• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Use of Puppets as Media in Teaching Transactional and Interpersonal Conversation An Action Research at the Eight graders of SMP Negeri 1 Slawi in the Academic Year of 2010 / 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Use of Puppets as Media in Teaching Transactional and Interpersonal Conversation An Action Research at the Eight graders of SMP Negeri 1 Slawi in the Academic Year of 2010 / 2011."

Copied!
261
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN

PROFESIONALITAS GURU EKONOMI-AKUNTANSI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK MATA

PELAJARAN EKONOMI-AKUNTANSI SMA NEGERI

SE KABUPATEN KEBUMEN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Febri Nilasari NIM. 7101407031

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Trisni Suryarini, S.E., M.Si.

NIP. 194911211976031002 NIP. 197804132001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dr. Partono Thomas, M. S NIP. 195212191982031002

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Penguji Skripsi

Dra. Margunani, MP NIP. 195703181986012001

Anggota I Anggota II

Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Trisni Suryarini, S.E., M.Si.

NIP. 194911211976031002 NIP. 197804132001122001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si. NIP. 196603081989011001

Drs. Agus Wahyudin, M.Si

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juli 2011

Febri Nilasari NIM 7101407031

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. “Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)

2. “Langkah pertama dan yang paling penting menuju kesuksesan adalah

merasakan bahwa kita bisa sukses.” (Mario Teguh)

Persembahan

1. Bapak, Ibu yang telah mengorbankan peluhnya untukku

2. Kakak-kakakku (Mas Joko, Mbak Dwi, dan Mbak Tiwi) yang selalu memberikan semangat dan motivasi

3. Seseorang yang sangat berarti dalam hidupku yang selalu mendukung dan memotivasiku

“Okky Rizkiya Mufti”

4. Sahabat dan teman-teman yang telah memoles warna pelangi dalam hidupku

5. Almamaterku, teman-teman Pend. Akuntansi 2007

6. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH KEPRIBADIAN DAN

PROFESIONALITAS GURU EKONOMI-AKUNTANSI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL UNTUK MATA PELAJARAN EKONOMI-AKUNTANSI SMA

NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh kesarjanaan pada program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudjiono Sastroatmodjo, M. Si., Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan pada program studi pendidikan Akuntansi di UNNES.

2. Drs. S. Martono, M. Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan skripsi ini. 3. Dr. Partono Thomas, M. S, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Negeri Semarang, yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

(7)

4. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 5. Trisni Suryarini, S.E.,M.Si.Akt, Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Aden Andri Susilo, M.Si , sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah kabupaten Kebumen yang telah memberikan ijin penelitian di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen.

7. Kepala Sekolah SMA Negeri se Kabupaten Kebumen yang telah bersedia memberikan ijin dan fasilitas selama penulis melakukan penelitian.

8. Seluruh Guru ekonomi-akuntansi di SMA Negeri Kabupaten Kebumen yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Amien.

Semarang, Agustus 2011 Penyusun

(8)

SARI

Nilasari, Febri. 2011.Pengaruh Kepribadian dan Profesionalitas Guru Ekonomi

Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Mata Pelajaran Ekonomi-Akuntansi SMA Negeri se Kabupaten Kebumen. Skirpsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Tarsis Tarmudji, M.M, Pembimbing II Trisni Suryari, S.E., M.Si. Akt. 128 .hal.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Kepribadian Guru, Profesionalitas Guru SMA Negeri Kabupaten Kebumen.

Prestasi belajar siswa SMA Negeri di Kabupaten Kebumen untuk mata pelajaran ekonomi-akuntansi masih belum optimal. Keberhasilan dalam belajar siswa pada tingkat pendidikan menengah salah satunya sangat dipengaruhi oleh keberadaan guru sebagai tanaga pendidik. Guru memiliki peranan sebagai pemegang tanggungjawab terhadap pencapaian belajar siswa. Guru tidak hanya dituntut untuk pintar dalam hal ilmu, tapi juga dituntut untuk memiliki kepribadian dan profesionalitas yang baik demi tercapainya prestasi belajar yang optimal pada siswa. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah secara simultan dan parsial kepribadian dan profesionalitas guru berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi-akuntansi siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen?

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru ekonomi-akuntansi di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen sejumlah 30 guru. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi, sehingga sampel penelitian ini adalah populasi itu sendiri. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari kepribadian guru dan profesionalitas guru sebagai variabel bebas dan prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji hipotesis dengan uji F dan uji t..

Hasil secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepribadian guru memberikan pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 32,60% dibandingkan variabel profesionalitas guru yaitu sebesar 22,85%. Hasil secara simultan menunjukkan bahwa kepribadian guru dan profesionalitas guru akuntansi secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar ekonomi-akuntansi sebesar 56% dan sisanya 44% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada pengaruh secara simultan maupun parsial antara kepribadian guru dan profesionalitas guru terhadap prestasi belajar ekonomi-akuntansi. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yaitu : Sekolah hendaknya memotivasi dan mengupayakan guru ikut serta dalam pelatihan dan pendidikan dalam rangka pengembangan dan peningkatan kompetensi. Guru diharapkan dapat berkontribusi dalam hal karya pengembangan profesi dan keikutsertaannya dalam forum ilmiah.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prestasi Belajar ... 12

2.1.1 Prestasi Belajar ... 12

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 13

2.1.3 Prestasi Belajar Ekonomi-Akuntansi ... 19

(10)

2.1.4 Fungsi Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar ... 20

2.1.5 Sasaran dan Objek Penilaian ... 21

2.2 Kepribadian Guru ... 22

2.2.1 Kepribadian Guru ... 22

2.2.2 Pentingnya Kepribadian Guru ... 23

2.2.3 Indikator Kepribadian Guru ... 25

2.3 Profesionalitas Guru ... 26

2.3.1 Makna Guru ... 26

2.3.2 Profesionalitas Guru ... 27

2.3.3 Pentingnya Guru Profesional ... 30

2.3.4 Indikator Profesionalitas Guru ... 31

2.4 Kerangka Berfikir ... 35

2.5 Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi penelitian ... 40

3.2 Variabel Penelitian ... 41

3.2.1 Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi-Akuntansi (Y) ... 41

