Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Batasan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model ... 10
B. Pembelajaran ... 10
C. Model Pembelajaran ... 14
D. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 16
E. Hasil Belajar ... 20
F. Reproduksi Ternak ... 21
G. Pengertian Kompetensi dan Tuntutan Kompetensi Reproduksi Ternak ... 22
H. Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan ... 26
I. Anggapan Dasar ... 28
J. Kerangka Berpikir ... 28
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
B. Metode dan Desain Penelitian ... 33
C. Variabel Penelitian ... 37
D. Paradigma Penelitian ... 38
E. Prosedur Penelitian ... 40
F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42
G. Teknik Pengumpulan Data ... 44
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Kelas XI. ... 2
2.1 Silabus SMK Peternakan Negeri Lembang... 22
3.1 Desain Penelitian Preetest-Posttest... 35
3.2 Kriteria validitas ... 36
3.3 Interprestasi Koefesien Korelasi Reliabilitas ... 37
3.4 Kategori Nilai N-Gain ... 46
3.5 Kategori Skor Lembar Observasi ... 48
4.1 Data Uji Instrumen Tes ... 50
4.2 Distribusi Skor Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 51
4.3 Distribusi Skor Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 52
4.4 Statistik Uji Hipotesis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 55
4.5 Hasil Observasi Tahapan Pembelajaran PBL ... 56
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Anatomi Organ Reproduksi Jantan ... 23
2.2 Anatomi Organ Reproduksi betina... 24
2.3 Inseminasi Buatan ... 24
2.4 Teknis Palpasi Rectal ... 25
2.5 Sistem Kerja Hormonal ... 25
2.6 Gangguan Reproduksi ... 26
3.1 Paradigma Penelitian ... 39
3.2 Alur Penelitian ... 42
4.1 Perbandingan Skor Pretest dan Skor Posttest Kelas Kontrol ... 52
4.2 Perbandingan Skor Pretest dan Skor Posttest Kelas Eksperimen ... 53
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Silabus Mata Pelajaran Reproduksi Ternak ... 65
RPP Kelas Kontrol ... 70
RPP Kelas Eksperimen ... 78
Data dan Hasil Observasi keterlaksanaan penerapan PBL ... 90
LAMPIRAN 2 Instrumen Soal Uji Coba ... 102
Data Uji Validitas Soal ... 106
Kisi-kisi Soal ... 107
Format Judgement Soal Pretest dan Posttest ... 108
Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ... 109
Instrumen Setelah Uji Coba ... 111
Kunci Jawaban Soal Setelah Uji Coba ... 113
Soal Pretest dan Posttest ... 114
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ... 116
Data Mentah Penelitian ... 117
Perhitungan Pengujian Hipotesis ... 120
Tabel Distribusi F ... 121
Tabel Distribusi t ... 124
Dokumentasi Penerapan PBL di SMK Peternakan Negeri Lembang ... 129
LAMPIRAN 3 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 132
Lembar Bimbingan ... 134
Berita Acara Seminar I ... 141
Berita Acara Seminar II ... 142
Surat Izin Penelitian di SMK Peternakan Negeri Lembang ... 143
Surat Balasan Perizinan Penelitian ... 144
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nilai merupakan suatu indikasi keberhasilan suatu proses belajar
mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses
pembelajaran yang berlangsung telah bisa dikatakan berhasil. Begitu pula
sebaliknya nilai di bawah angka yang distandarkan pada suatu proses
pembelajaran, menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan belum
bisa dikatakan berhasil secara optimal.
Nilai yang menjadi acuan berhasil atau tidaknya suatu proses
pembelajaran ini dikarenakan nilai merupakan salah satu indikator dari hasil
belajar. Sehingga bila tingginya persentase perolehan nilai siswa di bawah standar
Kriteria Ketuntasan Minimal, maka hasil belajar belum optimal. Baik tidaknya
nilai yang menjadi indikator hasil belajar ini dipengaruhi banyak faktor, salah
satunya pendekatan yang diterapkan seorang guru dalam proses pembelajaran. Hal
ini cukup berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Kenyataan yang sesuai dengan pernyataan di atas ialah pada mata
pelajaran Reproduksi Ternak SMK Peternakan Negeri Lembang yang
menggunakan model Konvensional dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 70 menunjukkan bahwa 45.95% dari 37 siswa mendapat nilai di bawah
standar dan 54.05% dari 37 siswa menunjukkan angka di atas standar untuk kelas
XI R B dan 45.95% dari 37 siswa mendapat nilai di bawah standar dan 54.05%
ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran Reproduksi
Ternak, masih dikatakan belum berhasil dengan optimal. Tabel 1.1 Daftar Nilai
Ujian Akhir Semester Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Mata Pelajaran
Reproduksi Ternak Kelas XI Ruminansia Tahun Ajaran 2011-2012.
