• Tidak ada hasil yang ditemukan

PINTU:Pusat Penjaminan Mutu P ISSN Volume 1 No 1, April 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PINTU:Pusat Penjaminan Mutu P ISSN Volume 1 No 1, April 2020"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 36 JAMINAN HAK KONSTITUSIONAL PESERTA DIDIK UNTUK MENDAPATKAN

PENDIDIKAN YANG LAYAK DALAM MENJALANI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN DI MASA PANDEMI COVID 19

Oleh:

Gede Yoga Satrya Wibawa STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Email: yogasatryawibawa@gmail.com

Made Suardika Jaya

STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja Email: suardikanyoman@gmail.com

ABSTRACT

The COVID-19 pandemic has affected the whole world because it has spread to 199 countries. Every country affected by COVID-19 took prompt action to deal with COVID-19 and reduce its socio-economic impact. This global emergency situation touches all aspects of life for the world community. United Nation (UN) through the World Health Organization (WHO) has also declared COVID-19 as a Global Pandemic on March 11th, 2020. All countries work hand in hand to issue policies both in the stages of preventing the spread of Covid-19, handling patients affected by COVID-19, as well as overcoming the internal stability of each country after the COVID-19 outbreak later. In Indonesia, the central government responded quickly to the conditions of this pandemic, education as one of the most vulnerable sectors was a top policy priority at the beginning of the pandemic. Where in the education sector the system regulates that students must gather in groups, this is the case in both basic education and higher education. Given that the spread of Covid-19 is very risky for this sector, the government has set an online learning system. Minister of Education and Culture (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim issued Circular Number 4 of 2020 concerning Implementation of Education in the Corona virus Disease (Covid-19) Emergency Period. One of the important points in this circular is the decision to cancel the 2020 national exam (UN). This online learning system might be a solution to limit the spread of Covid-19, but in its implementation it has caused many problems in the community. This writing uses empirical legal research methods. Where in this paper we use case studies, in this case how the application of this online learning system can accommodate citizens to get proper education in accordance with the mandate of the State constitution. It can be concluded that the constitutional rights of citizens have not been maximally implemented by the government, equal distribution of the internet network and absolute support facilities must be provided if online learning must still be implemented during this pandemic. Next, the application of the online learning system must also be able to accommodate the vocational education sector and if it is not maximally conventional learning methods can be applied but by limiting students or other methods that can support learning in this sector.

Keywords: constitutional rights, education, online, Covid-19

I. PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak bagi seluruh dunia karena telah menyebar ke 199 negara. Setiap negara yang terjangkit COVID-19 mengambil tindakan yang cepat untuk menangani COVID-19 dan mengurangi dampak sosial ekonomi yang

PINTU:Pusat Penjaminan Mutu

P ISSN 2746-7074 Volume 1 No 1, April 2020

(2)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 37 ditimbulkan. Situasi darurat global ini menjamah seluruh sendi kehidupan masyarakat dunia.

United Nasion (PBB) melalui World Health Organization (WHO) juga telah menyatakan COVID-19 sebagai Global Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Negara-negara dunia bahu membahu mengeluarkan kebijakan baik dalam tahap pencegahan penyebaran Covid-19, penanganan pasien terdampak COVID-19, maupun penanggulangan stanilitas internal masing-masing negara pasca wabah COVID-19 ini nantinya. Di Indonesia, pemerintah pusat merespon cepat kondisi pandemi ini, pendidikan sebagai salah satu sektor yang dianggap paling rentan menjadi prioritas utama kebijakan di awal masa pandemi. Di mana di sektor pendidikan, sistem mengatur bahwa peserta didik harus berkumpul secara berkelempok, hal ini terjadi baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Mengingat penyebaran Covid-19 sangat berisiko bagi sektor ini sehingga pemerintah kemudian menetapkan sistem belajar daring.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona virus Disease (Covid-19). Salah satu pokok penting dalam edaran ini adalah keputusan pembatalan Ujian Nasional (UN) Tahun 2020. Sistem pembelajaran daring ini mungkin bisa menjadi solusi untuk membatasi penyebaran Covid-19, namun dalam pelaksanaannya ternyata menimbulkan banyak permasalahan di masyarakat (Gunawijaya, 2020).

