• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKTIVITAS SHAKING TABLE DENGAN VARIASI KEMIRINGAN DECK MEJA UNTUK PEMISAHAN PASIR BESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRODUKTIVITAS SHAKING TABLE DENGAN VARIASI KEMIRINGAN DECK MEJA UNTUK PEMISAHAN PASIR BESI"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

1

PRODUKTIVITAS SHAKING TABLE DENGAN VARIASI KEMIRINGAN DECK MEJA UNTUK

PEMISAHAN PASIR BESI

Tugas Akhir

Disusun untuk meraih gelar sarjana teknik pertambangan

Oleh :

HANDESMAN PUTRA 1410024427067

TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG

2018

(2)

2

PRODUKTIVITAS SHAKING TABLE DENGAN VARIASI KEMIRINGAN DECK MEJA UNTUK

PEMISAHAN PASIR BESI

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Handesman Putra 1410024427067

TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG

2018

(3)

3

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Produktivitas Shaking Table Dengan Variasi

Kemiringan Deck Meja Untuk Pemisahan Pasir Besi

Nama : Handesman Putra

NPM : 1410024427067

Program Studi : Teknik Pertambangan

Padang, 05 Desember 2018 Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Refky Adi Nata, ST, MT Riam Marlina, ST, MT NIDN. 1028099002 NUP. 9910646764

Ketua Program Studi Ketua STTIND Padang

Dr. Murad MS, MT Riko Ervil, MT NIDN. 0007116308 NIDN. 1014057501

(4)

4

PRODUKTIVITAS SHAKING TABLE DENGAN VARIASI KEMIRINGAN DECK MEJA UNTUK

PEMISAHAN PASIR BESI

ABSTRAK

Pasir besi umumnya terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran batuan asal oleh proses pelapukan dan erosi. Material tersebut kemudian tertransportasi dan diendapkan di sepanjang pantai. belum adanya penggunaan alat modern seperti mesin shaking table pada desa sunur kota Pariaman yang berfungsi sebagai alat pemisahan pasir besi dan minimnya pengolahan untuk pasir besi dilapangan khususnya didaerah pariaman menjadi masalah pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah; menganalisa perbandingan konsentrat dengan tailing pada pencucian pasir besi dengan alat meja goyang (shaking table), menganalisa hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi, dan menganalisa hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi.

Penelitian dilakukan tahapan dengan pengambilan sampel di pantai sunur kota pariaman, selanjutnya pemisahan konsentrat dan tailing dengan alat shaking table dengan kemiringan 1°, 2° dan 3° dengan berat sampel 500 gr, 750 gr dan 1000 gr. Kegiatan pengayakan dengan menggunakan ayakan ASTM C 136-06, setelah melakukan kegiatan tersebut maka diperoleh hasil perbandingan konsentrat dan tailing di kemiringan 3° lebih baik dibandingkan kemiringan 1°

dan 2°, hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi Semakin bagus kemiringan yang dipakai deck meja alat shaking table maka akan lebih maksimal dalam memisahkan antara konsentrat dengan tailing. Kemiringan 3° sangat efektif diterapkan pada alat shaking table karena dapat memisahkan konsentrat lebih banyak jika dibandingkan dengan kemiringan 1° dan 2°, dan hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi pada shaking table pada kemiringan 3° lebih efesien dibandingkan kemiringan 1° dan °.

Kata kunci: Shaking table, tailing, konsentrat, dan pasir besi Nama : Handesman Putra

NPM : 1310024427030 Pembimbing I : Refky Adi Nata, M.T Pembimbing II : Riam Marlina, M.T

(5)

5

PRODUKTIVITY OF THE SHAKING TABLE TOOL WITH VARIATIONS IN THE SLOPE OF THE TABLE DECK

FOR THE SEPARATION OF IRON SAND

ABSTRACT

Iron sand is generally found along the coast, formed due to the process of destruction of rock origin by weathering and erosion processes. The material is then transported and deposited along the coast. The absence of the use of medern tools such as machines shaking table in the village sunur city Pariaman which serves as a tool for separating iron sandand the lack of processing for iron sands in the field especially in Pariaman areas was a problem in this study. The purpose of this study is analyze the comparison of concentrates with tailings on washing iron sand with tools shaking table, analyze the relationship of tilt of table decks to the acquisition of iron sand concentrate, and analyze the relationship of washing time to the acquisition of iron sand concentrate.

The research was conducted with the stages of sampling at the sunur beach in Pariaman city, then the separation of concentrate and tailings by means shaking table with slope 1°, 2° and 3° with sample weight 500 gr, 750 gr and 1000 gr. Sieving activities using sieves ASTM C 136-06, after carrying out these activities the results of the comparison of concentrates and tailings were obtained at slope 3° better than slope 1° and 2°, the relationship between the slope of the table deck towards the acquisition of iron sand concentrate the better the slope used by the tool table deck shaking table it will be more maximal in separating concentrates from tailings. Slope 3° very effective applied to the toolshaking table because it can separate the concentrate more than the slope 1°and 2°, and the relationship of washing time to the acquisition of iron sand concentrate at shaking table on slope 3° more efficient than slope 1° and 2°

Keywords : Shaking table,tailings, concentrate, and iron sand Name : Handesman Putra

Student id : 1410024427067 Suvervisor I : Refky Adi Nata, M.T Suvervisor II : Riam Marlina, M.T

(6)

6

KATA PENGANTAR

ﻢﻴﺤﺮﻠﺍﻦﻤﺤﺮﻠﺍﷲﻢﺴﺒ

Alhamdulillahirabbil'alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan penelitian ini. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulisan merupakan salah satu syarat untuk kelulusan kuliah pada jenjang Strata-1 Teknik Pertambangan, penelitian ini berjudul produktivitas shaking table dengan variasi kemiringan deck meja untuk pemisahan pasir besi.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan do'a dan dorongan baik moril maupun materil pada penulis.

2. Bapak Riko Ervil MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

3. Bapak Dr. Murad MS. MT selaku Ketua jurusan prodi teknik pertambangan.

4. Bapak Refky Adi Nata ST, MT selaku dosen pembimbing 1 dalam pembuatan Skripsi

5. Ibu Riam Marlina ST, MT selaku dosen pembimbing 2 dalam pembuatan Skripsi

6. Dosen-dosen Teknik Pertambangan terima kasih atas segala bantuan, do’a dan dukungannya

7. Rekan-rekan Teknik Pertambangan terima kasih atas segala bantuan, do'a dan dukungannya.

Usaha maksimal dalam Proposal Penelitian ini tidak luput dari kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kekhilafan penulis yang tidak

(7)

7

disengaja. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi untuk kesempurnaan Laporan dimasa datang.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah Yang Maha Penyayang akan membalas jasa baik yang telah diberikan, mudah-mudahan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri.

