pola Hubungan Ruang ... 72

Gambar 44. Tranformasi bentuk ... 73

Gambar 45. Pondasi Foot Plat ... 74

Gambar 46. Upper struktur ... 75

Gambar 47. Sirkulasi ... 80

Gambar 48. Orientasi Matahari ... 81

Gambar 49. Arah Angin... 82

Gambar 50. Kebisingan ... 83

Gambar 51. Analisis View ... 84

Gambar 52. Zoning Bangunan. ... 85

Gambar 53. Eksplorasi Bentuk ... 86

(13)

x DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pertimbangan pemilihan lokasi ... 48

Tabel 2. Standar Penilaian Lokasi ... 49

Tabel 3. Standar Pembobotan Lokasi ... 50

Tabel 4. Analisis Kebutuhan Ruang ... 63

Tabel 5. Analisis Kebutuhan Besaran Ruang Fungsi Primer ... 68

Tabel 6. Analisis Kebutuhan Besaran Ruang Fungsi Sekunder ... 69

Tabel 7. Analisi Kebutuhan Besaran Ruang Fungsi Penunjang ... 70

Tabel 8. Total Besaran Ruang ... 71

Tabel 9. Pengaplikasian soft material. ... 87

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku, budaya, ras, maupun agama. Karena keberagaman tersebut masing-masing daerahnya memiliki budaya dan seni khas daerah masing-masing. Terdapat banyak budaya dan seni yang dapat kita ketahui diantaranya, seni musik, seni tari, seni rupa, seni sastra serta seni peran (drama). Seni dapat dikatakan sebagai sebuah alat buatan manusia yang dapat menimbulkan efek psikologis kepada orang-orang yang melihatnya. Efek tersebut dapat berupa tanggapan yang berwujud emosi, imajinasi, maupun yang rasional. (Munro 1965)

Sulawesi selatan merupakan pulau yang terletak di bagian Selatan dari pulau Sulawesi, dengan Ibu Kota Makassar yang dulunya dikenal dengan naman Ujung Pandang. Wilayah Administrasi Kota Makassar meliputi 16 kecamatan dan 153 kelurahan. Berikut adalah batas-batas Administrasi Kota Makassar : a). Batas Barat adalah selat Makassar, b). Batas Utara merupakan kabupaten Maros, c). batas Timur juga adalah kabupaten Maros, dan yang terakhir d). Batas Selatan adalah kabupaten Gowa dan Takalar. (makassarkota.go.id. 2019)

Sulawesi Selatan memiliki kearifan lokal yang dapat menjadikannya salah satu daerah yang patut dipertimbangkan oleh kancah Internasioal

(15)

2 karena memiliki adat istiadat yang masih kental, serta ragam seni dan budaya yang khas dari masing-masing daerahnya. (Syarifuddin 2019)

Dalam sebuah wawancara dikatakan bahwa sudah terdapat beberapa Gedung kesenian yang ada di kota Makassar, salah satunya adalah gedung kesinian Societeit de Harmonie yang dibangun pada tahun 1896 dengan nuansa arsitektur Eropa. Gedung yang mempunyai luas 55,7x42,5 m sekarang telah dilengkapi dengan ruang pertunjukan, lengkap dengan lighting, sound system serta set panggung. Tetapi sayangnya tempat ini sangat jarang menjadi tujuan edukasi tentang kesenian dan kebudayaan sehingga minat masyarakat maupun wisatawan tentang kebudayaan dan kesenian di kota makassar sangat kecil. (Apriani 2018)

Dengan adanya dan semakin banyaknya tempat-tempat seperti ini di kota Makassar diharapkan mampu menarik minat dan gairah wisatawan untuk mengetahui dan mempelajari ragam seni yang ada di Makassar. Selain itu pula diharapkan dapat memberikan motivasi kepada masyarakat kota Makassar sendiri untuk lebih melestarikan budaya dan kesenian setempat.

Art center ini akan dirancang dengan menggunakan konsep arsitektur metafora sebagai wadah atau sarana untuk menyalurkan bakat, mengembangkan minat dan pengetahuan tentang kebudayaan dan kesenian kota Makassar. Konsep arsitektur metafora merupakan sebuah konsep yang mengungkapkan suatu bentuk visual atau sebuah kiasan ke dalam wujud sebuah bangunan, sehingga dapat menimbulkan kesan bagi orang yang

(16)

3 melihatnya. Metafora dalam arsitektur merupakan sebuah metode kreativitas yang ada pada lingkup desain dari sang perancang. (Broadbent 1975)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang bangunan Art Center sebagai tempat untuk mewadahi berbagai kreatifitas kesenian yang ada di Kota Makassar?

2. Bagaimana merancang bentuk bangunan Art Center dengan menerapkan konsep Arsitektur Metafora di Kota Makassar?

1.3 Tujuan dan Sasaran 1. Kognitif

Untuk melatih kemampuan mendesain sebuah bangunan.

2. Afektif

Untuk menimbulkan rasa ketertarikan dan semangat untuk menghargai seni dan budaya yang ada di seluruh daerah di Makassar.

1.4 Ruang Lingkup Rancangan

Perancangan desain bangunan Makassar Art Center ini meliputi desain baik secara fisik bangunan, maupun tapak yang terdapat pada area art center yang akan dirancang. Bangunan ini akan memerlukan lahan yang cukup besar dan lokasi yang strategis serta mudah dijangkau oleh masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :

(17)

4 Bab I Pendahuluan

Memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan latar belakang, menjelaskan tujuan kogitif dan afektif , serta menjelaskan sistematikan penulisan proposal.

Bab II Studi Pustaka

Studi Pustaka berisi tentang berbagai definisi, konsep, teori-teori dan studi literatur yang dapat menjadi acuan dalam perancangan bangunan Art center yang akan dicapai. Studi Pustaka ini akan digunakan sebagai dasar pemilihan dalam tahap analisis pendekatan untuk mencapai suatu konsep pendekatan perancangan.

Bab III Metode Perancangan, Analisis dan Konsep Perancangan

Metode perancangan, analisis, dan konsep perancangan memuat informasi tentang data lapangan berupa sampel pemilihan lokasi, indikator, dan variabel untuk pemilihan lokasi yang cocok dengan bangunan. Serta memuat konsep pendekatan perancangan terhadap lokasi terpilih.

Bab IV. Konsep Perancangan

Kosep perancangan membahas konsep dan analisa yang digunakan sebagai landasan dalam pengembangan untuk memperoleh perancangan atau gambar yang diinginkan

(18)

5 Bab V. Kesimpulan

Inti keseluruhan dari segala hal yang dibahas pada bab-bab sebelumnya akan disimpulkan dan dirangkum pada bagian ini

(19)

6 BAB II

STUDI PUSTAKA 2.1. Landasan Teori

2.1.1. Definisi Judul

Perancangan Makassar Art Center dengan konsep arsitektur metafora adalah sebuah perancangan gedung pusat kesenian yang berlokasi di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Desain perancangan menggunakan konsep Arsitektur metafora sebagai acuan dalam menentukan bentuk rancangan.

