• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN REPRODUKSI TERNAK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PETERNAKAN NEGERI LEMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN REPRODUKSI TERNAK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PETERNAKAN NEGERI LEMBANG."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model ... 10

B. Pembelajaran ... 10

C. Model Pembelajaran ... 14

D. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 16

E. Hasil Belajar ... 20

F. Reproduksi Ternak ... 21

G. Pengertian Kompetensi dan Tuntutan Kompetensi Reproduksi Ternak ... 22

H. Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan ... 26

I. Anggapan Dasar ... 28

J. Kerangka Berpikir ... 28

(2)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode dan Desain Penelitian ... 33

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Paradigma Penelitian ... 38

E. Prosedur Penelitian ... 40

F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ... 44

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(3)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Kelas XI. ... 2

2.1 Silabus SMK Peternakan Negeri Lembang... 22

3.1 Desain Penelitian Preetest-Posttest... 35

3.2 Kriteria validitas ... 36

3.3 Interprestasi Koefesien Korelasi Reliabilitas ... 37

3.4 Kategori Nilai N-Gain ... 46

3.5 Kategori Skor Lembar Observasi ... 48

4.1 Data Uji Instrumen Tes ... 50

4.2 Distribusi Skor Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 51

4.3 Distribusi Skor Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 52

4.4 Statistik Uji Hipotesis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 55

4.5 Hasil Observasi Tahapan Pembelajaran PBL ... 56

(4)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Anatomi Organ Reproduksi Jantan ... 23

2.2 Anatomi Organ Reproduksi betina... 24

2.3 Inseminasi Buatan ... 24

2.4 Teknis Palpasi Rectal ... 25

2.5 Sistem Kerja Hormonal ... 25

2.6 Gangguan Reproduksi ... 26

3.1 Paradigma Penelitian ... 39

3.2 Alur Penelitian ... 42

4.1 Perbandingan Skor Pretest dan Skor Posttest Kelas Kontrol ... 52

4.2 Perbandingan Skor Pretest dan Skor Posttest Kelas Eksperimen ... 53

(5)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

 Silabus Mata Pelajaran Reproduksi Ternak ... 65

 RPP Kelas Kontrol ... 70

 RPP Kelas Eksperimen ... 78

 Data dan Hasil Observasi keterlaksanaan penerapan PBL ... 90

LAMPIRAN 2  Instrumen Soal Uji Coba ... 102

 Data Uji Validitas Soal ... 106

 Kisi-kisi Soal ... 107

 Format Judgement Soal Pretest dan Posttest ... 108

 Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ... 109

 Instrumen Setelah Uji Coba ... 111

 Kunci Jawaban Soal Setelah Uji Coba ... 113

 Soal Pretest dan Posttest ... 114

 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ... 116

 Data Mentah Penelitian ... 117

 Perhitungan Pengujian Hipotesis ... 120

 Tabel Distribusi F ... 121

 Tabel Distribusi t ... 124

 Dokumentasi Penerapan PBL di SMK Peternakan Negeri Lembang ... 129

LAMPIRAN 3  Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 132

 Lembar Bimbingan ... 134

 Berita Acara Seminar I ... 141

 Berita Acara Seminar II ... 142

 Surat Izin Penelitian di SMK Peternakan Negeri Lembang ... 143

 Surat Balasan Perizinan Penelitian ... 144

(6)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nilai merupakan suatu indikasi keberhasilan suatu proses belajar

mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses

pembelajaran yang berlangsung telah bisa dikatakan berhasil. Begitu pula

sebaliknya nilai di bawah angka yang distandarkan pada suatu proses

pembelajaran, menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan belum

bisa dikatakan berhasil secara optimal.

