MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU AKUNTANSI
DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI SUPERVISI
KLINIS DI SMK NEGERI 1 KUTACANE
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Oleh :
RANO KRISNO LUBIS
NIM. 8126132062
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU AKUNTANSI
DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI SUPERVISI
KLINIS DI SMK NEGERI 1 KUTACANE
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Oleh :
RANO KRISNO LUBIS
NIM. 8126132062
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Rano Krisno Lubis, 8126132062, 2014. Meningkatkan Koupetensi Guru Akuntansi Dalau Menerapkan Model Peubelajaran Kooperatif Tipe STAD Melalui Supervisi Klinis Di SMK Negeri 1 Kutacane.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) melalui supervisi klinis di SMK Negeri 1 Kutacane.
Penelitian ini dirancang dalam bentuk Penelitian Tindakan Sekolah yang direncanakan dan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklusnya dilaksanakan dalam dua sampai tiga kali pertemuan. Adapun subyek penelitian ini adalah empat orang guru bidang studi Akuntansi di SMK Negeri 1 Kutacane.
ii
ABSTRACT
Rano Krisno Lubis, 8126132062, 2014. Improving Teacher Competence in applying Accounting Model Cooperative Learning Through Clinical Supervision Type STAD In SMK Negeri 1 Kutacane.
The purpose of this research is to know the increasing competence of teachers in implementing cooperative learning model type STAD (Student Teams Achievement Division) through clinical supervision at SMK Negeri 1 Kutacane.
The study was designed in the form of School Action Research which is planned and implemented in two cycles, where each cycle is carried out in two to three times. As for the subjects of the study were four teachers study accounting in SMK Negeri 1 Kutacane.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik, penulis juga mengucapkan shalawat dan salam kepada junjungan, suri tauladan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan kaum muslimin.
Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas negeri Medan. Tesis ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd yang telah memberikan bimbingan kepada Penulis. Begitu juga rasa terima kasih sebagai narasumber dalam penulisan penelitian ini yaitu kepada: Prof. Dr. Sumarno, M.Pd., Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, M.Si., Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. Dan tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Direktorat Pembinaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2 Kepengawasan bagi peneliti sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).
2. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Neeri Medan.
3. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan
4. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan PPS Universitas Negeri Medan.
iv 6. Kepala Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Aceh Tenggara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian pada SMK Negeri 1 Kutacane.
7. Kepala SMK Negeri 1 Kutacane yang telah bersedia dan bekerjasama untuk berkolaborasi dalam pengarahan guru yang penulis jadikan penelitian ini.
8. Rekan-rekan Mahasiswa AP. Kepengawasan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan yang memberikan dukungan dalam penyelesaian penelitian ini. 9. Sahabat-sahabat penulis yaitu: Irwansyah, S.Pd., Endar Muda Dongoran, S.Pd.,
Jumantri, S.Pd dan Sri Salbila, S.Pd yang memberikan dukungan motivasi dalam penyelesaian penelitian ini.
10. Rasa terima kasih dan do’a yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada Ayah dan Bunda yang selalu mendo’akan penulis dalam lindungan Allah. SWT sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini tepat pada waktunya.
Selanjutnya yang ter-istimewa penulis sampaikan kepada istri tercinta Siti Aisyah, SE, MA. dan ananda tersayang Niscahaya Putri Lubis sebagai motivasi, inspirasi semangat hidup selama dalam penyelesaian perkuliahan dan tesis ini.
Akhirnya, Penulis berharap dan berdo’a semoga kiranya kita semua dalam lindungan dan berkah-Nya Allah. SWT. Amin.
