• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA BAHASA ARAB DI SMP DAN SMA IT BINA PEKERTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA BAHASA ARAB DI SMP DAN SMA IT BINA PEKERTI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA BAHASA ARAB DI SMP DAN SMA IT BINA PEKERTI

Nurul Azizah Putri Palupi, Nur Hizbullah

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Al Azhar Indonesia

[email protected], [email protected] ABSTRAK

تايلآا مهف لجأ نم ةياغلل انمهم انرمأ تُملسملل ةيبرعلا ةغللا ملعت دعي

ةفاضلإك ةايحلل ليلدك ةلوهسب ةسدقبؼا

نم ةيلاخ نكت لد فلآا تىح ةيبرعلا ةغللا ةسارد فأ كدبي ، كلذ عمك .ةيبرعلا ةءارقلا صن مهف في ةبقاث ةرظن

لكاشبؼا

.

ةطسوتبؼا ةسردبؼا

ك

ةيوناثلا يةىسىرٍدىمٍلا

تيركب ءاىنًب

لعيج ابف ، ةيملبسإ ةينيد ةيجولويديأ عم يبظر ميلعت وى

عت

ةغللا ملعت في تابقع ةدع ؾانى ، كلذ عمك .ةيبرعلا ةغللا ملعت بلبطلا ميلعتب انمزلم تُملعملل ةيبرعلا ةغللا مل

في ةيبرعلا ةغللا ملعت لكاشم ؿوح ثبح ءارجإ مركرضلا نم ، كلذل .ةيبرعلا

ةسردبؼا

ةطسوتبؼا

ك

يةىسىرٍدىمٍلا

ةيوناثلا

تيركب ءاىنًب

ؼدته .ةءارقلا فاقتإ في

نكيم تيلا ؿولبغاك ثدبر تيلا تلبكشبؼا فصك لذإ ةساردلا هذى

بلبط ثحبلا في ؾراش .يعون يفصك نياديم ثبح وى ثحبلا اذى .تلبكشبؼا هذى لبغ اهمادختسا

ةسردبؼا

سسةطسوتبؼا

ك

ةيوناثلا يةىسىرٍدىمٍلا

تيركب ءاىنًب

وصبغا لحارم .فايبتسلااك ةبقاربؼا ؽرط يى تانايبلا عبص تاينقت

ؿ

ةيبرعلا ةغللا ملعت فأ جئاتنلا ترهظأ .تاجاتنتسلااك تانايبلا ضرعك تانايبلا ليلقت يى ةمدختسبؼا تانايبلا ىلع

ةءارقلا فاقتإ ةلكشم يى ةلكشبؼا هذى .بلبطلا اهنم نياعي لكاشم نم نياعي فاك رشاعلاك عباسلا تُفصلا في

عاوقلاب قلعتت لا تيلا ءايشلأا مأ .موغل تَغ روظنم نم

، ملعبؼا لماوع كلذ في ابد لماوع ةدع نع جتنتك د

فأ بيج ملعبؼا فأ وى لكاشبؼا هذى لبغ لبغا .سيردتلا طئاسك لماوعك ، ةقيرطلا لماوعك ، بلاطلا لماوعك

في ةكراشبؼا في تُطبضنم بلبطلا فوكي فأ بيجك ، ةءارقلا فاقتإ ملعت ةقيرط فاقتإ ىلع ةردقلا ويدل فوكي

ةقيرطلاك ،ملعتلا

ةيبرعلا ةغللا ةئيب يى ةيبرعلا ةءارقلا تاراهم ملعتل ةبسانبؼا ةئيبلاك ، ةيئاقتنا ةقيرط يى ةمدختسبؼا

ةيمويلا متهايح في

.

ةيبرعلا ةغللا ملعت لكاشم ، ةءارقلا فاقتإ ، ةيبرعلا ةغللا ملعت :ةيحاتفبؼا تاملكلا

.

Pembelajaran bahasa Arab bagi umat muslim sangatlah penting agar mudah memahami ayat suci Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup dan untuk menambah wawasan dalam memahami teks bacaan bahasa Arab. Akan tetapi, tampaknya mempelajari bahasa Arab sampai

(2)

sekarang tidak luput dari permasalahan. SMP dan SMA IT Bina Pekerti adalah salah satu pendidikan formal dengan ideologi agama Islam sehingga menjadikan pembelajaran bahasa Arab bagi guru wajib mengajarkan kepada para murid untuk mempelajari bahasa Arab. Akan tetapi, ada beberapa kendala di dalam pembelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang problematika pembelajaran bahasa Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti dalam kemahiran membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problem apa saja yang terjadi dan solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif deskriptif. Subjek penelitiannya adalah siswa SMP dan SMA IT Bina Pekerti. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah metode observasi dan kuesioner. Tahapan memperoleh data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab di kelas VII dan X terdapat problem yang dialami oleh siswa. Problem tersebut adalah problem kemahiran membaca dari segi non linguistik. Maksudnya, hal yang tidak berkaitan dengan tata bahasa dan disebabkan dari beberapa faktor yang meliputi faktor guru, faktor siswa, faktor metode, dan faktor media pengajaran. Adapun solusi pemecahan dari permasalahan tersebut adalah guru harus memiliki kemampuan dalam menguasai metode pembelajaran kemahiran membaca, siswa harus disiplin dalam mengikuti pembelajaran, metode yang digunakan adalah metode eklektik, dan lingkungan yang tepat untuk pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab adalah lingkungan yang berbahasa Arab dalam kesehariannya.