Tabel 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Reproduksi Ternak
Kelas XI Ruminansia Tahun Ajaran 2011-2012.
Nilai Kelas XI R A Kelas XI R B Kelas XI R C
f % f % f %
90 < x ≤ 100 0 0 1 2.70 0 0
80 < x ≤ 90 1 2.86 2 5.4 3 8.10
70 < x ≤ 80 24 68.57 17 45.95 17 45.95
X < 70 10 28.57 17 45.95 17 45.95
Rata – rata 72.3 69.6 71.0
Kenyataan ini merupakan masalah baik bagi sekolah, guru, dan terlebih
lagi bagi siswa sebagai peserta didik yang menuntut keberhasilan suatu proses
pembelajaran untuk memperoleh keahlian dan kompetensi di sekolah yang mereka
jalani. Dengan demikian, perlu adanya perhatian yang lebih terhadap proses
pembelajaran yang dilaksanakan khususnya pada mata pelajaran bersangkutan.
Metode pembelajaran yang digunakan merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru pada suatu proses pembelajaran.
Suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan seorang guru di kelas pada suatu
proses pembelajaran memang memegang peran terhadap penentuan keberhasilan
suatu proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada mata
pelajaran Reproduksi Ternak di SMK Peternakan Negeri Lembang menggunakan
Model Konvensional yang selalu diterapkan pada mata pelajaran
Reproduksi Ternak ini beralasan bahwa terbatasnya fasilitas dan sumber belajar
yang ada di sekolah. Akan tetapi sebenarnya keterbatasan fasilitas dan sumber
belajar bukanlah suatu hal yang menghalang untuk penerapan pendekatan, model,
atau metode pembelajaran yang bisa menunjang keberhasilan suatu proses
pembelajaran. Tidak semua pendekatan, model, atau metode pembelajaran yang
menuntut fasilitas maksimal.
Banyak pendekatan atau metode pembelajaran yang bisa menunjang
keaktifan dan keberhasilan proses pembelajaran siswa bahkan bisa menghindar
dari penilaian pembelajaran yang berpusat kepada guru atau bisa dikatakan
pembelajaran yang siswanya pasif hanya duduk dan mendengarkan ceramah
seorang guru. Kita ketahui bahwa konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran
yang hanya mendengarkan ceramah guru tidak berlangsung lama, apalagi proses
pembelajaran yang diterapkan berpusat kepada guru.
Mata pelajaran Reproduksi Ternak merupakan mata pelajaran produktif
atau keahlian yang diajarkan di SMK Peternakan Negeri Lembang. Mata pelajaran
Reproduksi Ternak menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan
menuntut siswa untuk bisa memecahkan masalah-masalah Reproduksi Ternak
yang sering ditemukan di lapangan. Permasalahan ini cukup rumit yang mana
organ satu sama lain saling berhubungan dan selalu berkaitan dengan
hormon-hormon serta faktor lainnya. Hal ini tentu membutuhkan analisis dan konsep
pemecahan masalah agar siswa siap untuk menghadapi dunia kerja atau dunia
Melihat kenyatan-kenyataan yang ada ini penulis merasa perlu
melakukan penelitian untuk mengatasi masalah-masalah diatas. Penulis ingin
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning
Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi
Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
identifikasi masalah pada pembelajaran Reproduksi Ternak adalah:
1. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran.
2. Proses pembelajaran yang cenderung berpusat kepada guru (teacher centered)
atau siswa cenderung pasif.
3. Siswa kurang terdorong untuk bernalar dan berpikir aktif dalam pemecahan
masalah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang
akan diteliti adalah “Apakah Ada Perbedaan Peningkatan Kompetensi Antara
yang Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Model
D. Batasan Masalah
Masalah yang akan diteliti harus terarah, jelas, dan terfokus. Masalah
yang dibatasi dalam penelitian ini ialah penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif siswa.
