• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT ASURANSI BINTANG, TBK PERIODE OLEH: RIVANDO PASARIBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT ASURANSI BINTANG, TBK PERIODE OLEH: RIVANDO PASARIBU"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH:

RIVANDO PASARIBU 162101004

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena Kasih dan karunia- Nya hingga Peniliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktunya sekaligus sebagi titik akhir dari sebuh proses pembelajaran di Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatra Utara.

Tugas Akhir ini berjudul “ Analisis Rasio Keuamgan Pada PT. Asuransi Bintang TBK Periode 2016 – 2018” dan disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatra Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peniliti banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin men- gucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si. selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan serta Penguji Tugas Akhir Saya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar,SP,MBA selaku sekretaris Prodi D III Keuangan selalu memberikan saran-saran dan arahan kepada penulis.

4. Ibu Beby Kendida Hasibuan SE,.M.Si. selaku dosen pembimbing yang

selalu memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

(5)

kepada saya.

Atas bantuan dan dorongan tersebut, peneliti hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Tuhan yang maha esa, dan peneliti berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan,………...2020 Peneliti

Rivando Pasaribu

162101004

(6)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Jadwal Kegiatan ... 6

1.6. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat ... 9

2.2. Visi dan Misi Perusahan ... 11

2.2.1. Visi Perusahaan ... 11

2.2.2. Misi Perusahaan ... 11

2.3. . Struktur Organisasi PT. Asuransi Bintang TBK ... 12

2.4. Job Description ... 12

2.5. Kinerja Usaha Perusahaan ... 14

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Keuangan Perusahaan ... 17

3.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 18

3.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 19

3.3.1. Neraca ... 19

3.3.2. Laporan Laba Rugi ... 20

3.3.3. Laporan Arus Kas ... 20

3.4. Analisa Laporan Keuangan ... 20

3.5. Rasio Keuangan ... 21

3.5.1. Keunggulan Analisi Rasio ... 21

3.5.2. Keterbatasan Analisis Rasio ... 22

3.6. Jenis-jenis Rasio keuangan ... 22

3.6.1. Rasio Likuiditas ... 22

3.6.2. Rasio Leverage ... 23

3.6.3. Rasio Aktivitas ... 24

3.6.4. Rasio Profitabilitas ... 25

3.7. Penyajian Laporan Keuangan ... 26

3.8. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan ... 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 51

4.2. Saran ... 52

(7)
(8)

v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Total Aktiva, Laba Usaha dan Penjualan Periode 2016 - 2018 ... 4

1.2 Jadwal Kegiatan Observasi ... 7

3.1 Neraca PT. Asuransi Bintang Tbk Periode 2016- 2018 ... 27

3.3. Laporan Laba Rugi PT.Asuransi Bintang Periode 2016 - 2018 ... 29

3.4. Rasio Likuiditas akhir tahun 2016 hingga 2018 ... 34

3.5. Rasio Pofitabilitas akhir tahun 2016 hingga 2018 ... 39

3.6. Rasio Aktivitas akhir tahun 2016 hingga 2018 ... 44

3.7. Perhitungan Debt Ratio akhir tahun 2016 hingga 2018 ... 46

3.8. Perhitungan Debt To Equity Ratio akhir tahun 2016 hingga 2018 . 49

(9)

2.1. Struktur Organisasi PT. Asuransi Bintang Tbk ... 21

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tujuan utama semua perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud beberapa upaya pen- ingkatan atau memaksimalkan nilai pasar atas harga saham perusahaan yang ber- sangkutan.

Selanjutnya dalam menilai keberhasilan atau terwujudnya tujuan perus- ahaan tersebut perlu adanya suatu bentuk penilaian yang nantinya dapat menjadi ukuran dari keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya itu. Di samping itu perlu juga dilihat apakah dalam pelaksanaan kegiatannya itu perusahaan telah mendapatkan keuntungan atau bahkan telah mengalami kerugian. Salah satu cara penilaian tentang kesehatan suatu perusahaan dapat ditinjau dari laporan keuangan perusahaan yang dibuat secara periodik dan biasanya disajikan secara pertahun sebagai laporan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

Perencanaan yang baik adalah kunci sukses manajer keuangan.

Perencanaan keuangan itu sendiri dapat dibuat dalam berbagai bentuk, namun

yang penting adalah bahwa setiap rencana yang baik haruslah, memperhitungkan

kekuatan serta kelemahan yang ada dalam perusahaan. Kekuatan dan kelemahan

perusahaan antara lain dapat dikenali melalui rasio keuangan perusahaan. Oleh

karena itu, suatu perencanaan khususnya di bidang keuangan sebaiknya dimulai

dengan melakukan analisis rasio keuangan perusahaan dapat dilihat melalui rasio

(11)

likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas,Menurut weston da- lam kasmir 2015:106

1. Rasio likuiditas (liquiditi ratio)

Merupakan rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek

2. Rasio solvabilitas (leverage)

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mem- bayar seluruh kewajiaban,jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi)

3. Rasio aktivitas (aktivity ratio)

Merupakan rasio yang digunakan mengukur efektifitas perusahan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

4. Rasio profitabilitas

Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifias mana- jemen suatu perusahaan untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan dimasa yang alkan datang.

laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja yang telah dicapai pe-

rusahaan, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat

berbagai kebijakan di masa mendatang. Selain digunakan oleh pihak dalam perus-

ahaan sendiri, analisa laporan keuangan juga sangat berguna bagi pihak di luar

perusahaan, yang umumnya berkepentingan terhadap prospek perusahaan perus-

ahaan di masa mendatang.

(12)

3

Begitu pula dengan perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk memerlukan laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan yang telah dicapai. Perus- ahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang bisnis asuransi umum mena- warkan berbagai jenis produk asuransi,termasuk reasuransi,termasuk asuransi ji- wa.

Asuransi Bintang Tbk (ASBI) didirikan tanggal 17 Maret 1955 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Maret 1955. Kantor pusat ASBI beralamat di Jl. R.S. Fatmawati No. 32, Jakarta dan memiliki 9 kantor cabang, 1 cabang bisnis Syariah dan 12 kantor pemasaran yang terletak di beberapa kota di Indone- sia

.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Asuransi Bintang Tbk, antara lain: PT Srihana Utama (pengendali) (35,46%), PT Ngrumat Bondo Utomo (pengendali) (25,06%) dan PT Warisan Kasih Bunda (21,05%).

Induk usaha dan induk usaha terakhir ASBI adalah PT Srihana Utama yang berkedudukan di Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Asuransi

Bintang adalah menjalankan usaha di bidang asuransi kerugian dan reasuransi

baik konvensional maupun dengan prinsip syariah. Saat ini, ASBI menyediakan

berbagai jenis asuransi, antara lain: asuransi kebakaran, asuransi kendaraan

bermotor, asuransi pengangkutan, asuransi rekayasa, asuransi perjalanan, asuransi

terorisme & sabotase, asuransi rumah, asuransi kecelakaan diri dan asuransi

syariah.

