• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMK NEGERI 1 KUTACANE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMK NEGERI 1 KUTACANE."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU AKUNTANSI

DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI SUPERVISI

KLINIS DI SMK NEGERI 1 KUTACANE

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh :

RANO KRISNO LUBIS

NIM. 8126132062

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU AKUNTANSI

DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI SUPERVISI

KLINIS DI SMK NEGERI 1 KUTACANE

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh :

RANO KRISNO LUBIS

NIM. 8126132062

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Rano Krisno Lubis, 8126132062, 2014. Meningkatkan Koupetensi Guru Akuntansi Dalau Menerapkan Model Peubelajaran Kooperatif Tipe STAD Melalui Supervisi Klinis Di SMK Negeri 1 Kutacane.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) melalui supervisi klinis di SMK Negeri 1 Kutacane.

Penelitian ini dirancang dalam bentuk Penelitian Tindakan Sekolah yang direncanakan dan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklusnya dilaksanakan dalam dua sampai tiga kali pertemuan. Adapun subyek penelitian ini adalah empat orang guru bidang studi Akuntansi di SMK Negeri 1 Kutacane.

(6)

ii

ABSTRACT

Rano Krisno Lubis, 8126132062, 2014. Improving Teacher Competence in applying Accounting Model Cooperative Learning Through Clinical Supervision Type STAD In SMK Negeri 1 Kutacane.

The purpose of this research is to know the increasing competence of teachers in implementing cooperative learning model type STAD (Student Teams Achievement Division) through clinical supervision at SMK Negeri 1 Kutacane.

The study was designed in the form of School Action Research which is planned and implemented in two cycles, where each cycle is carried out in two to three times. As for the subjects of the study were four teachers study accounting in SMK Negeri 1 Kutacane.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik, penulis juga mengucapkan shalawat dan salam kepada junjungan, suri tauladan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan kaum muslimin.

Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas negeri Medan. Tesis ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd yang telah memberikan bimbingan kepada Penulis. Begitu juga rasa terima kasih sebagai narasumber dalam penulisan penelitian ini yaitu kepada: Prof. Dr. Sumarno, M.Pd., Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, M.Si., Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. Dan tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Direktorat Pembinaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2 Kepengawasan bagi peneliti sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

2. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Neeri Medan.

3. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan

4. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan PPS Universitas Negeri Medan.

(8)

iv 6. Kepala Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Aceh Tenggara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian pada SMK Negeri 1 Kutacane.

7. Kepala SMK Negeri 1 Kutacane yang telah bersedia dan bekerjasama untuk berkolaborasi dalam pengarahan guru yang penulis jadikan penelitian ini.

8. Rekan-rekan Mahasiswa AP. Kepengawasan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan yang memberikan dukungan dalam penyelesaian penelitian ini. 9. Sahabat-sahabat penulis yaitu: Irwansyah, S.Pd., Endar Muda Dongoran, S.Pd.,

Jumantri, S.Pd dan Sri Salbila, S.Pd yang memberikan dukungan motivasi dalam penyelesaian penelitian ini.

10. Rasa terima kasih dan do’a yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada Ayah dan Bunda yang selalu mendo’akan penulis dalam lindungan Allah. SWT sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini tepat pada waktunya.

Selanjutnya yang ter-istimewa penulis sampaikan kepada istri tercinta Siti Aisyah, SE, MA. dan ananda tersayang Niscahaya Putri Lubis sebagai motivasi, inspirasi semangat hidup selama dalam penyelesaian perkuliahan dan tesis ini.

Akhirnya, Penulis berharap dan berdo’a semoga kiranya kita semua dalam lindungan dan berkah-Nya Allah. SWT. Amin.

Medan, April 2014 Penulis,

RANO KRPSNO LUBPS

(9)

v BAB II KAJIAN TEORIP KERANGKA BERPIKIRP HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 11

1. Guru (Pendidik) ... 11

2. Standar Kompetensi Guru ... 12

3. Pembelajaran Akuntansi ... 14

4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 18

6. Supervisi Klinis ... 3k a. Pengertian Supervisi Klinis ... 3k b. Tujuan Supervisi Klinis ... 35

c. Ciri-Ciri Supervisi Klinis ... 36

d. Prinsip Supervisi Klinis ... 37

(10)

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran-Saran ... 86

(11)

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 17

2. Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 22

3. Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Penghargaan Kelompok ... 23

4. Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 27

5. Tabel 4.1 Skor Hasil Telaah RPP Data Awal ... 55

6. Tabel 4.2 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Data Awal ... 56

7. Tabel 4.3 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Data Awal ... 57

8. Tabel 4.4 Skor Keseluruhan Instrumen Data Awal ... 58

9. Tabel 4.5 Skor Hasil Telaah RPP Siklus I ... 62

1k.Tabel 4.6 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Siklus I ... 64

11.Tabel 4.7 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ... 65

12.Tabel 4.8 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus I ... 66

13.Tabel 4.9 Skor Persentase Pra Siklus dan Siklus I ... 69

14.Tabel 4.1k Skor Pengamatan Supervisi Klinis Siklus I ... 71

15.Tabel 4.11 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Siklus II ... 73

16.Tabel 4.12 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II... 74

17.Tabel 4.13 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus II ... 75

18.Tabel 4.14 Skor Pengamatan Supervisi Klinis Siklus II ... 77

19.Tabel 4.15 Skor Persentase Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 78

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan ... 48

2. Gambar 4.1 Skor Keseluruhan Instrumen Data Awal ... 59

3. Gambar 4.2 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus I ... 67

4. Gambar 4.3 Persentase Pra Siklus dan Siklus I ... 7k

5. Gambar 4.5 Persentase Siklus II ... 76

(13)

ix DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Instrumen Telaah RPP ... 9k

2. Lampiran 2 Lembar Observasi Penguasaan Keterampilan

Kooperatif Siswa ... 93

3. Lampiran 3 Lembar Observasi Penguasaan Keterampilan

Kooperatif Guru ... 94

4. Lampiran 4 Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis ... 97

5. Lampiran 5 Daftar Pertanyaan Kooperatif Untuk Guru ... 99

6. Lampiran 6 Rencana Kegiatan Penelitian ... 1k1

(14)

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 17

2. Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 22

3. Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Penghargaan Kelompok ... 23

4. Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 27

5. Tabel 4.1 Skor Hasil Telaah RPP Data Awal ... 55

6. Tabel 4.2 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Data Awal ... 56

7. Tabel 4.3 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Data Awal ... 57

8. Tabel 4.4 Skor Keseluruhan Instrumen Data Awal ... 58

9. Tabel 4.5 Skor Hasil Telaah RPP Siklus I ... 62

10.Tabel 4.6 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Siklus I ... 64

11.Tabel 4.7 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ... 65

12.Tabel 4.8 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus I ... 66

13.Tabel 4.9 Skor Persentase Pra Siklus dan Siklus I ... 69

14.Tabel 4.10 Skor Pengamatan Supervisi Klinis Siklus I ... 71

15.Tabel 4.11 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Guru Siklus II ... 73

16.Tabel 4.12 Skor Instrumen Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II... 74

17.Tabel 4.13 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus II ... 75

18.Tabel 4.14 Skor Pengamatan Supervisi Klinis Siklus II ... 77

19.Tabel 4.15 Skor Persentase Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 78

(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan ... 48

2. Gambar 4.1 Skor Keseluruhan Instrumen Data Awal ... 59

3. Gambar 4.2 Skor Keseluruhan Instrumen Siklus I ... 67

4. Gambar 4.3 Persentase Pra Siklus dan Siklus I ... 70

5. Gambar 4.5 Persentase Siklus II ... 76

(16)

x DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Instrumen Telaah RPP ... 90

2. Lampiran 2 Lembar Observasi Penguasaan Keterampilan Kooperatif Siswa ... 93

3. Lampiran 3 Lembar Observasi Penguasaan Keterampilan Kooperatif Guru ... 94

4. Lampiran 4 Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis ... 97

5. Lampiran 5 Daftar Pertanyaan Kooperatif Untuk Guru ... 99

6. Lampiran 6 Rencana Kegiatan Penelitian ... 101

(17)

1

BABBIBB PENDAHULUANB

B

A. LatarBBelakangBMasalahB

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peranan penting dan

strategis dalam membimbing peserta didik, sehingga guru sering dikatakan

sebagai ujung tombang pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru

tidak hanya menguasai bahan ajar dan memiliki kemampuan teknik edukatif,

tetapi harus memiliki kepribadian dan integritas pribadi yang dapat diandalkan

sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik, keluarga maupun masyarakat.