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa antara yang menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan penerapan model
Konvensional pada mata pelajaran Reproduksi Ternak.
2. Mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Reproduksi Ternak antara yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning dengan menggunakan model Konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam rangka
meningkatkan kompetensi siswa serta peningkatan kualitas proses pembelajaran,
yakni:
1. Sebagai masukan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa serta
2. Sebagai landasan guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning untuk meningkatkan kompetensi siswa dan peningkatan
kualitas proses pembelajaran pada mata pelajaran kejuruan lainnya.
G. Definisi Operasional
Agar terdapat kesamaan persepsi mengenai penelitian ini, maka beberapa
definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme dan
dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga
siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah
dan metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut (Arends, 1998 dalam
Wayan, 2007). Model pembelajaran PBL, proses pembelajarannya berpusat
kepada siswa dan bukan kepada pengajar. Tugas pengajar hanya memfasilitasi dan
membimbing proses pembelajaran.
PBL dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat
membelajarkan siswa, mendorong siswa belajar, dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif. Model pembelajaran ini melibatkan siswa untuk
memecahkan suatu masalah yang dihadapi di dunia nyata, mendorong siswa untuk
bernalar sehingga siswa mendapatkan pengetahuan dan mendapatkan
a) Pembelajaran berawal dari adanya masalah (soal, pertanyaan, dsb.) yang perlu
diselesaikan. Masalah yang dihadapi akan merangsang peserta didik untuk
mencari solusinya;
b) Peserta didik mencari/membentuk pengetahuan baru untuk menyelesaikan
masalah.
2. Proses pembelajaran
Pembelajaran secara aktif dalam Permen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan yang
menyatakan bahwa pembelajaran secara aktif dilakukan dengan mengolah
pengalaman dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan,
merefleksi rangsangan, dan memecahkan masalah. Mengajar dalam konteks
standar proses pendidikan dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya
siswa belajar. Makna lain mengajar yang sering diistilahkan dengan proses
pembelajaran.
Implementasinya mengajar sebagai proses mengatur lingkungan belajar
yang dapat mendorong siswa untuk berbuat, mendorong aktivitas siswa agar
mampu terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan lebih lanjutnya
lagi dapat mengaplikasikan apa yang telah didapatkan dalam proses pembelajaran
yang mana titik tolak pencapaiannya ialah mengajar berpusat pada siswa (Student
Centered).
3. Reproduksi Ternak
Reproduksi Ternak adalah mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa
pelajaran ini menuntut siswa dalam pemecahan masalah reproduksi yang
berkaitan dengan hubungan sistem kerja hormonal, diagnosa kelainan reproduksi,
dan mencari pemecahan masalah kelainan reproduksi serta penyebab-penyebab
kelainan reproduksi yang juga saling berkaitan dengan faktor-faktor eksternal.
Secara tidak langsung mata pelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran dan menuntut siswa untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi
Kompetensi itu pada dasarnya muncul dan berkembang melalui proses
belajar (learning process) yang melibatkan tiga domain yaitu: domain kognitif,
domain afektif, dan domain psikomotor. Bloom (dalam Iwan 2010)
mengemukakan bahwa kompetensi sebagai hasil belajar termasuk ke dalam arah
kognitif yang aspeknya terdiri dari pengertian, pemahaman, penerapan, analisis,
dan sintesis.
Ranah kognitif pada mata pelajaran Reproduksi Ternak ini ialah
menuntut siswa untuk bisa mengetahui secara anatomi dan fisiologi organ
reproduksi pada ternak jantan dan betina, siswa memahami sistem hormonal pada
ternak jantan dan betina serta siswa mengetahui perbedaan perkawinan alami,
buatan, dan mengetahui tahapan pelaksanaannya secara teori. Sedangkan ranah
psikomotorik pada mata pelajaran Reproduksi Ternak ini ialah menuntut siswa
untuk bisa melakukan palpasi rectal, Inseminasi Buatan (IB), dan bisa menangani
gangguan hormonal serta bisa menangani atau memecahkan masalah tersebut
dengan penanganan secara hormonal. Ranah afektif pada mata pelajaran
tugas-tugas lapangan, tidak melanggar aturan, mempunyai motivasi yang tinggi,
serta melaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan yang telah distandarkan.