Permasalahan yang timbul dari adanya pembelajaran daring ini antara lain belum meratanya jaringan internet di seluruh kawasan Indonesia, secara umum biaya penggunaan jaringan internet juga belum dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Fasilitas sarana dan prasarana penunjang juga menjadi permasalahan tersendiri banyak orangtua peserta didik mengeluhkan kondisi ini dimana mereka harus menyediakan fasilitas untuk pembelajaran daring, nmau disisi lain juga menanggung beban akibat adanya pandemi covid- 19 ini. Peserta didik juga banyak yang mengeluh karena tugas tugas yang diberikan jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Para pendidik dalam pembelajaran daring ini lebih banyak menyampaikan materi dalam bentuk tugas daripada meberikan pengajaran materi.

Selama ini tugas adalah bentuk evaluasi terhadap siswa setelah pembelajaran sebelumnya, namun pada masa pandemi ini tugas tidak lagi menjadi srana evaluasi,namun juga sebagai sarana untuk membagikan materi pembelajaran.

Pada pendidikan vokasional masalahnya lebih berat lagi. Para peserta didik yang seharusnya melaksanakan praktek lebih banyak daripada menerima teori di kelas,kini terpaksa harus melaksanakan pembelajaran daring. Masalah ini tentu menyulitkan sekolah sekolah kejuruan.

Penulisan ini menggunakan metode penelitian hukum empiris, dimana penulisan ini menggunakan studi kasus, dalam hal ini bagaimana penerapan sistem pembelajaran daring ini bisa mengakomodasi warga Negara untuk mendapat pendidikan yang layak sesuai dengan konstitusi Negara.

II. PEMBAHASAN

2.1Pemenuhan hak konstitusional warga Negara di masa pandemi covid-19 di Indonesia

(3)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 38 Pendidikan merupakan indikator utama dalam menentukan kemajuan suatu negara.

Semakin tinggi tingkat pendidikan warga negara maka semakin besar pula peluang bagi negara tersebut untuk menguasai dunia. Pendidikan akan membuka peluang berkarier bagi setiap orang yang mengenyamnya dan dengan pendidikan, manusia dapat mewujudkan mimpi-mimpinya. Oleh sebab itu perjuangan untuk memperoleh pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah perjuangan hak asasi umat manusia di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya.1 Hak atas pendidikan ini merupakan hak dasar yang dimiliki oleh manusia. Perjuangan mengenai hak atas pendidikan secara internasional dapat dilihat pada instrumen hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 26 Universal Declaration of Human Rights yang menyebutkan:

1) Everyone has the right to education. Education shall be free, at least in the elementary and fundamental stages. Elementary education shall be compulsory. Technical and professional education shall be made generally available and higher education shall be equally accessible to all on the basis of merit.(Setiap orang berhak mendapat pendidikan.

Pendidikan harus gratis, setidak-tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan rendah harus diwajibkan. Pendidikan teknik dan jurusan secara umum harus terbuka bagi semua orang, dan pengajaran tinggi harus secara adil dapat diakses oleh semua orang, berdasarkan kepantasan.)

2) Education shall be directed to the full development of the human personality and to the strengthening of respect for human rights and fundamental freedoms. It shall promote understanding, tolerance and friendship among all nations, racial or religious groups, and shall further the activities of the United Nations for the maintenance of peace.

(Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan asasi.

Pendidikan harus menggalakkan saling pengertian, toleransi dan persahabatan di antara semua bangsa, kelompok ras maupun agama, serta harus memajukan kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memelihara perdamaian.)

3) Parents have a prior right to choose the kind of education that shall be given to their children. (Orang-tua mempunyai hak utama untuk memilih jenis pendidikan yang akan diberikan kepada anak-anak mereka.)

Jaminan untuk memperoleh pendidikan menjadi tanggung jawab dari pemerintah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 31 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.” Dalam memenuhi hak asasi manusia atas pendidikan, pemerintah telah menyelenggarakan berbagai program yang diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi warga negara untuk memperoleh hak asasinya tersebut. Dalam Pasal 12 Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia “Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia”.