Medan, April 2014 Penulis,
RANO KRPSNO LUBPS
v BAB II KAJIAN TEORIP KERANGKA BERPIKIRP HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 11
1. Guru (Pendidik) ... 11
2. Standar Kompetensi Guru ... 12
3. Pembelajaran Akuntansi ... 14
4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 18
6. Supervisi Klinis ... 3k a. Pengertian Supervisi Klinis ... 3k b. Tujuan Supervisi Klinis ... 35
c. Ciri-Ciri Supervisi Klinis ... 36
d. Prinsip Supervisi Klinis ... 37
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85
B. Saran-Saran ... 86
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 17
2. Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 22
3. Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Penghargaan Kelompok ... 23
4. Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 27
5. Tabel 4.1 Skor Hasil Telaah RPP Data Awal ... 55
6. Tabel 4.2 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Data Awal ... 56
7. Tabel 4.3 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Data Awal ... 57
8. Tabel 4.4 Skor Keseluruhan Instrumen Data Awal ... 58
9. Tabel 4.5 Skor Hasil Telaah RPP Siklus I ... 62
1k.Tabel 4.6 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Siklus I ... 64
11.Tabel 4.7 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ... 65
12.Tabel 4.8 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus I ... 66
13.Tabel 4.9 Skor Persentase Pra Siklus dan Siklus I ... 69
14.Tabel 4.1k Skor Pengamatan Supervisi Klinis Siklus I ... 71
15.Tabel 4.11 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Siklus II ... 73
16.Tabel 4.12 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II... 74
17.Tabel 4.13 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus II ... 75
18.Tabel 4.14 Skor Pengamatan Supervisi Klinis Siklus II ... 77
19.Tabel 4.15 Skor Persentase Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 78
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan ... 48
2. Gambar 4.1 Skor Keseluruhan Instrumen Data Awal ... 59
3. Gambar 4.2 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus I ... 67
4. Gambar 4.3 Persentase Pra Siklus dan Siklus I ... 7k
5. Gambar 4.5 Persentase Siklus II ... 76
ix DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Instrumen Telaah RPP ... 9k
2. Lampiran 2 Lembar Observasi Penguasaan Keterampilan
Kooperatif Siswa ... 93
3. Lampiran 3 Lembar Observasi Penguasaan Keterampilan
Kooperatif Guru ... 94
4. Lampiran 4 Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis ... 97
5. Lampiran 5 Daftar Pertanyaan Kooperatif Untuk Guru ... 99
6. Lampiran 6 Rencana Kegiatan Penelitian ... 1k1
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 17
2. Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 22
3. Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Penghargaan Kelompok ... 23
4. Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 27
5. Tabel 4.1 Skor Hasil Telaah RPP Data Awal ... 55
6. Tabel 4.2 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Data Awal ... 56
7. Tabel 4.3 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Data Awal ... 57
8. Tabel 4.4 Skor Keseluruhan Instrumen Data Awal ... 58
9. Tabel 4.5 Skor Hasil Telaah RPP Siklus I ... 62
10.Tabel 4.6 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Siklus I ... 64
11.Tabel 4.7 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ... 65
12.Tabel 4.8 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus I ... 66
13.Tabel 4.9 Skor Persentase Pra Siklus dan Siklus I ... 69
14.Tabel 4.10 Skor Pengamatan Supervisi Klinis Siklus I ... 71
15.Tabel 4.11 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Siklus II ... 73
16.Tabel 4.12 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II... 74
17.Tabel 4.13 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus II ... 75
18.Tabel 4.14 Skor Pengamatan Supervisi Klinis Siklus II ... 77
19.Tabel 4.15 Skor Persentase Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 78
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan ... 48
2. Gambar 4.1 Skor Keseluruhan Instrumen Data Awal ... 59
3. Gambar 4.2 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus I ... 67
4. Gambar 4.3 Persentase Pra Siklus dan Siklus I ... 70
5. Gambar 4.5 Persentase Siklus II ... 76
x DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Instrumen Telaah RPP ... 90
2. Lampiran 2 Lembar Observasi Penguasaan Keterampilan Kooperatif Siswa ... 93
3. Lampiran 3 Lembar Observasi Penguasaan Keterampilan Kooperatif Guru ... 94
4. Lampiran 4 Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis ... 97
5. Lampiran 5 Daftar Pertanyaan Kooperatif Untuk Guru ... 99
6. Lampiran 6 Rencana Kegiatan Penelitian ... 101
1
BABBIBB PENDAHULUANB
B
A. LatarBBelakangBMasalahB
Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peranan penting dan
strategis dalam membimbing peserta didik, sehingga guru sering dikatakan
sebagai ujung tombang pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru
tidak hanya menguasai bahan ajar dan memiliki kemampuan teknik edukatif,
tetapi harus memiliki kepribadian dan integritas pribadi yang dapat diandalkan
sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik, keluarga maupun masyarakat.
Dengan demikian kedudukan guru semakin bermakna dalam mempersiapkan
sumber daya yang berkualitas untuk menghadapi era global.
Guru di sekolah harus mampu memahami bahwa karakteristik potensi
siswa yang belajar di dalam kelas berbeda-beda. Perbedaan karakteristik siswa
mengharuskan kadar pemberian pengetahuan dan pemahaman disesuaikan
berdasarkan tinggkatan siswa. Guru harus lebih kreatif mengelola kelas dengan
menciptakan suasana belajar yang hidup, bervariasi, mengundang rasa ingin tahu
dan mengoptimalkan daya pikir siswa dengan menguasai dan menerapkan model,
metode, teknik, pendekatan dan strategi pembelajaran didalam kelas. Gurulah
yang akan menjadi “aktor” penentu keberhasilan siswa dalam menerima
pembelajaran yang diberikan.
Pembelajaran yang sering diterapkan di sekolah-sekolah adalah
pembelajaran konvensional. Guru adalah sumber informasi utama bagi siswa.
Guru merupakan subjek aktif yang tugasnya memberikan informasi dan ilmu
2
pengetahuan, sedangkan siswa hanya pasif karena tugas mereka hanya
menampung apa saja yang diberikan guru ke dalam pikirannya. Akibatnya,
komunikasi hanya berlangsung satu arah saja yaitu hanya dari guru ke siswa (Yuli
Kwartolo, 2007: 70). Dalam proses belajar mengajar metode ceramah cenderung
sering digunakan sebagai metode utama. Guru menganggap metode tersebut
merupakan metode yang ampuh sehingga biasanya guru sudah merasa mengajar
apabila sudah melakukan ceramah (Wina Sanjaya, 2008: 97). Pada akhirnya
pembelajaran yang ada menjadi cenderung monoton, kaku, dan tidak ada
kegairahan dan pembelajaran seperti inilah yang disebut dengan pembelajaran
berorientasi pada guru (teacher centered). Adanya perubahan paradigma dalam
proses pembelajaran dimana kegiatan belajar mengajar tidak berpusat pada guru
lagi melainkan berpusat pada siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk
terlibat lebih aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilakunya (Tina
Afiatin, 2011: 1). Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip pembelajaran yaitu
prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman. “Prinsip ini (prinsip keterlibatan
langsung/berpengalaman) berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap
individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya” (tim pengembang
MKDP, 2011: 185). Selain itu, prinsip belajar adalah berbuat (Learning by Doing)
juga sangat relevan, karena prinsip ini mempunyai makna bahwa belajar bukan
hanya sekedar mendengarkan, mencatat sambil duduk di bangku, akan tetapi
belajar adalah proses beraktivitas (Wina Sanjaya, 2008:30). Akuntansi merupakan
mata pelajaran produktif (peminatan) pada Sekolah Menengah Kejuruan Bidang
3
adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis dan berjenjang.
Dengan demikian, pelajaran Akuntansi tersusun sedemikian rupa sehingga
pemahaman terdahulu menjadi dasar pemahaman selanjutnya.
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan kegiatan (Syaiful Sagala, 2010:62). Model dirancang
untuk mewakili kenyataan sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah
kenyataan dari dunia sebenarnya. Model pembelajaran adalah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok
maupun tutorial (Agus Suprijono, 2011:46). Penerapan model pembelajaran yang
bervariasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena dengan
menerapkan model pembelajaran. Pusat pembelajaran bukan lagi terletak pada
guru melainkan pembelajaran pada siswa. Siswa bukan lagi sebagai objek dalam
pembelajaran namun sebagai subjek pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil
dalam Syaiful Sagala (2012:176) model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari
lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,
desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku
pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui
program komputer. Ada 4 (empat) rumpun model pembelajaran yang
dikemukakan oleh Joyce dan Weil yaitu: (1) model pengolahan informasi (the
information processing models); (2) model personal (personal models); (3) model
interaksi sosial (social models); dan (4) model sistem perilaku (behavioral
4
Pembelajaran kooperatif merupakan rumpun model pembelajaran sosial
yang dibangun berdasarkan konsep konstruktivisme. Sikap konstruktivis adalah
bahwa pengetahuan tidak sekedar ditransmisikan oleh guru atau orang tua, tetapi
mau tidak mau harus dibangun dan dimunculkan sendiri oleh siswa agar mereka
dapat merespons informasi dalam lingkungan pendidikan. (Joyce, dkk, 2011:14).
Model Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang
mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di
mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar (Bern dan Erickson,
2001:5). Melalui model pembelajaran kooperatif siswa lebih mudah menemukan
dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan
dengan temannya (Slavin:1995). Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Cooper
(dalam Supriatna, 2001:31). Pembelajaran kooperatif telah mampu meningkatkan
daya tarik interpersonal diantara siswa yang semula memiliki prasangka kurang
baik, dengan pengalaman tersebut telah meningkatkan interaksi kelompok (etnik
dan status sosial) baik dalam pengajaran di kelas maupun dalam hubungan sosial
di luar kelas. Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif
yaitu (1) Model STAD (Student Teams Achievement Division); (2) Model
JIGSAW; (3) Investigasi Kelompok (Group Investigation); (4) Model Membuat
Pasangan (Make a Match); (5) Model TGT (Teams Games Tournamens); dan (6)
Model Struktural (Rusman, 2012:213).
Berdasarkan hasil observasi awal pada hari Rabu, 16 Oktober 2013 di
kelas X AK 1 SMK Negeri 1 Kutacane tampak bahwa selama pelaksanaan
5
dilakukan guru adalah model pembelajaran konvensional, metode ceramah masih
terlalu sering dilakukan oleh guru. Guru melakukan ceramah untuk memberikan
materi pelajaran pada siswa, dan di sisi lain siswa duduk diam memperhatikan
materi yang disampaikan oleh guru tersebut. Selanjutnya, karena materi Akuntansi
cenderung lebih banyak berhitung, maka guru pada saat mengajar sering
menerapkan metode latihan dan penugasan sebagai variasi mengajar. Guru sering
mengandalkan dua metode mengajar tersebut untuk digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran Akuntansi dan kurang memberikan variasi mengajar yang lain.
Komunikasi yang terjalin selama pembelajaran cenderung satu arah saja, yaitu
dari guru ke siswa. Pembelajaran Akuntansi yang ada menjadi monoton dan
kurang bermakna bagi siswa sehingga mengakibatkan Aktivitas Belajar siswa
menjadi kurang optimal. Dengan jumlah siswa 38 orang, siswa laki–laki
berjumlah 10 orang dan perempuan berjumlah 28 orang. Rata–rata hasil belajar
akuntansi hanya mencapai 47% sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) siswa harus mencapai 75, untuk tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari Akuntansi hanya 18 orang (47%) dari 38 siswa. Sedangkan yang
belum berhasil sekitar 20 orang (53%). Hal ini berdasarkan hasil observasi awal
yang menunjukkan bahwa pada saat guru menjelaskan materi siswa cenderung
kurang memperhatikan, terutama siswa yang duduk di bagian belakang. Mereka
asyik mengobrol ataupun menulis hal-hal yang tidak terkait dengan materi. Tidak
ada siswa yang bertanya pada guru. Akan tetapi, apabila pada saat ditanya oleh
guru siapa saja yang belum mengerti dan ingin bertanya, semua siswa hanya diam.
6
soal, siswa mengerjakan soal tetapi hanya mengandalkan dan mencontek hasil
pekerjaan teman sebangkunya, dan mengharapkan jam pelajaran segera berakhir.
Kemudian pada saat pembahasan soal latihan, hanya 4 orang siswa yang berani
menuliskan jawabannya di papan tulis dari soal latihan yang telah dikerjakannya.
Dan berdasarkan wawancara terhadap 4 (empat) orang guru bidang studi
Akuntansi dengan menerapkan instrument pertanyaan (terlampir). Dari data
tersebut, pada pertanyaan poin pertama dari 4 (empat) orang guru, 2 (dua) orang
guru dapat menjawab pertanyaan dan 2 (dua) orang guru tidak dapat menjawab
pertanyaan. Pada pertanyaan poin kedua dari 4 orang guru yang sama, tidak ada
guru yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pada pertanyaan poin ketiga, dari
4 (empat) orang guru yang sama, 1 (satu) orang guru dapat menjawab pertanyaan
dan 3 (tiga) orang guru tidak dapat menjawab pertanyaan. Pada pertanyaan poin
keempat, dari 4 (empat) orang guru yang sama, 1 (satu) orang guru dapat
menjawab pertanyaan dan 3 (tiga) orang guru tidak dapat menjawab pertanyaan.
Berdasarkan data awal penelitian tersebut, jelas mengindikasikan adanya
permasalahan guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran Akuntansi yang
harus segera dicarikan solusinya. Sebagai upaya pemecahan terhadap masalah
yang timbul dalam proses pembelajaran Akuntansi di kelas X AK 1 SMK Negeri
1 Kutacane tersebut maka dilakukanlah Penelitian Tindakan atau disebut pula
dengan istilah Action Research.
Pendekatan yang dipilih dan digunakan dalam Penelitian Tindakan ini
adalah melalui Supervisi Klinis karena Supervisi klinis adalah pembinaan
7
Prasojo. Dkk, 2011:113) yang bertujuan pengembangan profesional dan motivasi
guru. Sejalan dengan itu, Nana Sudjana (2011:113) menyatakan bahwa supervisi
klinis merupakan salah satu pendekatan dalam supervisi akademik. Supervisi
akademik adalah inti dari supervisi dengan sasaran utamanya adalah guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan utamanya adalah memperbaiki
kekurangan atau kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran. (Sagala,
2010:195) menyatakan bahwa dapat diyakini bahwa supervisi klinis adalah salah
satu kunci untuk memenuhi kualitas mengajar yang baik dan cara menjadikan
peserta didik belajar menjadi lebih baik dan berkualitas. Dan selanjutnya (Sagala,
2010:196) menyatakankan bahwa penerapan supervisi klinis dapat menjamin
kualitas pelayanan belajar secara berkelanjutan dan konsisten.
Sedangkan pendekatan yang dipilih dan digunakan dari segi model
pembelajaran adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) karena Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Student Teams Achievement Division) menjadikan siswa lebih berpartisipasi
dalam pembelajaran, aktivitasnya meningkat, berani menyampaikan pendapat,
mampu menjelaskan persoalan pelajaran lewat diskusi dan kerja kelompok, nilai
afeksi dan psikomotornya juga meningkat. (U. Nugroho, Hartono dan S.S. Edi,
2009: 111). Menurut Pradyo Wijayanti, (2002:2). Model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu jenis model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan pendekatan yang
baik untuk guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran dalam kelas.
8
Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling
banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam
matematika, IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dalam model STAD (Student
Teams Achievement Division), siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan
empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru
memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan
bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.
Berdasarkan hal tersebut maka mendorong peneliti melakukan penelitian
tindakan terhadap guru melalui supervisi klinis dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang
diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Akuntansi yang
bermuara meningkatnya prestasi siswa.
B
B. IdentifikasiBMasalah.B
Indikasi masalah yang berhubungan dengan rendahnya kompetensi guru
dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) yaitu sebagai berikut : (1) adanya perubahan paradigma
dalam proses pembelajaran dimana kegiatan belajar mengajar tidak berpusat pada
guru, melainkan berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam
pembelajaran; (2) bahwa selama pelaksanaan pembelajaran Akuntansi, model
pembelajaran yang diterapkan guru adalah model pembelajaran konvensional
metode ceramah dengan metode variasi latihan dan penugasan yang menyebabkan
9
keterampilan guru dalam penerapan model pembelajaran, sehingga aktivitas dan
hasil belajar siswa menjadi tidak optimal; (4) kurangnya pembinaan dan pelatihan
terhadap guru sehingga guru tidak mengetahui perkembangan model-model
pembelajaran yang seharusnya disesuaikan dengan kompetensi peserta didik yang
hendak dicapai dalam pembelajaran; (5) rendahnya minat guru untuk menambah
pengetahuan dan keterampilannyadalam meningkatkan kompetensi terhadap
model-model pembelajaran; (6) masih rendahnya motivasi guru dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan model-model
pembelajaran; dan (7) rendahnyapemahaman gurudalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif.
