5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Rabbani et al. (2017), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Usaha Dan Strategi Pemasaran Hidroponik Pada UMKM Bakoel Sayur Kabupaten Karanganyar”. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal serta merumuskan strategi pemasaran pada UMKM Bakoel Sayur di Kabupaten Karanganyar. Metode analisis yang digunakan dalam peneltiaian ini adalah EFE, IFE, Revenue, QSPM, dan analisis SWOT. Hasil penelitian dari penelitian ini yaitu: 1.) penerimaan sebesar Rp 21.750.000,00, biaya total pengeluaran sebesar Rp 10.634.500,00, pendapatan sebesar Rp 11.115.500,00. 2.) IFE menunjukkan terdapat enam kekuatan dan tujuh kelemahan. 3.) EFE menunjukkan terdapat empat peluang dan empat ancaman. 4.) Alternatif strategi yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan kualitas produk, meningkatkan promosi, meningkatkan kuantitas serta menambah jenis sayuran dan pengembangan dan perluasan pasar. 5.) Prioritas strategi yang baik untuk diterapkan adalah meningkatkan kuantitas dan menambah jenis sayuran. Perbedaan dengan peneliti ini adalah metode analisis yang digunakan.
Nomi Noviani (2016), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Merek PapaMama Farm” di Kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi pemasaran serta mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang terjadi pada PapaMama Farm. Metode analisis yang digunakan adalah pengecer yang dijadikan sampel penelitian ditentukan langsung oleh pihak PT. PapaMama Farm dengan pertimbangan lokasi dan ukuran dan SWOT. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Identifikasi internal dan
eksternal perusahaan menghasilkan kekuatan perusahaan meliputi sistem budidaya yang lebih murah, lokasi di tiga tempat yang memiliki potensi perluasan usaha, sudah lama berpengalaman, jenis sayuran lebih beragam, kemasan menarik, sayuran bebas pestisida, merek sudah lama di pasar, serta brosur yang menarik, sedangkan kelemahan terjadi pada kharakteristik konsumen, permintaan masih tinggi, sistem budidaya pesaing lebih mahal, tingkat kesulitan memasuki pasar bagi pesaing baru, peningkatan pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat, kelas sosial masyarakat yang semakin beragam, dan peningkatan teknologi. Persamaa pada penelitian ini adalah metode analisis data yang digunakan yaitu analisis SWOT.
Syaifullah (2016), melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Perumusan Strategi Pada Pengembangan Usaha Budaya Sayur Hidroponik (Studi Kasus : Kebun Sayur Surabaya)”.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifkasi faktor internal dan eksternal untuk mendapatkan faktor strategis yang ada. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan analisis SWOT dan AHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil analisa matriks SWOT terhadap faktor internal dan eksternal Kebunsayur Surabaya diperoleh empat alternatif strategi.
Alternatif perumusan strategi tersebut ditentukan prioritasnya menggunakan AHP.
Berdasarkan hasil pengolahan matriks IFE, total skor yang dihasilkan sebesar 3,575 yang mengindikasikan kondisi internal Kebunsayur Surabaya berada di atas rata-rata (2,5).
Umam (2020), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Terhadap Pengembangan Usaha Hidroponik Pada CV. Puri Hidroponik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal serta strategi pemasaran. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Faktor internal yang mempengaruhi peningkatan pemasaran sayuran hidroponik dan perkembangan usaha adalah dari strategi pemasaran yang diterapan dan sudah diperkenalkan SOP, namun masih kurangnya pengawasan pelaksanaan SOP, leaflet (selebaran) masih kurang efektif, kurangnya pemahaman karyawan terhadap proses packing sehigga packing produk kurang rapi, desain stiker kurang menarik dan ukuran sticker yang di tempelkan pada label sayuran terlalu kecil sehingga kurang menarik konsumen. kontinuitas produksi sudah di lakukan dengan baik secara berkala namun ada kendala di bagian pemasaran yaitu kurang lancarnya penjualan. Perbedaan pada penelitian ini adalah metode analisis yang digunakan.
Dolorosa (2018), melakukan penelitian dengan judul “ Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Lokal Di Kota Pontianak. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi pemasaran dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal usaha sayuran hidroponik. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi strategi pemasaran sayuran hidroponik di Kota Pontianak pada pemetaan lingkungan strategik (lingkungan internal dan eksternal) berada pada kuadran 1, yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy) atau menggunakan strategi Strengths-Opportunities ( Strategi SO). Persamaan pada penelitian ini adalah metode analisis yang digunakan yaitu analisis SWOT.
