• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia, masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan secara terpadu dan melibatkan berbagai sektor, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Masalah kemiskinan muncul dipicu oleh kenaikan berbagai bahan kebutuhan pokok dan hilangnya berbagai sumber pendapatan masyarakat, akibat adanya pemutusan hubungan kerja dan berbagai bencana yang terjadi dibeberapa daerah.

Upaya pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan, dengan melaksanakan program bantuan pangan yang dikemas dalam bentuk Operasi Pasar Khusus (OPK), yang sasarannya adalah untuk masyarakat miskin. Pembentukan OPK, untuk menselaraskan dengan program pemerintah lainnya yakni, Jaringan Pengaman Sosial (JPS). OPK menjual produk-produk sembako terutama beras, hal ini dikarenakan beras merupakan pangan pokok mayoritas penduduk, dan porsi pengeluaran untuk beras bagi masyarakat miskin relatif cukup tinggi.

Pelaksanaan kegiatan OPK selalu mendapat berbagai kendala dan hambatan, sehingga dilakukan evaluasi kegiatan tersebut untuk penyempurnaan program pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat miskin. Pada tahun 2002 program OPK berubah menjadi program beras untuk masyarakat miskin yang dikenal dengan istilah Raskin, dengan tujuan agar program ini lebih tepat guna dan berdaya guna. Dengan merubah nama program dari OPK kepada program Raskin, diharapkan masyarakat yang tidak termasuk dalam kelompok keluarga tidak miskin diharapakan memiliki rasa malu terhadap program Raskin tersebut, sehingga sasaran dari Raskin betul-betul dapat dialokasikan bagi rumah tangga miskin.

Pelaksanaan berbagai program yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi kemiskinan dan kerawanan pangan, telah dicantumkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009 pada prioritas I yaitu, peningkatan

(2)

pelayanan dasar dan pembangunan pedesaan, program Beras Miskin (Raskin).

Program Raskin menjadi fokus utama pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dan penyempurnaan system perlindungan sosial, khususnya bagi masyarakat yang hidup dalam kategori masyarakat miskin.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Kebijakan Perberasan, menginstruksikan Menteri dan Kepala Pemerintahan Non Departemen tertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, ketahanan pangan, pengembangan ekonomi pedesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Secara khusus instruksi tersebut ditujukan kepada Perum Bulog untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan, yang penyediaannya mengutamakan pengadaan beras dari gabah petani dalam negeri.

Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin, bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin. Disamping itu, program Raskin dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat. Hal ini merupakan salah satu tujuan negara yakni memajukan kesejahteraan umum, yang berarti memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, teutama masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan.

Dasar pelaksanaan program Raskin adalah, masih terdapatnya keluarga miskin di Indonesia yang mencapai 18,5 juta Rumah Tangga Miskin (BPS, 2009).

Berdasarkan data tersebut Pemerintah menetapkan kebijakan pendistribusian beras bersubsidi atau Raskin sebanyak 15 Kilogram bagi setiap rumah tangga miskin perbulan., selama 12 bulan dengan harga tebus Rp. 1.600 per Kg netto ditempat penyerahan yang disepakati.

Penyaluran Raskin disetiap provinsi di Indonesia, khususnya Provinsi Riau sejalan dan selaras dengan kebijakan pembangunan oleh Pemerintah Provinsi Riau yakni pelaksanaan program Pengentasan Kemiskinan, Kebodohan dan pembangunan Infrastruktur (K2I). Jumlah rumah tangga miskin yang ada di Provinsi Riau berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau berjumlah 293.707 Kepala Keluarga. Penyaluran program Raskin di Provinsi Riau

(3)

kepada masyarakat belum terpenuhi secara keseluruhan, dimana jumlah rumah tangga miskin yang belum memperoleh program Raskin masih tersisa 35.932 KK, kondisi ini perlu dilakukan pendataan yang lebih baik, sehingga program raskin tersebut lebih tepat sasaran.