(13)

Pada tanggal 13 Oktober 1986, ASBI memperoleh izin usaha sebagai perusahaan asuransi kerugian dari Departemen Keuangan Republik Indonesia cq Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri. Kemudian tanggal 19 Pebruari 2007, ASBI mendapatkan ijin pembukaan kantor cabang dengan prinsip Syariah dari Menteri Keuangan.

Pada tanggal 6 Oktober 1989, Perusahaan memperoleh Surat Izin Emisi Saham dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana ASBI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran perdana Rp7.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia / BEI) pada tanggal 17 Nopember 1989.

Tabel 1.1

PT. Asuransi Bintang,Tbk Total Aktiva, Laba Usaha, Penjualan Periode 2016 – 2018)

(dalam ratusan juta) Tahun Total Akti-

va

Penjualan/

Pendapatan

Laba Usaha

2016 525.898.830 202.273.834 10.998.764

2017 738.183.659 226.042.676 17.850.078

2018 874.472.888 264.899.142 12.311.593

Sumber: PT. Asuransi Bintang, Tbk,2019.

Dari Tabel 1.1. dapat melihat dari tahun 2016 sampai dengan 2018 . Pada

Tahun 2016 Jumlah Aktiva sebesar Rp. 525.898.830 dengan Jumlah

Penjualan/Pendapatan sebesar Rp. 202.273.834, dan Perusahan memperoleh Laba

Bersih sebesar Rp. 10.998.764. Pada Tahun 2017 meningkat dari tahun sebe-

lumnya, dimana jumlah jumlah aktiva sebesar Rp. 738.183.659, begitu juga

dengan penjualan/pendapatan meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp.

(14)

5

226.042.676, sehingga laba bersih yang di peroleh meingkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp. 17.850.078. Pada Tahun 2018, jumlah aktiva mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 874.472.888 dan jumlah penjualan/ pendapatan di tahun 2018 juga mengalami peningkatan sebesar Rp.

264.899.142. jadi, pada tahun 2018 laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp.

12.311.593. Dapat dilihat dari tahun 2016 sampai 2018 total aktiva, penjualan/pendapatan dan laba bersih mengalami peningkatan yang signifikan.

Berdasarkan keterangan diatas maka penulis memilih judul “Analisis Rasio Laporan Keuangan pada PT Asuransi Bintang pada periode 2016-2018”

sebagai objek pembahaasan dalam penyusunan tugas akhir ini.

Melalui analisis laporan keuangan dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak pihak yang berkepentingan lain seperti investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.

Bagi investor fungsi laporan keuangan adalah untuk membantu menentukan apakah perusahaaan harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut, bagi kreditor fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kemampuan perus- ahaan melunasi hutang beserta bunganya dan kegunaan laporan keuangan pada pemerintah adalah untuk mengetahui pendapatan negara dalam hal pajak.

Laporan keuangan akan bermanfaat bagi pemakainya apabila informasi

yang ada didalamnya dapat dipercaya atau handal.

(15)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas apakah posisi keuangan perusahaan dilihat dari kondisi likuiditas, solvabilitas, aktivitas, sudah baik dan stabil?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kondisi baik tidaknya keuangan PT. Asuransi Bintang Tbk. pada periode 2016- 2018 berdasarkan rasio keuangan.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Dipergunakan sebagai bahan masukkan dalam pengambilan keputusan dan sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijaksanaan yang diambil di masa yang akan datang, sehingga diharapkan perusahaan akan terus men- galami perkembangan yang lebih baik.

2. Bagi Penulis

untuk menambah dan memperluas wawasan mengenai rasio keuangan dalam praktek sebenarnya, dengan menerapkan teori-teori yang diperoleh selama da- lam perkuliahan.

3. Bagi Pembaca

Digunakan sebagai bahan acuan dan memperluas wawasan mengenai rasio keuangan terutama yang terkait dengan penelitian

1.5. Jadwal Kegiatan

Adapun penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada semester 6 (enam)

perkuliahan tahun ajaran 2018/2019.

(16)

7

Tabel 1.2.

Jadwal Kegiatan Observasi Tugas Akhir

No Kegiatan Mei Juni

II III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Dosen Pembimbing

3 Pengumpulan Data

4 Pengelolaan dan Analisis Data

5 Penyusunan Tugas Akhir

1.6. Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini dibagi atas 4 bab dan setiap babnya dibagi atas beberapa sub bab antara lain:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal penelitian dan sistimatika penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai sejarah, visi, misi, struktur organisasi, job description, jaringan usaha kegiatan, kegiatan usaha terkini dan rencana kegiatan.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini memaparkan dan menganalisis data-data yang didapat-

kan dari hasil pengujian.

(17)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran yang akan

diajukan untuk pengembangan proses pengolahan data di PT. Asuransi

Bintang Tbk.

(18)

9

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Asuransi Bintang, Tbk

PT Asuransi Bintang Tbk didirikan di Jakarta sesuai dengan Akta Notaris RM Soewandi dengan Nomor 63 tanggal 17 Maret 1955, di saat jumlah Perusahaan asuransi nasional masih sangat sedikit. Para Pendiri PT Asuransi Bintang Tbk adalah mantan pejuang kemerdekaan 1945 yaitu : Soedarpo Sastrosatomo, Idham, Wibowo, Pang Lay Kim, Ali Budiardjo, Roestam Moenaf, J.R. Koesman dan Ismet.

PT Asuransi Bintang Tbk telah mengalami beberapa kali perubahan nama.

Pada tahun 1971 pertama kali tercatat di Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan nama PT Maskapai Asuransi, kemudian pada tahun 1986 berubah menjadi PT Asuransi Kerugian Bintang. Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 25 Agustus 1997 sesuai dengan Surat dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Asuransi nomor S.4393/LK/1997 menyatakan bahwa telah dinyatakan berlaku nama baru untuk PT Asuransi Bintang yaitu PT Asuransi Bintang Tbk sesuai dengan yang tercantum dalam Akta Notaris Ny. Indah Fatmawati, SH, Notaris Pengganti Ny.

Poerbaningsih Adi Warsito SH nomor 199 tanggal 30 Juni 1997 yang telah dapat

pengesahan.

(19)

PT Asuransi Bintang Tbk yang oleh kalangan industri asuransi dikenal dengan sebutan “ASBI” merupakan salah satu dari sejumlah kecil Perusahaan Asuransi Umum yang tertua di Indonesia. Meski kompetisi semakin ketat, dan dampak globalisasi telah memasuki semua sektor usaha, PT Asuransi Bintang Tbk. tetap memantapkan kehadirannya dalam pasar asuransi dan merayakan hari jadinya yang ke 62 pada tahun 2017 Dengan terus menerus meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta sistem dan prosedurnya.