Kata kunci : Pembelajaran Bahasa Arab, Kemahiran Membaca, Problematika Pembelajaran Bahasa Arab.

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari setiap sekolah, terutama sekolah-sekolah yang berbasis Islam. Hal ini sebagaimana dengan pendapat Abdul Hamid (2008: 158) bahwa bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang menempati posisi yang paling penting dalam pendidikan di Indonesia. Berbagai lembaga pendidikan di Indonesia, terutama di lembaga pendidikan Islam, formal maupun non formal, bahasa Arab merupakan suatu kesungguhan untuk diajarkan kepada siswa mereka. Semuanya mengajarkan bahasa Arab diajarkan sejajar dengan mata pelajaran lain.

(3)

Problem utama yang menjadi penghalang di dalam mempelajari bahasa ialah pengetahuan dan pengenalan siswa terhadap bahasa lain, terutama bahasa ibu akan mempengaruhi dan menjadi problem tersendiri dalam mempelajari bahasa Arab harus ada usaha dan kesadaran dengan seluruh upaya untuk membentuk suatu kebiasaan baru. Selain itu, dalam pengajaran bahasa Arab bagi orang non-Arab merupakan lapangan yang sangat luas.

Oleh karena itu, di dalam problem tersebut terdapat segi-segi kekurangan dan kelemahan, baik teori maupun praktek, kurikulum metode pengajaran, masalah sarana pengajaran, masih dapat dipandang sebagai medan penelitian dan garapan yang harus ditindaklanjuti oleh mereka yang berminat terhadap bidang kajian pengajaran bahasa Arab, khususnya pengajaran bahasa Arab untuk non-Arab. Saidun (2006: 96) berpendapat bahwa problematika dapat ditemukan melalui tahapan awal berupa analisis keadaan yang tergolong isu yang belum dikatakan problem sebenarnya, jika didapatkan bahwa isu tersebut merupakan problematika yang menjadi kendala dalam penyampaian pembelajaran meliputi metode, teknik, bahan ajar, dan media pembelajarannya.

Di dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah Yayasan Pendidikan Islam, yaitu SMP dan SMA IT Bina Pekerti. SMP dan SMA IT Bina Pekerti didirikan oleh Yayasan Pendidikan yang berideologi agama Islam sehingga pembelajaran bahasa Arab bagi guru wajib mengajarkan kepada para murid untuk mempelajari bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab di dalam kurikulum tercantum harus ditempuh selam 3 jam dalam seminggu. Targetnya para murid agar dapat percakapan bahasa Arab dari tingkat dasar menjadi mahir dan melakukan ibadah-ibadah yang erat kaitannya dengan bahasa Arab. Selain itu, para murid ditargetkan untuk bisa melanjutkan pendidikan atau terjun ke negara Arab. Akan tetapi, masih ada sebagian siswa yang belum mampu dalam pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab.

Berdasarkan permasalahan yang sangat komplekas sebagaimana diuraikan di atas, dipandang layak untuk diteliti, karena permasalahan ini akan berpengaruh dan sangat berkaitan dengan ranah pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab. Dengan demikian, peneliti merasa termotivasi untuk memecahkan permasalahan tersebut ke dalam sebuah penelitian terhadap problematika yang terjadi pada pembelajaran kemahiran membaca dalam bahasa Arab.

(4)

B. Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

Bidang pembelajaran kemahiran membaca bagi peserta didik non-Arab, sesungguhnya merupakan muṭala‟ah, yaitu membaca dalam arti memahami beberapa aspek bahasa. Aspek yang dimaksud meliputi: Pertama, penerapan kaidah-kaidah huruf, yaitu sifat dan makhraj, waṣal dan waqaf, panjang dan pendek. Kedua, penerapan kaidah ṣarf, yaitu tentang ṣighah, binā‟, dan wazan. Ketiga, penerapan kaidah nahwu, yaitu tentang jenis kata, dan i‟rab. Keempat, penerapan kaidah balaghah, terutama menyangkut ma‟any dan bayān. Terakhir, istibath ke dalam bahasa ibu (Munir, 2017: 68).

Pada awalnya, qira‟ah dipandang sebagai aktivitas yang sempit, yaitu aktivitas membaca yang melibatkan penglihatan/mata dan ucapan/lisan. Namun, pada perkembangan selanjutnya qira‟ah tidak hanya dipandang dengan pandangan yang seperti itu, tetapi lebih dari itu merupakan aktivitas pikiran/akal sehingga dapat menghasilkan makna yang tepat sesuai dengan dalil-dalil yang ada. Selanjutnya, pemahaman tentang qira‟ah berkembang lebih jauh lagi, yaitu tidak hanya merupakan aktivitas mata, lisan dan pikiran saja, tetapi juga harus melibatkan unsur emosional terhadap teks, sehingga timbul perasaan tertentu terhadapnya, seperti rasa takjub, benci, takut atau senang, dan sebagainya. Lebih jauh lagi pemahaman qira‟ah dipandang sebagai proses transformasi nilai yang dibawa oleh penulis di dalam teks, sehingga pembaca mampu mengambil nilai yang terkandung (internalisasi nilai) untuk diterapkan dalam perilaku sehari-hari.