Padang, 29 Oktober 2018

Penulis

(8)

8

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ... I KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI …... ... III DAFTAR GAMBAR …... ... IV DAFTAR TABEL …... V DAFTAR LAMPIRAN …... ... VI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Pengolahan Bahan Galian ... 6

2.1.2 Shaking table ... 7

2.1.3 Pasir Besi ... 11

2.1.4 Analisis saringan ayakan ... 12

2.1.5 Kondisi geologi umum ... 16

(9)

9

2.2 Kerangka Konseptual ... 17

2.2.1 input ... 18

2.2.2 proses ... 18

2.2.3 output... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Tempat Pengambilan Sampel ... 20

3.3 Variabel Penelitian ... 20

3.4 Jenis Data dan Sumber Data ... 21

3.4.1 Jenis Data ... 21

3.4.2 Sumber Data ... 21

3.5 Instrumen Percobaan ... 22

3.5.1 Alat dan Bahan Percobaan ... 22

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 24

3.8 Analisa Data ... 24

3.9 Kerangka Metodologi ... 25

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 27

4.1 Pengumpulan Data ... 27

4.2 Pengolahan Data ... 28

BAB V ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA ... 32

5.1 Analisa Perbandingan antara konsentrat dengan tailing ... 32

5.2 Analisa Perbandingan Kemiringan dengan konsentrat ... 34

5.3 Analisa Perbandingan waktu pemisaahn konsentrat ... 35

5.4 Analisa Kumulatif Tertahan dan Kumulatif Lolos... 37

BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 38

6.1 Kesimpulan ... 38

(10)

10

6.2 Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

11

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 :Grafik Distribusi Ukuran Butiran... 14

Gambar 2.2 :Kerangka Konseptual ... 18

Gambar 3.1 : Alat Shaking Table ... 22

Gambar 3.2 :Kerangka Metodologi... 26

Gambar 4.1 : Dokumentasi Pengambilan Sampel... 27

Gambar 4.2 : Grafik Distribusi Ukuran-butiran Konsentrat ... 28

Gambar 5.1 : Grafik pengaruh hubungan konsentrat dengan tailing 1° ... 32

Gambar 5.2 : Grafik pengaruh hubungan konsentrat dengan tailing 2° ... 33

Gambar 5.3 : Grafik pengaruh hubungan konsentrat dengan tailing 3° ... 33

Gambar 5.4 : Grafik pengaruh hubungan kemiringan dengan konsentrat .... 34

Gambar 5.5 : Grafik pengaruh hubungan Waktu dengan Konsentrat 1° ... 35

Gambar 5.6 : Grafik pengaruh hubungan Waktu dengan Konsentrat 2° ... 36

Gambar 5.7 : Grafik pengaruh hubungan Waktu dengan Konsentrat 3° ... 36

(12)

12

DAFTAR TABEL

`Halaman

Tabel 2.1 : Ukuran-ukuran Ayakan Standar di Amerika Serikat ... 13

Tabel 4.1 : Hasil Uji Ayakan ... 29

Tabel 4.2 : Hasil pengujian dengan kemiringa 1° ... 30

Tabel 4.3 : Hasil pengujian dengan kemiringa 2° ... 31

Tabel 4.4 : Hasil pengujian dengan kemiringa 3° ... 31

Tabel 5.1 : Analisa ayakan pada konsentrat yang telah dipisahkan ... 38

(13)

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Scedul Penelitian Lampiran B : Hasil Uji Ayakan

Lampiran C : Peta Daerah Pengambilan Sampel Lampiran D : Peta Geologi

Lampiran E : Peta Topografi

Lampiran F : Rancangan dan Komponen-komponen Alat Shaking Table Lampiran G : Foto Dokumentasi Penelitian

Lampiran H : Perhitungan Pemisahan Pengujian

(14)

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengolahan bahan galian merupakan proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produk bahan galian yang bersangkutan. Pengolahan bahan galian ini memiliki keuntungan untuk mengurangi kehilangan logam berharga dan mengurangi ongkos angkut. Bahan galian pasir besi merupakan sumber daya alam yang banyak dijumpai di Indonesia, berdasarkan pusat sumber daya geologi (2016) khususnya untuk sumber daya pasir besi di Indonesia pada tahun 2011 sumber daya berjumlah 1,58 miliar ton dan pada tahun 2015 sumber daya meningkat menjadi 4,46 miliar ton karena adanya penemuan sumber daya baru. Pasir besi tersebar di berbagai pantai seperti pantai barat Sumatera, Jawa, Kalimantan Sulawesi, Nusa tenggara dan kepulauan Maluku. Di sumbar terdapat potensi pasir besi di daerah Pantai Sunur di Padang Pariaman dengan kadar besi 2-5% dan ketebalan bervariasi antara 2 mm -10 mm. Pasir besi juga banyak ditemukan di daerah sungai, dalam pasir besi terdapat kandungan mineral magnetik seperti magnetit dan hematit. Mineral-mineral magnetik tersebut banyak digunakan dalam industri pertambangan.

Di Indonesia keterdapatan pasir besi sangat banyak dijumpai, tetapi untuk pengolahan masih minim. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan pasir besi dalam keadaan mentah tanpa mengolahnya. Padahal apabila masyarakat dapat memisahkan konsentrat dan tailing maka nilai ekonomisnya akan bertambah.

(15)

15

Pasir besi berguna untuk bahan baku industri semen, bahan dasar tinta kering (toner), bahan utama pita kaset, pewarna serta campuran untuk cat dan bahan dasar untuk industri magnet permanen.

Alat pemisahan mineral secara gravitasi yaitu jig, magnetic separator, hydrocyclone dan shaking table. Dari semua contoh alat tersebut memiliki prinsip kerja yang berbeda. Alat jig bekerja dengan tekanan dan hisap (Anaperta, 2012).

Prinsip kerja alat magnetic separator adalah memisahkan antara material padat dengan pengotornya berdasarkan sifat kemagnetan suatu bahan (Ginting dan Sufiandi, 2011) . Prinsip kerja hydrocyclone adalah memanfaatkan efek gaya centrifugal dan density fluida tiap partikel di dalam air (Rahmawati dan Santosa, 2014). Prinsip kerja shaking table berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis (Sajima dkk, 2012).

Industri pertambangan khususnya di daerah pariaman masih menggunakan alat konvensional seperti pemisahan pasir besi dengan demikian diperlukan alat modern untuk mempermudah dalam bekerja agar lebih efektif. Penelitian sebelumnya pada lokasi yang sama merancang rod mill untuk pengecilan pasir besi di daerah pariaman, penulis mencoba merancang untuk memisahkan antara konsentrat dengan tailing pasir besi. Penulis memilih shaking table karena alat ini ramah lingkungan karena alat ini dalam proses pemisahan tidak menggunakan zat kimia atau bahan berbahaya dan ekonomis jika dibandingkan dengan metode pemisah mineral lainnya , shaking table merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang dengan menggunakan media aliran tipis dari air. Mekanisme alat meja goyang sulicing effect ditambah

(16)

16

gaya tegak lurus dengan aliran fluida hentak head motion. Shaking table ini memanfaatkan berat jenis dalam suatu media fluida serta memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada. Alat shaking table ini berfungsi untuk menganalisis perbandingan tailing dengan konsentrat. Hal diatas melatar belakangi penulis untuk melakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai alat shaking table, dengan judul “Produktivitas Shaking Table dengan Variasi Kemiringan deck meja untuk Pemisahan Pasir”.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian adalah:

1.Belum adanya alat modern untuk memisahkan pasir besi didaerah Pariaman.

2.Minimnya pengolahan untuk pasir besi dilapangan khususnya didaerah Pariaman.

3.Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kegunaan pasir besi.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1.Sampel diambil berdasarkan kondisi lapangan di pantai sunur kota Pariaman.

2.Shaking table dibuat dengan skala labor.