PT Asuransi Bintang Tbk. terus tumbuh dan berkembang dalam kurun waktu lebih dari 6 dasawarsa. Para pendiri PT Asuransi Bintang Tbk. telah menegakkan dan mengembangkan budaya perusahaan yang berlandaskan tata kelola yang efektif, menjadikan PT Asuransi Bintang Tbk. perusahaan yang terus berkembang dan memberikan manfaat yang berimbang kepada seluruh stakeholders dan pelayanan kepada masyarakat.

PT Asuransi Bintang Tbk. secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip

tata kelola yang baik dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Menyadari

pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, PT Asuransi Bintang

Tbk. pada tahun 1984 memulai program pelatihan eksekutif, yang sampai saat ini

sudah mencapai 15 angkatan dengan mencetak lebih dari 150 orang calon

eksekutif bidang asuransi umum, yang tersebar di berbagai perusahaan asuransi

umum dan pialang asuransi di Indonesia. Kerusuhan Mei 1998, memberi pelajaran

yang berharga bagi PT Asuransi Bintang Tbk. karena untuk pertama kalinya PT

Asuransi Bintang Tbk. menimba pengalaman menyelesaikan lebih dari 400 kasus

klaim secara serempak. Sehingga ketika peristiwa banjir besar melanda Jakarta

dan daerah lainnya pada awal tahun 2002,

(20)

11

PT Asuransi Bintang Tbk. telah memiliki keahlian untuk menyelesaikan klaim massal akibat banjir tersebut dengan baik dan cepat. Hal yang sama juga terbukti pada penyelesaian In term Payment klaim Terorisme & Sabotase (TS) di Hotel JW Marriot tahun 2009 yang dalam waktu relatif cepat Hotel tersebut sudah dapat berfungsi kembali secara normal. Menjelang akhir 2006 PT Asuransi Bintang Tbk. melakukan Penawaran Umum Terbatas yang pertama untuk memperoleh tambahan modal guna meningkatkan kapasitas untuk menahan risiko, dan mulai memasuki bisnis asuransi yang berbasis syariah pada tahun 2007.

PT Asuransi Bintang Tbk. terus memperkokoh diri melalui fokus pada pelayanan, menyediakan solusi asuransi yang memberikan kepuasan kepada Stakeholders melalui kemampuan beradaptasi, berkreasi dengan teknologi dan sumber daya manusia yang berkualitas. Mencermati kondisi pasar asuransi umum sekarang dan pada masa yang akan datang, PT Asuransi Bintang Tbk. menetapkan visinya yang baru yaitu Menjadi Perusahaan Asuransi Terbaik Pilihan Utama Mitra dan Pelanggan

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi PT.Asuransi Bintang Tbk

Visi PT.Asuransi Bintang Tbk adalah “Menjadi Perusahaan Asuransi Terbaik Pilihan Utama Mitra dan Pelanggan”

2.2.2 Misi PT. Asuransi Bintang Tbk

Misi PT. Asuransi Bintang Tbk adalah “Menyediakan Solusi Asuransi

yang Memberikan Kepuasan kepada Stakeholder melalui Kemampuan

Beradaptasi, Berkreasi dan Teknologi dengan SDM yang Berkualitas”.

(21)

2.3 Struktur Organisasi PT Asuransi Bintang Tbk.

Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh PT.

Asuransi Bintang Tbk maka disusun struktur organisasi yang tujuannya

memberikan gambaran mengenai tugas dan wewenang dari masing-masing karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut.

Sumber PT Asuransi Bintang,2019

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT Asuransi Bintang Tbk,2019 2.4 Job Description

Terkait dengan Struktur Organisasi Perusahaan,dapat dijelaskan tugas dari setiap bagian sebagai berikut :

1 Manager

Tugas Manajer adalah sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab terhadap target produksi perusahaan.

2. Mengawasi dan bertanggung jawab atas segala kegiatan dikantor.

3. Mempertanggung jawabkan pekerjaan kepada direksi.

MANAGER

MARKETING DiVISION

TEHNICAL DiVISION

FINANSIAL ACCOUNTING

DIVISION

(22)

13

2 Marketing division

Tugas Marketing devision adalah sebagia berikut : 1. Berusaha mendapatkan nasabah-nasabah baru

2. Memelihara perpanjangan penutupan dari nasabah-nasabah lama.

3. Mengembangkan nama baik perusahaan di publik.

4. Membantu menagih premi

5. Membantu melakukan survei penutupan dan klaim, 6. Mempertanggung jawabkan pekerjaanya kepada manager.

3 Tehnical division

Tugas Tehnical division adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan survei dan membuat laporan survey penutupan dan klaim.

2. Menyarankan tarif yang akan digunakan.

3. Mencatat dan menerbitkan polis/endosemen/convernote tepat waktu.

4. Menyimpan dan mendokumentasikan arsip secara baik.

5. Membuat laporan produksi premi dan klaim.

6. Membantu menagih premi.

7. Mempertanggung jawabkan tugas dan pekerjaanya pada branch manager.

4 Financial accounting division

Tugas Financial accounting division adalah sebagai berikut:

1. Membuat kwitansi dan premi discount slip.

2. Membuat bukti kas dan bank kemudian membukukannya.

3. Memegang dan bertanggung jawab atas kas kecil.

4. Mengarsip file data karyawan,

(23)

5. Membuat dan mengarsipkan surat surat keluar atau masuk.

6. Membuat laporan pemakain materai..

7. Bertanggung jawab terhadap penagihan premi.

8. mempertanggung jawabkan tugas dan pekerjaanya pada manager.

2.5 Jaringan Perusahaan

PT Asuransi Bintang Tbk mempunyai 10 (Sepuluh) kantor cabang dan 12 kantor pemasaran yang tersebar di seluruh Indonesia, 2 (dua) unit usaha Syariah dan 1 (satu) Telemarketing Departemen serta struktur organisasi yang memungkinkan para staff Perusahaan untuk mengkhususkan diri pada setiap kondisi geografis, sehingga perseroan dapat melayani kebutuhan pasar yang bersifat spesifik.

2.6 Kinerja Usaha Terkini

PT Asuransi Bintang Tbk bergerak dalam penyediaan jasa asuransi umum, konvensional dan sharia. Produk-produk yang ditawarkan meliputi, seluruh perlindungan atas kerugian atau kerusakan atas harta benda, gangguan usaha, tanggung jawab hukum, dengan menggunakan bermacam-macam polis standar termasuk perluasan- perluasannya yang tersedia di pasar lokal.

Pertanggungan dapat juga diberikan secara “tailor made” atau sesuai dengan kebutuhan tertanggung.

