• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UPAYA PELAYANAN KESEHATAN OLAHRAGA DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP) PROPINSI SUMATERA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS UPAYA PELAYANAN KESEHATAN OLAHRAGA DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP) PROPINSI SUMATERA BARAT."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS UPAYA PELAYANAN KESEHATAN OLAHRAGA

DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA

PELAJAR (PPLP) PROPINSI SUMATERA BARAT

T E S I S

OLEH : PUDIA M. INDIKA

1121219015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

xii

PROGRAM STUDI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG HASIL PENELITIAN TESIS, SEPTEMBER 2014

PUDIA M. INDIKA, 1121219015

ANALISIS UPAYA PELAYANAN KESEHATAN OLAHRAGA DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP)

PROPINSI SUMATERA BARAT

ABSTRAK

Pembinaan olahraga prestasi dimulai pada usia dini dengan dibentuknya PPLP di Indonesia, salah satunya di Sumatera Barat. Prestasi PPLP Sumatera Barat menunjukan ketidakstabilan di tingkat nasional. Tahun 2012, dari 11 cabang olahraga yang dibina, hanya gulat yang mendapat juara umum pada kejuaraan Nasional PPLP. Kesehatan siswa sebagai seorang olahragawan merupakan hal utama dalam mengikuti program latihan. Siswa yang sakit dan dibawa ke fasilitas kesehatan rata ? rata perbulan 50 orang dari 137 orang (36,5%). Tujuan penelitian adalah menganalisis upaya pelayanan kesehatan olahraga di PPLP Sumatera Barat.

Desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan Kepala Dinas, Kepala Bidang Pemberdayaan Olahraga, Kepala Seksi Olahraga Pendidikan Dinas Pemuda dan Olahraga Propinsi Sumatera Barat, Kepala Asrama PPLP, Petugas Kesehatan PPLP, dan Dokter KONI Sumatera Barat tentang upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kesehatan awal, pemantauan kesehatan secara periodik dan evaluasi kesehatan bagi siswa PPLP. Focus Group Discussion (FGD) dengan siswa PPLP berjumlah 6 orang yang dilakukan secara acak dengan simple random sampling. Wawancara mendalam dan FGD dianalisis triangulasi untuk mendapatkan hasil.

Hasil penelitian didapatkan bahwa upaya pelayanan kesehatan di PPLP Sumatera Barat telah ada kebijakan untuk pemeriksaan kesehatan awal calon siswa dan belum terlaksana secara terpusat di PPLP Sumatera Barat. Kebijakan pemantauan kesehatan siswa secara periodik telah ada, pemantauan dilakukan bagi siswa yang mengalami sakit dan diberi pengobatan kepada tenaga paramedis yang telah ditunjuk. Evaluasi dilakukan sekali oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan hasil evaluasi kesehatan dapat dilihat website

sentra keolahragaan.

Kesimpulan penelitian adalah belum adanya bidang kesehatan yang mengelola secara menyeluruh kesehatan siswa yang akan diterima, memantau kesehatan secara periodik dan mengevaluasi kesehatan siswa selama berada dalam PPLP. Saran penelitian adalah dibentuknya bidang kesehatan yang terdiri dari tenaga medis dan paramedis, kerjasama lintas sektor dan lintas program terutama pada dinas kesehatan.

Daftar Kepustakaan : 28 (1986 ? 2013)

(3)

xiii

GRADUATES STUDIES PROGRAM OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF MEDICINE ANDALAS UNIVERSITY

THESIS RESEARCH, SEPTEMBER 2014 PUDIA M. INDIKA, 1121219015

ANALYZE OF SPORT HEALTH SERVICE AT SPORT EDUCATION AND TRAINING STUDENTS CENTRE (SETC) IN WEST SUMATERA

ABSTRACT

Sport development performance began childhood with the establishment SETC in Indonesia, one of in West Sumatera. Achievment SETC in West Sumatera showed instability at the national level. In 2012, of the 11 sports are fostered, wrestling gets champion in national championship for SETC. Student health as a athlete is the primary point for sport exercise program. unfit students was taken health facility average of 50 until 137 (36.5%). people monthly. The objective research is analyze of sport health service at SETC in West Sumatera.

The research design used qualitative method. Collecting research data through in-depth interviews with direction of Education Youth and Sports Department West Sumatera, chief of SETC, SETC health practitioner, and general practitioner about first health screening, monitoring periodic health and medical evaluations for SETC students. Focus Group Discussion with 6 students of SETC are taken by simple random sampling. In ? depth interviews and focus group discussions were analyzed triangulation to obtain the result.

The result research showed that the sport health service in SETC West Sumatera has policy for the first medical examination and the applicant has not done centrally. Policy periodically health monitoring students has been there, monitoring for students who sick and the treatment given to paramedic have been appointed. Evaluation is done once by the Ministry of Youth and Sports of the Republic of Indonesia and the result showed in website sports centre.