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Tujuan Metode Novelty
Rabbani et al., (2017)
Analisis Usaha dan Strategi Pemasaran Hidroponik pada UMKM Bakoel Sayur Kabupaten Karanganyar
Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, serta merumuskan strategi pemasaran
EFE, IFE,
QSPM dan
analisis SWOT
Perbedaan Indikator dari variabel internal serta eksternal yang berbeda dan metode penelitian yang digunakan Nomi Noviani,
(2016)
Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Merek Papa Mama Farm di Kota Medan
Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
Tanya jawab dengan pengecer sebagai sampel yang telah ditetapkan oleh pihak PT. Papa Mama Farm
Perbedaan terdapat pada metode analisis yang digunakan
Syaifullah, (2016)
Identifikasi Perumusan Strategi pada Pengembangan Usaha
Budidaya Sayur
Memformulasikan alternatif strategi pemasaran dengan mengambil
sampel yang telah ditentukan
Analisis QSPM dan AHP
Perbedaan terdapat pada tujuan penelitian dan analisis yang digunakan
Umam, (2020) Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Terhadap Pengembangan Usaha
Hidroponik pada CV. Puri Hidroponik
Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal serta strategi
pemasaran
Mengidentifikasi dengan
melakukan wawancara, survey, dan observasi
Perbedaan terdapat pada metode analisis data yang digunakan
Dolorosa, (2018)
Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Lokal di Kota Pontianak
Merumuskan strategi
pemasaran dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
Analisis SWOT Perbedaan terdapat pada lokasi penelitian
2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Strategi Pemasaran
Perusahaan mempunyai tujuan dalam menjalankan bisnis, menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat perusahaan harus menyiapkan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam rangka memberikan nilai kepuasan pada konsumen dan menciptakan keunggulan bagi perusahaan, strategi pemasaran harus bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing, dan spesifik (Dhiba
& Maduwinarti, 2014). Pentingnya peranan pemasaran dalam menentukan kelanjutan usaha suatu perusahaan, sehingga banyak diantara perusahaan dalam manajemennya menempatkan posisi pemasaran yang paling depan. Seorang pemasar harus selalu tahu lebih dulu pasar yang akan dimasukinya, baik besarnya pasar yang ada, pasar potensial, struktur sampai kepada tingkat persaingan yang ada, termasuk besarnya pangsa pasar.
Menurut Assauri et al, (2002) strategi pemasaran merupakan logika pemasaran dimana pelaku bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan manfaat dari hubungan mereka dan konsumen. Strategi pemasaran yang diterapkan dalam usaha sayuran hidroponik Shanti Bhuana maka pemilik usaha dapat membangun hubungan yang baik serta mampu menarik minat konsumen. Menyusun strategi memerlukan perencanaan agar pelanggan tertarik membeli produk yang ditawarkan, serta membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran yang berupa produk, distribusi, promosi dan harga. Strategi pemasaran memiliki sebuah aspek startegi yaitu segmentasi pasar (segmentation), target pasar yang tepat (targeting), dan penentuan posisi (positioning). Aspek tersebut harus dijalankan dengan baik, dalam rangka memenangkan prang pemikiran, dan untuk menang dibenak konsumen.
a. Segmentasi pasar terdiri dari banyaknya pembeli, setiap pembeli mempunyai selera yang berbeda -beda baik dalam keinginan, sikap dan kebutuhan. Segmentasi pasar pada dasarnya merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan lebih terarah, sehingga lebih efektif dan efisien.
b. Target pasar (Targeting) merupakan proses evaluasi, target pasar dapat juga diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai serta memilih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dapat mengembangkan posisi atau kedudukan peoduknya disetiap sasaran pasar sekaligus mengembangkan strategi marketing mix.
c. Positioning mencangkup kegiatan yang merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Penempatan produk pada hakekatnya adalah tindakan merancang produk yang tercipta agar memiliki keunggulan.