2. LANDASAN TEORI

A. Tingkatan Pembelajaran Bahasa Arab

Menurut Ainin (2006: 144) pembelajaran bahasa Arab memiliki tiga tingkatan, diantaranya:

1) Al-Mubtadīn (pemula)

Al-Mubtadīn (pemula) adalah tingkatan yang paling awal dalam pembelajaran bahasa arab, dan biasanya materi yang paling cocok untuk tingkatan ini adalah: menghafalkan al-Mufradāt, percakapan yang sederhana, dan mengarang terarah. Ini biasanya digunakan pada level bawah karena ia mencakup kegiatan mengarang yang dimulai dari merangkai huruf, kemudian kata dan kalimat.

2) Al-Mutawasiṭīn (menengah)

Ketika siswa pada tingkatan ini berarti dia sudah mendapatkan beberapa materi tentang bahasa arab, dan tugas seorang guru pada saat itu adalah memberi penguatan terhadap materi-materi yang sudah didapatkan oleh siswa, sehingga bisa mahir dalam materi-materi tersebut.

(5)

3) Al-Mutaqadimīn (mahir)

Ada tingkatan ini siswa sudah mulai mahir terhadap materi-materi berbahasa arab dan materi yang sesuai bagi siswa yang sudah pada tingkatan ini adalah mengarang bebas. Ini biasanya digunakan pada level tingkat tinggi karena disitu kentrampilan, kreatifitas dari seorang penulis sangat diandalkan.

B. Tujuan Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

Secara umum tujuan pembelajaran kemahiran membaca (qira‟ah) adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan berikut:

1) Mampu membaca dengan fasih.

2) Mampu melihat benang merah antara makna dan lafaẓ.

3) Mampu memahami kata-kata berdasarkan konteks kalimat dan memilih makna yang tepat.

4) Mampu menangkap pola pikir dalam tulisan.

5) Mampu melihat kelebihan dan kekurangan sebuah ungkapan.

6) Mampu memahami dengan baik terhadap kalimat, alinea, dan menangkap ide dasarnya. 7) Mampu menangkap makna dasar dan mengembangkan gagasan.

8) Mampu memahami sistematika tulisan dan logika yang terkandung.

9) Mampu mengkritisi bacaan, baik dari aspek gaya bahasa, tujuan penulis maupun gaya tulisan.

10) Mampu menangkap pesan yang terkandung dan menarik benang merah dengan fenomena yang terjadi, baik pada masa lampau maupun kontemporer.

Rumusan tujuan pembelajaran kemahiran membaca (qira‟ah) tersebut di atas merupakan rumsuan yang masih sangat umum dan abstrak. Oleh karena itu, diperlukan rumusan tujuan yang lebih spesifik dan terukur dan operasional. Spesifik dalam arti focus pada salah satu aspek dan terukur dalam arti dapat dilihat hasilnya setelah mengikuti tatap muka dan operasional dalam arti bsia langsung dijabarkan dalam materi pada setiap tatap muka. Tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur dan operasional merupakan acuan awal dalam proses pembelajaran di kelas. Dari tujuan itu, selanjutnya materi disusun, sumber belajar dipilih dan alat penilaian dibuat.

Berikut akan diuraikan contoh tujaun pembelajaran kemahiran qira‟ah yang spesifik, operasional, dan terukur dalam konteks pembelajaran di kelas, misalnya tujuan pembelajaran kemahiran membaca adalah peserta didik mampu membaca dengan fasih. Maka tujuan

(6)

tersebut harus dipecah-pecah menjadi beberapa tujuan dalam beberapa kali pertemuan, seperti contoh berikut;

 Pertemuan pertama: peserta didik mampu membaca bunyi huruf dengan fasih.

Pertemuan kedua: peserta didik mampu membaca kalimat sesuai dengan kaidah i‟rab.  Pertemuan ketiga: peserta didik mampu membaca kalimat sesuai dengan gaya bahasa

sebagaimana orang membaca.

C. Metode Membaca

Menurut Effendy (2017: 54) metode membaca dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pengajaran bahasa tidak bisa bersifat multitujuan, dan bahwa kemampuan membaca adalah tujuan yang paling realistis ditinjau dari kebutuhan pembelajar bahasa asing dan kemudahan dalam pemerolehannya. Kemahiran membaca merupakan bekal bagi pembelajar untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Dengan demikian, asumsinya bersifat pragmatis, bukan filosofi teoritis.

Effendy (2017: 54) menjelaskan karakteristik metode membaca ini antara lain, adalah sebagai berikut:

1. Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca, yaitu agar pelajar mampu memahami teks ilmiah untuk keperluan studi mereka.

2. Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan suplemen daftar kosakata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan (extensive reading/خؼعِٛ حءاشل), buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan.

3. Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan didahului oleh pengenalan kosakata pokok dan maknanya, kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru. Pemahaman isi bacaan melalui proses analisis, tidak dengan penerjemahan harfiah, meskipun bahasa ibu boleh digunakan dalam mendiskusikan isi teks.

4. Membaca diam (silent reading/خزِبص حءاشل) lebih diutamakan daripada membaca nyaring (loud-reading/خ٠شٙخ حءاشل).

5. Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan.

