Volume 14, No. 2, 2021 ISSN: 1907-9931 (print), 2476-9991 (online)
149
REVIEW
DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL FITOPLANKTON DI PERAIRAN LAUT TROPIS
SPATIAL AND TEMPORAL DISTRIBUTION OF PYHTOPLANKTON IN THE TROPICAL SEA Samria Abubakar, Nebuchadnezzar Akbar*, Abdurrachman Baksir, Halikuddin Umasangadji,
Najamuddin, Irmalita Tahir, Rustam E Paembonan, Firdaut Ismail Program Studi Ilmu Kelautan. FPIK Universitas Khairun. Ternate
*Corresponding author email: nezzarnebuchad@yahoo.co.id
Submitted: 31 March 2021 / Revised: 10 August 2021 / Accepted: 18 August 2021 http://doi.org/10.21107/jk.v14i2.10285
ABSTRACT
Phytoplankton are aquatic organisms that are free to float following the movement of the current. The distribution of phytoplankton is widespread throughout the body of water, both in rivers, estuaries, lakes, reservoirs, beaches and oceans. Water quality conditions will affect the presence of phytoplankton in certain waters. The purpose of this review article is to examine the types of phytoplankton that are spatially and temporally distributed and the physicochemical factors that affect the spatial and temporal distribution of phytoplankton in tropical waters. Assessing the spatial and temporal distribution of phytoplankton in tropical waters sourced from the latest national and international scientific journals and as a reference source of information for further research. The study in this paper is a literature review or literature study originating from the latest national and international scientific journals, with a focus on studying several research results that are relevant to the research topic, the study material is adjusted to the research data. The study area (tropical and subtropical) includes Indonesia, Malaysia, China, Brazil and India. The Bacillariophyceae class is found in all waters both spatially and temporally. The distribution of phytoplankton is spatially influenced by the presence of nutrients, then temporally the highest is found in the dry season. The distribution of phytoplankton is influenced by physical and chemical parameters of the waters (dissolved oxygen, temperature, salinity, pH, suspended solids/SPM, nitrate and phosphate) especially the presence of nutrients.
Keywords: Phytoplankton, Distribution, Spatial and Temporal, Tropical Waters ABSTRAK
Fitoplankton merupakan organisme akuatik yang bebas melayang mengikuti pergerakkan arah arus.
Distribusi fitoplankton tersebar luas di seluruh badan perairan baik di sungai, muara, danau, waduk, pantai maupun samudera. Kondisi kualitas perairan akan mempengaruhi keberadaan fitoplankton di perairan tertentu. Tujuan review artikel ini mengkaji jenis fitoplankton yang terdistriusi secara spasial dan temporal serta faktor-faktor fisika kimia yang mempengaruhi distribusi spasial dan temporal fitoplankton di perairan tropis. Mengkaji distribusi spasial dan temporal fitoplankton di perairan tropis yang bersumber dari berbagai jurnal terbaru ilmiah nasional dan internasional serta sebagai sumber rujukan informasi untuk penelitian selanjutnya. Kajian pada tulisan ini merupakan telaah literatur atau studi pustaka yang berasal dari berbagai jurnal ilmiah terbaru nasional dan internasional, dengan fokus kajian beberapa hasil penelitian yang relevan dengan topik penelitian, materi kajian disesuaikan dengan data penelitian. Wilayah lokasi penelitian (tropis dan subtropis) meliputi Indonesia, Malaysia, Cina, Brazil dan India.Kelas Bacillariophyceae ditemukan di seluruh perairan baik secara spasial dan temporal. Distribusi fitoplankton secara spasial di pengaruhi keberadaan nutrien, kemudian secara temporal tertinggi ditemukan pada musim kemarau. Distribusi fitoplankton dipengaruhi parameter fisika dan kimia perairan (Oksigen terlarut, suhu, salinitas, ph, padatan tersuspensi/SPM, nitrat dan fosfat) tertutama keberadaan unsur hara.
Kata kunci: Fitoplankton, Disitribusi, Spasial dan Temporal, Perairan Tropis
Jurnal Kelautan, 14(2), 149-163 (2021)
150 PENDAHULUAN
Daerah perairan tropis adalah daerah permukaan bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu dibatasi oleh dua garis lintang 23.5º LU dan 23.5º LS.
Perairan laut tropis memiliki berbagai sumberdaya hayati terutama sumberdaya akuatik yang melimpah, baik ekosistem mangrove, terumbu karang, padang lamun serta berbagai organisme akuatik lainnya (Lasabuda, 2013). Laut tropis memiliki karakteristik laut berbeda dengan ekosistem laut lainnya (subtropis). Karakteristik perairan laut tropis memiliki tingkat produktivitas yang tinggi disebabkan intensitas cahaya yang tinggi, terus menerus sepanjang tahun dimana hanya terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau sehingga kondisi ini sangat memungkinkan bagi organisme akuatik untuk melakukan proses fotosintesis terutama organisme plankton (Liwutang et al., 2013).
Organisme akuatik khususnya plankton, plankton tumbuh dan berkembang pada perairan laut tropis, dengan parameter suhu perairan (23°C–29°C), salinitas dan pH (33.0- 34.5‰ dan 8.2-8.4 (Zhou et al., 2018).