2.2.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT Strenghts (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Threat (Ancaman). Identifikasi yang digunakan dalam merumuskan secara sistematis strategi dalam sebuah pengambilan keputusan yang berkaitan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan dibidang pemasaran. Rangkuti (2013), menyatakan bahwa Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategi harus menganalisis faktor apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap perusahaan, untuk melakukan analisis ditentukan tujuan usaha yang akan dianalisis. Faktor internal membahas tentang kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal membahas tentang peluang dan ancaman. Analisis
SWOT secara logis dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan berkaitan dengan visi dan misi perusahaan.
Matriks SWOT menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Matriks SWOT merupakan alat pengambilan keputusan untuk menentukan strategi yang digunakan berdasarkan logika untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan.
Tahapan yang dilakukan terdiri atas penyusunan daftar peluang dan ancaman eksternal perusahaan, serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Selanjutnya, menyusun kombinasi strategi SO (Strength-Opportunity) dengan cara menyesuaikan kekuatan internal dan peluang eksternal, menyusun strategi WO (Weakness-Opportunity) dengan mencocokkan kelemahan kelemahan internal dan peluang eksternal, menyusun strategi ST (Strength-Threat) melalui penyesuaian kekuatan internal dan ancaman eksternal, serta menyusun strategi WT (Weakness-Threat) dengan cara mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal (Kusbandono, (2019). Perencanaan usaha yang baik dengan metode SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Matriks SWOT
IFAS (Internal)
EFAS (Eksternal)
STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
OPPORTUNITY (O)
STRATEGI SO
Mengembangkan strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada
STRATEGI WO
Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada
THREATS (T)
STRATEGI ST
Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T)
STRATEGI WT
Mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T)
Sumber : Rangkuti, 2016
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dimasukkan ke dalam matriks yang disebut IFAS (Internal Factor Analysis Summary), sedangkan faktor eksternal dimasukkan kedalam matrik yang disebut EFAS (External Factor Analysis Summary (Kusbandono, 2019).
Bagan 2. 1 Kuadran Analisis SWOT
Kuadran 1 : (positif, positif) merupakan situasi atau posisi yang sangat menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Hal ini sangat memungkinkan suatu usaha untuk terus melakukan pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Kuadran 2 : (positif, negatif) merupakan situasi dimana terdapat berbagai ancaman atau tantangan besar, namun masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah strategi diversifikasi (produk/jasa). Oleh karenanya, sebuah usaha disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi.
Kuadran 3 : (negatif, positif) merupakan situasi atau posisi yang lemah namun sangat berpeluang besar. Fokus usaha ini adalah dengan cara menentukan strategi baru yang nantinya mampu memperoleh peluang yang lebih baik kedepannya.
Peluang
Ubah strategi Kuadran III ( -,+ )
Progresif Kuadran I ( +,+ )
Kuadran IV ( -,- ) Strategi bertahan Kelemahan
Kuadran II ( +, - ) Diversifikasi strategi
Ancaman
Kekuatan
Kuadran 4: (negatif, negatif) merupakan situasi atau posisi yang sangat tidak menguntungkan (kondisi sangat lemah karena perusahaan sedang dihadapkan dengan beberapa ancaman atau tantangan yang besar).
2.2.3 Matrik IFAS dan EFAS
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, serta dapat menentukan strategi internal untuk meningkatkan kualitas, sumber daya manusia (SDM), maupun peningkatan administrasi manajemen. Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary) merupakan alat ukur yang memungkinkan perencana strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFAS ini membantu manajer untuk mengorganisasikan faktor-faktor strategis eksternal ke dalam kategori-kategori yang diterima secara umum terkait peluang dan ancaman.
Prayudi & Yulistria (2020), menyatakan bahwa untuk menganalisis menggunakan matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) menghendaki melakukan penumpulan data dan menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintah dan informasi mengenai persaingan perusahaan.
Matriks ini digunakan secara bersama-sama dengan matriks IFAS dalam penyusunan matrik internal eksternal. Matriks (Internal Factor Analysis Summary) digunakan untuk menyimpulkan dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh besar pada perusahaan. Matriks ini disusun untuk menentukan seberapa baik keadaan internal perusahaan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang bertujuan untuk memperoleh hasil berdasarkan penilaian responden dapat dapat dianalisis menggunakan
analisis SWOT melalui matrik IFAS (Internal Factor Analysis Strategi) dan EFAS (Eksternal Factor Analysis Strategi). Luslanera (2018), menyatakan bahwa penentuan bobot dapat
didasarkan pada angka 0 – 1, yaitu dengan skala 1,0 yang merupakan skala paling penting dan skala 0,0 merupakan skala yang tidak penting. Nilai total pada semua bobot tidak boleh melebihi 1,0. untuk penentuan rating pada setiap faktor dengan skala mulai dari 1 – 4. Tujuan dilakukannya analisis faktor internal yaitu untuk mengetahui faktor dari kekuatan dan kelemahan. Bagan matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) yaitu:
Tabel 2. 2 Matriks IFAS
Faktor Penentu Internal Bobot Peringkat Skor Bobot
Kekuatan (Strengths):
1. ...
