• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR : Studi Pengembangan Program Bimbingan Belajar di SMP Labotarorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR : Studi Pengembangan Program Bimbingan Belajar di SMP Labotarorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB

KESULITAN BELAJAR

(Studi Pengembangan Program Bimbingan Belajar di SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :

ASEP SAMSUDIN

NIM 1004677

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Pemahaman Siswa Tentang Faktor Penyebab Kesulitan Belajar (Studi Pengembangan Program Bimbingan Belajar di SMP Labotarorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015) ” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 31 Agustus 2015 Pembuat Pernyataan,

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini, tidak lupa Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah SWT limpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabatnya, para pengikutnya dan ummatnya sampai akhir jaman, Amiin

Tesis ini berjudul “Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Pemahaman Siswa Tentang Faktor Penyebab Kesulitan Belajar (Studi Pengembangan Program Bimbingan Belajar di SMP Labotarorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)” disusun dalam rangka memenuhi salah satu dari sebagian

syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Karya tulis ini membahas tentang bimbingan belajar dan pemahaman siswa tentang faktor kesulitan belajar di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan karya tulis ini menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kemajuan dunia pendidikan.

Bandung, 31 Agustus 2015

Penulis

(4)

Proses penyelesaian tesis ini tidak dapat berjalan dengan sendiri, akan tetapi terlaksana berkat dengan adanya dukungan dan dorongan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis secara sengaja secara tulus dan ikhlas menyampaikan rasa penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Agus Taufiq, M.Pd sebagai panasehat akademik dan pembimbing I pada penulisan tesis ini, yang bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan masukan yang sangat berarti dalam penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Dr. Suherman, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu menjadi inspirator dan motivator bagi penulis. Beliau dengan tulus ikhlas meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini. 3. Bapak Prof. DR. H. Furqon, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Pendidikan

Indonesia beserta stafnya, yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Bapak Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed selaku Direktur Sekolah Pascasarjana UPI dan Bapak serta Ibu Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling UPI antara lain: Bapak Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, Bp. Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd; Ibu Prof. Dr. Kusdwiratri Setiono; Bapak Prof. Dr. H. Juntika Nurikhsan, M.Pd; Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhman, M.Pd; Bapak Dr. Ilfiandra, S.Pd.M.Pd; Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Surya, M.Pd; Bapak Prof. Dr. H. Rochman Natawidjaya; Ibu Dr. Tina Hayati, S.Pd.M.Pd.,MA; Bapak Dr. Nandang Rusmana, M. Pd; Ibu Dr. Nani M. Sugandhi, M.Pd; serta seluruh Staf Akademik SPs UPI.

(5)

v

6. Bapak Kepala Sekolah Menengah Pertama Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Drs. H. Mulyana Abdullah, M.Pd.I. beserta guru-guru dan staf TU 7. Secara khusus kepada Bapak Agus Kusmayadi, S.Pd dan Ibu Desi Widhiarti,

S.Pd, sebagai guru Bimbingan Konseling di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung yang telah banyak membantu penulis untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan membantu dalam banyak hal.

8. Bapak Kepala SMPN 1 Ciranjang, Drs. D. Zulkifli, M.Pd. yang telah memberikan izin dan dukungannya kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UPI. Selanjutnya kepada seluruh Dewan Guru dan staf TU SMPN 1 Ciranjang, penulis sampaikan ucapkan terima kasih atas dukungannya.

9. Secara khusus, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada istriku tercinta Tatin Handiati, S.Pd. beserta calon bayi tercinta yang saat ini sedang menunggu saaat-saat kelahiranya, yang telah memberikan dorongan, perhatian, dan kasih sayang, serta do’anya sehingga sampai pada penulisan tesis ini dengan lancar.

10. Terima kasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada yang tercinta dan yang sangat dihormati ayahanda Yunus Suherman (Almarhum), ibunda Siti Fatimah (Almarhumah), mertua tercinta H. Uleh, serta ibu mertua Hj. Kokom Komariah, S.Pd. yang dengan penuh kasih sayang dan doa restunya mendorong penulis untuk tidak mudah menyerah dan terus berjuang menjalani seluruh rangkaian pendidikan hingga penyelesaian studi ini,

11. Kakak dan adik-adikku tersayang Agus Gunawan, Andi Priandani, Aan Hasanah, Anny Andrani beserta suami dan istri serta anak-anak mereka yang telah memberikan dukungan do’a, moril maupun material serta semangat dan motivasi untuk menyelesaikan studi ini.

(6)

proses perkuliahan, yaitu Dewang Sulistiana, Muhammad MH. dan Titoni A. Rauf,

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.

Akhirnya penulis menyadari denan sepenuhnya, bahwa masih banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut serta berperan dalam penyelesaian tesis ini, yang tidak mungkin disebutkan satu per satu pada lembar yang sangat terbatas ini. Selanjutnya, semoga Allah Subhannahu Wata'ala senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, semoga amal baik mereka dibalas dengan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Amin.

Bandung, 31 Agustus 2105 Penulis,

(7)

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Asep Samsudin. (2015). PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR (Studi Pengembangan Program Bimbingan Belajar di SMP Labotarorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)” Pembimbing I Dr. Agus Taufiq, M.Pd, Pembimbing II Dr. Suherman, M.Pd.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh terdapatnya banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh pemahaman yang rendah tentang faktor penyebab kesulitan belajar. Tujuan penelitian ini adalah menyusun program bimbingan belajar untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar yang dihadapinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi experiment dan desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design. Prosedur penelitian meliputi studi pendahuluan, studi dokumentasi, penyusunan dan validasi instrumen, penyusunan dan validasi program, uji coba, revisi dan treatmen. Hasil penelitian menunjukkan temuan berupa : (1) dalam profil kesulitan belajar siswa Kelas VIII SMP yang diteiliti, menunjukan masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar dilihat dari rata-rata nilai rapot maupun dilihat dari hasil perolehan angket pengungkap pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar: (2) program bimbingan belajar yang dirumuskan berdasarkan pemahaman faktor penyebab kesulitan belajar terbukti membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang faktor kesulitan belajarnya; (3) Program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan terbukti membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang aspek motivasi, aspek situasi pribadi, dan aspek situasi lingkungan sosial siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi pada pengembangan program bimbingan belajar di sekolah.

