PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
PASCA PEMBANGUNAN STADION GELORA BANDUNG LAUTAN API (GBLA)
( Studi Kasus Eksploratif pada 5 orang Masyarakat Kelurahan Rancanumpang, Kec Gedebage, Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi
Dosen Pembimbing :
Dr. Elly Malihah, M.Si.
M. Ariez Musthofa, M.Si
Disusun oleh :
Eko Putra Nugraha
0901371
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Perilaku Sosial Masyarakat
Pasca Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api
(Studi Kasus Eksploratif terhadap 5 orang masyarakat kelurahan
Rancanumpang, Gedebage, Bandung)
Oleh
Eko Putra Nugraha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Eko Putra Nugraha
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Perilaku Sosial Masyarakat
Pasca Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api
(Studi Kasus Eksploratif terhadap 5 orang masyarakat kelurahan
Rancanumpang, Gedebage, Bandung)
DISETUJUI DAN DISARANKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Dr. Elly Malihah, M.Si
NIP.
Pembimbing II
M. Ariez Musthofa, M.Si
NIP. 19740409 200812 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi FIP UPI
Dra. Herlina,. M.Pd,. Psi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perilaku Sosial Masyarakat Pasca Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (Studi kasus eksploratif
terhadap 5 orang masyarakat kelurahan Rancanumpang, Gedebage, Bandung)“
sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Tidak ada dibagian dalamnya yang merupakan
plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini
atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Eko Putra Nugraha (0901371), Perilaku Sosial Masyarakat Pasca Pembangunan
Stadion Gelora Bandung Lautan Api, (studi kasus eksploratif terhadap 5 orang masyarakat
Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung),Skripsi Psikologi UPI, FIP UPI Bandung, (2014).
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan bentuk perubahan yang terjadi terutama pada perilaku masyarakat desa, dimana ada motif dan rangsangan yang mendorong masyarakat desa untuk bereaksi dengan lingkungannya. Hal ini menunjukkan telah terjadi suatu hubungan timbal balik yang dinamis antara pembangunan stadion tersebut dan perubahan pada penduduk setempat dalam usaha menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus eksploratif. Dalam penelitian ini, pengumpulan data subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam (in depth-interview) pada lima orang masyarakat Kelurahan Rancanumpang yaitu dari pihak pemerintahan dan warga setempat. Wawancara dilakukan sebanyak lima kali. Wawancara dilakukan di rumah atau tempat kerja subjek, disesuaikan dengan kesediaan subjek untuk diwawancarai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api menimbulkan Pro dan Kontra di masyarakat, namun hal itu muncul akibat dari kurangnya pemahaman masyarakat serta minimnya informasi yang diterima. Sementara perubahan perilaku masyarakat pada interaksi penduduk, merupakan perwujudan tindakan masyarakat yang didasarkan pada sikap yang dimiliki serta dirangsang oleh motif tertentu yang dipengaruhi oleh pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
ABSTRACT
Eko Putra Nugraha, (0901371), Social behavior post- construction stadium Gelora Bandung Lautan Api, (explorative case study of the 5 community Rancanumpang Village, District Gedebage , Bandung), Skripsi Psikologi UPI, FIP UPI
this study sought to describe the shape changes that occur primarily on the behavior of rural communities, where there are motives and stimuli that encourage rural communities to react to its environment. This suggests there has been a dynamic reciprocal relationship between the stadiums of development and changes in the local population in an attempt to adapt to the developments taking place in the environment around them. The study was conducted using an exploratory case study approach. In this study , data collection research subjects conducted by purposive sampling technique. This study uses in-depth interviews (in - depth interviews) in five communities namely Rancanumpang Village of government agencies and local residents . Interviews were conducted five times. Interviews were conducted in the home or workplace subjects, tailored to the subject 's willingness to be interviewed. The results of this study indicate that the construction of the Stadium Gelora Bandung Lautan Api raises Pros and Cons in the community, but it appears to result from a lack of understanding of the community and the lack of information received. While people's behavior on the population interactions, is a manifestation of people's actions based on the attitudes and stimulated by certain motifs that are affected by the construction of the Stadium Gelora Bandung Lautan Api ( GBLA ).
