• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Pengertian Judul

Judul proyek ini adalah “Rumah Lukis di Surabaya”. Pengertian judul tersebut jika ditinjau dari setiap kata adalah sebagai berikut:

• Menurut kamus ensiklopedia bebas dari situs www.wikipedia.com adalah : Dalam arti umum, rumah adalah bangunan buatan manusia yang dijadikan tempat tinggal selama periode waktu tertentu. Rumah juga kadang menjadi tempat tinggal hewan, namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar atau sarang dan kandang.

Rumah berbentuk ruangan yang dibatasi dinding dan atap, biasanya memiliki jalan masuk berupa pintu, bisa berjendela ataupun tidak.

Lantainya bisa berupa tanah, ubin, keramik, atau bahan lainnya. Rumah modern biasanya lengkap memiliki unsur-unsur ini, dan ruangan di dalamnya terbagi-bagi menjadi beberapa kamar yang berfungsi spesifik, seperti kamar tidur, kamar mandi atau WC (Mandi Cuci Kakus), ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, garasi, gudang, teras, dan pekarangan.

• Menurut kamus ensiklopedia situs www.wikipedia.com adalah:

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu

merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari

ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan

juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri

peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa

dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan

suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai

yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat

medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi,

atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun

demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu,

dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap

(2)

gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

Seni lukis adalah salah satu induk dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari drawing. Dimana drawing / melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.

• Kata “di” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) adalah kata perangkai yang menyatakan ada pada sesuatu tempat, yang kadang-kadang dipakai sebagai: pada, kepada, akan, oleh, dari. Awalan yang digunakan sebagai penunjuk tempat dan penunjuk waktu.

• Pengertian Surabaya ini menerangkan suatu lokasi atau daerah.yang merupakan Ibukota propinsi jawa Timur, Indonesia

Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah ibukota Negara DKI Jakarta yang dikenal sebagai kota marirtim perdagangan dan kondisi masyarakatnya yang majemuk.

Ibukota propinsi jawa Timur yang terletak pada garis Lintang Selatan dan Bujur Timur antara 7º12’ - 7º21’ Lintang Selatan dan 112º36’ - 112 º54’

Bujur Timur. Wilayah kota Surabaya sebagian besar merupakan daerah

dataran rendah dengan ketinggian rata – rata 3 – 6 meter diatas permukaan

laut, adapun daerah perbukitan berada di bagian Barat Daya kota di Bukit

Lidah dan Bukit Gayungan dengan ketinggian 25 – 50 meter diatas

permukaan laut. Luas wilayah kota Surabaya adalah 32.636,69 Ha

berdasar hasil pengukuran Dinas tata kota Surabaya dan peta garis 1:1000

pada tahun 1989.

(3)

Secara administrative wilayah Kota Surabaya memiliki batasan:

Sebelah Utara : Selat Madura Sebelah Timur : Selat Madura Sebalah Barat : Kabupaten Gresik Sebalah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

(Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, 2001)

Menurut Microsoft Encarta Reference Library (2005), “Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dengan klasifikasi kota metropolitan yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.”

Mengacu pada arti setiap kata tersebut maka pengertian judul secara keseluruhan adalah suatu wadah/ tempat bagi masyarakat umum pada umumnya dan masyarakat kota Surabaya pada khususnya yang menampung berbagai kegiatan pameran karya seni lukis seniman maupun anak – anak dan remaja, seminar, diskusi, pelatihan/ kursus seni lukis serta fasilitas penunjang yang memadai untuk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan seni lukis dan pengguna kompleks bangunan ini dimana bangunan ini bersifat kompleks yang berkonsepkan keterbukaan antar hubungaan fungsi – fungsi ruangnya

1.2 Latar Belakang

Seni merupakan sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Berbagai budaya negara Indonesia pandangan terhadap seni pada saat ini bukan hanya sebatas yang terdapat dari alam tetapi juga hal yang tak tampak dan yang bersifat abstrak sehingga keindahan menjadi dorongan yang bagi mahluk memiliki pemikiran untuk menciptakannya. Kita tak dapat berpaling dari hal tersebut, seni akan mempengaruhi pikiran pembuat dan yang melihatnya sehingga terjadi pengungkapan perasaan yang menghasilkan interaksi (Syawir, 2007).