(4)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 39 Dalam negara hukum, sistem hukumnya harus tersusun dalam tata norma hukum secara hirarkis dan tidak boleh saling bertentangan diantara norma-norma hukumnya baik secara vertikal maupun horizontal. konsep negara hukum menjungjung tinggi adanya sistem hukum yang menjamin kepastian hukum. Berdasarkan teori sistem hukum yang dikemukakan oleh Lawrence M Friedman “a legal system in actual is a complex in wich structure, substance and culture interact”,2 terdiri dari 3 komponen, yaitu substansi hukum (legal substance), struktur hukum ( legal structure), dan budaya hukum (legal culture).

Dimasa pandemi ini setiap pemerintah di dunia pasti mengalami permasalahan yang hampir sama yakni bagaimana mencari solusi yang tepat untuk menghadapi pandemi.

Indonesia juga merespon cepat penyebaran wabah Covid-19 ini dengan menetapkan penyebaran COVID-19 sebagai bencana nasional dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional yang mulai berlaku sejak 13 April 2020. melalui Keppres Nomor 12 Tahun 2020 ini diputuskan penanggulangan bencana nasional yang diakibatkan oleh penyebaran COVID-19 dilaksanakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah (Darmawan, 2020). Ini berarti Pemerintah Daerah harus melaksanakan tugas pembantuan kepada Pemerintah Pusat. Gubernur, Bupati dan Walikota sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di daerah, dalam menetapkan kebijakan di daerah masing-masing harus memperhatikan kebijakan pemerintah pusat.

Adanya SE tersebut direspon pihak sekolah untuk menerapkan pembelajaran daring.

Guru melaksanakan pembelajaran meski tanpa bertatap muka langsung. Melalui berbagai platform semisal grup Whatsapp, email, google Classroom, atau media yang lain, guru berusaha menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Umumnya, langkah yang dilakukan guru mulai dari menyiapkan konten materi pelajaran yang disampaikan pada setiap pertemuan lantas diunggah di media daring. Berikutnya, siswa mempelajari materi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sementara guru memonitoring pelaksanaan proses yang dilakukan siswa termasuk juga menjawab pertanyaan dan memberikan umpan balik proses pembelajaran.

Pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, pembelajaran daring merupakan suatu pilihan strategi pembelajaran yang lazim dijadikan pilihan (Darmawan I. P., 2020).

Pembelajaran daring mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh strategi pembelajaran yang lain. Karena pembelajaran daring tidak terikat dengan ruang dan waktu. Artinya, kapan saja dan di mana saja, siswa dapat mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Siswa tidak perlu datang pagi-pagi ke sekolah dan pulang sore dari sekolah. Siswa bisa juga melakukan aktivitas belajar sambil ditemani orang tua di rumah.

Secara substansi pemerintah telah menetapkan banyak instrumen peraturanuntuk menghadapi pandemi ini, salah satunya di sektor pendidikan dengan menetapkan proses pembelajaran daring. Namun jika dilihat dari perspektiv konstitusi Negara Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Menurut Philipus M. Hadjon, dengan merujuk bahwa asas utama Hukum Konstitusi atau Hukum Tata Negara Indonesia adalah asas negara hukum dan asas demokrasi

(5)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 40 serta dasar negara Pancasila, oleh karena itu dari sudut pandang yuridisme Pancasila maka secara ideal bahwa Negara Hukum Indonesia adalah “Negara Hukum Pancasila”.3

Jika dilihat dari permasalahan kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi pemenuhan hak konstitusional warga Negara dalam memberikan pendidikan yang layak tentu belum dapat terpenuhi dengan baik. banyaknya polemik yang timbul nyatanya belum dapat diselesaikan dengan baik oleh pemerintah. Menurut Lawrence M. Friedman, substansihukum (legal substance) dan struktur hukum (legal structure) yakni :

“The structure of a system is its skeletal frame work; it is the permanent shape, the institutional body of the system, the tought, rigid bones that keep the process flowing within bounds, we describe the structure of a judicial system when we talk about the number of judges, the jurisdiction of court, how higher courts are stacked on top of lower courts, what persons are attached to various court, and what their roles consist of. The substance is composed of substantive rules and rules about how institutions should behave.4 Disana terlihat pada tingkatan struktur lembaga pendidikan jelas mengalami kesulitan dalam menjabarkan dan melaksanakan perogram pemerintah untuk menjalankan kebijakan pembelajaran daring.