3.Sampel diolah dengan menggunakan tingkat kemiringan 1°,2° dan 3°.

4.Berat sampel yang digunakan setiap kemiringan 500 gr, 750 gr, dan 1000 gr.

(17)

17 1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1.Bagaimana perbandingan concentrat dengan tailing pada pencucian pasir besi dengan alat shaking table?

2.Bagaimana hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi?

3.Bagaimana hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan masalah pada penelitian ini adalah:

1.Menganalisa perbandingan concentrat dengan tailing pada pencucian pasir besi dengan alat shaking table.

2.Menganalisa hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi.

3.Menganalisa hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi perusahaan maupun bagi peneliti. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini:

(18)

18 1. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui cara kerja alat secara langsung dan rangkaianya.

2. Bagi daerah

Daerah dapat mengunakan alat pemisahan pasir besi.

3. Bagi prodi teknik pertambangan dan institusi STTIND Padang

Alat ini bisa digunakan untuk penelitian dilabor dan penelitian ini juga bisa disempurnakan selanjutnya oleh mahasiswa untuk tugas akhir.

(19)

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori-teori yang berhubungan dengan variabel penelitian sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan peneliti.

2.1.1 Pengolahan bahan galian

Pengolahan Bahan Galian atau mineral dressing adalah istilah umum yang biasa dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian atau mineral yang berasal dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih, mineral berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat bersama-sama dalam alam.

Secara umum mineral dressing adalah suatu proses pengolahan bahan galian hasil penambangan guna memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapat bersama-sama gangue mineral.

Di industri pertambangan masih sangat diperlukan alat modern untuk menunjang dalam bekerja agar lebih efektif. Misalnya alat pemisahan mineral secara gravitasi masih tetap digunakan saat ini untuk endapan placer seperti pasir besi. pemisahan mineral berdasarkan berat jenis atau density. Media pemisah berupa suspensi padatan dan air yang sering dipakai alat tersebut untuk beroperasi lebih maksimal.

(20)

20

Alat pemisah mineral secara gravitasi yaitu jig, magnetic separator, hydrocyclone, dan shaking table. Dari semua contoh alat tersebut memiliki prinsip kerja yang berbeda. Alat jig bekerja dengan tekanan dan hisap, magnetic separator adalah pemisah antara material padat dengan pengotornya berdasarkan sifat kemagnetan suatu bahan, hydrocyclone adalah memanfaatkan efek gaya centrifugal dan density fluida tiap partikel didalam air, dan shaking table berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis dalam (Sajima, 2012).

2.1.2 Shaking Table

Salah satu metode gravitasi adalah shaking table. Shaking table merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang dengan menggunakan media aliran tipis dari air (flowing film concentration).

1. Mekanisme Shaking Table

Mekanisme kerja alat shaking table pada proses pemisahannya, pemisahan mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis dipermukakan meja dari wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Mineral yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukuran halus. Sedangkan adanya riffle diatas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk susunan mineral berat dan ringan.

(21)

21 2. Jenis Shaking Table

Jenis shaking table yaitu:

1. Willey Table

Willey table terdiri deck berbentuk segiempat dan headmotion sebagai penggeraknya. Penggunaan riffle yaitu dengan tinggi minimal setengah feed dan lebar seperempat feed. Kapasitas alat tergantung pada panjang store, jumlah air, jumlah store, sifat bijih, slope dan meja, dan ukuran feed.

2. Butcher Table

Bentuknya hampir sama dengan willey,tapi memiliki watch plinger untuk mencuci. Posisi dari riffle terbagi menjadi 3 zona yaitu:

a. Zona stratifikasi b. Cleaning zona c. Dischange zona

Mekanisme kerjanya yaitu material bergerak kekiri dan air bergerak kekanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang material berat akan berjalan terus.

3. Card Table

Riffle dibuat dengan membentuk dek segitiga dan headmotion.

4. Dister diagonal overslorm table

Bentuk dek rombahedral, pemisahan antara konsentrat, midling dan tailing tidak jelas atau berdekatan sekali akibatnya kecil midling.

(22)

22 5. Card field table

Bentuknya yang ditutupi seluruhnya oleh riffle.

6. Plat of table

Ciri utamanya diatas meja ada 3 macam riffle dan terdapat tiga zona dari riffle yaitu:

a. Zona stratifikasi

b. Zona intermediate plan c. Zona lipper piatau

3. Faktor yang mempengaruhi kerja shaking table

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja shaking table adalah:

1. Pengaruh riffle

Riffle ini berfungsi untuk menahan partikel-partikel berat agar tidak ikut terbawa aliran pencuci dengan membentuk aliran turbulensi. Arus tersebut mengaduk dan mengangkat partikel-partikel yang tersangkut diantara riffle-riffle. Hubungan riffle dengan ukuran partikel dijelaskan bahwa jika tinggi riffle terlalu rendah, maka partikel akan mudah terbawa laju aliran air menuju ke zona tailing. Apabila tinggi riffle sangat tinggi maka arus air tidak mampu mengaduk dan mengangkat partikel yang berada dilapisan terbawah didaerah antara riffle. Maka dari itu partikel mempunyai diameter besar membutuhkan riffle yang tinggi sedangkan partikel halus membutuhkan riffle yang rendah.

2. Pengaruh kemiringan deck

(23)

23

Efek transportasi partikel-partikel yang akan dipisahkan pada meja goyang dipengaruhi oleh kemiringan deck dan bentuk riffle.

Kemiringan deck yang kecil menyebabkan kecepatan aliran air secara transversal rendah sehingga partikel terdorong masuk ketempat penampungan konsentrat. Sementara kemiringan deck yang curam mengakibatkan banyak partikel bergerak masuk ke tailing.

3. Pengaruh ukuran partikel bijih

Ukuran partikel bijih merupakan salah satu variabel penting dalam proses pemisahan dengan shaking table. Mineral–mineral berukuran kasar dan halus dapat diproses dengan shaking table.

4. Pengaruh lalu air pencuci

Lalu air pencuci akan berperan dalam pemisahan secara transversal (tegak lurus sumbu meja). Selain itu air pencuci digunakan sebagai sarana transportasi partikel dari kotak umpan ke penampungan produk.sifat aliran fluida dapat ditentukan dari bilangan reynold (Re).

Bila Re kurang dari 2100 maka aliran fluida bersifat laminer kalau lebih maka aliran bersifat turbulen.

2.1.3 Pasir Besi

Secara umum pasir besi terdiri bercampur dengan butiran logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotir dan tourmaline. Mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit dan hematite.

Titaniferous magnetit bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit

(24)

24

dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik (Lutvi, 2012).

Pasir besi umumnya terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran batuan asal oleh cuaca dan air permukaan. Material tersebut kemudian tertransportasi dan diendapkan di sepanjang pantai. Gelombang laut dengan energi tertentu memilah dan mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir besi yang memiliki nilai ekonomis.

Pasir besi sebagai endapan letakan/placer, di Indonesia banyak dijumpai sebagai endapan aluvial pantai. Endapan pasir besi antara lain terdapat di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan pantai utara Papua. Beberapa lokasi telah dilakukan eksplorasi, bahkan eksploitasi, namun sebagian besar lagi belum dilakukan eksplorasi atau kalaupun sudah di eksploitasi tidak dilakukan melalui tahapan eksplorasi yang benar.