Plankton merupakan komponen penting dalam kehidupan biota akuatik yakni sebagai mata rantai makanan yang paling dasar (Dwirastina dan Makri, 2014).Plankton terdiri dari fitoplankton (tumbuhan) dan zooplankton (hewan). Fitoplankton merupakan organisme level trofik yang paling rendah, yang dapat membuat makanan sendiri dengan cara melakukan fotosintesis menggunakan energi cahaya matahari, dengan menghasilkan senyawa organik. Fitoplankton digunakan sebagai indikasi kesuburan suatu perairan (Radiarta et al., 2015).Komposisi spesies, biomassa, kelimpahan relatif dan distribusi spasial dan temporal organisme akuatik ini memberikan respon yang berbeda terhadap kondisi lingkungan perairan atau integritas biologis dari badan air tertentu ( Ekwu dan Sikoki, 2006).
Pola penyebaran fitoplankton yang tidak merata dikarenakan keberadaan unsur hara serta kondisi perairan yang berbeda. Deskripsi mengenai distribusi spasial fitoplankton dapat digunakan sebagai kondisi suatu perairan tertentu (Amelia et al., 2012), hal ini dapat mempengaruhi keberadaan fitoplankton di perairan tertentu.Lingkungan habitat hidup
fitoplankton yang berbeda disebabkan pengaruh perubahan distribusi secara temporal seperti temperatur, unsur hara, pola arus serta intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan (Fachrurrozie et al., 2012) .Distribusi fitoplankton dari waktu ke waktu lebih banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan. Distribusi temporal banyak dipengaruhi oleh pergerakan matahari atau dengan kata lain cahaya sangat mendominasi pola distribusinya.Distribusi harian fitoplankton, terutama pada daerah tropis, mengikuti perubahan intensitas cahaya sebagai akibat pergerakan semu matahari.Pada pagi hari dimana intensitas cahaya masih rendah dan suhu permukaan air masih relative dingin, fitoplankton berada tidak jauh dengan permukaan (Fachrurrozie et al., 2012).
Negara-negara yang berkarakteristik perairan tropis yakni Brasil, Kolombia, Indonesia, Australia, Meksiko, Madagaskar, Peru, Cina, Filipina, India, Ekuador dan Venezuela.
Informasi tentang fitoplankton di perairan laut tropis masih belum tersedia secara lengkap , sehingga perlu dilakukan review artikel yang berfokus pada fitoplankton yang terdistribusi secara spasial dan temporal di perairan tropis yang berada di beberapanegara yakni Indoneisa, Malaysia, Cina, Brazil dan India.
Tujuan review artikel ini mengkaji distribusi fitoplankton secara spasial dan temporal serta faktor-faktor fisika kimia yang mempengaruhi distribusi spasial dan temporal fitoplankton di perairan tropis.
MATERI DAN METODE
Sumber data yang telaah atau diperoleh didapat dari berbagai referensi lokal maupun internasional yang disesuaikan dengan fokus pada judul review artikel yang dikaji (Tabel 1).
Kajian pada tulisan ini merupakan telaah literatur atau studi pustaka yang berasal dari berbagai jurnal ilmiah terbaru nasional dan internasional, dengan fokus kajian beberapa hasil penelitian yang relevan dengan topik penelitian, materi kajian disesuaikan dengan data penelitian. Wilayah lokasi penelitian (tropis) meliputi Indonesia, Malaysia, Cina, Brazil dan India. Data di analisis penelitian yang dikaji dari beberapa jurnal nasional dan internasional dieview, dianalisis dan direkap semua, diinterpretasikan kembali dalam bentuk tabel dan grafik.
Abubakar et al., Distribusi Spasial dan Temporal Fitoplankton
151
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Tabel 1. Sumber data kajian artikel nasional dan internsional
Penulis Judul Artikel
Penerbit Nama
Jurnal
Nomor
Volume Sumber Website Bharathi
dan sharma (2019)
Impact of monsoon-induced discharge on phytoplankton community structure in the tropical Indianestuaries
Region al Studies
in Marine Science
(31).
100795 www.elsevier.com/locate /rsma
Barrera-alba (2019)
Seasonal and inter-annual variability in phytoplankton over a 22-year period in a tropical coastal region in the southwestern Atlantic Ocean
Region al Studies
in Marine Science
(176). 51-
63 www.elsevier.com/locate /rsma
Syaifullah et al (2019)
Community composition and diversity of phytoplankton in relation to environmental variables and seasonality in a tropical mangrove estuary
Region al Studies
in Marine Science
(32).
100826 www.elsevier.com/locate /rsma
Purmaningt hyas et al(2019)
Dsitribusi dan kelimpahan
fitoplankton di teluk gerupuk, nusa tenggara barat.
Jurnal Akuatik a Indones ia
24-30 www.researchgate.net/p ublication
Zhou et al (2018)
Effects of increasing nutrient disturbances on phytoplankton community structure and biodiversity in two tropical seas
Region al Studies
in Marine Science
135. 239-
248 www.elsevier.com/locate /rsma
Jurnal Kelautan, 14(2), 149-163 (2021)
152 Anjusha et
al (2018)
Seasonal variation of phytoplankton growth and microzooplankton grazing in a tropical coastal water (off Kochi), Southwest coast of India
Region al Studies
in Marine Science
171. 12-
20 www.elsevier.com/locate /rsma
Madhu et al (2017)
Differentialenvironmentalresponses oftropicalphytoplankton
communityinthesouthwestcoastofIn dia
Region al Studies
in Marine Science
(16). 21-
65 www.elsevier.com/locate /rsma
Radiarta et al (2015)
Analisis spasial dan komunitas fitoplankton sekitar budidaya laut terintegrasi di teluk ekas, nusa tenggara barat.