Hukum sebagai kontrol sosial dari pemerintah (law is governmental social control), sebagai aturan dan proses sosial yang mencoba mendorong perilaku, baik yang berguna atau mencegah perilaku yang buruk. Di sisi lain kontrol sosial adalah jaringan atau aturan dan proses yang menyeluruh yang membawa akibat hukum terhadap perilaku tertentu, misalnya aturan umum perbuatan melawan hukum.5 Tidak ada cara lain untuk memahami sistem hukum selain melihat perilaku hukum yang dipengaruhi oleh aturan keputusan pemerintah atau undang-undang yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Jika seseorang berperilaku secara khusus adalah karena diperintahkan hukum atau karena tindakan pemerintah atau pejabat lainnya atau dalam sistem hukum (Hartaka & Suadnyana, 2020).Tapi nyatanya masih banyak guru yang mempunyai keterbatasan dari sisi akses maupun pemanfaatan gawai yang dimiliki. Tidak semua guru punya kemampuan untuk mengoperasikan dan memanfaatkan gawai canggihnya. Bagi guru yang melek teknologi, tentu hal ini tidak menjadi masalah. Sebaliknya, bagi guru yang masih gagap teknologi, hal ini menjadi masalah. Padahal, pembelajaran daring memerlukan kreativitas dalam proses pembelajarannya. Kreativitas ini tidak hanya dari sisi pembuatan konten materi yang menarik, tetapi juga kreativitas dalam memanfaatkan kelebihan media daring yang digunakan. Artinya, guru harus pintar mengkreasi materi pelajaran agar mudah dipahami oleh siswa dengan memanfaatkan media daring yang ada (Gunawijaya, 2018).

Secara kewenangan pemerintah pusat tidak bisa bekerja sendiri diperlukan bantuan oleh pemerintah daerah yang ada dibawahnya untuk menangani masalah penanganan pandemi covid-19 ini.

Pelimpahan kewenangan dalam jabatan kenegaraan, menurut pendapat Suwoto Mulyosudarmo6 menggunakan istilah kekuasaan, karena kekuasaan dapat mencakup

(6)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 41 muatan lebih luas dari wewenang.Pada dasarnya pemberian kekuasaan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu; kekuasaan yang bersifat atributif dan derivatif.Kekuasaan yang diperoleh secara atribusi (attributie) menyebabkan terjadinya pembentukan kekuasaan, karena berasal dari keadaan yang belum ada menjadi ada yang menyebabkan adanya kekuasaan yang baru. Kekuasaan derivatif (afgeleid) adalah yang diturunkan atau diderivasikan kepada pihak lain. Pembentukan kekuasaan bisa terjadi pada saat yang bersamaan dengan pembentukan lembaga yang memproleh kekuasaan dan bisa terjadi kemudian sesudah lahirnya lembaga atau badan.Jadi dengan dibentuknya tim gugus tugas percepatan penanganan covid -19 harusnya juga secara khusus memperhatikan sekt or pendidikan iniperlu diberikan atribusi khusus kepada pemerintah daerah untuk menj aga kualitas layanan pendidikan (Ardiyasa, 2020)

Mengenai atribusi, delegasi, dan mandat ini menumt H.D. Wijk /Willem Koninjnenbelt mendefinisikan sebagai berikut :

a) Atributie : toekenning van een bestuurrsbevoegdheid door een wetgever aan een bestuursorgaan;

b) Delegatie : overdracht van een bevoelgdheid van het ene bestuursorgaan aan een ander;

c) Mandaat : een bestuursorgaan laat zijn bevoelgheid namens hem uitoefenen door een ander.