(8)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah…………...………..

B. Rumusan Masalah dan Pernyataan Penelitian ...……..………..

C. Tujuan Penelitian………

D. Manfaat Penelitian ………..…………...… E. Metode Penelitian………..……….…….………... F. Populasi dan Sampel Penelitian ....…………..………..………. G. Sistematika Penelitian………...….……….

(9)

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.………

A. Deskripsi Hasil Penelitian………. B. Pembahasan Hasil Penelitian……….

C. Keterbatasan Penelitian……….

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI………...

A. Simpulan………..………..………

B. Rekomendasi……….

DAFTAR PUSTAKA………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I – Surat-Surat Penelitian Lampiran II – Intrumen Penelitian

Lampiran III – Program Bimbingan Belajar Lampiran IV – Dokumentasi Penelitian

RIWAYAT HIDUP

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Pedoman Skoring bagi Jawaban Responden Penelitian ... 11

3.1 Sampel Penelitian ... 62

3.2 Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Siswa sebelum uji coba ... 66

3.3 Pedoman Skoring bagi Jawaban Responden Penelitian ... 67

3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 68

3.5 Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Siswa setelah uji coba ... 69

3.6 Kategori Pemahaman Siswa Tentang Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ... 73

3.7 Gambaran Umum Pemahaman Siswa ... 73

4.1 Profil Umum Jumlah Siswa Kelas VIII yang mengalami Kesulitan Belajar di SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 79

4.2 Profil Umum Pemahaman Siswa tentang Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Kelas VIII di SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 80

4.3 Profil Umum Pemahaman Siswa tentang Faktor Penyebab Kesulitan Belajar berdasarkan sub Aspek Kelas VIII di SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 82

(11)

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

(13)

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Profil Umum Jumlah Siswa Kelas VIII yang mengalami Kesulitan Belajar di SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Tahun

Ajaran 2014/2015 ... 79 4.2 Profil Umum Pemahaman Siswa tentang Faktor Penyebab Kesulitan

Belajar Kelas VIII di SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 81 4.3 Skor Pre test dan Post test Kelompok Kontrol ... 97 4.4 Skor Pre test dan Post test Kelompok Eksperimen ... 98 4.5 Perbedaan Gain Skor Kelompok Kontrol dan Kelompok

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan hidup seorang individu tidak akan terlepas dari proses pendidikan, karena pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup individu itu sendiri. Melalui pendidikan, individu memperoleh informasi dan pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada.

Pendidikan bertujuan menyiapkan seseorang (siswa) menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan harus memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat dan kebudayaan nasional (Depdikbud, 1992:149). Pernyataan tersebut dapat memberikan makna bahwa pendidikan adalah merupakan unsur penting dalam membangun masyarakat, kebudayaan dan perkembangan bangsa. Pentingnya upaya pendidikan, disebutkan dalam Undang- Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th 2003 Bab 2 Pasal 3 sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(15)

2

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Usaha dalam mengembangkan potensi individu dalam pendidikan diantaranya dilakukan dengan mengacu pada dua komponen utama yaitu, kurikulum program pendidikan dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan usaha strategis untuk mewujudkan tujuan pendidikan, karena di dalamnya terdapat program dan aktivitas belajar untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal, yaitu situasi di mana siswa telah dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang terdapat di dalam dirinya.

Salah satu indikator pencapaian keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari prestasi yang didapatkan, karena prestasi belajar siswa merupakan manifestasi dari perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Namun demikian kenyataan, tidak semua siswa dapat mencapai prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki, banyak di antara siswa tidak menampilkan hasil optimal.

Jumlah siswa yang tidak menampilkan prestasi sesuai dengan potensinya di setiap sekolah mungkin belum dapat diketahui dengan pasti, tetapi hal yang cukup mengejutkan dapat dilihat dari dari beberapa hasil penelitian berikut. Di Amerika Serikat diperkirakan jumlah siswa yang tidak menampilkan prestasi sesuai dengan potensinya berkisar antara 15 sampai 50 persen (Marland, 1992), sedangkan di Inggris jumlahnya mencapai 25 persen (Pringle, dikutip Whitemore, 1999)

(16)

rata-rata prestasi belajarnya didapat dari 306 siswa kelas XI, sebanyak 76 atau sekitar (24,8%) orang siswa termasuk berprestasi kurang.

Data hasil penelitian tersebut menggambarkan walaupun jumlah siswa berpretasi kurang sangat bervariasi, namun diyakini bahwa siswa yang mendapatkan prestasi akademik yang tidak sesuai dengan potensinya akan selalu tampak dalam setiap sekolah. Kurangnya prestasi belajar pada siswa, mengindikasikan kesulitan belajar yang dialaminya. Berkenaan dengan prestasi belajar siswa yang rendah di sekolah khusus di SMP, Sri Sulastri (1996) dalam penelitianya menjelaskan bahwa permasalahan belajar yang dihadapi siswa-siswa di SMP diantaranya adalah kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya beberapa perilaku negatif seperti membolos,

merokok, perkelahian, mencontek, dan tidak mau bertanya.

Para ahli dalam bidang pendidikan, psikologi dan juga bimbingan yang berpendapat bahwa anak yang mendapat prestasi belajarnya rendah atau tidak bagus disebabkan tidak hanya oleh faktor internal dirinya saja (inteletual, kognitif) akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor eksternal dirinya (lingkungan). Muhibbin Syah (2004:172) mengungkapkan tentang beberapa fenomena kesulitan belajar, menurutnya kesulitan belajar siswa akan tampak jelas dari kinerja akademik atau prestasi belajar yang rendah, namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku (misbehavior) siswa seperti, suka berteriak-teriak di dalam kelas, mengganggu teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan sering membolos dari sekolah.