Perancangan ini merupakan pembangunan wadah atau fasilitas bagi para pencintan seni, baik seniman ataupun orang-orang yang suka menyaksikan pertunjukan seni.

Perancangan Makassar Art Center dengan konsep Arsitektur Metafora bertujuan memberikan bentuk dan kesan yang ikonik pada bangunan. Makassar Art Center bertujuan mewadahi karya-karya seni dan budaya lokal maupun modern kota Makassar.

Kota Makassar (Makassar: kadang disebut Macassar, Mangkasar; dari 1971 hingga secara resmi dikenal dengan nama Ujung Pandang pada tahun 1999) adalah ibu kota Sulawesi Selatan yang merupakan kota metropolitan di Indonesia. Kota Makassar berada di urutan keempat sebagai kota terbesar di Kawasan Indonesia Timur. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Indonesia Timur (KTI), Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan jasa, pusat

(20)

7 kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan industri, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta simpul jasa angkutan barang baik darat, laut, maupun udara. (sulselprov.go.id 2018)

Untuk mendapatkan lokasi yang cocok dengan bangunan yang akan dirancang maka perlu diperhatikan beberapa kriteria RTRW sebagai berikut:

a) Penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:

▪ Peraturan yang berlaku untuk konstruksi dan perencanaan lingkungan, termasuk KDB, KLB, KDH, KTB, tinggi gedung dan peraturan GSB untuk jalan raya.

▪ Menerapkan peraturan bangunan dan lingkungan berdasarkan pengurangan bencana.

▪ Berkembang menjadi pusat hunian berkekuatan tinggi, dengan KWT maksimal 60%.

▪ Menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas wilayah perkotaan.

b) Menyediakan sarana dan prasarana minimal, termasuk:

▪ Sarana dan prasarana pendukung kegiatan jasa pariwisata sangat tinggi.

▪ Prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan umum, serta lokasi dan jalur evakuasi korban.

(21)

8

▪ Ruang parkir yang mendukung fungsi kawasan layanan pendidikan tinggi.

Berdasarkan Bab 3 pada rencana RTRW Kota Makassar 2010-2030 tentang “KEDUDUKAN, LINGKUP WILAYAH, LINGKUP MATERI DAN JANGKA WAKTU PERENCANAAN”, bagian ke satu disebutkan bahwa kedudukan RTRW kota merupakan:

a) Acuan dalam penyusunan rencana rinci tata ruang di bawahnya, yakni Rencana Detail Ruang (RDTR) Kawasan, dan Rencana Teknik Ruang (RTR) Kawasan.

b) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kota.

c) Rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi sistem perkotaan, jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air bersih di wilayahnya yang terkait dengan kawasan pedesaan.

d) Rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi kawasan lindung Kota dan kawasan budidaya Kota.

e) Penerapan Kawasan Strategis Kota

f) Arahan Pemanfaatan ruang wilayah Kota yang berisi indikasi program utama jangka lima tahunan.

g) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota yang berisi ketentuan umum, peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disintensif, serta arahan sanksi.

(22)

9 h) Rencana penyediaan dan pemanfaatan RTH

i) Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau 2.1.2. Art Center (Pusat Seni)

Art Center (Pusat Seni) merupakan suatu tempat atau wadah untuk kegiatan yang berkaitan dengan seni budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya kepada masyarakat sekitar.

(Lubis 2018)

Definisi lain menurut Wikipedia mengatakan “an art centre or arts center is distinct from art gallery or art museum. An art centre is a functional community centre with a specific remit to encourage arts practice and to provide facilities such as theatre space, venues for musical performance, workshop areas, educational facilities, technical equipment, etc”. atau jika ditermahkan dalam bahasa indonesia : “pusat seni adalah pusat komunitas fungsional dengan tugas khusus untuk mendorong praktik seni dan menyediakan fasilitas seperti ruang teater, ruang galeri, tempat pertunjukan musik, area bengkel, fasilitas pendidikan, peralatan teknis, dll”. (Wikipedia 2021)

Ada banyak cara untuk menikmati karya seni, berdasarkan jenisnya seni dapat dinikmati melalui penglihatan (visual), pendengaran (audio), dan kombinasi keduanya (audio dan visual). Seni dapat dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu:

(23)

10 a. Seni Musik

Menurut Kamus Merriam Webster definisi Seni musik yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, seni musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau bunyi secara berurutan, dalam kombinasi dan dalam hubungan temporal untuk menghasilkan suatu komposisi yang memiliki kesatuan dan kontinuitas atau berkelanjutan. Dengan kata lain seni musik merupakan seni yang menggunakan bunyi sebagai unsur utamanya.

(Merriam Webster n.d.)

Menurut (Jamalus 1988) Unsur seni musik terbagi manjadi:

1. Unsur-unsur pokok, meliputi: irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu.

2. Unsur-unsur ekspresi, meliputi: tempo, dinamik, dan warna nada.

b. Seni Rupa

Seni rupa merupakan jenis karya seni yang dapat dinikmati melalui media yang bisa ditangkap oleh mata (visual art). Atau dengan kata lain seni rupa yakni semua hal yang mempunyai unsur manifestasi batin. Selain itu kesan estetis di peroleh dengan mengolah konsep menggunakan 6 media berbeda seperti gelap terang, garis, warna, tekstur, volume, dan bidang.

Ada beberepa jenis seni rupa, tetapi berdasarkan wujudnya seni rupa terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1). Seni rupa dua dimensi, yakni jenis seni rupa yang yang hanya memiliki 2 jenis ukuran saja yaitu panjang dan lebar, maka objek dua dimensi berbentuk datar. 2). Seni rupa tiga dimensi, yakni jenis

(24)

11 seni rupa yang memiliki 3 ukuran berupa panjang, lebar dan tinggi atau yang disebut volume dalam sebuah hasil karya. (Aulia 2020)

Contoh seni rupa dua dimensi antara lain adalah lukisan (di atas kertas atau kanvas), Fotografi, batik, kaligrafi, Poster, dll. Sedangkan contoh untuk seni rupa tiga dimensi adalah Patung/raca, Vas bunga, Mebel (meja, kursi, dan lainnya), dll. Untuk seni rupa ini dibutuhkan ruangan untuk display setiap karya, perlu juga penyimpanan dan galeri sebagai wadah untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.

c. Seni Tari

Seni tari merupakan bentuk seni yang menggunakan gerakan tubuh yang berirama untuk mengekspresikan perasaan ataupun pikiran melalui gerakan yang ritmis. Definisi lain dari seni tari adalah pelafalan jiwa manusia melalui gerak berirama yang memiliki nilai estetika. (Sachs 1964)

Di Indonesia seni tari mempunyai identitas yang berbeda disetiap daerah. Mulai dari gerakan, kostum hingga alunan musik pengiringnya juga berbeda-beda. Dari Sabang sampai Merauke kesenian tari sudah menjadi ciri khas yang perlu diletasrikan oleh masyarakat sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Begitupula kota Makassar yang memiliki banyak suku dan etnis yang berbeda. Setiap daerah di Makassar memilki tarian yang unik dan khas. Sebagai contoh ada tari pakarena yang berasal dari Gowa, Sulawesi selatan, tari pagellu yang berasal dari tanah Toraja, Sulawesi selatan, tari gandrang bulo, dan masih banyak lagi jenis kesenian tari di Sulawesi selatan.