Nilai yang menjadi acuan berhasil atau tidaknya suatu proses

pembelajaran ini dikarenakan nilai merupakan salah satu indikator dari hasil

belajar. Sehingga bila tingginya persentase perolehan nilai siswa di bawah standar

Kriteria Ketuntasan Minimal, maka hasil belajar belum optimal. Baik tidaknya

nilai yang menjadi indikator hasil belajar ini dipengaruhi banyak faktor, salah

satunya pendekatan yang diterapkan seorang guru dalam proses pembelajaran. Hal

ini cukup berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Kenyataan yang sesuai dengan pernyataan di atas ialah pada mata

pelajaran Reproduksi Ternak SMK Peternakan Negeri Lembang yang

menggunakan model Konvensional dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) 70 menunjukkan bahwa 45.95% dari 37 siswa mendapat nilai di bawah

standar dan 54.05% dari 37 siswa menunjukkan angka di atas standar untuk kelas

XI R B dan 45.95% dari 37 siswa mendapat nilai di bawah standar dan 54.05%

(7)

ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran Reproduksi

Ternak, masih dikatakan belum berhasil dengan optimal. Tabel 1.1 Daftar Nilai

Ujian Akhir Semester Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Mata Pelajaran

Reproduksi Ternak Kelas XI Ruminansia Tahun Ajaran 2011-2012.

Tabel 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Reproduksi Ternak

Kelas XI Ruminansia Tahun Ajaran 2011-2012.

Nilai Kelas XI R A Kelas XI R B Kelas XI R C

f % f % f %

90 < x ≤ 100 0 0 1 2.70 0 0

80 < x ≤ 90 1 2.86 2 5.4 3 8.10

70 < x ≤ 80 24 68.57 17 45.95 17 45.95

X < 70 10 28.57 17 45.95 17 45.95

Rata – rata 72.3 69.6 71.0

Kenyataan ini merupakan masalah baik bagi sekolah, guru, dan terlebih

lagi bagi siswa sebagai peserta didik yang menuntut keberhasilan suatu proses

pembelajaran untuk memperoleh keahlian dan kompetensi di sekolah yang mereka

jalani. Dengan demikian, perlu adanya perhatian yang lebih terhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan khususnya pada mata pelajaran bersangkutan.

Metode pembelajaran yang digunakan merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru pada suatu proses pembelajaran.

Suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan seorang guru di kelas pada suatu

proses pembelajaran memang memegang peran terhadap penentuan keberhasilan

suatu proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada mata

pelajaran Reproduksi Ternak di SMK Peternakan Negeri Lembang menggunakan

(8)

Model Konvensional yang selalu diterapkan pada mata pelajaran

Reproduksi Ternak ini beralasan bahwa terbatasnya fasilitas dan sumber belajar

yang ada di sekolah. Akan tetapi sebenarnya keterbatasan fasilitas dan sumber

belajar bukanlah suatu hal yang menghalang untuk penerapan pendekatan, model,

atau metode pembelajaran yang bisa menunjang keberhasilan suatu proses

pembelajaran. Tidak semua pendekatan, model, atau metode pembelajaran yang

menuntut fasilitas maksimal.

Banyak pendekatan atau metode pembelajaran yang bisa menunjang

keaktifan dan keberhasilan proses pembelajaran siswa bahkan bisa menghindar

dari penilaian pembelajaran yang berpusat kepada guru atau bisa dikatakan

pembelajaran yang siswanya pasif hanya duduk dan mendengarkan ceramah

seorang guru. Kita ketahui bahwa konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran

yang hanya mendengarkan ceramah guru tidak berlangsung lama, apalagi proses

pembelajaran yang diterapkan berpusat kepada guru.

Mata pelajaran Reproduksi Ternak merupakan mata pelajaran produktif

atau keahlian yang diajarkan di SMK Peternakan Negeri Lembang. Mata pelajaran

Reproduksi Ternak menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan

menuntut siswa untuk bisa memecahkan masalah-masalah Reproduksi Ternak

yang sering ditemukan di lapangan. Permasalahan ini cukup rumit yang mana

organ satu sama lain saling berhubungan dan selalu berkaitan dengan

hormon-hormon serta faktor lainnya. Hal ini tentu membutuhkan analisis dan konsep

pemecahan masalah agar siswa siap untuk menghadapi dunia kerja atau dunia

(9)

Melihat kenyatan-kenyataan yang ada ini penulis merasa perlu

melakukan penelitian untuk mengatasi masalah-masalah diatas. Penulis ingin

melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning

Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi

Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

identifikasi masalah pada pembelajaran Reproduksi Ternak adalah:

1. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik

mata pelajaran.