Effendy (2017: 169) juga berpendapat untuk melatih dua aspek kemahiran tersebut ada beberapa jenis kegiatan membaca, antara lain:

a. Membaca menyaring (al-qira‟ah al-jahriyah)

Dalam kegiatan membaca nyaring ini, yang terutama ditekankan adalah kemampuan membaca dengan :

(7)

Menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi makhraj maupun sifat-sifat bunyi yang lain;

 Irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan penulis;  Lancar, tidak tersendat-sendat dan berlang-ulang;

 Memperhatikan tanda baca atau tanda grafis (pungtuasi)

Membaca nyaring yang juga disebut dengan “membaca teknis”, bagaimanapun juga mengandung aspek artistik. Tidak setiap orang, penutur asli sekalipun, punya kemampuan untuk membaca teknis ini secara efektif. Namun, usaha ke arah itu dalam pengajaran bahasa harus tetap dilakukan hingga mencapai hasil maksimal.

b. Membaca dalam hati (al-qira‟ah a-ṣamitah)

Membaca dalam hati bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Oleh karena itu, ia merupakan sarana bagi jenis membaca yang lain, yakni membaca analisis, membaca cepat, membaca rekreatif dan sebagainya.

Dalam kegiatan membaca dalam hati, perlu diciptakan suasana kelas yang tertib sehingga memungkinkan siswa berkonsentrasi kepada bacaannya. Secara fisik membaca dalam hati itu harus menghindari:

 Vokalisasi, baik hanya menggerakkan bibir sekalipun;

 Pengulangan membaca, yaitu mengulangi gerak mata kepada kalimat sebelumnya yang sudah dibaca;

 Menggunakan telunjuk/penunjuk atau gerakan kepala. c. Membaca cepat (al-qira‟ah as-sarī‟ah)

Tujuan utama membaca cepat adalah untuk mendorong dan melatih siswa agar berani membaca lebih cepat daripada kebiasaannya. Kecepatan ini menjadi tujuan tetapi tidak boleh mengorbankan pengertian. Dalam membaca cepat ini siswa tidak diminta memahami rincian-rincian isi teks, tetapi cukup dengan pokok-pokoknya saja. Para ahli membaca cepat melaporkan bahwa membaca cepat tidak hanya memperbaiki prestasi waktu, melainkan menambah banyaknya informasi yang dapat diserap oleh pembaca, baik perbendaharaan bahasa maupun pengetahuan untuk memperluas wawasan mereka. Ini dimungkinkan karena pembaca tidak lagi memiliki kebiasaan membaca kata demi kata, tetapi ia dapat menggerakkan matanya dengan pola-pola tertentu, sehingga pengertiannya dapat ditangkap dengan efisien. Dilihat dari segi inilah, Maka membaca cepat dapat juga disebut membaca perluasan (ekstensive reading atau al-qira‟ah al-muwassa‟ah).

(8)

Jenis membaca ini ada hubungannya dengan jenis membaca cepat, tetapi tujuan membaca rekreatif bukanlah untuk menambah jumlah kosakata, bukan untuk mengajarkan pola-pola baru, bukan pula untuk pemahaman teks bacaan secara rinci, tetapi untuk memberikan latihan kepada para siswa untuk membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya. Tujuannya lebih jauh adalah untuk membina minat dan kecintaan membaca.

Bahan bacaan ini dipilihkan yang ringan populer, baik ditinjau dari segi isi maupun susunan bahasanya. Biasanya berupa cerita pendek atau novel yang telah dipermudah bahasanya sesuai dengan tingkatan pelajar yang menjadi sasarannya.

Baik membaca cepat maupun membaca rekreatif, biasanya dilakukan di luar kelas, dengan cara penugasan kepada siswa untuk membaca buku tertentu, dan dalam waktu yang ditentukan siswa harus menyerahkan laporan tertulis tentang buku yang telah dibacanya. e. Membaca analitis (al-qira‟ah at-tahīliyah)

Tujuan utama membaca analitis adalah untuk melatih siswa agar memiliki kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis. Selain itu, siswa dilatih agar dapat menggali dan menunjukkan rincian informasi yang memperkuat ide utama yang disajikan penulis. Siswa juga dilatih berpikir logis, mencari hubungan antara satu bagian kalimat dengan bagian kalimat lainnya, antara satu paragraf dengan paragraf lainnya, antara satu kejadian dengan kejadian lainnya, dan menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.

D. Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

Segala kegiatan dalam rangka mencapai tujuan termasuk kegiatan belajar/proses pengajaran pasti akan menemukan kesukaran atau masalah baik itu besar maupun kecil, sehingga membutuhkan usaha untuk mengatasinya. Menurut Mahmudin (2020) dalam pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab terdapat problem, yaitu problem dari segi non linguistik yaitu hal yang tidak berkaitan dengan tata bahasa, melainkan di luar tentang bahasa. Adapun problem non linguistik itu disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya : a. Faktor guru

Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu pengajaran guru harus bisa menerapkan serta menyampaikan materi dengan baik dan menyenangkan, sehingga ilmu yang telah diajarkannya dapat diterima baik oleh siswa. Terdapat beberapa faktor yang merupakan kekurangan guru dalam mengajar, sebagai berikut:

(9)

1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, yaitu ketika guru sedang menjelaskan materi masih ada yang tidak memperhatikan, dikarenakan guru terlalu serius dan kurang memperhatikan siswa dalam pembelajaran;

2) Guru kurang mampu mengembangkan beberapa teknik atau cara penyajian materi yang menarik dan efektif yang disebabkan karena terbatasnya waktu yang tersedia; 3) Kurang adanya motivasi dari guru. Mengenai kurangnya minat siswa yaitu kurangnya

guru dalam memotivasi atau memberikan dorongan mengenai arti pentingnya mempelajari bahasa Arab;

4) Pengelolaan kelas kurang efektif. Dalam hal ini proses pembelajaran kurang efektif karena guru kurang menguasai kelas. Hal ini disebabkan terlalu seriusnya guru dalam pengajaran tidak terlalu memperhatikan siswa apakah memperhatikan atau tidak. b. Faktor siswa

1) Kurangnya minat siswa. Hal ini merupakan faktor penting dalam menumbuhkan semangat belajar siswa. Karena dengan minat tinggi, siswa dapat memotivasi untuk belajar yang lebih giat.