1. Sifat Fisik Pasir Besi

Pasir besi berwarna abu-abu hingga kehitaman, berbutir sangat halus dengan ukuran antara 75 - 150 mikron, densitas 2-5 gr/cm³, bobot isi (spesific gravity, SG) 2,99 - 4,23 gr/cm³, dan derajat kemagnetan (MD) 6,4 - 27,16%. Pasir besi yang mengandung mineral utama magnetit dicirikan oleh butiran mineral magnetit yang selalu berikatan dengan butiran mineral magnetit lainnya sehingga membentuk ikatan rantai. Butiran mineralnya bersistem kristal isometrik, sehingga pasir besi (magnetit) cenderung berbentuk membundar hingga membundar tanggung.

2.Kegunaan Pasir Besi Bagi Industri

(25)

25

Kegunaan pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah dimanfaatkan sebagai bahan dasar tinta kering (toner) pada mesin photo-copy dan printer laser dan sebagai bahan dasar pembuatan besi baja yang telah dilakukan studinya dalam bentuk pellet, selain itu, mineral magnetit pasir besi juga sangat potensial diolah menjadi bahan industri lain, seperti pewarna serta campuran (filter) untuk cat (Helvy dan Arif, 2015). Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total bisa meningkatkatkan kuat tarik belah beton sebesar 4,84%

dibandingkan beton normal dan meningkatkan kuat tekan beton sebesar 28,41%

dibandingkan beton normal (Lutvi, 2012).

2.1.4 Analisis Saringan/Ayakan

Analisis ayakan adalah mengayak dan menggetarkan contoh tanah melalui satu set ayakan di mana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. Untuk standar ayakan di Amerika Serikat, nomor ayakan dan ukuran lubang diberikan dalam Tabel 2.2

(26)

26

Tabel 2.1. Ukuran-ukuran Ayakan Standar di Amerika Serikat No. Ayakan Ukuran Lubang (mm)

4 4,750 mm

6 3,350 mm

8 2,360 mm

10 2,000 mm

16 1,180 mm

20 0,850 mm

30 0,600 mm

40 0,425 mm

50 0,300 mm

60 0,250 mm

80 0,180 mm

100 0,150 mm

140 0,106 mm

170 0,088 mm

200 0,075 mm

270 0,053 mm

Sumber : Mekanaika Tanah Jilid 1,(Braja M Das, 1995)

Hasil dari analisis mekanik (analisis ayakan dan hidrometer) umumnya digambarkan dalam kertas semilogaritmik yang dikenal sebagai kurva distribusi ukuran-butiran (particle-size distribution curve). Diameter partikel (butiran) digambarkan dalam skala logaritmik, dan persentase dari butiran yang lolos ayakan digambarkan dalam skala hitung biasa. Sebagai contoh, grafik distribusi ukuran-butiran dari dua tanah ditunjukkan dalam gambar 2.1. Grafik distribusi ukuran-butiran dari tanah A adalah kombinasi dari hasil analisis ayakan.

(27)

27

Gambar. 2.1. Grafik distribusi ukuran-butiran Sumber : Mekanaika Tanah Jilid 1,(Braja M Das, 1995)

Persentase dari kerikil, pasir, lanau, dan butiran berukuran lempung yang dikandung oleh tanah dapat-ditentukan dari grafik distribusi ukuran-butiran.

Menurut Sistem Klasifikasi Unified (USCS).

Kerikil (ukuran batas - lebih besar dari 4,75 mm) = 0%. Pasir (ukuran batas - 4,75 mm sampai dengan 0,075 mm) = persentase butiran yang lebih halus dari 4,75 mm - persentase butiran yang lebih halus dari 0,075 mm =100-62 = 3 8%.

Lanau dan lempung (ukuran batas- kurang dari 0,075 mm)= 6 2%.

Diameter dalam kurva distribusi ukuran-butiran yang bersesuaian dengan l0%

yang lebih halus (lolos ayakan) didefinisikan sebagai ukuran efektif, atau D10 . Koefisien keseragaman diberikan dengan hubungan:

1. Koefisien keseragaman

1 0 6 0

D

CuD

(2.1)

dengan:

Cu = koefisien keseragaman

(28)

28

D10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan yang ditentukan dari kurva distribusi ukuran butiran.

D60 = diameter yang bersesuaian dengan 60% lolos ayakan yang ditentukan dari kurva distribusi ukuran butiran.

2. Koefisien gradasi dinyatakan sebagai

10 60

302

D x D

CcD

(2.2)

dengan:

Cc = koefisien gradasi

D10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan yang ditentukan dari kurva distribusi ukuran butiran.

D30 = diameter yang bersesuaian dengan 30% lolos ayakan yang ditentukan dari kurva distribusi ukuran butiran.

D60 = diameter yang bersesuaian dengan 60% lolos ayakan yang ditentukan dari kurva distribusi ukuran butiran.

Tanah yang bergradasi baik akan mempunyai Cu>4 dan Cc antara 1 dan 3 untuk tanah berkerikil, untuk tanah pasir memiliki Cu>6 dan Cc antara 1 dan 3.

3. Rumus perbandingan pasir besi

F= C + T

(2.3)

dengan:

F = pasir besi yang akan diuji dengan shaking table

C = concentrat setelah dilakukan pengujian dengan alat shaking table T = tailing setelah dilakukan pengujian dengan alat shaking table

(29)

29 2.2 Kerangka konseptual

Dari bahasan yang telah di kemukakan di atas kerangka konseptual untuk melakukan penelitian sebagaimana terlihat pada gambar

Input

Data Primer

1. Pengambilan Sampel Pasir Besi 2. Koordinat pengambilan sampel 3. Waktu kerja alat Shaking table

Data Sekunder 1. Peta kesampaian daerah 2. Peta geologi

3. Peta topografi

Proses

1. Pengambilan Sampel Pasir Besi Dilapangan 2. Pembuatan Alat Shaking Table

3. Pengujian Alat dengan Sampel

A

(30)

30

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Dengan kerangka konseptual ini memberikan gambaran sistematika pikiran penelitian yang terstruktur untuk memperoleh hasil yang di inginkan dan dari bagan kerangka konseptual di atas maka dapat dijelaskan bahwa:

2.2.1 Input

Input bersumber dari data primer dan Data Sekunder. Data primer diambil dari kegiatan lapangan yang bersumber dari pengamatan langsung dan observasi.

Adapun data primer pengambilan sampel langsung kelapangan dan melakukan pengujian dengan alat shaking table. Data sekunder berasal dari literatur-literatur yang mendukung seperti peta layout dan kriteria pembuatan alat.

2.2.2 Proses

Proses yang dilakukan pada kegiatan ini adalah menganalisis dan meneliti data yang di peroleh dan memberikan informasi pemisahan pasir besi antara tailing dengan konsentrat dalam pengujian menggunakan alat shaking table. Data yang di proses berasal dari data-data input yaitu data primer dan sekunder.

Output

1. Menganalisis Perbandingan Konsentrat dengan Tailing Pada Pencucian Pasir Besi dengan Menggunakan Alat Shaking Table

2. Menganalisis Hubungan Kemiringan Masing-masing Sudut Dek Meja Terhadap Perolehan Konsentrat Pasir Besi

3. Menganalisis Lama Pencucian terhadap Perolehan Konsentrat Pasir Besi yang Dipengaruhi oleh Debit Air 4.

(31)

31 2.2.3 Output

Output atau hasil dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pemisahan pasir besi antara konsentrat dengan tailing dan manfaat bagi daerah pariaman.