Adapun jenis-jenis pertanggungan yang ditawarkan adalah asuransi

pengangkutan, asuransi propertit, asuransi gangguan usaha, asuransi rekayasa

serta kerusakan mesin, asuransi kendaraan bermotor, asuransi terorisme dan

sabotase, asuransi aneka yang mencakup asuransi kecelakaan diri, asuransi

tanggung gugat, asuransi purchase protection, asuransi cash in transit serta

(24)

15

cash in safe serta asuransi kesehatan. Di samping itu, PT Asuransi Bintang Tbk juga menyediakan customized bundling product sesuai dengan kebutuhan pasar.

Selain itu, PT Asuransi Bintang Tbk senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta system dan prosedurnya, sehingga terus bertumbuh dan berkembang selama kurun waktu lebih dari enam dasawarsa. Hal itu dimungkinkan karena para pendiri telah menciptakan serta mengembangkan budaya Perusahaan yang berlandaskan tata kelola yang efektif, sehingga Perusahaan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang berimbang kepada segenap pemegang saham serta kepada masyarakat. PT Asuransi Bintang Tbk secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam menjalankan aktivitas usaha dari hari ke hari.

2.7

Rencana Kegiatan

PT Asuransi Bintang Tbk merencanakan kegiatan yang mengarah kemasa yang akan datang, Dalam menghadapi persaingan yang ketat di era globalisasi seperti saat ini, perusahaan harus mempertahankan aset-aset yang dimilikinya agar mampu menghadapi persaingan itu. Salah satu asset yang tak luput menjadi perhatian adalah sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan. Perusahaan menyadari Sumber Daya Manusia adalah hal penting dalam mencapai Visi dan Misi Perusahaan. Sehingga Perusahaan selalu berusaha melakukan perekrutan, pengelolaan dan pengembangan Pegawai yang berkualitas dan memiliki potensi terbaik untuk bersinergi dalam pencapaian tujuan dari Perusahaan.

Tahun 2017, Perusahaan memiliki komposisi pegawai sejumlah 20% pada

level Manajerial sampai Direksi dan level Staff sejumlah 80% dari total

(25)

Pegawai. Jumlah pegawai mengalami penambahan sebesar 4,5%. Komposisi ini

akan terus dipertahankan dan dikembangkan dari aspek skil dan knowledge untuk

dapat mengakomodir kebutuhan Perusahaan dalam mencapai target kerja dan

tujuannya.

(26)

17

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Keuangan Perusahaan

Menurut Slamet dan Bogat (2014 : 23) Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu siklus akuntansi. Sebagai hasil akhir dari suatu siklus akuntasi, laporan keuagan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan kepu- tusan ekonomi berbagai pihak semisal para pemilik perusahaan.Laporan keuangan adalah produk manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya (Syahyunan, 2013:25). Standar Akuntansi Standar (SAK) No. 1 (IAI, 2009) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat untuk pembuatan keputusan ekonomi serta sebagai alat pertanggungjawaban mana- jemen. Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir 2012:6). Laporan keuangan merupakan outputdan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.

Selainsebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban atau accountability.Bagi para analisis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.

Laporan keuangan dapat menggambarkan posisikeuangan perusahaan, hasil usaha

perusahaaan dalam suatu periode, dan arus dana perusahaandalam suatu peiode.

(27)

Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan tehadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun para supplier.

3.2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah sebagai berikut.

1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakaan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kineja, sertaperubahan posisi keuangan sua- tu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan besa- ma sebagai besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak me- nyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan nonkeuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan mana-

jemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber

daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang

telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian

agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

(28)

19

3.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan menuut Standar Akuntasi Keuangan (SAK) hanya ada 3 yaitu neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.

3.3.1. Neraca

Menurut Jumingan (2017:13) Neraca adalah suatu laporan yang sistema- tis tentang aktiva (asset), utang (liabilities), dan modal sendiri dari suatu perus- ahaan pada tanggal tertentu.

Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaanpada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik (Kasmir, 2012:30).

Adapun bagian pokok dari neraca yaitu:

a. Aktiva

Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hakatas kekayaan atau jasa yang dimili- kioleh perusahaan yang bersangkutan.

b. Utang

Utang menunjukan sumber modal yang berasal dari kreditur. Dalam jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib memenuhi tagihan yang bersal dari pihak luar tersebut.

c. Modal sendiri

Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perus-

ahaan. Bersama-sama dengan modal yang berasal dari kreditur kemudian

ditanamkan dalam berbagai bentuk aktiva perusahaan.

(29)

3.3.2. Laporan Laba Rugi

Menurut Syahyunan (2013:26) laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perus- ahaan selama peiode tertentu. Menurut Jumingan (2017:31) dalam literatur akuntansi, laporan laba rugi diturunkan dari istilah profit and loss statement, earn- ing statement, operation statement, atau income statement. Setiap jangka waktu

tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan laba rugi. Hasil usaha didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu.

Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut.

3.3.3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktifitas operasi, investasi dan penda- naan. Menurut Sofyan (2009:255) laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relavan tentang penerimaan dan pengeluaran arus kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

3.4. Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan bekaitan erat dengan bidang akuntansi. Kegiatan

akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisis,

menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lem-

baga lainnya dimana aktivitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukaran

uang atau jasa.

(30)

21

3.5. Rasio Keuangan

Rasio keuagan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan. Menurut Kasmir (2012:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada didalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.

Analisis rasio keuangan juga memiliki keungulan dan keterbatasan dalam menganalisis yaitu:

3.5.1. Keungulan analisis rasio

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah di- baca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7. Lebih mudah melihat trend serta melakukan prediksi di masa yang akan

datang.

(31)

3.5.2. Keterbatasan analisis rasio

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesu- litan menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

3.6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan ra- sio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diimpresentasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambil keputusan. Adapun jenis rasio keuangan yaitu:

3.6.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui ke- mampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

Macam-macam rasio likuiditas:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir, 2012:134).

Rasio Lancar =

(32)

23

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih liquid (tanpa persediaan). Rasio ce- pat yang ideal adalah 100% atau 1:1 (Syahyunan, 2013:84).

Rasio Cepat =

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia. Tidak terdapat standarkhusus pa- da rasio kas sehingga penilainnya tergantung kebijakan perus- ahaan(Syahyunan, 2013:84).

Rasio Lancar =

3.6.2. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2012: 150).

1) Rasio Hutang (Debt Ratio)

Mengukur jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur(Kasmir, 2012:156).

Debt Ratio =

x 100%

(33)

2) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ( Debt To Equity Ratio)

Perbandingan utang dan equitas dalam pendanaan perusahaan dan menun- jukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya(Syahyunan, 2013:84).

Debt To Equity Ratio =

x 100%

3.6.3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivi- tas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya (Syahyunan, 2012:83).

1) Total Assets Turnover

Mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seruluh aktiva dalam menghasilkan penjualan(Syahyunan, 2013:85).