2) Latar belakang siswa yang heterogen. Dalam proses belajar mengajar guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual siswa, karena guru akan berhadapan dengan sejumlah siswa yang berlatar belakang berbeda. Oleh karena itu, karakteristik siswa sangat penting untuk diperhatikan karena hal ini dapat mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran siswa. Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar adalah latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuannya, gaya belajar, minat, lingkungan sosial ekonomi, dan lain-lain.

c. Faktor metode

Metode merupakan hal terpenting dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan metode yang tepat guru bisa menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Sebaliknya, manakala guru tidak menguasai metode pembelajaran akan tidak efektif, materi tidak tersampaikan dengan baik. Jadi, pada hal ini sudah seharusnya guru menguasai metode dan kreatif dalam hal menerapkan metode yang tepat sasaran.

d. Faktor media pengajaran

Alat atau media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat membantu keefektifan proses pembelajaran. Tersedianya alat-alat pembelajaraan akan memberikan efek yang positif terhadap prestasi belajar. Dalam hal ini yang paling penting penggunaannya dalam belajar secara efektif dan efisien. Karena walaupun alat-alat tersebut

(10)

dengan lengkap, tetapi jika alat-alat tersebut tidak digunakan, maka efek dari alat tidak dapat dimunculkan.

e. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dari proses pembelajaran. Akan tetapi, lingkungan yang dimaksudkan yaitu lingkungan yang ada dalam rumah atau keluarga.

3. PENELITIAN TERDAHULU

Dalam penelitian Mahmudin (2020) yang berjudul Problematika Pembelajaran Al-Qira‟ah dan Solusi Pemecahannya (Studi Deskriptif Kualitatif di MA Miftahurrahman Tasikmalaya) yang menjelaskan tujuan pembelajaran bahasa Arab secara umum agar siswa dapat menguasai bahasa Arab dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan itu semua, tentu saja tidak terlepas dari beberapa faktor-faktor yaitu guru, siswa, materi, metode dan lingkungan. Dari faktor-faktor tersebut haruslah saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Sebagaimana dalam pembelajaran Al-Qira‟ah dalam bahasa Arab di MA Miftahurrahman Tasikmalaya untuk menacapai tujuan yang ingin dicapai terdapat problematika yang harus dihadapi oleh siswa dan guru. Dalam penelitian Mahmudin (2020) menjelaskan dua sisi problematika yang dihadapi, yaitu problem linguistik dan problem nonlinguistik.

Hasil dari penelitiannya adalah problematika pembelajaran al-qira‟ah di MA Miftahurrahman Tasikmalaya serta solusi pemecahannya, yaitu: (1) Pelaksanaan kegiatan pengajaran al-qira‟ah di MA Miftahurrahman Tasikmalaya sebagaimana kegiatan pada madrasah umumnya yang meliputi tentang tujuan pengajaran, kurikulum, guru, siswa dan metode; (2) dalam pembelajaran maharah al-qira‟ah di MA Miftahurrahman Tasikmalaya, guru dan siswa mengalami problematika yang meliputi problem linguistik dan non linguistik seperti guru, siswa, metode dan lingkungan; (3) solusi pemecahan dari permasalahan tersebut yaitu guru harus memiliki kemampuan dalam menguasai metode pembelajaran al-qira‟ah, siswa harus disiplin dalam mengikuti pembelajaran, metode yang digunakan yaitu metode eklektik, dan lingkungan yang tepat untuk pembelajarannya al-qira‟ah bahasa Arab adalah lingkungan bahasa atau asrama.

4. METODE PENELITIAN

Metode penelitian deskriptif kualiatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, bersifat verbal,

(11)

kalimat-kalimat, fenomena-fenomena, dan tidak berupa angka, khususnya tentang problematika pembelajaran bahasa Arab kemahiran membaca di SMP IT Bina Pekerti kelas VII dan VIII. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode studi kasus untuk mengungkap tentang problematika yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Arab kemahiran membaca di SMP IT Bina Pekerti. Peneliti fokus dalam penbelitian entitas atau penelitian di suatu tempat dengan populasi tertentu di kelas VII dan X di SMP dan SMA IT Bina Pekerti.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terkait dengan pelaksanaan pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab yaitu terdiri dari beberapa unsur, di antaranya:

1) Tujuan

Tujuan pembelajaran kemahiran membaca (qira‟ah) adalah agar siswa dapat mengembangkan kemampuan memamhami dan mengungkapkan kembali isi bacaan dan agar dapat menambah pengetahuan siswa tentang bahasa Arab tulis. Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskant tersebut, guru bidang studi bahasa Arab menggunakan langkah-langkah yang mudah diikuti serta dipahami oleh siswa, sehingga proses belajar mengajar bahasa Arab atau qira‟ah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2) Kurikulum

SMP dan SMA IT Bina Pekerti merupakan Yayasan Pendididkan Islam dengan keadaan siswanya tidak semua mampu untuk mengikuti pelajaran bahasa Arab dengan baik dan lancar, khususnya dalam kemahiran membaca. Oleh karena itu, penyampaian materi pelajaran terkadang tidak sesuai dengan kurikulum yang terdapat dalam buku materi bahasa Arab. Akan tetapi, guru berusaha untuk mengajarkan dengan kesabaran sehingga akan terciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif.