(32)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu penelitian yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang diukur (Arboleda, 1981).

3.2 Tempat Pengambilan Sampel

Pengumpulan dan pengambilan data dilkakukan pada Desa Sunur Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat, data yang dikumpulkan adalah sampel pasir besi dan koordinat titik pengambilan sampel 0°40’28”LS 100°09’28”BT, peta lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada lampiran c.

3.3 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi variabel penelitian ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat seperti keterangan berikut ini:

1. Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu belum adanya alat modern untuk memisahkan pasir besi, minimnya pengolahan untuk pasir besi.

2. Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menganalisa

(33)

33

perbandingan konsentrat dengan tailing pada pencucian pasir besi dengan alat shaking table.

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

1. Data primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan. Data yang didapat antara lain:

a. Sampel pasir besi sebanyak 10 kg.

b. Koordinat pengambilan sampel.

c. Waktu kerja alat shaking table terhadap perolehan konsentrat.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan berdasarkan literature dari berbagai referensi. Seperti:

a. Peta kesampaian daerah b. Peta geologi

c. Peta topografi 3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang penulis dapatkan berasal dari pangamatan langsung ataupun studi kepustakaan.

3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Alat dan Bahan Percobaan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Sampel pasir besi.

(34)

34 2. Alat shaking table.

3. Ember 4. Timbangan.

5. Sekop kecil.

6. Saringan

Gambar 3.1 Alat Shaking Table

Adapun spesifikasi alat shaking table yaitu:

1. Besi siku 2. Besi plat 3. Akrelic

4. Dinamo mesin sanyo 2 hp 5. Talang air

6.

(35)

35 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam kegiatan pengumpulan data ini meliputi beberapa tahapan yaitu:

1. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan didaerah Desa Sunur Kota Pariaman dengan menggunakan magnet. Setelah itu, melakukan proses pengayakan untuk mengetahui ukuran butir dari sampel tersebut.

Ayakan yang digunakan yaitu ukuran 0,6 mm, 0,3 mm, 0,15 mm, 0,075 dan pan.

2. Proses pemisahan

Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat shaking table dengan spesifikasi alat panjang deck 90 cm dan lebar deck 60 cm, menggunakan motor sanyo 2 hp sebagai penggerak. Alat shaking table media pemisah antara pasir dan besi, pada proses ini sampel yg telah diketahui berat akan dilakukan pengujian dengan alat Shaking table dengan waktu kerja alat yang telah ditentukan. agar bisa mengetahui perbandingan pemisahan anatara konsentrat dengan tailing.

3. Proses penyaringan

Proses ini bertujuan untuk mengambil sampel yang telah diuji alat shaking table dan ditimbang mengetahui persentase pemisahan konsentrat dan tailing pada pasir besi. Selain itu, dengan kegiatan ini diperoleh masing-masing persentase yang lolos dan tertahan pada masing-masing saringan.

(36)

36 3.7 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perbandingan konsentrat dengan tailing

Untuk mendapatkan perbandingan konsentrat dengan tailing sampel pasir besi diuji dengan alat shaking table setelah hasil konsentrat baru dilanjutkan dengan persamaan 2.3 dan menggunakan microsoft excel untuk melihat linearitasnya.

2. Hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi

Untuk melihat hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi menggunakan microsoft excel untuk melihat linearitasnya.

3. Hubungan lama pencucian terhadap perolehan konentrat pasir besi Untuk melihat hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi menggunakan microsoft excel untuk melihat linearitasnya.

3.8 Analisa Data

Data yang akan di analisa dalam penelitian ini adalah menganalisa perbandingan concentrat dan tailing pada pencucian pasir besi dengan alat meja goyang, menganalisa hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi, dan menganalisa hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi.

(37)

37 3.9 Kerangka Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian dapat dilihat pada bagan alir kerangka metodologi diantaranya:

Produktivitas Shaking Table dengan Variasi Kemiringan deck meja untuk Pemisahan Pasir Besi

Identifikasi Masalah

1. Masih belum adanya alat modern untuk memisahkan pasir besi didaerah pariaman

2. 2.Minimnya pengolahan untuk pasir besi dilapangan khususnya didaerah pariaman

3. Masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang kegunaan pasir besi

A

(38)

38

Gambar 3.2. Kerangka Metodologi

Pengumpulan Data

Data Primer

4. Pengambilan Sampel Pasir Besi

5. Kordinat pengambilan sampel 6. Kerja alat Shaking table

Data Sekunder

1. Peta kesampaian daerah 2. Peta geologi

3. Peta topografi

Pengolahan Data

Proses Pengolahan Data :

Untuk mendapatkan perbandingan konsentrat dengan tailing setelah diuji dapat dapat digunakan persamaan 2.3 dan microsoft excel untuk melihat linearitasnya dan untuk melihat hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat dan hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi menggunakan microsoft excel untuk melihat linearitasnya.

Analisa Data

1.menganalisa perbandingan concentrat dan tailing pada pencucian pasir besi dengan alat meja goyang,

2.menganalisa hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi,

3.menganalisa hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi

Hasil

1.menganalisa perbandingan concentrat dan tailing pada pencucian pasir besi dengan alat meja goyang,

2.menganalisa hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi,

3.menganalisa hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi

A

(39)

39

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan dan pengambilan data dilakukan pada Desa Sunur Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat, data yang dikumpulkan adalah sampel pasir besi dan pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Dokumentasi Pengambilan Sampel

Setelah pengambilan sampel pasir besi dengan koordinat 0°40’28”LS 100°09’28”BT dilakukan proses pemisahan dengan menggunakan alat shaking table, pada proses pemisahan kemiringan deck meja dibagi menjadi tiga variasi yaitu 1°, 2°, dan 3°. Aplikasi clinometer untuk mencari kemiringan dek meja, clinometer adalah aplikasi untuk mengukur kemiringan suatu bidang, setelah melakukan proses pemisahan barulah dilakukan proses pengayakan menggunakan ayakan sieving dengan menggunakan metoda pengujian ASTM C 136-06 di PT.

Semen Padang, hasil uji ayakan dapat dilihat pada tabel 4.1.

(40)

40

Tabel 4.1 Hasil Uji Ayakan

No Uraian

Hasil Uji Ayakan 0.60

mm

0.30 mm

0.15 mm

0.075 mm Pan Konsentrat

Berat

Tertahan %

0.18 24.56 27.36 47.70 0 Pasir besi % Kumulatif

% 0.18 24.74 52.10 99.80 100 1 Yang telah (tertahan)

Dipisahkan % Kumulatif

% 99.82 75.26 47.90 0,20 0

(lolos)

Sumber : PT. Semen Padang 4.2 Pengolahan Data

Dalam pengolahan data ini penulis mencari nilai koefisien keseragaman dan koefisen gradasi dari setiap sampel, untuk mengetahui nilai tersebut penulis harus mengetahui dulu nilai D10, D30, D60 dari setiap sampel dengan menggunakan grafik distribusi ukuran-butiran berikut cara mencarinya:

1. Sampel konsentrat pasir besi yang telah dipisahkan

Berikut gambar dari grafik distribusi ukuran-butiran konsentrat pasir besi yang telah dipisahkan dibuat secara manual menggunakan kertas milimeter.

