• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tito Aditama F3509076

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tito Aditama F3509076"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK DENGAN ANALISIS ABC PADA CV CAHYO NUGROHO JATI

SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Manajemen Bisnis

Oleh : Tito Aditama

F3509076

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

ABSTRAK

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK DENGAN ANALISIS ABC PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI

SUKOHARJO TITO ADITAMA

F3509076

Persediaan merupakan salah satu aspek yang paling mahal di perusahaan, yang merupakan 40% dari total modal yang diinvestasikan. Persediaan selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Dengan kebijakan pengadaan persediaan diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya persediaan bahan baku, perusahaan dihadapkan pada resiko bahwa suatu saat perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan pasar. CV. CNJ Sukoharjo merupakan perusahaan yang sudah berkembang dan maju yang bergerak dibidang garmen dengan tujuan pemasaran dalam dan luar negeri. CV. CNJ dalam memenuhi kebutuhan pasar sangat perlu adanya kebijakan pengadaan persediaan.

Tujuan penelitian ini adalah (1.) Mengetahui pengelompokkan persedia-an bahpersedia-an baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati dengpersedia-an Analisis ABC. (2.) Mengetahui pengendalian persediaan bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati dengan Analisis ABC. Data yang dipelajari berupa data kebutuhan bahan baku dan harga bahan baku. Metode yang digunakan adalah metode Analisis ABC. Tehnik pengumpulan data dengan (1). Pengamatan, (2.) Wawancara, (3.) Studi Pustaka, (4.) Pemeriksaan Dokumen.

Tehnik Analisis data yang digunakan adalah pengelompokkan bahan baku dengan Analisis ABC. Hasil analisis pengelompokkan pengendalian bahan baku pakaian anak pada CV. CNJ diperoleh kesimpulan yaitu untuk kelas A sebesar 47,61%, untuk kelas B 39,22% dan untuk kelas C 13,17%. Dari kesimpulan analisis ABC di atas dapat diberi saran sebagai berikut sebaiknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan Analisis ABC dalam kebijakan pengelompokkan bahan baku dan untuk pengelompokkan yang dilakukan dengan metode ABC yaitu kelas A, kelas B dan kelas C perusahaan perlu melakukan perhatian kusus untuk tiap-tiap kelas.

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul:

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul :

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK DENGAN ANALISIS ABC PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juli 2012 Tim Penguji Tugas Akhir

Arum Setyowati, SE., MM NIP.19850210 201012 2 007

Penguji

Sinto Sunaryo, SE., Msi

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jangan sekali-kali kita meremehkan sebuah perbuatan baik walaupun sekedar

senyuman kecil

Kurang semangat mengakibatkan lebih banyak kegagalan berbanding kurangnya

kebijaksanaan atau kemahiran.

~ (Flower A. Newhouse) ~

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang.

~ ( William J. Siegel) ~

Karya sederhana ini Aku persembahkan untuk :

v

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

v

Beliau-beliau yang merawat, mendidik dan

menyayangiku. Beliau adalah Ibu, Ibu, Ibu dan

Bapakku

v

Seseorang yang selalu ada dihatiku

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pakaian Anak Dengan Analisis ABC Pada Cv. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo”.

Tugas Akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pendidikan program Diploma III Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun Tugas Akhir.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE., MSi selaku ketua Program Studi Manajemen Bisnis yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang sebagai syarat penyusunan Tugas Akhir dan selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.

3. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen Bisnis yang telah membimbing selama kuliah.

(7)

vii

5. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas apa yang telah kalian berikan kepada ananda selama ini, semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.

6. Teman-teman Manajemen Bisnis yang tiga tahun ini bersama-sama dalam senang dan duka menuntut ilmu di bangku kuliah.

7. Rengganis Widyastuti yang selalu memberi motivasi kepadaku, memberikan doa serta semangat.

8. Sahabat-sahabatku ahfri, utoro, duo koclok zaenal dan rosi, trex, paijo, badak, ambon serta masih banyak yang lainnya yang belum saya sebutkan dengan penuh keceriaan selalu mewarnai hari-hariku.

9. Semua pihak-pihak yang belum disebutkan secara tidak langsung telah mendukung penulis selama masa kuliah dan pembuatan Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Diluar kekurangan tersebut, penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca sekalian.

Surakarta, 9 Juli 2012

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persediaan ... 12

B. Pengertian Pengendalian Persediaan ... 19

C. Bahan Baku ... 20

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 24

B. Stuktur Organisasi ... 26

C. Proses Produksi ... 35

D. Laporan Magang Kerja ... 38

(9)

ix BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 59

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 ... 6

Gambar 2.1 ... 23

Gambar 3.1 ... 28

Gambar 3.2 ... 36

Gambar 3.3 ... 53

(12)

xii

LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Surat pernyataan keaslian Tugas Akhir

Lampiran 2 Surat keterangan pernyataan magang dari perusahaan Lampiran 3 Blanko Nilai magang dari perusahaan

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi dunia usaha sekarang yang semakin banyak dengan persaingan yang ketat menuntut pihak manajer untuk selalu mengarahkan perusahaan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi manajemen dituntut untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul d i p erus ah aan melalui pengambilan keputusan yang tepat, cepat dan terarah, sehingga perusahaan dapat menjaga kondisi kelangsungan hidupnya. Pelaksanaan fungsi pengambilan keputusan dalam perusahaan menuntut manajemen yang rasional sehingga tidak mungkin berdasarkan pada hal-hal yang bersifat emosional saja. Untuk mendukung sebuah keputusan tepat tidak cukup dengan faktor keberanian saja. Keputusan yang diambil harus sistematis dan rasional agar menghasilkan informasi tepat, guna mendukung pelaksanaan keputusan yang akan diambil.

(14)

2

meningkatkan kegiatan pengendalian pada persediaan bahan baku. Karena persediaan bahan baku merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu perusahaan untuk menyeimbangkan kegiatan produksi.