(25)

12 d. Seni Teater/Drama

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), drama merupakan cerita yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus diciptakan untuk pertunjukan teater. (KBBI Daring n.d.). Dengan kata lain Seni drama merupakan seni yang menampilkan imajinasi atau menggambarkan buah pikir seseorang melalui adegan yang dipentaskan diatas panggung.

2.1.3. Arsitektur Metafora

Menurut Geoffrey Broadbent, 1975 dalam buku “Design In Architecture” Metafora pada pada arsitektur ialah salah satu metode kreatifitas yang ada pada desain spektrum sang perancang. Arsitektur Metafora merupakan gaya arsitektur yang mengambil bentuk dari kiasan atau perumpamaan dari sesuatu. (Broadbent 1975)

Metafora mengidentifikasi hubungan antara benda yang lebih bersifat abstrak daripada nyata. Dengan metafora perancang dapat bermain dengan imajinasinya yang akan diwujudkan dalam bentuk bangunan atau karya srsitektur.

Menurut Anthony C Antoniades dalam bukunya Poetic of Architecture, mengklasifikasikan bahwa metafora dibagi menjadi tiga kategori yaitu intangible (tidak nyata), tangible (nyata), dan combine (antara keduanya). Berikut penjelasan tentang ketiga kategori tersebut. (Antoniades n.d.)

(26)

13 a. Intangible (metafora abstrak)

Metafora abstrak (Intangible) merupakan konsep, ide, kondisi manusia serta kualitas tertentu yaitu, individualitas, kealamian, tradisi, komunitas, dan budaya. Ide-ide tersebut dapat berasal dari pemberangkatan metaforik sebuah konsep yang abstrak. contoh bangunannya adalah Sydney Opera House di Sydney Harbour.

b. Tangible (metafora konkrit).

Metafora konkrit merupakan dasar atau landasan dari metafora yang ditimbulkan langsung dari beberapa karakter visual atau material. Contoh bangunannya dalah Gereja ayam yang terletak di Magelang, Jawa Tengan, Indonesia.

c. Combine (metafora kombinasi)

Merupakan penggabungan antara metafora konkrit dan metafora abstrak. landasan inti dari metafora kombinasi yang berasal dari konseptual dan visual. Contoh bangunananya adalah Puzzling World di Selandia Baru.

Arsitektur Metafora, pada umumnya memiliki karakter layaknya gaya bahasa metafora yaitu perbandingan dan perumpamaan. (Arsitur Studio 2020). Karakter tersebut diterjemahkan dalam visual-visual meliputi hal sebagai berikut :

(27)

14

➢ Metafora berarti usaha untuk memindahkan keterangan (maksud) dari suatu subjek ke subjek lain.

➢ Berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan subjek tersebut adalah sesuatu hal yang lain.

➢ Mengganti fokus penelitian atau area konsentrasi penyelidikan lainnya. Harapannya jika dibandingkan dengan cara pandang yang lebih luas, maka akan dapat menjelaskan subjek tersebut dengan cara yang berbeda.

Penerapan konsep arsitektur metafora terhadap sebuah bangunan dapat menimbulkan beberapa manfaat. Seperti yang disebutkan oleh (Maulizar 2013) dalam artikelnya yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa manfaat dari penerapan arsitektur metafora , yaitu :

➢ Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.

➢ Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.

➢ Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya.

➢ Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.

(28)

15 2.2. Tinjauan Standar Arsitektural

Berdasarkan uraian pada point sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perancangan Makassar Art Center ini merupakan pembentukan sebuah fasilitas yang dapat mewadahi seluruh kreatifitas kesenian antar para pelaku dan pencinta seni yang ada pada Kota Makassar seperti seni musik, seni rupa, seni tari dan seni teater/drama.

Adapun beberapa fungsi yang akan melengkapi perancangan Makassar Art Center ini adalah sebagai berikut.

2.2.1. Fungsi Utama a. Ruang Latihan

Ruang latihan merupakan salah satu fungsi utama dari gedung Art Center ini. Berdasarkan kesenian yang akan ditampung dalam pusat seni ini maka ruang latihan akan dibagi menjadi tiga bagian yakni ruang latihan untuk seni tari, ruang latihan seni musik tradisional, dan ruang latihan untuk teater/drama. Ruang latihan ini berfungsi sebagai tempat latihan setiap cabang seni.

b. Gedung Pertunjukan/Teater

Gedung berarti bangunan (rumah) untuk kantor, rapat/tempat mempertunjukan hasil-hasil kesenian. Pertunjukan adalah tontonan (seperti bioskop, wayang, wayang orang, dsb.), pameran, demonstrasi, (Poerwadarminta 1976). Maka dapat dikatakan bahwa gedung pertunjukan

(29)

16 merupakan sebuah bangunan yang dapat mewadahi pertunjukan hasil kesenian (performing art) dengan fasilitas yang dibutuhkan secara memadai.

Untuk mencapai kenyamanan pada pertunjukan, maka sangat diperlukan untuk memperhatikan persyaratan ruang yang baik agar pertunjukan yang disampaikan oleh pelaku seni dapat diterima oleh penonton dengan baik, mengingat penonton yang memasuki sebuah gedung pertunjukan layak untuk mendapat kenyamanan, keamanan, penerangan yang cukup, view (pemandangan) yang berkualitas dan menyenangkan serta kualitas bunyi yang baik selain kualitas acara tersebut. (Soviati 2015)

Gambar 1. Layout Teater.

[Sumber: Neufert, 1996 : 137]

Gambar 1 di atas menunjukkan pola penataan ruang pada teater. Adapun standarisasi teater yang akan dibahas lebih lanjut adalah sebagai berikut.

➢ Ruang Penonton dan Panggung

Standarisasi ruang untuk ruang penonton dan panggung dimulai dari ukuran tempat duduk, hingga ketinggian tangga. Ukuran ruang penonton

(30)

17 berbanding jumlah penonton menentukan luas area yang diperlukan. Pada Gambar 2 di bawah dapat dilihat standarisasi tempat duduk.

Gambar 2. Standarisasi Tempat Duduk.

[Sumber: Neufert, 1996 : 138]

Berikutnya yang harus diperhatikan adalah penempatan gangway pada baris kursi sehingga penonton leluasa melihat kearah panggung pertunjukan dan nyaman ketika melewati gangway sebagai jalur sirkulasi. pada setiap 25 baris kursi dibutuhkan sebuah alur sirkulasi dan dibutuhkan pintu pada setiap sisinya, berbeda dengan baris kursi yang memiliki luasan 16 kursi seperti pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Tata Alur Sirkulasi Tempat Duduk.

[Sumber: Neufert, 1996 : 138]

Ukuran ketinggian tempat duduk berpengaruh terhadap kenyamanan para penonton dalam menikmati pertunjukan. Oleh karena itu dibutuhkan

(31)

18 standar desain ukuran ketinggian yang pas untuk kursi penonton. Menurut Neufert (1996: 138) menjelaskan bahwa tinggi tempat duduk terletak pada garis pandangan. Konstruksi ini berlaku untuk seluruh ruang penonton baik yang di lantai bawah maupun yang ada di balkon.