DAFTAR ISI
1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Sosial
2.1.1 Pengertian Perilaku Sosial ...
2.1.2 Jenis Perilaku ...
2.1.3 Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial ...
2.2 Hubungan Manusia dengan Lingkungannya ...
2.2.1 Lingkungan Fisik ...
2.2.2 Lingkungan Sosial ...
2.3Interaksi Sosial...
2.4Pengertian Motif...
2.5 Profil Desa Rancanumpang ...
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Subjek Penelitian ...
3.2Metode Penelitian ...
3.3Definisi Operasional ...
3.4Instrumen Penelitian ...
3.5Pengujian Keabsahan Data ...
3.6Teknik Pengumpulan data ...
3.7Teknik Analisis Data ...
3.8Prosedur Penelitian ... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Data Profil Subjek Penelitian ...
4.2Deskripsi Data ...
4.3Display Data ...
4.4Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 1 ...
4.4.1 Hasil Penelitian dan ...
4.4.2 Pembahasan ...
4.5Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 2 ...
4.5.1 Hasil Penelitian ...
4.5.2 Pembahasan ...
4.6Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 3 ...
4.6.1 Hasil penelitian ...
4.7Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 4 ...
4.7.1 Hasil penelitian dan Pembahasan ...
4.7.2 Pembahasan ...
4.8Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 5 ...
4.8.1 Hasil penelitian dan Pembahasan ...
4.8.2 Pembahasan ... 74
74
75
81
81
82
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ...
B. Rekomendasi ... 90
91
DAFTAR TABEL
Tabel
4.1. Data Subjek ...
4.2. Rangkuman Konsep Diri dan Perceived Social Support Tiga Wanita
yang Mengalami Penyakit Kanker Payudara ... 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif (Miles dan
Huberman, 1992) ...
4.1. Konsep Diri dan Perceived Social Support Subjek 1 (L) ...
4.2. Konsep Diri dan Perceived Social Support Subjek 2 (T) ...
4.3. Konsep Diri dan Perceived Social Support Subjek 3 (I) ...
63
90
115
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
KotaiiBandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat
sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah
tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta
dan Surabaya menurut jumlah penduduk.
Kota Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena
keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan
mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini
berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Tahun 2007, British
Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia
Timur.
Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata
dan pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern,
Kecenderungan untuk tumbuh dan berkembangnya wilayah kota Bandung akan
berdampak pada daya dukung lahan dan ekosistem kota yang sulit untuk
mewadahinya sementara tuntutan perkembangan dan pertumbuhan kota akan terus
berjalan. Kota Bandung harus menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan
perubahan tersebut, agar dapat mengikuti perkembangan selaras dengan tingkat
perubahan yang berjalan cepat. Oleh karena itu pemerintah kota Bandung
berencana untuk mengembangkan wilayah Bandung timur sebagai langkah
strategis dalam penyesuaian pertumbuhan kota. Rencana Kota Bandung untuk
mengembangkan wilayah Bandung Timur dengan pusat aktivitas berada di
wilayah Gedebage dimaksudkan untuk mengurangi konsentrasi ke pusat Kota
Bandung. Prioritas pembangunan yang direncanakan di Wilayah Bandung Timur
2
waduk pengendalian banjir, pasar hewan dan akses Tol Gedebage (Litbang LPM
Unpad, 2002).
Salah satu proyek pembangunan terbesar di wilayah ini adalah
pembangunan Stadion Utama Sepakbola (S.U.S) Gelora Bandung Lautan Api
(GBLA), yang terbilang cukup menyita perhatian masyarakat. Stadion GBLA
adalah sebuah stadion olahraga yang berada di Desa Rancanumpang, Kecamatan
Gedebage, Kota Bandung. Stadion berada di antara ruas Jalan Tol
Cileunyi-Padalarang KM 151 dan Jalan Bypass Soekarno-Hatta Bandung. Sementara itu
tanah untuk bangunan stadion adalah 24,5 hektare, jika dengan fasilitas
pendukung lain ditargetkan 40 hektare (wikipedia), tentu saja ini akan mengambil
dan menjadikan sebagian besar wilayah desa Rancanumpang sebagai lingkungan
stadion gedebage. Stadion ini mulai dibangun pada bulan Oktober 2009 dan
diperkirakan akan selesai pada bulan Desember 2012 dengan menghabiskan dana
sekitar 623 Miliar Rupiah.