Berbagai macam seni telah ada seperti seni tari, seni patung, seni musik, seni lukis dan masih banyak lagi. Perkembangan seni lukis dari mulai dunia anak sampai dewasa telah berkembang dengan pesat khususnya di kota Surabaya.

Menurut Agus Purwantoro, laju pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan,

(4)

teknologi dan industri dewasa ini memberikan pengaruh yang sangat besar bagi hidup dan perkembangan budaya bangsa, termasuk didalamnya berbagai bidang seni rupa, mengkhususkan lagi dalam seni lukis dan senimannya.

Kegiatan melukis merupakan kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Media lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam – macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan. Perkembangan seni lukis di Indonesia, khususnya di Jawa Timur pada beberapa tahun belakangan ini mengalami kemajuan yang luar biasa.

Para pelukis bermunculan, menganut berbagai aliran, dan dengan teknik yang mengagumkan (Melukis). Berbagai penyajian karya lukis menggunakan berbagai macam teknik seperti anamorphisme, sotto in su, hatching, impasto, tromprl’oeil, sfumato, cyclorama, chiaroscuro.

Dapat kita telusuri bahwa manusia telah diberi kemampuan oleh Tuhan untuk merasakan keindahan dengan pemikiran yang sederhana sehingga pikiran manusia yang berkembang pesat sekarang ini. Pandangan terhadap seni bukan hanya sebatas yang terdapat dari alam tetapi juga hal yang tak tampak dan yang bersifat abstrak sehingga keindahan menjadi dorongan bagi mahkluk memiliki pemikiran untuk menciptakannya. Seni akan mempengaruhi pikiran pembuat dan yang melihatnya sehingga terjadi pengungkapan perasaan yang menghasilkan interaksi. Luasnya pandangan terhadap seni memberikan kepuasan bagi pembuat untuk berekspresi menciptakan karya yang mempunyai sifat bermacam – macam seperti naturalis, realis, abstrak, dll (Windy, 2007).

Seni rupa di Indonesia dewasa ini tengah menuju pada pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Pelbagai pameran karya seni rupa nyaris setiap hari

digelar di kota – kota besar, terutama karya seni lukis; bahkan tampaknya dunia

media massa (cetak maupun elektronik) telah pula turut berperan untuk

mempromosikan seni rupa. Tetapi sesungguhnya perkembangan seni rupa di

Indonesia belum sepenuhnya dibarengi dengan pengadaan sarana yang memadahi

sehingga pertumbuhan tata nilai dan arah perkembangan seni rupa lebih

cenderung terabaikan. Sementara itu secara ideal seni rupa di Indonesia

(5)

sebenarnya membutuhkan pemahaman yang baik dan benar dari masyarakatnya (Sasmitawinata, 1992).

Bermunculan komunitas – komunitas bidang seni lukis semakin banyak.

Biasanya terbentuk menjadi beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda – beda namun karya yang dihasilkan memiliki ciri – ciri tertentu yang membuat komunitas ini menjadi tak berbaur dengan yang lain. Sebenarnya ditinjau berdasarkan karakter umum dari seniman bahwa mereka selalu terbuka terhadap hal baru, lingkungan yang baru ataupun perkembangan seni lukis yang baru.

Namun mereka terkadang hanya dapat memamerkan karyanya di tempat - tempat tertentu yang tidak layak dan kurangnya pembeli. Komunitas – komunitas yang ada di Surabaya ini biasanya berkumpu di balai Pemuda Surabaya dan perkumpulan tersebut biasanya pada saat ada acara / pameran tertentu sehingga interaksi antar komunitas satu dengan yang lain terhambat dan berdampak pada perkembangan seni lukis kita meskipun banyak peminat / kolektor lukisan.

10 tahun terakhir ini sanggar seni lukis di Kota Surabaya marak sekali.

"Namun, sekarang sanggar seni lukis berkembang seperti sekolah, sangat teoretis (Natalini, 2008). Selain itu Surachman mengatakan, pola dan model belajar melukis di sanggar sepenuhnya amat tergantung pada guru-guru seni lukisnya.

Sanggar seni lukis sepatutnya mempertimbangkan bakat anak. "Terlepas nanti menjadi pelukis atau tidak, anak perlu diberikan kebebasan berimajinasi baik memilih warna maupun teknik mewarnai sesuai dengan keinginan dia dan sebagian sanggar seni lukis berperilaku sekadar menuruti kemauan orangtua yang meminta agar anaknya bisa menggambar dan melukis. Kepuasan berkarya pada anak-anak diperolehnya dari hasil keyakinan dirinya yang kemudian berkembang sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas hasil karyanya.