Total Assets Turnover =

2) Fixed Assets Turnover

Mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aset da- lam menghasilkan penjualan(Syahyunan, 2013:85).

Fixed Assets Turnover=

3) Inventory Turnover

Inventory turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur be- rapa kali dana yang ditanamkan dalam persediaan ini berputar dalam satu periode (Kasmir, 2012:158).

Inventory Turnover=

(34)

25

3.6.4 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perus- ahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efek- tivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2012:196). Ada beberapa rasio profitabilitas yang digunakan yaitu:

a. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur margin laba atas penjualan. Untuk menghitung gross profit margin digunakan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2012:200).

Gross Profit Margin =

b. Return on Investment

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment – ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Semakin kecil rasio ini, semakin ku- rang baik, demikian juga sebaliknya(Kasmir, 2012:203).

ROI =

c.

Return on Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan

ROE=

(35)

3.7 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keu- angan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada PTAsuransi Bintang Tbk dilihat dari laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerimaan Da- na dan Laporan Pengeluaran Dana 2016 hingga 2018.

Adapun Laporan Neraca, Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Dana pada tahun 2016 hingga 2018 dilihat sebagai berikut:

3.8 Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan maka peneliti dapat menganalisis beberapa rasio keuangan agar dapat melihat perkembangan dari pe- rusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk.

Laporan neraca PT,Asuransi Bintang Tbk per 31 desember 2016 sampai

dengan 2018.Berikut ini tabel laporan keuangan PT.Asuransi Bintang Tbk per 31

desember 2016 sampai dengan 2018

(36)

27

Tabel 3.1

PT. ASURANSI BINTANG Tbk.

Neraca per 31 desember 2016,2017 dan 2018

KETERANGAN 2016 2017 2018

Kas dan bank 20,921,179 21,799,624 23,975,854

Piutang lain lain 121,841,652 140,111,051 142,588,611 Aset reasuransi 90,004,150 131,006,437 229,641,378 Investasi

Investasi lainnya 50,100 63,200 66,700

Persediaan 3,917,865 4,692,096 5,486,436

Pajak dibayar dimuka 6,089,310 3.408.062 3,408,062 Biaya dibayar dimuka 11,268,611 11,213,342 7,837,661 Properti investasi 39,679,800 64,739,007 68,072,520 Aset pajak tangguhan 1,102,294 1,203,869 967,353

Aset tetap 32,790,469 114,005,987 123,308,301

Aset lainnya 2,244,325 2,560,237 1,830,611

Jumlah aktiva 525,898,830 738,183,659 874,472,888

Sumber:PT.Asuransi Bintang Tbk 2019

Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa aset perusahaan terdiri dari aset lancar . Aset lancar perusahaan terdiri dari kas, aset keuangan lancar, dana yang dibatasi penggunaannya lancar, piutang usaha, persediaan dan biaya di bayar di muka.

Dari tabel di atas juga dapat dilihat jumlah aset yang dimiliki perusahaan dari

tahun 2016 hingga tahun 2018

(37)

Tabel 3.2

PT. ASURANSI BINTANG Tbk.

Neraca per 31 desember 2016 ,2017 dan 2018

(dalam ratusan juta)

KETERANGAN 2016 2017 2018

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Utang reasuransi 29,60,284 48,280,624 62,560,755

Utang komisi 10,545,450 32,727,737 9,376667

Utang klaim 4,710,178 5,647,743 20,491,081

Utang pajak 3615,595 2,575,455 2,488,978

Beban akrual 3,052,838 19,839,143 24,13,503

Liabilitas kontrak asuransi

28,.583,544 14,618,370 2,488,978 Liabilitas lainnya 6,878,475 10,087,000 11,869,563 Jumlah liabilitas 352,247,208 470,535,644 593,11,979 EKUITAS

Saham biasa 87,096,618 87,096,618 87,096618

Tambahan modal di setor

50,000 50,000 50,000

Cadanga revaluasi 8,741,926 9,507,065 10,182,835 Jumlah ekuitas yang

diatribusikan kepada pemilik entitas induk

173,620,590 267,426,499 281,361,909

Kepentingan non pengendali

31,032 121,516 128,937

Jumlah ekuitas 173,661,622 267,548,015 281,361,909 Jumlah liabilitas,dana

tabarru dan ekuitas

525,898,830 738,102,102,955 874,472,888

Sumber:PT,Asuransi Bintang Tbk 2019

Dari Tabel 3.2 dapat dilihat liabilitas dan ekuitas dari perusahaan PT.

Asuransi Bintang Tbk. Liabilitas yang dimiliki perusahaan meliputi liabilitas.

Liabilitas terdiri dari pinjaman, utang usaha, uang muka pelanggan, utang pajak

dan liabilitas yang jatuh tempo dalam satu tahun, liabilitas pajak tangguhan dan

liabilitas lain. Dan ekuitas terdiri dari ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik,

saldo laba (akumulasi kerugian).

(38)

29

Tabel 3.3

PT. ASURANSI BINTANG Tbk.

Laporan laba rugi per 31 desember 2016 ,2017,2018 (dalam ratusan juta)

Keterangan 2016 2017 2018

Pendapatan dan premi

333,700,614 393,700,614 443,617,894 Beban pokok

penjualan

(114,765,383) (145,486,590) (168,957,963) Pendapatan bersih

investasi

41,531,598 70,667,298 58,346,118 Laba rugi penjualan

investasi

602,336 (1,968,967) 228,232

Beban klaim 72.048.940 7,.380,067 (130.351.878)

Klaim reasuransi 25.712.873 27,634,267 65.977.127 Kenaikan

(penurunan) estimasi liabilitas klaim

282,386 4,51,731 (10,089,064)

Beban komisi (65,758,350) (88,293,625) (92,041,437) Beban umum dan

administrasi

(84,879,424) (103,672,748) (96,668,431) Jumlah laba (rugi)

sebelum pajak

18,730,381 13,929,913 15,241,756 Pendapatan (beban)

pajak

(3,425,600) (418,515) (1,278,237) Jumlah laba (rugi) 15,304,781 13,511,398 13,511,519

Sumber:PT,Asuransi Bintang Tbk 2019

1. Rasio Likuiditas

Rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

A. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar =

2016 =

=1,492

(39)

= 149,2%

2017 =

=1,568

= 157%

2018 =

=1,474

= 147,4%

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2016, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 149,2% aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 149,25 aktiva lancar.

Pada tahun 2017, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 157% aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 157 aktiva lancar. Dan pada tahun 2018 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 147,4% aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 147,4 aktiva lancar.