Stadion ini akan menjadi home base klub sepak bola asal Kota Bandung
yaitu Persib Bandung di musim kompetisi 2013. Banyak akibat yang disebabkan
perilaku sosial masyarakat desa Rancanumpang Kec. Gedebage.
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Litbang LPM Unpad,
adanya pengalihan peruntukan lokasi, yang semula areal pertanian menjadi areal
perkotaan (built up area). Asumsi yang berkembang saat ini adalah perubahan
peruntukan lahan akan diikuti oleh perubahan kebiasaan masyarakat (Social
Habit) dalam kegiatan mata pencahariannya, tentunya ini akan mengakibatkan
pengalihan profesi pekerjaan sebagai dampak dari pembangunan wilayah.
Gambaran perilaku sosial ini adalah sejauhmana dampak pembangunan stadion
Gelora Bandung Lautan Api, sebagai salah satu bentuk pembangunan kota. Serta
maraknya pengalihan profesi pekerjaan dan dampaknya terhadap perilaku sosial di
dalam masyarakat.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan, terungkap bahwa dampak yang
dihasilkan dari pembangunan stadion menghasilkan pro dan kontra di masyarakat,
3
yang dialami masyarakat paska pembangunan stadion. Munculnya pro dan kontra
merupakan salah satu indikasi jika pembangunan stadion utama sepakbola Gelora
Bandung Lautan Api memberikan dampak terhadap perilaku sosial masyarakat.
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan
keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Baron & Byrne, 1991
dalam Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan
memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara
satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia
berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu
manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak
orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat. Dasar dari uraian di atas adalah
bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial (W.A Gerungan, 1978).
Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk
memuhi kebutuhan biologisnya.
Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia
dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika
tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat
merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil
interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku
kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku
sosial.
Salah satu kategori yang membentuk perilaku sosial masyarakat adalah
faktor lingkungan (Baron & Byrne 1991, dalam Rusli Ibrahim, 2001), oleh karena
itu faktor pembangunan stadion pasti berdampak pada perilaku sosial
masyarakatnya.
Desa Rancanumpang merupakan daerah yang menjadi lokasi peruntukan
pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), yang menjadi salah
satu dari rangkaian proses pengembangan daerah Gedebage menjadi sentra
industri dan peralihan dari kota Bandung. peneliti memandang penting data
4
acuan dalam memberikan saran kepada pemegang kebijakan pemerintahan atau
pembinaan untuk tindakan antisipasi terhadap pembangunan kawasan industri
sebagai konsekuensi dibangunnya Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)
tersebut. Peneliti akan mencari dampak apa saja serta perilaku apa saja yang
muncul akibat dari pembangunan tersebut.
1.2 Fokus Penelitian
1. Perilaku sosial masyarakat desa Rancanumpang, pasca pembangunan
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)
1.3 Rumusan Masalah
1 Bagaimana dampak dari pembangunan stadion utama sepakbola
(S.U.S) Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) terhadap perilaku sosial
masyarakat ?
2 Bagaimana sikap masyarakat pasca pembangunan stadion Gelora
Bandung Lautan Api GBLA ?
3 Bagaimana motif dan rangsangan yang mendorong masyarakat desa
untuk bereaksi dengan lingkungannya pasca pembangunan stadion
Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengetahui
gambaran mengenai:
1. Dampak pembangunan stadion utama sepakbola (S.U.S) Gedebage
terhadap perilaku sosial masyarakat.
2. Apa saja yang menjadi faktor dalam pembentukan perilaku sosial
masyarakat, sebagai dampak dari pembangunan stadion.