Ketiga wewenang pemerintah tersebut diatas dapat diterjemahkan, bahwa atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang -undang kepada organ pemerintahan; delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ pemerintahan kepada organ p emerintahan lainnya; mandat adalah terjadinya ketika organ pemerintahan mengijinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya. Jadi dalam hal ini pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk membantu pemerintah pusat untuk melaksanakan pelayanan pendidikan yang layak.

2.2 Optimalisasi pembelajaran dalam jaringan sebagai solusi dalam menghadapi pandemi covid-19

Dengan adanya pandemi covid-19 ini pemerintah Indonesia menghadapi sebuah tantangan berat untuk menyelesaikan penyebaran virus sekaligus juga menyelesaikan dampak penyerta yang ditimbulkan daripenyebaran covid-19 ini . Di bidang pendidikan Pembelajaran daring memang menjadi dilema bagi guru dan siswa. Di satu sisi, proses pembelajaran harus berjalan. Dan, di sisi lain, berbagai problematika mengiringi proses pelaksanaannya kesulitan- kesulitan (problems) yang muncul dalam pembelajaran daring adalah suatu tantangan (challenge).Oleh karena itu, seluruh stakeholders seperti pemangku kebijakan (Kemendikbud), kepala sekolah, guru, orangtua, dan siswa harus saling bekerja sama untuk mensuksekan pelaksanaan pembelajaran daring. Alternatif solusi untuk mengatasi tersebut harus diberikan dan disepakati untuk dilaksanakan secara bersama-sama (Ardiyasa, 2020)

(7)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 42 Setiap bangsa memiliki sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional masing- masing bangsa berdasarkan pada kondisinya dan dijiwai oleh kebudayannya. Kebudayannya tersebut sarat dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang melalui sejarah sehingga mewarnai seluruh gerak hidup suatu bangsa (Untara & Somawati, 2020)

Istilah sistem berasal dari bahasa “systema”, yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan istilah, sistem dipakai untuk menujukkan beberapa pengertian, salah satunya adalah sistem dapat di pakai untuk menunjukkan sehimpunan gagasan atau ide yang tersusun dan terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan yang logis (Darmawan I. p., 2020). Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product ) (zaharo idris 1987).

Menurut ahli, suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu sebagai berikut:

a. Unsur masukan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain : bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani)

b. Unsur usaha adalah proses pendidikan yang terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode belajar, dan lain-lain.

c. Unsur hasil adalah hasil pendidikan yang meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar- mengajar tertentu.

Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan atau sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang pendidikan, kurikulum dan peralatan atau fasilitas (departemen pendidikan dan kebudayaan). Dalam pengertian umum sistem pendidikan adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan yang telah ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua komponen atau bagian-bagiannya adalah diarahkan untuk tercapainya tujuan tertentu. Karena itu, proses pendidikan merupakan sebuah sistem, yang disebut sebagai sistem pendidikan (Suadnyana, 2020).

Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan kepada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun sedemikian rupa, meskipun secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa Indonesia yang secara geografis, historis, dan kultural berciri khas (Somawati, et al., 2020)

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Pasal 1 butir 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional) Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Pasal 1 butir 1). Istilah kecerdasan yang dimaksud dalam

(8)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 43 pasal tersebut adalah kecerdasan intelektual, karena kecerdasan spiritual telah disebutkan secara eksplisit sebagai “kekuatan spiritual keagamaan”. Sementara itu, pengendalian diri dalam pasal ini tentu dapat dijelaskan sebagai kecerdasan emosional. Untuk mencapai tujuan akan disajikan materi yang meliputi: jalur, jenjang, dan jenis program sistem pendidikan nasional, pengelolaan jalur pendidikan persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah, serta upaya pembaruan sistem pendidikan nasional.

Praktik pendidikan nasional diselenggarakan dengan mengacu kepada landasan yuridis tertentu yang telah ditetapkan, baik berupa undang-undang maupun peraturan pemerintah mengenai pendidikan.

Landasan yuridis pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep peraturan perundang- undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan Indonesia, yang menurut Undang- Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Ketetapan MPR, Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang, peraturan pemerintah, Keputusan Presiden, peraturan pelaksanaan lainnya, seperti peraturan Menteri, Instruksi Menteri, dan lain-lain.