Dengan demikian kedudukan guru semakin bermakna dalam mempersiapkan

sumber daya yang berkualitas untuk menghadapi era global.

Guru di sekolah harus mampu memahami bahwa karakteristik potensi

siswa yang belajar di dalam kelas berbeda-beda. Perbedaan karakteristik siswa

mengharuskan kadar pemberian pengetahuan dan pemahaman disesuaikan

berdasarkan tinggkatan siswa. Guru harus lebih kreatif mengelola kelas dengan

menciptakan suasana belajar yang hidup, bervariasi, mengundang rasa ingin tahu

dan mengoptimalkan daya pikir siswa dengan menguasai dan menerapkan model,

metode, teknik, pendekatan dan strategi pembelajaran didalam kelas. Gurulah

yang akan menjadi “aktor” penentu keberhasilan siswa dalam menerima

pembelajaran yang diberikan.

Pembelajaran yang sering diterapkan di sekolah-sekolah adalah

pembelajaran konvensional. Guru adalah sumber informasi utama bagi siswa.

Guru merupakan subjek aktif yang tugasnya memberikan informasi dan ilmu

(18)

2

pengetahuan, sedangkan siswa hanya pasif karena tugas mereka hanya

menampung apa saja yang diberikan guru ke dalam pikirannya. Akibatnya,

komunikasi hanya berlangsung satu arah saja yaitu hanya dari guru ke siswa (Yuli

Kwartolo, 2007: 70). Dalam proses belajar mengajar metode ceramah cenderung

sering digunakan sebagai metode utama. Guru menganggap metode tersebut

merupakan metode yang ampuh sehingga biasanya guru sudah merasa mengajar

apabila sudah melakukan ceramah (Wina Sanjaya, 2008: 97). Pada akhirnya

pembelajaran yang ada menjadi cenderung monoton, kaku, dan tidak ada

kegairahan dan pembelajaran seperti inilah yang disebut dengan pembelajaran

berorientasi pada guru (teacher centered). Adanya perubahan paradigma dalam

proses pembelajaran dimana kegiatan belajar mengajar tidak berpusat pada guru

lagi melainkan berpusat pada siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk

terlibat lebih aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilakunya (Tina

Afiatin, 2011: 1). Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip pembelajaran yaitu

prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman. “Prinsip ini (prinsip keterlibatan

langsung/berpengalaman) berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap

individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya” (tim pengembang

MKDP, 2011: 185). Selain itu, prinsip belajar adalah berbuat (Learning by Doing)

juga sangat relevan, karena prinsip ini mempunyai makna bahwa belajar bukan

hanya sekedar mendengarkan, mencatat sambil duduk di bangku, akan tetapi

belajar adalah proses beraktivitas (Wina Sanjaya, 2008:30). Akuntansi merupakan

mata pelajaran produktif (peminatan) pada Sekolah Menengah Kejuruan Bidang

(19)

3

adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis dan berjenjang.

Dengan demikian, pelajaran Akuntansi tersusun sedemikian rupa sehingga

pemahaman terdahulu menjadi dasar pemahaman selanjutnya.

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan kegiatan (Syaiful Sagala, 2010:62). Model dirancang

untuk mewakili kenyataan sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah

kenyataan dari dunia sebenarnya. Model pembelajaran adalah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok

maupun tutorial (Agus Suprijono, 2011:46). Penerapan model pembelajaran yang

bervariasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena dengan

menerapkan model pembelajaran. Pusat pembelajaran bukan lagi terletak pada

guru melainkan pembelajaran pada siswa. Siswa bukan lagi sebagai objek dalam

pembelajaran namun sebagai subjek pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil

dalam Syaiful Sagala (2012:176) model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari

lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,

desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku

pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui

program komputer. Ada 4 (empat) rumpun model pembelajaran yang

dikemukakan oleh Joyce dan Weil yaitu: (1) model pengolahan informasi (the

information processing models); (2) model personal (personal models); (3) model

interaksi sosial (social models); dan (4) model sistem perilaku (behavioral

(20)

4

Pembelajaran kooperatif merupakan rumpun model pembelajaran sosial

yang dibangun berdasarkan konsep konstruktivisme. Sikap konstruktivis adalah

bahwa pengetahuan tidak sekedar ditransmisikan oleh guru atau orang tua, tetapi

mau tidak mau harus dibangun dan dimunculkan sendiri oleh siswa agar mereka

dapat merespons informasi dalam lingkungan pendidikan. (Joyce, dkk, 2011:14).