Jurnal Riset Akuakul
tur
(2). 283- 291
www.researchgate.net/p ublication
Dwirastina dan makri
(2014)
Distribusi dan kelimpahan, biomassa fitoplankton dan
keterkaitannya dengan kesuburan perairain di sungai rokan.
LIMNO TEK
(2). 115- 124
https://limnotek.limnologi .lipi.go.id/indeks
Shofia dan Barti (2014)
Distribusi fitoplankton berdasarkan sistem informasi geografis (SIG) dan status trofik perairan waduk cirata, jawa barat.
Jurnal Teknik Lingkun gan
(20). 193- 203
media.neliti.com/publicat ion
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Perairan Tropis
Ekosistem perairan tropis memiliki tingkat produktivitas tinggi bagus disebabkan intensitas penyinaran yang lebih baik, dibandingkan dengan perairan subtropis.
Terdapat dua musim utama dalam iklim laut tropis yakni musim hujan dan musim kemarau dengan parameter suhu perairan berkisar antara 23-29ºC (Zhou et al., 2018).
Perairan tropis memiliki organisme akuatik yang beragam, mulai dari organisme ikan, kerang-kerangan serta beragam organisme lainnya hingga ekosistem terumbu karang, padang lamun dan ekosistem mangrove yang tersebar luas di sepanjang pesisir pantai perairan tropis.
Komposisi Jenis Fitoplankton
Fitoplankton yang ditemukan yaitu kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae, Cholorophyceae, Cyanophyceae.Fitoplankton dari kelas Bacillariophyceaea ditemukan tertinggi di ekosistem muara selama periode pengamatan di perairan tropis. Keberadaan
Bacillariophyceae tertinggi ditemukan di perairan muara (Tabel 2). Penelitian yang dilakukan oleh Madhu et al., (2017), bahwa fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae merupakan kelas paling dominan ditemukan di muara. Tungka dan Haeruddin (2016) menemukankelimpahan fitoplankton tertinggi berasal dari kelas Bacillariophyceae di muara sungai Banjir Kanal Barat.
Kelas Bacillariophyceae juga ditemukan di perairan Sungai Siak dengan jumlah kelimpahan (89%) (Amri et al., 2019). Hal ini
mengindikasikan bahwa kelas
Bacillariophyceae memiliki penyebaran yang luas baik di ekosistem muara maupun pesisir.
Fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae memiliki sifat yang mudah beradaptasi dengan lingkungan perairan, dapat ditemukan di seluruh perairan, tahan terhadap kondisi perairan yang ekstrim serta memiliki daya reproduksi yang tinggi (Muhiddin, 2009). Hal ini disebabkan perairan muara lebih banyak menerima input dari daratan yang menyebakan ekoistem muara kaya akan produktivitas primer .
Abubakar et al., Distribusi Spasial dan Temporal Fitoplankton
153 Tabel 2. Komposisi fitoplankton di perairanmuara
Penulis Komposisi jenis Kelimpahan (sel/L)
Lokasi Kisaran Fitoplankton
Syaifullah et al (2019)
Cyanophyeae
5.694 88.890
Sibuti Mangrove
Estuary, Sarawak, Malaysia Anabaena sp.
A. affinis Calothrix sp.
Oscillatoria erythrea O. limosa
O. sp.
Bacillariophyceae Rhizosolenia spp.
R. alata R. imbricata R. clevei R. curvata R. robusta R. stolterforthii R. styliformis
Coscinodiscus spp.
C. granii C. sentralis C. jonesianus C. radiatus C. sp.
C. thorii Dinophyceae Ceratium spp.
C. furca C. fusus C. horatum C. lineatum C. macroeros C. Paradoxides C. trichoceros C. tripos C. vulture C.breve
Dinophyceae spp.
D. caudata D. hastata D. fortii D. miles D. spp
Jurnal Kelautan, 14(2), 149-163 (2021)
154 Ptoroperidinium spp.
P. depressum P. divergens P. sp P. oceanium
Bharathi dan Sharma(2019)
Diatom
40000 78200
Northeast Coast Estuary, Southeast
Coast Estuary, Southweast
Coast Estuary, Northwest
Coast Estuary,
India Dinoflagellata
Green algae Blue-green algae Chrysophytes
Crysophytes
Madhu et al (2017)
Bacillariophyceae(Diatom)
426 7.905
Coastal water of Kocchi, India Dinoflagellata
Cyanophyceae (Alga hijau-biru)
Chlorophyceae(Ganggang hijau)
Dwirastina dan Makri (2014)
Cyanophyta
8800 210300
Sungai Rokan, Riau,
Indonesia Chlorophyta
Bacillariophyceae
Shofia dan Barti (2014)
Cyanophyceae
459 132.085
Perairan Waduk Cirata, Jawa
Barat, Indonesia Bacilllariophyceae
Tabel 3. Komposisi jenis fitoplankton di perairan pantai
Penulis Komposisi jenis
Kelimpahan (sel/L)
Lokasi Kisaran Fitoplankton
Barrera-Alba (2019)
Nanoplankton
13100 54600
Ilha Grand Bay (IGB) Southern Coast of Rio de Janeiro SE Brazil Mikrophytoplankton
Diatom Dinoflagellata
Purmaningthyas et al (2019)
Coscinodiscus sp.