Landasan hukum pelaksanaan sistem pendidikan nasional :

a. Pancasila sebagai landasan idiil sistem pendidikan nasional. Pancasila sebagai ideologi negara merupakan landasan idiil sistem pendidikan nasional karena pendidikan nasional mengacu kepada butir-butir yang ada pada pancasila. Sehingga sistem pendidikan nasional harus sesuai dengan amanat yang terkandung dalam pancasila.

b. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan dasar sistem pendidikan nasional Pembukaan UUD 1945 tersirat dan tersurat cita-cita nasional di bidang pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehubungan dengan hal tsb, pasal 31 ayat (3) UUD 1945 mengamanatkan agar “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.

c. Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang- Undang ini diatur mengenai visi, misi, tujuan, fungsi pendidikan nasional dan hal-hal yang berkaitan, namun seiring berjalanan waktu dirasa perlu adanya pembaharuan terhadap undang-undang ini sehingga diperbaharui dengan UU No. 20 tahun 2003.

d. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang ini berisikan mengenai : pengertian pendidikan, pendidikan nasional dan sistem pendidikan nasional; visi, misi, fungsi, tujuan, strategi pendidikan nasional, dan prinsip penyelenggaraan pendidikan; hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, negara dan pemerintah; serta wajib belajar.

Dalam implementasi pembelajaran produktif dan praktik kerja industri SMK pada kondisi khusus, pandemi covid ini tetap dikuatkan. Inovasi pembelajaran di sekolah pun harus dihadirkan.Peran strategis SMK dalam pembangunan SDM Indonesia yang unggul dan berdaya saing dengan tetap produktif di tengah situasi menantang ini memerlukan komitmen bersama antara para penyelenggara lembaga pendidikan dengan peserta didik. ,Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, pembelajaran di perguruan tinggi harus dilakukan dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring dan luring (tatap muka). Meski begitu, kurikulum tidak akan diubah. Yang diubah hanyalah metode

(9)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 44 pembelajaran dan pengajarannya saja. Jadi meski kurikulum tidak berubah, tetapi cara penyampaiannya akan berubah. Contohnya bidang pariwisata yang saat ini terkena dampak Covid-19 luar biasa dan paling terakhir bangkit.

Pada sekolah vokasi di bidang pariwisata tentu selain tidak bisa melaksanakan praktek kerja di penyedia jasa layanan pariwisata, juga dibatasi untuk melaksanakan praktek di laboratorium sekolah. Ini menjadi permasalahan serius dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi vokasi. Diperlukan sebuah instrumen peraturan yang inovatif dalam pandemi ini untuk menyiasati kesulitan ini. Selama ini pendidikan vokasi sangat bergantung pada praktek kerja yang lebih dominan daripada teori di kelas.

Sytem pendidikan national (Sisdiknas) merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta di bawah tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan menteri lainnya, seperti pendidikan agama oleh menteri agama, Akabri oleh menteri pertahanan dan keamanan. Juga departemen lainnya menyelanggarakan pendidikan yang disebut diklat.

Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui bentuk-bentuk kelembagaan beserta program-programnya.

1. Kelembagaan Pendidikan

a. Jalur Pendidikan Pada UU Sisdiknas No 2 tahun 2003, pasal 13 ayat 1 dijelaskan bahwa jalur pendidikan dibagi menjadi pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

 Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

 Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

 Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

b. Jenjang Pendidikan Menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 8, Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

III. PENUTUP

Pada bagian Pembahasan sudah dijelaskan hasil dari penulisan ini, Terakhir dapat disimpulkan simpulan sebagai berikut :

1. Bahwa hak konstitusional warga negara belum maksimal dilaksanakan oleh pemerintah, pemerataan jaringan internet, dan fasilitas penunjang mutlak harus disediakan jika pembelajaran daring tetap harus dilaksanakan di masa pandemi ini.

2. Bahwa penerapan sistem pembelajaran daring juga harus dapat mengakomodasi sektor pendidikan vokasional dan jika tidak maksimal metode pembelajaran konvensional bisa diberlakukan namun dengan melakukan pembatasan peserta didik atau metode lain yang dapat menunjang pembelajaran di sektor ini.