Persediaan bahan baku ataupun penyediaan bahan baku merupakan salah satu aset yang mahal di perusahaan, karena rata-rata porsi dana terbesar yang ditanamkan umumnya merupakan aset dan persediaan. Masalah penentuan besarnya alokasi modal dalam persediaan barang mengakibatkan dampak yang nyata terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam menetapkan besarnya persediaan dapat menurunkan keuntungan perusahaan. Menurut Baroto (2002:53) penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan 2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian

3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan besar dimasa mendatang

(15)

3

Ada beberapa metode pengendalian persediaan bahan baku, salah satunya adalah metode analisis ABC. Menurut Render dan Heizer (2005:62) analisis ABC membagi persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip pareto. Prinsip pareto menyatakan bahwa terdapat “sedikit hal yang penting dan banyak hal yang sepele” tujuannya adalah membuat kebijakan persediaan yang memusatkan sumber daya pada komponen persediaan penting yang sedikit, dan bukan banyak tetapi sepele. Tidak realistis untuk memonitor persediaan yang sangat mahal.

CV. Cahyo Nugroho Jati merupakan salah satu perusahaan Garment yang berlokasi di Jalan Solo – Baki km 3, Gedangan, Baki, Sukoharjo. Saat ini perusahaan berusaha melakukan pengendalian persediaan bahan baku yaitu berupa kain agar dapat menentukan pembelian dan penggunaan bahan baku yang tepat. Perusahaan dapat menggunakan metode analisis ABC untuk menghitung persediaan bahan baku yang ada di perusahaan. Dengan menerapkan metode persediaan bahan baku khususnya analisis ABC diharapkan perusahaan mampu mengelompokkan bahan baku sesuai kebutuhan dan meminimalkan biaya persediaan bahan baku agar lebih efisien di masa yang akan datang.

(16)

4

“PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK DENGAN ANALISIS ABC PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk memudahkan pembahasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelompokkan persediaan bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati dengan Analisis ABC?

2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati berdasarkan Analisis ABC?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang didapatkan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengelompokkan persediaan bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati dengan Analisis ABC

2. Mengetahui pengendalian persediaan bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati berdasarkan Analisis ABC.

D. Manfaat Penelitian

Dari penulisan Tugas Akhir ini memiliki beberapa manfaat dari beberapa pihak, antara lain :

(17)

5

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan teori-teori tentang manajemen persediaan yang telah didapatkan dalam perkuliahan dan diterapkan di dunia kerja yang sesungguhnya dalam perusahaan.

2. Bagi perusahaan

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang berupa masukan tentang jumlah persediaan bahan baku yang ekonomis dengan Analisis ABC.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen persediaan CV. Cahyo Nugroho Jati.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Sebagai salah satu referensi keilmuan bagi kepentingan penulisan dan penelitian yang lain dalam masalah yang sama atau yang terkait dengan manajemen persediaan dimasa yang akan datang.

(18)

6

Bahan Baku Pakaian Anak

Evaluasi Data Kebutuhan Bahan Baku

Menentukan Volume Total Penggunaan dalam Rupiah

Persentase dalam nilai Rupiah

Analisis ABC

Klasifikasi Persediaan

Kebijakan Pengendalian Persediaan Bahan Baku E. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1.1

(19)

7 Penjelasan Kerangka Pemikiran :

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa semua bahan baku untuk pakaian anak dievaluasi terlebih dahulu dalam data kebutuan bahan baku yang meliputi jumlah permintaan dan harga per unit. Setelah itu, dikelompokkan ke masing-masing untuk menentukan Volume Total Penggunaan dalam Rupiah dan menentukan persentase dalam nilai Rupiah. Kemudian keduanya digunakan untuk Analisis ABC. Hasilnya item-item persediaan diklasifikasikan kedalam tiga kelas berdasarkan besarnya Volume Total Penggunaan dalam Rupiah sehingga dapat diketahui pengelompokkan persediaan bahan baku dan kebijakan pengendalian persediaaan bahan baku optimal.

F. Metode Penelitian

1. Desain Penelitiaan

Desain penelitian menurut Jogiyanto (2004:53) adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan pada proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif.

(20)

8

mengenai masalah tentang manajemen persediaan yang diterapkan oleh perusahaan selama ini.

2. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di CV. Cahyo Nugroho Jati yang merupakan sebuah industri Garment. Lokasi perusahaan di Jalan Solo – Baki km 3, Gedangan, Baki, Sukoharjo.

3. Jenis Data dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak berupa angka, meliputi : Sejarah berdirinya, struktur organisasi, gambaran umum perusahaan, Data tenaga kerja perusahaan, dan data jenis kebutuhan bahan baku untuk pembuatan pakaian.

2) Data Kuantitatif

Yaitu data yang berupa angka, meliputi : Harga bahan baku dan volume penggunaan bahan baku selama tahun 2011.

b. Sumber Data

1) Data primer

(21)

9

tersebut diperoleh dengan cara melakukan wawancara dengan karyawan atau staff CV. Cahyo Nugroho Jati yang berkaitan dengan pesediaan bahan baku tentang permasalahan apa saja yang terjadi dalam pengadaan persediaan.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002:56). Data tersebut diperoleh dari catatan- catatan dokumen yang dimiliki perusahaan yang mencakup Sejarah berdirinya, struktur organisasi, gambaran umum perusahaan, data tenaga kerja perusahaan, dan data kebutuhan bahan baku untuk pembuatan pakaian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam membantu menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data. Adapun teknik-teknik pengumpulan data tersebut antara lain :

a. Observasi langsung ke perusahaan

Yaitu mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh data tentang manajemen persediaan yang sebenarnya

b. Interview atau wawancara

(22)

10

bagian produksi untuk mengetahui proses produksi, manajemen persediaan dan lain-lain.

c. Studi pustaka

Yaitu penulis mencari informasi yang dibutuhkan dari buku-buku yang berkaitan dengan persediaan bahan baku.

d. Pemeriksaan dokumen

Yaitu dengan memeriksa arsip-arsip dan dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi, persediaan bahan baku, mesin yang dipakai dalam proses produksi dan struktur organisasi perusahaan.

5. Metode Analisis Data

Menurut Gaspers (2005:274) terdapat sejumlah prosedur untuk pengelompokan material-material inventori kedalam kelas A, B dan C, antara lain :

1) Tentukan volume penggunaan per periode waktu (per tahun) dari material-material inventori yang ingin diklasifikasikan.

(23)

11

3) Jumlahkan nilai total penggunan biaya dari semua material inventori itu untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya keseluruhan.

4) Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material inventori itu dengan nilai total penggunaan biaya keseluruhan dari setiap mate-rial inventori itu.