B
C. PembatasanBMasalahBB
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas. Karena banyaknya aspek
dan teknik model pembelajaran kooperatif, maka perlu adanya pembatasan
masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah tersebut adalah meningkatkan
kompetensi guru Akuntansi dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Teams Achievement Division).
B
D. PerumusanBMasalahB
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah
supervisi klinisdapat meningkatkan kompetensi guru Akuntansi dalammenerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)
10
E. TujuanBPenelitianBB
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahuipeningkatankompetensi guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)
melalui supervisi klinis di SMK Negeri 1 Kutacane.
B
F. ManfaatBPenelitianBB
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Bagi siswa di sekolah, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menemukan cara pembelajaran yang
baik.
2. Bagi guru, meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu belajar
bagi siswa.
4. Bagi Pengawas sekolah, dapat membantu dalam membimbing dan
membina guru dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme guru.
B
1
BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
B
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan siklus I dan II dapat disimpulkan
bahwa melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru akuntansi
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
1. Hasil telaah RPP yang dilakukan pada pra siklus hanya mencapai
76,00%, pada siklus I telah tercapai 83,33%.
2. Sebelum dilakukannya tindakan (pra siklus) kemampuan guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD masih rendah
yaitu 70,45%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I terjadi
peningkatan 75,57%, tetapi tidak memenuhi kriteria 80% yang
diharapkan setelah dilakukan siklus II, 82,67% barulah dikatakan
cukup dan baik.
3. Sebelum dilakukannya tindakan (pra siklus) kemampuan siswa dalam
melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas
masih rendah yaitu 66,85%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I
terjadi peningkatan 77,17%, tetapi tidak memenuhi kriteria 80% yang
diharapkan setelah dilakukan siklus II, 82,88% barulah dikatakan
cukup dan baik.
4. Hasil pelaksanaan supervisi klinis terhadap guru yang dilakukan pada
pra siklus hanya mencapai 77,00%, pada siklus I telah tercapai 83,00%
katagori “baik”.
2
5. Pendekatan supervisi klinis merupakan pendekatan yang dilakukan
berdasarkan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang
sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang
intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran.BPelaksanaannya perlu dilakukan
secara continiu sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam
pembelajaran.
6. Bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam bekerja sama dalam
proses pembelajaran dikelas.
B.BBBBBSaran-saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Diharapkan para kepala sekolah agar bersedia melakukan supervisi
klinis sebagai alternatif dalam rangka peningkatan kompetensi guru
terhadap efektifitas pembelajaran di kelas.
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikelas guna meningkatkan
keaktifan siswa.
3. Dinas pendidikan Kabupaten Aceh Tenggara sebaiknya memberikan
pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan tentang penerapan
3
4. Dinas pendidikan Kabupaten Aceh Tenggara sebaiknya memberikan
pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan tentang
pendekatan supervisi klinis bagi pengawas sekolah yang ada di jajaran
dinas pendidikan tersebut.
5. Bagi peneliti sendiri kiranya dapat dijadikan suatu keterampilan serta
pengetahuan untuk menambah wawasan dalam mengsupervisi dengan
pendekatan klinis.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi, dkk. 2006.PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara.
______ dkk 2003.Dasar-dasarEvaluasiPendidikan.Jakarta:BumiAksara.
Arends, Richard I. 2004. Guide to Field Experiences and Portofolio Development
to Accompany Learning to Teach. Boston: McGraw-Hill.
Dahar,RatnaWilis, 1989.Teori-TeoriBelajar,Jakarta:Erlangga.
DalyononoM.,2005.PsikologiPendidikan.Jakarta:RinekaCipta.
Eggen, Paul & Kaucak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran
Mengajarkan Konten Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: Indeks
Permata Puri Media.
FX Sudarsono. 1999. Beberapa Prinsip dalam Penelitian. Yogyakarta. FIP IKIP Yogyakarta.
Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-UNIVERSITY.
Joyce, dkk. 2011. Models Of Teaching. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Mertler, Craig, A. 2011. Action Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Jogjakarta: Hikayat.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suhartono, Suparlan. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar Ruzz.
Sahertian, Piet A. 2000. Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
_______Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan dalam
82
Sudjana, Nana. 2013. Menyusun Program Pengawasan (Panduan Bagi
Pengawas). Bekasi: Binamitra Publishing
______ 2012. Pengawas dan Kepengawasan:Memahami Tugas Pokok Fungsi
Peran dan Tanggun Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra
Publishing.
______ 2011. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.
______ 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Reneka Cipta.
______ 2012. Pemantauan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (Panduan
Bagi Pengawas). Bekasi: Binamitra Publishing.
Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.
Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta:Rajagrafindo Persada
Sagala,Syaiful.
2012.KonsepdanMaknaPembelajaranUntukMembantuMemecahkan
ProblematikaBelajardanMengajar,Bandung:Alfabeta.
______ 2010.Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi
Pendidikan,Bandung:Alfabeta.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik diterjemahkan oleh Narilita Yusron. Bandung: Nusa Media.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media.
83
Lampiran 1
INSTRUMEN TELAAH RPP
Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!
2. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!
4. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen! 5. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:
NILAI(NA) = 100%
A. Identitas Mata Pelajaran Tidak Ada Sebagian Ada Lengkap
1 Satuan pendidikan, kelas, semester, jumlah pertemuan.
B Perumusan Indikator Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai
1 Kesesuaian dengan SK dan KD
2
Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.
84
C Perumusan Tujuan Pembelajaran Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai
1
Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai.
2 Kesesuaian dengan kompetensi dasar.
D Pemilihan Materi Ajar Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3 Kesesuaian dengan alokasi waktu.
E Pemilihan Sumber Belajar Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai 1 Kesesuaian dengan SK dan KD.
2 Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.
3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
F. Pemilihan Media Belajar Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2 Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.
3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
G Model Pembelajaran Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2 Kesesuaian dengan pendekatan Scientific.
85
1 Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.
2 Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.
3 Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi.
4 Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi
I Penilaian Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai
1 Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.
2 Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi.
3 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
4 Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal. Jumlah
Komentar terhadap RPP secara umum.
... ... ... ...
………, ……… Penelaah,
86
1. Berdirilah di tempat yang memudahkan anda melakukan pengamatan, tanpa mengganggu proses pengamatan.
2. Amati keadaan kelas secara umum tentang keterampilan kooperatif yang ditunjukkan oleh siswa saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung. 3. Berilah tanda v pada kolom muncul/tidak sesuai kejadian yangmuncul
1. Membuat kesepakatan dengan semua
87
B. KETERAMPILAN KOOPERATIF
TINGKAT MENENGAH
1. Menunjukkan penghargaan dan simpati pada
orang lain
2. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
cara yang baik
Ketercapaian: 80%-100% = Baik Sekali
88
1. Berdirilah di tempat yang memudahkan anda melakukan pengamatan, tanpa mengganggu proses pengamatan.
2. Amati keadaan kelas secara umum tentang keterampilan kooperatif yang ditunjukkan oleh guru saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung. 3. Berilah tanda v pada kolom muncul/tidak sesuai kejadian yangmuncul
berlangsung lalu beri skor dengan rentang 1 – 4 dengan kriteria (1= tidak muncul, 2 = muncul tapi jarang, 3 = cukup sering muncul, 4 = sering muncul).
No. Aspek yang diamati
Penilaian
1. Mempersiapkan materi pokok yang mendukung tugas belajar kelompok dengan cara demonstrasi atau teks.
2. Mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
3. Membimbing siswa mengerjakan LKS.
4. Mendorong dan membimbing dilakukannya keterampilan
kooperatif oleh siswa seperti:
89
5. Mengajukan pertanyaan
6. Menjawab pertanyaan/menanggapi
7. Menyampaikan ide/pendapat
8. Mendengarkan secara aktif
9. Berada dalam tugas
10 Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran.
11. Memberi bantuan kepada kelompok yang membutuhkan.
12. Memberikan resitasi/umpan balik/evaluasi
C. PENUTUP:
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Mengumumkan pengakuan/penghargaan.
3. Memberi tindak lanjut/tugas/PR
D. PENGELOLAAN WAKTU
E. SUASANA KELAS:
1. Berpusat pada siswa.
2. Siswa antuasias
3. Guru antusias
Presentase Nilai = = 100%
Ketercapaian: 80% - 100% = Baik Sekali
70% - 80% = Baik
60% - 70% = Cukup
Di bawah 60% = Kurang
..., ... Observer,
90
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS
Petunjuk:
1. Amatilah proses pelaksanaan supervisi klinis yang dilaksanakan oleh supervisor
2. Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom nilai yang telah tersedia sesuai dengan penilaian objektif dengan ketentuan: 0 = tidak pernah, 1 = jarang, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu.
No Komponen/Tampilan Supervisor 0 Skor Penilaian 1 2 3 4 Ket
A. Tahap Pertemuan Awal
1 Menciptakan suasana yang santai bagi guru latih 2 Mereviu rencana pelajaran/tujuan dan materi
pelajaran
3 Mereviu kegiatan pembelajaran (pendekatan dan metode)
4 Mereviu evaluasi yang dilaksanakan
5 Mereviu target komponen mengajar yang akan dilatihkan dan perhatian bersama dengan guru latih (kontrak)
6 Menentukan instrumen pengumpulan data 7 Membicarakan bersama dengan guru latih
kontrak untuk persetujuan bersama B. Tahap Pengamatan Implementasi Kontrak
8 Mempersiapkan instrumen observasi 9 Merekam peristiwa kegiatan pembelajaran C. Tahap Pertemuan Balikan
10 Menanyakan perasaan guru secara umum 11 Mereviu tujuan pembelajaran
12 Meminta guru latih menganalisis hasil pembelajarannya
13 Mendiskusikan hasil analisis tentang
pembelajaran guru latih
14 Mereviu target yang akan dicapai guru latih dan perhatian utama guru latih
15 Mengigatkan kembali kontrak
91
balikan
18 Mendiskusikan hasil analisis balikan 19 Menanyakan kembali perasaan guru latih 20 Menyimpulkan hasil pembicaraan
21 Mendorong guru latih membuat rencana-rencana pembelajaran di masa yang akan datang
22 Kemampuan menunjukkan pengertian terhadap tingkat perkembangan guru latih
23 Berusaha menampilkan bersifat terbuka 24 Berusaha tidak menggunakan kritik-kritik
25 Mendorong guru latih untuk menilai diri sendiri JUMLAH SKOR
Presentase Nilai = 100%
Taraf Keberhasilan :
90 % ≤ NA ≤ 100 % = Amat Baik. 80% ≤ NA < 90 % = Baik 70% ≤ NA < 80 % = Cukup 60% ≤ NA < 70 % = Kurang
NA < 60 % = Amat Kurang
………, ………..……… Observer,
92
Lampiran 6
Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Guru Tentang
Model Pembelajaran Kooperatif
1. Apakah yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Kooperatif ? Jawaban :
Menurut Rusman (2012:202) Model Pembelajaran Kooperatif (cooperatif
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
2. Ada berapa tipe Model Pembelajaran Kooperatif ? Jawaban :
Menurut Rusman (2012:213-227) tipe model pembelajaran kooperatif ada 4 yaitu model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), model kooperatif tipe JIGSAW, model kooperatif tipe Investigasi Kelompok
(Group Investigation), model kooperatif tipe Membuat Pasangan (Make a
Macth), model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournamens), dan model
kooperatif tipe Struktural.
3. Sebutkan tahapan/kegiatan dalam pembelajaran ? Jawaban :
Menurut Rusman (2012:7)
Kegiatan pembelajaran dibagi atas 3 yaitu:
(a) Pendahuluan. Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran;
93
kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesera didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(c) Penutup. Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, serta tindak lanjut.
4. Bagaimana cara menutup pembelajaran ? Jawaban :
Menurut Rusman (2012:13) dalam kegiatan pembelajaran guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/kesimpulan pelajaran;
b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;