2. ...
3. dst Jumlah Kekuatan
Kelemahan (Weaknesses) : 1. ...
2. ...
3. dst
Jumlah Kelemahan
Total 1,0
Sumber: Karel, 2018
Analisis eksternal dilakukan untuk mengembangkan faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang perlu dihindari oleh CV. Ijal Farm. Hasil analisis eksternal nantinya akan digunakan untuk mengevaluasi apakah strategi yang digunakan selama ini memberikan respon terhadap peluang maupun ancaman. Bagan yang digunakan matrik EFAS (External Factors Analisys Summary), yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. 3 Matriks EFAS
Faktor Penentu Eksternal Bobot Peringkat Skor Bobot
Peluang Opportunities:
1. ...
2. ...
3. dst Jumlah Peluang Ancaman Threats :
1. ...
2. ...
3. dst Jumlah Ancaman
Total 1,0
Sumber: Karel, 2018
Hasil dari perhitungan matriks IFAS dan EFAS, selanjutnya dapat diketahui positioning untuk menentukan sumbu x dan y antara kekuatan dan kelemahan, juga peluang
dan ancaman setelah itu digambarkan dengan garis-garis positif dan negatif. Rumus yang digunakan untuk menentukan letak atau titik koordinat yaitu : (x, y) = ( S-W), (O-T).
2.2.4 Pakcoy Hidroponik
Tanaman pakcoy (Brassica rapa L) merupakan salah satu tanaman yang mudah ditanam dan ekonomis, tanaman ini tumbuh didataran tinggi dan dataran rendah. Daun dan batang pakcoy lebih lebar dibandingkan tanaman sawi biasa, sehingga masyarakat lebih sering menggunakannya sebagai menu masakan. Masyarakat dominan memilih pakcoy daripada sawi biasa, hal tersebut yang memberikan prospek bisnis yang cukup baik bagi pembudidaya pakcoy (Megasari & R, 2017). Pakcoy memiliki prospek untuk dikembangkan karena permintaan pasar dan harga yang tinggi, salah satu alternatif budidaya tanaman selain konvensional unuk meningkatkan kualitas sayuran pakcoy dapat menggunakan teknologi hidroponik.
Sistem hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Budidaya pakcoy dengan sistem hidroponik dapat menghasilkan panen lebih
cepat, panen tanaman pakcoy secara konvensional sekitar 45 hari. Sampai saat ini tanaman yang paling sering dibudidayakan dengan sistem hidroponik adalah tanaman sayuran salah satunya pakcoy. Bebagai macam sayuran lainnya seperti selada, bayam merah sudah mulai dikembangkan dengan sistem hidroponik. Hidroponik berkembang karena banyak kelebihan seperti tidak menggunakan media tanam berupa tanah dan tidak menggunakan pestisida.
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang dibuat oleh peneliti bertujuan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti dikuatkan dengan teori dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis strategi pemasaran. Bagan dibawah ini dibuat guna mengetahui strategi pemasaran yang efektif untuk CV. Ijal Farm dengan melakukan Analisis SWOT sebagai alat formulasi strategi pemasaran perusahaan.
Bagan 2. 2 Kerangka Berpikir 2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir dapat ditarik hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Faktor internal dan eksternal berupa harga, promosi, proses, produk, tempat, pelayanan, dan kemasan yang mempengaruhi pemasaran pakcoy di CV. Ijal Farm.
2. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh CV. Ijal Farm untuk meningkatkan volume penjualan.
Strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk meningkatkan volume
penjualan Farm
Melakukan kajian menggunakan analisis SWOT
Analisis faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan menggunakan matrik IFAS
Analisis faktor eksternal berupa peluang dan ancaman menggunakan matrik EFAS
Hasil Analisis SWOT