Berdasarkan Lini Natalini berpendapat bahwa lukisan anak di Kota

Surabaya berkembang cukup pesat. Namun dalam proses belajar, sebagian besar

sanggar belum sepenuhnya memberikan kebebasan anak untuk berimajinasi dan

berkreasi sehingga hasilnya terkesan seragam. Kebebasan dan kemurnian yang

dimiliki anak-anak sangat dominan baik dalam coretan, bentuk obyek, warna dan

komposisinya, sehingga sering dikatakan bahwa seni lukis anak-anak merupakan

lukisan yang paling murni karena belum terpengaruh seperti orang dewasa.

(6)

Dibalik lukisannya itu bila kita perhatikan secara teliti akan kita dapati nilai-nilai artistik dan estetis bahkan mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri yang khas. Muharyadi berpendapat bahwa melukis bagi anak-anak merupakan bahasa untuk berfikir hal ini dapat diamati pada hasil-hasil dan proses pembuatannya.

Tahun 2008 ini telah diselenggarakan pasar seni lukis Indosnesia 2008 yang jumlah lukisan yang terjual mencapai 146 buah, ditambah sekitar 72 sket. Ini adalah rekor transaksi lukisan di kota Surabaya (“146”). Omzet Pasar Seni Lukis Indonesia 2008 mampu menembus angka penjualan Rp 400 juta. Jumlah ini diperoleh dari hasil penjualan 180 buah lukisan dan 70 sketsa. Ketua Panitia Pasar Seni Lukis Indonesia 2008 M Anis sekaligus Direktur Sanggar Merah Putih di Balai Pemuda Surabaya mengatakan, pencapaian angka penjualan itu jauh dari perkiraan Setiap hari, sejumlah lukisan berhasil berpindah tangan. Kehadiran para pembeli lukisan sebenarnya amat mereka perlukan, bukan hanya untuk memancing dan menggairahkan kreativitas mereka, tetapi juga untuk menyambung keberlangsungan dan menenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka.

Bardasarkan Menteri Pariwisata, Pos dan telekomunikasi Indonesia mengatakan bahwa dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan pelukis – pelukis muda dengan karya yang cukup kreatif. Hal ini tidak lain karena berbagai kesempatan semakin terbuka bagi mereka dalam mengembangkan karya – karyanya, baik berupa kesempatan untuk berpameran maupun kesempatan lainnya.

Salah seorang kolektor yang juga pengusaha bidang perumahan, Ir. Ciputra tampaknya sangat mendukung perkembangan seni lukis di Kota Surabaya dan sekitarnya dengan ditandai banyaknya karya pelukis Kota Pahlawan itu yang menjadi koleksi museumnya. Menurut dekan Fakultas Teknologi dan Desain Universitas Ciputra Surabaya, Ini merupakan apresiasi yang menguat bagi karya- karya teman-teman pelukis Surabaya. Saya kira momentum ini harus disikapi dengan sangat positif oleh teman-teman. Selama ini kolektor besar kan berburu lukisan di Jakarta atau ke Singapura, kini Surabaya mulai dilirik."

Sekitar tahun 2003 Tidak kurang pula 260 karya dari kurang lebih 92

pelukis anak-anak, dari jenjang pendidikan taman kanak-kanak hingga sekolah

menengah pertama. Dari ratusan karya lukisan anak-anak sanggar lukis Anang

Baret, tersembul sejumlah karya rupa seni yang amat menarik untuk dinikmati

(7)

sekaligus diapresiasi. Di bawah ini beberapa contoh keadaan dan suasana ruang sanggar di Kota Jakarta dan Bandung.