3) Guru

Guru adalah mediator dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus bertanggung jawab atas proses berlangsungnya pembelajaran dilingkungan sekolah, sehingga diperlukan jiwa profesionalisme dari seorang pendidik. Dalam proses belajar mengajar tidak hanya membutuhkan dengan motivasi dan tujuan guru, tetapi juga dibutuhkan metode. Hal ini bisa dilihat dari penguasaan materi dan bagaiman seorang guru dalam penyampaiannya.

(12)

4) Siswa

Di SMP dan SMA IT Bina Pekerti menerima siswa dari berbagai sekolah yaitu dari sekolah negeri, swasta, maupun madrasah. Selain itu juga siswa yang dihadapi sangatlah bervariasi baik dari latar belakang pendidikan, pengetahuan, kemampuan, bakat, maupun minatnya. Hal tersebut tidak menjadikan halangan bagi SMP dan SMA IT Bina Pekerti untuk mendidik siswanya supaya berprestasi tinggi.

5) Tingkatan

Siswa kelas VII dan X di SMP dan SMA IT Bina Pekerti adalah tingkatan al-mubtadīn (pemula), yaitu tingkatan yang paling awal dalam pembelajaran bahasa arab, dan biasanya materi yang paling cocok untuk tingkatan ini adalah: menghafalkan al-mufradāt, percakapan yang sederhana, dan mengarang terarah. Ini biasanya digunakan pada level bawah karena ia mencakup kegiatan mengarang yang dimulai dari merangkai huruf, kemudian kata dan kalimat.

6) Metode

Dalam pelaksanaan proses pengajaran bahasa Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti, seperti yang ditemukan berdasarkan observasi, bahwa metode yang digunakan adalah metode eklektik, yaitu metode campuran atau bervariasi agar proses pembelajaran di kelas lebih aktif, kreatif dan tidak menjenuhkan.

B. Problematikan Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti

Dalam pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab terdapat problem yang dihadapi, yaitu problem non linguistik. Problem non linguistik berasal dari hal yang tidak berkaitan dengan tata bahasa. Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan peneliti kepada siswa kelas VII dan X, bahwa peneliti menemukan adanya problem-problem yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Guru

Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu pengajaran guru harus bisa menerapkan serta menyampaikan materi dengan baik dan menyenangkan, sehingga ilmu yang telah diajarkannya dapat diterima baik oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai kekurangan guru SMP IT Bina Pekerti dalam mengajar ada beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut:

(13)

 Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, yaitu ketika guru sedang menjelaskan materi masih ada yang tidak memperhatikan, dikarenakan guru terlalu serius dan kurang memperhatikan siswa dalam pembelajaran;

 Guru kurang mampu mengembangkan beberapa teknik atau cara penyajian materi yang menarik dan efektif yang disebabkan karena guru masih belum berpengalaman dalam pengajaran bahasa Arab dan masih berusaha mencari cara untuk mengajar dengan menarik dan efektif;

 Kurang adanya motivasi dari guru. Mengenai kurangnya minat siswa yaitu kurangnya guru dalam memotivasi atau memberikan dorongan mengenai arti pentingnya mempelajari bahasa Arab. Hal itu dikarenakan dengan terbatasnya waktu dalam penyampaian materi, sehingga guru tidak memiliki waktu untuk memberikan motivasi untuk mendorong minat murid dalam pembelajaran bahasa Arab;

 Pengelolaan kelas kurang efektif. Dalam hal ini proses pembelajaran kurang efektif karena guru kurang menguasai kelas. Hal ini disebabkan terlalu seriusnya guru dalam pengajaran tidak terlalu memperhatikan siswa apakah memperhatikan atau tidak. 2) Faktor Siswa

 Kurangnya minat siswa SMP IT Bina Pekerti

Hal ini merupakan faktor penting dalam menumbuhkan semangat minat belajar siswa, karena dengan minat yang tinggi siswa dapat termotivasi belajar yang lebih giat. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab, karena sebagian siswanya ada yang sulit memahami penyampaian materi dari guru dan belum pernah mempelajari bahasa Arab di sekolah sebelumnya.

 Latar belakang siswa yang heterogen

Dalam proses belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual siswa. Dikarenakan guru akan berhadapan dengan sejumlah siswa yang berlatar belakang berbeda. Oleh karena itu, karakteristik siswa sangat penting utnuk diperhatikan karena hal ini dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran siswa. Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar adalah latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuannya, gaya belajar, minat, lingkungan sosial dan ekonomi, dan lain-lainnya.

3) Faktor Metode

Mengenai metode, waktu dan media pengajaran yang diterapkan di SMP dan SMA IT Bina Pekerti adalah sudah memenuhi syarat pembelajaran. Metode yang digunakan guru

(14)

bahasa Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti adalah metode eklektik. Metode ini digunakan untuk bisa mengomparasikan beberapa metode, karena sewaktu siswa merasa jenuh bisa langsung menggunakan metode mana yang dianggap sesuai dengan kondisi siswa pada situasi tersebut.