3.2.2 Variabel Bebas (X) ... 41

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.3.1 Metode Angket atau Kuosioner ... 43

3.3.2 Metode Dokumentasi ... 46

(11)

3.4.1 Validitas dan Reliabilitas ... 47

3.4.1.1 Validitas ... 47

3.4.1.2 Reliabilitas... 49

3.5 Metode Analisis Data ... 50

3.5.1 Statistik Deskriptif Presentase ... 50

3.5.2 Analisis Statistik Inferensial ... 53

3.5.2.1 Persamaan Garis Regresi Ganda ... 53

3.5.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 53

3.5.2.2.1Uji Normalitas ... 53

3.5.2.2.2Uji Multikolonieritas ... 54

3.5.2.2.3Uji Heteroskedastisitas ... 54

3.5.2.3 Uji Hipotesis ... 54

3.5.2.3.1Uji Simultan (Uji F) ... 55

3.5.2.3.2Uji Parsial (Uji t) ... 55

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN ... 56

4.1.1 Deskriptif Variabel Penelitian ... 56

4.1.1.1 Variabel Kepribadian ... 56

4.1.1.2 Variabel Profesionalitas ... 58

4.1.1.3 Variabel Prestasi Belajar ... 60

4.1.2 Metode Analisis Data ... 62

4.1.2.1 Normalitas Data ... 62

4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 64

(12)

4.1.2.2.1Uji Autokorelasi ... 64

4.1.2.2.2Uji Multikolonieritas ... 67

4.1.2.2.3Uji Heterokedastisitas ... 68

4.1.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 69

4.1.2.4 Pengujian Hipotesis ... 70

4.1.2.4.1Pengujian Hipotesis secara Simultan ... 70

4.1.2.4.2Pengujian Hipotesis secara Parsial ... 71

4.1.2.4.3Koefisien Determinasi Ganda (R2)... 73

4.1.2.4.4Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 73

4.2 Pembahasan ... 74

4.2.1 Pengaruh Kepribadian Guru terhadap Prestasi Siswa ... 75

4.2.2 Pengaruh Profesionalitas Guru terhadap Prestasi Siswa ... 78

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 80

5.2 Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Ketuntasan belajar ... 5

Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Guru ... 40

Tabel 3.2 Kategori Prestasi Belajar Siswa ... 41

Tabel 3.3 Penilaian atau Skor Alternatif Pertanyaan ... 44

Tabel 3.4 Kriteria Deskriptif Presentase ... 53

Tabel 4.1 Distribusi Variabel Kepribadian... 56

Tabel 4.2 Distribusi Variabel Profesionalitas... 58

Tabel 4.3 Distribusi Variabel Prestasi Belajar ... 60

Tabel 4.4 One Sample Kolmogorov ... 63

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 65

Tabel 4.6 Uji Lanjut Run Test ... 66

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 67

Tabel 4.8 Analisis Regresi... 69

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi secara Simultan ... 71

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi secara Parsial ... 72

Tabel 4.11 Hasil Koefisien Determinasi Ganda ... 73

Tabel 4.12 Hasil Koefisien determinasi secara Parsial ... 74

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 38

Gambar 4.1 Diagram Batang Kepribadian Guru ... 57

Gambar 4.2 Diagram Batang Profesionalitas Guru ... 59

Gambar 4.3 Diagram Batang Prestasi Belajar ... 61

Gambar 4.4 Normal P-Plot ... 64

Gambar 4.5 Uji Autokorelasi ... 65

Gambar 4.6 Grafik Scatterplot ... 68

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Output SPSS ... 85

Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian Kepribadian Guru ... 93

Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian Profesionalitas Guru ... 94

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas ... 96

Lampiran 5 Tabulasi Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ... 97

Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Penelitian ... 101

Lampiran 7 Pengantar Penelitian ... 102

Lampiran 8 Angket Penelitian ... 103

Lampiran 9 Daftar Nama Responden ... 110

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ... 111

Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian dari Bappeda ... 112

Lampiran 12 Surat Keterangan telah melakukan penelitian ... 114

(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi manusia untuk bisa menjalani kehidupannya. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan professional. Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional, maupun internasional.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu rangkaian perbuatan guru dan siswa dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa (Slameto, 2003:97).

(18)

Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru yang mengajar mereka dan mereka (Hamalik, 2003:36). Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga proses belajar para siswa dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Suatu proses belajar mengajar akan dapat berjalan lancar, efektif, dan efisien apabila ada interaksi positif antara berbagai komponen yang terkandung di dalam sistem pengajaran. Komponen dalam sistem pengajaran antara lain adalah tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi pengajaran (Hamalik, 2003:77). Sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa bahwa tujuan pendidikan akan berhasil apabila setiap komponen yang terdapat di dalam sistem pendidikan seluruhnya berfungsi sesuai fungsinya dan memperhatikan seluruh komponen yang terkait.

(19)

nasional seluruhnya harus dapat berfungsi sesuai dengan perannya dan memperhatikan seluruh komponen yang terkait.

Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi yaitu proses dan hasil. Dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam pembelajaran. Selain itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya serta percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Pemenuhan tuntutan tersebut memerlukan berbagai kompetensi pembelajaran.