Gambar 1.1 Ruang Lantai dasar Museum Barli untuk pendidikan, diskusi dan pagelaran seni

Sumber: Google search, 19 Desember 2008 http://impastovisualart.com/galleri.html

“Perkembangan yang luar biasa ini belum diimbangi dengan sarana yang memadai, karena pemerintah dan hampir semua pemerintah di daerah kurang memperhatikannya, sehingga tidak ada infrastruktur baru yang dibangun untuk pertumbuhan kesenian, khususnya seni lukis. Kualitas hasil karya anak-anak akan lebih baik bila mendapatkan pembinaan yang lebih serius dari para pendidik seni rupa. Dalam pengajaran, sanggar seni lukis itu terpaku pada satu bentuk dan degradasi warna. Sementara infrastruktur lama untuk kegiatan kesenianpun, penggunaannya dialihkan untuk kegiatan lain. Nyaris tidak ada anggaran baik dari APBN maupun APBD yang dialokasikan untuk perkembangan seni lukis. Lebih

Sumber: Museum Barli, Bandung

Gambar 1.2 Suasana Ruang kelas “ Impasto Visual

Art Studio” Jakarta

(8)

menyedihkan lagi, sektor swastapun hampir mengabaikan perkembangan seni lukis. Akibat kondisi yang demikian, akhirnya para seniman, khususnya para pelukis, bagai tumbuh di padang gersang. Mereka berkembang dengan sarana dan fasilitas seadanya, yang mereka sediakan dan ciptakan sendiri. Mereka berkembang dengan sarana dan fasilitas seadanya, yang mereka sediakan dan ciptakan sendiri. Mereka menggelar pameran seni lukis di tempat-tempat yang sebenarnya tak layak untuk menyelenggarakan pameran, sehingga mereka sulit mengundang calon pembeli potensial. Padahal, kehadiran para pembeli lukisan sebenarnya amat mereka perlukan, bukan hanya untuk memancing dan menggairahkan kreativitas mereka, tetapi juga untuk menyambung keberlangsungan dan menenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka (“Pasar”).

Gambar 1.3 Suasana pengunjung dan seniman pasar seni lukis “Montmartre”

Paris

Sumber: Google Search (19 Desember 2008) www.city-photo.org

Menurut koresponden Siswowidodo Surabaya Post, melukis merupakan kebutuhan batin yang harus dipenuhi. “Saya tak peduli, apakah karya saya itu nantinya menghasilkan duit atau tidak. Saya tetap akan melukis dan melukis.”

Siswo mengatakan bahwa ia belum memilih salah satu aliran. Dia melukis sesuai

(9)

dengan keinginan hatinya. “Saya melukis sesuai keinginan hati saja. Kalau sudah jadi lukisan, kemudian penikmat memasukkan ke aliran realis, ekspresionis, impresionis, abstrak atau bahkan sama sekali tak masuk aliran yang sudah ada, itu terserah saja. Aliran-aliran itu bukan urusan saya.”Banyak sekali kelompok seniman tertentu dalam usaha mengembangkan seni lukis, seperti halnya kelompok matra yang mayoritas pelukis otodidak. Mereka berkembang dengan sarana dan fasilitas seadanya. Mereka beranggapan bahwa hasil lukisan yang dibuat bukan merujuk pada satu aliran. Selain itu terdapat komunitas – komunitas tertentu seperti komunitas Bang Wetan yang peduli terhadap perkembangan seni lukis Jawa Timur.

Seperti halnya pada anak – anak pun, Agoes Koecink, seorang perupa yang senantiasa mengamati pameran lukisan anak-anak mengatakan bahwa sebagian besar dari lukisan karya anak-anak yang dipamerkan sudah kehilangan ekspresi dunia anak itu sendiri, karena mereka cenderung mengikuti tren lomba- lomba seni lukis anak yang terkesan seragam, baik bentuk maupun komposisi warnanya (“Memasuki”, para 9). Agoes Koecink lebih jauh mengatakan, keberadaan sekaligus kehadiran guru seni lukis sanggar memiliki tanggung jawab sosial-moral terhadap karya seni lukis yang benar karena seni lukis dengan gambar memiliki perbedaan makna yang jelas(“Memasuki”, Para 13)

Oleh karena itu, dengan semakin banyaknya peminat dan seniman dalam mengapresiasikan karya seni lukis maka perlu adanya wadah untuk menampung segala kegiatan yang dibutuhkan oleh para pelukis dan peminat.

Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia telah berkembang menjadi kota metropolitan tempat berkumpulnya bermacam- macam orang dari berbagai suku bangsa. Tidak seperti ibukota Jakarta yang mempunyai Taman Ismail Marzuki (TIM), Galeri Nasional, Surabaya tidak mempunyai wadah bagi para seniman seni lukis secara khusus untuk mengapresiasikan karyanya dan bagi masyarakat luas untuk menikmati kesenian itu dari dalam maupun luar negeri.