619 7456
Teluk Gerupuk, Nusa Tenggara Barat, Indonesia Chaetoceros sp.
Nitzschia sp.
Pleurosigma sp.
Bidduphia sp.
Abubakar et al., Distribusi Spasial dan Temporal Fitoplankton
155 Zhou et al
(2018)
Pseudonitzschia spp.
23 80
South China Sea, Eastern Indian Ocean, Cina
Chaetoceros spp.
Asterionellapsis spp.
Nitzschia spp.
Anjhusha et al (2018)
Skeletonema costatum
2400 2600
Cochin Estuary, Costal waters, India
Nitzschia clostrium N. longissima Prorocentrum lima Prorocentrum sp.
Madhu et al (2017)
Bacillariophyceae(Diatom)
0,3 256 Coastal water of Kocchi, India Dinoflagellata
Cyanophyceae (Alga hijau-biru)
Chlorophyceae(Ganggang hijau)
Radiarta et al (2015)
Bacillariophyceae
6512 6864
Budidaya Terintegrasi (IMTA) Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat, Indonesia Nitzshia sp.
Gyrosigma sp.
Coscinodisus sp.
Chlorophyceae Dinophyeceae
Komposisi jenis yang ditemukan di perairan pantai tidak berbeda jauh dengan yang ditemukan di ekosistem muara. Komposisi fitoplankton tertinggi ditemukan mulai dari kelas Bacillariophyeae, Dinophyeceae, Chlorophyceae dan Cyanophyceae. Penelitian yang dilakukan oleh Munthe et al., (2012), bahwa kelimpahan fitoplankton tertinggi ditemukan dari kelas Bacillariophyceae dibandingkan dengan kelas lainnya yakni
Chlorophyceae, Cyanophyceae dan Dinoflagellata (Tabel 3). Diantara semua fitoplankton yang ditemukan di lokasi penelitian, didominasi oleh kelas Bacillariophyceae. Komposisi tertinggi kedua setelah Bacillariophyceae yakni Dinophyceae.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar et al., (2014), bahwa kelas Dinophyceae ditemukan tertinggi setelah Bacillariophyceae.
Gambar 2. Komposisi jenis fitoplankton perairan muara Estuary,
Malaysia
NCE, SCE, SCE, NCE,
India
Kocchi, India
Sungai Rokan
Waduk Cirata 5694
40000
426 8800 459
88.890 78200
7.905
210300
132.085
Kelimpahan Fitoplankton (sel/l)
Jurnal Kelautan, 14(2), 149-163 (2021)
156 Nilai kisaran komposisi keilimpahan fitoplankton di perairan Sungai Rokan, Riau, Indonesia, berkisar antara 8800-210300 sel/l (Dwirastina dan Makri, 2014). Sedangkan nilai kisaran terendah berkisar antara 426-7095 sel/l di perairan Kocchi, India (Madhu et al., 2017) (Gambar 2). Hal ini disebabkan pada perairan ini memiliki parameter perairan yang cukup baik untuk pertumbuhan fitoplankton.
Kelimpahan tertinggi ditemukan pada periode musim kemarau pada bulan Maret yakni berkisar 210.300 sel/l (Gambar 2). Hal ini disebabkan fitoplankton dapat melakukan fotosintesis dengan memanfaatkan energi cahaya matari. Kondisi perairan di sungai Rokan terkategori masih baik untuk pertumbuhan fitoplankton, baik secara fisik, kimia dan biologi. Fitoplankton tertinggi ditemukan dari kelas Bacillariophyceae mulai dari hilir sampai hulur baik pada musim kemarau maupun musim hujan, keberadaan unsur hara akan mempengaruhi dsitribusi dan penyebaran fitoplankton yang tidak merata di perairan tertentu. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Madhu et al., (2017), bahwa Distribusi tertinggi fitoplankton terlihat pada bulan Agustus (67,8%) dan dan November (49%) di perairan muara, yang didominasi kelas Bacillariophyceae (Gambar 2 dan Gambar 3).
Fitoplankton dari kelas Chlorophyceae dan Cyanophceae juga ditemukan di ekosistem muara pada saat musim hujan atau pada bula- bulan tertentu, fitoplankton dari kelas Cyanophyceae secara signifikan ditemukan dengan jumlah yang sangat sedikit pada bulan Agustus dan November yakni berkisar (0,1- 0,8%) di perairan Estuari Sungai Siak (Amri et al., 2019). Distribusi fitoplankton dari kelas Cyanophyceae memiliki penyebaran yang tidak signifikan di lingkungan perairan baik muara maupun pesisir, hanya ditemukan pada waktu dan di perairan tertentu (Amri et al., 2019). Kelas Cyanophyceae juga ditemukan pada periode musim hujan di perairan Sungai Rokan (Dwirastina dan Makri, 2014).
Kisaran nilai tertinggi fitoplankton antara 13100-54600 sel/l ditemui Southren Coastof Rio de Janiro, Brazil (Barerra-alba et al., 2019). Kemudian komposisi kiasran terendah yakni dengan nilai antara 0,3-256 sel/l ditemukan di perairan Coastal Water of Kocchi, India (Madhu et al., 2017).Tingginya kelimpahan fitoplankton di perairan Teluk Ekas disebabkan meningkatnya konsentrasi unsur hara, menyebabkan distribusi fitoplankton yang tidak merata di badan perairan, fitoplankton bervariasi dan berlimpah unsur hara di suatu perairan (Radiarta et al., 2015).