4) Faktor media pengajaran

Alat atau media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat membantu keefektifan proses pembelajaran. Tersedianya alat-alat pembelajaran tersebut serta penggunaannya dalam proses pembelajaran akan memberikan efek yang positif terhadap prestasi belajar. Dalam hal ini yang paling penting penggunaannya dalam belajar secara efektif dan efisien karena walaupun alat-alat tersebut tersedia dengan lengkap, tetapi jika alat-alat tersebut tidak digunakan maka efek dari alat tersebut pun tidak dapat dimunculkan.

5) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dari proses pembelajaran. Akan tetapi, lingkungan yang dimaksudkan adalah lingkungan yang masih belum bisa mengaplikasikan bahasa Arab menjadi bahasa keseharian.

C. Strategi Mengatasi Problematika Pembelajaran Kemahiran Membaca Bahasa Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti

Dengan munculnya problem-problem tersebut secara tidak langsung dapat menghambat proses belajar mengajar bahasa Arab di kelas. Guru merupakan pengajar dan pendidik yang menyentuh kehidupan pribadi siswa, oleh siswa sering dijadikan tokoh teladan. Usaha-usaha untuk mengatasi problem-problem tersebut maka penulis mencoba menerapkan beberapa teori yang bisa dilakukan dalam pembelajaran bahasa Arab kelas VII dan X di SMP dan SMA IT Bina Pekerti, diantaranya:

 Guru/pengajar

Ibrahim (1973:38-39) berpendapat sebagai berikut:

1) Pengajar dapat lebih dahulu mengkaji materi yang akan disampaikan kepada peserta ajar; 2) Pengajar akan memiliki beragam variasi dalam segi materi maupun metode ketika

menghadapi peserta ajar;

3) Pengajar dapat memetakan alur dari materi yang akan disampaikanya secara baik;

4) Pengajar tidak akan kebingungan dalam menentukan metode atau pola pengajaran yang akan ditampilkan ketika memberikan materi yang berbeda;

(15)

5) Pengajar dapat mengetahui berbagai sarana pengajaran yang sekiranya dibutuhkan dalam proses pengajaran;

6) Pengajar akan mudah dalam menghubungkan setiap materi pengajaran yang disampaikan, hal ini akan membantu memperluas dan memperdalam pemahaman siswa mengenai setiap materi yang dibahas.

 Siswa

Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin belajar dengan melakukan latihan dan memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang diperoleh dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.

Herlin Febriana Dwi Prasti (2011) mengemukakan disiplin merupakan suatu sikap moral siswa yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.

Slameto (2003: 2) menyatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. disiplin belajar adalah suatu kondisi yang terbentuk melalui proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

 Metode

Metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab kelas VII dan X yaitu sebagaiamana yang diungkapkan oleh Izzan (2007: 140) yang mengungkapkan beberapa langkah pembelajaran yang bisa dilakukan dala kegiatan

Pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab yaitu sebagai berikut:

1) Apersepsi dan pre test. Setiap awal pelajaran hendaklah dimulai dengan apersepsi dan pre test. Pre test yaitu menghubungkan pelajaran yang telah diberikan, dengan pelajaran yang akan disajikan, sehingga pengajaran menjadi kontekstual dan relevan. Sedangkan apersepsi ialah agar perhatian anak didik terpusat kepada acara pelajaran. Pre tes juga untuk mengukur batas penguasaan murid terhadap pelajaran yang telah diberikan, (sebagai penjagaan) untuk diberikan pelajaran baru ;

2) Sebelum guru membaca buku pelajaran yang akan dipelajari, memintalah anak didik untuk membuka buku bacaannya jika ada, dan menyimak bacaan gurunya secara baik dan tertib.

(16)

Setelah selesai membaca adakanlah bersoal jawab dengan anak didik, sehingga mengerti dan paham betul mengenai bacaan tersebut;

3) Guru menawarkan kepada murid, untuk mengulangi bacaan yang baru saja dibaca gurunya, kemudian menunjuk di antara yang pandai untuk membaca. Sedangkan yang lain aktif menyimak dan memperhatikan bacaan temannya itu.

4) Setelah selesai membaca di antara siswa yang disuruh tadi, adakanlah diskusi dan bersoal jawab terhadap bacaan tersebut, apakah kesalahan, suruhlah temannya yang lain untuk membenarkannya;

5) Jika acara bacaan itu terlalu panjang, sebaiknya bacaan tersebut dibagi-bagi dalam bagian pendek/terkecil, agar sederhana dan mudah dimengerti;

6) Dalam memberikan penjelasan, hendaklah disertai dengan contoh-contoh, dan menuliskan arti kata-kata sulitnya di papan tulis untuk dicatat oleh anak didik;

7) Di akhir pertemuan guru memberikan tugas kepada para pelajar tentang isi bacaan, misalnya: membuat rangkuman dengan bahasa pelajar, atau membuat komentar tentang isi bacaan, atau membuat diagram, atau yang lainnya. Jika dipandang perlu, guru dapat memberikan tugas di rumah untuk membaca teks yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.