Gambar 4.2 Grafik distribusi ukuran-butiran konsentrat setelah dipisahkan

(41)

41

Dari gambar 4.2 penulis mendapatkan nilai D10, D30, dan D60 dari sampel konsentrat yang telah dipisahkan, berikut nilainya D10 = 0.083 mm, D30 = 0.115 mm, dan D60 = 0.230 mm, dari nilai tersebut barulah penulis dapat mencari koefisien keseragaman dan koefisen gradasi dengan menggunakan persamaan (2.1) dan persamaan (2.2).

a. Koefisien keseragaman

771 . 083 2

. 0

230 .

0 

uC

Jadi nilai koefisien keseragaman dari sampel konsentrat yang telah dipisahkan adalah: 2.771.

b. Koefisien gradasi

692 . 083 0 . 0 230 . 0

1152 .

0 

x

Cc

Jadi nilai koefisien gradasi dari sampel konsentrat yang telah dipisahkan adalah: 0.692.

2. Pemisahan dengan kemiringan 1°

Tabel 4.2. hasil pengujian dengan kemiringan 1°

No Berat Sampel

(F)

Waktu Pemisahan

(W)

Konsentrat (C)

Tailing

(T) Produktifitas (%)

1 500 gr 13 menit 50 gr 450 gr 3.846

2 750 gr 18 menit 80 gr 670 gr 4.444

3 100 gr 24 menit 110 gr 890 gr 4.583

Dari tabel 4.2 dapat hasil pengujian dengan kemiringan 1°, dengan 3 macam berat sampel antara lain 500 gr,750 gr, dan 1000 gr. Selanjutnya didapatkan waktu pemisahan 500 gr= 13 menit, 750 gr=18 menit, dan

(42)

42

1000 gr= 24 menit. Kecepatan aliran air 33 d/l,dari data tabel diatas tersebut barulah penulis dapat dicari rumus perbandingan pasir besi menggunakan persamaan (2.3) dapat dilihat dilampiran h.

3. Pemisahan dengan kemiringan 2°

Tabel 4.3 Hasil Pengujian dengan kemiringan 2°

No Berat Sampel

(F)

Waktu Pemisahan

(W)

Konsentrat (C)

Tailing

(T) Produktifitas (%)

1 500 gr 11 menit 70 gr 430 gr 6.363

2 750 gr 16 menit 90 gr 660 gr 5.625

3 100 gr 22 menit 120 gr 880 gr 5.454

Dari tabel 4.3 dapat hasil pengujian dengan kemiringan 2°, dengan 3 macam berat sampel antara lain 500 gr,750 gr, dan 1000 gr. Selanjutnya didapatkan waktu pemisahan 500 gr= 11 menit, 750 gr=16 menit, dan 1000 gr= 22 menit. Kecepatan aliran air 33 d/l,dari data tabel diatas tersebut barulah penulis dapat dicari rumus perbandingan pasir besi menggunakan persamaan (2.3) dapat dilihat dilampiran h.

4. Pemisahan dengan kemiringan 3°

Tabel 4.4. Hasil Pengujian dengan kemiringan 3°

No Berat Sampel

(F)

Waktu Pemisahan

(W)

Konsentrat (C)

Tailing

(T) Produktifitas (%)

1 500 gr 10 menit 100 gr 400 gr 10

2 750 gr 14 menit 120 gr 630 gr 8,571

3 100 gr 20 menit 150 gr 850 gr 7.5

(43)

43

Dari tabel 4.4 dapat hasil pengujian dengan kemiringan 2°, dengan 3 macam berat sampel antara lain 500 gr, 750 gr, dan 1000 gr. Selanjutnya didapatkan waktu pemisahan 500 gr= 10 menit, 750 gr=14 menit, dan 1000 gr= 20 menit. Kecepatan aliran air 33 d/l,dari data tabel diatas tersebut barulah penulis dapat dicari rumus perbandingan pasir besi menggunakan persamaan (2.3) dapat dilihat dilampiran h.

(44)

44 BAB V

ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA 5.1 Analisa Perbandingan antara Konsentrat dengan Tailing

Dari hasil pengolahan data pada bab sebelumnya didapatkan hasil pengujian pemisahan dengan alat shaking table dengan variasi kemiringan.

1. Kemiringan shaking table 1°

Gambar 5.1. Grafik Pengaruh Hubungan Pemisahan Antara Konsentrat dengan Tailing 1°

Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y=7,3333x + 83,333 yang merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan tailing. Dengan persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain itu, dapat disimpulkan juga hubungan kedua variabel tailing dengan konsentrat memiliki hubungan yang kuat dengan R² = 1.

(45)

45 2. Kemiringan shaking table 2°

.

Gambar 5.2. Grafik Pengaruh Hubungan Pemisahan Antara Konsentrat dengan Tailing 2°

Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 8,8684x – 171,05 yang merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan tailing. Dengan persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 0,9838 mendekati 1 itu menandakan hubungan antara variabel tailing dengan konsentrat semakin kuat.

3. Kemiringan shaking table 3°

Gambar 5.3. Grafik Pengaruh Hubungan Pemisahan Antara Konsentrat dengan Tailing 3°

(46)

46

Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 9,7105x – 557,63 hubungan pemisahan antara konsentrat dengan tailing. Dengan persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 0,9937 mendekati 1 itu menandakan hubungan antara variabel tailing dengan konsentrat semakin kuat.

5.2 Analisa Perbandingan Kemiringan dengan Perolehan Konsentrat

Gambar 5.4. Grafik Pengaruh Hubungan Kemiringan Deck Meja dengan Perolehan Konsentrat

Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 21,5x + 55,667 yang merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan kemiringan. Dengan persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 0,9505 mendekati 1 itu menandakan hubungan antara variabel kemiringan dengan konsentrat semakin kuat.

(47)

47

5.3 Analisa Perbandingan Waktu Pemisahan terhadap Perolehan Konsentrat

1. Analisis hubungan pengaruh waktu pemisahan terhadap perolehan konsentrat pada kemiringan 1°

Gambar 5.5. Grafik Pengaruh Hubungan Waktu Pemisahan dengan Perolehan Konsentrat 1°

Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 5,4396x – 19,725 yang merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan waktu. Dengan persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 0,9973 mendekati 1 itu menandakan hubungan antara variabel waktu dengan konsentrat semakin kuat.

2. Analisis hubungan pengaruh waktu pemisahan terhadap perolehan konsentrat pada kemiringan 2°

(48)

48

Gambar 5.6. Grafik Pengaruh Hubungan Waktu Pemisahan dengan Perolehan Konsentrat 2°

Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 4,5604x + 18,846 yang merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan waktu. Dengan persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 0,9961 mendekati 1 itu menandakan hubungan antara variabel waktu dengan konsentrat semakin kuat.

3. Analisis hubungan pengaruh waktu pemisahan terhadap perolehan konsentrat pada kemiringan 3°

Gambar 5.7. Grafik Pengaruh Hubungan Waktu Pemisahan dengan Perolehan Konsentrat 3°

(49)

49

Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 5x + 50 yang merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan waktu. Dengan persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 1 itu menandakan hubungan antara variabel waktu dengan konsentrat sangat kuat.