Model Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang

mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di

mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar (Bern dan Erickson,

2001:5). Melalui model pembelajaran kooperatif siswa lebih mudah menemukan

dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan

dengan temannya (Slavin:1995). Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Cooper

(dalam Supriatna, 2001:31). Pembelajaran kooperatif telah mampu meningkatkan

daya tarik interpersonal diantara siswa yang semula memiliki prasangka kurang

baik, dengan pengalaman tersebut telah meningkatkan interaksi kelompok (etnik

dan status sosial) baik dalam pengajaran di kelas maupun dalam hubungan sosial

di luar kelas. Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif

yaitu (1) Model STAD (Student Teams Achievement Division); (2) Model

JIGSAW; (3) Investigasi Kelompok (Group Investigation); (4) Model Membuat

Pasangan (Make a Match); (5) Model TGT (Teams Games Tournamens); dan (6)

Model Struktural (Rusman, 2012:213).

Berdasarkan hasil observasi awal pada hari Rabu, 16 Oktober 2013 di

kelas X AK 1 SMK Negeri 1 Kutacane tampak bahwa selama pelaksanaan

(21)

5

dilakukan guru adalah model pembelajaran konvensional, metode ceramah masih

terlalu sering dilakukan oleh guru. Guru melakukan ceramah untuk memberikan

materi pelajaran pada siswa, dan di sisi lain siswa duduk diam memperhatikan

materi yang disampaikan oleh guru tersebut. Selanjutnya, karena materi Akuntansi

cenderung lebih banyak berhitung, maka guru pada saat mengajar sering

menerapkan metode latihan dan penugasan sebagai variasi mengajar. Guru sering

mengandalkan dua metode mengajar tersebut untuk digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran Akuntansi dan kurang memberikan variasi mengajar yang lain.

Komunikasi yang terjalin selama pembelajaran cenderung satu arah saja, yaitu

dari guru ke siswa. Pembelajaran Akuntansi yang ada menjadi monoton dan

kurang bermakna bagi siswa sehingga mengakibatkan Aktivitas Belajar siswa

menjadi kurang optimal. Dengan jumlah siswa 38 orang, siswa laki–laki

berjumlah 10 orang dan perempuan berjumlah 28 orang. Rata–rata hasil belajar

akuntansi hanya mencapai 47% sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) siswa harus mencapai 75, untuk tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari Akuntansi hanya 18 orang (47%) dari 38 siswa. Sedangkan yang

belum berhasil sekitar 20 orang (53%). Hal ini berdasarkan hasil observasi awal

yang menunjukkan bahwa pada saat guru menjelaskan materi siswa cenderung

kurang memperhatikan, terutama siswa yang duduk di bagian belakang. Mereka

asyik mengobrol ataupun menulis hal-hal yang tidak terkait dengan materi. Tidak

ada siswa yang bertanya pada guru. Akan tetapi, apabila pada saat ditanya oleh

guru siapa saja yang belum mengerti dan ingin bertanya, semua siswa hanya diam.

(22)

6

soal, siswa mengerjakan soal tetapi hanya mengandalkan dan mencontek hasil

pekerjaan teman sebangkunya, dan mengharapkan jam pelajaran segera berakhir.

Kemudian pada saat pembahasan soal latihan, hanya 4 orang siswa yang berani

menuliskan jawabannya di papan tulis dari soal latihan yang telah dikerjakannya.

Dan berdasarkan wawancara terhadap 4 (empat) orang guru bidang studi

Akuntansi dengan menerapkan instrument pertanyaan (terlampir). Dari data

tersebut, pada pertanyaan poin pertama dari 4 (empat) orang guru, 2 (dua) orang

guru dapat menjawab pertanyaan dan 2 (dua) orang guru tidak dapat menjawab

pertanyaan. Pada pertanyaan poin kedua dari 4 orang guru yang sama, tidak ada

guru yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pada pertanyaan poin ketiga, dari

4 (empat) orang guru yang sama, 1 (satu) orang guru dapat menjawab pertanyaan

dan 3 (tiga) orang guru tidak dapat menjawab pertanyaan. Pada pertanyaan poin

keempat, dari 4 (empat) orang guru yang sama, 1 (satu) orang guru dapat

menjawab pertanyaan dan 3 (tiga) orang guru tidak dapat menjawab pertanyaan.