Pada gambar 4 di bawah ini dijelaskan bahwa ukuran tinggi bagian muka panggung dari pandangan mata maksimal 1,10 m dan ukuran minimal 0,50 – 0,90 m. Dengan tinggi pandangan mata penonton sejauh panggung adalah 1,10 m.

Gambar 4. Ukuran Tinggi Tempat Duduk.

[Sumber: Neufert, 1996 : 139]

➢ Ruang Ganti dan Ruang rias

Ruang ganti atau dressing room merupakan sebuah ruangan yang digunakan oleh para pelaku seni sebagai area private ketika akan melakukan pertunjukan seni.

(32)

19

Gambar 5. Ruang Ganti Pakaian.

[Sumber: Neufert, 1996 : 144]

Gambar 6. Ruang Tata Rias.

[Sumber: Neufert, 1996 : 144]

Berdasarkan gambar 5 dan gambar 6 di atas dapat dilihat pembagian ruang ganti untuk penyanyi dan untuk anggota lainnya. Sebagaimana yang digambarkan dalam Neufert 1996: 144 pembagian ruang ganti berdasarkan klasifikasi penampil yang berupa penyanyi dan anggota orkestra. Sedangkan ruang rias diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu ruang rias dan ruang bagi pekerja rias.

(33)

20

➢ Ruang Penyimpanan

Ruang penyimpanan atau gudang (storage) merupakan ruangan yang difungsikan untuk menyimpan barang atau perlengkapan pertunjukan sperti kursi dan peralatan-peralatan lain yang berkaitan dengan pertunjukan.

Gambar 7. Layout Ruang Perlengkapan.

[Sumber: Neufert, 1996 : 144]

Dari gambar 7 di atas terdapat beberapa ruangan yang diperlukan untuk mengatur seluruh perlengkapan-perlengkapan pertunjukan agar tersimpan dengan baik. Terdapat gudang baja, gudang mesin, gudang kayu, ruang penyimpanan dekorasi, ruang untuk menyimpan kursi/bangku dan lain-lain.

Ruangan-ruangan tersebut memiliki standar desain masing-masing.

2.2.2. Fungsi Sekunder a. Perpustakaan

Perpustakaan sebagai fungsi sekunder pada rancangan. Fungsi dari perpustakaan ini adalah menyimpan buku-buku yang berkaitan tentang kesenian kota Makassar maupun kebudayaan-kebudayaan yang ada di

(34)

21 seluruh provinsi Sulawesi selatan, mulai dari buku tentang asal usul kota Makassar ataupun buku-buku yang memberikan informasi tentang makanan khas kota Makassar.

Perpustakaan ini juga akan melayani pinjaman buku dan penjualan buku bagi pengunjung yang ingin mengetahui ataupun mempelajari tentang budaya dan kesenian yang ada di seluruh provinsi Sulawesi Selatan. Berikut adalah standarisasi ruang untuk sebuah perpustakaan yang dapat dilihat pada gambar 8 di bawah ini. Letak perabot harus disesuaikan dengan arah pencahayaan.

Gambar 8. Dimensi Sirkulasi Ruang Baca.

[Sumber: Neufert, 1996 : 329]

Gambar 9. Ruang Lantai di antara Rak Buku.

[Sumber: Neufert, 1996 : 330]

(35)

22 Pada gambar 9 di atas dapat dilihat jarak antar rak buku. Lemari Untuk sebuah ruang baca harus terbuka, Panjang, besar, dan serbaguna. Umumnya berbentuk persegi dan horizontal. Dengan sirkulasi minimal 1,30 m dan maksimal 2,30 m.

b. Galeri Seni

Galeri merupakan selasar atau tempat, dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga dimensional kerya seorang atau sekelompok seniman atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni.

Galeri seni pada Makassar art center akan difungsikan untuk memamerkan sebagai tempat memamerkan alat atau karya seni beberapa daerah di sulawesi selatan. Seperti kerajinan tangan, miniatur khas Sulawesi selatan, sarung khas bugis dan sebagainya.

Berikut adalah standarisasi untuk sebuah galeri seni :

➢ Ruang Pameran

Menurut (Neufert, 1996), ruang pameran pada galeri berfungsi sebagai tempat untuk memamerkan atau mendisplay karya seni harus memenuhi beberapa hal yaitu: Terlindung dari kerusakan, pencurian, cahaya matahari langsung, debu, kelembaban maupun kekeringan.

(36)

23 Pada gambar 10 di bawah ini dapat dilihat bagaimana standarisasi untuk sebuah ruang pameran dengan dinding penutup.

Gambar 10. Ruang Pameran dengan Dinding Penutup.

[Sumber: Neufert, 1996 : 250]

Salah satu persyaratan umum untuk sebuah galeri yang disebutkan dalam (Neufert, 1996) adalah galeri harus memiliki pencahayaan yang cukup. Pada gambar 11 di bawah ini dapat dilihat bagaimana standarisasi penerangan yang baik serta ruang dengan ukuran yang baik.

Gambar 11. Sumber Penerangan dan Ukuran Ruang Pameran.

[Sumber: Neufert, 1996 : 250]

(37)

24 2.2.3. Fungsi Penunjang

Fungsi penunjang adalah fungsi atau kegiatan yang mendukung terlaksananya setiap kegiatan primer maupun kegiatan sekunder yang terjadi dalam Makassar art center. Contohnya adalah toilet, musholla, food court, parkir, dan lain-lain.

a. Food Court/Kantin

Food court merupakan suatu tempat makan yang terdiri dari stand-stand makanan yang bervariasi. Fungsi food court ini adalah sebagai penyedia makanan untuk para pengunjung ataupun para pelaku seni.

Gambar 12. Standar Ruang Untuk Makan.

[Sumber: Neufert, 2002 : 119]

Pada gambar 12 di atas dapat dilihat bagaimana standar ruang untuk makan. Nuefert menjelaskan bahwa untuk bisa makan dengan nyaman, satu orang membutuhkan lebar ruang sekitar 60 cm dari tinggi tempat duduk sekitar 45 cm. (Neufert 1996)

(38)

25

Gambar 13. Standar Meja Makan.

[Sumber: Neufert, 2002 : 119]

Untuk standar meja makan dapat dilihat pada gambar 13 di atas. Dapat dilihat terdapat ukuran-ukuran yang diperlukan untuk sebuah meja makan.

Gambar 14. Layout Dapur.

[Sumber: Neufert, 2002 : 122]

Pada gambar 14 dapat dilihat standar ruangan untuk layout dapur dan bahkan seluruh tempat makan.

b. Mushollah

Mushollah merupakan salah satu bagian penunjang yang sangat penting pada perancangan Makassar art center ini, apalagi mengingat masyarakat kota Makassar yang mayoritas beragama islam. Adapun standar yang ada pada ruang masjid antara lain area sholat atau shaf, ruang pengelola, ruang sound system masjid, toilet, dan tempat wudhu.

(39)

26 Standar ruang sholat dijelaskan oleh Neufert ( 1996: 249) bahwa ruang sholat atau ruang imam dengan ukuran 0,85 m2. Ruang sholat mengarah ke arah Mekkah yaitu menuju Ka’ba. Kemudian, pada perancangan setiap orang yang sholat diperhitungkan untuk mengetahui luasan masjid yang akan digunakan agar sesuai dengan jumlah majamaah yang menggunakannya.

Adapun standar ukuran orang sholat dan pola penataan ruang masjid yaitu sebagai berikut :

Gambar 15. Standar Orang Shalat.

[Sumber: Neufert, 2002 : 248]

Gambar 16. Pola Penataan Ruang Masjid.

[Sumber: Neufert, 2002 : 248]

Pada gambar 15 merupakan dimensi ukuran ketika shalat yang menjadi standarisasi untuk ruang shalat. Sedangkan pada gambar 16 merupakan standarisasi untuk pola penataan ruang masjid.

(40)

27 c. Parkir

Menurut (KBBI Online 2021) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi parkir adalah menghentikan atau menaruh (kendaraan) untuk beberapa saat di tempat yang disediakan. Sistem parkir sangat penting untuk sebuah gedung atau bangunan yang akan dikunjungi banyak orang. Sistem parkir yang baik harus dapat memenuhi kebutuhan parkir disetiap waktu.

Menurut Nuefert (1996: 105 ) dijelaskan bahwa ketetapan standar parkir kurang lebih 50-60 cm dengan lebar 20 cm, dan tinggi garis 10 cm. Kemudian tempat parkir pada umumnya biasanya dibatasi oleh garis berwarna (Kuning atau putih) yang terletak di samping dan di depan denga lebar 12-20 cm.

Posisi garis ditinggikan terhadap dinding 1,00 cm agar terlihat dengan baik oleh pengguna. Terkadang pembatas juga perlu untuk mengontrol penataan kendaraan dengan bentuk garis lantai lebih menggelembung atau perbedaan permukaan lantai. Berikut adalah standar ukuran-ukuran kendaraan pada umumnya :

Gambar 17. Standar Kebutuhan Parkir Untuk 1. Sepeda, 2. Motor.

[Sumber: Nuefert, 1973 : 100]

(41)

28 Pada gambar 17 di atas dapat dilihat dimensi ukuran untuk beberapa jenis sepeda motor yang menjadi standarisasi kebutuhan parkir.

Gambar 18. Standar Kebutuhan Ruang Parkir Mobil.

[Sumber: Nuefert, 1973 : 105]

Standar ukuran parkir untuk mobil dapat dilihat pada gambar 18 di atas.

Terdapat ukuran-ukuran detail mobil pribadi yang terlihat pada gambar 19 yang dapat menjadi acuan perancangan parkiran mobil.

Gambar 19. Standar Kebutuhan Ruang Parkir Mobil Ambulans.

[Sumber: Nuefert, 1973 : 100]

Gambar 20. Standar Kebutuhan Ruang Parkir Bus.

[Sumber: Nuefert, 1973 : 101]

(42)

29 Untuk Standar kebutuhan ruang mobil ambulance dapat dilihat pada gambar 19 Sedangkan Standar kebutuhan ruang parkir untuk bus dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 21. Pola Penataan Parkir.

[Sumber: Nuefert, 1973 : 105]

Ada beberapa pola penataan parkir yang dapat dilihat pada gambar 21.

Pola penataan parkir tersebut dapat menjadi acuan untuk merancang pola parkir yang cocok dengan pola sirkulasi dalam art center.

d. Toilet/Kamar Mandi

Kamar mandi merupakan kebutuhan mutlak pada setiap bangunan.

Kamar mandi merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dari kebersihan sampai aroma dari kamar mandi itu sendiri. Pada perancangan, kloset atau WC yang tinggi dapat mengerungi bau yang tidak sedap. Bak mandi pun juga harus disesuaikan lebih tinggi dari lantai 1,30 cm, dan

(43)

30 wastafel juga sangat penting untuk pengguna setelah selesai mempergunakan kamar mandi. (Neufert 2002)

Pada gambar 22 di bawah dapat dilihat standar ukuran untuk kamar mandi, kloset, bak air, dan wastefel yang baik.

Gambar 22. Standar Ukuran Untuk a. Kloset, b. Baik Air, c. Wastafel Kamar.

[Sumber: Nuefert, 2002 : 222]

2.3. Nilai-Nilai Keislaman

Dalam perancangan Makassar Art Center dengan pendekatan Arsitektur Metafora terdapat prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai keislaman:

2.3.1 Seni budaya dalam islam.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa yang dikatakan kebudayaan itu adalah hasil cipta budi dan daya ummat manusia sendiri. Masyarakat tumbuh oleh kebudayaan, tak mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat dan tiap masyarakat melahirkan kebudayaannya sendiri. Sedangkan kesenian itu, baik musik, tari, lukis, dan sebagainya ialah penjelmaan rasa keindahan umumnya. Keindahan dalam segala hal, dan bagi kehidupan ummat manusia

(44)

31 dituntut oleh agama Islam untuk mencintai keindahan itu, dan itu telah menjadi fitrah manusia. Jadi posisi seni adalah sebuah fitrah dari diri manusia yang menjadikannya makhluk Allah yang berbeda dari makhluk lainnya. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, Rasulullah saw bersabda:

[ملسم هاور] َلاَمَجْلا ُّب ِحُي ٌليِمَج َالله َّنِإ

Artinya: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, ia menyukai keindahan.”

[HR. Muslim].

2.3.2 Edukasi atau Memberi Ilmu

Seni dan Budaya merupakan sebuah tradisi yang harus selalu dilestarikan, sehingga penting untuk tetap mempelajari ataupun memberikan edukasi tentang budaya dan seni yang ada. Menuntut ilmu merupakan kewajiban tiap Muslim sejak lahir hingga masuk liang lahat. Dalam Islam, banyak hadits menuntut ilmu yang semuanya sangat menekankan pentingnya mempelajari Ilmu pengetahuan baik agama, sains, budaya dan teknologi.

ْيَلَعَف َه َر ِخلآا َدا َرَأ ْنَم َو ، ِمْلِعلْاِب ِهْيَلَعَف اَيْنُّدلا َدا َرَأ ْنَم

ْنَم َو ، ِمْلِعْلاِب ِه

مْل ِعلِاب ِهْيَلَعَف اَمُهَدا َرَأ

Artinya: "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai

(45)

32 ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu." (HR. Ahmad).

2.3.3 Rekreasi

ْنِم ا ْوُلُك َو اَهِبِكاَنَم ْيِف ا ْوُشْماَف الْ ْوُلَذ َض ْرَ ْلْا ُمُكَل َلَعَج ْيِذَّلا َوُه ُر ْوُشُّنلا ِهْيَلِا َو ٖۗ هِق ْز ِِّر

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki- Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.

Tuhan menciptakan bumi dengan sangat indah dan baik maka kita sebagai salah satu makhluknya harus bisa bersyukur atas keindahan bumi kita. Maka berkunjung ke tempat-tempat yang diperuntukan untuk rekreasi dan edukasi untuk mengambil pengalaman sangatlah baik.

2.4. Studi Literatur Pendekatan Bangunan Sejenis

2.4.1. Yurihonjo City Cultural Center, Kadare-Japan

Yurihonjo City Cultural Center, Kadare-Japan yang dapat dilihat pada gambar 23 adalah sebuah pusat kebudayaan yang terletak di Yurihonjo, Akita bagian Utara Jepang. Pusat kebudayaan ini dirancang oleh sebuah perusahaan arsitektur, Chiaki Arai Urban and Arch.

(46)

33

Gambar 23. Yurihonjo City Cultural Center, Kadare.

[Sumber: architizer.com]

Kota Yurihonjo merupakan salah satu kota lokal di Jepang yang 1/4 penduduknya berusia lebih dari 65 tahun, dan dalam waktu yang cukup dekat akan menjadi 1/3. Sehingga akan mengakibatkan menurunnya vitalitas kota.

Akibat dari permasalahan tersebut makanya dibangunlah bangunan ini.

Bangunan ini bukan hanya sekedar bangunan saja tetapi sebagai sistem agar masyarakat kembali mencintai budaya mereka dan mengaktifkan kembali kebudayaan tersebut.

Adapun beberapa fasilitas yang disediakan oleh Yurihonjo City Cultural Center diantaranya planetarium, restoran, ruang penelitian, toko- toko, informasi wisata, dan beberapa tempat lain yang mendorong keterlibatan lokal. Ruangan-ruangan dirancang dengan berdasarkan persepsi sometik, dengan mempertimbangkan kegunaan setiap hujan dan skala manusia. Ruangan juga diatur dengan cara organik dan konsisten. Berikut beberapa fasilitas yang dapat digunakan di Yurihonjo City Cultural Center :

(47)

34

➢ Multipurpose theater

Multipurpose theater yang dapat dilihat pada gambar 24 di bawah ini merupakan sebuah teater yang terletak di lantai satu dengan kapasitas 11.000 orang. Sesuai dengan namanya theater ini dapat digunakan untuk berbagai acara karena bentuknya yang banyak. Bahkan kursi dari teater ini dapat berubah, bergerak menjadi bentuk yang berbeda beradaptasi dengan bentuk yang akan digunakan. Ruangan ini dirancang dengan akustik ruang yang sempurna.

Gambar 24. Perubahan bentuk Multipurose theater [Sumber: architizer.com]

➢ Perpustakaan

Perpustakaan Pada gambar 25 di bawah ini tersebar di lantai satu dan dua yang dilengkapi dengan area baca pribadi dan ruang terbuka yang luas dan penuh dengan pencahayaan. Perabotan warna merah dengan lantai kayu yang hangat melengkapi interior perpustakaan.

(48)

35

Gambar 25. Interior Perpustakaan [Sumber: designboom.com]

Pusat budaya di Yurihonjo City ini menggabungkan perpustakaan, pusat komunitas dan teater serbaguna. Proyek ini awalnya dan 2 buah bangunan yang digabung menjadi satu sehingga menciptakan jalan dalam ruangan yang membentang dari utara ke selatan. (Soviati 2015)

➢ Analisis kelebihan dan kekurangan Yurihonjo City Cultural Center Analisis dilakukan agar mengetahui kelebihan dan kekurangan Yurihonjo City Cultural Center untuk dijadikan sebuah objek studi yang dapat dipelajari untuk perancangan Makassar Art Center.

▪ Tatanan massa bangunan

Penataan massa bangunan dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu fungsi primer dan sekunder yang diletakkan dibagian depan agar mudah dijangkau dari main entrance sedangkan fungsi penunjang diletakkan di bagian belakang.

(49)

36

Gambar 26. Penataan Massa Yurihonjo City Cultural Center [Sumber: designboom.com]

▪ Sirkulasi

Sirkulasi utama dapat dilihat pada gambar 27 yaitu bagian warna orange dibuat agar dapat mencapai seluruh ruang utama yang menjadi fasilitas bangunan. Ini merupakan hal yang baik karena bangunan publik ini sering dikunjungi banyak orang. Adapun jalan berbentuk zigzag yang menarik.

Gambar 27. Jalur sirkulasi Yurihonjo City Cultural Center [Sumber: designboom.com ]

(50)

37

▪ Pencahayaan

Pencahayaan alami dimanfaatkan dengan sangat baik oleh bangunan ini. Dapat dilihat pada gambar 28 di bawah bahwa posisi jendela yang diletakkan dengan tidak teratur mengikuti orientasi matahari langsung. Kebutuhan cahaya alami juga disesuaikan dengan fungsi bangunan. Misalnya perpustakaan yang membutuhkan banyak cahaya karena berorientasi kearah timur.

Gambar 28. Pencahayaan Yurihonjo City Cultural Center [Sumber: designboom.com ]

(51)

38

▪ Fasilitas

Terdapat beberapa fasilitas yaitu, primer, sekunder dan penunjang.

Fasilitas primer diantaranya : galeri, teater, perpustakaan, pusat komunitas.

Fasilitas sekunder diantaranya : pusat penelitian dan planetarium.

Dan fasilitas penunjang diantaranya : toko, restoran dll yang dapat dilihat pada gambar 29 di bawah ini.

Gambar 29. Fasilitas-fasilitas dalam Yurihonjo City Cultural Center [Sumber: designboom.com]

▪ Interior

Interior pada bangunan ini memperhitungkan estetika, skala manusia dan kegunaan dari setiap fungsi ruangan-ruangan yang ada di dalamnya yang dapat dilihat pada gambar 30 di bawah ini.

(52)

39

Gambar 30. Interior Yurihonjo City Cultural Center [Sumber: designboom.com]

▪ Exterior

Pada gambar 31 di bawah dapat dilihat Eksterior bangunan dirancang dengan tetap mempertimbangkan nilai estetika, entrance, dan juga batas-batas bangunan. Bentuk bangunan disesuaikan dengan tapak dan mengikuti jalan di depannya.

(53)

40

Gambar 31. Exterior Yurihonjo City Cultural Center [Sumber: designboom.com]

2.4.2. Sydney Opera House

Bangunan ini terletak di Bannelong Point Sydney Harbour, dekat dengan Sydney Harbour yang merupakan salah satu bangunan abad ke-20 yang paling terletak dan unik. Pemandangan dari kedua bangunan ini menjadi ikon tersendiri bagi kota Australia. Bangunan ini didesain oleh arsitek Denmark Jorn Utzon.

Konsep Arsitektur Metafora pada bangunan ini terletak pada peniruan bentuk cangkang pada bagian atapnya yang dapat dilihat pada Gambar 32 di bawah ini.

(54)

41

Gambar 32. Sydney Opera House [Sumber: edupaint.com]

Sydney Opera House beridir di atas tanah seluas 2,2 Ha dan luas bangunan 1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m dan ketinggian atapnya mencapai 67 m diatas permukaan laut. Atapnya terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat 15,5 ton. Pada gambar 33 di bawah ini dapat dilihat bagaimana proses pembangunan Syney Opera House. (Winner 2013)

Gambar 33. Proses Pembangunan [Sumber: fantasticindo.blogspot.com]

(55)

42 Semuanya disatukan oleh kabel baja sepanjang 350 km. berat atap keseluruhan mencapai 27.230 ton yang dilapisi 1.656.056 keramik swedia.

Berat bangunan 161.000 ton dan ditopang oleh 580 konstruksi baja yang ditanam pada kedalaman 25 m dibawah permukaan laut. Penyangga atap terdiri dari 32 kolom beton yang masing-masing 2,5 m persegi dengan struktur dinding curtain wall. Ruangan yang tersedia pada Sydney Opera House adalah lebih dari 1000 ruangan. Diantaranya adalah :

➢ Concert Hall, merupakan ruang utama terbesar dengan kapasitas 2679 orang.

➢ Opera Theater, yang terdiri dari 1547 kursi.

➢ Drama Theater, dengan kapasitas 544 orang.

➢ Playhouse, Studio, Reception Hall, Foyer, yang digunakan untuk seminar, kuliah, dengan kapasitas 398 orang.

➢ Lima auditorium dan lima studio, empat restaurant, enam bar theater, 60 ruang ganti, perpustakaan, kantor administrasi dan ruang utilitas.

(56)

43 2.5. Skema Pemikiran

(57)

44 BAB III

METODE PERANCANGAN

ANALISIS DAN KONSEP PENDEKATAN PERANCANGAN 3.1. Metode Pendekatan Perancangan

Metode perancangan merupakan suatu cara untuk mengumpulkan informasi berupa data lapangan, baik ide maupun gambaran yang mampu menunjang semua proses perencanaan dan perancangan. Metode perancangan yang digunakan adalah sebagai berikut.

3.1.1. Pemilihan Sampel Lokasi

Berikut adalah 2 lokasi yang ditinjau untuk pemilihan tapak yang sesuai dan strategis untuk proyek Makassar Art Center yang dapat dilihat pada gambar 34 di bawah ini.

Gambar 34. Peta Alternatif Pemilihan Lokasi

[Sumber: Makassartabagus.blogspot.com, diakses 15 Agustus 2021]

(58)

45 a). Alternatif 1 (Kecamatan Tamalate)

Pada gambar 35 merupakan peta Kecamatan Tamalate. Lokasi berada di kecamatan Tamalate tepatnya di kelurahan Maccini Sombala.

Gambar 35. Peta Alternatif I

[Sumber: Syafraufqu.wordpress.com, diakses 5 Mei 2021]

Kecamatan Tamalate mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan dalam mendukung kedudukan Kota Makassar sebagai pusat pelayanan dan pembangunan di Propinsi Sulawesi Selatan. Dengan luas wilayah kurang lebih 20,21 km persegi, dibagi dalam 11 kelurahan. Sebanyak 3 kelurahan di Tamalate merupakan daerah pantai dan 8 kelurahan lainnya merupakan daerah bukan pantai yang memiliki topografi dibawah 500 meter dari permukaan laut.

(59)

46 Dilihat dari kondisi topografi kelurahan Maccini Sombala mempunyai kualitas udara yang sangat baik dan masih tersedia lahan kosong disekitar lokasi tapak yang belum difungsikan.

b). Alternatif 2 (Kecamatan Mariso)

Gambar 36 di bawah adalah peta kecamatan Mariso. Lokasi berada di kecamatan Mariso tepatnya di kelurahan panambungan.

Gambar 36. Peta Alternatif 2

[Sumber: Syafraufqu.wordpress.com, diakses 5 Mei 2021]

Kelurahan panambungan memiliki luas wilayah sekitar 0,31 km² dan terdiri dari 33 RT dan 8 RW. Wilayah Panambungan dulunya merupakan daerah rawa-rawa sehingga ketika akan dilakukan pembangunan maka harus dilakukang penimbunan terlebih dahulu.

(60)

47 3.1.2. Populasi/Pengguna

Pengguna untuk art center ini diharapkan mampu menjadi objek peningkatan pengetahuan, budaya dan seni. Sehingga berorientasi terhadap masyarakat pengguna yang meliputi :

➢ Masyarakat Umum

➢ Pengelola/Karyawan

➢ Siswa/Mahasiswa

➢ Turis Asing/Mancanegara 3.1.3. Pengumpulan data

Pengumpulan data yaitu cara untuk medapatakan data-data yang dibutuhkan sebelum memulai perancangan dengan melakukan observasi langsung maupun tidak langsung. Data-data tersebut dapat berupa kontur tanah, ketersediaan aksebilitas, maupun utilitas dari pemerintah setempat.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu :

➢ Metode observasi : yaitu teknik pengumpulan data lapangan berupa pengamatan langsung ke lokasi tapak untuk mengetahui kondisi eksisting tapak

➢ Studi Literatur : yaitu mengkaji dan menelusuri data literatur dari sumber-sumber tentang pembangunan Art Center dan tentang konsep arsitektur metafora sebagai pedoman untuk memperkuat teori-teori dan analisa yang tertulis dalam Skripsi ini.

(61)

48 3.1.4. Indikator dan Variabel.

Berkaitan dengan alasan pemilihan lokasi. Maka pemilihan lokasi dapat dilihat berdasarkan analisis pendekatan lokasi seperti dibawah ini.

Menganalisa seluruh data-data dari hasil observasi baik berupa data primer maupun data sekunder tentang art center dan konsep arsitektur metafora sehingga dapat diperoleh masalah-masalah dan potensi-potensi yang akan menjadi dasar perencanaan dan perancangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan site yang tepat, maka akan dilakukan analisa dan pertimbangan potensi yang ada pada lokasi terpilih.

Adapun pertimbangan pemilihan lokasi yang akan dinilai dalam penentuan lokasi dan potensi tapak yang menjadi indikator dan variabel pendekatan lokasi dan tapak adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Pertimbangan pemilihan lokasi

NO. SAMPEL POPULASI INDIKATOR VARIABEL

1

2

Kec.

Tamalate

Kec.

Mariso

• Masyarakat umum

• Pengelola/

Karyawan

• Siswa/

Mahasiswa

• Turis asing/

Mancanegara

Potensi Lokasi :

• Lokasi sesuai RTRW kota

• Lingkungan yang menunjang

• Mudah diakses

• Memiliki fasilitas dan infrastruktur

Lingkungan Sekitar:

• Residensial

• Area Bisnis Global

• Objek wisata

Kemudahan aksebilitas:

• Dapat diakses dengan kendaraan pribadi berupa mobil dan motor

• Dapat diakses dengan transportasi umum

• Dapat diakses dengan Bus Wisata

(62)

49

Potensi Tapak:

• Sesuai tata guna lahan

• Luasan yang memungkinkan

• Tersedia jaringan utilitas

• Kemudahan aksebilitas

• Lingkungan yang menunjang

Jaringan Utilitas:

• Jaringan air bersih

• Jaringan listrik

• Jaringan transportasi

• Sistem komunikasi

• Drainase dan air kotor Memiliki fasilitas &

infrastruktur:

• Jalan umum yang memadai

• Jaringan listrik yang memadai

Kesesuaian RTRW:

• Kawasan bisnis, wisata, dan pemukiman.