5.4 Analisa Kumulatif Tertahan dan Kumulatif Lolos

Dari hasil pengolahan data pada bab sebelumnya didapatkan hasil persen kumulatif tertahan dan persen kumulatif lolos ayakan No 30, 50, 100, dan 200 dari data tersebut kita bisa mengalisis perbedaan dari setiap sampel yang tertahan dan lolos pada setiap ayakan.

Tabel 5.1 Analisa ayakan pada konsentrat yang telah dipisahkan

Uraian No. Ayakan

#30 #50 #100 #200 Pan

Berat Tertahan % 0.18 24.56 27.36 47.20 0.20

% Kumulatif

% 0.18 24.74 52.10 99.80 100 (tertahan)

% Kumulatif

% 99.82 74.26 47.90 0.20 0 (lolos)

Dari hasil pengolahan data dari bab sebelumnya didapatkan nilai koefisien keseragaman dan koefisien gradasi pada setiap sampel berbeda. Tanah yang bergradasi baik akan mempunyai Cu>4 dan Cc antara 1 dan 3 untuk tanah berkerikil, Untuk tanah pasir memiliki Cu>6 dan Cc antara 1 dan 3,(Braja M Das, 1995).

Pada sampel konsentrat yang telah dipisahkan nilai koefisien keseragaman Cu = 2.771 dan nilai koefisen gradasi Cc = 0.692, maka sampel konsentrat yang telah dipisahkan ini bergradasi buruk karena Cu < 6.

(50)

50 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan analisa dari bab sebelumnya, maka hasil akhir dari penelitian ini dapat di simpulkan:

1. Hasil perbandingan konsentrat dengan tailing pada shaking table kemiringan 1° diperoleh persamaan empiris y= 7,3333x + 83,333 dan R² = 1, shaking table kemringan 2° diperoleh persamaaan empiris y= 8,8684x – 171,05 dan R²= 0,9838, dan shaking table kemiringan 3° diperoleh persamaan empiris y= 9,7105x – 557,63 dan R²= 0,9937.Dapat disimpulkan perbandingan konsentrat dan tailing di kemiringan 3° lebih baik dengan berat sampel 500 gr setelah dipisahkan konsentrat= 100 gr dan tailing= 400 gr, berat sampel 750 gr setelah dipisahkan konsentrat= 120 gr dan tailing=

630 gr, dan berat sampel 1000 gr setelah dipisahkan konsentrat = 150 gr dan tailing= 890 gr.

2. Hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi diperoleh persamaan empiris y= 21,5x + 55,667 dan R²= 0,9505. Semakin bagus kemiringan yang dipakai deck meja alat shaking table maka akan lebih maksimal dalam memisahkan antara konsentrat dengan tailing.

Kemiringan 3° sangat efektif diterapkan pada alat shaking table karna dapat memisahkan konsentrat lebih banyak jika dibandingkan dengan kemiringan 1° dan 2°.

3. Hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi pada shaking table kemiringan 1° diperoleh persamaan empiris y= 5,4396x – 19,725 dan R²= 0,9973, shaking table kemiringan 2° diperoleh persamaan empiris y= 4,5604x + 18,846 dan R²= 0,9961, dan shaking table kemiringan 3° diperoleh persamaan empiris y= 5x + 50 dan R²= 1. .Dapat disimpulkan perbandingan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat di kemiringan 3° lebih baik dengan berat sampel 500 gr setelah dipisahkan waktu= 10 menit dan konsentrat= 100 gr, berat sampel 750 gr setelah dipisahkan

(51)

51

waktu= 14 menit dan konsentrat= 120 gr, dan berat sampel 1000 gr setelah dipisahkan waktu= 20 menit dan konsentrat= 150 gr.

6.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini agar bisa menjadi referensi atau acuan bagi penelitian selanjutnya yang akan membahas tentang ukuran-butir, kumulatif persen lolos dan kumulatif persen tertahan, dan memisahkan material dengan menggunakan alat shaking table.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan pemisahan mineral menggunakan alat shaking table dapat memperhatikan motor dan daya listrik saat melakukan proses pengujian karna sangat akan mempengaruhi kerja alat .

3. Peneliti menyarankan jika ingin memisahkan secara efesien lebih baik gunakan kemiringan 3°.

4. Jadi untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan kemiringan 1°, 2°

dan 3° dengan berat sampel yang sama.

(52)

52

DAFTAR PUSTAKA

Anaperta Yoszi Mingsi 2012.Optimalisasi Proses Pencucian Kapal Isap Produksi (KIP) Meningkatkan Pencapaian Produksi Dilaut Permis. Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan Vol. 5, No. 1.

Ervil Riko, Ernita Tri, Nofriadiman, Fitri Meldia, Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang, Sekolah Tinggi Teknolgi Industri Padang, Padang, 2016.

http://arda.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pemisahan-secara gravitasi-gravity-separation/pengolahan-bijih-mineral-dengan-meja-goyang- shaking-table/ (diakses pada 22 Agustus 2018)

http://dunia-atas.blogspot.com/2013/12/tentang-meja-goyang-atau-shaking - table.html?m=1 (diakses pada 20 Agustus 2018)

Ginting Immanuel dan Sufiandi Deddy 2011.Percobaan Peningkatan Kadar Mangan Menggunakan Magnetic Separator. Jurnal Majalah Metalurgi Vol. 26, No. 1.

M Das Braja, Endah Noor, B. Mochtar Indrasurya 1995. Mekanika Tanah.

(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1. Surabaya. Penerbit Erlangga.

Bab 1 Ukuran Efektif, Koefisen Keseragaman, dan Koefisien Gradasi 17 – 23.

Rahmawati Debby dan Santosa Budi 2014. Pengaruh Head dan Luas Underflow Terhadap Efesiensi Pemisahan Hydrocyclone. Jurnal Desain Konstruksi Vol.

13, No. 2.

Sundari Rita, Subandrio, Gaos Hadi, Yanker Adi 2010. Aplikasi Metode Buih untuk Pencucian Batubara Peringkat Rendah. Jurnal Teknik Kimia.

Sajima, Sunardjo, Mulyono 2012. Pembuatan Konsentrat Zirkon dari Pasir Zirkon Kalimantan Barat. Prosidding Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir.

Somsak Saisinchai, Thitisak boonpramote, Pinyo Meechumna 2016. Pemulihan Casiterite Halus dari Tempat Pembuangan Tailing di Tambang Timah Jarin Thailand. Jurnal Teknik Vol. 20, No. 16.

(53)

53

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Handesman Putra

NPM : 1410024427067

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul TA : Produktifitas Alat Shaking Table dengan Variasi Kemiringan Deck Meja untuk Pemisahan Pasir Besi di Desa Sunur Kota Pariaman Sumatera Barat

Tanggal Catatan / Saran / Perbaikan Paraf

22 september 2018

1. Data mentah dimasukkan dilampiran 2. Peta-peta di a3

13 oktober 2018 1. Buat grafik hubungan konsentrat dan tailing

2. Buat grafik hubungan waktu terhadap perolehan konsentrat

3. Buat grafik hubungan kemiringan terhadap perolehan konsentrat

18 oktober 2018

5 Desember 2018

1. Periksa kembali per halaman tanda baca

2. Istilah asing cetak miring 3. Hindari halaman kosong

4. Penggunaan huruf kapital diperhatikan 1. Acc jild

Padang, 18 oktober 2018 Pembimbing I

(Refky Adi Nata, ST.,MT)

(54)

54

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Handesman Putra

NPM : 1410024427067

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul TA : Produktifitas Alat Shaking Table dengan Variasi Kemiringan Deck Meja untuk Pemisahan Pasir Besi

Tanggal Catatan / Saran / Perbaikan Paraf

30 ktober 2018

1. Perbaiki penulisan judul 2. Perbaiki penulisan abstrak 3. Perbaiki penulisan daftar isi 4. Perbaiki batasan masalah 5. Perbaiki penulisan font rumus

6. Teknik pengumpulan data lengkapi dengan spesifikasi alat

7. Pengolahan data atau perhitungan dibuat pada lampiran

1 November 2018

3 November 2018

4 November 2018 17 november 2018

1 Perbaiki pengolahan data 2 Perbaiki penulisan 3 Perbaiki lampiran

1. Perbaiki penulisan kesimpulan 2. Perbaiki penulisan daftar pustaka 1. Acc kompre

1. Perbaiki judul 2. Perbaiki bab 2

3. Perbaiki sistematika penulisan 4. Perbaiki jenis penelitian 5. Perbaiki desain alat 6. Perbaiki peta topografi

(55)

55

29 november 2018

1 Desember 2018

1. Perbaiki abstrak

2. Perbaiki penulisan sumber kutipan 3. Perbaiki sistematika penulisan 4. Perbaiki bab 3

5. Tambahkan saran 6. Perbaiki daftar pustaka 1. Perbaiki judul

2. Perbaiki variabel penelitian 3. Perbaiki daftar pustaka

Padang, 30 November 2018 Pembimbing II

(Riam Marlina, ST.,MT)

(56)

56

(57)

57

(58)

58 Lampiran c Peta Kesampaian Daerah

(59)

59 Lampiran D Peta Geologi

(60)

60 Lampiran E Peta Topografi

(61)

61 Lampiran F

Rancangan dan Komponen Alat Shaking Table

(62)

62 LAMPIRAN G

POTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pengambilan Sampel Pasir Besi ± 11 kg

Gambar 2. Penimbangan Sampel Sebelum Dipisahkan

Gambar 3. Mencari Kemiringan Dek meja dengan Aplikasi Clinometer

(63)

63

Gambar 4. Proses Pemisahan Sampel Pasir Besi

Gambar 5. Proses Pengayakan (sieving) Sampel Pasir Besi

Gambar 6. Proses Penimbangan Sampel Pasir Besi Setelah Pengayakan

(64)

64 LAMPIRAN H

PERHITUNGAN PEMISAHAN PENGUJIAN 1. Kemiringan 1°

No Berat Sampel (F)

Waktu Pemisahan (W)

Konsentrat (C)

Tailing (T)

1 500 gr 13 menit 50 gr 450 gr

2 750 gr 18 menit 80 gr 670 gr

3 1000 gr 24 menit 110 gr 890 gr

a.sampel 500 gr F = C+T

F = 50 gr+ 450 gr F =500 gr

b.sampel 750 gr F = C+T

F = 80 gr+ 670 gr F =750 gr

c.sampel 1000 gr F = C+T

F = 110 gr+ 890 gr F =1000 gr

2. Kemiringan 2°

No Berat Sampel Waktu Pemisahan Konsentrat Tailing

(65)

65

(F) (W) (C) (T)

1 500 gr 11 menit 70 gr 430 gr

2 750 gr 16 menit 90 gr 660 gr

3 1000 gr 22 menit 120 gr 880 gr

a.sampel 500 gr F = C+T

F = 70 gr+ 430 gr F =500 gr

b.sampel 750 gr F = C+T

F = 90 gr+ 660 gr F =750 gr

c.sampel 1000 gr F = C+T

F = 120 gr+ 880 gr F =1000 gr

3. Kemiringan 3°

No Berat Sampel (F)

Waktu Pemisahan (W)

Konsentrat (C)

Tailing (T)

1 500 gr 10 menit 100 gr 400 gr

2 750 gr 14 menit 120 gr 630 gr

(66)

66

3 1000 gr 20 menit 150 gr 890 gr

a.sampel 500 gr F = C+T

F = 100 gr+ 400 gr F =500 gr

b.sampel 750 gr F = C+T

F = 120 gr+ 630 gr F =750 gr

c.sampel 1000 gr F = C+T

F = 150 gr+ 850 gr F =1000 gr

(67)

67

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Handesman Putra

NIM : 1410024427067

Program Studi : Teknik Pertambangan

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akir yang saya susun dengan judul:

“PRODUKTIVITAS SHAKING TABLE DENGAN VARIASI KEMIRINGAN DECK MEJA UNTUK PEMISAHAN PASIR BESI ”

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar kesarjanaannya).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 05 Desember 2018 Pembuat Pernyataan

Handesman Putra NPM:1410024427067

(68)

68

BIODATA WISUDAWAN

No. Urut :

Nama : Handesman Putra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tgl Lahir : Alahan Mati/ 03 Maret 1995 Nomor Pokok

Mahasiswa

: 1410024427067 Program Studi : Teknik Pertambangan Tanggal Lulus : 17 Agusutus 2018

IPK : 3,16

Predikat Lulus : Sangat Memuaskan

Judul Skripsi : Produktivitas Shaking Table dengan Variasi Kemiringan deck meja untuk Pemisahan Pasir Besi

Dosen Pembimbing

: 1. Refky Adi Nata, MT 2. Riam Marlina, MT

Asal SMTA : SMKN 1 BONJOL

Nama Orang Tua : Uprizon

Henny Daryani

Alamat / Telp / HP : Desa Alahan Mati, Kecamatan Simapang Alahan Mati, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat 0812-7532-4508

Email : Handesputra10@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

penakluk yang sesungguhnya atas Afrika Utara ... Masuknya Islam di Afrika Utara juga melalui politik, hal ini didasarkan pada masuknya agama Islam di kerajaan-kerajaan Afrika

Keintiman dalam dialog musik terdapat dalam originalitas musik sehingga terdapat kesimpulan bahwa Yogyakarta membutuhkan tempat konser seperti Amphitheater

Mengadakan Rapat Pleno Yudisium dan menanda tangani Berita Acara Yudisium pada akhir bulan sesuai dengan kalender akademik Memberikan Paraf Pengesahan pada Laporan Tugas

Kami, PT Nusa Selaras Indonesia (“Perusahaan” atau dikenal dengan Nu Skin Indonesia) dengan ini memberikan peringatan keras kepada pihak-pihak yang melakukan penjualan produk-produk

Khalayak sasaran kegiatan pengabdian berupa penyuluhan tentang Cara Mudah Menanam Tanaman Sayur Secara Hidroponik di Lahan Terbatas adalah ibu-ibu Anggota

Keseluruhan data ini dapat dimulai dari pencermatan kembali terhadap himpunan arkeologi yang ditemukan dalam situs kota ataupun situs kapal karam, data seperti itu tentu

Kajian Standing Stock Ikan Pelagis Kecil dan Demersal Serta Hubungannya Dengan Kondisi Oseanografi di Laut Cina Selatan Perairan Indonesia.. Bogor: Sekolah

Berdasarkan hal tersebut di atas dalam rangka penyehatan lingkungan pemukiman yang kurang sehat, maka dilakukanlah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kondisi