(10)

JURNAL

Pusat Penjaminan Mutu, Volume 1, No. 1, April 2020 45 DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, P. M. R., & Gunawijaya, I. W. T. (2020). HUKUM ADAT KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN DI BALI. Pariksa, 2(1).

Ardiyasa, I. N. S. (2020). Mitigasi Spritual dalam Naskah Lontar Roga Sanghara Bhumi. Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 10(1), 27-36.

Ardiyasa, I. N. S. (2020). Napak Tilas Dang Hyang Niratha di Pulau Bali. Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 9(2), 179-188.

Atmadja, I Dewa Gede 2010, Hukum Konstitusi: Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah Perubahan UUD 1945, Setara Press, Malang.

Darmawan, I. P. A. (2020). Animisme Dalam Pemujaan Barong Bulu Gagak Di Bali. Genta Hredaya, 4(1).

Darmawan, I. P. A. (2020). Bab 10 EKSISTENSI SENI DI TENGAH BADAI PANDEMI COVID-19. Bali vs COVID-19: Book Chapters, 151.

Darmawan, I. P. A. (2020). Estetika Panca Suaradalam Upacara Yadnya di Bali. Jñānasiddhânta: Jurnal Teologi Hindu, 2(1), 61-70.

Endang Zaelani Sukaya, dkk., 2002, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Paradigma, Yogyakarta.

Gunawijaya, I. W. T. (2020). Bab 7 “USADHA BALI” ALTERNATIF PERANGI GRUBUGPANDEMI COVID-19. Bali vs COVID-19: Book Chapters, 107.

H.D.van Wijk/Willem Konijnenbelt, 1988, Hoofdstrukken van administratief Recht, Uitgeverij Lemma B.V.

Hartaka, I. M., & Suadnyana, I. B. P. E. (2020). DHARMA AGAMA DAN DHARMA NEGARA DI ERA KEKINIAN. Pariksa, 2(1).

Lawrence M Friedman, 1975, The Legal Sistem, A Social Science Perspective, Rusell Sage Foundation, New York.

Suwoto Mulyosudarmo, 1977, Peralihan Kekuasaan, Kajian Teoritis dan Yuridis terhadap Pidato Nawaksara, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suadnyana, I. B. P. E. (2020). Dharma Yudha Karma dalam Kitab Suci Bhagavadgita.

Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 10(2), 119-134

Somawati, A. V., Adnyana, K. S., Darmawan, I. P. A., Dewi, N. P. D. U., Untara, I. M. G. S., Suadnyana, I. B. P. E., ... & Srilaksmi, N. K. T. (2020). Bali vs COVID-19: Book Chapters. Nilacakra.

Untara, I. M. G. S., & Somawati, A. V. (2020). Internalisasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Dalam Keluarga Hindu Di Desa Timpag Kabupaten Tabanan. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 333-358.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman kentang pada fase pertumbuhan dan pengumbian secara in vitro akibat perlakuan gula dan asam salisilat, serta

Pada 2016, realisasi kredit perbankan pada sektor Listrik, Gas, dan Air mencapai Rp135 triliun atau mencakup 4 persen dari total kredit.

Sering bentuk-bentuk fraktal bersifat menyerupai diri sendiri (self-similar) – artinya setiap bagian kecil dalam sebuah fraktal dapat dipandang sebagai replikasi skala

Berdasarkan teori atribusi yang mendeskripsikan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal

mengungkapkan bahwa komunikasi yang bergaya demokratis dapat mendorong orang-orang di dalam organisasi tersebut untuk mengembangkan hubungan secara lebih peduli, terbuka,

Saat pandemi tersebut pemerintah Indonesia menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (daring) guna mengurangi penyebaran virus Covid-19, hal ini juga belaku untuk

Pasar tradisional ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat penyebaran Covid-19 (“Ratusan pedagang pasar positif Covid-19,” 2020), dan ini sudah

Efisiensi teknis terjadi pada saat hasil produksi yang diperoleh adalah maksimal dengan tingkatan penggunaan input tertentu, sementara efisiensi harga atau efisiensi alokatif