Penyaluran Raskin di Provinsi Riau tahun 2007 dilakukan dengan cara, menyalurkan 20 Kg per rumah tangga miskin dengan durasi penyalurannya sekali dalam 6 bulan. Namun pada tahun 2008 penyaluran Raskin dilakukan perubahan yakni jumlah yang diterima oleh rumah tangga miskin sebanyak 10 Kg per KK dengan durasi sekali dua bulan. Dengan adanya program Raskin ini diharapkan dapat membantu masyarakat miskin untuk mengurangi pengeluaran mereka terhadap kebutuhan beras yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.

Salah satu kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau adalah, Kota Pekanbaru. Kota Pekanbaru merupakan Ibukota dari provinsi Riau yang terdiri dari dua belas kecamatan yakni;

1) Kecamatan Tampan;

2) Kecamatan Payung Sekaki;

3) Kecamatan Bukit Raya;

4) Kecamatan Marpoyan Damai;

5) Kecamatan Tenayan Raya;

6) Kecamatan Lima Puluh;

7) Kecamatan Sail;

8) Kecamatan Pekanbaru Kota;

9) Kecamatan Suka Jadi;

10) Kecamatan Senapelan;

11) Kecamatan Rumbai; dan 12) Kecamatan Rumbai Pesisir.

Salah satu dari kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru adalah Kecamatan Tenayan Raya. Kecamatan Tenayan Raya merupakan kecamatan yang dimekarkan dari Kecamatan induknya yakni Kecamatan Bukit Raya. Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru terdiri dari empat kelurahan yakni, Kelurahan Kulim, Kelurahan Tangkerang Timur, Kelurahan Rejosari dan Kelurahan Sail.

Mengingat luasnya wilayah Kecamatan Tenayan Raya, maka difokuskan pada

(4)

satu kelurahan dalam mengalokasikan program Raskin, yakni Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.

Alasan Pemilihan Kelurahan Rejosari dipilih sebagai lokasi kajian disebabkan jumlah masyarakat miskin cukup besar, mata pencaharian pokok masyarakat buruh pembuat batu bata. Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya memiliki jumlah penduduk sebanyak 30.453 Jiwa dan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 6.807 KK, dengan jumlah 26 Rukun Warga (RW) dan sebanyak 99 Rukun Tetangga (RT). Jumlah masyarakat miskin yang menerima program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya sebanyak 625 Rumah Tangga Miskin. Penyeluran program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum mendapatkan kontrol yang berbasis komunitas sehingga masih ada KK yang tidak tergolong keluarga miskin menerima beras tersebut, serta adanya pungutan yang dibebankan kepada masyarakat miskin dengan menaikan harga diluar harga yang ditetapkan secara nasional.

Pra survey yang dilakukan peneliti pada Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, juga diketahui bahwa penetapan masyarakat miskin atau rumah tangga sasaran penerimaan manfaat raskin oleh pihak Kelurahan Rejosari yang disahkan oleh Camat Tenayan Raya, terdapat berbagai ketimpangan dalam penetapan tersebut. Lurah Rejosari hanya menerima laporan dari pihak RW, sehingga dalam penetapan ini tidak ada kontrol atau pengawasan dalam menentukan keluarga miskin yang berhak menerima program beras bagi masyarakat miskin tersebut.

Berdasarkan gejala tersebut diatas, terhadap kontrol yang berbasis komunitas dalam pengalokasian program Raskin, maka permasalahannya adalah

“Bagaimana Strategi Ruang Sinergitas Sebagai Alat Kontrol Terhadap Program Raskin”

1.2. Perumusan Masalah

Pengawasan atau kontrol yang dilakukan terhadap kebijakan pemerintah, perlu adanya kontrol yang berbasis komunitas, untuk menghasilkan evaluasi kinerja dari kebijakan yang telah ditetapkan. Kondisi ini juga berlaku dalam

(5)

melaksanakan kebijakan pemerintah terhadap penanggulangan kerawanan pangan, khususnya beras bagi masyarakat yang kurang mampu atau masyarakat miskin.

Lemahnya kontrol mengenai mekanisme pelaksanaan program raskin oleh petugas pendistribusian raskin, telah mendorong kurang efektifnya pelaksanaan program raskin yang dilaksanakan selama ini. Berdasarkan fenomena tersebut, maka ditetapkan perumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah yang ditetapkan peneliti dalam penelitian tentang kontrol berbasis komunitas dalam penyaluran beras untuk masyarakat miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, adalah sebagai berikut;

1. Bagaimana sistem yang telah dilaksanakan dalam pengalokasian program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.?

2. Bagaimana efektifitas sistem kontrol program ?

3. Sampai sejauh mana kontrol terhadap program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya?

4. Bagaimana rancangan program, strategi dan rencana tindak lanjut terhadap kontrol berbasis komunitas dalam penyaluran Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk;

1. Mengetahui sistem kontrol berbasis komunitas yang telah dilaksanakan dalam pengalokasian program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

2. Menjelaskan efektifitas kontrol berbasis komunitas yang dijalankan selama ini dalam pengalokasian Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya sesuai dengan tujuan program raskin tersebut.

3. Mempelajari pelaksanaan evaluasi terhadap kontrol berbasis komunitas yang dilakukan selama ini, dalam penyaluran Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

4. Merumuskan rancangan program, strategi dan rencana tindak lanjut terhadap kontrol berbasis komunitas dalam penyaluran Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.

(6)

1.4. Manfaat Penelitian

Kajian tentang peningkatan sistem kontrol berbasis komunitas terhadap efektifitas program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru, diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program raskin, diantaranya adalah sebagai;

1. Sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berwenang seperti Bulog, Pemerintah Kota Pekanbaru, Kecamatan Tenayan Raya dan Kelurahan Rejosari dalam pelaksanaan kontrol pengalokasian beras raskin yang telah dilaksanakan selama ini.

2. Informasi lanjutan bagi peneliti lainnya, khususnya yang memiliki relevansi dengan kontrol berbasis komunitas terhadap pelaksanaan program Raskin bagi rumah tangga miskin.

Referensi

Dokumen terkait

use case : ubah lokasi basic course : User berada pada halaman kondisi tanah, user menekan tombol ubah , kemudian sistem akan merespon dengan menampilkan halaman ubah lokasi. User

Mellisa : Jadi aku mau Tanya, selama bekerja jadi FDA, mbak Dewi pernah mengalami kesulitan dalam menghadapi tamu yang mendesak mbak Dewi untuk dapet kamar gak?. Dewi : Tentu

Artinya, apabila indikator-indikator Entrepreneurial Leadership(yang mencakup orientasi strategi yang didorong persepsi peluang, komitmen terhadap peluang-peluang,

(1) Penghapusan Secara Bersyarat dan Penghapusan Secara Mutlak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, hanya dapat dilakukan setelah Piutang BLUD RSUD diurus secara optimal oleh

(4) Acara Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan acara yang dihadiri oleh Menteri, pemimpin unit utama, pemimpin perguruan tinggi negeri, koordinator

Pengalaman negara dalam menangani pandemi Covid 19 merupakan contoh nyata kegagapan negara dalam menghadapi bahaya yang disebabkan oleh pandemi Covid 19 Peraturan Pemerintah

Untuk meneliti pengaruh Outdoor Education dengan permainan di alam terbuka melalui experiential learning terhadap perubahan kepercayaan diri pada siswa, maka dibuat desain

Selain itu juga untuk memahami ilmu kebijakan dan penerapannya di sektor kesehatan, hubungan ilmu kebijakan dan manajemen, serta memahami prinsip manajemen dan