Berdasarkan data awal penelitian tersebut, jelas mengindikasikan adanya

permasalahan guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran Akuntansi yang

harus segera dicarikan solusinya. Sebagai upaya pemecahan terhadap masalah

yang timbul dalam proses pembelajaran Akuntansi di kelas X AK 1 SMK Negeri

1 Kutacane tersebut maka dilakukanlah Penelitian Tindakan atau disebut pula

dengan istilah Action Research.

Pendekatan yang dipilih dan digunakan dalam Penelitian Tindakan ini

adalah melalui Supervisi Klinis karena Supervisi klinis adalah pembinaan

(23)

7

Prasojo. Dkk, 2011:113) yang bertujuan pengembangan profesional dan motivasi

guru. Sejalan dengan itu, Nana Sudjana (2011:113) menyatakan bahwa supervisi

klinis merupakan salah satu pendekatan dalam supervisi akademik. Supervisi

akademik adalah inti dari supervisi dengan sasaran utamanya adalah guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan utamanya adalah memperbaiki

kekurangan atau kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran. (Sagala,

2010:195) menyatakan bahwa dapat diyakini bahwa supervisi klinis adalah salah

satu kunci untuk memenuhi kualitas mengajar yang baik dan cara menjadikan

peserta didik belajar menjadi lebih baik dan berkualitas. Dan selanjutnya (Sagala,

2010:196) menyatakankan bahwa penerapan supervisi klinis dapat menjamin

kualitas pelayanan belajar secara berkelanjutan dan konsisten.

Sedangkan pendekatan yang dipilih dan digunakan dari segi model

pembelajaran adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Divisions) karena Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) menjadikan siswa lebih berpartisipasi

dalam pembelajaran, aktivitasnya meningkat, berani menyampaikan pendapat,

mampu menjelaskan persoalan pelajaran lewat diskusi dan kerja kelompok, nilai

afeksi dan psikomotornya juga meningkat. (U. Nugroho, Hartono dan S.S. Edi,

2009: 111). Menurut Pradyo Wijayanti, (2002:2). Model pembelajaran kooperatif

tipe STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu jenis model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan pendekatan yang

baik untuk guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran dalam kelas.

(24)

8

Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling

banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam

matematika, IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada

tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dalam model STAD (Student

Teams Achievement Division), siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan

empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru

memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan

bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.

Berdasarkan hal tersebut maka mendorong peneliti melakukan penelitian

tindakan terhadap guru melalui supervisi klinis dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang

diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Akuntansi yang

bermuara meningkatnya prestasi siswa.

B

B. IdentifikasiBMasalah.B

Indikasi masalah yang berhubungan dengan rendahnya kompetensi guru

dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) yaitu sebagai berikut : (1) adanya perubahan paradigma

dalam proses pembelajaran dimana kegiatan belajar mengajar tidak berpusat pada

guru, melainkan berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam

pembelajaran; (2) bahwa selama pelaksanaan pembelajaran Akuntansi, model

pembelajaran yang diterapkan guru adalah model pembelajaran konvensional

metode ceramah dengan metode variasi latihan dan penugasan yang menyebabkan

(25)

9

keterampilan guru dalam penerapan model pembelajaran, sehingga aktivitas dan

hasil belajar siswa menjadi tidak optimal; (4) kurangnya pembinaan dan pelatihan

terhadap guru sehingga guru tidak mengetahui perkembangan model-model

pembelajaran yang seharusnya disesuaikan dengan kompetensi peserta didik yang

hendak dicapai dalam pembelajaran; (5) rendahnya minat guru untuk menambah

pengetahuan dan keterampilannyadalam meningkatkan kompetensi terhadap

model-model pembelajaran; (6) masih rendahnya motivasi guru dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan model-model

pembelajaran; dan (7) rendahnyapemahaman gurudalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif.

B

C. PembatasanBMasalahBB

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas. Karena banyaknya aspek

dan teknik model pembelajaran kooperatif, maka perlu adanya pembatasan

masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah tersebut adalah meningkatkan

kompetensi guru Akuntansi dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

B

D. PerumusanBMasalahB

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah

diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah

supervisi klinisdapat meningkatkan kompetensi guru Akuntansi dalammenerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

(26)

10

E. TujuanBPenelitianBB

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahuipeningkatankompetensi guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

melalui supervisi klinis di SMK Negeri 1 Kutacane.