Seorang siswa diharapkan untuk selalu belajar dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya. Prestasi belajar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai ketika seorang siswa belajar. Prestasi belajar merupakan ukuran tingkat keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu. Prestasi belajar seseorang dapat dilihat berdasarkan skor yang diperolehnya dalam menyelesaikan soal-soal ujian terkait dengan bahan yang sedang dipelajarinya. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya mengharapkan hasil belajar yang maksimal. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

(20)

untuk berprestasi dapat dikarenakan konsentrasi belajarnya terganggu, waktu belajar yang kurang, dan tidak teratur serta kegiatan-kegiatan siswa yang kurang mendukung bagi perkembangan potensi berprestasinya. Ketika berada di rumah, para siswa berada dalam tanggung jawab orang tua, tetapi di sekolah tanggung jawab itu diambil oleh guru. Sementara itu, masyarakat menaruh harapan yang besar agar anak-anak mengalami perubahan-perubahan positif-konstruktif akibat mereka berinteraksi dengan guru.

Mata pelajaran ekonomi-akuntansi dalam pendidikan memiliki tujuan khusus yaitu membuat anak didik untuk bisa mendalami serta menguasai tentang ekonomi dan memahamkan tentang kegiatan ekonomi/perekonomian Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ekonomi-akuntansi juga merupakan salah satu mata pelajaran yang dalam proses belajarnya dituntut kompetensi dasar guru yang memadai. Mata pelajaran ekonomi-akuntansi mempelajari teori beserta praktek akuntansi dimana setiap proses tahap yang satu dengan yang lain saling terkait sehingga membutuhkan penguasaan teori yang matang dan pelaksanaan praktek yang teliti.

Nasution dalam Silvana (2009:16) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat.

Menurut Tu’u (2004:75) presatsi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan

(21)

prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang dipeoroleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai di setiap mata pelajaran setelah mengalami proses belajar mengajar.

Observasi awal yang dilakukan pada 3 sekolah yaitu SMA menunjukkan bahwa pencapaian prestasi belajar ekonomi-akuntansi masih ada yang belum optimal. Dari setiap kali diadakan ulangan atau tes masih ada siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar yang ditetapkan sebesar 70. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya para guru mengadakan program remedial sampai siswa tersebut dapat mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Berikut data ulangan mata pelajaran ekonomi-akuntansi semester gasal tahun ajaran 2010/2011 pada 3 sekolah SMA di Kabupaten Kebumen.

Tabel 1 Ketuntasan Belajar

NamaSekolah Kls TT % T % Jml

SMA N 1 Kebumen XI IPS 21 18,1% 95 81,9% 116

SMA N 2 Klirong XI IPS 57 51,4% 54 48,6% 111

SMA N 1 Pejagoan XI IPS 38 44,7% 47 55,3% 85 Keterangan : TT= Tidak Tuntas ; T= Tuntas

Sumber : Dokumen Guru

(22)

ekonomi-akuntansi memerlukan penguasaan materi yang menyeluruh dimana setiap tahap suatu proses akuntansi merupakan sistem saling terkait.

Berhasil tidaknya para siswa dalam belajar di sekolah, salah satunya tergantung pada guru. Peran guru sebagai tenaga pendidik sangat menentukan terhadap prestasi belajar siswanya. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar di tingkat menengah atas merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Sudjana dalam Kuntoro (2008:06) guru adalah salah satu faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Guru memiliki peranan sebagai pemegang tanggungjawab terhadap pencapaian belajar siswa. Guru tidak hanya dituntut untuk pintar dalam hal ilmu, tetapi juga dituntut untuk memiliki kompetensi dalam hal kepribadian serta memiliki profesionalitas mengajar yang baik yang mampu memberikan motivasi belajar siswa. Guru yang mempunyai pribadi dan profesionalitas yang baik, diperkirakan akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik pula.

(23)

Profesionalisme menjadi taruhan ketika menghadapi tuntutan-tuntutan pembelajaran demokratis karena tuntutan tersebut merefleksikan suatu kebutuhan yang semakin kompleks yang berasal dari siswa, tidak sekedar kemampuan guru menguasai pelajaran semata tetapi juga kemampuan lainnya yang bersifat psikis, strategis dan produktif. Tuntutan demikian ini hanya bisa dijawab oleh guru yang profesional.

Namun, minimnya tenaga pengajar dalam suatu lembaga pendidikan memberikan celah seorang guru untuk mengajar yang tidak sesuai dengan keahliannya. Sehingga hal ini berdampak pada prestasi siswa yang tidak maksimal. Padahal siswa adalah sasaran pendidikan yang dibentuk melalui bimbingan, keteladanan, bantuan, latihan, pengetahuan yang maksimal, kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorang guru.

Penelitian tentang profesionalitas guru telah dilakukan oleh Silvana Illy (2009), yang menguji tentang pengaruh kompetensi professional dan produktivitas guru terhadap prestasi belajar siswa program keahlian Akuntansi SMK di Kabupaten Semarang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa program keahlian Akuntansi SMK di Kabupaten Semarang sebesar 37,45%.

(24)

(2008:99) menunjukkan bahwa pengaruh kompetensi pedagogik dan profesional lebih besar pengaruhnya dibanding dengan kompetensi yang lain terhadap prestasi belajar siswa.

(25)

Pada penelitian ini menggunakan variabel kepribadian dan profesionalitas guru yang diduga akan lebih meningkatkan prestasi belajar. Dengan profesionalitas yang tinggi diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang optimal untuk siswa dengan didukung kepribadian yang mampu memberikan teladan yang baik bagi para siswa sehingga akan mampu mewujudkan siswa yang unggul dengan pencapaian prestasi belajar yang memuaskan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai PENGARUH KEPRIBADIAN DAN PROFESIONALITAS GURU EKONOMI-AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK MATA PELAJARAN EKONOMI-AKUNTANSI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN ”.

1.2 Perumusan Masalah

Prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran Ekonomi-Akuntansi di SMA Negeri Se-Kabupaten Kebumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah profesionalitas guru. Selain itu, prestasi belajar siswa juga mendapat pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung dari kepribadian guru. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

(26)

2. Apakah kepribadian guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran Ekonomi-Akuntansi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen ? 3. Apakah profesionalitas guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa untuk

mata pelajaran Ekonomi-Akuntansi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh kepribadian dan profesionalitas guru terhadap prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran Ekonomi-Akuntansi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen.

2. Mengetahui pengaruh kepribadian guru terhadap prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran Ekonomi-Akuntansi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen. 3. Mengetahui pengaruh profesionalitas guru terhadap prestasi belajar siswa

untuk mata pelajaran Ekonomi-Akuntansi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat teoritis

(27)

2. Manfaat praktis 1) Bagi pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama di bangku kuliah. 2) Bagi Guru

Dijadikan masukan bagi guru untuk meningkatkan kepribadian dan profesional yang baik sehingga dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan efektif untuk menghasilkan prestasi belajar siswa dengan maksimal.

3) Bagi instansi pendidikan

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi Belajar

2.1.1 Prestasi Belajar

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaranperlu dilakukan usaha atas tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Keberhasilan siswa dapat dilihat dari adanya prestasi yang dicapai oleh siswa (Sudjana, 2005:111)

Menurut winkel (1984:36), prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar yang menghasilkan sesuatu perubahan yang khas. Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu kecakapan atau kepandaian (Poerwodarminti, 1980:768)

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sidah dicapai oleh anak dalam periode tertentu

(Sutratinah, 1984:430). Selain itu menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah

(29)

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa yang dicapai ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan pembelajaran di sekolah.

2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai dari aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi

3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil pengukuran dan penilaian dari suatu pembelajaran atau pengalaman mencakup perubahan tingkah laku atau kemampuan dalam bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian ini dapat berupa angka atau huruf. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang dicapai siswa dalam menguasai mata pelajaran ekonomi-akuntansi yang tercermin dalam nilai murni ulangan akhir semester gasal.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(30)

14) seperangkat faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi :

1) Inteligensi

Banyak pengertian inteligensi yang dikemukakan oleh para ahli. Terman dalam Soeparwoto ( 2006 : 82 ) menyatakan bahwa inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak. Terman membedakan antara kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang konkret dengan kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat abstrak. Inteligensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak terarah dan bertujuan, berfikir secara rasional, serta dapat menghadapi lingkungannya dengan efektif, ( Wechsler dalam Soeparwoto, 2006:83). Inteligensi adalah kemampuan relatif untuk melakukan berbagai macam fungsi mental, meliputi penalaran, pemahaman, mengingat, mengaplikasi gambar, ( Fuhrmann dalam Soeparwoto, 2006:83 )

(31)

2) Bakat

Bakat biasanya diartikan sebgai kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( potential ability ) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih, (Semiawan dalam Soeparwoto, 2006:92). Tes bakat adalah tes yang mengukur prestasi atau kapasitas yang dpat dicapai seseorang di masa depan, sedangkan tes prestasi yaitu tes yang mengukur kemampuan untuk berprestasi saat ini, (Chaplin dalam Soeparwoto, 2006:92).

Wijaya (1988:66) menyatakan bahwa bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkan dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, ketrampilan khusus, misalnya berupa kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dan lain sebagainya. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (misalnya bakat akademis khusus yang disebut talent).

(32)

bidang matematika dapat merupakan cerminan bakat yang dimiliki dalam bidang tersebut. Bakat memang sangat menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana bakat itu akan terwujud dan menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang turut menentukan.

3) Motivasi

Motivasi berasal dari kata dasar motif yaitu keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagi suatu kekuatan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan. Motivasi seseorang ditentukan oleh kuat lemahnya intensitas motif seseorang untuk melakukan kegiatan.

Menurut Syamsu Mappa (1994:36) motivasi mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :

b) Memberikan semangat kerja atau belajar untuk meningkatkan kemampuan kerja atau belajar.

c) Meningkatkan saling pengertian dan interaksi antara subjek dan objek didik.

d) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(33)

a) Motivasi internal atau intrinsik, tumbuh dalam diri warga belajar. Seseorang melakukan kegitan belajar karena menyadari bahwa kegiatan tersebut bermanfaat bagi dirinya dalam usahanya mencapai cita-citanya. b) Motivasi eksternal atau ekstrinsik, timbul karena rangsangan dari luar.

Misalnya seorang warga belajar, baru mencari buku catatan pelajaran setelah ada pengumuman ulangan atau ujian. Daya tahan dan intensitas motivasi eksternal, agak kurang dibandingkan dengan motivasi internal, namun dalam kenyataannya yang terakhir ini tidak selamanya dimiliki oleh setiap orang. Oleh karena itu, pendidik hendaknya berusaha membantu peserta didik menimbulkan motivasi internal dalam diri peserta didiknya.

4) Minat

(34)

Sementara itu, faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain :

1) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan terkecil dan yang pertama, karena keluarga merupakan tempat anak-anak dilahirkan dan dibesarkan serta menjadi peletak dasar pendidikan bagi anak.

2) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan pendidikan formal yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya proses belajar mahasiswa. Lingkungan sekolah yang baik akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Hal ini bisa dilihat dari hubungan guru dengan mahasiswa, sistem pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran serta kurikulum.

3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan siswa, kerena siswa lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat mereka tinggal.

(35)

Sukses tidaknya para siswa dalam belajar di sekolah, salah satunya tergantung pada guru.

2.1.3 Prestasi Belajar Ekonomi-Akuntansi

Prestasi belajar ekonomi-akuntansi merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar efektif di sekolah. Prestasi belajar ekonomi-akuntansi menunjukkan seberapa besar penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan mata pelajaran ekonomi-akuntansi oleh siswa melalui kegiatan belajar.

Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dimaksud dalam mata pelajaran ekonim-akuntansi adalah penguasaan terhadap standar kompetensi mata pelajaran ekonomi-akuntansi yang telah diterapkan, yaitu:

1. Menganalisis keuangan sebagai sistem informasi

2. Menjelaskan dasar hokum pelaksanaan akuntansi bagi peresahaan di Indonesia

3. Menerapkan struktur dasar akuntansi

4. Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa 5. Menerapkan tahan siklus akuntansi perusahaan dagang 6. Menerapkan tahapan siklus akuntansi koperasi

7. Menganalisis laporan keuangan 8. Menerapkan metode kuantitatif.

(36)

menunjukkan prestasi belajar siwa adalah nilai murni ujian semester rata-rata siswa pada mata pelajaran ekonomi-akuntansi selama satu semester bukan nilai akhir atau nilai raport. Nilai murni ujian semester digunakan sebagai indikator prestasi belajar siswa, karena nilai murnu ujian semester diperoleh dari hasil tes seluruh kompetensi yang diajarkan selama proses belajar mengajar mata pelajaran ekonomi-akuntansi sehingga mencerminkan seberapa besar oenguasaan siswa terdahap standar kompetensi. Sedangkan nilai raport dianggap tidak mencerminkan prestasi siswa yang sesungguhnya pada mata pelajaran ekonomi-akuntansi.

2.1.4 Fungsi Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar

Menurut Sudjana (2002:111), penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar berfungsi sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini adalah tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang harusnya dikuasai oleh para siswa.

2. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar.

Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dalam dua tahao, yaitu :

(37)

2. Tahap jangka panjang, yaitu penilaian yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah semester atau penilaian pada akhir semester. Penilaian ini disebut penilaian sumatif. (Sudjana,2002:112) Prosedur pengukuran prestasi belajar menurut Direktur jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada mata pelajaran ekonomi-akuntansi adalah :

Prosedur Pengukuran Prestasi Belajar

Penilaian yang dominan pada mata pelajaran ekonomi-akuntansi adalah penilaian pengetahuan dan pemahaman konsep (PPk) dan sikap.

Penilaian pengetahuan dan pemahaman konsep (PPk) mencakup : pemahaman konsep, teori, fakta, peristiwa/perilaku akuntansi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian sikap yang terkait : kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan ekonomi-akuntansi, menanamkan sikap teliti, jujur, dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Adapun cara penilaian ujian semester mata pelajaran ekonomi-akuntansi di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen adalah menurut jumlah soal yang diberikan guru ekonomi-akuntansi pada saat memberikan ujian akhir semester.

2.1.5 Sasaran dan Objek Penilaian

Langkah pertama yang harus ditempuh guru dal;am mengadakan penilaian ialah menetapkan apa yang menjadi sasaran atau objek penelitian. Pada umumnya ada tiga sasaran pokok penilaian, yaitu :

(38)

1. Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, ketrampilan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Segi isi pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang diberikan guru dalam proses belajar mengajar.

3. Segi yang menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri. Proses belajar mengajar perlu diadakan penilaian objektif dari guru, sebab baik tidaknya proses belajar mengajar akan menentukan baik tidaknya prestasi belajar yang dicapai siswa.

Yang menjadi sasaran penilaian dalam penelitian ini adalah dari segi isi pendidikan yaitu penguasaan bahan pelajaran yang diberikan guru kapada siswa selama proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam nilai murni ujian akhir semester.

2.2 Kepribadian Guru

2.2.1 Kepribadian Guru

Secara psikologis, kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata). Aspek-aspek ini berkaitan secara fungsional dalam diri seorang individu sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap. Dari perilaku psiko-fisik (rohani-jasmani) yang khas dan menetap tersebut muncul julukan-julukan yang bermaksud menggambarkan kepribadian seseorang.

(39)

terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan ketrampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya (Depkes, 1992).

Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga bersifat fisik.

Kepribadian guru merupakan karakteristik dari setiap individu seorang pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mampu mengevaluasi kinerjanya sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan (Winarno Surakhmad,2006). Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. 2.2.2 Pentingnya Kepribadian Guru

(40)

(nasehat/ucapan/perintahnya) dan dicontoh (sikap dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan peserta didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Drajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil dan bagi mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa.

(41)

2.2.3 Indikator Kepribadian Guru

Dalam undang-undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi

kepribadian adalah “ kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif,

dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Mengacu pada standar nasional pendidikan, subkompetensi mantap dan stabil memiliki indikator yakni bertindak sesuai dengan hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi pendidik dan memiliki konsistensi dalam bertindak dan bertutur kata.

Pendidik yang dewasa akan menampilkan kemandirian dalam bekerja dan memiliki etos kerja yang tinggi. Sementara itu, pendidik yang arif akan mampu melihat manfaat pembelajaran bagi peserta didik, sekolah, dan masyarakat, menunjukkan sikap terbuka dalam berfikir dan bertindak. Berwibawa mengandung makna bahwa pendidik memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. Yang paling utama dalam kepribadian seorang pendidik adalah berakhlak mulia. Ia dapat menjadi teladan dan bertindak sesuai norma agama (iman, taqwa, jujur, ikhlas dan suka menolong), serta memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

(42)

kepribadian pendidik akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi seorang pendidik yang santun, respek terhadap peserta didik, jujur, ikhlas, dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apapun jenis mata pelajarannya.

2.3 Profesionalitas Guru

2.3.1 Makna Guru

Secara umum “guru” tergolong sebagai “pendidik”. UU RI No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 39 (2) mengatakan bahwa

“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Guru merupakan

salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan yang mempunyai posisi strategis, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya.

UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1, menyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

(43)

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

2.3.2 Profesionalitas Guru

Pengembangan profesionalitas guru harus diakui sebagai suatu hal yang sangat fundamental dan penting guna meningkatkan mutu pendidikan. Perkembangan profesional adalah proses dimana guru dan kepala sekolah belajar, meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai secara tepat. Profesi guru memiliki tugas melayani masyarakat dalam bidang pendidikan. Tuntutan profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan kepada masyarakat. Secara khusus guru dituntut untuk memberikan layanan profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Seorang guru yang dikatakan profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

(44)

persiapan dan latihan, tetapi dalam arti “profession” yang mengandung dua unsur.