Akan tetapi untuk sementara pada penelitian ini tujuan yang akan diteliti ialah
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Peternakan Negeri Lembang yang
terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tempat penelitian ini dipilih dengan alasan
SMK Peternakan Negeri Lembang merupakan tempat dimana peneliti
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Selain itu juga sekolah ini
merupakan sekolah menengah kejuruan peternakan, yang mana hal ini sesuai
dengan bidang keahlian yang ditekuni peneliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 7 Agustus s/d 30 September 2012.
Penelitian ini sejalan dengan waktu Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang
peneliti laksanakan.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Sugiyono (2012: 2) mengemukakan bahwa Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian untuk
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tujuan penelitian ini salah satunya adalah untuk memperoleh
perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Reproduksi
Ternak antara yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
dengan menggunakan model Konvensional.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi
Experiment). Lebih lanjut metode ini termasuk metode kuantitatif dengan
pendekatan quasy experimental design dan desain penelitian nonequivalent
control group design (Sugiyono, 2012: 77).
2. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan
alasan mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian. Adapun desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent (Pre-test Post-test)
Control-Group desain (Sugiyono, 2008: 116). Desain penelitian ini adalah nonequivalent
control group desain dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua
kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan melaksanakan pembelajaran
dengan model Problem Based Learning, sedangkan pada kelompok kontrol
diberikan perlakuan melaksanakan pembelajaran dengan model konvensional.
Desain penelitian ini menggunakan pretest sebelum perlakuan diberikan dan
posttest setelah perlakuan diberikan. Selisih antara Pretest dan posttest nantinya
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
nonequivalent (pre-test post-test) Control-Group desain dapat digambarkan pada
tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-posttest
Kelompok Subjek Pretest Perlakuan Posttest
Kontrol (C) Kelas XI Ruminansia C 01 X1 02
X1 = Perlakuan pada kelas kontrol dengan melakukan pembelajaran dengan
model konvensional.
X2 = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 01 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok (Pretest)
02 = Tes akhir yang sama sesudah kelompok diberikan perlakuan (Posttest).
3. Instrumen Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini harus bisa terukur.
Variabel akan diukur dengan nilai yang diperoleh. Dengan demikian perlu adanya
alat bantu bagi peneliti dalam pengumpulan data. Alat bantu dalam pengumpulan
data ini ialah instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
ialah tes dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus mendukung dalam
perolehan data penelitian. Instrumen yang baik memerlukan pengujian atau
adanya penilaian dari ahli atau disebut Expert-judgement. Pengujian instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji validitas butir soal dan
reliabelitas butir soal. Sedangkan untuk tingkat kesukaran nilai oleh guru mata
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
juga dilakukan Expert-judgement sebagai pendukung. Pengujian validitas dan
reliabelitas butir soal akan diurai sebagai berikut:
a. Validitas butir soal
Tes pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini akan diuji
validitasnya dengan menggunakan korelasi Product moment dengan rumus di
bawah ini.
rxy = N ∑XY –(∑X)( ∑Y)
√
( N ∑ X2– ( ∑ X )2 ( N ∑ Y2– ( ∑ Y )2 )Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara skor butir soal dan skor total
N = Banyaknya subjek
∑ X = Jumlah skor butir soal ∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir soal ∑Y2 = Jumlah Kuadrat skor total
∑XY = Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total
Tabel 3.2 Kriteria Validitas
Koefisien korelasi Kriteria validasi
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Reliabilitas butir soal
Butir soal bisa diukur tingkat kepercayaannya. Kemampuan tingkat
kepercayaan butir soal tes diukur dengan uji reliabilitas butir soal. Reliabilitas
butir soal bisa diukur dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
p = Proporsi siswa yang menjawab betul pada butir q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada butir (1-p) Vt = Varian total
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam suatu
penelitian eksperimen, Sutrisno Hadi (1982: 437) membedakan variabel menjadi
dua yaitu:
1. Variabel Eksperimen atau treatment variabel yaitu kondisi yang hendak
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Variabel non eksperimental yaitu variabel yang dikontrol dalam arti baik
untuk kelompok eksperimental.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka variabel yang
muncul dalam penelitian ini adalah variabel kuantitatif. Di dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel eksperimen dan variabel kontrol.
a. Variabel kontrol
Variabel kontrol pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang
menggunakan model Konvensional (X1).
b. Variabel eksperimen
Variabel eksperimen pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (X2).
D. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan cara pandang atau pola pikir seseorang terhadap
sesuatu, dengan paradigma tersebut peneliti dapat menjelaskan hal yang penting
dan memberitahukan apa dan bagaimana yang harus dikerjakan peneliti dalam
memecahkan masalah. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2012: 42) bahwa:
Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah, teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DILAKUKANNYA PENELITIAN DENGAN PENERAPAN PBL
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dikelompokkan dalam empat tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan.
1. Persiapan
Tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum melaksanakan
penelitian, diantaranya ialah mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di
sekolah SMK Peternakan Negeri Lembang, kemudian mengkaji beberapa literatur
sebagai sumber pendukung perumusan masalah dan sekaligus sebagai titik tolak
dalam menentukan hipotesis serta menentukan metode dan desain penelitian.
Selanjutnya penyusunan instrumen pembelajaran berupa RPP dan silabus
kemudian menyusun instrumen penelitian. Terakhir untuk tahap persiapan ini
ialah melakukan judgement instrumen berupa tes dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan diantaranya:
a. Konsultasi kepada guru mata pelajaran Reproduksi Ternak
Konsultasi ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh izin dari guru mata
pelajaran Reproduksi Ternak untuk ditelitinya penerapan model pembelajaran
Problem Based Learnig (PBL) pada mata pelajaran Reproduksi Ternak sekaligus
sebagai pendukung peneliti untuk memperoleh gambaran awal mengenai subjek
yang diteliti.
b. Melakukan penelitian
Penelitian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dirancang
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B dan XI R C. 2) melakukan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model
Problem Based Learnig (PBL) pada kelas XI R B. 3) memberikan posttest kepada
kelas XI R B dan XI R C.Tujuan dari pelaksanaan yang sesuai dengan
langkah-langkah dalam desain penelitian ini ialah untuk memperjelas perlakuan disetiap
tahapan, dan supaya memperjelas alur kegiatan penelitian yang dilakukan.
3. Pengolahan data
Tahap ini dilakukan pengumpulan data kuantitatif berupa hasil pretest
dan posttest yang dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis
data hasil dari kedua data tersebut. Kemudian akan ditampilkan dalam bentuk data
kuantitatif dan pengujian hipotesis.
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan penelitian
sedangkan saran diharapkan dapat menjelaskan manfaat dari penelitian ini. Pada
tahap ini dilaksanakan penarikan kesimpulan terhadap penelitian yang telah
dilakukan sesuai dengan data hasil penelitian dan mengacu kepada hipotesis yang
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2 Alur Kegiatan
F. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2012: 80) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: Objek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian Perumusan Masalah
Studi Literatur
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Hasil belajar
Eksperimen Revisi
Pembuatan Instrumen
Pretest Posttest
Pengolahan dan Analisis Data Ditolak
Kesimpulan dan Saran
Diterima Judgement Ahli
1
2
3
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ditarik kesimpulannya”. Objek yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
kelas XI Ruminansia SMK Peternakan Negeri Lembang tahun ajaran 2012-2013.
2. Sampel
Sugiyono (2012: 81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Seorang peneliti perlu mempertimbangkan
masalah, tujuan, hipotesis, metode, instrumen penelitian serta tidak kalah
pentingnya adalah waktu, biaya, dan tenaga. Sebagai sampel atau subjek dalam
penelitian ini ialah siswa-siswa kelas XI Ruminansia di SMK Peternakan Negeri
Lembang tahun ajaran 2012-2013. Setelah melakukan beberapa pertimbangan
seperti melakukan observasi pra-penelitian di SMK Peternakan Negeri Lembang
maka dipilih sebagai sampel ialah kelas XI Ruminansia B sebagai kelas
eksperimen yang dikenakan perlakuan (treatment) dan kelas XI Ruminansia C
sebagai kelas pembanding (kontrol) atau perlakuan dengan penerapan model
konvensional (metode ceramah).
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini ialah teknik
sampling nonprobability sampling dengan teknik penentuan sampel purposive.