Conclusion of research is the absence of the health centrally sector which mananges health all students who will be accepted, periodically monitori and evaluate medical students health whilw in SETC. Suggestion is creation of health research consisting of medical and paramedical personnel, collaboration across sectors and programs, especially with health department.

Bibliography : 28 (1986 ? 2013)

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Undang ? undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang

kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang

setinggi ? tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang

terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya

kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan

dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang

dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan salah satunya dengan olahraga

(Undang ? Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009).

Olahraga menurut Undang ? Undang keolahragaan adalah segala

kegiatan sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi

jasmani, rohani, dan sosial. Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,

menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan

membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional,

serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Ruang lingkup

olahraga meliputi kegiatan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi serta

olahraga prestasi. Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan

(5)

2

dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan (Undang ? undang

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005).

Olahraga merupakan serangkaian aktivitas fisik yang dilakukan secara

terstruktur dengan berpedoman pada aturan ? aturan atau kaidah ? kaidah

tertentu tetapi tidak terikat pada intensitas dan waktunya. Berdasarkan sudut

pandang tertentu, olahraga dapat dibagi menjadi dalam beberapa kelompok.

Contohnya dalam segi prestasi, olahraga dibagi menjadi olahraga prestasi dan

olahraga non prestasi, sedangkan berdasarkan kontak badan pelakunya, olahraga

dibagi menjadi kontak penuh, kontak sebagian dan non kontak (Afriwardi,

2011).

Proses pembinaan olahraga prestasi yang baik dan benar dilakukan sejak

usia dini. Pelaksanaan pembinaan olahraga secara dini dapat dilakukan mulai

tingkat prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah, karena selain

jumlahnya yang cukup banyak, siswa juga mempunyai kelebihan untuk dapat

menyerap pengetahuan dan tekhnologi, perubahan, pembaharuan (inovasi), dan

informasi. Salah satunya adalah Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar

(PPLP) yang merupakan wadah bagi calon ? calon olahragawan untuk

mengembangkan bakat olahraganya dengan tidak mengabaikan prestasi

akademik. Calon olahragawan yang masuk dan diterima sebagai olahragawan

pelajar di PPLP dihasilkan dari seleksi yang ketat, kompetitif, dan di peroleh

melalui sebuah program yang terencana, teratur dan berkelanjutan (Kementerian

(6)

3

Keberhasilan pembinaan olahragawan yang sistemik, terpadu, terarah

dan terprogram dengan jelas dapat dilihat dari beberapa faktor yang

mempengaruhi, salah satunya yaitu kesehatan. Kesehatan merupakan syarat

awal dalam pemilihan calon olahragawan dan calon pelatih yang profesional.

Kesehatan juga akan berperan dalam pembinaan yang dilaksanakan, dengan

cara memantau kesehatan olahragawan secara periodik. Penyelenggaraan

kesehatan pada olahraga prestasi sama dengan upaya kesehatan pada umumnya

meliputi usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Renstra

Kemenpora, 2009).

Rusli Lutan mengutip penjelasan Prof. D. Bohmer dari Sportmedical Institute Frankfurt, menjelaskan tiga tugas utama sport medicine adalah

pertama mengidentifikasi dan menggambarkan status kesehatan para

olahragawan dalam menjalankan aktifitas latihan dan pembinaan jangka

panjang, kedua mengidentifikasi dan menggambarkan status fungsi organ tubuh

dan kemampuan para olahragawan yang ikut dalam usaha pembinaan olahraga,

ketiga mengidentifikasi dan menggambarkan perkembangan fisik para

olahragawan dalam pengertian antropometrik sesuai dengan cabang

olahraganya (Wicaksono, 2010).

Petunjuk pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan PPLP menerangkan

bahwa PPLP memiliki pelaksana harian bidang kesehatan guna bersama ? sama

dengan pelatih melakukan tes kesehatan secara periodik, memberikan masukan

(7)

4

melayani pemeriksaan kesehatan siswa bila terjadi gangguan atau keluhan

kesehatan. Bagi calon anggota PPLP harus mengikuti seleksi yang dilaksanakan

instansi terkait salah satunya adalah tes kesehatan (Kementerian Pemuda dan

Olahraga, 2012).

Prestasi olahraga di Indonesia secara umum menunjukkan

ketidakstabilan, baik di tingkat internasional maupun regional. Olimpiade 2004

Indonesia berada di peringkat 48, olimpiade tahun 2008 berada di urutan 42 dan

menurun pada olimpiade tahun 2012 berada di peringkat 65. Sesudah tahun

1994 Indonesia pada Asian Games tidak pernah berada di sepuluh besar,

sedangkan pada empat kali penyelenggaraan Sea Games sebelum tahun 2011

Indonesia tidak pernah menjadi juara umum. (Kementerian Pemuda dan

Olahraga, 2010).