B

F. ManfaatBPenelitianBB

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Bagi siswa di sekolah, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

kegiatan pembelajaran dan dapat menemukan cara pembelajaran yang

baik.

2. Bagi guru, meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu belajar

bagi siswa.

4. Bagi Pengawas sekolah, dapat membantu dalam membimbing dan

membina guru dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat meningkatkan

kompetensi dan profesionalisme guru.

B

(27)

1

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB

B

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan siklus I dan II dapat disimpulkan

bahwa melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru akuntansi

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1. Hasil telaah RPP yang dilakukan pada pra siklus hanya mencapai

76,00%, pada siklus I telah tercapai 83,33%.

2. Sebelum dilakukannya tindakan (pra siklus) kemampuan guru dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD masih rendah

yaitu 70,45%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I terjadi

peningkatan 75,57%, tetapi tidak memenuhi kriteria 80% yang

diharapkan setelah dilakukan siklus II, 82,67% barulah dikatakan

cukup dan baik.

3. Sebelum dilakukannya tindakan (pra siklus) kemampuan siswa dalam

melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas

masih rendah yaitu 66,85%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I

terjadi peningkatan 77,17%, tetapi tidak memenuhi kriteria 80% yang

diharapkan setelah dilakukan siklus II, 82,88% barulah dikatakan

cukup dan baik.

4. Hasil pelaksanaan supervisi klinis terhadap guru yang dilakukan pada

pra siklus hanya mencapai 77,00%, pada siklus I telah tercapai 83,00%

katagori “baik”.

(28)

2

5. Pendekatan supervisi klinis merupakan pendekatan yang dilakukan

berdasarkan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang

sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang

intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk

memperbaiki proses pembelajaran.BPelaksanaannya perlu dilakukan

secara continiu sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam

pembelajaran.

6. Bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam bekerja sama dalam

proses pembelajaran dikelas.

B.BBBBBSaran-saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Diharapkan para kepala sekolah agar bersedia melakukan supervisi

klinis sebagai alternatif dalam rangka peningkatan kompetensi guru

terhadap efektifitas pembelajaran di kelas.

2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikelas guna meningkatkan

keaktifan siswa.

3. Dinas pendidikan Kabupaten Aceh Tenggara sebaiknya memberikan

pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan tentang penerapan

(29)

3

4. Dinas pendidikan Kabupaten Aceh Tenggara sebaiknya memberikan

pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan tentang

pendekatan supervisi klinis bagi pengawas sekolah yang ada di jajaran

dinas pendidikan tersebut.

5. Bagi peneliti sendiri kiranya dapat dijadikan suatu keterampilan serta

pengetahuan untuk menambah wawasan dalam mengsupervisi dengan

pendekatan klinis.

(30)

81

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi, dkk. 2006.PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara.

______ dkk 2003.Dasar-dasarEvaluasiPendidikan.Jakarta:BumiAksara.

Arends, Richard I. 2004. Guide to Field Experiences and Portofolio Development

to Accompany Learning to Teach. Boston: McGraw-Hill.

Dahar,RatnaWilis, 1989.Teori-TeoriBelajar,Jakarta:Erlangga.

DalyononoM.,2005.PsikologiPendidikan.Jakarta:RinekaCipta.

Eggen, Paul & Kaucak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran

Mengajarkan Konten Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: Indeks

Permata Puri Media.

FX Sudarsono. 1999. Beberapa Prinsip dalam Penelitian. Yogyakarta. FIP IKIP Yogyakarta.

Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA.

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-UNIVERSITY.

Joyce, dkk. 2011. Models Of Teaching. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Mertler, Craig, A. 2011. Action Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Jogjakarta: Hikayat.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhartono, Suparlan. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar Ruzz.

Sahertian, Piet A. 2000. Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

_______Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan dalam

(31)

82

Sudjana, Nana. 2013. Menyusun Program Pengawasan (Panduan Bagi

Pengawas). Bekasi: Binamitra Publishing

______ 2012. Pengawas dan Kepengawasan:Memahami Tugas Pokok Fungsi

Peran dan Tanggun Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra

Publishing.

______ 2011. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.

______ 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Reneka Cipta.

______ 2012. Pemantauan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (Panduan

Bagi Pengawas). Bekasi: Binamitra Publishing.

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta:Rajagrafindo Persada

Sagala,Syaiful.

2012.KonsepdanMaknaPembelajaranUntukMembantuMemecahkan

ProblematikaBelajardanMengajar,Bandung:Alfabeta.

______ 2010.Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi

Pendidikan,Bandung:Alfabeta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik diterjemahkan oleh Narilita Yusron. Bandung: Nusa Media.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media.

(32)

83

Lampiran 1

INSTRUMEN TELAAH RPP

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.

1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!

2. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!

3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!

4. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen! 5. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:

NILAI(NA) = 100%

A. Identitas Mata Pelajaran Tidak Ada Sebagian Ada Lengkap

1 Satuan pendidikan, kelas, semester, jumlah pertemuan.

B Perumusan Indikator Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai

1 Kesesuaian dengan SK dan KD

2

Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.

(33)

84

C Perumusan Tujuan Pembelajaran Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai

1

Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai.

2 Kesesuaian dengan kompetensi dasar.

D Pemilihan Materi Ajar Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai

1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3 Kesesuaian dengan alokasi waktu.

E Pemilihan Sumber Belajar Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai 1 Kesesuaian dengan SK dan KD.

2 Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.

3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

F. Pemilihan Media Belajar Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai

1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2 Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.

3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

G Model Pembelajaran Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai

1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2 Kesesuaian dengan pendekatan Scientific.

(34)

85

1 Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.

2 Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.

3 Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi.

4 Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi

I Penilaian Tidak Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya Sesuai

1 Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.

2 Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi.

3 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.

4 Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal. Jumlah

Komentar terhadap RPP secara umum.

... ... ... ...

………, ……… Penelaah,

(35)

86

1. Berdirilah di tempat yang memudahkan anda melakukan pengamatan, tanpa mengganggu proses pengamatan.

2. Amati keadaan kelas secara umum tentang keterampilan kooperatif yang ditunjukkan oleh siswa saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung. 3. Berilah tanda v pada kolom muncul/tidak sesuai kejadian yangmuncul

1. Membuat kesepakatan dengan semua

(36)

87

B. KETERAMPILAN KOOPERATIF

TINGKAT MENENGAH

1. Menunjukkan penghargaan dan simpati pada

orang lain

2. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan

cara yang baik

Ketercapaian: 80%-100% = Baik Sekali

(37)

88

1. Berdirilah di tempat yang memudahkan anda melakukan pengamatan, tanpa mengganggu proses pengamatan.

2. Amati keadaan kelas secara umum tentang keterampilan kooperatif yang ditunjukkan oleh guru saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung. 3. Berilah tanda v pada kolom muncul/tidak sesuai kejadian yangmuncul

berlangsung lalu beri skor dengan rentang 1 – 4 dengan kriteria (1= tidak muncul, 2 = muncul tapi jarang, 3 = cukup sering muncul, 4 = sering muncul).

No. Aspek yang diamati

Penilaian

1. Mempersiapkan materi pokok yang mendukung tugas belajar kelompok dengan cara demonstrasi atau teks.

2. Mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.

3. Membimbing siswa mengerjakan LKS.

4. Mendorong dan membimbing dilakukannya keterampilan

kooperatif oleh siswa seperti:

(38)

89

5. Mengajukan pertanyaan

6. Menjawab pertanyaan/menanggapi

7. Menyampaikan ide/pendapat

8. Mendengarkan secara aktif

9. Berada dalam tugas

10 Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran.

11. Memberi bantuan kepada kelompok yang membutuhkan.

12. Memberikan resitasi/umpan balik/evaluasi

C. PENUTUP:

1. Membimbing siswa membuat rangkuman.

2. Mengumumkan pengakuan/penghargaan.

3. Memberi tindak lanjut/tugas/PR

D. PENGELOLAAN WAKTU

E. SUASANA KELAS:

1. Berpusat pada siswa.

2. Siswa antuasias

3. Guru antusias

Presentase Nilai = = 100%

Ketercapaian: 80% - 100% = Baik Sekali

70% - 80% = Baik

60% - 70% = Cukup

Di bawah 60% = Kurang

..., ... Observer,

(39)

90

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI

PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS

Petunjuk:

1. Amatilah proses pelaksanaan supervisi klinis yang dilaksanakan oleh supervisor

2. Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom nilai yang telah tersedia sesuai dengan penilaian objektif dengan ketentuan: 0 = tidak pernah, 1 = jarang, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu.

No Komponen/Tampilan Supervisor 0 Skor Penilaian 1 2 3 4 Ket

A. Tahap Pertemuan Awal

1 Menciptakan suasana yang santai bagi guru latih 2 Mereviu rencana pelajaran/tujuan dan materi

pelajaran

3 Mereviu kegiatan pembelajaran (pendekatan dan metode)

4 Mereviu evaluasi yang dilaksanakan

5 Mereviu target komponen mengajar yang akan dilatihkan dan perhatian bersama dengan guru latih (kontrak)

6 Menentukan instrumen pengumpulan data 7 Membicarakan bersama dengan guru latih

kontrak untuk persetujuan bersama B. Tahap Pengamatan Implementasi Kontrak

8 Mempersiapkan instrumen observasi 9 Merekam peristiwa kegiatan pembelajaran C. Tahap Pertemuan Balikan

10 Menanyakan perasaan guru secara umum 11 Mereviu tujuan pembelajaran

12 Meminta guru latih menganalisis hasil pembelajarannya

13 Mendiskusikan hasil analisis tentang

pembelajaran guru latih

14 Mereviu target yang akan dicapai guru latih dan perhatian utama guru latih

15 Mengigatkan kembali kontrak

(40)

91

balikan

18 Mendiskusikan hasil analisis balikan 19 Menanyakan kembali perasaan guru latih 20 Menyimpulkan hasil pembicaraan

21 Mendorong guru latih membuat rencana-rencana pembelajaran di masa yang akan datang

22 Kemampuan menunjukkan pengertian terhadap tingkat perkembangan guru latih

23 Berusaha menampilkan bersifat terbuka 24 Berusaha tidak menggunakan kritik-kritik

25 Mendorong guru latih untuk menilai diri sendiri JUMLAH SKOR

Presentase Nilai = 100%

Taraf Keberhasilan :

90 % ≤ NA ≤ 100 % = Amat Baik. 80% ≤ NA < 90 % = Baik 70% ≤ NA < 80 % = Cukup 60% ≤ NA < 70 % = Kurang

NA < 60 % = Amat Kurang

………, ………..……… Observer,

(41)

92

Lampiran 6

Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Guru Tentang

Model Pembelajaran Kooperatif

1. Apakah yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Kooperatif ? Jawaban :

Menurut Rusman (2012:202) Model Pembelajaran Kooperatif (cooperatif

learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

2. Ada berapa tipe Model Pembelajaran Kooperatif ? Jawaban :

Menurut Rusman (2012:213-227) tipe model pembelajaran kooperatif ada 4 yaitu model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), model kooperatif tipe JIGSAW, model kooperatif tipe Investigasi Kelompok

(Group Investigation), model kooperatif tipe Membuat Pasangan (Make a

Macth), model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournamens), dan model

kooperatif tipe Struktural.

3. Sebutkan tahapan/kegiatan dalam pembelajaran ? Jawaban :

Menurut Rusman (2012:7)

Kegiatan pembelajaran dibagi atas 3 yaitu:

(a) Pendahuluan. Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran;

(42)

93

kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesera didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(c) Penutup. Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, serta tindak lanjut.

4. Bagaimana cara menutup pembelajaran ? Jawaban :

Menurut Rusman (2012:13) dalam kegiatan pembelajaran guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/kesimpulan pelajaran;

b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan ekstrak daun sirih merah ( P.crocatum ) dengan berbagai dosis dalam pakan berpengaruh nyata terhadap total eritrosit, total leukosit, persentase limfosit,

Perlu adanya penelitian tentang capacity curve bangunan di Indonesia, sebagai suatu standardisasi dalam membangun, seperti di Amerika yang sudah memiliki standar nilai

f) jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk Aset Tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang, atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, apabila tidak diungkapkan

[r]

Pembiayaan yang berbasis bagi hasil merupakan pembiayaan yang berlandaskan kepercayaan, akan tetapi pada zaman sekarang sangat sulit untuk memilih orang yang

Terdapatnya perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran eksploratif dengan siswa yang memperoleh pembelajaran

ASYARAKAT pada jaman sekarang ini kurangnya kecintaan akan kebudayaan Indonesia dan juga banyak pengaruh dari negara luar sehingga kecintaan akan produk dalam

Selain itu Obat Asli Indonesia (OAI) belum sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Pengawasan terhadap keamanan dan mutu obat