2. Proses pembelajaran yang cenderung berpusat kepada guru (teacher centered)

atau siswa cenderung pasif.

3. Siswa kurang terdorong untuk bernalar dan berpikir aktif dalam pemecahan

masalah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang

akan diteliti adalah “Apakah Ada Perbedaan Peningkatan Kompetensi Antara

yang Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Model

(10)

D. Batasan Masalah

Masalah yang akan diteliti harus terarah, jelas, dan terfokus. Masalah

yang dibatasi dalam penelitian ini ialah penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif siswa.

E. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa antara yang menerapkan

model pembelajaran Problem Based Learning dengan penerapan model

Konvensional pada mata pelajaran Reproduksi Ternak.

2. Mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Reproduksi Ternak antara yang menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning dengan menggunakan model Konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam rangka

meningkatkan kompetensi siswa serta peningkatan kualitas proses pembelajaran,

yakni:

1. Sebagai masukan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa serta

(11)

2. Sebagai landasan guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning untuk meningkatkan kompetensi siswa dan peningkatan

kualitas proses pembelajaran pada mata pelajaran kejuruan lainnya.

G. Definisi Operasional

Agar terdapat kesamaan persepsi mengenai penelitian ini, maka beberapa

definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model

pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme dan

dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga

siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah

dan metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut (Arends, 1998 dalam

Wayan, 2007). Model pembelajaran PBL, proses pembelajarannya berpusat

kepada siswa dan bukan kepada pengajar. Tugas pengajar hanya memfasilitasi dan

membimbing proses pembelajaran.

PBL dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat

membelajarkan siswa, mendorong siswa belajar, dan memberi kesempatan kepada

siswa untuk berperan aktif. Model pembelajaran ini melibatkan siswa untuk

memecahkan suatu masalah yang dihadapi di dunia nyata, mendorong siswa untuk

bernalar sehingga siswa mendapatkan pengetahuan dan mendapatkan

(12)

a) Pembelajaran berawal dari adanya masalah (soal, pertanyaan, dsb.) yang perlu

diselesaikan. Masalah yang dihadapi akan merangsang peserta didik untuk

mencari solusinya;

b) Peserta didik mencari/membentuk pengetahuan baru untuk menyelesaikan

masalah.

2. Proses pembelajaran

Pembelajaran secara aktif dalam Permen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan yang

menyatakan bahwa pembelajaran secara aktif dilakukan dengan mengolah

pengalaman dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan,

merefleksi rangsangan, dan memecahkan masalah. Mengajar dalam konteks

standar proses pendidikan dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya

siswa belajar. Makna lain mengajar yang sering diistilahkan dengan proses

pembelajaran.

Implementasinya mengajar sebagai proses mengatur lingkungan belajar

yang dapat mendorong siswa untuk berbuat, mendorong aktivitas siswa agar

mampu terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan lebih lanjutnya

lagi dapat mengaplikasikan apa yang telah didapatkan dalam proses pembelajaran

yang mana titik tolak pencapaiannya ialah mengajar berpusat pada siswa (Student

Centered).

3. Reproduksi Ternak

Reproduksi Ternak adalah mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa

(13)

pelajaran ini menuntut siswa dalam pemecahan masalah reproduksi yang

berkaitan dengan hubungan sistem kerja hormonal, diagnosa kelainan reproduksi,

dan mencari pemecahan masalah kelainan reproduksi serta penyebab-penyebab

kelainan reproduksi yang juga saling berkaitan dengan faktor-faktor eksternal.

Secara tidak langsung mata pelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran dan menuntut siswa untuk memecahkan masalah.