5) Daftarkan material-material inventori itu kedalam rank persentase nilai total penggunaan biaya dengan urutan menurun dari terbesar sampai terkecil.

(24)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:114) persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resourses) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah tangga.

Menurut Ristono (2009:1) p ersediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau diproses lebih lanjut.

2. Fungsi Persediaan

Menurut Render dan Heizer (2005:60) persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan. Empat fungsi persediaan adalah:

(25)

13

perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan tambahan untuk men-“decouple” proses produksi dari para pemasok.

b) Untuk men- “decouple“ perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan umumnya terjadi pada pedagang eceran.

c) Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga. 3. Jenis Persediaan

Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:113) menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas:

a) Bahan baku (ra w ma teria l) adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok (supplier) yang akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. b) Bahan setengah jadi (work in proses) adalah bahan baku

yang sudah diolah dan dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.

c) Bahan jadi (finished goods) adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual atau didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran.

(26)

14

Menurut Ristono (2009:7) jenis persediaan berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori,yakni:

1) Persediaan bahan baku dan penolong. 2) Persediaan bahan setengah jadi. 3) Persediaan bahan jadi.

Sedangkan jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari: a. Persediaan pengaman (Sa fety Stock)

Persediaan pengaman atau sering pula disebut sebagai sa fety

stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi

unsure ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan (stockout).

b. Persediaan Antisipasi

Persediaan Antisipasi disebut sebagai sta bilization stock merupakan persediaan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

c. Persediaan dalam pengiriman (transit stock) disebut work in

process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman,

yaitu:

1) Eksterna l Tra nsit Stock adalah persediaan yang masih berada

dalam transportasi.

2) Interna l Transit Stock adalah persediaan yang masih

(27)

15 dipindahkan.

4. Tujuan Persediaan

Ishak (2010:169) menerangkan bahwa, divisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan pengendaliaan yang berbeda. Tujuan pengendaliaan persediaan adalah:

a) Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak.

b) Produksi ingin beroperasi secara efisien. Proses mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk mengurangi set mesin), disamping itu juga produk menginginkan persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup, sehingga proses produksi tidak tergangu karena kekurangan bahan .

c) Pembelian (purcha sing) dalam rangka efisiensi, juga menginginkan persamaan produksi yang besar dalam jumlah sedikit, dari pada pesanan yang kecil dalam jumlah yang banyak. Pembeliaan juga ingin ada persediaan sebagai pembatas kenaikan harga dan kekurangan produk.

(28)

16

yang terjadi pada perhitungan pengembalian asset (return of a sset) perusahaan.

e) Personalia (personel a nd industria l rela tionship) menginginkan adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan f) tenaga kerja dan PHK tidak perlu dilakukan.

5. Biaya Persediaan

Menurut Nasution (2003:105) biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya persediaan terdiri dari:

a) Biaya Pembelian

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang. Biaya pembelian menjadi factor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian.

b) Biaya Pengadaan

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal–usul barang yaitu:

1) Biaya Pemesanan (ordering cost)

(29)

17 2) Biaya Pembuatan (setup cost)

Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya. c) Biaya Penyimpanan (holding cost)

Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Biaya ini meliputi :

1) Biaya Memiliki Persediaan (biaya modal)

Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal perusahaan mempunyai ongkos yang dapat diukur dengan suku bunga bank.

2) Biaya Gudang

Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan per-alatannya disewa maka biaya gudang merupakan biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biya depresiasi.

3) Biaya Kerusakan dan Penyusutan

Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.

(30)

18

Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan teknologi dan model seperti barang-barang elektronik. Biaya kadaluarsa diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.

5) Biaya Asuransi

Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang yang diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.

6) Biaya Administrasi dan Pemindahan

Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan barang, maupun penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan barang dari, ke, dan di dalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh dan biaya peralatan ha ndling.

d) Biaya Kekurangan Persediaan (shortage cost) 1) Biaya Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi

Batasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya proses produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai biaya pena lty atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan misalnya : Rp/unit.

2) Biaya Waktu pemenuhan

(31)

19

diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan misalnya : Rp/satuan waktu.

3) Biaya pengadaan darurat

Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan normal. Biaya ini diukur dengan satuan misalnya : Rp/setiap kali kekurangan

B. Pengendalian Persediaan

1. Pengertian Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan merupakan tindakan yang sangat penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan pemesanaan kembali. (Rangkuti, 2002:19).

2. Tujuan Pengendalian Persediaan

Menurut Ristono (2009:4) tujuan pengendalian persediaan adalah sebagai berikut :

a) Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen).

b) Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi.

(32)

20

d) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar.

e) Menjaga supaya penyimpanan dalam empla cement tidak besar- besaran, karena akan mengakibatkan biaya men-jadi besar.

C. Bahan Baku

1. Pengertian Bahan Baku

Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008: 113) bahan baku adalah barang– barang yang dibeli dari pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu: (Ristono, 2009:5)

1). Bahan baku langsung (direct materia l), yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah bias ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat va ria ble, artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar produksi atau perubahan output.

2). Bahan baku tak langsung (indirect materia l), yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi tetapi sulit menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.

2. Arti Penting Bahan Baku

(33)

21

masalah dalam persediaan bahan baku adalah persediaan bahan baku berupa komponen tertentu yang diproduksi secara missal dan dipakai sendiri sebagai sub komponen suatu produk jadi oleh suatu perusahaan. Dalam hal ini komponen harus dibuat lebih dahulu dengan kecepatan produksi yang tetap, kemudian digunakan kedalam proses lebih lanjut.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku Menurut (Ristono, 2009: 6) besar kecilnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh faktor–faktor sebagai berikut :

a) Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yatu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuita s) proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku. Volume produksi yang direncanakan ditentukan oleh penjualan terdahulu dan ramalan penjualan.

b) Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.

c) Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak (dura ble good) atau tahan lama (undura ble good). Barang yang tidak tahan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan tergolong barang yang tidak tahan lama maka tidak perlu disimpan dalam jumlah yang banyak.

4. Model Analisis ABC

(34)

22

membagi persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC yang merupakan penerpan persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan ada beberapa yang penting dan banyak yang sepele. Untuk menentukan volume dolar tahunan analisis ABC, permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dihitung dan dikalikan dengan harga per unit. Barang kelas anggaran adalah barang – barang dengan volume dolar tahunan tinggi.