 Media

Ibrahim (1973:433) mengungkapkan beberapa media atau sarana yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa khususnya pada keterampilan membaca, yaitu:

1) Referensi dalam bentuk asli, dengan menghadirkan bentuk aslinya dapat mendapatkan manfaat terhadap pembelajaran dengan mengucapkan sifat-sifatnya secara langsung seperti menghadirkan beberapa huruf hijaiyah dan lain-lainnya.

2) Papan tulis. Kepentingan papan tulis tidak diragukan lagi, sebagian al-murabbin mengatakan bahwa sesungguhnya seorang pengajar yang masuk ke dalam kelas kemudian tidak menggunakan papan tulis dengan baik, maka ia laksana setengah pengajar. Hal ini dikarenakan papan tulis sangatlah penting digunakan untuk memudahkan siswa dalam mencerna materi pelajaran, selain dari itu terwujudnya interaksi tanya jawab antara siswa dan guru ketika materi qira‟ah.

 Lingkungan

Khuli (1988:65-66) menyatakan bahwa lingkungan bahasa merupakan salah satu cara pemerolehan Bahasa asing yang dilakukan secara sadar. Meskipun lingkungan bahasa buatan (bukan di lungkungan penutur asli) memberikan pengaruh yang terbatas terhadap

(17)

pembentukan kemahiran berkomunikasi yang efektif, namun memiliki manfaat yang tidak dapat diingkari.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah menguraikan tentang problematika pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab di SMP dan SMA IT Bina Pekerti, maka penulis mengemukakan beberapa hal, di antaranya:

1. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terkait dengan pelaksanaan pembelajaran kemahiran membaca bahasa Arab yaitu terdiri dari beberapa unsur, di antaranya: tujuan, pengajaran, kurikulum, guru, siswa dan metode.

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa Arab kemahiran membaca di SMP dan SMA IT Bina Pekerti, guru dan siswa mengalami problematika dari beberapa faktor yang meliputi faktor guru, faktor siswa, faktor metode, faktor media pengajaran, dan faktor lingkungan.

3. Dengan munculnya problem-problem tersebut secara tidak langsung dapat menghambat proses belajar mengajar bahasa Arab di kelas. Guru merupakan pengajar dan pendidik yang menyentuh kehidupan pribadi siswa, oleh siswa sering dijadikan tokoh teladan. Usaha-usaha untuk mengatasi problem-problem tersebut maka penulis mencoba menerapkan beberapa teori yang bisa dilakukan dalam pembelajaran bahasa Arab kelas VII dan X di SMP dan SMA IT Bina Pekerti, diantaranya: guru/pengajar, siswa, metode yang sesuai dengan penyampaian materi, lingkungan yang mendorong siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab.

Peneliti berharap dalam sebuah penelitian tentang problematika pembelajaran bahasa Arab kemahiran membaca tidak ada terjadi kekeliruan dalam memaparkan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemaparan, maka akan berbeda pula probematika sehingga dapat menimbulkan kesalahfahaman dalam memaparkan problematika.

Oleh karena itu, peneliti sangat menyadari atas keterbatasan ilmu yang dimiliki. Peneliti sangat berharap kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun atas kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah ini, supaya bisa menjadi perbaikan bagi peneliti dalam menulis karya ilmiah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid, M. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab: Metode, Strategi, Materi, Dan Media. Malang: Uin-Malang Press.

(18)

Ainin, M, M. Tohir dan Imam Asrori. 2006. Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Al-Khuli, Muhammad Ali. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Basan Publishing.

Asrori, Muhammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung:Wacana Prima.

Effendy, Ahmad Fuad. 2017. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat. Ibrahim, Abd Alim. 1982. Al-Muwajjah Al-Fanni Li Mudarrisi Al- Lughah Al-Arabiyyah.

Mesir: Dar Al-Ma‟arif.

Izaan, Ahmad. 2007. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.

Moleong, Lexy. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.Saidun,

Mahmudin, Wildan. 2020. Problematika Pembelajaran Al-Qira‟ah Dan Solusi Pemecahannya (Studi Deskriptif Kualitatif di MA Miftahurrahman Tasikmalaya. Jurnal. STAI Tasikmalaya: Tasikmalaya.

Fiddaroini. 2006. Strategi Pengembangan Pendidikan Bahasa Arab. Surabaya: Jauhar.

Syamsuddin Ar & Damaianti, Vismaia S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Tarigan, H.G. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: CV Rajawali.

Tarigan, Henry, Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Istilah strategi yang diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar-mengajar adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas

Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 7,0. Guru sebagai penyamapai materi kepada siswa harus dapat menyampaikan materi yang

seorang guru dapat mengantarkan peserta didik didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mengantarkan sekolah atau madrasah untuk mencapai keberhasilan dan kualitas

Pengembangan RPP harus memperhatikan karakteristik peserta didik terhadap materi yang akan dijadikan bahan kajian. Guru tidak hanya berperan sebagai penyalur

Dalam menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, selain suara guru yang harus bisa diperkirakan didengar oleh siswa di kelas,

Tercapainya tujuan pengajaran materi peta tematik tergantung metode mengajar yang digunakan. Seorang guru harus bisa memilih dan menentukan metode yang tepat untuk tercapainya

Dalam menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, selain suara guru yang harus bisa diperkirakan didengar oleh siswa di kelas,

dengan guru A. Guru menyampaikan materi mengenai teks fabel dan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat teks fabel hasil modifikasi. Sebelum penilaian guru akan