Gambar 3. Komposisi jenis fitoplankton di perairan pantai Diatom yang paling dominan ditemukan
seluruh perairan (Dwirastina dan Makri, 2014).
Hal ini disebabkan fitoplankton ini mampu beradaptasi berbagai kondisi lingkungan perairan baik di ekosistem muara, pesisir pantai, perairan tropis dan suptropik hingga di samudra.Komposisi fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae ditemukan tertinggi di ekosistem muara, India (Madhu et al., 2107).
Selama penelitian juga ditemui ganggang
hijau-biru (Cyanophyceae) di muara selama musim hujan (Madhu et al., 2017).
Selama periode penelitian yang dilakukan bahwa kelimpahan fitoplankton lebih dominan terlihat pada muara sungai (Syaifullah et al., 2019), yang disebabkan masuknya berbagai komponen kimia seperti ammoniak, nitrat, nitrit fosfat dan silika dari daratan yang dapat mengakibatkan ekosistem perairan tersebut IBG, Brazil Teluk
Grupuk
South Cina Sea,
Estern Indian Ocean
CE, CW, India
Teluk Ekas Kocchi, India 13100
619 23 2400 6512
0,3 54600
7456 80 2600 6864
256
Kelimpahan Fitoplankton (sel/l)
Abubakar et al., Distribusi Spasial dan Temporal Fitoplankton
157 kaya akan unsur hara. Fitoplankton dari kelas Bacillariophycaea mampu toleransi pada semua kondisi lingkungan perairan.Penelitian yang dilakukan oleh Madhu et al., (2017), menyakatan bahwa fitoplankton akan memberikan respon yang berbeda pada perairan muara dan laut pada periode musim tertentu.
Kemampuan fitoplankton yang berubah terus menerus pada berbagai kondisi lingkungan perairan baik secara fisik kimia maupun biologi (Dwirastina dan Makri, 2014), dapat menyebabkan distribusi dan penyebaran fitoplankton yang tidak merata, juga dipengaruhi oleh faktor berupa hembusan angin, morfogeografi setempat, dan pola arus yang membawa massa air permukaan perairan (Amelia et al., 2012).
Parameter Fisika dan Kimia Perairan
Parameter fisika kimia (suhu, salinitas, pH, padatan tersuspensi, oksigen terlarut, nitrat dan fosfat) yang dikaji dari berbagai jurnal
penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel 5 dan Tabel 6). Parameter yang yang dikaji dalam berbagai artikel bervariasi baik fisika, kimia dan biologi, dengan fokus pada parameter fisika dan kimia yang diperuncing (suhu, salinitas, pH, SPM, DO, nitrat dan fosfat) (Tabel 5 dan Tabel 6).Parameter fisika kimia yang dikaji memiliki nilai yang bervariasi, SPM tertinggi sebesar 546 (mg/L) (Bharathi dan Sharma, 2019) dan terendah sebesar 43,9 (mg/L) (Syaifullah et al., 2109). Nilai temperatur bervariasi mulai dari 27,95⁰C, 32,7⁰C 33,2⁰C sampai 33,3⁰C (Syaifullah et al., 2019; Dwirastina an Makri, 2014; Bharathi dan Sharma, 2019; dan Madhu et al., 2019) (Gambar 4).
Temperatur perairan terendah tertinggi sebesar 33,3(⁰C) ditemukan di perairan Cochin Estuary, Coastl Water, India (Anjusha et al.,2018). Sedangkan terrendah dengan nilai sebesar 27,95 (⁰C) ditemukan di perairan Sibuti Mangrove Estuary, Malaysia (Syaifullah et al., 2019).
Tabel 4. Parameter fisika kimia perairan di muara
Penulis
Fisika Kimia Perairan
Lokasi T (⁰C) (PSU) pH
(unit)
SPM
(mg/l) DO N (mg/l)
P (mg/l)
Syaifullah et al (2019) 27.95 27.31 7.35 43.9 6.71 0.86 0.28
Sibuti Mangrove Estuary, Sarawak, Malaysia Bharathi dan
Sharma(2019) 33,2 28,9 0 546 0 67,5 38,6
NCE, SCE, SCE, NCE, India
Madhu et al (2017) 33.3 9.9 7.8 0 0 0 0
Cochin Estuary, Costal Water India
Dwirastina dan Makri
(2014) 32,7 0 0 50 6,3 0,98 0,087
Sungai Rokan, Riau, Indonesia (Laut Tropis)
Shofia dan Barti (2014) 0 0 0 0 0 0 859.04
Perairan Waduk Cirata, Jawa Barat, Indonesia (Laut Tropis)
Jurnal Kelautan, 14(2), 149-163 (2021)
158
Tabel 5. Parameter fisika dan kimia perairan di perairan pantai
Penulis
Fisika Kimia Perairan
Lokasi T (⁰C) (PSU) pH
(unit)
SPM
(mg/l) DO N (mg/l) P (mg/l) Barerra-alba et al
(2019) 28.14 32.1 8.26 0 6.63 0.950 0.323
Teluk Gerupuk, NTB, Indoneisia Purmaningthyas et al
(2019) 29.26 36.4 8.58 0 7.45 0.625 0.95
IBG, Southern Coast of Rio de Janeiro, Brazil Anjusha et al (2018) 0 8.4 0 1,83 6,13 0,65 0,32
Coastl Water of Kocchi, India
Zhou et al (2018) 0 0 0 0 0 0 0
South Cina Sea, Estern Indian Ocean
Madhu et al (2017) 32.1 33.3 8.2 0 0 0 0
Cochin Estuary, Costal Water, India
Radiarta et al., (2015) 0 0 0 0 0 0 0
Budidaya Terintegrasi (IMTA), Teluk Ekas, NTB, Indoneisa
Gambar 4. Temperatur Perairan di Muara (⁰C) Suhu perairan laut tertinggi 29,26 (⁰C)
ditemukan di perairan IGB (Ilha Grand Bay), Brazil (Barerra-alba, 2019) 28,14 (⁰C) ditemukan di perairan Teluk Gerupuk, NTB (Purmaningthyas et al., 2019). Konsentrasi SPM (Suspenned Particulate Matter) tertinggi 546 mg/l ditemukan di perairan India (Bharathi dan Sharma, 2019). Sedangkan terendah sebesar 43,9 mg/l ditemukan di perairan Sibuti Mangrove Esturay, Malaysia (Syaifullah et al.,
2019).Konsentrasi SPM (Suspenned Particulate Matter) tertinggi 183 mg/l ditemukan di perairan Kocchi, India (Madhu et al., 2017). Nilai ph dan DO (Dissolved Oxygen) tertinggi sebesar 8,5 dan 6,71 mg/l, ditemukan di peraian Cochin Estuary, India dan Sibuti Mangrove Estuary, Malaysia (Anjusha et al., 2018; dan Syaifullah et al., 2019), masing-masing. Sedangkan terendah sebesar 7,35 dan 6,3 mg/l ditemukan di
27,95 33,2 33,3 32,7
0
Temperatur Perairan (⁰C)
Muara
Abubakar et al., Distribusi Spasial dan Temporal Fitoplankton
159 perairan Sibuti Mangrove Estuary, Malaysia dan di Sungai Rokan (Syaifullah et al., 2019;
dan Dwirastina dan Makri, 2014).Konsentrasi unsur hara (nitrat dan fosfat) tertinggi sebesar 67,5 mg/l dan 859 mg/l ditemukan di perairan India dan waduk cirata (Bharathi dan Sharam,
2019; dan Shofia dan Barti, 2014), masing- masing. Sedangkan konsentrasi terendah 0,86 mg/l dan 0,087 mg/l ditemukan di perairan Sibuti Mangrove Estuary, Malaysia dan Sungai Rokan (Syaifullah et al., 2019; dan Dwirastina dan Makri, 2014).
Gambar 5. Temperatur Perairan di Pantai (⁰C)
Gambar 6. Konsentrasi SPM di Muara (mg/l)
Gambar 7. Konsentrasi SPM di Pantai (mg/l) 28,14
0 0
29,26
0
Temperatur Perairan (⁰C)
Pesisir
43,9
546
0 50 0
Konsentrasi SPM (mg/L)
Muara
Teluk Gerupuk,
NTB, Indonesia
Coastl Water of
Kocchi, India
IBG, Brazil South Cina Sea, Estern Indian Ocean
Teluk Ekas, NTB,
Indoneisa 0
183
0 0 0
Konsentrasi SPM (mg/l21)
Pesisir
Jurnal Kelautan, 14(2), 149-163 (2021)
160
Gambar 8. Konsentrasi nilai pH dan DO (Dissolved Oxygen)di Muara
Gambar 9. Konsentrasi unsur hara di perarian muara
Gambar 10. Konsentrsi unsur hara di perairan pantai Konsentrasi unsur hara (nitrat dan fosfat)
tertinggi 0,95 mg/l dan 0,95 mg/l ditemukan di peraian Teluk Gerupuk dan Kocchi, India (Purmaningthyas et al, 2019; dan Madhu et al, 2017), masing-masing. Sedangkan
konsentrasi terendah sebesar 0,625 mg/l dan 0,323 mg/l ditemukan di perairan Kocchi, India dan Teluk Gerupuk (Madhu et al, 2017; dan Purmaningthyas et al, 2019).Keberadaan unsur hara merupakan unsur pembatas bagi 7,35
0
8,5
0 0
6,71
0 0
6,3
0
Muara
pH (unit) DO
0,86 0,28 67,5 38,6 0 0 0,980,087 0 859
Konsentrasi Unsur Hara
N (mg/L) P (mg/L)
Teluk Gerupuk,
NTB, Indonesia
Coastl Water of
Kocchi, India
South Cina Sea, Estern Indian Ocean
IBG, Brazil Teluk Ekas, NTB,
Indoneisa 0,95
0,625
0
0,65
0 0,323
0,95
0
0,32
0
Konsentrasi Unsur Hara
N (mg/L) P (mg/L)
Abubakar et al., Distribusi Spasial dan Temporal Fitoplankton
161 pertumbuhan fitoplakton pada perairan tertentu.Menurut Shofia dan Barti, (2014) bahwa distribusi fitoplankton cenderung terlihat pada perairan yang memiliki tinggi unsur hara terutama yang berasal dari nitrat dan fosfat. Menurut Zhou et al., (2018), bahwa pasokan nitrat dan fosfat dapat mempengaruhi atau merangsang pertumbuhan fitoplankton terutama pada musim kemarau.
Distribusi Spasial dan Temporal
Distribusi dan penyebaran fitoplankton tertinggi berasal dari kelas Bacillariophyceae, Dinoflagellata, Cholorophyceae, Cyanophyceae.Penyebaran dan keberadaan fitoplankton tertinggi ditemukan di perairan muara dibandingkan di perairan pantai yang didominasi Bacillariophyceae.Hal ini disebabkan di perairan muara terdapat masukan dari daratan berupa hasil aktivitas antropogenik (nitrat, nitrit, fosfat).Padatan tersuspensi, konsentrasi nitrat dan fosfat dan faktor fisika-kimia lainnya dapat mempengaruhi pertumbuhan struktur komunitas dan distribusi fitoplankton di perairan (Bharathi dan Sharma, 2019).
Distribusi Spasial
Distribusi spasial fitoplankton tersebar luas di seluruh badan perairan, baik di muara, waduk, danau, sungai, pesisir pantai, laut, hingga samudra, yang terdistribusi secara vertikal maupun horizontal.Perbedaan distribusi fitoplankton di perairan tertentu dipengaruhi oleh berbagai faktor Fisika, kimia dan biologi perairan.Distribusi fitoplankton tinggi di perairan pesisir yang dekat dengan pemukiman penduduk. Hal disebabkan pada perairan tersebut kaya akan unsur hara dengan komposisi spesies genus Coscinodiscus sp dan Chaeotocorus sp (Purmaningthyas et al., 2019). Penelitian Radiarta et al., (2015) ditemukan fitoplankton lebih terlihat subur pada perairan kaya unsur hara (Wulandari et al., 2014.
Distribusi Temporal
Distribusi fitoplankton dipengaruhi pola musim, penetrasi cahaya matahari yang masuk kedalam peraian, pola arus, serta berbagai faktor lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiratina dan Makri, (2014) bahwa pada bulan Maret ditemukan spesies fitolankton berasal dari kelas Cholorphyceae dan Cyanophyceae, sedangkan pada bulan Mei, Juni dan Oktober ditemukan fitoplankton dari kelas Cyanophyceae.Hal ini mengindikasikan bahwa pda bulan Maret merupakan musim kemarau
yang berpotensi peluang bagi fitoplankton untuk melakukan fotosintesis.Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Radiarta et al., (2015) bahwa ditemukan kelimpahan fitoplankton tertinggi pada bulan September-Oktober.
Distribusi fitoplankton tertinggi ditemukan di muara pada periode musim kemarau kemudian terendah pada musim hujan yang didominasi dari fitoplankton jrnis laut (Madhu et al., 2017). Penelitina yang dilakukan oleh Barerra-albaa et al., (2019), bahwa pola musiman mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton, terutama pada musim panas dan hujan, kemudian pada fenomena El-Nino dan La-Nina tertutama pada fenomena El-Nino.
Pola penyebaran fitoplankton dapat mempnegaruhi keberadaan fitoplankton di sutu badan perairan, baik berasal dari kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae, Chlorophyceae dan Cyanophyceae.Kelompok fitoplankton yang ditemukan berasal dari nanofitoplankton dan microfitoplankton, terutama di perairan muara (Barrera alba, 2019). Konsentrasi kelimpahan nanoplankton dan mikrofitoplankton tertinggi selama musim panas dan hujan kemudian menurun pada musim dingin dan kemarau, (Barrera alba et al., 2019), Kondisi hidrologi, faktor fisika dan kimia menunjukkan variabilitas musiman yang positif terhadap pertumbuhan fitoplankton.
Konsentrasi nutrisi anorganik tertinggi pada musim dingin dan panas.
Kelimpahan fitoplankton dari kelompok diatom dan dinoflagellata tumbuh dengan positif pada kondisi selama kemarau dibandingkan pada musim hujan, yang disebabkan keberadaan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis bagi organisme fitoplankton, kemudian didukung oleh faktor fisika, kimia seperti suhu, salinitas temperature air, oksigen terlarut, intensitas cahaya matahari serta ketersediaan unsur hara (Barrera-alba et al., 2019), trasnparansi cahaya yang tinggi, sehingga fitoplankton dapat berfotosintesis dan dapat digunakan oleh organisme heterotforik sebagai sumber energy (Amelia et al., 2012).
Peneltian yang dilakukan Barrera alba et al., (2019), bahwa Fenomena El-Nino dan La-Nina mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan kelompok fitoplankton, dimana pada saat El- nino kondisi perairan memiliki produktivitas yang tinggi dibandingkan pada saat La-Nina.
Ditribusi fitoplankton tertinggi ditemukan di muara dibandingkan di pesisir, terlihat pada musim panas baik di perairan muara, sunagi, waduk, mangrov, pantai maupun samudra. Di
Jurnal Kelautan, 14(2), 149-163 (2021)
162 perairan muara juga ditemuil sepsies dari ganggang hijau dan ganggang hijau-biru pada saat musim hujan, sedangkan di perairan pantai minim ditemukan spesies tersebut (Madhu et al., 2017).
KESIMPULAN DAN SARAN
Distribusi tertinggi fitoplankton secara spasial dan temporal di perairan pantai dan muara didominasi kelas Bacillariophyceae, kemudiankelas Dinophyceae, Chlorophyceae dan Cyanophycea. Distribusi fitoplankton secara spasial di pengaruhi keberadaan nutrien, kemudian secara temporal tertinggi ditemukan pada musim kemarau. Distribusi fitoplankton dipengaruhi parameter fisika dan kimia perairan (Oksigen terlarut, suhu, salinitas, pH, padatan tersuspensi/SPM, nitrat dan fosfat) tertutama keberadaan unsur hara.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, C. D., Hasan, Z., & Mulyani, Y. (2012).
Distribusi spasial komunitas plankton sebagai bioindikator kualitas perairan di Situ Bagendit Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan, 3(4), 301-311.
Amri, K., Asep, M., Asep, P., Ali, S., Eko, P., dan Muchlizar. (2019). Kelimpahan dan Sebaran Spasial-Temporal Fitoplankton di Estuari Sungai Siak Kaitannya dengan Parameter Oseanografi. Majalah Ilmiah Globe, 21(2), 105-116.
Anjusha, A., Jyothibabu, R., Jagadeesan, L., Savitha, K. M. M., & Albin, K. J.
(2018). Seasonal variation of phytoplankton growth and microzooplankton grazing in a tropical coastal water (off Kochi), Southwest coast of India. Continental Shelf Research, 171, 12-20.
Barrera-Alba, J. J., Abreu, P. C., &
Tenenbaum, D. R. (2019). Seasonal and inter-annual variability in phytoplankton over a 22-year period in a tropical coastal region in the southwestern Atlantic Ocean.
Continental Shelf Research, 176, 51- 63.
Bharathi, M. D., & Sarma, V. V. S. S. (2019).
Impact of monsoon-induced discharge on phytoplankton community structure in the tropical Indian estuaries.
Regional Studies in Marine Science, 31, 100795.
Dwirastina, D. & Makri. (2014). Distribusi Spasial Terhadap Kelimpahan,
Biomassa Fitoplankton dan Keterkaitannya dengan Kesuburan Perairan di Sungai Rokan, Provinsi Riau. LIMNOTEK, 21(2), 115-124.
Ekwu, A. O., & Sikoki, F. D. (2006).
Phytoplankton diversity in the Cross River estuary of Nigeria. Journal of Applied Sciences and Environmental Management, 10(1), 89-95.
Fachrurrozie, A., Patria, M. P., & Widiarti, R.
(2012). Pengaruh perbedaan intensitas cahaya terhadap kelimpahan zooxanthella pada karang bercabang (Marga: Acropora) di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jurnal Akuatika, 3(2), 115-124 Lasabuda, R. (2013). Regional development in
coastal and ocean in archipelago perspective of the Republic of Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, 1(2), 92-101.
Liwutang, Y. E., Manginsela, F. B., &
Tamanampo, J. F. (2013).
Phytoplankton density and diversity in the waters around the reclamation area in Manado Beach. Jurnal Ilmiah Platax, 1(3), 109-117.
Madhu, N. V., Martin, G. D., Haridevi, C. K., Nair, M., Balachandran, K. K., & Ullas, N. (2017). Differential environmental responses of tropical phytoplankton community in the southwest coast of India. Regional Studies in Marine Science, 16, 21-35.
Munthe, Y. V., & Aryawati, R. (2012). Struktur komunitas dan sebaran fitoplankton di perairan sungsang Sumatera Selatan.
Maspari Journal: Marine Science Research, 4(1), 122-130.
Radiarta, I. N., Erlania, E., & Sugama, K. S.
K. (2015). Analisis Spasial Dan Temporal Komunitas Fitoplankton Sekitar Budidaya Laut Terintegrasi Di Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat.
Jurnal Riset Akuakultur, 10(2), 283- 291.
Siregar, L. L., Hutabarat, S., & Muskananfola, M. R. (2014). Distribusi Fitoplankton Berdasarkan Waktu dan Kedalaman yang Berbeda di Perairan Pulau Menjangan Kecil Karimunjawa.
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 3(4), 9-14.
Syaifullah, A.S.M., Abu, H.M.K., Mohd, H.I., Amy H.J., 2019. Community Composition and Diversity of Phytoplankton in Relation to Environmental Variables and Seasonality in a Tropical Mangrove
Abubakar et al., Distribusi Spasial dan Temporal Fitoplankton
163 Estuary. Regional Studies in Marine 0.Science 32, 100826
Tao, W., Niu, L., Liu, F., Cai, H., Ou, S., Zeng, D., ... & Yang, Q. (2020). Influence of river-tide dynamics on phytoplankton variability and their ecological implications in two Chinese tropical estuaries. Ecological Indicators, 115, 106458.
Tungka, A. W., Haeruddin, H., & Ain, C.
(2016). Konsentrasi Nitrat Dan Ortofosfat Di Muara Sungai Banjir Kanal Barat Dan Kaitannya Dengan Kelimpahan Fitoplankton Harmful Alga
Blooms (HABs). SAINTEK
PERIKANAN: Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 12(1), 40-46.
Wulandari, D. Y., Pratiwi, N. T. M., &
Adiwilaga, E. M. (2014). Distribusi spasial fitoplankton di perairan pesisir Tangerang. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 19(3), 156-162.
Zhou, Y., Hu, B., Zhao, W., Cui, D., Tan, L., &
Wang, J. (2018). Effects of increasing nutrient disturbances on phytoplankton community structure and biodiversity in two tropical seas. Marine pollution bulletin, 135, 239-248.