Dari tahun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami kenaikan dilihat dari

aktiva lancar dan utamg lancar sebesar 7,8%,dikarena adanya kenaikan di aktiva

lancar sebesar 212,284,739 (dalam ratusan juta) sementara utang lancar meningkat

sebesar 118,307,732 (dalam ratusan juta) . Sedangkan pada tahun 2017 sampai

2018 rasio perusahaan mengalami penurunan dilihat dari aktiva lancar dan utang

lancarnya sebesar 9,6%, dikarenaka adanya penaikan aktiva lancar sebesar

(40)

31

136,289,319(dalam ratusan juta) sementara utang lancar meningkat sebesar122,556,039 (dalam ratusan juta) hal ini berarti, perusahaan mampu mem- bayar hutang lancarnya dengan jaminan aktiva lancar setiap tahun.

B. Rasio Cepat ( Quick Ratio )

Rasio Cepat =

2016 =

-

= 1,481

= 148 %

2017 =

-

= 1,558

= 155,8%

2018 =

-

=1,465

= 146,5%

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2016, perusahaan belum

mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 148% aktiva lancar, artinya perus-

ahaan dipertanyakan dalam membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 148 akti-

va lancar. Pada tahun 2017 perusahaan juga belum mampu menjamin setiap hu-

tang lancar dengan 155,8% aktiva lancar, artinya perusahaan belum mampu men-

jamin membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp155,8 aktiva lancar dan pada

(41)

tahun 2018 perusahaan juga belum mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 146,5% aktiva lancar, artinya perusahaan dipertanyakan dalam membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 146,5 aktiva lancar. Dari tahun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami kenaikan utang lancar lancar/utang jangka pendek sebesar 7,8%.dikarenakan adanya kenaikan di aktiva lancar sebesar 212,284,739 (dalam ratusan juta) sementara utang lancar mengalami kenaikan sebesar118,307,732(dalam ratusan juta) dan dipersediaan mengalami kenaikan sebesar 774,251(dalam ratusan juta).pada tahun 2017 sampai 2018 rasio perus- ahaan mengalami penurunan utang lancar/utang jangka pendek sebesar 9,3%dikarenakan adanya kenaikan di aktiva lancar sebesar 136,289,319 (dalam ratusan juta)sementara utang lancar mengalami kenaikan sebesar 112,556,639 (dalam ratusan juta) dan dipersediaan mengalami kenaikan sebesar 794,340 (dalam ratusan juta),PT Asuransi Bintang stabil walaupum naiknya tidak signifikan ,perusahaan tergolong baik.

C. Rasio Kas ( Cash Ratio )

Rasio Kas =

2016 =

= 0.0593

= 5,93%

2017 =

= 0,0463

= 4,63%

(42)

33

2018 =

= 0,040

= 4,04%

Berdasarkan rasio kas, pada tahun 2016 perusahaan hanya mampu menja-

min setiap hutang lancar sebesar 5,93%, artinya perusahaan dapat membayar Rp

100 hutang lancar dengan Rp 5,93 kas. Pada tahun 2017 kemampuan perusahaan

menjamin setiap hutang lancar menurun menjadi 4,63%, artinya perusahaan dapat

membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 4,63 kas. dan pada 2018 kemampuan

perusahaan dalam menjamin setiap hutang lancar menurun menjadi 4,04%, artinya

perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 4,04 kas. Dari ta-

hun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami penurunan kas dan setara kas

dan utang lancar sebesar 1,3%.dikarenakan kas dan setara kas mengalami

kenaikan sebesar 878,448(dalam ratusan juta) sementara utang lancar mengalami

kenaikan sebesar 118,307,732(dalam ratusan juta) Sedangkan pada tahun 2017

sampai 2018 rasio perusahaan mengalami penurunan sebesar

0,59%.dikarenakankas dan setara kas mengalami kenaikan sebesar

2,176,230(dalam ratusan juta) sementara utang lancar mengalami kenaikan

sebesar 112,556,039(dalam ratusan juta) Tidak terdapat standar khusus pada rasio

kas sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.

(43)

Tabel 3.4

Rasio Likuiditas akhir tahun 2016 hingga 2018

No Rasio-Rasio

Liquiditas 2016 2017 2018

Perbandi- ngan 2016

dan 2017

Perban- di-ngan 2017

dan 2018 1 Rasio Lancar 149,2% 157% 147,4% 7,8% (+) 9,6% (-) 2 Rasio Cepat 148% 155,8% 146,5% 7,8% (-) 9,3%(-) 3 Rasio kas 5,93% 4,63% 4,04% 1,3% (-) 0,59%

(-)

Sumber : Data diolah, 2019

Dari tabel 3.4. dapat dilihat bahwa rasio lancar pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 149,2% dan mengalami kenaikan sebesar 7,8% pada tahun 2017 dengan nilai rasio 157%. Pada tahun 2018 rasio lancar pada PT.

Asuransi Bintang mengalami penurunan dengan nilai rasio147,4%. Hal ini menunjukkan perbandingan rasio lancar pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan sebesar 9,6%. Sedangkan untuk rasio cepat pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 148% dan dan mengalami kenaikan sebesar 7,8% pada tahun 2017 dengan nilai rasio 155,8% Pada tahun 2018 rasio cepat pada PT.

Asurasnsi Bintang mengalami penurunan dengan nilai rasio 146,5%. Hal ini

menunjukkan perbandingan rasio cepat pada tahun 2017 dan 2018 mengalami

penurunan sebesar 9,3%. Untuk rasio kas pada PT. Asuransi Bintang pada tahun

2016 sebesar 5,93% dan mengalami penurunan sebesar 1,3% pada tahun 2017

dengan nilai rasio 4,63%. Pada tahun 2018 rasio kas pada PT. Asuransi

Bintangmengalami penurunan dengan nilai rasio4,04%. Hal ini menunjukkan

perbandingan rasio kas pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan sebesar

(44)

35

0,59%. Dari tabel diatas menunjukan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid atau baik, hal ini ditunjukkan dengan hasil rasio yang sesuai dengan standar khusus yang ditetapkan dalam rasio-rasio likuiditas

C. Rasio Profitabilitas

Rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

a. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin =

2016 =

= 0.1333

= 13,33%

2017 =

= 0,0928

= 9,28%

2018 =

= 0,1179

= 11,78%

Berdasarkan rasio gross profit margintersebut PT. Asuransi Bintang

dengan nilai rasio yang dihasilkan dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan

tidak baik, karena dapat dikatakan jika rata-rata gross profit margin menunjukkan

hasil diatas 20% maka perusahaan masih kurang mampu mengendalikan biaya

(45)

produksi dan harga pokok penjualan, semakin rendah margin laba kotor suatu perusahaan maka semakin kurang baik keadaan operasi perusahaan untuk tahun 2016 gross profit marginyang dimiliki perusahaan sebesar 13,33%. Sementara untuk tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 4,02% dikarenakan adanya penuruna dilaba kotor sebesar 1,793,383(dalam ratusan juta) dan adanya peningkatan dipenjualan sebesar 30,721,207(dalam ratusan juta),Jika rata- rata industri net profit margin adalah 20% margin perusahaan PT. Asuransi Bintang di tahun 2016 dan tahun 2017 mengalami penrunan sebesar 4,02% makaperusahaan tersebut dapat dikatakan tidak baik, karena masih dibawah rata- rata indsutri.

