• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alternatif Penyelesaian Hukum Extra Judicial Killings 1965 Melalui Mekanisme Yudisial dan Non-Yudisial T2 322014005 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alternatif Penyelesaian Hukum Extra Judicial Killings 1965 Melalui Mekanisme Yudisial dan Non-Yudisial T2 322014005 BAB II"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

METODE PENELITIAN

Metode penilitian menurut Peter Mahmud Marzuki, bahwa

penelitian hukum sebagai suatu proses yang menemukan aturan hukum,

prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab

isu-isu hukum yang dihadapi38. Oleh karena itu, dalam penelitian ini,

pemulis menggunakan penelitian yuridis normatif.

a. Tipe Penelitian

Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam

penelitian yuridis normati, bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan

tentang penyelesaian extrajudicial killings 1965 melalui restorative

justice.

b. Pendekatan Penelitian

Adapun metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian

ini adalah beberapa metode yang terdapat dalam penelitian hukum

normatif, antara lain: pendekatan analisis konsep hukum (analytical

and cenceptual approach), pendekatan sejarah (historical approach),

dan pendekatan filsafat (philosophy approach). Pertama pendekatan

38

(2)

konseptual (concept approach) hukum menurut Peter Mahmud39,

beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang

berkembang didalam ilmu hukum. Masih menurut Peter, pendekatan

konseptual dilakukan manakala peneliti tidak beranjak dari aturan

hukum yang ada. Hal itu dilakukan karena memang belum atau tidak

ada aturan hukum untuk masalah yang dihadapi.40

Pendapat tentang pendekatan konseptual juga datang dari

Johnny Ibrahim, yaitu konsep (Inggris : concept, Latin : conceptus

dari concipere (yang berarti memahami, menerima, menangkap)

merupakan gabungan dari kata con (bersama) dan capere (menangkap,

menjinakkan).41

Kedua adalah pendekatan historis (Historical Approach),

menurut Johnny Ibrahim42, dimaksudkan karena setiap aturan

perundang-undangan memiliki latar belakang sejarah berbeda. Dengan

mengatahui latar belakang sejarah, kemudian dibuat aturan

perundang-undangan tersebut, maka catur wangsa peradilan akan

dimiliki interpretasi yang sama terhadap permasalahan hukum yang

telah diatur dalam aturan perundang-undangan. Masih menurut

Johnny, pendekatan sejarah memungkinkan seorang peneliti untuk

39

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana, 2011. Hal 95.

40

Marzuki, Ibid. Hal. 157.

41

Ibrahim, Johnny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Edisi Revisi. Malang : Bayumedia Publishing. 2007. Hal. 306.

42

(3)

memahami hukum secara lebih mendalam tentang suatu sistem atau

lembaga atau suatu pengaturan hukum tertentu sehingga dapat

memperkecil kekeliruan, baik dalam pemahaman maupun penerapan

suatu lembaga atau ketentuan hukum tertentu.

Sedangkan Historical Approach menurut Peter Mahmud43,

dilakukan dalam kekrangka pelacakan sejarah lembaga hukum dari

waktu ke waktu. Pendekatan ini sangat membantu peneliti utnuk

memahami filosofi dari aturan hukum dari waktu ke waktu.

Pendekatan filosofi menurut, Johnny Ibrahim, untuk

mengupas secara mendalam. Sedangkan menurut Zeigler dalam

Johnny Ibrahim, pendekatan filsafat yaitu suatu penelitian untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap implikasi

social dan efek penerapan suatu aturan perundangan-undangan

terhadap masyarakat atau kelompok masyarakat.

Pendekatan filsafat ini juga dilakukan untuk menyelami isu

hukum dalam konsep mengenai ajaran hukum dan isu filosofis,

sehingga pendekatan filosofis ini dilakukan untuk mencari

pemahaman yang mendasar. Disamping itu, melalui pendekatan ini

peneliti juga dapat memahami perubahan dan perkembangan filosofi

yang melandasi aturan hukum tersebut.

43

(4)

c. Bahan Hukum

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga

bahan hukum, yaitu :

1) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer bersumber dari data primer

(primary data atau basic data) adalah data yang diperoleh secara

langsung dari hasil penelitian lapangan, atau langsung dari

masyarakat atau diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

penulis dari narasumber yang berhubungan dengan objek

permasalahan yang diangkat. Bahan hukum primer yang digunakan

terutama berpusat dan bertitik tolak pada peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti :

 Undang-Undang Dasar 1945;

 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999, tentang Hak Asasi

Manusia;

 Undang-Undang No. 26 Tahun 2000, tentang Pengadilan Hak

Asasi Manusia;

 Undang-Undang No. 27 tahun 2004, tentang Komisi Kebenaran

& Rekonsiliasi.

 Undang-Undang No. 5 Tahun 1998, tentang Pengesahan

(5)

Penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau

merendahkan martabat manusia;

 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 1948;

 Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan

Genosida 1948;

 Statuta Roma 1998, tentang International Criminal Court;

 The Geneva Conventions of 12 August 1949;

Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or

Degrading Treatment or Punishment, Adopted and opened for

signature, ratification and accession by General Assembly

resolution 39/46 of 10 December 1984 entry into force 26 June

1987, in accordance with article 27 (1)

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder terdiri dari bahan-bahan yang

didapatkan dari buku-buku bacaan. Bahan hukum sekunder

merupakan bahan penunjang yang terdiri dari teori-teori yang

digunakan sebagai bahan untuk menganalisa perundang-undangan.

Teori-teori dalam buku tersebut terdiri dari pandangan-pandangan

para ahli yang kemudian dikompilasi untuk menjadi rujukan dalam

menganalisis tentang extrajudicial killings 1965 dan restorative

(6)

Disamping itu bahan hukum sekunder yakni untuk

memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dalam

hubungan dengan penelitian ini berupa: buku-buku hukum (text

book), jurnal-jurnal hukum, karya tulis atau pendapat para ahli

hukum yang dimuat di media massa perihal extrajudicial killings

1965 dan restorative justice.

Adapun kegunaan dari bahan-bahan hukum sekunder ini

adalah sebagai berikut:

a) Untuk dirujuk pertama-tama sebagai sumber materiil.

b) Untuk meningkatkan mutu interpretasi atas hukum positip yang

berlaku.

c) Untuk mengembangkan hukum sebagai suatu sistem normatif

yang komprehensif dan tuntas, baik dalam maknanya yang

formal maupun dalam maknanya yang materiil.44

3) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier dalam hubungan penelitian ini

menyangkut serta memberikan petunjuk seperti kamus atau

ensiklopedi45 yang memberikan batasan pengertian secara

44

Burhan Ashshofa, , Metode Penelitian Hukum Cetakan Ketiga, PT Rineka Cipta, Jakarta.2001. Hal.

45

(7)

etimologi/arti kata atau secara gramatikal untuk istilah-istilah

terutama yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat.

d. Prosedure Pengumpulan Bahan Hukum

Adapun prosedur pengumpulan bahan hukum dalam

penulisan tesis ini, melalui pengumpulan data hukum primer, data

hukum sekunder dan data hukum tersier. Berkenaan dengan

pengumpulan data hukum primer, sekunder dan tersier yaitu

dilaksanakan dengan memilih bahan-bahan hukum yang relevan

dengan objek penelitian yang dilakukan seperti Undang-Undang,

Konvensi, Traktat.

e. Pengolahan dan Analisis

Teknik pengolahan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini dilakukan dengan memeriksa, meneliti data yang telah

diperoleh baik data primer, sekunder dan tersier untuk menjamin

apakah data dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kenyataan.

Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul lengkap dengan

dikelompokkan kedalam kategori-kategori sehingga memudahkan

untuk dilakukan analisa data.

Analisa data dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan

terkumpul, kemudian dilakukan pemeriksaan kemudian data diolah

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkah serta pancaran cinta kasih dari Buddha Maitreya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

 Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset. pemasaran

pada pendekat utara nilai derajat kejenuhan (DS) = 1,14, kecepatan rerata = 28 km/jam termasuk tingkat pelayanan D.. pada pendekat selatan nilai derajat kejenuhan (DS) =

The control systems proposed here used a total of 51 devices, spread across the bridge deck on 30 locations.. The controller used active bounded control as its base to determine

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas Kelautan dan Perikanan untuk pekerjaan Pengadaan mesin perahu 5,5 PK yang Anggarannya bersumber dari DAK/APBK Tahun Anggaran 2014 dengan

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Dua bulan Mei tahun dua ribu empat belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini Pokja II ULP Kabupaten Dharmasraya berdasarkan