Pertama, unsur keahlian; Kedua, unsur penggilan. Seseorang yang professional harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya dan juga kematangan etik. Penguasaan teknik saja

tidak membuat seseorang menjadi “profesional”. Kedua-duanya harus menyatu. Ondi dan Aris (2010:111) mengemukakan beberapa ciri profesionalitas sebagai berikut :

1) Profesionalime menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result) sehingga kita dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.

2) Profesionalime memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaaan.

3) Profesionalime menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.

4) Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa atau godaan iman, seperti harta dan kenikmatan hidup. 5) Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan

sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

(45)

Lebih lanjut lagi, menurut Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab III Pasal 7 Ayat 1, profesi guru dilaksanakan pada prinsip : 1) Memiliki minat, bakat, panggilan jiwa, dan idealis;

2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan bidang tugas;

3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;

4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas; 5) Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; 6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai prestasi kerja;

7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan

9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

(46)

melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru ekonomi-akuntansi dengan kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuai dengan kriteria guru profesional, dan profesinya itu telah menjadi sumber mata pencaharian. 2.3.3 Pentingnya Guru Profesional

Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing,pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan keterampilan dari seorang guru, dan tidak semua mampu melakukannya. Menyadari hal itu, maka penulis menganggap bahwa keberadaan guru profesional sangat diperlukan.

(47)

pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai konsekuensinya tugas dan tanggung jawabnya menjadi lebih kompleks. Perluasan tugas dan tanggung jawab tersebut membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi khusus yang menjdi bagian integral dalam kompetensi profesionalisme keguruan yang disandang para guru. Menanggapi kondisi tersebut, Muhibbin Syah mengutip pendapat Gagne bahwa setiap guru berfungsi sebagai:

1. Designer of intruction (perancang pengajaran)

2. Manager of intruction (pengelola pengajaran)

3. Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa).

Hanya dengan seorang guru professional, prestasi belajar seorang siswa dapat tercapai secara maksimal karena apa yang disampaikan seorang guru akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keterbatasan pengetahuan guru dalam penyampaian materi baik dalam hal metode maupun penunjang pokok pembelajaran lainnya akan berpengaruh terhadap pembelajaran. Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, member rasa aman, nyaman, dan kondusif dalam kelas. Kondisi seperti ini tentu memerlukan ketrampilan dari seorang guru, dan tidak semua guru mampu melakukannya. 2.3.4 Indikator Profesionalitas Guru

(48)

Indikator profesionalitas guru sesuai buku pedoman penyusunan portofolio sertifikasi guru tahun 2010 meliputi :

1. Kualifikasi akademik

Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun non gelar (D4) baik di dalam maupun di luar negeri. Khusus untuk peserta sertifikasi yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1/D4 sesuai Ketentuan Peralihan Pasal 66 PP 74 Tahun 2008, komponen kualifikasi akademik ialah ijazah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh guru peserta sertifikasi. Bukti fisik kualifikasi akademik berupa ijazah atau sertifikat diploma.

2. Pendidikan dan Pelatihan

(49)

dikategorikan sebagai komponen pendidikan dan pelatihan. Komponen pendidikan dan pelatihan hanya dinilai untuk kategori relevan dan kurang relevan.

3. Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagi guru pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen ini berupa surat keputusan, surat tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan) Apabila bukti fisik berupa surat keterangan dari satuan pendidikan tempat dahulu bertugas, maka harus dikuatkan dengan bukti pendukung, antara lain : RPP, nilai siswa, SK-SK penugasan (membimbing siswa, membina ekstrakurikuler, dll.) pada saat guru yang bersangkutan bertugas di sekolah tersebut.

4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

(50)

Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kinerja guru tersebut meliputi tahap pra pembelajaran (pengecekan persiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media atau sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut).

5. Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat, piagam, dan atau surat keterangan disertai bukti relevan yang dikeluarkan oleh lembaga atau panitia penyelenggara.

6. Karya Pengembangan Profesi

Merupakan hasil karya dan atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi.Komponen ini meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau

nasional;

b. Artikel yang dimuat dalam media jurnal/makalah yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional.

c. Reviewer buku, penyunting buku, penyunting jurnal, penilis soal

EBTANAS/UN/UASDA;

d. Media atau alat pembelajaran dalam bidangnya;

(51)

7. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah

Merupakan partisipasi guru dalam forum ilmiah (seminar, semiloka, symposium, diskusi panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai nara sumber/ pemakalah maupun sebagai peserta. Komponen dibedakan ke dalam kategori relevan dan tidak relevan. Relevan apabila tema/materi forum ilmiah mendukung kinerja profesionalitas guru. Tidak relevan apabila tema/materi forum ilmiah tidak mendukung kinerja profesionalitas guru. 8. Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan

Penghargaan yang diperoleh guru atas dedikasinya dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik dan/atau bertugas di Daerah Khusus dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil, lokasi/geografis), dan kualitatif (komitmen, etos kerja), baik pada tingkat satuan pendidikan, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. (Buku 3 Pedoman Penyusunan Portofolio sertifikasi Guru)

2.4 Kerangka Berfikir

(52)

adalah guru. Hal ini terkait dalam proses pengajaran yang merupakan proses interaksi guru dan siswa.

Salah satu yang mempengaruhi kualitas pengajaran menurut Sudjana (2005:41) adalah guru. Guru mempunyai pengaruh dominan terhadap kualitas pengajaran sebab guru adalah sutradara sekaligus aktor dalam pengajaran. Namun guru akan lebih berpengaruh dominan ketika guru itu memiliki profesionalitas kerja.

Guru diharapkan mampu memberikan pengajaran yang baik kepada siswanya. Dalam UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1,

dikatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat”. Pendidik yang professional tentu saja akan melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan output yang baik dari para siswa.