sedangkan pada tahun 2018 sebesar 11,78%, mengalami kenaikan dari tahun 2016 ke 2017 sebesar 2,5%.dikarenakan adanya peningkatan dilaba kotor sebesar 6,425,121(dalam ratusan juta) dan adanya peningkatan dipenjualan sebesar 23,471,373(dalam ratusan juta), Jika rata- rata industri net profit margin adalah 20% margin perusahaan PT. Asuransi Bintang di tahun 2017 dan tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 2,5% makaperusahaan tersebut dapat dikatakan tidak baik, karena masih dibawah rata- rata indsutri.

b. Return On Investment

ROI =

2016 =

= 0,0356

= 3,56%

2017 =

(46)

37

= 0,0188

= 1,88%

2018 =

= 0,0173

= 1,75%

Berdasarkan perhitungan return on investment pada tahun 2016 sebesar - 3.56%. dalam hal ini setiap Rp 100 investasi yang ditanamkan dalam perusahaan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 3.56. Dan pada tahun 2017return on investment sebesar 1,88% artinya setiap Rp 100 investasi yang ditanamkan dalam

perusahaan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,88. Sedangkan pada ta- hun 2018 mengalami penurunan dengan return on investment sebesar 1,75%

artinya setiap Rp 100 investasi yang ditanamkan dalam perusahaan akan menghasilkan laba keuntungan sebesar Rp 1,75.Nilai ROI pada tahun 2016 dan 2017 Earning After Interest and Tax dan total asset mengalami penurunan sebesar 1,68%, dikarenakan Earning After Interest and Tax mengalami penurunan sebesar 4,800,468 (dalam ratusan juta) sementara total asset mengalami kenaikan sebesar 212,284,739 (dalam ratusan juta),Jika rata- rata industri untuk return on investment adalah 30%, berarti margin laba perusahaan untuk tahun 2016 dan

tahun 2017 kurang baik, karena dibawah rata- rata industri yag ditentukan.

Nilai ROI pada tahun 2017 dan 2018 Earning After Interest and Tax dan

total asset mengalami penurunan sebesar 0,2% ,dikarenakan Earning After

Interest and Tax mengalami kenaikan sebesar 1,284,843 (dalam ratusan juta)

sementara total asset mengalami kenaikan sebesar 136,289,319(dalam ratusan

(47)

juta),Jika rata- rata industri untuk return on investment adalah 30%, berarti margin laba perusahaan untuk tahun 2017 dan tahun 2018 kurang baik, karena dibawah rata- rata industri yag ditentukan.

C.Return on Equity

2016 =

= 0,1078

= 10,78%

2017 =

= 0,052

= 5,20%

2018 =

= 0,054

= 5,40%

Return on equity pada tahun 2016 sebesar 10,78% dan pada tahun

2017nilai return on equity sebesar 5,20% pada tahun 2018 dengan nilai return equity sebesar 5,40%. Dengan demikian return on equity pada tahun 2016 dan tahun 2017mengalami penurunan sebesar 5,58% dikarenakan laba bersih mengalami penurunan sebesar 4,800,468 (dalam ratusan juta) dan pada ekuitas mengalami kenaikan sebesar 93.886.354(dalam ratusan juta),namun, jika rata- rata

ROE=

(48)

39

industri untuk ROE adalah 40%, berarti perushaan PT. Asuransi Bintang kondisi perusahaan tidak baik, karena di bawah rata- rata industri.

tahun 2017 dan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 20% dikarenakan laba bersih mengalami penurunan sebesar 1,284,843(dalam ratusan juta) dan pada ekuitas mengalami kenaikan sebesar 13,813,893(dalam ratusan juta),namun, jika rata- rata industri untuk ROE adalah 40%, berarti perushaan PT. Asuransi Bintang kondisi perusahaan tidak baik, karena di bawah rata- rata industri.

Tabel 3.5 Rasio Profitabilitas

No Rasio-Rasio

Profitabilitas 2016 2017 2018

Perbandi- ngan 2016

dan 2017

Perbandi- ngan 2017

dan 2018 1 Gross Profit

Margin 13,33% 9,28% 11,78

% 4,05%(-) 2,5%(+) 2

Pengembalian /imbalan atas investasi ROI

3,56% 1,88% 1,68% 1,68%(-) 0,2%(-)

2

Pengembalian /imbalan atas investasi ROE

5,31% 2,96% 2,56% 2,35%(-) 0,2%1(-) Sumber : Data diolah, 2019

Dari tabel 3.5 rasio gross profit margin PT. Asuransi Bintang Tbk, perus- ahaan masih mampu menghasilkan laba dari tahun 2016 sebesar 13,33%, pada tahun 2017 sebesar 9,28% dan tahun 2018 sebesar 11,78%. Sedangkan pada ROItahun 2018 mengalami penurunansebesar 1,68%.Dari tabel 3.5. diatas dapat

dilihat bahwa gross profit margin PT. Asuransi Bintang Tbk pada tahun 2016

sebesar 13,33% dan mengalami penurunan sebesar 4,05% pada tahun 2017

dengan nilai rasio 9,28%. Pada tahun 2018 rasio gross profit margin PT. Asuransi

(49)

Bintang Tbk kembali mengalami kenaikan sebesar 11,78%. Hal ini menunjukkan perbandingan rasio gross profit margin pada tahun 2017 dan 2018 mengalami kenaikan sebesar 2,5%. Sedangkan untuk nilai ROI pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 3,56% dan mengalami penurunan sebesar 1,68% pada tahun 2017 dengan nilai rasio 1,88% Pada tahun 2018 rasio cepat pada PT.

Asuransi Bintang mengalami penurunan sebesar 1,68%. Hal ini menunjukkan perbandingan nilai ROI pada tahun 2017 dan 2018 mengalami kenaikan sebesar 0.2%.%. Sedangkan untuk nilai ROE pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 5,31% dan mengalami penurunan sebesar 2,35% pada tahun 2017 dengan nilai rasio 2,96% Pada tahun 2018 rasio cepat pada PT. Asuransi Bintang mengalami penurunan sebesar 2,35%. Hal ini menunjukkan perbandingan nilai ROE pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan sebesar 0.2%.