Prestasi Olahraga Sumatera Barat mengalami peningkatan karena dari 3

kali penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang terakhir, Sumatera

Barat (Sumbar) mengalami peningkatan dalam perolehan medali emas. Pada

tahun 2004, Sumatera Barat menduduki urutan 21. PON tahun 2008, menduduki

urutan 16 dan pada tahun 2012 menduduki urutan 11 dengan 12 emas (KONI

Sumatera Barat, 2012).

Peningkatan prestasi ini belum didukung oleh pembinaan yang

dilakukan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) sebagai

tempat program pembibitan olahraga prestasi sejak dini yang terstruktur dan

(8)

5

siswa yang telah dibina ke dalam tim olahragawan Sumatera Barat. Pada PON

XVII Riau, dari 11 cabang yang terdapat di PPLP Sumbar, hanya mengirimkan

3 orang siswa olahraga sepak takraw, 1 orang olahraga pencak silat dan 1 orang

olahraga tinju (Dispora Sumbar, 2012)

Prestasi siswa PPLP Sumatera Barat di tingkat nasional belum baik,

bahkan cenderung menurun. Olahraga yang telah lama dibina seperti sepakbola,

atletik, sepak takraw, pencak silat, dan senam dari tahun ke tahun mengalami

kemunduran prestasi. Sebagai tolak ukur prestasi cabang olahraga di PPLP

dilihat perolehan medali pada kejuaraan nasional (kejurnas) antar PPLP yang

diikuti setiap tahunnya. Dari sebelas cabang olahraga yang dibina di PPLP

hanya gulat yang meraih gelar juara umum pada kejurnas antar PPLP seluruh

Indonesia tahun 2012.

Hasil wawancara awal peneliti dengan petugas kesehatan PPLP

menjelaskan tentang siswa yang sakit dalam satu bulannya rata ? rata mencapai

50 orang sampai dengan 60 orang, jumlah siswa yang berobat tetap dan bahkan

cenderung meningkat. Pencatatan siswa PPLP yang sakit dituliskan dibuku oleh

pengawas dan kartu berobat petugas kesehatan. Hasil observasi awal tidak

terdapat laporan rekapitulasi siswa yang dibawa ke petugas kesehatan karena

sakit.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

melalui analisis pendekatan sistem terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam

(9)

6

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang,

maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana upaya pelayanan kesehatan

olahraga di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatera

Barat ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Diketahuinya upaya pelayanan kesehatan olahraga di Pusat

Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatera Barat

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya pemeriksaan kesehatan awal calon siswa dalam upaya

pelayanan kesehatan di PPLP Sumatera Barat

2. Diketahuinya pemantauan kesehatan siswa secara periodik selama

latihan dalam upaya pelayanan kesehatan di PPLP Sumatera Barat

3. Diketahuinya evaluasi kesehatan terhadap siswa dalam upaya

pelayanan di PPLP Sumatera Barat

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Dinas Pemuda dan Olahraga Propinsi Sumatera Barat

1. Dapat dijadikan sumber informasi dalam membuat kebijakan daerah

(10)

7

2. Dapat dijadikan acuan dalam penyusunan manajemen kesehatan

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

monitoring dan evaluasi upaya pelayanan kesehatan olahraga di

PPLP

3. Dapat dijadikan informasi tambahan dalam pelatihan ? pelatihan

kesehatan olahraga yang diadakan untuk pengembangan kesehatan

PPLP

1.4.2. Bagi Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Sumatera Barat

Sebagai informasi bagi siswa dan pelatih dalam perkembangan

kesehatan siswa sebagai olahragawan untuk memantau kesehatan secara

periodik yang akan digunakan sebagai salah satu patokan dalam pomosi

dan degradasi dari olahrgawan

1.4.3. Bagi peneliti

1. Dapat menjadi media pembelajaran dalam menjembatani kompetensi

berbasis teoritis yang diperoleh di perkuliahan dengan kompetensi

berbasisi manajemen pengelolaan masalah kesehatan masyarakat di

lapangan.

2. Sebagai masukan kepada peneliti dan peneliti lain untuk

Referensi

Dokumen terkait

Layanan dasar diperuntukan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak lansung dengan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi alat marking tread pada mesin ekstruder dengan tujuan untuk mengurangi tread yang tidak sesuai dengan spesifikasi.. Hasil

Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan yang sangat kronis.Reaksi kusta merupakan reaksi hipersensitivitas, yaitu hipersensitivitas

Bank tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).. Sedangkan

Pada hubungan antara variabel internal organisasi yang didukung suasana inovasi terhadap variabel kinerja menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh

dan menganalisa monopoli pada perjanjian kerjasama di PT. Telkom Surabaya dengan Tinjauan Hukum Islam dan UU No.5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bagian batang hanya berpengaruh terhadap KA dan kerapatan kayu, sedangkan BJ, MOE, MOR, σtk// dan kekerasan sisi (tangensial dan