Terbukti juga minat masyarakat terhadap seni lukis serta seniman yang ingin

berkumpul dalam mengapresiasikan karyanya maka butuh adanya wadah kegiatan

dalam usaha mengenalkan dasar – dasar pengajaran, diskusi serta mempamerkan

(10)

hasil karya kepada masyarakat termasuk anak – anak serta masyarkat yang awam terhadap seni.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena diatas akhirnya melahirkan gagasan bagaimana mendesain kompleks fasilitas kaum pecinta seni lukis yang mampu memberikan cerita, karakter tentang seni lukis yang mencerminkan keterbukaan antar seniman seni lukis dan antar pemula serta bagaimana mendesain wadah aktivitas pengajaran, pemberian informasi maupun fasilitas penunjang aktivitas seniman, pengamat seni lukis, kolektor serta masyarakat dari anak – anak sampai dewasa sehingga dapat melahirkan kualitas seniman yang baik dan masyarakat yang lebih mengerti seni lukis.

1.3.1 Tujuan

Mendesain kompleks fasilitas bagi para pecinta seni lukis yang mencerminkan keterbukaan antar seniman dan pemula serta dapat menjadi wadah berkumpulnya para peminat seni lukis dalam mengapresiasikan karyanya.

I.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Bagi Pengunjung

• Memberikan wadah untuk dapat memperoleh informasi mengenai karya seni lukis

• Memberikan pelayanan pengajaran seni lukis kepada pengunjung

• Mengenalkan karya seni lukis, cultural exchange dengan luar negeri atau sekedar tempat bersantai melepas lelah.

• Menumbuhkan apresiasi dan rasa memiliki terhadap kebudayaan

indonesia pada masyarakat pada umumnya dan terlebih pada kaum

muda pecinta seni lukis

(11)

1.5.2 Bagi Penyelenggara dan Para Seniman

• Memberikan wadah perkumpulan bagi para seniman yang bersifat permanen

• Memudahkan seniman dalam memperoleh informasi seni dan bertukar pikiran dengan budayawan dari dalam maupun luar negeri, maupun masyarakat umum yang ingin berdialog dengan mereka.

• Menjadikan tempat tujuan wisata masyarakat luar/ dalam kota Surabaya

• Memudahkan seniman untuk dapat mengapresiasikan karyanya

• Meningkatkan penjualan karya seni yang dipamerkan

• Memudahkan untuk mendapat peminat baru di bidang seni lukis

I.5.3 Bagi Pemerintah

• Mengembangkan pengajaran seni lukis di kota Surabaya

• Membuka lapangan kerja baru di wilayah Surabaya

• Menjadikan kota Surabaya dikenal oleh kota lainnya dari segi karya seni lukis

• Menjadi sumber pemasukan baru bagi negara dan sektor seni (bidang pariwisata)

• Penulis memperoleh modal akademis untuk memasuki dunia kerja arsitektur

• Penulis memperoleh wawasan dan cara berpikir secara global dan semakin terbuka dalam menyelesaikan pemasalahan yang muncul dari awal sampai tahap akhir

• Memberikan nuansa baru bagi peminat seni lukis di Surabaya

• Memperoleh informasi bagi masyarakat khususnya peminat seni lukis

• Universitas Kristen Petra dapat memperoleh suatu karya tugas akhir

mahasiswa yang dapat menjadi alat bantu bagi proses pembelajaran

yang ada

(12)

1.6 Sasaran / Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan proyek ini adalah kegiatan yang menitikberatkan pada upaya peningkatan apresiasi seni lukis melalui interaksi antar seniman dan seniman dengan masyrakat luas. Selain itu, pemberian informasi tentang karya seni lukis pada masyarakat pada umumnya dan bimbingan bagi pengunjung bebas dan khususnya kalangan anak – anak dan remaja. Selain itu juga memberikan pelayanan konsultasi dan rekonfirmasi menyangkut persoalan karya maupun acara pemeran seni lukis.