3. Seperti apa bentuk perubahan yang terjadi terutama pada perilaku
masyarakat desa, dimana ada motif dan rangsangan yang mendorong
5
1.5Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan sumbangan teoritis bagi disiplin ilmu psikologi,
khususnya psikologi sosial mengenai perilaku sosial masyarakat.
b. Dapat memberikan sumbangan informasi bagi peneliti lain yang ingin
mengadakan penelitian-penelitian lanjutan mengenai perilaku sosial,
terutama yang berkaitan dengan dampak pembangunan lingkungan
pada masyarakat.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: sebagai bahan acuan atau data
tentang perubahan perilaku sosial masyarakat, bagi kalangan peneliti,
instansi pemerintahan, dan pemegang kebijakan.
1.6Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
skripsi.
2. BAB II PERILAKU SOSIAL DAN STADION GELORA BANDUNG
LAUTAN API (GBLA), berisi kajian pustaka dengan teori-teori mengenai
perilaku sosial, dan keterangan mengenai stadion.
3. BAB III METODE PENELITIAN, berisi lokasi dan subjek penelitian,
desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument
penelitian, pengujian kredibilitas data, teknik pengumpulan data, dan
analisis data.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi pengolahan
atau analisis data serta pembahasan atau analisis temuan.
5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi tentang penafsiran
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Rancanumpang, Gedebage.
Bandung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu masyarakat yang
terkena dampak dari pembangunan stadion. Subjek dipilih dengan cara purposive
sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Karakteristik subjek yang dipilih
untuk penelitian ini adalah :
1. Masyarakat kelurahan Rancanumpang, Kec Gedebage, Bandung
2. Masyarakat yang mengalami dampak dari proses pembangunan
stadion
Berdasarkan karakteristik tersebut dan akses yang dimiliki peneliti, maka
terpilih lima subjek dengan kriteria yang sesuai dengan karakteristik yang
diperlukan dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Karena sulitnya
mendapatkan subjek yang berminat untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka
penelitian ini hanya meneliti lima orang masyarakat, dengan latar belakang profesi
yang berbeda serta pemahaman mengenai kondisi lingkungan yang berbeda pula,
untuk menjaga privasi subjek, nama asli dirahasiakan.
3.2Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus eskploratif. Pendekatan kualitatif yang dimaksud adalah untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
persepsi, motivasi dan lain sebagainya (Moleong, 2007) oleh karenanya data yang
akan didapatkan adalah berupa makna dibalik berbagai fenomena yang muncul
dilapangan. Selain itu penelitian dari pendekatan kualitatif ini cenderung umum
18
Berg (2007) mengungkapkan bahwa studi kasus eksploratif adalah metode
yang menekankan pada eksplorasi dari sebuah kasus guna menggali dasar-dasar
dari sebuah permasalahan penelitian dan mempermudah peneliti untuk
menemukan berbagai faktor signifikan yang saling berinteraksi untuk menentukan
suatu karakteristik dari fenomena yang berkaitan dengan individu, komunitas,
atau bahkan institusi. Selain itu, studi kasus eksploratif juga menekankan kepada
pemahaman subjek penelitian terhadap apa yang mereka dengarkan atau rasakan,
bagaimana mereka menginterpretasikan berbagai informasi serta tindakan yang
mereka lakukan, serta melakukan penyelesaian permasalahan dan berinteraksi
dengan orang-orang lainnya (Berg, 2007). Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian
ini yang akan mencari faktor dan karakteristik perilaku sosial pasca pembangunan
stadion Gelora Bandung Lautan Api.
3.3Definisi Operasional
Perilaku Sosial dalam penelitian ini adalah suatu perbuatan atau
tingkah laku yang ditampilkan oleh individu dalam situasi sosial dengan teman
sebaya baik individual maupun kelompok, dan dipengaruhi oleh hadirnya orang
lain, tatar budaya dan kondisi lingkungan setempat.
Proses atau langkah-langkah yang ditempuh untuk membentuk perilaku
sosial seseorang terdiri dari :
1. Perilaku dan karakteristik orang lain, yaitu berhubungan dengan orang
lain, dimana perilaku sosial individu akan dibentuk dan dipengaruhi oleh
orang lain
2. Proses Kognitif, yaitu berhubungan dengan Ingatan dan pikiran yang
memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar
kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya
3. Faktor lingkungan, yaitu yaitu berhubungan dengan Lingkungan yang
akan mempengaruhi perilaku social masyarakat, misalnya orang yang
berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan
19
4. Tatar Budaya, yaitu berhubungan dengan Budaya di dalam masyarakat,
sebagai contoh Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu
mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh ketika berada
dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau berbeda
3.4Instumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menjadi human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya. Untuk dapat menjadi instrumen, maka
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu
bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti
menjadi lebih jelas dan bermakna. (Sugiyono, 2010)
3.5Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan Triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011). Triangulasi yang digunakan
dalam penelitian ini ialah :
1. Triangulasi
Triangulasi terdiri dari beberapa macam, diantaranya adalah triangulasi
data, triangulasi sumber, dan triangulasi waktu. Pada penelitian ini triangulasi
yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan
kepada salah satu teman dekat subjek.
2. Member Check
Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data
20
kesimpulan. Jika data yang diperlukan tidak disepakati oleh narasumber maka
peneliti akan melakukan pengambilan data kembali (Sugiyono, 2007)
3. Peer Debriefing
Melibatkan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan,
bahkan kritik mulai dari awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya
hasil penelitian adalah maksud dari peer debriefing ini. Selain dengan teman
sejawat, debriefing juga bisa dilakukan dengan dosen pembimbing
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi-terstruktur. Wawancara yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah wawancara semi terstruktur (semi structured interview) dalam kategori
wawancara mendalam (in depth interviewing), dimana pelaksanaannya lebih
bebas dibandingkan wawancara terstruktur. Karena peneliti hanya dibantu dengan
petunjuk wawancara yang semi terstruktur yang hanya berfungsi sebagai
pengingat atau pedoman agar kesemua poin-poin penting yang akan ditanyakan
telah tercakup.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek
(Check List) apakah aspek aspek yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut telah
dibahas atau ditanyakan (Patton, 1998). Berikut adalah pedoman wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini.
DIMENSI ASPEK YANG DIUNGKAP INDIKATOR PERTANYAAN
21
- Sikap yang diambil
subjek dalam
menyikapi perubahan
lingkungannya
Apa saja yang terjadi
dalam masyarakat pada
terhadap pribadi anda ?
Sikap apa yang diambil
22
daerah pantai atau
pegunungan yang terbiasa
berkata dengan keras,
maka perilaku sosialnya
seolah keras pula, ketika
berada di lingkungan
masyarakat yang
terbiasa lembut dan halus
dalam bertutur kata.
masyarakat secara luas ?
Perilaku dan
karakteristik orang lain
Dimensi ini berhubungan
contoh Jika seseorang
lebih sering bergaul
dengan orang-orang yang
memiliki karakter santun,
ada kemungkinan besar ia
akan berperilaku seperti
kebanyakan orang-orang
berkarakter santun dalam
lingkungan pergaulannya
- Peran individu dalam
bermasyarakat
desa sebelum dan sesudah
pembangunan stadion?
Bagaimana peranan situasi
masyarakat terhadap
kehidupan individu ?
Tatar Budaya
Dimensi ini berhubungan
dengan Budaya di dalam
masyarakat, sebagai
- budaya yang ada di
lingkungan
masyarakat desa
Apa saja budaya yang ada
dilingkungan masyarakat
23
contoh Misalnya,
seseorang yang berasal
dari etnis budaya tertentu
mungkin akan terasa
berperilaku sosial aneh
ketika berada
dalam lingkungan
masyarakat yang beretnis
budaya lain atau berbeda
tersebut
perilaku sosial individu ?
Tabel 3.1 Pedoman wawancara semi-terstruktur
3.7Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
Miles and Huberman (Sugiyono,2010:91), yaitu reduksi data, display data, dan
kesimpulan/verifikasi.
Gambar 3.1 Analisis Data Miller & Huberman (Sugiyono, 2007)
DATA COLLECTION
DATA REDUCTION
CONCLUSION DRAWING/VERIFICATION
24
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara
semi-terstruktur lalu hasil wawancara dicatat dengan verbatim.
b. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya
dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
c. Display Data
Dalam penelitian kualitatif, display data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Melalui display data maka data terorganisasikan, terususn dalam pola
berhubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
d. Conclusion Drawing/verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif Miles and Huberman
adalah penarikan keismpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
3.8Prosedur Penelitan
Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan, diantaranya
adalah :
1. Tahapan Persiapan
a. Melakukan studi literatur mengenai tema yang akan diteliti
b. Mencari dan mengkaji penelitian sebelumnya yang sesuai dan
relevan dengan tema yang akan diambil
c. Membuat proposal penelitian
d. Menentukan karakteristik subjek yang akan diteliti
e. Melakukan wawancara awal dan observasi awal kepada
25
f. Menghubungi subjek dan meminta kesediaanya untuk menjadi
subjek penelitian
g. Membuat pedoman wawancara sesuai dengan studi literatur yang
telah dilakukan
2. Tahapan Pelaksanaan
Pengambilan data melalui teknik wawancara dilakukan selama lima
kali, masing masing subjek satu kali. Wawancara pertama dilakukan pada
12 September 2013 dikantor kelurahan Rancanumpang, yang merupakan
tempat kerja subjek, setelah itu wawancara kedua dilakukan pada 15
September dirumah kediaman subjek, lalu wawancara ketiga dilakukan
pada 19 September 2013 bertempat dikediaman subjek, setelah itu
wawancara keempat dilakukan pada tanggal 24 November 2013,
bertempat di rumah kediaman subjek dan yang terakhir wawancara kelima
dilakukan pada tanggal 1 Desember 2013 yang bertempat di kediaman
subjek. Secara keseluruhan proses wawancara dilakukan secara direkam
maupun tanpa direkam, tetapi masih dalam konteks penelitian.
Pada saat pengambilan data melalui teknik wawancara ini tidak
ditemui hambatan yang berarti karena kedua subjek sangat kooperatif
dalam menjawab pertanyaan dan melakukan perjanjian untuk bertemu.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Melakukan pencatatan wawancara dengan verbatim
b. Melakukan reduksi data
c. Melakukan penyajian data
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada lima warga anggota masyarakat Kelurahan Rancanumpang, diketahui beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadinya beberapa kasus Pro dan Kontra pembangunan diakibatkan oleh kurangnya pemahaman warga mengenai tujuan pembangunan serta dampak pembangunan secara keseluruhan seharusnya dapat diatasi dengan pemberian informasi dan sosialisasi mengenai pembangunan secara efektif dan efisien, misal pemberian sosialisasi secara langsung kepada beberapa warga yang berpotensi terkena dampak langsung pembangunan.
2. Setiap subjek memiliki respon yang berbeda terhadap pembangunan stadion sepakbola Gelora Bandung Lautan Api, dilihat dari motif dan rangsangan serta sikap dan perilaku yang ditunjukan dalam bereaksi dengan lingkungannya
3. Sebagian warga yang kontra terhadap pembangunan adalah beberapa orang yang dirugikan akibat pembangunan, seperti kehilangan pekerjaan, kerusakan tempat tinggal, namun ada juga beberapa yang hanya menginginkan kompensasi materi dari pemerintah.
4. Sebagai Lurah setempat, Subjek 1 membuat visi Rancanumpang Ngahiji sebagai alat pemersatu bagi warga sekitar, selain itu subjek sering turun langsung kelapangan dan itu cukup dirasakan oleh beberapa warga dalam mengusung kebersamaan dilingkungan kelurahan Rancanumpang.
91
warga yang terkena dampak langsung, dan subjek mengemukakan jika seluruh masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan.
6. Faktor kehadiran supporter Persib Bandung atau yang biasa disebut
“bobotoh” menjadi suatu bentuk kekhawatiran tersendiri bagi warga,
terlebih stadion itu akan digunakan sebagai homebase klub sepakbola Persib kedepannya, karakter bobotoh yang terkadang berbuat kekerasan jika tim yang dibelanya kalah, dikhawatirkan warga akan mengganggu kenyamanan penduduk asli sekitar.
7. Sebagian warga banyak yang alih profesi pekerjaan, ada yang beralih profesi menjadi wirausahawan karena potensi wilayah yang semakin ramai, ada juga yang beralih karena kehilangan pekerjaan utama. Minimnya pengembangan kompetensi keahlian yang diberikan menjadikan sebagian warga yang kehilangan pekerjaan merasa kesulitan mencari pekerjaan baru.
8. Pembangunan PLTSA (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang baru baru ini direncanakan oleh pemerintahan belum sepenuhnya tersosialisasi dengan baik, sebagian warga menganggap jika nantinya akan berdampak buruk bagi udara wilayah sekitar dan akan menimbulkan bau tak sedap, namun sesungguhnya PLTSA tidak akan seperti itu, dan isu ini menjadi ramai dikalangan masyarakat sehingga memunculkan gerakan penolakan terhadap pembangunan tersebut, menurut informasi saat ini, pembangunan itu sementara dihentikan .
5.2Saran dan Rekomendasi
1. Saran kepada masyarakat
Saran untuk warga masyarakat khususnya warga di daerah Rancanumpang, sebaiknya gali informasi mendalam mengenai setiap rencana yang dibuat oleh pemerintah, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman diantara warga karena ketidak tahuan informasi secara menyeluruh, dan inipun berlaku bagi seluruh warga masyarakat di Indonesia terutama yang mengalami pemekaran penduduk atau terkena dampak pembangunan.
2. Saran kepada pihak pemerintahan dan pengembang
92
sebaiknya proses sosialisasi diberikan secara efektif dan efisien dan tepat sasaran, dengan menemui warga yang terkena dampak langsung lingkungan, dan pemberian pelatihan kompetensi keahlian bagi warga yang mengalami alih profesi atau kehilangan pekerjaan akibat pembangunan sebaiknya dilakukan dengan lebih baik dan lebih variatif.
3. Saran untuk peneliti selanjutnya
Daftar Pustaka
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda karya. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Parker, Ian. 2008. Psikologi Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Audi Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Smith, Jonathan, A. 2009. Dasar-dasar Psikologi Kualitatif : Pedoman Praktis Metode
Penelitian. Bandung: Nusamedia.
Hurlock, E. (1998). Journal of social psychology & personality. November. Washington DC: American Psychological Association.
Maryana, E. (2006). Perilaku Sosial Siswa Sekolah dasar. Skripsi pada PPB UPI Bandung: tidak diterbitkan
Wirawan, Sarlito. (2006). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada Gerungan, W. A. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: Refika Aditama
Sobariah, O. (2005) Kecenderungan Perilaku Sosial siswa Di Sekolah Di Telaah dari Pola Asuh Orang Tua. Skipsi PPB UPI Bandung: tidak diterbitkan
Walgito, Bimo.(2003). Psikologi Social Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi Yogyakarta Khairat, Nur. (2013). Sikap dan Perilaku Sosial. [Online] Tersedia
http://nurkhairat.blogspot.com/2013/03/sikap-dan-perilaku-sosial.html. Diunduh 29 Maret 2013
Sabiq, Zamzami (2012). Definisi Psikologi Sosial. [Online] tersedia http://zamzamisabiq.blogspot.com/2012/09/definisi-psikologi-sosial.html. Diunduh 7 September 2012
Ageng, Pratiwi Sekar. (2012). Perilaku Sosial. [Online] tersedia http://sekaragengpratiwi.wordpress.com/2012/02/02/perilaku-sosial/. Diunduh 2
Februari 2012.
Krech, Et. Al. (1962). Individual in Society. Tokyo: McGraw Hill, Kogakasha
Haryanto. (2011). Pengertian Interaksi Sosial. [Online] tersedia http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/. Diunduh 16 Februari 2011
Sarwono, Sarlito. (2002). Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial.
Jakarta: Balai Pustaka
Lingga. (2011). Motif Sosial. [Online] tersedia
http://oxygendistro.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-sosial-tentang-motif.html. Diunduh. 24 Juni 2011
Foredi, Gasa (2009). Sikap, Motif, dan Prasangka Sosial. [Online] tersedia
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/sikap-motif-dan-prasangka-sosial.html.
Diunduh. 5 Mei 2009