Selanjutnya Muhamad Surya (Suliasih, 2004:6) secara lebih rinci mengungkapkan beberapa ciri perilaku siswa yang diindikasikan mengalami kesulitan belajar yaitu:

a. Nilai belajar yang rendah dibandingkan rata-rata nilai kelompok atau potensinya

b. Usaha yang telah dilakukan tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh c. Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas kegiatan belajar

(17)

4

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Membolos, datang terlambat, tidak mau mencatat, tidak teratur, mengasingkan diri

f. Gejala emosinya yang kurang wajar, yaitu pemurung, mudah tersinggung, pemarah dan lain-lain

Kesulitan belajar yang terjadi pada siswa pada hakekatnya memang memiliki sumber yang beragam, namun pada kenyataanya semua mengarah pada pemahaman siswa terhadap belajar itu sendiri, serta faktor-faktor yang melatar belakanginya. Muhamad Surya (1986:145) menjelaskan bahwa pemahaman siswa terhadap faktor cara belajar merupakan salah satu penyebab munculnya kesulitan belajar.

Prestasi belajar siswa yang rendah di sekolah adalah sebuah masalah yang umum dialami sekolah, dalam hal ini termasuk SMP sebagai sebuah sekolah tingkat menengah. Deskripsi tentang kesulitan belajar yang diuraikan di atas adalah hanya sebagian kecil saja dari sekian banyak fenomena kesulitan belajar yang dihadapi siswa di sekolah, apalagi kalau kita mencoba mengklasifikasikannya berdasarkan tingkatan kelas, tentu masAlah kesulitan itu akan beragam.

SMP sebagai sekolah mempunyai tiga tingkatan kelas yaitu kelas VII, VIII dan IX. Kondisi siswa SMP kelas VII (kelas I) adalah berada pada masa peralihan dari masa Sekolah Dasar (SD) ke masa Sekolah Menengah Pertama (SMP), sehingga mereka memerlukan penyesuaian diri terhadap lingkungan barunya, termasuk didalamnya adalahan lingkungan belajar. Kondisi siswa kelas VIII (kelas II) adalah berada masa memasuki remaja awal yang ditandai dengan mulai munculnya perilaku agresif, seperti cenderung menggunakan emosi saat mengambil keputusan, kurang

mampu mengatasi masalah sendiri dan kurang percaya diri, melakukan perbuatan

tanpa dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan kondisi siswa kelas IX (kelas III)

(18)

Menghadapi situasi sepert ini, tentu saja sekolah tidak bisa berdiam diri dan berpangku tangan, sekolah harus mencari cara yang terbaik bagi para siswanya untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya. Oleh karena itu perlu ada suatu usaha yang terprogram dan berkesinambungan dalam menangani dan mengatasi para siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan usaha terprogram dan berkesinambungan adalah program layanan bimbingan belajar yang merupakan bagian dari program bimbingan konseling di sekolah. Adanya layanan bimbingan belajar ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah rendahnya prestasi

belajar yang dicapai oleh sebagian siswa di sekolah.

Berkenaan dengan bimbingan belajar atau bimbingan akademik, Syamsu Yusuf dan Juntika (2005 : 10) dalam hal ini menyebutkan bahwa bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Adapun yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/ konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perenncaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.

Lebih lanjut Syamsu Yusuf dan Juntika (2005:11) menegaskan bahwa bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/pendidikan.

Adanya kenyataan bahwa masih terdapat sebagian siswa yang mempunyai masalah prestasi belajar rendah yang disebabkan oleh pemahaman tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya yang rendah walaupun di sekolah sudah ada program layanan bimbingan belajar yang diberikan, menarik penulis untuk mencoba mengangkatnya menjadi sebuah penelitian mengenai program bimbingan belajar untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya.

(19)

6

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah penelitian ini dibatasi pada pengembangan program bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar di SMP berdasarkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar. Selanjutnya untuk pelaksanaan bimbingan belajar, pada penelitian ini terfokus pada pengumpulan informasi mengenai diri siswa, mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, pemberian informasi tentang faktor penyebab kesulitan belajar, hingga rekomendasi pada guru mata pelajaran untuk melakukan pembelajaran remedial.

Prestasi belajar rendah yang diraih oleh siswa di sekolah adalah sebuah gambaran bahwa siswa tersebut belum mampu memenuhi syarat-syarat atau kriteria yang telah ditentukan. Salah satu syarat atau kriteria itu adalah KKM atau kriteria ketuntas minimal. Apabila seorang siswa mendapatkan nilai yang sama atau lebih dari KKM yang telah ditentukan oleh seorang guru dalam sebuah mata pelajaran, maka siswa tersebut sudah memenuhi ketuntasan dan prestasi yang dicapainya itu bisa dikategorikan prestasi belajar yang bagus atau tinggi. Sebaliknya apabila seorang siswa mendapatkan nilai yang kurang dari KKM yang telah ditentukan oleh seorang guru dalam sebuah mata pelajaran, maka siswa tersebut belum memenuhi ketuntasan dan prestasi yang dicapainya itu bisa dikategorikan prestasi belajar yang tidak bagus atau rendah.

Adanya kenyataan sebagian siswa di sekolah mendapat prestasi belajar yang rendah, para ahli dalam hal ini telah sepakat bahwa siswa yang bersangkutan sedang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar bisa datang dan bersumber dari dalam diri atau dari luar diri siswa yang bersangkutan. Lebih lanjut kesulitan belajar bisa disebabkan oleh siswa terhadap faktor penyebab kesulitan belajar. Selanjutnya kesulitan belajar siswa di sekolah tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus ada sebuah

cara atau jalan untuk mengatasinya.

(20)

(2) layanan bimbingan, dan (3) layanan administratif. Khusus untuk menangani masalah kesulitan belajar siswa, maka layanan bimbingan adalah salah satu layanan yang harus diprogramkan secara terencana, terpadu dan berkelanjutan.

Program bimbingan dan konseling yang merupakan program layanan bimbingan di sekolah pada umumnya mempunyai empat jenis bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial. Belajar dan karir. Program bimbingan dan konseling ini secara umum bertujuan membantu siswa yang mengalami masalah, baik masalah pribadi, sosial, belajar atau karir. Bimbingan belajar adalah salah satu jenis bimbingan yang bertujuan membantu siswa yang mengalami masalah dalam belajar, khususnya adalah kesulitan belajar. Masalahnya adalah program bimbingan belajar yang bagaimana yang dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang

faktor penyebab kesulitan belajarnya ?

2. Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka pertanyaan penelitian dalam studi ini merujuk kepada hal berikut,

a. Bagaimana gambaran umum kesulitan belajar yang dialami siswa di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun ajaran 2014-2015?

b. Bagaimana rumusan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya di di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun ajaran 2014-2015?

C. Tujuan Penelitian

(21)

8

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengetahui gambaran umum tentang faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa siswa di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun ajaran 2014-2015

2. Merumuskan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun ajaran 2014-2015.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu : secara teoritis, hasil penelitian ini berupa pengembangan model bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Model bimbingan yang dikembangkan nantinya akan menjadi referensi bagi pihak terkait dalam menanggulangi masalah kesulitan belajar siswa SMP.

Manfaat secara praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a) Guru dapat mengetahui, memahami dan mempraktekkan model bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, sehingga bantuan dan bimbingan yang diberikan dapat berhasil secara maksimal, cepat dan tepat. b) Sebagai masukan untuk menyusun program bimbingan dan konseling guna

menanggulangi masalah kesulitan belajar siswa. 2. Bagi Prodi Bimbingan dan Konseling

a) Membantu mengembangkan mata kuliah yang berkenaan dengan pengembangan model layanan bimbingan belajar.

b) Memberikan informasi baru untuk penyempurnaan konsep belajar pada umumnya dan kesulitan belajar pada khususnya

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(22)

b) Membantu mengembangkan instrumen penelitian tentang pengembangan model layanan bimbingan belajar.

E. Metode Penelitian

1. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data berupa angka-angka (numerical) yang pengolahan datanya dilakukan dengan metode statistik. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk memperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam konteks penelitian ini pendekatan kuantitatif ditujukan untuk mengetahui perbedaan perubahan antara sebelum dilakukan tindakan (treatment) dan setelah dilakukan tindakan.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian, guna menguji efektivitas program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015, maka peneliti menggunakan metode penelitian quasi experiment, yaitu rancangan penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol/mengendalikan variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan experimen.Dalam quasi experiment tidak dilakukan penugasan random (random assigment), melainkan melakukan pengelompokkan subjek penelitian berdasarkan kelompok yang terbentuk sebelumnya (Azwar, 2008: 112).Alasan peneliti menggunakan metode penelitian quasi experiment, yaitu karena peneliti tidak mungkin menempatkan subjek penelitian dalam situasi laboratorik murni yang sama sekali bebas dari pengaruh lingkungan sosial selama diberikan perlakuan eksperimental.

(23)

10

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan atau kondisinya.

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian yang diperlukan untuk menjaring dalam penelitian ini terdiri dari dua buah. Pertama gambaran tentang karakteristik kesulitan belajar siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015. Kedua gambaran layanan BK di sekolah selama ini khususnya yang berkaitan dengan penangan kesulitan belajar siswa. Untuk menjaring data pertama, peneliti ini menggunakan teknik komunikasi tidak langsung berupa angket. Teknik ini dipilih dengan tujuan agar orisinalitas jawaban siswa tidak terpengaruh oleh subjektivitas peneliti. Sementara itu, prosedur pengumpulan data dalam penelitian dilakukan langsung oleh peneliti pada sampel yang menjadi sasaran.

Lembaran jawaban pada angket siswa yang dikumpulkan kemudian diperiksa kelengkapannya satu persatu. Bila telah diperiksa , dan data yang diharapkan memadai untuk dijadikan data primer, maka data tersebut kumudian diambil melalui kuisioner singkat berupa nama, kelas dan jenis kelamin. Data-data tersebut kemudian di administrasikanmelalui software microsof Excel.

Uuntuk menjaring data kedua, digunakan teknik studi dokumentasi khususnya yang berkaitan dengan berkas-berkas layanan program bimbingan dan konseling khususnya yang berkaitan dengan langkah-langkah preventif maupun kuratif baik itu berupa program terencana maupun yang insidental berbaikan dengan kesulitan belajar.

b. Pengembangan Instrumen Penelitian

(24)

terhadap faktor penyebab kesulitan belajar. Instrumen penelitian tersebut dikembangkan dalam bentuk pertanyaan dengan dua pilihan jawaban yaitu Ya atau Tidak. Responden diminta untuk memilih salah satunya sesuai dengan kondisi asli dirinya. Hal ini tersebut termasuk di awal instrumen yaitu responden diminta untuk mengisi bagian identitas yang berisi jenis kelamin, asal kelas, maka pelajaran yang paling tidak disukai dan yang paling disukai beserta alasannya.

Pertanyaan dalam instrumen (angket penelitian dibuat bervariasi. Variasi tersebut diwujudkan dalam bentuk pertanyaan yang favourrable dan non favourrable. Angket tersebut dikembangkan mengikuti standar pengembangan

instrumen yaitu teruji validitas dan reabilitasnya. Prosedur pengembangan instrumen dijelaskan pada bagian selajutnya. Berikut ini adalah pedoman dalam melakukan skoring terhadap hasil jawaban siswa

Tabel 1.1

Pedoman Skoring Bagi Jawaban Responden Penelitian

No. Alternatif Jawaban Favourable Non-Favourable

1 Ya 1 0

2 Tidak 0 1

Kemudian pedoman studi dokumentasi yang digunakan dikembangkan dalam bentuk daftar checklist ( ) berkaitan dengan ada tidaknya program atau langkah-langkah kegiatan untuk menangani termasuk mencegah terjadinya kesulitan belajar siswa baik yang sifatnya preventif terencana maupun kuratif insidental.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

(25)

12

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

biaya dan waktu penelitian, maka digunakan sampling. Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang objek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhadap seluruh populasi.

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1993:104). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhadap seluruh populasi. Secara spesifik, sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian merupakan siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung yang mengalami gejala kesulitan belajar. Adapun kriteria siswa yang termasuk dalam kategori sampel ialah siswa yang memiliki nilai raport dibawah rata-rata dari nilai siswa lain di kelas nya.

G. Sistematika Penulisan

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang pendekatan dan desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, rancangan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa mengenai faktor penyebab kesulitan belajar, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan langkah-langkah penelitian.

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data berupa angka-angka (numerical) yang pengolahan datanya dilakukan dengan metode statistik. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk memperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam konteks penelitian ini pendekatan kuantitatif ditujukan untuk mengetahui perbedaan perubahan antara sebelum dilakukan tindakan (treatment) dan setelah dilakukan tindakan.

(27)

59

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian quasi experiment, yaitu karena peneliti tidak mungkin menempatkan subjek penelitian dalam situasi laboratorik murni yang sama sekali bebas dari pengaruh lingkungan sosial selama diberikan perlakuan eksperimental.

Sesuai dengan rancangan penelitian bahwa penelitian ini menggunakan metode quasi experiment, maka peneliti menggunakan desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design, yaitu jenis desain yang

biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan atau kondisinya.

Dalam desain ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibandingkan secara acak (random). Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan (treatment) melalui program bimbingan belajar pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional pada kelompok kontrol, dan terakhir diberikan posttest. Alasan peneliti menggunakan desain ini adalah sebagai manipulasi, dimana peneliti menjadikan variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara kelompok yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan kelompok yang tidak memperoleh perlakuan/ manipulasi (kelompok yang memperoleh perlakuan konvensional).

Pada penelitian ini yang akan diubah oleh peneliti adalah masalah pemahaman siswa terhadap faktor penyebab kesulitan belajar. Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010: 116)

Gambar 3.1

Desain Penelitian Kuasi Eksperimen

KE O1 X O2

(28)

Keterangan:

X = Teknik Restrukturisasi Kognitif - = Perlakuan Konvensional

O1,3 = Pretest

O2,4 = Posttest

KE = Kelompok Eksperimen KK = Kelompok Kontrol

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015

2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998:115). Populasi dalam penelitian ini ditentukan menurut kriteria berikut:

a. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

b. Asumsi pemilihan populasi yaitu siswa kelas VIII adalah sebagai berikut: 1) Siswa kelas VIII berada dalam rentang usia remaja, yaitu berkisar

(29)

61

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memikirkan semua kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan masalah.

2) Siswa kelas VIII termasuk kategori “remaja” yang memiliki kecenderungan untuk mencari identitas diri yang rentan terhadap cara pandang/penilaian terhadap diri yang salah (memiliki kesulitan belajar), sesuai dengan responden yang diperlukan dalam penelitian.

3) Siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung mendapatkan perlakuan konvensional berupa layanan bimbingan dan konseling secara rutin oleh guru pembimbing di sekolah, sehingga peneliti mencoba membandingkan perlakuan konvensional tersebut dengan perlakuan (treatment) yang peneliti berikan sesuai dengan rancangan penelitian yang dibuat peneliti.

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:117). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhadap seluruh populasi.

Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhadap seluruh populasi. Secara spesifik, sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian merupakan siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI bandung yang mengalami kesulitan belajar. Kriteria siswa yang menjadi sampel penelitian adalah siswa yang memiliki nilai raport dibawah rata-rata dari siswa lain di kelas nya.

(30)

1) Mengumpulkan dan mengidentifikasi kesulitan belajar siswa berdasarkan nilai raport dengan metode PAP dan PAN

2) memberikan pretest kepada seluruh siswa kelas VIII yang bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Instrumen penelitian diberikan setelah di judgment oleh pakar/ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini sejumlah siswa yang terindikasi memiliki kesulitan belajar;

3) dari sejumlah siswa yang memiliki kesulitan belajar tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu siswa untuk kelompok eksperimen dan siswa untuk kelompok kontrol.

Secara rinci sampel penelitian dapat dilihat dari tabel pada halaman selanjutnya.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

NO. KELAS JUMLAH SISWA

KESELURUHAN

JUMLAH SISWA DENGAN GEJALA KESULITAN

BELAJAR

1. VIII A 37 12

2. VIII B 35 12

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini memuat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program bimbingan belajar, sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar. Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam memahami

masalah penelitian, maka istilah-istilah dalam penelitian ini dijelaskan secara operasional dalam uraian berikut:

(31)

63

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program bimbingan belajar ini merupakan salah satu bagian umum dari layanan program bimbingan konseling yang digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dengan cara memberi pengalaman baru untuk mengubah dan

meningkatkan pemahaman tentang faktor penyebab kesulitan belajar, baik yang

timbul dalam dirinya atau di luar dirinya.

Selanjutnya program bimbingan belajar akan diberikan kepada siswa yang terindikasi mempunyai kesulitan belajar dengan cara memberikan pengalaman belajar yang baru melalui materi-materi yang telah disiapkan sebanyak 5–7 sesi pertemuan. Materi-materi yang diberikan itu berdasarkan kepada hasil alat ungkap pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya.

Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan program bimbingan belajar adalah program yang disusun secara sistematis, terencana, terarah dan terpadu

untuk membantu siswa meningkatkan pemahamanya tentang faktor penyebab

kesulitan belajar, siswa yang dimaksud adalah siswa kelas VIII SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tujuan dari program bimbingan belajar ini adalah untuk merancang program atau kegiatan bimbingan belajar yang tepat dan terpadu untuk mengatasi kesulitan belajar siswa melalui pemahamannya tentang faktor kesulitan belajar yang dialami. Dasar pengembangan program bimbingan belajar ini mengacu pada data empiris mengenai kesulitan belajar siswa dilihat dari faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar tersebut. Adapun struktur program bimbingan belajar yang dirancang sebagai berikut,

a) Orientasi Program yaitu merupakan penjelasan tentang pentingnya disusun program bimbingan belajar untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015.

(32)

c) Jenis program bimbingan belajar yang dikembangkan yaitu program yang memberikan keterampilan dan kemampuan kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar d) Sasaran program bimbingan belajar ini adalah siswa kelas VIII SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015. e) Strategi pelaksanaan program dilakukan melalui setting kelompok.

f) Personil yang terlibat dalam pelaksanaan program bimbingan anta lain adalah guru pembimng dan guru bidang studi SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung, orang tua siswa dan pihak-pihak yang dapat mendukung dalam proses bimbingan.

g) Evaluasi yang dilakukan yaitu mencakup evaluasi program dan hasil.

2) Pemahaman siswa Terhadap Faktor Penyebab Kesulitan belajar

Salah satu variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya. Selanjutnya yang dimaksud dengan

pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar siswa SMP adalah tanggapan atau pemikiran yang dimliki siswa SMP tentang factor-faktor penyebab kesulitan belajarnya. Tanggapan atau pemikiran rendah yang dimiliki siswa itu dapat menghambat atau menjadi kendala dalam proses penyesuaian diri siswa dengan tuntutan belajarnya, sehingga demikian proses kegiatan belajar siswa terganggu dan tidak mendapat hasil sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pemahaman yang rendah tentang faktor kesulitan belajar tersebut menjadi kendala bagi dirinya, baik itu muncul dari dalam diri atau diluar dirinya, dan hal itu menyebabkan ia tidak mendapatkan nilai sama atau lebih dari kriteria minimal yang disyaratkan atau tidak memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal) atau memiliki nilai yang lebih rendah dari nilai rata–rata pencapaian siswa lain di kelasnya.

(33)

65

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau faktor penyebabnya. Berkenaan dengan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, dalam hal ini Surya (1992:87) menyatakan bahwa kesulitan belajar yang dihadapi siswa disebabkan oleh berbagai faktor baik yang terdapat dalam dirinya maupun di luar dirinya, yaitu :

1. Faktor-faktor yang terletak dalam diri siswa sebagai berikut: (a) kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa; (b) kurangnya bakat khusus; (c) kurangnya motivasi; (d) situasi pribadi; (e) faktor jasmaniah; (f). faktor-faktor bawaan.

2. Faktor yang terletak di luar diri siswa baik yang terdapat di sekolah, di rumah maupun di masyarakat sebagai berikut.

a) Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai b) Situasi dalam keluarga yang kurang mendukung

c) Situasi lingkungan sosial yang mengganggu keadaan siswa.

Berdasarkan kepada pendapat Surya (1992:87) diatas, maka rencana konstruksi atau pembuatan instrumen pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya akan mengacu kepada dua faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu factor dari dalam diri dan factor dari luar diri siswa.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka alat pengumpul data yang dikembangkan adalah berupa angket pemahmanan siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar, angket ini selanjutnya akan digunakan

untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman siswa terhadap faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya kesulitan belajar sebelum dan sesudah mengikuti program bimbingan belajar.

1. Pengembangan kisi-kisi Instrumen

Instrumen pemahmanan siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel. Instrumen ini berisi

(34)

kepada faktor dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Mohammad Surya (1992: 87). Adapun kisi-kisi instrumennya disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi InstrumenPemahaman Siswa tentang Faktor penyebab Kesulita belajar

sebelum uji coba

No Aspek Sub Aspek Indikator Item Jml (+) (-)

1. Dalam

Diri

a. Kemampuan

Dasar

1) Kemampuan belajar dasar yang dimiliki

2) kemampuan diri dalam belajar

7 0 7

b. Bakat Khusus

1) Potensi dan bakat khusus yang dimiliki sebagai modal awal dalam belajar

5 2 7

c. Motivasi

1) Memiliki motivasi dalam belajar 2) Siswa memiliki kesadaran diri

dalam pencapaian prestasi belajar

3) Semangat dalam menjalani proses belajar

4) Konsistensi

7 0 7

d. Situasi Pribadi 1) Situasi pribadi dalam belajar

2) Kontrol emosi dalam belajar 6 1 7 e. Faktor Jasmani 1) Potensi fisik yang dimiliki

2) Kesehatan jasmani 4 3 7

f. Faktor Bawaan 1) Kelebihan dan kekurangan pribadi

(35)

67

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Luar

Diri

a. Lingkungan

sekolah

1) Adaptasi dengan lingkungan sekolah

1) Kedudukan diri dalam keluarga 2) Memahami situasi dan kondisi

keluarga

3) Mentaati peraturan dalam keluarga

6 1 7

3) Sikap pribadi dalam pergaulan

7 0 7

Jumlah 50 13 63

2. Pedoman Skoring

Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen digunakan untuk mengukur pemahmanan siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Pertanyaan dalam instrumen angket penelitian ini diwujudkan

dalam bentuk pertanyaan yang favourrable dan non favourrable. Selanjutnya angket tersebut dikembangkan mengikuti standar pengembangan instrumen dan diuji validitas dan reabilitasnya. Adapun kriteria penskoran untuk mendapat skor angket kesulitan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.3

Pedoman Skoring Bagi Jawaban Responden Penelitian

No. Alternatif Jawaban Favourable Non-Favourable

1 Ya 1 0

2 Tidak 0 1

3. Penimbangan Instrumen (Expert Judgment) dan Uji Keterbacaan

(36)

Penimbangan instrumen dilakukan untuk memperoleh item-item yang valid serta dapat mengukur tingkat pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya. Instrumen penelitian ditimbang oleh dua orang pakar (Dr.

Nurhudaya, M.Pd. dan Dr. Nani M. Sugandi, M.Pd.) untuk dikaji dan ditelaah dari segi isi, redaksi kalimat, serta kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap (apakah item layak digunakan untuk mengungkapkan atribut yang dikehendaki oleh peneliti sebagai perancang instrumen). Selanjutnya Instrumen yang telah memperoleh penilaian dari kedua pakar kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari para penimbang tersebut. Setelah itu instrumen yang telah direvisi, kemudian dilakukan uji keterbacaan oleh lima responden untuk mengetahui apakah setiap item dapat dan mudah dipahami oleh responden.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan software SPSS version 17.0 for Windows.

Hasil uji validitas dari 63 item instrumen yang diujicoba sebanyak 37 item dinyatakan valid dan sisanya sebanyak 26 item dibuang dapat dilihat pada lampiran II (pengolahan data).

Untuk menguji konsistensi dan keterandalan hasil ukur dari instrumen ini, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada instrumen kesulitan belajar dengan

menggunakan software SPSS version 17.0 for Windows diperoleh koefisien Alpha Cronbach untuk kesulitan belajar siswa sebesar α = 0, 864.

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2010: 149) yang disajikan pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.4

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

(37)

69

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel tersebut maka reliabilitas instrumen pengungkap faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada penelitian memiliki reliabilitas pada tingkat sangat tinggi yaitu 0,864 artinya instrumen pengungkap penyebab kesulitan belajar siswa pada penelitian ini layak digunakan sebagai alat ungkap atau pengumpul data.

Berdasarkan hasil akhir pengujian instrumen pada penelitian, maka didapatkan kisi–kisi instrumen penelitian setelah uji coba sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Siswa tentang Faktor penyebab Kesulitan belajar

sesudah uji coba

1) Kemampuan belajar dasar yang dimiliki

2) kemampuan diri dalam belajar

4 0 4

1) Memiliki motivasi dalam belajar 2) Siswa memiliki kesadaran diri

dalam pencapaian prestasi belajar

(38)

d. Situasi Pribadi 1) Situasi pribadi dalam belajar

2)Kontrol emosi dalam belajar 3 0 3 e. Faktor Jasmani 1) Potensi fisik yang dimiliki

2) Kesehatan jasmani 3 1 4

f. Faktor Bawaan 1) Kelebihan dan kekurangan pribadi

dalam belajar 5 0 5

2. Luar

Diri

a. Lingkungan

sekolah

1) Adaptasi dengan lingkungan sekolah

3) Mentaati peraturan dalam keluarga

5 0 5

E. Rancangan Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Pemahaman Siswa

terhadap Faktor Penyebab Kesulitan Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP

Labschool UPI Bandung

Untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah, maka dalam studi ini akan dirancang program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya sebagai upaya intervensi terencana dalam rangka meningkatkan pemahaman yang dimilikinya. Rancangan program bimbingan belajar ini akan melalui uji kelayakan (judgment) oleh pakar program bimbingan dan konseling. Adapun rancangan secara umumnya adalah yaitu sebagai berikut:

1. Proses Penyusunan Program

(39)

71

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a) Penyusunan Program

Penyusunan program dilakukan peniliti berdasarkan hasil analisis data penelitian. Hasil data analisis tersebut dijadikan sebagai landasan dalam penyusun program.

b) Validasi Program

Langkah berikut setelah melakukan penyusunan program adalah validasi program yang dilakukan oleh 2 orang ahli dan 1 orang praktisi lapangan. Hasil validasi program akan dijadikan sebagai rujukan dalam proses revisi penyusunan program bimbingan belajar untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.

2. Revisi Program

Tahap berikutnya revisi program yang telah divalidasi. Program yang dihasilkan diharapkan menjadi rekomondasi bagi guru layanan bimbingan di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

3. Alur Penelitian

Alur atau tahap penelitian dalam pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya dapat ditunjukan dalam Bagan 3.1 berikut.

Bagan 3.1

PENDAHULUAN PERENCANAAN PELAKSANAAN HASIL

(40)

F. Langkah-langkah Implementasi Pelaksanaan program bimbingan belajar

berdasarkan Pemahaman Siswa tentang Faktor Penyebab kesulitan

belajarnya

Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

Pelaksanaan pre-test di kelas VIII SMP SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

a) untuk mengetahui siswa yang dianggap memiliki kesulitan belajar b) Penentuan sampel pada siswa yang dianggap memiliki kesulitan belajar c) Pelaksanaan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa

tentang factor penyebab kesulitan belajarnya dilakukan selama 5-7 sesi pertemuan.

d) Pelaksanaan post-test setelah sesi intervensi dilaksanakan.

e) Penyajian laporan tentang pelaksanaan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya. .

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai siswa yang memiliki kesulitan belajar . Data tersebut dikumpulkan dengan cara menyebarkan angket kepada seluruh siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan tujuan dapat menjaring siswa yang teridentifikasi memiliki kesulitan belajar.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1) studi dokumentsi, yaitu kegiatan yang dilakukan dengan

(41)

73

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menelaah data-data utama yang diperlukan, seperti buku laporan pendidikan siswa, data psikotes dan data pendukung lainnya, 2) angket pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya, yaitu untuk melihat gambaran

mengenai tingkat pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya.

H. Teknik Analisis Data

Data mengenai masalah kesulitan belajar siswa yang akan diintervensi melalui pelaksanaan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya akan dianalisis dengan cara

kuantitatif. Teknik analisis data dalam hal ini dimulai dengan mengukur validitas instrumen yang melibatkan pakar dalam bidang bimbingan dan konseling, dan reliabilitas instrumen dengan melibatkan siswa.

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji tanda dan uji Wilcoxon. Uji ini adalah pengujian perbedaan rata-rata yang biasa dilakukan oleh peneliti yang bermaksud mengkaji efektivitas suatu perlakukan (treatment) dalam mengubah suatu perilaku dengan cara membandingkan antara keadaan sebelum dengan keadaan sesudah perlakuan itu diberikan.

1) Kriteria gambaran umum Pemahaman Siswa

Gambaran umum Pemahaman siswa dibagi menjadi tiga kelompok kriteria, yaitu Pemahaman Siswa tinggi, sedang dan rendah, ketiga kelompok kriteria itu dapat dilihat pada dalam 3.5 dibawah ini:

Tabel 3.6

Kategorisasi Pemahaman Siswa tentang Faktor penyebab Kesulitan

belajar

Kriteria Pemahaman

(42)

Tinggi X > Min Ideal + 2.Interval

Sedang Min Ideal + Interval < X ≤ Min Ideal + 2.Interval

Rendah X ≤ Min Ideal + Interval

Sumber: (Sudjana, 1996:47)

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.6, maka kriteria pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya, akan digunakan sebagai acuan dalam pengelompokan skor pemahaman siswa dan dapat dilihat dalam Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7

Gambaran Kriteria Pemahaman siswa tentang Faktor penyebab

Kesulitan belajarnya

Kriteria Pemahaman

Siswa Rentang

Tinggi X > 24,6

Sedang 12,3 < X ≤ 24,6

Rendah X ≤ 12,3

2) Uji hipotesis

(43)

75

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode lain/konvensional). Tujuan uji tanda dan wilcoxson ini ini adalah untuk memperoleh fakta empirik tentang efektivitas program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya tersebut dibandingkan dengan “metode lain” yang diterima oleh

kelompok control. Teknik pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0.

Uji efektivitas atau keberhasilan program bimbingan belajar untuk meningkatkan pemahman siswa menggunakan uji tanda dan uji wilcoxson dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

(a) Hipotesis

H0 :

µ

eksperimen = µkontrol

Program bimbingan belajar tidak berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya H0 :

µ

eksperimen > µkontrol

Program bimbingan belajar berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya

(b) Dasar pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan uji tanda yang membandingkan antara banyaknya tanda-tanda positif dan tanda negatif pada sebaran data, digunakan rumus sebagai berikut :

X2 = (n1-n2-1)2

n1-n2

X2 = distrbusi sebaran n1 = Jumlah tanda Positif (+)

n2 = Jumlah tanda Negatif (-)

X2 = (n1-n2)-1)2

(44)

berdasarkan perhitungan rumus tersebut maka pengambilan keputusan atau kesimpulan dinyatakan sebagai berikut:

H0 : P = 0,5

H1 : P  0,5

Penilaian terhadap uji hipotesis menggunakan uji wilcoxon dilakukan dengan menggunakan perhitungan SPSS 16.0 dengan ketentuan nilai probabilitas (nilai p)sebagai berikut:

Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak

Jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima

I. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Studi dokumentasi yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara menelaah data-data utama yang diperlukan dalam penelitian, seperti buku laporan pendidikan siswa, data psikotes dan data pendukung lainnya

b. Menentukan subjek penelitian. Dengan menggunakan teknik purposive sampling ditetapkan satu kelompok sebagai kelas eksperimen dengan

menggunakan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang factor kesulitan belajarnya sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol dengan perlakuan konvensional (yang biasa dilakukan) di sekolah tempat penelitian.

(45)

77

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa angkaet pengungkap pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya untuk mengetahui siswa-siswa yang dianggap atau teridentifikasi memiliki kesulitan belajar .

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan tes awal (pretest) untuk mengetahui kesulitan belajar siswa kelas VIII SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Tahun 2014/2015 sebelum dilaksanakan perlakuan.

b. Pelaksanaan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya.

1) Menetapkan jadwal pelaksanaan treatmen yang sesuai dengan hasil kesepakatan dengan siswa yang menjadi sampel penelitian pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan sesuai persetujuan pihak sekolah

2) Mengkondisikan kelompok yang sudah ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga siswa mengetahui dengan baik kegiatan yang akan diikuti.

3) Melaksanakan program bimbingan belajar untuk mengatasi kesulitan belajar siswa kepada kelompok eksperimen yang dirancang 5-7

perlakuan/treatmen.

c. Observasi terhadap pelaksanaan program bimbingan belajar pada kelompok eksperimen untuk mengetahui keberhasilan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya.

(46)

3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data

a. Mengolah skor tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pemahaman siswa tentang factor penyebab kesulitan belajarnya.

b. Melakukan uji persyaratan statistik (keefektifan) tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, melakukan analisis data dengan menggunakan uji tanda dan uji Wilcoxon untuk mengetahui tingkat efektivitas sebelum dan sesudah perlakuan/treatmen, melakukan uji Gain Score untuk mengetahui selisih antara skor posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

c. Menyajikan dan membahas hasil penelitian. d. Menarik kesimpulan

(47)

Asep Samsudin, 2015

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERD ASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan hasil studi dan pengembangan program bimbingan belajar berdasarkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajarnya dapat dipaparkan sebagai berikut,

1. Profil kesulitan belajar siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung menunjukan sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan belajar, namun demikian masih terdapat beberapa siswa yang terindikasi mengalami kesulitan belajar bila dilihat dari rata-rata nilai raport yang didapat maupun bila dilihat dari hasil perolehan angket pengungkap pemahaman siswa terhadap faktor penyebab kesulitan belajar.

2. Program bimbingan belajar yang layak untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang faktor penyebab kesulitan belajar yang dialaminya sehingga ia mampu memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajarnya dalam penelitian ini, mengacu pada struktur sebagai berikut.

a. Orientasi program, menjelaskan tentang posisi bimbingan belajar dalam program bimbingan dan konseling,

b. Rasional program, menjelaskan tentang dasar teori dan dasar empiris sebagai need assessment pembuatan program bimbingan belajar untuk mengatasi kesulitan belajar siswa,

c. Deskripsi kebutuhan nyata siswa yang perlu mendapatkan layanan bimbingan belajar, sehingga pemberian bantuan atau intervensi sesuai dengan masalah yang dihadapinya,

d. Kompetensi konselor, menjelaskan tentang kemampuan konselor dalam melaksanakan program bimbingan belajar untuk mengatasi kesulitan belajar siswa,

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 3.1           Desain Penelitian Kuasi Eksperimen
Tabel 3.1  Sampel Penelitian
Tabel 3.2
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil dari perancangan adalah aplikasi pembelajaran kebudayaan Jawa bersifat read only dan berisi tentang materi adat istiadat, alat musik, lagu daerah, tarian tradisional,

[r]

Dikhususkan untuk anak-anak Sekolah Dasar kelas lima dan kelas enam dan Sekolah Menengah Pertama kelas satu dan kelas dua, yang dilakukan secara interaktif dengan gambar

PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM. STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti setelah dilakukan pelatihan perawatan perianal pada lembar observasi pada intrumen penelitian di dapatkan hasil terbanyak dengan

Penemuan metode- metode latihan yang dapat diaplikasikan dalam proses latihan sehari-hari dapat terlihat dengan jelas dalam ilmu keolahragaan secara keseluruhan

Akan tetapi, kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran listrik dan elektronika dasar.. masih