1.6.1 Sasaran Seniman

Para seniman seni lukis dapat memperoleh wadah untuk dapat berekspresi untuk mengahasilkan karya seni lukis dan bagi komunitas seniman di kota surabaya agar dapat menyatu dalam satu komplek

1.6.2 Sasaran Pengunjung

Pengunjung dapat mengisi waktu luang dengan menikmati lukisan yang dipamerkan, dapat membeli karya seni yang dijual serta dapat melihat secara langsung proses pembuatan karya seni. Pengunjung juga dapat mengenal dan menikmati pengajaran teknik melukis.

Dengan adanya fasilitas tempat inap seniman, amphiteater, serta fasilitas komersial seperti art resto, toko – toko, pameran lukis outdoor sebagai penunjang rumah lukis ini agar dapat lebih survive dengan adanya fasilitas penunjang.

1.7 Batasan Proyek

Proyek rumah lukis ini diperuntukkan untuk siapa saja dari luar atau dalam

kota Surabaya. Namun dalam proyek rumah lukis ini, seni lukis itu sendiri

pembahasannya sangat luas sehingga perlu adanya batasan – batasan proyek

sehingga memudahkan dalam proses perancangan. Batasan rencana mulai dari

karya yang dipamerkan tersebut menekankan pada seni lukis dasar pada karya –

karya 2 dimensi dengan berbagai medium apapun namun mengenai pelatihan

yang diberikan berupa dasar – dasar melukis dari sketsa, penggunaan cat yang

ditekankan pada pada media 2 dimensi.

(13)

1.8 Metode Pengumpulan Data 1.8.1 Studi Komparasi

Studi komparasi dilakukan di beberapa fasilitas yang berhubungan dengan seni lukis untuk perbandingan dalam mendesain. Tujuan survei lapangan ini untuk mendapatkan studi banding mengenai:

- Bentuk dan ekspresi bangunan - Kebutuhan ruang

- Karakteristik setiap ruang / bangunan - Sirkulasi luar dan dalam bangunan - Teknik pencahayaan dan penghawaan

Lokasi yang telah dikunjungi antara lain:

Galeri Cemara (Jakarta) Pasar seni Ancol Jakarta Galeri Nasional Jakarta Ark Gallery Jakarta Selasar Sunaryo Bandung Museum Barli Bandung Museum Seni Lukis Affandi Yogyakarta

1.8.2 Studi Literatur

Data – data yang didapat untuk kelengkapan proyek ini didapat dari buku – buku, surat kabar, majalah – majalah serta media informasi internet yang berhubungan dengan kegiatan seni lukis dan metode pengajaran seni lukis.

1.8.3 Survei Lapangan

Pengamatan langsung ke lokasi sehingga dapat mengetahui secara langsung keadaan yang sebenarnya di lapangan sehingga dapat mengetahui potensi, kelebihan dan kekurangan lokasi.

1.8.4 Wawancara

Melakukan tanya jawab dengan beberapa seniman, pihak yang

bersangkutan dengan program kursus melukis, pecinta lukisan serta pihak lain

yang bersangkutan mengetahui tentang seni lukis. Untuk menunjang perencanaan

dan perancangan.

(14)

1.9 Skema Berpikir

Gambar

Gambar 1.1 Ruang Lantai dasar Museum Barli untuk pendidikan, diskusi  dan pagelaran seni
Gambar 1.3 Suasana pengunjung dan seniman pasar seni lukis “Montmartre”

Referensi

Dokumen terkait

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KABUPATEN DAN PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2019 JUMLAH DAN PERSENTASE

Sama seperti pada unit analisis sebelumnya, Kompas.com mendapatkan indeks skor yang terendah bila dibandingkan dengan dua media online lainnya.. Berdasarkan

Untuk menganalisis hubungan antara nilai tegangan supply terhadap torsi dan putaran pada motor DC shunt, maka dilakukan pengujian dengan menurunkan tegangan yang diberikan ke

Hal ini terasa semakin sulit untuk diselesaikan dalam jangka pendek karena adanya keterbatasan lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kelurahan

Kinerja pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari besarnya PDRB per kapita di Sumatera Utara berada di bawah rata-rata nasional, menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk

■ Selain itu, jika M merupakan modul duo sekaligus merupakan modul bersuplemen utama, maka setiap hasil jumlah langsung dari M juga merupakan modul bersuplemen

Metode ini berbeda dari metode peleburan, dalam hal sumber unsur penentu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan

Verifikasi hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan Excel dengan hasil perhitungan manual dengan metode yang ada pada buku teks untuk desain