(53)

akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah serta pengahargaan yang relevan dalam bidang pendidikan.

Profesionalitas guru tidak akan maksimal apabila tidak ditunjang dengan kepribadian yang baik. Pendidik professional juga dituntut memiliki kepribadian yang baik agar senantiasa dapat menjadi teladan bagi siswa. Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru tersebut memiliki akuntabilitas yang baik dengan demi keberhasilan suatu pengajaran.

Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang paling utama. Guru sebagai peran kunci dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitas. Kepribadian guru merupakan modal dasar bagi gburu dalam menjalankan tugas keguruannya secara professional. Guru merupakan faktor penentu yang perlu digugu, ditiru, dan diikuti oleh anak didiknya. Oleh karena itu kepribadian yang baik menjadi keharusan bagi guru.

(54)

dengan baik dan mampu mengaktualisasikannya. Prestasi itu akan terlihat berupa pengetahuan, sikap dan perbuatan. Untuk mendapatkan prestasi yang baik, maka seorang guru dituntut untuk berkepribadian yang baik serta mengajar secara professional. Kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Profesionalitas Guru (X2)

(PedomanSertifikasi Guru Th2010) 1. Kualifikasi akademik

2. Pendidikan dan pelatihan 3. Pengalaman mengajar

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

5. Prestasi Akademik

6. Karya pengembangan profesi 7. Keikutsertaan dalam forum

ilmiah

8. Penghargaan yang relevan dalam bidang pendidikan

Kepribadian Guru (X1) (Standar Nasional Pendidikan) 1. Berkepribadian yang mantap 2. Dewasa

(55)

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian Sugiyono (2009:96). Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris.

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut :

H 1 : Ada pengaruh antara kepribadian dan profesinalitas guru terhadap prestasi belajar siswa.

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru ekonomi-akuntansi SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen yang berjumlah 30 guru dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Guru

No Nama sekolah Jumlah guru

SMA Negeri 1 Kebumen SMA Negeri 2 Kebumen SMA Negeri 1 Pejagoan SMA Negeri 1 Karanganyar SMA Negeri 1 Gombong SMA Negeri 1 Klirong SMA Negeri 1 Rowokele SMA Negeri 1 Petanahan SMA Negeri 1 Buluspesantren SMA Negeri 1 Karangsambung SMA Negeri 1 Kutowinangun SMA Negeri 1 Prembun SMA Negeri 1 Mirit

3

Sumber : Dokumentasi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen

Penelitian tentang pengaruh kepribadian dan profesionalitas guru terhadap prestasi belajar ekonomi-akuntansi ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi, sehingga sampel penelitian ini adalah populasi itu sendiri.

(57)

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2006: 118). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

3.2.1 Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi-Akuntansi (Y)

Variabel ini disebut variabel terikat karena dipengaruhi oleh professionalitas dan kepribadian guru. Variabel prestasi belajar diukur dengan metode dokumentasi yaitu nilai murni ujian semester rata-rata siswa mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada semester genap 2009-2010. Adapun kategori nilainya:

Tabel 3.2 Kategori Prestasi Belajar Siswa

No Nilai Kategori

1 90,00 sampai dengan 100 Sangat Baik 2 80,00 sampai dengan 89,99 Baik 3 70,00 sampai dengan 79,99 Cukup

4 <= 69,99 Belum Tuntas

Sumber : Guru Ekonomi/Akuntansi 3.2.2 Variabel Bebas (X)

(58)

1. Kepribadian Guru( X1 )

Menurut Standar Pendidikan Nasional, kompetensi kepribadian mencakup: a) Kemampuan kepribadian yang mantap

b) Dewasa

c) Berakhlak Mulia dan Menjadi Teladan d) Arif

e) Berwibawa

2. Profesionalitas Guru(X2)

Indikator profesionalitas guru sesuai buku pedoman penyususnan portofolio sertifikasi guru tahun 2010 meliputi :

a) Kualifikasi Akademik b) Pendidikan dan Pelatihan c) Pengalaman Mengajar

d) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran e) Prestasi Akademik

f) Karya Pengembangan Profesi g) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah

(59)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penentuan metode pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan masalah yang diteliti sangat menentukan kebenaran ilmiah suatu penelitian. Selain itu penentuan metode pengumpulan data yang tepat akan membantu memperlancar tujuan penelitian tersebut.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode angket atau kuesioner yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:199). Kuesioner dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang kepribadian dan profesionalitas guru ekonomi-akuntansi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen.

3.3.1 Metode Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 2006:151). Kuesioner atau angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kepribadian guru, profesionalitas guru, dan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi-akuntansi.

(60)

Tabel 3.3 Penilaian atau Skor Alternatif Pernyataan

1. Kepribadian Guru (X1), diukur dengan menggunakan lima sub variabel dengan tabel penilaian rujukan sebagai berikut :

No Jawaban Kategori Skor

2. Profesionalitas guru (X2) diukur dengan delapan sub variabel dengan tabel rujukan sebagai berikut :

a. Kualifikasi akademik dengan tabel penilaian rujukan sbb:

No Kualifikasi Akademik Kategori Skor

1 S2/S1 kependidikan sesuai bidang studi/s1 non kependidikan sesuai bidang studi + akta mengajar

Sangat Baik 5

2 S1 Kependidikan sesuai rumpun bidang studi Baik 4 3 S1 non Kependidikan sesuai bidang studi Cukup 3 4 S1 kependidikan tidak sesuai rumpun bidang

studi/S1 non kependidikan tidak sesuai dengan rumpun bidang studi +akta mengajar

(61)

b. Pendidikan dan pelatihan dengan tabel penilaian rujukan sbb:

No Waktu Kategori Skor

1 Lebih dari 28 hari Sangat Baik 5

2 18 sampai 27 hari Baik 4

3 10 sampai 17 hari Cukup 3

4 4 sampai 9 hari Kurang 2

5 0 sampai 3 hari Sangat kurang 1

Tabel di atas menunjukkan skor dari 5 sampai 1 untuk mengukur pendidikan dan pelatihan guru dengan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

c. Pengalaman mengajar dengan tabel penilaian rujukan sbb:

No Waktu Kategori Skor

1 Lebih dari 20 tahun Sangat baik 5

2 15 s/d 19 tahun Baik 4

3 10 s/d 14 tahun Cukup 3

4 5 s/d 9 tahun Kurang 2

5 0 s/d 4 tahun Sangat kurang 1

Tabel di atas menunjukkan skor dari 5 sampai 1 untuk mengukur pengalaman mengajar guru dengan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

d. Prestasi akademik dengan tabel penilaian rujukan sbb:

No Tingkat Perlombaan Kategori Skor

1 Internasional Sangat Baik 5

2 Nasional Baik 4

3 Provinsi Cukup 3

4 Kabupaten/kota Kurang 2

5 Kecamatan Sangat kurang 1

(62)

e. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan tabel penilaian pereencanaan dan pembelajaran dengan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

f. Karya pengembangan profesi dengan tabel penilaian rujukan sbb:

No Jawaban Kategori Skor karya pengembangan profesi guru dengan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

g. Keikutsertaan dalam forum ilmiah dengan tabel penilaian rujukan sbb:

(63)

h. Pengalaman organisasi di bidang pendidikan dengan tabel penilaian rujukan sbb:

No Tingkat Organisasi Kategori Skor

1 Internasional Sangat Baik 5

2 Nasional Baik 4

3 Provinsi Cukup 3

4 Kabupaten/kota Kurang 2

5 Kecamatan Sangat kurang 1

Tabel di atas menunjukkan skor dari 5 sampai 1 untuk mengukur pengalaman organisasi guru di bidang pendidikan dengan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

3.3.2 Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis seperti dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2006:158). Metode dekumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang jumlah SMA Negeri di Kabupaten Kebumen dan jumlah guru untuk mata pelajaran ekonomi/akuntansi di masing-masing sekolah serta nilai murni ujian semester siswa dari 30 guru mata pelajaran ekonomi-akuntansi SMA Negeri se Kabupaten Kebumen.

3.4 Metode Analisis Uji Instrumen

Keterandalan suatu instrumen penelitian bergantung pada tingkat validitas dan reliabilitasnya. Untuk keperluan pengujian keandalan suatu instrumen diperlukan pengujian secara langsung di lapangan.

3.4.1 Validitas dan reliabilitas.

(64)

perhitungan validitas dan reliabilitas yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data.

3.4.1.1Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen dikatakan mampu apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Dalam menguji tingkat validitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini menggunakan analisis butir yaitu skor-skor total butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y (Arikunto, 2006: 176).

Pengujian validitas menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

rxy=

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y

(65)

Hasil perhitungan rxydihitung kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5% jika didapatkan harga rxy> rtabel, maka butir instrument dapat dikatakan valid, akan tetapi jika harga rxy< rtabel, maka dikatakan bahwa instrument tersebut tidak valid. Berikut adalah tabel hasil uji validitas angket:

Keterangan Nomor Soal

Valid 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,15,16,17,18,19,20,21,23,25,27,28,29, 30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,43,44,45

Tidak Valid 3, 14, 22, 24, 26, 42

3.4.1.2Reliabilitas

Reabilitas adalah suatu instrumen cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya (Arikunto, 2002: 86). Instrumen yang reliabel yaitu instrumen yang dapat dipercaya kebenarannya ketika digunakan untuk mengambil data maka menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen mengenai pengaruh kepribadian guru dan profesionalitas guru terhadap prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran ekonomi-akuntansi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen menggunakan rumus alpha. Rumus Alpha sebagai berikut :

2 1

2

11 1

) 1 (

b

(66)

Keterangan:

r11= reliabilitas instrumen

k= banyaknya butir pertanyaan 2

1 = jumlah varians butir 2

1 = varians total

Dalam melakukan uji reliabilitas menggunakan bantuan software program excel. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki harga r11 > rtabel pada

taraf signifikansi 5%. berdasarkan hasil uji coba, untuk variabel kepribadian diperoleh nilai r11 = 0,837 >0,444 jadi variabel kepribadian reliabel. untuk

variable profesionalisme diperoleh nilai r11 = 0,85 > 0,444 jadi variabel

profesionalitas reliabel atau dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode statistik karena proses pengumpulan data, penarikan kesimpulan dan pembuatan keputusan disusun secara sistematis. Sementara itu, fungsi statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

3.5.1 Statistik Deskriptif Presentase

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Guru
Tabel 3.2 Kategori Prestasi Belajar Siswa
Tabel 3.3 Penilaian atau Skor Alternatif Pernyataan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian terhadap 92 orang siswa dan siswi kelas XII IPA/IPS SMA Santa Maria 2 angkatan 2009 melalui survei dengan kuesioner didapatkan kesimpulan bahwa faktor

Selain algoritma yang diterapkan, struktur data untuk representasi papan catur

Berdasaran rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat

Konsep yang akan digunakan daiam Laboratorium Tumbuh Kembang Anak dikembangkan dari Penggunaan Standart Keamanan bagi anak-anak yang dikeluarkan oleh World Health

Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dengan mengetahui bahwa perubahan sistem pengumpulan tol perlu dilakukan dan sistem pengumpulan tol secara elektronis

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, (1) peningkatan kemampuan spasial pada kelas yang mendapatkan pembelajaran berbantuan komputer

Berdasarkan metode PSD dengan menggunakan mutu kritis total mikroba, pendugaan umur simpan kelapa kopyor pada suhu penyimpanan 5±2 o C adalah 27, 26, dan 17 hari

Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta membutuhkan pemanfaatan teknologi informasi dengan sistem komputerisasi prasarana lalu lintas di kota Surakarta untuk memberikan informasi