D. Rasio Aktivitas

Rasio yang digunakan untuk menggukur efektifitas perusahaaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya (Kasmir, 2012:172).

a. Total Assets Turnover

TotalAssets Turnover =

2016 =

= 0.2182

= 0,2x

2017 =

= 0,1971

(50)

41

= 0,1x

2018 =

= 0,5843

= 0,5x

Total Assets Turnover tahun 2016 sebesar 0,2 kali artinya dana yang ter-

tanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 0,2 kali dalam setahun se- dangkan untuk tahun 2017 total aseets turn over sebesar 0,1 kali ini mengalami penurunan sebesar 0,1% dikarenakan adanya peningkatan dalam aktiva sebesar 212,284,739 (dalam juta rupiah), sementara penjualan juga meingkat sebesar 30,721,207 (dalam juta rupiah). Kondisi perusahaan sangat tidak baik karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2016 ke tahun 2017, jika dibandingkan dengan rata- rata industri untuk total asste turn over yaitu 2 kali, berarti perushaan belum mampu memkasimalkan aktiva yang dimiliki, berdampak bagi perusahaan tidak stabil.

Pada tahun 2017 total assets turnover sebesar 0,1kali artinya dana yang

tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 0,1kali dalam setahun

namun pada tahun 2018 total aseets turn over sebesar 0,52kali ini mengalami

kenaikan sebesar 0,4% dikarenakan adanya peningkatan dalam aktiva sebesar

136,289,319 (dalam juta rupiah) sementara penjualan juga meingkat sebesar

23,471,373 (dalam juta rupiah). Kondisi perusahaan sangat baik karena terjadi

penurunan rasio dari tahun 2017 ke tahun 2018 jika dibandingkan dengan rata-

rata industri untuk total asste turn over yaitu 2 kali, berarti perusahaan mampu

memkasimalkan aktiva yang dimiliki, berdampak bagi perusahaan tidak stabil.

(51)

b.Fixed Assets Turnover

Fixed Assets Turnover=

2016 =

= 3,50

= 3,5x

2017 =

= 1,27

=1,2x

2018 =

= 1,370

= 1,3x

Fixed Assets Turnover tahun 2016 sebesar 3,5 kali artinya dana yang terta-

nam dalam aktiva tetap berputar 3,5 kali dalam setahun sedangkan untuk tahun 2017 nilaifixed assets turnover sebesar 1,2 kali artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar 1,2kali dalam setahun mengalami penurunan sebesar 2,3%

dikarenakan total aktiva meningkatsebesar 81,215,518(dalam juta rupiah)

sementara penjualan meningkat sebesar 30,528,627(dalam juta rupiah). Kondisi

perusahaan sangat tidak baik dari tahun 2016 ke tahun 2017 karena dibawah rata-

rata industri fixed asset total turn over yaitu 5 kali, berarti perusahaan masih di

bawa rata- rata persentase tersebut.

(52)

43

Pada tahun 2017 nilaifixed assets turnover sebesar 1,2 kali artinya dana yang ter- tanam dalam aktiva tetap berputar 1,2 kali dalam setahun namun di tahun 2018 perusahaan PT. Asuransi Bintang mengalami kengalami kenaikan sebesar 0,1%

dikarenakan total aktiva stabil sementara penjualan meningkat sebesar 9,302,314(dalam juta rupiah),sementara penjualan juga meningkat sebesr 23,471(dalam juta rupiah). Kondisi perusahaan sangat tidak baik dari tahun 2017 ke tahun 2018 karena dibawah rata- rata industrifixed asset total turn over yaitu 5 kali, berarti perusahaan masih di bawa rata- rata persentase tersebut

c.Inventoy Turnover

Inventoy Turnover =

2016 =

= 29,29

= 2,92x

2017 =

= 31,00

= 3,10x

2018 =

= 30,79

= 3,07,x

Berdasarkan perhitungan rasio inventory turnover, pada tahun 2016 men-

galami perputaran sebanyak 2,92 kali. Pada tahun 2017 perputan meningkat men-

(53)

jadi 3,10 kali dan pada tahun 2018 perputaran turun menjadi 3,07 kali ,namun pada tahun 2017 Inventoy Turnover sebesar 3.10 kali membuktikan bahwa perusahaan PT Asuransi Bintang mampu mengukur berapa kali dana yang ditananam dalam perusahaan dalam satu periode, namun pada tahun 2018 mengalami penuruan sebesar 0,03% dikarenakan adanya peningkatan penjualan sebesar 23,471,373 (dalam jutaan rupiah) semetara pada persediaan peningkatan sebesar 794,231(dalam jutaan rupiah) namun rata rata indusrti PT Asuransi Bintang masih dapat dikatakan bagus.

Tabel 3.6

Rasio Aktivitas akhir tahun 2016 hingga 2018

No Rasio-Rasio

Aktivitas 2016 2017 2018

Perbandi- ngan 2016

dan 2017

Perbandi- ngan 2017

dan 2018 1 TotalAssets

Turnover 0,2 0,1 0,5 0,1(-) 0,4(-)

2 Fixed Assets

Turnover 3,5 1,2 1,3 2,3(-) 0,1(+)

3 Inventoy

Turnover 2,92 3,10 3,07 0,18(+) 0,03(-)

Sumber : Data diolah, 2019

Dilihat dari tabel 3.6 maka dapat dilihat bahwa rasio total assets turnover

pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 0,2x dan mengalami

penurunan sebesar 0,1% pada tahun 2017 dengan nilai rasio 0,1x. Pada tahun

2018 rasio total assets turnover pada PT.Asuransi Bintang mengalami penurunan

kenaikana 0,5x. Hal ini menunjukkan perbandingan rasio total assets turnover

pada tahun 2017 dan 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,4%. Sedangkan untuk

fixed assets turnover pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 3,5x dan

Referensi

Dokumen terkait

- Menunjukkan tempat terjadinya (negara yang berperang) dalam perang dunia II. Siswa dibagi dalam empat kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati peta/atlas.

Menurut Sukman dan Yakub (2002) tumbuhan yang cepat tumbuh (lebih tinggi) dan tajuknya lebih rimbun akan memperoleh cahaya yang lebih banyak sedangkan tumbuhan

Skarn adalah batuan metamorf hasil kontak antara batuan sedimen karbonatan dengan intrusi magma, dengan terjadi perubahan kandungan batuan sedimen yang kaya

Penjelasan perhitungan di atas rasio aktivitas KUD Sialang Makmur dari tahun 2008-2012 nilai receivable turn over kurang baik hal ini disebabkan oleh meningkatnya

Kehilangan berat plastik sesudah biodegradasi (seperti dalam tabel 3) menunjukkan bahwa, plastik yang lebih cepat terdegradasi pada penimbangan 3 hari pertama adalah HDPE+Alginat

Pengabdian masyarakat tentang usahatani kentang telah dilaksanakan pada 2 kelompok tani (mitra) yaitu Kelompok Tani Sipakate’ne dan Kelompok Tani Kentang Jaya di Kecamatan

Peningkatan investasi yang diarahkan pada peningkatan usaha mikro dan kecil khususnya di sektor primer adalah dengan merestrukturisasi dan merevitalisasi pembiayaan. Dengan

Permasalahan terjadi apabila suatu Ketapan MPR yang dinyatakan masih berlaku terdapat ketentuan atau norma yang di anggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar