• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 70 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pasal 70 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS PEMANTAUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LEGISLATIF

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme PNS yang menjalankan tugas di bidang pengkajian dan evaluasi peraturan perundang-undangan telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legislatif yang ditetapkan pada tanggal 10 Juni 2020. Kemenpan RB ini menjadi dasar hukum pembentukan jabatan fungsional yang memiliki tugas dan kegiatan untuk memperkuat dukungan kepada Dewan dalam melakukan fungsi pengawasan pelaksanaan UU di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR dan Sekretariat Jenderal DPD.

Ketentuan Permenpan RB ini menguraikan kedudukan dan tanggung jawab Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legislatif sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengkajian dan evaluasi peraturan perundan-undangan. Terdapat 4 (empat) unsur kegiatan di bidang pengkajian evaluasi peraturan perundang-undangan yakni:

a. pemantauan pelaksanaan peraturan perundang-undangan;

b. penanganan perkara pengujian undang-undang;

c. analisis undang-undang atau peraturan perundang-undangan berdasarkan uji materi;

dan

d. penyusunan database peraturan perundang-undangan.

Mengacu pada unsur kegiatan tersebut maka Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legislatif (selanjutnya disebut Analis Pemantauan) sebagai pemangku jabatan harus mendapat pembinaan kepegawaian yang jelas agar terjamin perkembangan karier dan peningkatan profesinalisme PNS. Sebagai bagian dari ASN maka Analis Pemantauan memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional dengan melaksanakan pelayanan publik yang profesional. Sehingga perannya sebagai pejabat fungsional sangat penting sejalan dengan kriteria jabatan fungsional yaitu:1

a. fungsi dan tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dan tugas Instansi Pemerintah;

b. mensyaratkan keahlian atau keterampilan tertentu yang dibuktikan dengan sertifikasi dan/atau penilaian tertentu;

1 Pasal 70 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020.

(2)

c. dapat disusun dalam suatu jenjang Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan dan kompetensi;

d. pelakanaan tugas yang bersifat mandiri dalam menjalankan tugas profesinya; dan e. kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau akumulasi nilai butir-butir

kegiatan dalam bentuk angka kredit.

Sehubungan hal tersebut, pemetaan terhadap pembinaan Analis Pemantauan agar sejalan dengan manajemen ASN dilakukan berdasarkan pada perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan sehingga selaras dengan tata kelola pemerintahan yang baik.

Dengan adanya pemetaan tersebut akan mengurangi rendahnya kompetensi, integritas, tanggung jawab, dan komitmen pada profesinya.

Merujuk pada ketentuan Pasal 54 ayat (2) huruf c Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legislatif, mengatur bahwa Instansi Pembina berkewajiban untuk menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legislatif. Untuk melaksanakan ketentuan dimaksud maka diperlukan aturan teknis yang mengatur petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legisatif melalui penetapan Peraturan Sekretaris Jenderal tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legislatif. Kebutuhan inilah yang mendasari dibutuhkannya penetapan Persekjen ini.

B. MAKSUD DAN TUJUAN PENGATURAN

Peraturan ini bertujuan sebagai pedoman bagi Analis Pemantauan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Selain itu, peraturan ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk dalam pembinaan dan pengembangan karier Jabatan Fungsional Analis Pemantauan, mewujudkan objektivitas dan ketepatan penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legilstaif.

C. DASAR HUKUM

Dasar hukum peraturan ini adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang- Undangan Legislatif.

D. MATERI YANG AKAN DIATUR

Materi yang akan diatur dalam peraturan ini adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan, tanggung jawab, dan klasifikasi/rumpun jabatan;

(3)

2. Kategori dan jenjang Jabatan Fungsional Analis Pemantauan;

3. Tugas jabatan, unsur dan sub unsur kegiatan Jabatan Fungsional Analis Pemantauan;

4. Pengangkatan dalam jabatan;

5. Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji;

6. Penilaian kinerja;

7. Penilaian dan penetapan angka kredit;

8. Kenaikan pangkat dan kenaikan jabatan;

9. Kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional Analis Pemantauan;

10. Kompetensi; dan

11. Pemberhentian dari jabatan.

E. KETERKAITAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA

Peraturan ini berkaitan dengan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya, antara lain:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil;

3. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2020 tentang Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

4. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presden Nomor 116 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legislatif;

6. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Janji Jabatan Administrator, Jabatan Pengawasan, Jabatan Fungsional dan Jabatan Pimpinan Tinggi; dan

7. Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 7 Tahun 2018.

(4)

F. PENUTUP

Demikian penyusunan Kerangka Acuan Usulan Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan Legislatif.

(5)

ANALISIS USULAN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PRIORITAS TAHUN 2020

No. USULAN PERSEKJEN UNIT PENGUSUL ANALISIS REKOMENDASI

1.

Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Biro Kepegawaian dan Organisasi

Sebagai tindaklanjut dari Surat Edaran BKN Nomor 2 tahun 2019 tentang Kewenangan Pelaksana Harian dan Pelaksana Tugas Dalam Aspek Kepegawaian

Mencabut Penunjukan dan Pengangkatan Pelaksana Tugas atau Pelaksana Harian di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI

Menetapkan usulan Rancangan Persekjen tentang Pedoman Penunjukan dan Pengangkatan Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI masuk dalam Prioritas 2020.

2.

Pedoman Penyusunan Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

- Sesuai PERMENPAN no 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan, tidak mengamanahkan harus ditetapkan dalam bentuk peraturan

- Telah Ditetapkan SK Nomor 1803/SEKJEN/2019 tentang Penetapan Maklumat dan Standar Pelayanan Di Lingkungan Sekretariat

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

(6)

Jenderal dan Badan Keahlian Dewan perwakilan Rakyat Republik Inodnesia

3.

Pedoman Pelaksanaan Mutasi/Pindah Instansi di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

- Pengaturan mengenai tata cara pelaksanaan mutasi/pindah instansi telah diatur dalam Peraturan BKN Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Mutasi dan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran BKN Nomor 3/SE/VIII/2019 tentang Petunjuk Teknis Peraturan BKN Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Mutasi

usulan ini masuk dalam sk no 1962 tentang prioritas 2020 (maka di analisa, harus dibuat ini urgent ditetapkan dalam prioritas 2020)

4.

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang- Undangan Legislatif

Sebagai amanah dari Pasal 54 Permenpan Nomor 42 Tahun 2020, Setjen DPR selaku instansi pembina mempunyai tugas untuk menyusun petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-undangan Legisatif

Menetapkan usulan Rancangan Persekjen tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang- Undangan Legislatif masuk dalam Prioritas 2020.

5.

Formasi Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan

Legislatif

Menindaklanjuti amanah dari Pasal 54 Permenpan Nomor 42 Tahun 2020, Setjen DPR selaku instansi pembina memiliki tugas untuk menyusun pedoman penyusunan kebutuhan Jabatan Fungsional Analis

Menetapkan usulan Rancangan Persekjen tentang Formasi Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan

Legislatif masuk dalam Prioritas 2020

(7)

Pemantauan Peraturan Perundang- undangan Legisatif.

6.

Pedoman Pengangkatan ke Dalam Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan

Legislatif Melalui Penyesuaian/Inpassing

Menindaklanjuti amanah dari Pasal 18 Permenpan Nomor 42 Tahun 2020, Setjen DPR selaku instansi pembina memiliki tugas untuk menyusun tata cara pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-undangan Legisatif melalui inpassing.

Menetapkan usulan Rancangan Persekjen tentang Pedoman Pengangkatan ke Dalam Jabatan Fungsional Analis Pemantauan Peraturan Perundang-Undangan

Legislatif Melalui Penyesuaian/Inpassing masuk dalam Prioritas 2020

7.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Inspektorat Utama

- Sistem Pengendalian Intern Pemerintah telah diatur dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP.

- Dalam pasal 59 PP Nomor 60 tahun 2008 tentang SPIP memberikan mandat kepada BPKP untuk melakukan pembinaan penyelenggaran SPIP.

- BPKP juga telah menyusun Peraturan Kepala BPKP Np PER-1326/K/2009 tentang Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

cek kembali

(8)

- perlu dipertimbangkan kembali apakah akandi internalisasi dalam bentuk peraturan Sekjen atau bagaimana.

8.

Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

- Dibutuhkan sejalan dengan lahirnya PP Nomor 38 Tahun 2016 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Rugi

- Usulan persekjen ini akan mencabut Persekjen Nomor 1 tahun 2010 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI.

- Perlu dikaji mengenai subyek yang dapat dikenakan Tuntutan Ganti Rugi mengingat yang bekerja di lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terdapat entitas yang bukan Pegawai Negeri Sipil, antara lain Tenaga Ahli, Staf Administrasi Anggota, PPNPNS.

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

cek kembali

(9)

9. Pedoman Pengawasan di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Perlu ditinjau dan dikaji lebih lanjut apakah pengawasan yang dilakukan APIP cukup mengacu kepada PP Nomor 60 tahun 2008

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

cek kembali 10.

Manajemen Aset dan Fasilitas di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

- Perlu dipertimbangkan kembali perlukan usulan terkait pengaturan manajemen aset dan fasilitas di lingkungan Setjen dan BKN di internalisasi dalam bentuk Peraturan

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

cek kembali

11. Kriteria Pendampingan Penugasan Auditor Inspektorat Utama di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

- Sebagai salah satu syarat maturitas Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Lingkungan Setjen dan BK DPR RI

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

cek kembali

12.

Pelaksanaan Hak-Hak Keuangan Anggota Dewan

Biro Perencanaan dan Keuangan

- Perlu dpertimbangkan kembali, mengingat adanya pengaturan kebutuhan terhadap pedoman pelaksanaan Hak-hak keuangan Anggota Dewan

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

cek kembali 13.

Matriks Kehadiran

Ditetapkan dengan Keputusan, tidak perlu diatur dengan Persekjen

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

cek kembali

(10)

14.

Pengangkatan dari Jabatan Lain untuk Menjadi Analis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Analis APBN)

Pusat Kajian Anggaran

Ketentuan Pasal 16 ayat (2) Permenpan Nomor 39 Tahun 2014 mendelegasikan Setjen DPR sebagai instansi pembina menetapkan pedoman Pengangkatan dari Jabatan Lain untuk Menjadi Analis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Analis APBN)

Direkomendasikan menjadi Prioritas 2020

15. Pedoman Pelaksanaan Pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

16.

Izin Belajar bagi Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Saat ini sudah ada peraturan yang mengatur mengenai Izin Belajar dengan Persekjen Nomor 8 tahun 2016 yang masih dapat diimplementasikan sehingga tidak diperlukan Persekjen baru

Tidak menjadi Prioritas Tahun 2020

17. Pedoman Tata Naskah Dinas Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia Pusat Data dan Informasi

- amanah dari Peraturan Kepala Anri Nomor 2 Tahun 2019

- Mencabut Persekjen Nomor 2 Tahun 2017

prioritas tahun 2020

18. Penyelenggaraan Kearsipan Dinamis Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Bagian dari 4 (Empat) Pilar Kearsipan, perlu ditetapkan pedoman dimaksud.

prioritas tahun 2020

(11)

19. Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis DPR RI

Bagian dari 4 (Empat) Pilar Kearsipan, perlu ditetapkan pedoman dimaksud.

prioritas tahun 2020 20. Perubahan Peraturan Sekretaris

Jenderal DPR RI tentang Staf Khusus Pimpinan Anggota DPR RI

Biro Pimpinan

Perubahan atas UU MD3 mengubah jumlah Pimpinan DPR yang konsekuensinya mengubah jumlah Staf Khusus

Prioritas 2020

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ketahanan pangan Kabupaten Tanah Laut dengan menggunakan data sekunder seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 diketahui bahwa desa yang termasuk rawan pangan

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan

Pupuk organik ini membantu mempertahankan dan meningkatakan ketersediaan unsur hara dalam tanah (Syekhfani , 2000).Menurut Firmansyah (2011), bahwa pemberian 5 ton pupuk

Kedua, Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah. Ketiga, Dalam mengelola

Penetapan Sri Sultan sebagai gubernur dan Sri Paku Alam sebagai wakil gubernur Provinsi DIY merupakan bentuk keistimewaan Provinsi DIY berdasarkan Piagam Kedudukan yang

Total jenis vegetasi yang dapat ditemukan di areal kars, yang merupakan areal yang ditetapkan sebagai areal bernilai konservasi tinggi (HCV= high conservation value area )

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan banjir, antara lain: perubahan tata guna lahan ( land-use ) di daerah aliran sungai, pembuangan sampah, erosi dan sedimentasi, kawasan kumuh

Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dan sesudah