[Sumber: Analisis Penulis, 2021]

Selanjutnya digunakan sistem pembobotan guna untuk mempermudah pemilihan lokasi yang di anggap paling tepat. Adapun standar penilaian lokasi yang digunakan untuk pembobotan, sebagai berikut :

Tabel 2. Standar Penilaian Lokasi

Standar Pembobotan Nilai

Sangat Baik 5

Cukup Baik 4

Kurang Baik 3

Memenuhi 2

Kurang Memenuhi 1

[Sumber: Analisa Penulis, 2021]

(63)

50

Tabel 3. Standar Pembobotan Lokasi

Aspek yang dinilai Pembobotan

Alternatif 1 Alternatif 2

Kesesuaian RTRW 5 4

Potensi Alam 5 5

Aspek Modern 4 3

Strategis 4 3

Utilitas 5 4

Pencapaian 5 4

Akumulasi Nilai 28 23

[Sumber: Analisa Penulis, 2021]

Dari sampel lokasi alternatif 1 dan alternatif 2, setelah dilakukan analisis pendekatan lokasi maka dapat dinyatakan bahwa lokasi yang terpilih adalah lokasi pada alternatif 1 yang berada di kecamatan Tamalate. Karena pada Alternatif 1 tersebut cenderung lebih mendekati pemenuhan pembombotan sebagaimana yang menjadi Indikator dan Variabel pemilihan lokasi.

Dalam pengembangan analisis selanjutnya terhadap lokasi terpilih sebagai langkah dalam membuat suatu konsep pendekatan perancangan, maka dilakukan terlebih dahulu analisis pendekatan urgentilitas terhadap lokasi alternatif 1 yang terpilih.

(64)

51 3.1.5. Lokasi dan Tapak Terpilih

Gambar 37. Kondisi Batas Site [Sumber: Google Maps, diakses 2021]

Gambar 37 menunjukkan lokasi bangunan untuk desain perancangan yang terpilih adalah Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Luas lahan yang diperlukan, yakni : Dik :

Luas lantai dasar bangunan = 9.600+12000 = 21.600 KDB : 60% (terbangun), 40% (tidak terbangun) Luas Lahan yang diperlukan = X

= 60

100 𝑥 (𝑋) = 21.600

= 60

100 𝑥 =21.600 1

(65)

52

= 60𝑥 𝑋 = 100 𝑥 21.600 = 100 𝑥 21.600

60 = 36.000

= 40% 𝑥 36.000 = 14.400

𝑥 = 36.000 + 14.400 = 50.400 (𝑚2) = 5.04 𝐻𝑎

Jumlah Lantai : 80.000 m2 / 16.000 m2 = 5 ( Jumlah Lantai Maksimal ) Akses menuju tapak dapat diakses melalui jalan poros Metro Tanjung Bunga yang berada di sebelah Selatan dan Barat pada tapak.

Adapun moda transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi adalah kendaraan pribadi baik berupa motor maupun mobil, BRT (Bus Rapid Transportation), maupun Bus wisata.

3.2. Pendekatan Konsep Lokasi

Pendekatan konsep lokasi terhadap lokasi alternatif 1 yang terpilih berdasarkan pertimbangan telah terpenuhinya Variabel dan Indikator.

Pendekatan konsep lokasi dimaksud untuk memaksimalkan fungsi tapak dengan menganalisis segenap potensi permasalahan dalam tapak, untuk mendapatkan satu sistem perzoningan dalam tapak.

3.2.1. Lingkungan

Tapak sedapat mungkin diolah dengan mempertimbangkan keadaan lingkungan sekitar tapak.

(66)

53 3.2.2. Ukuran, luas, garis sempadan

Tapak berada pada jalan provinsi yang merupakan jalan penghubung antara Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Sehingga, dalam penentuan garis sempadan perlu dipertimbangkan sesuai peraturan yang ada.

3.2.3. Konsep Pendekatan Aksebilitas

Gambar 38. Analisis Akesesibilitas [Sumber : Analisa Penulis, 2021]

Gambar 38 menunjukkan Akses utama menuju site adalah pada jalur kiri di jalan Metro Tanjung Bunga. Untuk memudahkan pengunjung maka entrance akan diletakkan pada bagian kanan tapak dan jalan keluar akan diletakkan pada bagian kiri. Sehingga tidak akan terjadi kemacetan pada jalur kiri jalan.

(67)

54 3.2.4. Konsep Pendekatan Analisis View

Gambar 39. Analisis View [Sumber: Analisa penulis, 2021]

Gambar 39 menunjukkan View dalam tapak kearah barat yang merupakan jalan poros Metro tanjung bunga sebagai jalan utama menuju lokasi tapak, didepan jalan ada lahan kosong. View kearah selatan merupakan view yang mengarah ke danau tanjung bunga. Pada arah timur view yang di dapat merupakan lahan kosong dan area pemukiman warga dan view dari dalam kearah utara berupa jalan dimana di seberang jalan terdapat view berupa menara Bank Mega dan terlihat pula Trans Studio Makassar.

(68)

55 3.2.5. Konsep Pendekatan Analisis Pergerakan Matahari dan Arah Angin

Gambar 40. Analisis Pergerakan Matahari

[Sumber: Analisa penulis, 2021]

Gambar 40 menunjukkan analisis pergerakan matahari. Masih kurangnya bangunan tinggi di sekitar lokasi tapak menyebabkan tapak terkena cahaya matahari langsung dari semua arah. maka dari itu pada setiap sisi tapak diberi area vegetasi yang berfungsi sebagai upaya meminimalisir panas matahari langsung terhadap tapak. Selain vegetasi, Sun shading juga akan digunakan dalam bangunan ini guna untuk menghalangi panas matahari langsung ketika siang ataupun sore hari.

(69)

56

Gambar 41. Analisis pergerakan arah angin [Sumber: Analisa penulis, 2021]

Dapat kita lihat pada gambar 41 di atas tapak berada pada daerah yang masih kurang bangunan disekitarnya. Lahan kosong di seberang jalan yang berhadapan langsung dengan tapak serta lahan kosong di belakang tapak merupakan arah datangnya angin yang paling banyak. Begitupun dengan danau yang berada dekat dengan tapak. Maka dari itu perlunya elemen pereduksi angin seperti pohon, dan elemen sun shading sebagai upaya untuk penghawaan alami pada untuk pengahawaan alami .

(70)

57 3.2.6. Konsep Pendekatan Analisis Kebisingan

Gambar 42. Analisis Kebisingan [Sumber: Analisa penulis, 2021]

Dapat kita lihat pada gambar 42 di atas bahwa kebisingan paling besar berasal dari jalan raya yang merupakan jalan utama menuju tapak. Sehingga dibutuhkan sesuatu yang dapat menetralisir bunyi dari kebisingan.

Contohnya berupa vegetasi dan sun shading yang dapat meredam kebisingan.

Gambar

Gambar 1. Layout Teater.
Gambar 4. Ukuran Tinggi Tempat Duduk.
Gambar 7. Layout Ruang Perlengkapan.
Gambar 8. Dimensi Sirkulasi Ruang Baca.
+7

Referensi

Dokumen terkait