4. Kompetensi

Kompetensi itu pada dasarnya muncul dan berkembang melalui proses

belajar (learning process) yang melibatkan tiga domain yaitu: domain kognitif,

domain afektif, dan domain psikomotor. Bloom (dalam Iwan 2010)

mengemukakan bahwa kompetensi sebagai hasil belajar termasuk ke dalam arah

kognitif yang aspeknya terdiri dari pengertian, pemahaman, penerapan, analisis,

dan sintesis.

Ranah kognitif pada mata pelajaran Reproduksi Ternak ini ialah

menuntut siswa untuk bisa mengetahui secara anatomi dan fisiologi organ

reproduksi pada ternak jantan dan betina, siswa memahami sistem hormonal pada

ternak jantan dan betina serta siswa mengetahui perbedaan perkawinan alami,

buatan, dan mengetahui tahapan pelaksanaannya secara teori. Sedangkan ranah

psikomotorik pada mata pelajaran Reproduksi Ternak ini ialah menuntut siswa

untuk bisa melakukan palpasi rectal, Inseminasi Buatan (IB), dan bisa menangani

gangguan hormonal serta bisa menangani atau memecahkan masalah tersebut

dengan penanganan secara hormonal. Ranah afektif pada mata pelajaran

(14)

tugas-tugas lapangan, tidak melanggar aturan, mempunyai motivasi yang tinggi,

serta melaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan yang telah distandarkan.

Akan tetapi untuk sementara pada penelitian ini tujuan yang akan diteliti ialah

(15)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Peternakan Negeri Lembang yang

terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tempat penelitian ini dipilih dengan alasan

SMK Peternakan Negeri Lembang merupakan tempat dimana peneliti

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Selain itu juga sekolah ini

merupakan sekolah menengah kejuruan peternakan, yang mana hal ini sesuai

dengan bidang keahlian yang ditekuni peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 7 Agustus s/d 30 September 2012.

Penelitian ini sejalan dengan waktu Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang

peneliti laksanakan.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Sugiyono (2012: 2) mengemukakan bahwa Metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian untuk

(16)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan penelitian ini salah satunya adalah untuk memperoleh

perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Reproduksi

Ternak antara yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

dengan menggunakan model Konvensional.

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka metode penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi

Experiment). Lebih lanjut metode ini termasuk metode kuantitatif dengan

pendekatan quasy experimental design dan desain penelitian nonequivalent

control group design (Sugiyono, 2012: 77).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan

alasan mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian. Adapun desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent (Pre-test Post-test)

Control-Group desain (Sugiyono, 2008: 116). Desain penelitian ini adalah nonequivalent

control group desain dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua

kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan melaksanakan pembelajaran

dengan model Problem Based Learning, sedangkan pada kelompok kontrol

diberikan perlakuan melaksanakan pembelajaran dengan model konvensional.

Desain penelitian ini menggunakan pretest sebelum perlakuan diberikan dan

posttest setelah perlakuan diberikan. Selisih antara Pretest dan posttest nantinya

(17)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nonequivalent (pre-test post-test) Control-Group desain dapat digambarkan pada

tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-posttest

Kelompok Subjek Pretest Perlakuan Posttest

Kontrol (C) Kelas XI Ruminansia C 01 X1 02

X1 = Perlakuan pada kelas kontrol dengan melakukan pembelajaran dengan

model konvensional.

X2 = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 01 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok (Pretest)

02 = Tes akhir yang sama sesudah kelompok diberikan perlakuan (Posttest).

3. Instrumen Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini harus bisa terukur.

Variabel akan diukur dengan nilai yang diperoleh. Dengan demikian perlu adanya

alat bantu bagi peneliti dalam pengumpulan data. Alat bantu dalam pengumpulan

data ini ialah instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

ialah tes dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus mendukung dalam

perolehan data penelitian. Instrumen yang baik memerlukan pengujian atau

adanya penilaian dari ahli atau disebut Expert-judgement. Pengujian instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji validitas butir soal dan

reliabelitas butir soal. Sedangkan untuk tingkat kesukaran nilai oleh guru mata

(18)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

juga dilakukan Expert-judgement sebagai pendukung. Pengujian validitas dan

reliabelitas butir soal akan diurai sebagai berikut:

a. Validitas butir soal

Tes pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini akan diuji

validitasnya dengan menggunakan korelasi Product moment dengan rumus di

bawah ini.

rxy = N ∑XY –(∑X)( ∑Y)

( N ∑ X2– ( ∑ X )2 ( N ∑ Y2– ( ∑ Y )2 )

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara skor butir soal dan skor total

N = Banyaknya subjek

∑ X = Jumlah skor butir soal ∑Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir soal ∑Y2 = Jumlah Kuadrat skor total

∑XY = Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total

Tabel 3.2 Kriteria Validitas

Koefisien korelasi Kriteria validasi

0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

(19)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Reliabilitas butir soal

Butir soal bisa diukur tingkat kepercayaannya. Kemampuan tingkat

kepercayaan butir soal tes diukur dengan uji reliabilitas butir soal. Reliabilitas

butir soal bisa diukur dengan menggunakan rumus di bawah ini.

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

p = Proporsi siswa yang menjawab betul pada butir q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada butir (1-p) Vt = Varian total

atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam suatu

penelitian eksperimen, Sutrisno Hadi (1982: 437) membedakan variabel menjadi

dua yaitu:

1. Variabel Eksperimen atau treatment variabel yaitu kondisi yang hendak

(20)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Variabel non eksperimental yaitu variabel yang dikontrol dalam arti baik

untuk kelompok eksperimental.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka variabel yang

muncul dalam penelitian ini adalah variabel kuantitatif. Di dalam penelitian ini

terdapat dua variabel yaitu variabel eksperimen dan variabel kontrol.

a. Variabel kontrol

Variabel kontrol pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang

menggunakan model Konvensional (X1).

b. Variabel eksperimen

Variabel eksperimen pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (X2).

D. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan cara pandang atau pola pikir seseorang terhadap

sesuatu, dengan paradigma tersebut peneliti dapat menjelaskan hal yang penting

dan memberitahukan apa dan bagaimana yang harus dikerjakan peneliti dalam

memecahkan masalah. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2012: 42) bahwa:

Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah, teknik analisis statistik yang akan digunakan.

(21)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DILAKUKANNYA PENELITIAN DENGAN PENERAPAN PBL

(22)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dikelompokkan dalam empat tahap, yaitu persiapan,

pelaksanaan, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan.

1. Persiapan

Tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum melaksanakan

penelitian, diantaranya ialah mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di

sekolah SMK Peternakan Negeri Lembang, kemudian mengkaji beberapa literatur

sebagai sumber pendukung perumusan masalah dan sekaligus sebagai titik tolak

dalam menentukan hipotesis serta menentukan metode dan desain penelitian.

Selanjutnya penyusunan instrumen pembelajaran berupa RPP dan silabus

kemudian menyusun instrumen penelitian. Terakhir untuk tahap persiapan ini

ialah melakukan judgement instrumen berupa tes dan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan diantaranya:

a. Konsultasi kepada guru mata pelajaran Reproduksi Ternak

Konsultasi ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh izin dari guru mata

pelajaran Reproduksi Ternak untuk ditelitinya penerapan model pembelajaran

Problem Based Learnig (PBL) pada mata pelajaran Reproduksi Ternak sekaligus

sebagai pendukung peneliti untuk memperoleh gambaran awal mengenai subjek

yang diteliti.

b. Melakukan penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dirancang

(23)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B dan XI R C. 2) melakukan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model

Problem Based Learnig (PBL) pada kelas XI R B. 3) memberikan posttest kepada

kelas XI R B dan XI R C.Tujuan dari pelaksanaan yang sesuai dengan

langkah-langkah dalam desain penelitian ini ialah untuk memperjelas perlakuan disetiap

tahapan, dan supaya memperjelas alur kegiatan penelitian yang dilakukan.

3. Pengolahan data

Tahap ini dilakukan pengumpulan data kuantitatif berupa hasil pretest

dan posttest yang dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis

data hasil dari kedua data tersebut. Kemudian akan ditampilkan dalam bentuk data

kuantitatif dan pengujian hipotesis.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan penelitian

sedangkan saran diharapkan dapat menjelaskan manfaat dari penelitian ini. Pada

tahap ini dilaksanakan penarikan kesimpulan terhadap penelitian yang telah

dilakukan sesuai dengan data hasil penelitian dan mengacu kepada hipotesis yang

(24)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2 Alur Kegiatan

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Sugiyono (2012: 80) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: Objek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian Perumusan Masalah

Studi Literatur

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)  Hasil belajar

Eksperimen Revisi

Pembuatan Instrumen

Pretest Posttest

Pengolahan dan Analisis Data Ditolak

Kesimpulan dan Saran

Diterima Judgement Ahli

1

2

3

(25)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditarik kesimpulannya”. Objek yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

kelas XI Ruminansia SMK Peternakan Negeri Lembang tahun ajaran 2012-2013.

2. Sampel

Sugiyono (2012: 81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Seorang peneliti perlu mempertimbangkan

masalah, tujuan, hipotesis, metode, instrumen penelitian serta tidak kalah

pentingnya adalah waktu, biaya, dan tenaga. Sebagai sampel atau subjek dalam

penelitian ini ialah siswa-siswa kelas XI Ruminansia di SMK Peternakan Negeri

Lembang tahun ajaran 2012-2013. Setelah melakukan beberapa pertimbangan

seperti melakukan observasi pra-penelitian di SMK Peternakan Negeri Lembang

maka dipilih sebagai sampel ialah kelas XI Ruminansia B sebagai kelas

eksperimen yang dikenakan perlakuan (treatment) dan kelas XI Ruminansia C

sebagai kelas pembanding (kontrol) atau perlakuan dengan penerapan model

konvensional (metode ceramah).

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini ialah teknik

sampling nonprobability sampling dengan teknik penentuan sampel purposive.

Menurt Sugiyono (2012: 85) mengemukakan bahwa: “teknik sampling purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian,

sampel memiliki ciri-ciri yang relatif sama, maka objek penelitian ini adalah kelas

XI R B yang menjadi kelas eksperimen dan kelas XI R C. Kedua objek tersebut

memiliki ciri-ciri, yaitu siswa mempelajari Reproduksi Ternak serta yang menjadi

(26)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan. (Suharsimi Arikunto, 2007: 53). Pengumpulan data penelitian berupa

hasil pretest dan hasil posttest. Pretest diberikan sebelum dilakukan perlakuan

sedangkan posttest dilakukan setelah perlakuan. Perlakuan pada penelitian ini

didukung oleh RPP, bahan ajar, dan instrumen penelitian berupa tes yang akan

ditampilkan pada lampiran.

Pretest adalah tes yang diberikan sebelum perlakuan bertujuan untuk

mengetahui sampai dimana tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran

yang akan diajarkan. Posttest adalah tes yang diberikan untuk mengetahui sampai

dimana pengetahuan siswa terhadap bahan pelajaran setelah siswa mengalami

suatu kegiatan pembelajaran atau perlakuan. Jika hasil Pretest dan Posttest

dibandingkan, maka dapat digunakan untuk mengukur keefektifan proses

pembelajaran. Pretest dan Posttest menjadi instrumen penelitian untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Reproduksi Ternak yang menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning.

Tipe soal yang digunakan adalah tipe soal pilihan ganda atau yang sering

disebut Multiple Choice Test. Suharsimi Arikunto (2007: 168) Multiple Choice

test adalah jenis tes yang terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang

(27)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau multiple

choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban

atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban

yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor). Kisi-kisi

instrumen penelitian berupa tes selengkapnya terdapat pada lampiran.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi atau sering disebut lembar pengamatan. Lembar

observasi salah satu termasuk instrumen penelitian nontes. Pengamatan dan

pencatatan ini dilakukan oleh guru mata pelajaran sebagai observer terhadap

peneliti pada saat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan

menerapkan model Problem Based Learning. Oleh karena itu observasi

merupakan salah satu alat pengumpulan data pendukung keterlaksanaan model

Problem Based Learning pembelajaran yang peneliti terapkan. Pedoman observasi

selengkapnya terdapat pada lampiran.

H. Teknik Pengolahan dan Analisi Data

1. Tes

a. Penskoran N-Gain

Adapun rincian pengolahan data dari hasil penelitian ini yaitu

menggunakan rumus normal gain. Rumus normal gain merupakan rumus untuk

menghitung selisih antara nilai posttest dan pretest. Rumus normal gain

menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah

(28)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

=

Table 3.4 Kategori Nilai N-Gain

N- Gain Kategori

(g) > 0,70 g Tinggi

0,70 > (g) > 0.3 g Sedang

(g) < 0,3 g Rendah

b. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan hipotesis statistik

inferensial dengan statistik parametris dengan alasan penelitian ini bekerja

dengan dua sampel, maka hipotesis statistik yang digunakan ialah hipotesis

komparatif. Alasan penggunaan hipotesis komparatif dikarenakan hipotesis ini

ialah hipotesis yang membandingkan dua sampel. Uji normalitas yang digunakan

ialah uji normalitas t-tes untuk dua sampel. Rumus t-tes yang digunakan untuk

pengujian komparatif dua sampel, ialah rumus Pool Varian dengan kriteria.

Jumlah n1≠ n2, varian homogen (σ1² = σ2²), sehingga rumus yang digunakan

Selanjutnya t hitung dibandingkan dengan t tabel caranya adalah membandingkan

nilai ℎ� dengan dan menentukan kriteria pengujian uji-t dimana tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05). Uji-t yang digunakan dalam penentuan hipotesis ini

ialah:

Jika ℎ� > , maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(29)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilai rata-rata (mean) ditentukan dengan rumus:

� = �� Sugiyono (2012: 49)

Sedangkan untuk menentukan varians menggunakan rumus:

s² = (��− X͞)² Sugiyono (2012: 57)

untuk menentukan nilai standar devisiasinya menggunakan rumus:

s = ��−X͞)² Sugiyono (2012: 57)

dimana: s² = varians

s = Standart devisiasi X͞ = Nilai rata-rata

Untuk menentukan varian homogen atau tidak, maka perlu diuji homogenitasnya yaitu menggunakan rumus:

�= �

� � Sugiyono (2012: 175).

Setelah F hitung didapatkan selanjutnya F hitung dibandingkan dengan F tabel

dengan dk pembilang = n – 1 dan dk penyebut n – 1 dan menggunakan taraf

kesalahan 5% sehingga dari perbandingan tersebut dapat ditentukan homogen atau

tidak variannya dengan tujuan untuk penentuan rumus. Kriteria pengujian

homogenitas pada jumlah sampel yang berbeda ialah:

Jika �ℎ� > � , maka varian tidak homogen

Jika �ℎ� < � , maka varian homogen.

2. Pengolahan data hasil observasi

Pengolahan data hasil observasi ini mendeskripsikan keterlaksanaan

pembelajaran penerapan model Problem Based Learning. Langkah-langkah yang

perlu dilakukan dalam mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan

(30)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Menjumlah skor seluruh kegiatan pembelajaran penerapan model Problem

Based Learning.

2) Menentukan persentase tiap tahap pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model Problem Based Learning.

P(%)= � � ℎ

� � x100%

3) Menentukan Kriteria kemampuan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran

dengan penerapan model Problem Based Learning.

Tabel 3.5 Kategori Kemampuan Keterlaksanan Penerapan Model PBL

Persentase (%) Kategori

90-100 Sangat baik

75-89,99 Tinggi

55-74,99 Sedang

30-54,99 Rendah

0-29,99 Sangat rendah

(31)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh

peneliti terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Pada

Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK

Peternakan Negeri Lembang, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menggambarkan bahwa hasil belajar yang menerapkan model

Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan dengan yang

menggunakan model Konvensional (Ceramah).

2. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata palajaran

Reproduksi Ternak antara yang menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dibandingkan dengan penerapan model Konvensional

dengan metode ceramah.

B. Saran

1. Untuk peneliti

Penulis menyarankan untuk meneliti penerapan model Problem Based

Learning dalam tiga ranah dalam teori Bloom.

2. Untuk pengajar

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah peneliti lakukan,

diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

(32)

Rizki Riandi,2013

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk Peternakan Negeri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa. Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa, penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning pada mata Pelajaran Reproduksi

Ternak juga dapat menciptakan suasana belajar siswa yang lebih kondusif,

berperan aktif dalam proses pembelajaran, lebih mandiri, mampu memberi

aspirasi, kerjasama dalam kelompok, berkomunikasi, sehingga siswa

termotivasi untuk lebih aktif. Didasari oleh hal tersebut, maka model PBL ini

sesuai dengan tuntutan mata pelajaran Reproduksi Ternak dengan proses

pembelajaran berpusat pada siswa dan dituntut untuk belajar memecahkan

suatu masalah, sehingga peneliti menyarankan bahwa penerapan PBL dapat

diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

Reproduksi Ternak.

3. Untuk sekolah

Mengacu pada hasil penelitian dan analisis data yang telah peneliti lakukan,

peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk lebih memfasilitasi

pengajar untuk mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas maupun di

(33)

63

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N. (2000). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU.[online]Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/jurnal/51/040429%20-ed-20%nurhayati-penerapan%20%model%20pembelajaran.pdf”.[09 -11-2012]

Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Bandung: PT. Bumi Aksara.

Dasna, I.W. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah. [Online]. Tersedia:

http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/pembelajaranberbasismasal ah/ [12 Mei 2012]

Erlangga, R.A. (2012). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Glazer, E. (2001). Problem Based Instruction. [Online]. Tersedia: http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.html [12 - 8- 2012]

Hadi, S. (2000). Statistik. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Hake, R.R (1998). Interactive-Engagement Methods in Introductory Mechanics Courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomingtoon. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/hake [17-11-2012].

Husnawati, N.R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Lie, A. (2005). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

(34)

Maulana, I.K. (2011). Analisis Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Konsep Sistem Ekskresi di SMA Pasundan 8 Bandung. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.

Nasibah, E.Y. (2010). Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Melalui Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sripsi UPI. Tidak diterbitkan.

Panggabean, L.P. (1996). Penelitian Pendidikan (Diktat). Bandung: Juurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Riyadi, I. (2010). Analisis Pengaruh Kompetensi dan Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Dosen Akademi Pariwisata Medan.[online].Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28054/3/Chapter%20II.pd f [9-11-2012]

Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Setiawan, J. (2012). Analisis Aspek Kognitif Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Pokok Sifat-Sifat Koloid disalah satu SMA di Bandung. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudrajad, A. (2009). Standar Proses untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. [online].Tersedia:http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/stan dar-proses-_permen-41-2007_.pdf [9 November 2012]

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

Gambar

Tabel  1.1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Kelas XI. ......................
Gambar   2.1 Anatomi Organ Reproduksi Jantan ...........................................................
Tabel Distribusi F ......................................................................................
Tabel 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Reproduksi Ternak
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat kepercayaan diri sesudah memimpin pertandingan yang akan digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat

Berikut adalah sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap persoalan pengambilan keputusan (Suryadi, 1998) :.. Lengkap, sehingga dapat mencakup

Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya pembelajaraan berbasis keunggulan lokal untuk membina karakter kewarganegaraan peserta didik .... Peran

Berdasarkan dari pembahasan bab sebelumnnya, tentang Analisa Break Even Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Hotel Sahid Jaya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan maupun menurut teori Akuntansi serta

“Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang /Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Pascakualifikasi tanggal 24 Juli 2012 dan penetapan pemenang tanggal 25 Juli 2012 Pekerjaan Pengadaan Sarana Olah Raga Untuk