Walaupun barang seperti ini mungkin hanya mewakili sekitar 15% dari total persediaan barang, mereka mempresentasikan 70% hingga 80% dari total pemakaian dolar. Kelas B adalah untuk barang–barang persedian yang memiliki volume dolar tahunan menengah. Barang ini mempresentasikan sekitar 30% barang persediaan dan 15% hingga 25% dari nilai total. Barang–barang yang memiiki volume dolar tahunan yang rendah adalah kelas C,yang mungkin hanya mempresentasikan 5% dari volume dolar tahunan tetapi sekitar 55% dari total barang persediaan.

Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup hal– hal sebagai berikut :

a) Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada pengem-bangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang A dibandingkan barang C.

(35)

23

mungkin mereka dapat diletakkan pada tempat yang lebih aman, dan mungkin akurasi catatan pesediaan untuk barang A lebih sering diverifikasi.

c) Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya dibanding dengan prediksi barang B dan C.

Secara grafis persediaan di perusahaan akan terlihat sebagaimana pada contoh penggunaan analisis ABC tunjukkan dalam penggambaran grafik dari analisis ABC berikut ini :

(36)

24

BAB III

PEMBAHASAN

A. Deskriptif obyek penelitian

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

CV. Cahyo Nugroho Jati berdiri pada tahun 1998 dengan akte notaris Ruth Karlina, SH. Didirikan oleh Bapak Gunawan Yulianto dan beliau menjabat sebagai Presiden Direktur pada perusahaan. CV. Cahyo

Nugroho Jati berdiri diatas sebidang tanah seluas 5800 m2 dengan dua bangunan utama yang digunakan sebagai proses produksi dan kantor. Kegiatan CV. Cahyo Nugroho Jati adalah mengolah bahan baku yang berupa kain menjadi barang jadi berupa pakaian jadi, untuk kemudian diekspor. Bahan baku yang berupa kain didatangkan dari luar negeri / diimpor, hal ini dikarenakan adanya permintaan buyer yang menginginkan produk yang berkualitas. CV. Cahyo Nugroho Jati melakukan ekspor dikarenakan adanya permintaan akan pakaian jadi buyer di luar negeri. Sehingga diharapkan dengan pendirian perusahaan ini mampu memenuhi kebutuhan akan pakaian jadi di luar negeri, disamping itu juga agar mampu mendapatkan laba yang optimal. Daerah pemasaran produk CV. Cahyo Nugroho Jati yaitu di kawasan Amerika, Eropa dan Asia.

2. Visi dan Misi CV. Cahyo Nugroho Jati

(37)

25

m aupun luar negeri tujuan lain perusahaaan ini yaitu: a. Menciptakan lapangan kerja baru

Diharapkan dengan berdirinya perusahaan tersebut akan dapat mengurangi pengangguran di Indonesia pada umumnya dan sukoharjo pada khususnya

b. Adanya relasi bisnis

Relasi bisnis yang dimiliki oleh para pendiri sangat luas, yang merupakan kekayaan perusahaaan yang sangat berharga dalam menunjang pemasaran hasil produksi

c. Menghemat dan menambah devisa

Pakaian jadi sangat dibutuhkan baik di dalam atau di luar negeri, sehingga dengan peningkatan permintaan dari luar akan menambah devisa bagi negara

d. Merangsang ekspor dan migas

Sampai saat ini pemerintah terus mengkampanyekan slogan ekspor non- migas untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor migas. Dengan didirikannya perusahaan ini , diharapkan akan mendukung usaha pemerintah untuk merangsang ekspor non- migas

e. Mendapatkan keuntungan

(38)

26

B. Struktur Organisasi

Pada setiap perusahaan sistem organisasi iru sangatlah penting dalam mendukung jalanya kegiatan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Hal ini akan mempermudah dan mempercepat pengawasan kepemimpinan dalam menjalankan kegiatannya. Di samping itu akan di membatasi wewenang, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang ada. Organisasi disusun tidak hanya mengatur orang-orangnya, tetapi juga membentuk dan memodifikasi struktur dimana didalamnya tersusun tugas orang- orang tersebut.

Jadi hakekat suatu organisasi (perusahaan) adalah adanya orang-orang yang usahanya harus di koordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang saling berhubungan dan saling tergantung, bekerja bersama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang, serta mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukkan hubungan diantara fungsi-fungsi di dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang menjalankan masing-masing tugasnya. Struktur yang paling cocok bagi organisasi sangat tergantung pada keadaan-keadaan tertentu organisasi pada waktu tertentu. Manajer harus memperhatikan variabel-variabel pokok yang mempengaruhi perancangan struktur organisasi.

Struktur organisasi di CV. Cahyo Nugroho Jati di golongkan dalam tipe organisasi garis, dimana tugas dan perintah selalu datang dari atasan pada bawahan yang bersangkutan membentuk garis

(39)

27

yang bertanggung jawab kepada President Director. Genera l Manager membawahi beberapa depertemen yaitu Acconting a nd Fina ncia l

Depa rtments, IE Departments, EXIM Depa rtments, Purchasing

Depa rtments, QC Depa rtments dan Wa rehousing Depatments. Secara umum

(40)
(41)

29 Keterangan :

a. President Director

Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

1) Memegang jabatan tertinggi dalam suatu perusahaan 2) Menggariskan kebijaksanaan perusahaan

3) Mengangkat dan memberhentikan Direktur

b. Direktur

Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

1) Memimpin serta mengadakan pengawasan terhadap aktivitas perusahaan

seluruh

2) Menyusun perencanaan dan menentukan kebijakan-kebijakan agar perusahaan dapat berjalan dengan efisien

3) Memberikan keputusan akhir yang akan dijalankan perusahaan. 4) Bertanggungjawab atas perusahaan serta keseluruhan.

c. General Manager

Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a) Mengkoordinasi manager-manager bagian dalam operasional perusahaan agar target yang diharapkan perusahaan dapat dicapai secara optimal.

b) Mengawasi/mengkontrol kelancaran operasional perusahaan d. Sekertaris

(42)

30

direktur, mempersiapkan segala kebutuhan tamu perusahaan.

e. IE Manager

Bertanggungjawab dan mengkoordinasinbidang improve & develop, information Techn dan Pla nning.

1) Improve & Develop

Bertugas mengadakan pengembangan dan pelatihan di bagian produksi yang berkaitan dengan skiil (teknik jahit dan la yout produk).

2) Information Techn (IT)

Bertanggungjawab dalam pengadaan dan penggunaan software perusahaan.

3) Pla nning

Bertanggungjawab atas perencanaan shipment produk.

f. QA Ma nager

QA Manager bertanggung jawab atas kualitas produk serta keamanan produk sesuai dengan yang disyaratkan buyer. QA Ma na ger membawahi 3 seksi yaitu :

1) QA Prepa ration

Bertugas mendukung produksi dan mengkoordinasi bagian QC

Accessories, QC Printing, QC Embro dan QC Fa bric

(a). QC Accessories

(43)

31 (b). QC Printing

Bertugas mendukung kualitas print dan warna (c). QC Embro

Bertugas mendukung kualitas bordir (d). QC Fa bric

Bertugas mendukung kualitas kain, yaitu cacat atau tidak 2) QA Production

Bertugas mendukung produk dan mengkoordinasi bagian QC Line dan QC fina l serta bekerjasama dengan QC Buyer.

a. QC Line

Bertugas mengecek/meneliti kualitas jahitan

b. QC Fina l

Bertugas meneliti keseluruhan/hasil akhir dari produk

c.QC Buyer

QC dari buyer yang bertugas memeriksa apakah produknya sudah sesuai dengan pesanan buyer. 3) Product Sa fety

Bertugas dan bertanggung jawab atas keamanan produk, yaitu apakah produknya ada jarum atau tidak.

g. Ma rketing Ma na ger

Bertugaas berkoordinasi dengan buyer dan mengkoordinasi bagian Costing, Merchandiser, Pa ttern & Sa mple da n EXIM

(44)

32

Bertugas merinci harga untuk ditawarkan kepada buyer

2) Ma rcha ndiser

Bertugas mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan penjualan produk, termasuk didalamnya order yang masuk dan pemesanan barang ke purcha sing

3) Pa ttern & Sa mple

Bertugas mempersiapkan data konsumsi kain untuk tiap-tiap style serta membuat sampel tiap style

4) EXIM

Bertugas mengurus mengenai dokumen impor, dokumen ekspor

dan memesan container

h. Finance & Accounting Manager

Membawahi dan mengawasi bagian Finance, bagian Accounting dan bagian Ta x

1) Bagian Fina nce

Bertugas mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan keluar masuknya keuangan perusahaan

2) Bagian Accounting

Bertugas mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan keluar masuknya keuangan perusahaan.

3) Bagian Ta x

(45)

33 i. Suplly Cha in Manager

Bertanggungjawab atas pemesanan bahan baku dari luar negeri / impor dan berkoordinasi dengan supplier dari luar negeri serta mengkoordinasi bagian Purcha sing dan Wa rehouse

1) Purcha sing

Bertanggung jawab atas kelancaran pembelian bahan baku dari supplier di dalam negeri

2) Wa rehouse

Bertugas mengurus dan bertanggung jawab atas keluar masuknya bahan baku digudang.

j. Production Manager

Bertanggung jawab atas pembuatan produk serta mengkoordinasi bagian cutting, embroidery & printing, sewing dan mechanic agar mencapai target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan.

1) Cutting

2) Embroidery dan Printing 3) Sewing

k. Personalia

(46)

34 1) Wawancara

2) Test pengalaman kemampuan ketrampilan

CV. Cahyo Nugroho Jati memiliki 592 pekerja 46 laki-laki dan 546 perempuan yang berkualitas didalam perusahaan tersebut. Sebagian besar tenaga kerjanya berasal dari daerah sekitar perusahaan. Tenaga kerja di CV. Cahyo Nugroho Jati digolongkan menurut jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:

1) Karyawan tetap (Staff)

Yaitu karyawan yang dalam bekerja besarnya gaji didasarkan atas jabatan dan pengalaman kerja. Gaji yang diberikan setiap bulan sekali. Waktu dan hari kerja karyawan tetap (Staff) adalah

a) Hari Senin-Jum’at : jam kerja pukul 08.00-16.00 dengan istirahat 1 jam pukul 12.00-13.00

b) Hari Sabtu : jam kerja pukul 08.00-14.00 dengan istirahat 1 jam pada pukul 12.00-13.00

2) Karyawan harian Tetap

Yaitu karyawan yang dalam pemberian gaji besarnya didasarkan pada hasil kerja harian karyawan yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugasnya karyawan harian tidak bebas begitu saja. Tetapi dituntut untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Waktu dan hari kerja karyawan harian tetap adalah:

a) Hari Senin-Jumat : jam kerja pukul 07.00-15.00 dengan istirahat 1 jam pada pukul 12.00-13.00

(47)

35

C. Proses Produksi

(48)

36 Gudang Kain

Pattern dan Sample

Potong

Seri Potongan Embroidery

Distribusi Jahit Printing

SPV Jahit SPV Jahit SPV Jahit SPV Jahit

Jahit Jahit Jahit Jahit

QC Line QC Line QC Line QC Line

Setrika/Gosok

QC ACC QC Final

Hang Tag

QC Buyer Product Safety

Packing Poly Bag

Gudang Jadi

QC Buyer

Packing

(49)

37 Keterangan

1. Gudang Kain

Bahan baku yang berupa kain masuk ke dalam gudang kain, dicatat dalam bukti penerimaan barang serta diteliti oleh QC Fa bric mengenai keadaan kain ada yang cacat tau tidak

2. Pa tern da n Sa mple

Pembuatan sample dan pola dari style produk yang akan di produksi, sebagai acuan pemotongan kai dan sebagai acuan produksi 3. Potong

Bahan baku kain kemudian dipotong dengan cara dimasukkan kedalam mesin potong sesuai dengan pola yang sudah dibuat dan diyentukan hasilnya berupa potongan-potongan kain yang berpola tertentu.

4. Seri Potongan

Pada seri potongan ini, kain yang sudah dipotong sesuai dengan pola, kemudian diberi aksesories yang berupa printing atau embroidery sesuai dengan sample yang sudah dibuat

5. Distribusi Jahit

Hasil kain potongan berpola yang sudah dlengkapi aksesories kemudian didistribusikan kepada masing-masing supervisor jahit masing-masing line.

6. Supervisor Jahit

(50)

38 7. Penjahit

Penjahit kemudia menjahit kain-kain tersebut sesuai dengan pola dan potongan baju atau celana

8. Qua lity Control Line

Quality Control bertugas untuk menyeleksi kualitas jahitan dari produk yang dibuat dimasing-masing line

9. Setrika/gosok

Pakaian yang sudah jadi kemudian dihaluskan atau disetrika menggunakan setrika uap agar lebih cepat dan hasilnya maksimal.

D. Laporan Magang 1. Pengertian Magang

Magang kerja merupakan bentuk perkuliahan di luar kampus yang berorientasi pada dunia kerja dan dunia bisnis yang ada. Magang kerja adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa secara berkelompok maupun individu dengan terjun langsung ke masyarakat, instansi pemerintah, perusahaan, UKM, dan lain-lain.

2. Tujuan Magang Kerja a. Tujuan magang kerja

1) Memperoleh pengalaman kerja dan pengetahuan secara langsung tentang berbagai aktivitas dalam dunia kerja

2) Melatih pengalaman untuk memecahkan masalah yang menjadi obyek penelitian

(51)

39

4) Belajar berkomunikasi dengan pekerja atau karyawan di tempat magang

3. Manfaat magang kerja a. Bagi perguruan tinggi

1) Terjadi hubungan kerja sama yang lebih baik dengan perusahaan yang ditempati untuk magang

2) Dapat mengetahui sejauh mana yang diserap oleh mahasiswa selama kuliah

3) Sebagai evaluasi dibidang akademik b. Bagi perusahaan

1) Menjalin hubungan kerja sama dengan dunia pendidikan 2) Membantu menyiapkan tenaga kerja yang professional c. Bagi mahasiswa

1) Dapat mengetahui secara jelas bagaimana proses produksi atau kegiatan yang terjadi di perusahaan

2) Memberikan pengalaman dan ketrampilan pada mahasiswa dalam memasuki dunia usaha.

4. Pelaksanaan Magang

Magang kerja dilaksanakan di CV. Cahyo Nugroho Jati. Pelaksanaannya selama 1 bulan , dari tanggal 28 Januari sampai dengan tanggal 28 Februari 2012. Berikut ini adalah peraturan yang harus dipatuhi selama magang diperusahaan.

a. Datang tepat waktu

(52)

40

c. Tidak diperbolehkan merokok pada saat jam kerja d. Apabila meninggalkan lokasi harus ijin kepada satpam 5. Kegiatan Magang Kerja

Rincian kegiatan selama magang kerja adalah sebagai berikut : a) Minggu Pertama

Penulis dijelasankan tentang peraturan magang kerja, perkenalan dengan staff, karyawan dan karyawan pendamping.

b) Minggu Kedua

Penulis melakukan observasi dibagian produksi yaitu mengamati bagaimana proses produksi pakaian jadi.

c) Minggu Ketiga

Penulis melakukan observasi dibagian gudang dan melakukan wawancara dengan pihak pabrik dibagian gudang tentang permasalahan yang terjadi dalam penyimpanan bahan baku, bagaimana pengelolaan persediaan dalam gudang, serta penulis melakukan wawancara untuk meminta data yang dibutuhkan.

d) Minggu Keempat

Penulis melakakukan wawancara tentang data-data yang kurang jelas. Dan di minggu ini penulis berpamitan dengan pihak pabrik.

E. Pembahasan Masalah

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pakaian anak di CV.

(53)

41 Tabel 3.1

Daftar Kebutuhan Bahan Baku Produk Pakaian Anak CV. Cahyo Nugroho Jati

Januari 2011-Desember 2011

No. Uraian Barang Kebutuhan Satuan

Harga

Satuan (Rp)

1 POLYESTER WOFEN LABELS 1.297.651,50 MTR 365,20

2 65% TETRON 35% COTTON 478.112,00 MTR 292,56

3 CVC 121.023,50 MTR 423,43

4 65% TETRON 35% RAYON 233.899,40 MTR 310,77

5 COTTON 129 CM 54.589,60 MTR 980,87

6 NYLON 111.198,00 MTR 835,60

7 ACCESORIS 128.455,00 PCS 1.255,32

8 ELASTIC WEEBING 23.567,60 MTR 129,50

9 COTTON POLY 160 CM 2.895,50 MTR 607,89

10 NO WOVEN POLYESTER 345.891,00 MTR 544,91

11 87% NYLON 13% SPANDEX 20.328,50 MTR 7.463,88

12 81%TETRON 19% COTTON 1.154,80 MTR 897,85

2. Pengelompokan Persediaan Bahan Baku dengan Analisis ABC

(54)

42

mendapatkan perhatian intensif atau serius disbanding item yang lain.

Langkah-langkah adalah sebagai berikut : a. Menentukan volume tahunan dalam nilai rupiah.

V = Kebutuhan x harga (per unit)

1) Untuk item POLYESTER WOFEN LABELS Volume tahunan (dalam unit) = 1.297.651,50 Biaya per unit = Rp 365,20

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 1.297.651,50 x Rp 365,20

= Rp 473.902.327,80

2) Untuk item 65% TETRON 35% COTTON Volume tahunan (dalam unit) = 478.112,00 Biaya per unit = Rp 292,56

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 478.112,00 x Rp 292,56

= Rp 139.876.446,72 3) Untuk item CVC

Volume tahunan (dalam unit) = 121.023,50 Biaya per unit = Rp 423,43

Maka :

(55)

43 = Rp 51.244.980,61

4) Untuk item 65% TETRON 35% RAYON Volume tahunan (dalam unit) = 233.899,40 Biaya per unit = Rp 310,77

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 233.899,40 x Rp 310,77

= Rp 72.688.916,54

5) Untuk item COTTON 129 CM

Volume tahunan (dalam unit) = 54.589,60 Biaya per unit = Rp 980,87

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 54.589,60 x Rp 980,87

= Rp 53.545.300,95 6) Untuk item NYLON

Volume tahunan (dalam unit) = 111.198,00 Biaya per unit = Rp 835,60

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 111.198,00 x Rp 835,60

= Rp 92.917.048,80 7) Untuk item ACCESORIS

(56)

44 Biaya per unit = Rp 1.255,32 Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 128.455,00 x Rp 1.255,32

= Rp 161.252.130,60

8) Untuk item ELASTIC WEEBING

Volume tahunan (dalam unit) = 23.567,60 Biaya per unit = Rp 129,50

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 23.567,60 x Rp 129,50

= Rp 3.052.004,20

9) Untuk item COTTON POLY 160 CM Volume tahunan (dalam unit) = 2.895,50 Biaya per unit = Rp 607,89

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 2.895,50 x Rp 607,89

= Rp 1.760.145,50

10)Untuk item NO WOVEN POLYESTER Volume tahunan (dalam unit) = 345.891,00 Biaya per unit = Rp 544,91

Maka :

(57)

45 = 345.891,00 x Rp 544,91 = Rp 188.479.464,81

11)Untuk item 87% NYLON 13% SPANDEX Volume tahunan (dalam unit) = 20.328,50 Biaya per unit = Rp 7.463,88

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 20.328,50 x Rp 7.463,88

= Rp 151.729.484,58

12)Untuk item 81%TETRON 19% COTTON Volume tahunan (dalam unit) = 1.154,80 Biaya per unit = Rp 897,85

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit = 1.154,80 x Rp 897,85

(58)

46 Tabel 3.2

Volume Tahunan Dalam Nilai Rupiah Januari 2011-Desember 2011

No. Uraian Barang Kebutuhan Satuan

Harga Satuan

(Rp)

Volume tahunan Dalam nilai (Rp)

1 POLYESTER WOFEN LABELS 1.297.651,50 MTR 365,20 473.902.327,80

2 65% TETRON 35% COTTON 478.112,00 MTR 292,56 139.876.446,72

3 CVC 121.023,50 MTR 423,43 51.244.980,61

4 65% TETRON 35% RAYON 233.899,40 MTR 310,77 72.688.916,54

5 COTTON 129 CM 54.589,60 MTR 980,87 53.545.300,95

6 NYLON 111.198,00 MTR 835,60 92.917.048,80

7 ACCESORIS 128.455,00 PCS 1.255,32 161.252.130,60

8 ELASTIC WEEBING 23.567,60 MTR 129,50 3.052.004,20

9 COTTON POLY 160 CM 2.895,50 MTR 607,89 1.760.145,50

10 NO WOVEN POLYESTER 345.891,00 MTR 544,91 188.479.464,81

11 87% NYLON 13% SPANDEX 20.328,50 MTR 7.463,88 151.729.484,58

12 81%TETRON 19% COTTON 1.154,80 MTR 897,85 1.036.837,18

TOTAL 2.818.766,40 1.391.485.088,28

(59)

47

1) Untuk item POLYESTER WOFEN LABELS

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 473.902.327,80 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

=

= 34,06%

2) Untuk item 65% TETRON 35% COTTON

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 139.867.446,72 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

=

= 10,05% 3) Untuk item CVC

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 51.244.980,61 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

(60)

48 =

=

= 3,68%

4) Untuk item 65% TETRON 35% RAYON

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 72.688.916,54 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

=

= 5,22%

5) Untuk item COTTON 129 CM

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 53.545.300,95 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

=

= 3,85%

6) Untuk item NYLON

(61)

49

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit = Rp 1.391.485.088,28

Maka :

=

=

= 6,68 %

7) Untuk item ACCESORIS

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 161.252.130,60 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

=

= 11,59%

8) Untuk item ELASTIC WEEBING

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 3.052.004,20 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

(62)

50 = 0,22%

9) Untuk item COTTON POLY 160 CM

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 1.760.145,50 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

=

= 0,13%

10)Untuk item NO WOVEN POLYESTER

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 188.479.464,81 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

=

= 13,55%

11)Untuk item 87% NYLON 13% SPANDEX

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 151.729.484,58 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

(63)

51 Maka :

=

=

= 10,90%

12)Untuk item 81%TETRON 19% COTTON

Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 1.036.837,18 Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp 1.391.485.088,28 Maka :

=

=

(64)

52 Tabel 3.3

Persentase Tahunan Dalam Nilai Rupiah Januari 2011-Desember 2011

No. Uraian Barang Kebutuhan Satuan

Harga 1 POLYESTER WOFEN LABELS 1.297.651,50 MTR 365,20 473.902.327,80 34,06

2 65% TETRON 35% COTTON 478.112,00 MTR 292,56 139.876.446,72 10,05

3 CVC 121.023,50 MTR 423,43 51.244.980,61 3,68

4 65% TETRON 35% RAYON 233.899,40 MTR 310,77 72.688.916,54 5,22

5 COTTON 129 CM 54.589,60 MTR 980,87 53.545.300,95 3,85

6 NYLON 111.198,00 MTR 835,60 92.917.048,80 6,68

7 ACCESORIS 128.455,00 PCS 1.255,32 161.252.130,60 11,59

8 ELASTIC WEEBING 23.567,60 MTR 129,50 3.052.004,20 0,22

9 COTTON POLY 160 CM 2.895,50 MTR 607,89 1.760.145,50 0,13

10 NO WOVEN POLYESTER 345.891,00 MTR 544,91 188.479.464,81 13,55

11 87% NYLON 13% SPANDEX 20.328,50 MTR 7.463,88 151.729.484,58 10,90

12 81%TETRON 19% COTTON 1.154,80 MTR 897,85 1.036.837,18 0,07

(65)

53

Berdasarkan data table 3.3, selanjutnya diolah dalam analisis ABC dengan menggunakan software POM For Windows, ehingga dihasilkan klasifikasi dalam kelompok kelas A, kelas B dan kelas C. Hasil klasifikasi dengan bantuan

softwa re POM For Windows adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3

Hasil perhitungan dengan POM For Windows

(66)

54 Gambar 3.4 Grafik analisis ABC

Berdasar table dan grafik di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Kelas A memiliki Volume tahunan rupiah sebesar 47,61% dari total, yang terdiri dari 2 item persediaan yaitu : Polyester Woven labels sebesar 34,06% dan No Woven Polyesters sebesar 13,55%.

2) Kelas B memiliki volume tahunan rupiah sebesar 39,22% dari total, yang terdiri dari 4 item persediaan yaitu : Accesoris sebesar 11,59%, 87% Nylon 13% Spandex sebesar 10,90%, 65% Tetron 35% Cotton sebesar 10,05% dan Nylon sebesar 6,68%.

3) Kelas C memiliki volume tahunan rupiah sebesar 13,17% dari total, yang terdiri dari 6 item persediaan yaitu : 65% Tetron 35% Rayon sebesar 5,22%, Cotton 129 cm sebesar 3,85, CVC sebesar 3,68, Elastic Weebing sebesar 0,22%, Cotton poly 160 cm sebesar 0,13 dan 81% Tetron 19% Cotton sebesar 0,07%.

(67)

55

1) Sebaiknya perusahaan CV. Cahyo Nugroho Jati memberikan biaya yang lebih besar untuk pembelian persediaan bahan baku butir persediaan A, yang terdiri 2 item yaitu : Polyester Woven labels sebesar 34,06% dan No Woven Polyesters sebesar 13,55%.

2) Persediaan A, yang terdiri 2 item yaitu : Polyester Woven labels sebesar 34,06% dan No Woven Polyesters sebesar 13,55% di CV. Cahyo Nugroho Jati, harus dikendalikan secara ketat, yaitu dengan keakuratan catatan persediaan kelas A yang harus sering diverifikasi. 3) Penyimpanan persediaan kelas A harus lebih hati-hati dibandingkan

dengan persediaan kelas B dan kelas C.

Selain itu CV. Cahyo Nugroho Jati mengelompokkan kelas-kelas sesuai analisis ABC, yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam pembelian ke supplier. Pengelompokan kelas-kelas itu meliputi sebagai berikut :

1) Pengendalian Kelas A a) Pengendalian ketat.

b) Penyimpanan secara baik laporan-laporan penerimaan dan penggunaan barang.

c) Berdasarkan pada perhitungan kebutuhan. d) Pengecekan secara ketat.

e) Monitoring terus menerus.

f) Persediaan pengaman tidak ada atau rendah (1-2 minggu). 2) Pengendalian Kelas B

(68)

56

b) Penyimpanan secara baik laporan-laporan penerimaan dan penggunaan barang.

c) Berdasarkan perhitungan pemakaian di waktu yang lalu atau daftar permintaan.

d) Serangkaian pengecekan perubahan-perubahan kebutuhan. e) Monitoring untuk kemungkinan kekurangan persediaan. f) Persediaan pengaman moderat (sampai 2 atau 3 bulan). 3) Pengendalian Kelas C

a) Pengendalian longgar.

b) Bila suplay melampaui titik pemesanan kembali, maka pesanan segera dilakukan.

c) Pengecekan sedikit dilakukan dengan membandingkan terhadap kebutuhan.

d) Monitoring tidak perlu atau sedikit dilakukan.

e) Persediaan pengaman jumlah besar (2-6 bulan atau lebih). Setelah menggunakan analisis ABC, maka pengendalian bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati dapat dikelola secara optimal. Sehingga diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1) Memudahkan dalam mengatur pemesanan bahan baku dengan lebih terencana, dengan demikian biaya persediaan yang dikeluarkan juga dapat diatur.

(69)

57

(70)

58

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari analisis data dan pembahasan yang penulis uraikan pada BAB III secara garis besar dapat diambil kesimpulan :

1. Manajemen Persediaan Bahan Baku Produk Pakaian Anak pada CV. Cahyo Nugroho Jati.

CV. Cahyo Nugroho Jati selama ini menjalankan kegiatan produksinya dalam memperlakukan semua bahan baku dengan sama rata, sehingga CV. Cahyo Nugroho Jati belum menerapkan Analisis ABC dalam mengelompokkan bahan baku pembuatan pakaian anak.

2. Pengelompokkan persediaan menurut analisis ABC.

a. Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 47,61% dari total, yang terdiri dari 2 item persediaan yaitu :

1)Polyester Woven Labels 2)65% Tetron 35% Cotton

b. Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 39,22% dari total, yang terdiri dari 4 item persediaan yaitu :

1)CVC

2)65% Tetron 35% Rayon 3)Cotton 129 Cm

(71)

59

c. Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 13,17% dari total, yang terdiri dari 6 item persediaan yaitu :

1)Accesoris 2)Elastic Weebing 3)Cotton Poly 160 Cm 4)No Woven Polyester 5)87% Nylon 13% Spandex 6)81% Tetron 19% Cotton B. SARAN

Setelah penulis mengadakan perhitungan dan menganalisis masalah yang dihadapi oleh CV. Cahyo Nugroho Jati, maka penulis dapat mengajukan saran yang diharapkan sangat berguna dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan kebijakan pengelompokkan bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati, adapun saran itu adalah :

1. Sebaiknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan Analisis ABC dalam kebijakan pengelompokkan bahan baku. Karena dengan menggunakan Analisis ABC perusahaan akan mudah dalam menetapkan kebijkan dan pengendalian untuk setiap kelas berdasarkan nilai dan kebutuhan. Dengan menerapkan Analisis ABC maka perusahaan bisa lebih efisien dalam mengendalikan kebutuhan bahan baku yang ada. 2. Sebaiknya untuk pengelompokkan yang dilakukan dengan metode ABC

(72)

60

Gambar

Gambar
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Grafik Pengelompokkan Persediaan Bahan Baku
Struktur OrganisasiGambar 3.1
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

KEDUA : Indikator Kinerja Utama merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga

EFEKTIVITAS VAKSINASI HEPATITIS B YANG DIBERIKAN DALAM 24 JAM PERTAMA SETELAH KELAHIRAN PADA BAYI DENGAN IBU HBSAG POSITIF.. TERHADAP PREVALENSI

Jumlah zat besi yang hilang lewat jalur ini disebut sebagai kehilangan basal (iron basal losses). Bila besi simpanan berkurang, maka penyerapan besi akan meningkat. 2)

mengantisipasi masalah tersebut, dilakukan suatu perencanaan tindakan, yaitu merencanakan pelaksanaan pembelajaran materi fungi (jamur) dengan memanfaatkan metode

Sesuai dengan pendapat Ward (1986), bahwa logam yang ada dalam tubuh biota sejalan dengan konsentrasi logam di lingkungannya, dan dalam Darmono (2001) mengatakan

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan yang dilakukan pada BMT Mentari Kota Gajahdan merupakan penelitian deskriftif kualitatif yang bertujuan untuk

Biaya adalah sejumlah nominal tertentu yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah barang tertentu. Penerimaan adalah sejumlah nominal tertentu yang diterima setelah

UUPA telah menjamin hak milik atas tanah termasuk tanah mahar kepada perorangan, sebagaima yang dimaksud dalam pasal 19 ayat (1) “Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah