• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR Analisis Penanda Hubungan Konjungsi Subordinatif Pada Rubrik Fokus Surat Kabar Harian Solopos Edisi Oktober 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR Analisis Penanda Hubungan Konjungsi Subordinatif Pada Rubrik Fokus Surat Kabar Harian Solopos Edisi Oktober 2."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI

SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR

HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

ANNISAA FUADILLAH RAMADHANA

A 310080059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI

OKTOBER 2011

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

ANNISAA FUADILLAH RAMADHANA A310080059

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal,

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

1. Drs. Andi Haris Prabawa, M. Hum. ( )

2. Drs. Yakub Nasucha, M. Hum. ( )

3. Prof. Dr. Markhamah, M. Hum. ( )

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si. NIK.547

(3)

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI

OKTOBER 2011

ANNISAA FUADILLAH RAMADHANA A 310080059

Annisaa Fuadillah Ramadhana, A310080059, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2012, 80 halaman.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan hubungan makna konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus surat kabar harian Solopos edisi Oktober 2011, (2) mendeskripsikan kemungkinan konjungsi subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan, (3) mendeskripsikan kehadiran konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus surat kabar harian Solopos. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yang terdapat pada rubrik fokus surat kabar harian

Solopos edisi Oktober 2011. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan teknik baca markah dan metode agih dengan teknik subtitusi (penggantian) dan teknik lesap (delesi).

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) hubungan makna konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus surat kabar harian Solopos edisi Oktober 2011, meliputi konjungsi subordinatif penyebaban, konjungsi subordinatif persyaratan, konjungsi subordinatif pengandaian, konjungsi subordinatif tujuan, konjungsi subordinatif penyungguhan, konjungsi subordinatif kesewaktuan, konjungsi subordinatif pengakibatan, dan konjungsi subordinatif perbandingan, (2) kemungkinan konjungsi subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan, berdasarkan ketergantian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konjungsi subordinatif terganti dan konjungsi subordinatif tidak terganti, (3) kehadiran konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus surat kabar harian Solopos edisi Oktober 2011 dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wajib hadir dan tidak wajib hadir.

Kata kunci: konjungsi subordinatif dan subordinator.

A. PENDAHULUAN

Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana

komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam

peristiwa komunikasi bahasa, baik sebagai komunikator (pembicara atau

(4)

pembaca). Sarana komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana

komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa

bahasa tulis. Media lisan yaitu media tanpa perantara, sedangkan media tulis

yaitu media yang menggunakan perantara, salah satu contoh media tulis

adalah wacana.

Salah satu bidang bahasa yang menggunaan wacana tulis adalah surat

kabar. Surat kabar merupakan media massa yang berfungsi untuk

menyampaikan informasi. Informasi-informasi tersebut disampaikan kepada

masyarakat umum dalam bentuk berita yang mencakup peristiwa-peristiwa

yang terjadi.

Surat kabar harian Solopos merupakan surat kabar yang memuat

berita-berita faktual yang jangkauannya di wilayah Surakarta dan sekitarnya.

Surat kabar harian Solopos sebagai salah satu bentuk media massa cetak yang

terdiri dari kolom-kolom, rubrik, berita, maupun artikel. Dalam surat kabar

harian Solopos terdapat banyak berita atau informasi dengan rubrik yang

berbeda.

Dalam surat kabar harian Solopos terdapat rubrik fokus yang

disediakan untuk menyampaikan informasi yang difokuskan pada suatu tema

atau topik. Rubrik fokus pada surat kabar harian Solopos terdiri dari tiga

halaman yang terdiri dari halaman Fokus Muda, Fokus Kreatif, dan Fokus

Sains. Keberadaan rubrik fokus ini muncul setiap hari Selasa. Penulis

memilih surat kabar harian Solopos sebagai objek kajian penelitian dengan

alasan surat kabar ini mudah dijangkau oleh kalangan masyarakat dan berita

yang ditampilkan selalu aktual.

Pemakaian konjungsi subordinatif dapat ditemukan dalam

tulisan-tulisan yang terdapat pada surat kabar harian Solopos khususnya pada Rubrik

Fokus. Pada rubrik fokus terdapat banyak kalimat majemuk bertingkat yang

ditandai dengan konjungsi subordinatif.

Berdasarkan pada beberapa uraian di atas, penulis tertarik pada Rubrik

Fokus Surat Kabar Harian Solopos Edisi Oktober 2011, karena pada rubrik

(5)

mengangkat judul Analisis Penanda Hubungan Konjungsi Subordinatif Pada Rubrik Fokus Surat KabarHarian Solopos Edisi Oktober 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan hubungan

makna konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus surat kabar harian Solopos

edisi Oktober 2011, (2) mendeskripsikan kemungkinan konjungsi

subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan, (3) mendeskripsikan

kehadiran konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus surat kabar harian

Solopos.

Manfaat dari penelitian ini adalah (1) dapat memberikan sumbangan

yang bermanfaat bagi pengembangan Bahasa Indonesia dan memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang linguistik, yaitu tentang

konjungsi subordinatif, (2) dapat memberi pengetahuan kepada pembaca

mengenai konjungsi subordinatif serta dapat digunakan sebagai bahan acuan

bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian bahasa merupakan kegiatan menguraikan identitas objek

sasaran (objek penelitian) dalam hubungannya dengan keseluruhan konteks

yang memungkinkan hadirnya objek penelitian tersebut (Mahsun, 2007: 31).

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku

yang dapat diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar individu secara

holistik atau utuh (Bogdan dan Taylor dalam Esti, 2011: 10). Mahsun (2007:

31-32) mengungkapkan bahwa dalam penelitian bahasa dapat dibagi menjadi

tiga tahapan: (1) prapenelitian, (2) pelaksanaan penelitian, (3) penulisan

laporan penelitian.

Subjek penelitian ini adalah rubrik fokus surat kabar harian Solopos

edisi Oktober 2011. Objek pada penelitian ini adalah konjungsi subordinatif

pada rubrik fokus surat kabar harian Solopos Edisi Oktober 2011. Data dalam

penelitian ini adalah konjungsi subordinatif yang berwujud kata, frasa, dan

(6)

Oktober 2011. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data tertulis

yang terdapat pada rubrik fokus surat kabar harian Solopos edisi Oktober

2011.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak

dengan teknik lanjutan, yaitu teknik catat.

Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik baca markah dan

metode agih dengan teknik subtitusi (penggantian) dan teknik lesap (delesi).

Teknik baca markah menurut Sudaryanto (1993: 95) disebut juga teknik

membaca pemarkah, pemarkahan menunjukkan kejatian satuan lingual atau

identitas konstituen tertentu, dan kemampuan membaca peranan pemarkah itu

(marker) berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud. Teknik ini

digunakan untuk menganalisis tujuan penelitian yang pertama, yaitu

mendeskripsikan hubungan makna konjungsi subordinatif yang terdapat pada

rubrik fokus surat kabar harian Solopos edisi Oktober 2011.

Metode agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari

bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Fungsi teknik

subtitusi atau penggantian adalah untuk mengetahui kadar kesamaan kelas

atau katagori unsur terganti atau unsur ginanti dengan unsur pengganti,

khususnya bila tataran pengganti sama dengan tataran terganti atau ginanti

(Sudaryanto, 1993: 48). Teknik ini digunakan untuk menganalisis tujuan

penelitian yang kedua, yaitu mendeskripsikan kemungkinan konjungsi

subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan. Teknik lesap atau delesi

berfungsi untuk mengetahui kadar keintian unsur yang dilesapkan

(Sudaryanto, 1993: 41-42). Teknik ini digunakan untuk menganalisis tujuan

penelitian yang ketiga, yaitu mendeskripsikan kehadiran konjungsi

subordinatif yang terdapat pada rubrik fokus surat kabar harian Solopos edisi

Oktober 2011. Pada penelitian ini metode penyajian hasil analisis data

menggunakan metode informal. Metode informal adalah perumusan dengan

kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya

(Sudaryanto, 1993: 145).

(7)

1. Hubungan Makna Konjungsi Subordinatif pada Rubrik Fokus Surat Kabar Harian Solopos Edisi Oktober 2011

Pada rubrik Fokus surat kabar harian Solopos edisi Oktober 2011

ditemukan delapan konjungsi subordinatif yang meliputi konjungsi

subordinatif penyebaban dengan subordinator karena dan sebab.

Konjungsi subordinatif persyaratan subordinator kalau, jika, bila, dan asal.

Konjungsi subordinatif pengandaian dengan subordinator seandainya.

Konjungsi subordinatif tujuan dengan subordinator agar dan untuk.

Konjungsi subordinatif penyungguhan dengan subordinator meski

(meskipun), walau (walaupun), sekalipun, dan kalaupun. Konjungsi

subordinatif kesewaktuan dengan subordinator ketika, waktu, sewaktu,

saat, tatkala, sebelum, setelah, sejak, dan sementara. Konjungsi

subordinatif pengakibatan dengan subordinator sampai dan sehingga.

Konjungsi subordinatif perbandingan dengan subordinator seperti dan

sebagai.

Konjungsi subordinatif yang bersifat tegar atau yang tidak dapat

diubah posisinya, meliputi konjungsi subordinatif persyaratan dengan

subordinator kalau dan asal, konjungsi subordinatif penyungguhan dengan

subordinator sekalipun, konjungsi subordinatif kesewaktuan dengan

subordinator waktu dan sementara, konjungsi subordinatif pengakibatan

dengan subordinator sehingga, dan konjungsi subordinatif perbandingan

subordinator seperti. Konjungsi subordinatif yang bersifat tidak tegar atau

yang dapat diubah posisinya tanpa mengganggu kegramatikalan kalimat,

meliputi konjungsi subordinatif penyebaban subordinator karena dan

sebab, konjungsi subordinatif persyaratan subordinator jika dan bila,

konjungsi subordinatif pengandaian subordinator seandainya, konjungsi

subordinatif tujuan dengan subordinator agar dan untuk, konjungsi

subordinatif penyungguhan subordinator meskipun, walaupun, dan

kalaupun, konjungsi subordinatif kesewaktuan subordinator ketika,

sewaktu, saat, tatkala, sebelum, setelah, dan sejak, dan konjungsi

(8)

Contoh analisis:

(1) Saya suka keroncong karena musiknya lembut dan indah.

(L1.W3.P2.K5)

Pada data (1) konjungsi subordinatif berpenanda karena terletak

pada awal kalimat dan tengah kalimat. Anak kalimat pada data (1) karena

pertimbangan ini berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan. Anak

kalimat pada data (1) bersifat longgar, posisinya dapat diubah dari sebelah

kiri induk kalimat ke sebelah kanan induk kalimat dan sebaliknya.

2. Kemungkinan Konjungsi Subordinatif yang Sejenis Dapat Saling Menggantikan

Berdasarkan kemungkinan konjungsi subordinatif yang sejenis

dapat saling menggantikan, dapat ditemukan bahwa berdasarkan

ketergantian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konjungsi subordinatif

terganti dan konjungsi subordinatif tidak terganti.

Konjungsi subordinatif terganti meliputi (1) konjungsi subordinatif

penyebaban dengan subordinator karena terganti dengan subordinator

sebab dan lantaran, subordinator sebab terganti dengan subordinator

karena dan lantaran, (2) konjungsi subordinatif persyaratan dengan

subordinator kalau terganti dengan subordinator jika, jikalau, bila,

bilamana, apabila, dan asal, subordinator jika terganti dengan

subordinator kalau, jikalau, bila, bilamana, dan apabila, subordinator bila

terganti dengan subordinator kalau, jika, jikalau, bilamana, dan apabila,

subordinator asal terganti dengan subordinator kalau, jika, jikalau, bila,

bilamana, dan apabila, (3) konjungsi subordinatif pengandaian dengan

subordinator seandainya terganti dengan subordinator andaikata dan

andaikan, (4) konjungsi subordinatif tujuan dengan subordinator agar

terganti dengan subordinator supaya, subordinator untuk terganti dengan

subordinator agar, supaya, dan guna, (5) konjungsi subordinatif

penyungguhan dengan subordinator meski (meskipun) terganti dengan

(9)

subordinator walau (walaupun) terganti dengan subordinator meskipun,

biarpun, sekalipun, sungguhpun, dan kendatipun, subordinator sekalipun

terganti dengan subordinator biar (pun), kendati (pun), meskipun, dan

walaupun, (6) konjungsi subordinatif kesewaktuan dengan subordinator

ketika terganti dengan subordinator se (waktu), saat, dan tatkala,

subordinator waktu terganti dengan subordinator ketika, saat, dan tatkal,

subordinator saat terganti dengan subordinator ketika, se (waktu), dan

tatkala, subordinator tatkala terganti dengan subordinator se (waktu),

saat, dan ketika, subordinator setelah terganti dengan subordinator sesudah

dan sehabis, subordinator sejak terganti dengan subordinator semenjak,

subordinator sementara terganti dengan subordinator selagi, (7) konjungsi

subordinatif pengakibatan dengan subordinator sampai terganti dengan

subordinator hingga dan sehingga, subordinator sehingga dapat terganti

dengan subordinator sampai dan hingga, (8) konjungsi subordinatif

perbandingan subordinator seperti terganti dengan subordinator laksana

dan seumpama.

Konjungsi subordinatif tidak terganti, meliputi (1) konjungsi

subordinatif persyaratan dengan subordinator jika dan bila tidak terganti

dengan subordinator asal, (2) konjungsi subordinatif tujuan dengan

subordinator agar dan supaya tidak terganti dengan subordinator guna dan

untuk. (3) konjungsi subordinatif penyungguhan dengan subordinator

meski (meskipun), walau (walaupun), dan sekalipun tidak dapat terganti

dengan subordinator kalaupun, (4) konjungsi subordinatif kesewaktuan

dengan subordinator waktu, saat, ketika, dan tatkala tidak dapat terganti

dengan subordinator selagi dan sementara, subordinator sementara tidak

dapat terganti dengan subordinator ketika, se (waktu), saat, dan tatkala,

subordinator sebelum tidak dapat terganti dengan subordinator sesudah,

setelah, dan sehabis, subordinator setelah tidak terganti dengan

subordinator sebelum, (6) konjungsi subordinatif perbandingan dengan

subordinator sebagai tidak dapat terganti dengan subordinator seperti dan

(10)

subordinatif yang dominan pada Rubrik Fokus Surat Kabar Harian Solopos

Edisi Oktober 2011 adalah konjungsi subordinatif terganti.

Contoh analisis:

(1) Saya suka keroncong karena musiknya lembut dan indah.

(L1.W3.P2.K5)

Pada data (1) jika subordinator karena diganti dengan subordinator

sebab dan lantaran, akan menjadi sebagai berikut:

(1a) Saya suka keroncong sebab musiknya lembut dan indah.

(1b) Saya suka keroncong lantaran musiknya lembut dan indah.

Setelah subordinator karena pada data (1) diganti dengan

subordinator sebab dan lantaran, maka dapat diketahui bahwa

subordinator sebab dan lantaran dapat menggantikan subordinator karena

karena makna yang dihasilkan tetap gramatikal atau dapat diterima oleh

penutur.

(2) Keinginan mengadopsi gaya latin juga dimaksudkan agar mereka

punya ciri tersendiri. (L1.WI.P8.K3)

Kalimat (3) jika subordinatornya diganti dengan subordinator guna

dan untuk, maka menjadi sebagai berikut:

(2a) Keinginan mengadopsi gaya latin juga dimaksudkan guna mereka

punya ciri tersendiri.

(2b) Keinginan mengadopsi gaya latin juga dimaksudkan untuk mereka

punya ciri tersendiri.

Setelah subordinator kalimat (3) diganti dengan subordinator untuk

dan guna, dapat diketahui bahwa subordinator pada kalimat (3a) dan (3b)

tidak dapat menggantikan subordinator agar karena makna yang

dihasilkan tidak gramatikal atau tidak dapat diterima oleh penutur.

(11)

Berdasarkan kehadiran konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus

surat kabar harian Solopos edisi Oktober 2011 dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu wajib hadir dan tidak wajib hadir.

Pada bagian ini subordinator pada kalimat majemuk bertingkat

akan dilesapkan untuk mengetahui kadar keintiannya. Jika kadar

keintiannya rendah berarti subordinator yang dilesapkan tidak mutlak

diperlukan dalam kalimat atau kehadirannya tidak wajib hadir dalam

kalimat. Namun, jika kadar keintiannya tinggi berarti subordinator yang

dilesapkan mutlak diperlukan dalam kalimat atau unsur kehadirannya

wajib hadir dalam kalimat.

Konjungsi subordinatif yang wajib hadir dalam kalimat, meliputi

(1) konjungsi subordinatif penyebaban dengan subordinator karena dan

sebab, (2) konjungsi subordinatif persyaratan dengan subordinator kalau,

jika, bila, dan asal, (3) konjungsi subordinatif pengandaian dengan

subordinator seandainya, (4) konjungsi subordinatif tujuan dengan

subordinator agar dan untuk, (5) konjungsi subordinatif penyungguhan

dengan subordinator meski (meskipun) dan walau (walaupun), (6)

konjungsi subordinatif kesewaktuan dengan subordinator ketika, se

(waktu), saat, tatkala, sebelum, dan setelah, (7) konjungsi subordinatif

pengakibatan dengan subordinator sampai dan sehingga, (8) konjungsi

subordinatif perbandingan dengan subordinator seperti dan sebagai.

Konjungsi subordinatif yang tidak wajib hadir dalam kalimat

adalah konjungsi subordinatif penyungguhan dengan subordinator

sekalipun dan konjungsi subordinatif kesewaktuan dengan subordinator

sementara.

Contoh analisis:

(1) Saya suka keroncong karena musiknya lembut dan indah.

(L1.W3.P2.K5)

Kalimat (1) jika subordinatornya dilesapkan, maka akan menjadi

sebagai berikut:

(12)

Setelah subordinator kalimat (1) dilesapkan, maka dapat diketahui

kalimat (1a) maknanya tidak gramatikal atau tidak dapat diterima oleh

penutur. Jadi, kadar keintiannya tinggi, karena subordinator yang

dilesapkan mutlak diperlukan atau unsur kehadirannya wajib hadir dalam

kalimat.

(2) Perjalanan ke bintang terdekat sekalipun membutuhkan waktu

beberapa dekade dan mungkin malah sampai ratusan tahun.

(L1.W8.P2.K2)

Kalimat (1) jika subordinator sekalipun dilesapkan, maka menjadi

seperti berikut:

(2a) Perjalanan ke bintang terdekat membutuhkan waktu beberapa dekade

dan mungkin malah sampai ratusan tahun.

Setelah subordinator sekalipun pada kalimat (1) dilesapkan, dapat

diketahui bahwa pada kalimat (1a) maknanya tetap gramatikal atau dapat

diterima oleh penutur. Jadi kadar keintiannya rendah, karena subordinator

yang dilesapkan tidak mutlak diperlukan atau unsur kehadirannya tidak

wajib hadir dalam kalimat.

D. PENUTUP

Bentuk konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus surat kabar harian

Solopos edisi Oktober 2011 ditemukan delapan konjungsi subordinatif,

meliputi konjungsi subordinatif penyebaban, konjungsi subordinatif

persyaratan, konjungsi subordinatif pengandaian, konjungsi subordinatif

tujuan, konjungsi subordinatif penyungguhan, konjungsi subordinatif

kesewaktuan, konjungsi subordinatif pengakibatan, dan konjungsi

subordinatif perbandingan.

Berdasarkan kemungkinan subordinator pada konjungsi yang sejenis

dapat saling menggantikan, berdasarkan ketergantian dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu konjungsi subordinatif terganti dan konjungsi subordinatif

(13)

Berdasarkan kehadiran konjungsi subordinatif pada rubrik Fokus surat

kabar harian Solopos edisi Oktober 2011 dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

wajib hadir dan tidak wajib hadir.

Saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca (1) bagi calon

peneliti bahasa, peneliti memberi saran agar calon peneliti lain dapat

melakukan penelitian yang lebih luas dengan kajian yang berbeda, (2) bagi

redaktur, peneliti menyarankan agar wacana yang dimuat pada rubrik Fokus

berasal dari pembaca surat kabar agar dapat mengembangkan kreatifitas

masyarakat, (3) bagi penikmat bahasa, dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan khususnya dibidang linguistik, yaitu tentang konjungsi

subordinatif.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

___________. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

___________. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

___________. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Irianti, Devi Iskhani. 2009. “Analisis Penanda Hubungan Konjungsi Subordinatif pada Cerita Anak di http://www.e.smartschool.com”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jorgensen, dkk. 2007. Analisis Wacana Teori dan Metode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(14)

___________________. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa; Tahapan strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Markhamah. 2009. Ragam Dan Analisis Kalima Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Muttaqin, Adib. 4 Oktober 2011. Rubrik Fokus. Surakarta: Solopos.

____________ . 11 Oktober 2011. Rubrik Fokus. Surakarta: Solopos.

____________ . 18 Oktober 2011. Rubrik Fokus. Surakarta: Solopos.

____________ . 25 Oktober 2011. Rubrik Fokus. Surakarta: Solopos.

Nardianti, Sri dkk. 1996. Konjungsi Subordinatif Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Panuju, Redi. 2005. Nalar Jurnalistik. Malang: Banyu Media Publishing.

Purwandari, Kusmei. 2006. Kontaminasi Penggunaan Konjungsi dalam Kalimat Deklaratif Berbahasa Jawa Wacana Khotbah Jumat di Desa Karanganom

Klaten. (dalam http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/10670/1/11).

Diakses tanggal 1 November 2011.

Rani, Abdul dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa Dalam

Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Perss.

Sumarlam. 2008. Teori Dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.

Tantining, Anik. 2011. Aspek Konjungsi dalam Cerita Bersambung (cerbung)

Baskara Muncar Pada Majalah Panjebar Semangat. (dalam

http://lib.unnes.ac.id/9699/). Diakses tanggal 1 November 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di kelas IV semester genap SDN 3 Cikidang dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses

kecenderungan perilaku melanggar peraturan asrama pada santriwati ditinjau dari. cara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan jongkok berdiri dengan beban terhadap kecepatan lari siswa sekolah sepak bola di Klaten. Metode penelitian

Kombinasi HPMC dan Avicel PH 101 diharapkan dapat memperlambat pelepasan obat dari sediaan karena kemampuan HPMC dalam membentuk lapisan gel disekitar area dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi HPMC sebagai matriks dan Avicel PH 101 sebagai pengisi terhadap sifat alir granul, sifat fisik dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leverage dan Cash Conversion Cycle berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Cash Holding, Cash Flow, Net Working Capital, dan

Transfer alami antibodi yang muncul pada induk ayam ke anak ayam melalui kuning telur dapat dieksploitasi untuk memproduksi antibodi spesifik terhadap patogen

Usaha Mikro pembuatan tempe yang terletak di Blok Cicadas Kelurahan Dangdeur Subang merupakan salah satu usaha produksi tempe dengan jumlah produksi tinggi di