Menurt Sugiyono (2012: 85) mengemukakan bahwa: “teknik sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian,
sampel memiliki ciri-ciri yang relatif sama, maka objek penelitian ini adalah kelas
XI R B yang menjadi kelas eksperimen dan kelas XI R C. Kedua objek tersebut
memiliki ciri-ciri, yaitu siswa mempelajari Reproduksi Ternak serta yang menjadi
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. (Suharsimi Arikunto, 2007: 53). Pengumpulan data penelitian berupa
hasil pretest dan hasil posttest. Pretest diberikan sebelum dilakukan perlakuan
sedangkan posttest dilakukan setelah perlakuan. Perlakuan pada penelitian ini
didukung oleh RPP, bahan ajar, dan instrumen penelitian berupa tes yang akan
ditampilkan pada lampiran.
Pretest adalah tes yang diberikan sebelum perlakuan bertujuan untuk
mengetahui sampai dimana tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran
yang akan diajarkan. Posttest adalah tes yang diberikan untuk mengetahui sampai
dimana pengetahuan siswa terhadap bahan pelajaran setelah siswa mengalami
suatu kegiatan pembelajaran atau perlakuan. Jika hasil Pretest dan Posttest
dibandingkan, maka dapat digunakan untuk mengukur keefektifan proses
pembelajaran. Pretest dan Posttest menjadi instrumen penelitian untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Reproduksi Ternak yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning.
Tipe soal yang digunakan adalah tipe soal pilihan ganda atau yang sering
disebut Multiple Choice Test. Suharsimi Arikunto (2007: 168) Multiple Choice
test adalah jenis tes yang terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau multiple
choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban
atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban
yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor). Kisi-kisi
instrumen penelitian berupa tes selengkapnya terdapat pada lampiran.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi atau sering disebut lembar pengamatan. Lembar
observasi salah satu termasuk instrumen penelitian nontes. Pengamatan dan
pencatatan ini dilakukan oleh guru mata pelajaran sebagai observer terhadap
peneliti pada saat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan
menerapkan model Problem Based Learning. Oleh karena itu observasi
merupakan salah satu alat pengumpulan data pendukung keterlaksanaan model
Problem Based Learning pembelajaran yang peneliti terapkan. Pedoman observasi
selengkapnya terdapat pada lampiran.
H. Teknik Pengolahan dan Analisi Data
1. Tes
a. Penskoran N-Gain
Adapun rincian pengolahan data dari hasil penelitian ini yaitu
menggunakan rumus normal gain. Rumus normal gain merupakan rumus untuk
menghitung selisih antara nilai posttest dan pretest. Rumus normal gain
menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
�
=
� − –Table 3.4 Kategori Nilai N-Gain
N- Gain Kategori
(g) > 0,70 g Tinggi
0,70 > (g) > 0.3 g Sedang
(g) < 0,3 g Rendah
b. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan hipotesis statistik
inferensial dengan statistik parametris dengan alasan penelitian ini bekerja
dengan dua sampel, maka hipotesis statistik yang digunakan ialah hipotesis
komparatif. Alasan penggunaan hipotesis komparatif dikarenakan hipotesis ini
ialah hipotesis yang membandingkan dua sampel. Uji normalitas yang digunakan
ialah uji normalitas t-tes untuk dua sampel. Rumus t-tes yang digunakan untuk
pengujian komparatif dua sampel, ialah rumus Pool Varian dengan kriteria.
Jumlah n1≠ n2, varian homogen (σ1² = σ2²), sehingga rumus yang digunakan
Selanjutnya t hitung dibandingkan dengan t tabel caranya adalah membandingkan
nilai ℎ� �dengan dan menentukan kriteria pengujian uji-t dimana tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05). Uji-t yang digunakan dalam penentuan hipotesis ini
ialah:
Jika ℎ� � > , maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nilai rata-rata (mean) ditentukan dengan rumus:
� = �� Sugiyono (2012: 49)
Sedangkan untuk menentukan varians menggunakan rumus:
s² = (��− X͞)² Sugiyono (2012: 57)
untuk menentukan nilai standar devisiasinya menggunakan rumus:
s = ��−X͞)² Sugiyono (2012: 57)
dimana: s² = varians
s = Standart devisiasi X͞ = Nilai rata-rata
Untuk menentukan varian homogen atau tidak, maka perlu diuji homogenitasnya yaitu menggunakan rumus:
�= �
� � Sugiyono (2012: 175).
Setelah F hitung didapatkan selanjutnya F hitung dibandingkan dengan F tabel
dengan dk pembilang = n – 1 dan dk penyebut n – 1 dan menggunakan taraf
kesalahan 5% sehingga dari perbandingan tersebut dapat ditentukan homogen atau
tidak variannya dengan tujuan untuk penentuan rumus. Kriteria pengujian
homogenitas pada jumlah sampel yang berbeda ialah:
Jika �ℎ� � > � , maka varian tidak homogen
Jika �ℎ� � < � , maka varian homogen.
2. Pengolahan data hasil observasi
Pengolahan data hasil observasi ini mendeskripsikan keterlaksanaan
pembelajaran penerapan model Problem Based Learning. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Menjumlah skor seluruh kegiatan pembelajaran penerapan model Problem
Based Learning.
2) Menentukan persentase tiap tahap pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan model Problem Based Learning.
P(%)= � � ℎ
� � x100%
3) Menentukan Kriteria kemampuan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran
dengan penerapan model Problem Based Learning.
Tabel 3.5 Kategori Kemampuan Keterlaksanan Penerapan Model PBL
Persentase (%) Kategori
90-100 Sangat baik
75-89,99 Tinggi
55-74,99 Sedang
30-54,99 Rendah
0-29,99 Sangat rendah
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh
peneliti terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Pada
Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK
Peternakan Negeri Lembang, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menggambarkan bahwa hasil belajar yang menerapkan model
Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan dengan yang
menggunakan model Konvensional (Ceramah).
2. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata palajaran
Reproduksi Ternak antara yang menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dibandingkan dengan penerapan model Konvensional
dengan metode ceramah.
B. Saran
1. Untuk peneliti
Penulis menyarankan untuk meneliti penerapan model Problem Based
Learning dalam tiga ranah dalam teori Bloom.
2. Untuk pengajar
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah peneliti lakukan,
diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
Rizki Riandi,2013
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa. Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa, penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning pada mata Pelajaran Reproduksi
Ternak juga dapat menciptakan suasana belajar siswa yang lebih kondusif,
berperan aktif dalam proses pembelajaran, lebih mandiri, mampu memberi
aspirasi, kerjasama dalam kelompok, berkomunikasi, sehingga siswa
termotivasi untuk lebih aktif. Didasari oleh hal tersebut, maka model PBL ini
sesuai dengan tuntutan mata pelajaran Reproduksi Ternak dengan proses
pembelajaran berpusat pada siswa dan dituntut untuk belajar memecahkan
suatu masalah, sehingga peneliti menyarankan bahwa penerapan PBL dapat
diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran
Reproduksi Ternak.
3. Untuk sekolah
Mengacu pada hasil penelitian dan analisis data yang telah peneliti lakukan,
peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk lebih memfasilitasi
pengajar untuk mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas maupun di
63
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, N. (2000). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU.[online]Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/jurnal/51/040429%20-ed-20%nurhayati-penerapan%20%model%20pembelajaran.pdf”.[09 -11-2012]
Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Bandung: PT. Bumi Aksara.
Dasna, I.W. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah. [Online]. Tersedia:
http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/pembelajaranberbasismasal ah/ [12 Mei 2012]
Erlangga, R.A. (2012). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.
Glazer, E. (2001). Problem Based Instruction. [Online]. Tersedia: http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.html [12 - 8- 2012]
Hadi, S. (2000). Statistik. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Hake, R.R (1998). Interactive-Engagement Methods in Introductory Mechanics Courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomingtoon. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/hake [17-11-2012].
Husnawati, N.R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.
Lie, A. (2005). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Maulana, I.K. (2011). Analisis Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Konsep Sistem Ekskresi di SMA Pasundan 8 Bandung. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Nasibah, E.Y. (2010). Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Melalui Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Panggabean, L.P. (1996). Penelitian Pendidikan (Diktat). Bandung: Juurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
Riyadi, I. (2010). Analisis Pengaruh Kompetensi dan Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Dosen Akademi Pariwisata Medan.[online].Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28054/3/Chapter%20II.pd f [9-11-2012]
Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group
Setiawan, J. (2012). Analisis Aspek Kognitif Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Pokok Sifat-Sifat Koloid disalah satu SMA di Bandung. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudrajad, A. (2009). Standar Proses untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. [online].Tersedia:http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/stan dar-proses-_permen-41-2007_.pdf [9 November 2012]
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta