• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: studi desriptif analitik terhadap siswa SMP negeri 44 bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: studi desriptif analitik terhadap siswa SMP negeri 44 bandung."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN IPS

(Studi Desriptif Analitik Terhadap Siswa SMP Negeri 44 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

oleh:

Wendy Wahyu Mulyana (1002960)

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Penerapan Nilai-nilai Permainan Tradisional

dalam Pembelajaran IPS

(Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa SMP Negeri

44 Bandung)

Oleh

Wendy Wahyu Mulyana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Wendy Wahyu Mulyana 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

(Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa SMP Negeri 44 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing II

Dr. Hj. Siti Nurbayani, S.Pd., M.Si. NIP. 1972 1001 200112 2 001

Pembimbing I

Drs. Faqih Samlawi, MA. NIP. 1960 0408 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(4)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa SMP Negeri 44 Bandung)

Wendy Wahyu Mulyana (1002960) ABSTRAK

Penelitian ini mengedepankan permasalahan utama yaitu menurunnya nilai sosial, pengetahuan, dan emosi siswa dewasa ini dalam lingkungan bermasyarakat karena pengaruh dari berkembangnya permainan modern yang merupakan hasil dari kemajuan teknologi. Hal tersebut membuat siswa menjadi individualis dan sulit untuk berinteraksi terhadap lingkungannya, bekerjasama, bertoleransi, kurang kreatif dalam memecahkan permasalahan dan sulit mengendalikan diri. Maka dari itu diperlukan adanya pengembangan nilai-nilai tersebut terhadap siswa yang diaplikasikan ke dalam proses pembelajaran salah satunya melalui penerapan nilai-nilai permainan tradisional dalam pembelajaran IPS. Melalui permainan tradisional siswa akan belajar menghayati nilai-nilai yang terdapat dalam pelaksanaannya sehingga akan memenuhi kebutuhan nilai sosial, penegetahuan, dan emosinya dalam bermasyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pola interaksi dalam permainan tradisional, nilai kerjasama, toleransi, kreativitas, problem solving, pengendalian diri dan penerapan nilai-nilai permainan tradisional ke dalam pembelajaran IPS. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan teknik purposive

sampling dengan cara wawancara dan observasi. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa dan guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam permainan tradisional seperti pola interaksi, kerjasama, toleransi, kreativitas,

problem solving, dan pengendalian diri dapat diaplikasikan ke dalam

pembelajaran IPS karena pembelajaran IPS mengajarkan siswanya untuk mengamati dan mempelajari segala sesuatu yang terdapat di dalam lingkungannya sehingga siswa mampu beradaptasi dengan lingkungannya tersebut. Adapun cara penerapan nilai-nilai permainan tradisional dapat dilakukan dengan cara mengaitkan nilai-nilai permainan tradisional dengan kompetensi dasar mata pelajaran IPS dalam KTSP 2006 serta materi yang terdapat dalam pembelajaran IPS.

(5)

THE APPLICATION OF TRADITIONAL GAMES VALUES IN LEARNING SOCIAL SCIENCE

(The Analytic Descriptive Study of SMP Negeri 44 Bandung's Students)

Wendy Wahyu Mulyana (1002960) ABSTRACT

This research has focused on the main issue, it is about the decreasing of social value, education, and students emotion nowadays in society circle caused by the effect of modern games development as result of technology progress. It has made the students individualism and difficult to interact with others, to cooperate, to have tolerance, be creative less in solving problems, and hard to control themselves. Therefore, it is necessary to develop the values on themselves which has been applied into the process of study by applying the traditional games values in Social Science learning. Through the traditional games, the students will have learnt to comprehend the values in the application to fulfill the values of social, education, and emotion in the society. This research has been done to: Describe and analyze the pattern of interaction of the traditional games, cooperative values, tolerance, creativity, problem solving, self-control, and application of the traditional games values in the Social Science learning. The research approach has been used is qualitative approach, and the method is analytic descriptive method with purposive sampling technique by interviewing and having observation. The sample of this research are the students and teachers of Social Science subject at SMP Negeri 44 Bandung. Based on the taken result of the research that the values in traditional games such as interaction pattern, cooperation, tolerance, creativity, problem solving, and self-control can be applied into Social Science learning because the Social Science learning teaches students to observe and learn everything there in the environment so that students can adapt to the environment. The values of the traditional games which can be applied in the process of Social Science learning by linking to basic competency in the KTSP 2006 with materials in the Social Science subject learning.

(6)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifiksi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Konsep Pendidikan IPS ... 13

B. Hakikat Pembelajaran IPS ... 14

1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 14

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 17

C. Permainan Tradisional ... 18

1. Pengertian Permainan Tradisional ... 18

2. Karakteristik Permainan Tradisional... 20

(7)

c. Permainan Tradisional Boi-boi-an ... 29

D. Konsep Nilai ... 31

1. Pengertian Nilai ... 31

2. Sumber Nilai ... 33

3. Macam-macam Nilai ... 34

E. Indikator Nilai-nilai Permainan Tradisional ... 36

1. Nilai Pola Interaksi ... 37

2. Nilai Kerjasama ... 38

3. Nilai Toleransi ... 39

4. Nilai Kreativitas ... 40

5. Nilai Problem Solving ... 41

6. Nilai Pengendalian Diri ... 42

F. Penelitian Terdahulu ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Pendekatan Penelitian ... 46

B. Metode Penelitian ... 47

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 49

1. Lokasi Penelitian ... 49

2. Subjek Penelitian ... 49

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

1. Observasi ... 50

2. Wawancara ... 52

3. Studi Dokumentasi ... 53

4. Studi Literatur ... 53

E. Validitas Data ... 54

F. Instrumen Penelitian ... 55

(8)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pedoman Wawancara ... 56

G. Prosedur Penelitian ... 62

1. Tahap Pra Penelitian ... 62

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 62

3. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Hasil Penelitian ... 65

1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 65

2. Hasil Observasi ... 65

3. Hasil Wawancara ... 68

a. Hasil Wawancara dengan Siswa ... 68

b. Hasil Wawancara dengan Guru ... 79

B. Pembahasan Penelitian ... 82

1. Nilai Pola Interaksi Dalam Permaian Tradisional ... 82

2. Nilai Kerjasama Dalam Permainan Tradisional ... 83

3. Nilai Toleransi Dalam Permainan Tradisional ... 84

4. Nilai Kreativitas Dalam Permainan Tradisional ... 86

5. Nilai Problem Solving dalam Permainan Tradisional ... 88

6. Nilai Pengendalian Diri Dalam Permainan Tradisional ... 89

7. Penerapan Nilai-nilai Permainan Tradisional Dalam Pembelajaran IPS ... 93

a. Penerapan Pola Interaksi Permainan Tradisional Dalam Pembelajaran IPS ... 94

b. Penerapan Nilai Kerjasama Dalam Permaianan Tradisional Terhadap Pembelajaran IPS ... 96

c. Penerapan Nilai Toleransi Dalam Permainan Tradisional Terhadap Pembelajaran IPS ... 96

(9)

Pembelajaran Penerapan Nilai-nilai Permainan Tradisional

Dalam Pembelajaran IPS ... 101

1) Silabus ... 107

2) RPP ... 108

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 125

A. Simpulan ... 125

B. Saran ... 127

(10)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 ... 36

Tabel 2.2 ... 43

Tabel 3.1 ... 57

Tabel 4.1 ... 102

Tabel 4.2 ... 103

Tabel 4.3 ... 104

Tabel 4.4 ... 105

(11)

Halaman

Gambar 2.1 ... 15

Gambar 2.2 ... 22

Gambar 2.3 ... 25

Gambar 2.4 ... 27

(12)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri melainkan mereka harus bisa hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Maka dari itu, manusia harus mempunyai nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan bermasyarakatnya. Nilai-nilai hidup seperti Nilai-nilai sosial, Nilai-nilai pengetahuan, dan Nilai-nilai emosional. Dalam bermasyarakat manusia memerlukan nilai sosial yang tinggi guna menjaga kenyamanan sosialnya. Nilai sosial sangatlah penting ditanamkan dalam diri individu sedari dini, melalui adanya nilai sosial maka akan tercipta sebuah keharmonisan dalam suatu lingkungan. Setiap individu akan belajar mengenai arti dari kebersamaan antara individu terhadap individu lainnya. Setiap individu akan berinteraksi satu sama lain melakukan hubungan sosial seperti kerjasama dan bertoleransi terhadap individu lain seperti menghargai dan menghormati perbedaan setiap individu.

(13)

memberikan motivasi terhadap individu lainnya guna memberikan penghargaan antar sesama manusia. apabila ketiga nilai terwujud dalam setiap diri individu di lingkungan masyarakat, maka akan tercipta suatu keharmonisan di lingkungan tersebut.

Kemajuan era globalisasi yang semakin pesat sangatlah berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai kehidupan terhadap setiap diri individu dalam bermasayarakat. Kemajuan era globalisasi seperti terciptanya teknologi canggih serta adanya pengaruh dari budaya luar berdampak terhadap perkembangan karakter individu. Kenyamanan yang diterima individu khususnya anak-anak yang merupakan dampak dari kemajuan teknologi seperti gadget, video game, dan sebagainya membuat anak menjadi seorang yang memiliki sifat individualis dan memiliki sikap acuh terhadap lingkungannya.

Melihat fenomena yang ada saat ini, generasi anak-anak zaman sekarang kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu luang dengan berkunjung ke warung internet dan game center yang ada disekitar lingkungan tempat tinggalnya untuk bermain game online, mengoprasikan aplikasi sosial media seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya. Biasanya sepulang sekolah mereka bergegas ke tempat permainan tersebut dan menghabiskan waktu cukup lama sampai mereka merasa puas. Bahkan akhir-akhir ini ada beberapa siswa yang membolos sekolah selama beberapa hari ataupun minggu karena ketagihan bermain game online. Dalam kasus tersebut sudah jelas bahwa mereka sudah tidak merasa mempedulikan lagi lingkungan disekitar mereka seperti keluarga, sekolah, dan teman-temannya. Anak-anak tersebut akan lebih bersifat individualis tanpa memikirkan orang-orang disekitarnya Hal ini menunjukan adanya pengaruh dari game online tersebut terhadap jiwa dan psikis yang memainkannya. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka akan terjadi suatu hal yang sangat merugikan baik terhadap diri anak-anak tersebut maupun terhadap lingkugan disekitarnya.

(14)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

budaya bangsanya sendiri. Menjamurnya demam K-Pop (Korean Pop) yang merupakan genre musikalitas yang berasal dari negara korea menyebabkan individu khususnya remaja mulai menimitasi kebudayaan tersebut. Berawal dari selera musik hingga cara berpakaian mengikuti Korean Style. Belum lagi pengaruh dari westernisasi yang pada kasusnya sama seperti easterniasi yaitu remaja yang ada di Indonesia lebih memilih genre musik barat di banding negaranya sendiri dan begitu pula dengan tata cara berpakaian. Hal tersebut menimbulkan ketimpangan budaya dan berdampak sangat buruk terhadap budaya bangsa Indonesia. Dalam permasalahan ini jelas terlihat adanya penurunan penanaman nilai-nilai kehidupan dalam diri anak-anak zaman sekarang. seperti penurunan penanaman nilai sosial dimana anak-anak-anak-anak mulai acuh terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Bersifat individualis dan tidak mau menjalin interaksi dengan individu lain secara langsung, bekerjasama secara langsung, dan menurunnya sikap bertoleransi antar sesama individu lainnya. hal tersebut berpengaruh juga terhadap penurunan nilai pengetahuan dalam bermasyarakat, dimana anak-anak akan bersikap acuh terhadap konflik yang terjadi di lingkungannya sehingga akan kesulitan untuk memecahkan permasalahannya. Selain itu, anak-anak akan sulit mengendalikan dirinya terhadap segala sesuatu yang merupakan dampak dari globalisasi. Anak-anak akan kehilangan rasa simpatinya terhadap kebudayaannya sendiri dan lebih mengikuti kebudayaan asing karena menganggap bahwa budaya asing lebih menarik dari pada budaya sendiri.

(15)

pemahaman, sikap dan keterampilan yang baik harus didukung dengan proses belajar yang baik pula.

Pembelajaran IPS disusun secara sistematis dan kompeherensif. Mata pelajaran IPS disusun berdasarkan banyaknya disiplin ilmu. Pembelajaran IPS lebih dikenal di Indonesia sebagai mata pelajaran di SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB serta social studies untuk penyebutan di bangku perkuliahan. Nama social studies lebih dikenal di negara lain yang atas kesepakatan para pakar di Indonesia menjadi

mata pelajaran IPS. Menurut Sumaatmadja (dalam Sapriya, 2008,hlm. 6) “social studies berbeda dengan ilmu-ilmu sosial. Social studies bukan merupakan bidang

keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial”.

Tujuan mata pelajaran IPS di SMP/MTs/SMPLB dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan mata pelajaran IPS diantaranya: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

(16)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Pembelajaran IPS menunjukkan indikasi bahwa pola pembelajaran yang berkembang dalam prosesnya bersifat teks

book oriented, hanya memindahkan pengetahuan secara utuh yang ada dalam

pemikiran guru kepada pemikiran siswa. Akibatnya guru telah merasa mengajar dengan baik, tetapi pada kenyataannya murid belum sepenuhnya memahami apa yang guru sampaikan. Disamping itu pola pembelajaran demikian menyebabkan siswa jenuh, siswa tidak diajarkan berpikir logis hanya mementingkan pemahaman dan hafalan serta tujuan pembelajaran yang dicapai tidak maksimal.

Pembelajaran IPS dalam prosesnya harus mampu mengembangkan sikap keterampilan sosial yang tinggi sebagai warga negara yang baik dalam diri siswa. Pembelajaran IPS memfokuskan materi dalam hal interaksi sosial antara manusia dengan lingkungannya karena pembelajaran IPS merujuk kepada istilah

„environment‟ yang pembahasannya mempelajari sistem lingkungan baik alam maupun manusia dan bagaimana sistem itu berinteraksi dalam kehidupan masyarakat yang beragam dengan tujuannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.

Proses terjadinya interaksi manusia dengan lingkungannya sangatlah penting, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Hidup bersama antara sesama penghuni bumi haruslah disadari oleh kesadaran di samping ada kesamaan ada pula perbedaan. Perbedaan tersebut tercipta karena budaya, lingkungan, ekonomi, politik, dan teknologi. Manusia harus senantiasa berjalan bersama membangun karakter bangsa di atas persamaan dan perbedaan tersebut. Maka dari itu, sikap kerjasama merupakan faktor penting yang harus ada dalam diri masing-masing manusia sejak dini untuk mewujudkan pembangunan tersebut.

(17)

ditanamkan sedini mungkin pada anak-anak. Karena melalui pendidikan berbasis budaya yang ditanamkan dari semenjak dini, anak-anak Indonesia akan mengetahui jelas latar belakang budaya mereka terlebih mereka akan mengetahui bahwa Indonesia mempunyai keberagaman budaya dan dari hal tersebut mereka akan belajar saling menghargai dan senantiasa menjaga dan melestarikan budayanya. Selain itu, melalui pendidikan berbasis budaya yang ditanamkan sejak dini juga akan mengajarkan anak-anak untuk mengetahui nilai-nilai kearifan lokal dari masing-masing budayanya untuk bekal mereka agar bisa berpartisipasi aktif dalam lingkungan masyarakat. Salah satu bentuk praktis untuk mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal adalah melalui permainan. Dalam hal ini permainan dan anak-anak merupakan dua hal yang berbeda tetapi satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Dapat dikatakan hampir sepanjang masa kanak-kanak tidak lepas dari permainan.

Mengingat pentingnya fungsi permainan dalam suatu masyarakat, dalam konteks pengenalan budaya, maka dapat ditawarkan permainan tradisional yang di dalamnya mengandung pesan-pesan moral yang didasari nilai-nilai kearifan lokal. Pesan-pesan moral ini diterjemahkan ke dalam aturan permainan untuk membedakan mana perilaku baik ataupun buruk, serta berperan untuk melatih anak mematuhi aturan. Jika dilakukan terus-menerus diharapkan dapat membentuk kebiasaan baik untuk menghasilkan karakter yang baik, yang dapat berguna saat kelak anak memasuki lingkungan masyarakat multikultural seperti di Indonesia.

(18)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut menunjukkan identitas sosial dan budaya penciptanya berdasarkan standard dan nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun temurun. Beberapa karya yang digolongkan folklor antara lain, cerita rakyat, puisi rakyat, lagu-lagu rakyat, dan musik intrumen tradisional; tari-tarian rakyat, permainan tradisional; hasil seni antara lain berupa: lukisan, gambar, ukiran-ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan rakyat, pakaian, instrumen musik, dan tenun tradisional.

Permainan tradisional dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. Dengan demikian bermain merupakan suatu kebutuhan bagi anak. Jadi bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan sehari-hari termasuk dalam permainan tradisional. Permainan tradisional menurut Sujarno, dkk (2011, hlm. 4) “mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan acuan dalam bermasyarakat atau sebagai sarana bersosialisasi”.

Banyak permainan tradisional yang mengandung nilai positif untuk dijadikan sebagai pembelajaran dan diaplikasikan ke dalam mata pelajaran. Hal tersebut sejalan

dengan yang dikatakan oleh Misbach (Iqbal, 2014, hlm. 22) “Permainan tradisional

bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya”. Nilai-nilai positif dari permainan tradisional tersebut dapat menjadi acuan bagi siswa agar lebih mengetahui bahwa melalui permainan tradisional banyak hal positif yang dapat menumbuhkan sikap kerjasama siswa dibandingkan dengan permainan modern yang cenderung bersifat individualis. Selain itu, pemanfaatan permainan tradisional yang diaplikasikan ke dalam bentuk pembelajaran juga ikut turut mengenalkan kembali permainan tradisional yang identik dengan kebudayaan dan hampir punah kepada anak-anak zaman sekarang yang cenderung tidak mengetahui tentang permainan tradisional.

(19)

nilai-nilai yang terdapat dalam permainan tradisional seperti yang dijelaskan oleh Misbach (Iqbal, 2014, hlm. 23) adalah berperan terhadap nilai motorik, kognitif, emosi, sosial, spiritual, ekologis, dan pesan moral. Peneliti melihat bahwa berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan maka dengan individu menghayati segala nilai-nilai yang terdapat dalam permainan tradisional yang dikhususkan kepada nilai-nilai sosial, kognitif (pengetahuan), dan emosi, maka individu akan bisa memecahkan segala permasalahan yang berkenaan dengan nilai-nilai tersebut.

Nilai-nilai kreativitas, sosialisasi, dan pembentukkan emosi dalam beberapa permainan tradisional etnis Sunda yang diteliti sejalan dengan tujuan mata pelajaran IPS SMP dalam KTSP 2006. Oleh karena itu melalui pengaplikasikan nilai-nilai permainan tradisional terhadap pembelajaran IPS siswa dapat melatih cara berinteraksi, bersosialisasi dan mengendalikan diri antar individu maupun kelompok. Selain itu, dalam IPS juga diajarkan mengenai strategi dalam menjalani kehidupan sehari-hari untuk bertahan dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permainan tradisional dengan membuat judul “PENERAPAN NILAI-NILAI

PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS” (Studi Deskriptif

analitik Terhadap SMP Negeri 44 Bandung).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini merupakan suatu pengenalan masalah yang bertujuan agar penulis dapat menentukan batasan permasalahan sehingga dapat terjadi pemfokusan teori dan variabel serta kaitan antarvariabel yang akan diteliti sebagai berikut:

(20)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Ditemukannya penurunan nilai pengetahuan dalam pola hubungan yang terjadi di lingkungan siswa seperti acuh terhadap permasalahan sosial dan kurang kreatif dalam memecahakan permasalahan tersebut.

3. Ditemukannya penurunan nilai emosional individu seperti kurang simpati

terhadap kebudayaan sendiri dan tidak bisa mengendalikan diri dari perkembangan globalisasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka untuk memperjelas masalah ini ruang lingkup ini akan difokuskan oleh penulis pada siswa-siswi di SMP Negeri 44 Bandung yang masih senantiasa memainkan permainan tradisional. Sehingga berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pola interaksi yang terdapat dalam permainan tradisional ? 2. Bagaimana nilai kerjasama yang terdapat dalam permainan tradisional? 3. Bagaimana nilai toleransi yang terdapat dalam permainan tradisional? 4. Bagaimana nilai kreativitas yang terdapat dalam permainan tradisional? 5. Bagaimana nilai problem solving yang terdapat dalam permainan

tradisional?

6. Bagaimana nilai pengendalian diri yang terdapat dalam permainan tradisional?

7. Bagaimana penerapan nilai-nilai permainan tradisional terhadap pembelajaran IPS?

D. Tujuan penelitian

(21)

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pola interaksi yang terdapat dalam permainan tradisional.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai kerjasama yang terdapat dalam permainan tradisional..

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai toleransi yang terdapat dalam permainan tradisional.

4. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai kreativitas yang terdapat dalam permainan tradisional.

5. Untuk mendeskripsikan dan mengenalisis nilai problem solving yang terdapat dalam permainan tradisional.

6. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai pengendalian diri dalam permainan tradisional.

7. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis cara penerapan nilai-nilai permainan tradisional dalam pembelajaran IPS

E. Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat teoritis

Untuk mengetahui gambaran nilai-nilai yang terdapat dalam permainan tradisional dan pantas diaplikasikan ke dalam pembelajaran IPS.

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

Sebagai upaya peningkatan kesadaran nilai-nilai dalam permainan tradisional.

b. Bagi tenaga pendidik

(22)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi peneliti

Sebagai upaya mempelajari dan melestarikan permainan tradisional.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, berisi uraian mengenai pendahuluan yang merupakan bagian awal dalam penulisan skripsi.Pendahuluan berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka merupakan bagian penting dalam penulisan skripsi. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis guna menunjang tujuan penelitian dan pertanyaan-pertanyaan dalam skripsi. Kajian pustaka berisi mengenai konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan Penerapan Nilai-Nilai

Permainan Tradisional dalam Pembelajaran IPS.

BAB III METODE PENELITIAN

(23)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama, yaitu:

1. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian.

2. Pembahasan atau analisis temuan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(24)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan bagian penting yang terdapat dalam sebuah penelitian, karena mencakup beberapa aspek diantaranya adalah mengenai teknik apa yang digunakan sebagai cara untuk memperoleh data dan bagaimana cara mengolah dan menganalisis data yang telah didapat. Berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

A. Pendekatan Penelitian

Pelaksanaan permainan tradisional merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar kita, dimana sangatlah penting tafsiran-tafsiran kualitatif guna memberikan gambaran yang integratif. Maka dari itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena melalui pendekatan kualitatif ini akan mempermudah peneliti mengungkap hal-hal yang menjadi tujuan penelitian. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif ini, peneliti dapat mengumpulkan data atau informasi dari narasumber mengenai alasan masih dipertahankannya nilai-nilai budaya dari pelaksanaan permainan tradisional tersebut sehingga dapat pula dijadikan acuan dalam penerapan pembelajaran IPS di sekolah. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud agar dapat memahami situasi sosial secara mendalam dalam permasalahan tersebut. Peneliti dapat mempelajari subjek penelitian secara mendalam sehingga informasi yang diperoleh lebih akurat. Seperti yang diungkapkan oleh Nasution (1996, hlm. 18) “Pada hakikatnya penelitian kualitatif ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”.

(25)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpoitivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen), dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dan generalisasi.

Adapun tujuan dalam penelitian kualitatif ini adalah guna memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Dimana partisipan adalah orang-orang yang bisa diajak melakukan interview (wawancara), bersedia diobservasi, bersedia memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Dalam penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi, serta wawancara. Peneliti melakukan wawancara terhadap orang yang mengetahui mengenai situasi sosial tertentu yang diteliti. Penentuan sumber data pada orang yang bersedia diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

B. Metode Penelitian

Metode pada dasarnya merupakan alat yang digunakan untuk mencapai sesuatu. Begitu juga dalam penelitian. Metode penelitian memiliki karakteristik yang komplek, diperlukan langkah-langkah, program, jadwal, pengujian, jaminan ketercapaian dan kehandalan metode itu sendiri. Maka, dalam penulisan karya ilmiah termasuk penelitian ini metode merupakan kunci penting dalam prosesnya, apabila metode keliru maka bahasan dan subtansinya tidak akan diperoleh.

Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2014, hlm. 6) adalah: Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

(26)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka secara metodologis penelitian ini menerapkan metode deskriptif analitik yaitu metode yang menjelaskan suatu peristiwa dan kejadian yang sedang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Surakhmad (1994, hlm. 140) metode deskriptif analitik adalah: 1) memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Pada masalah-masalah yang actual. 2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis

Tujuan metode ini untuk memeperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada pada saat ini yaitu kurangnya kesadaran anak-anak zaman sekarang terhadap nilai budayanya sendiri seperti permainan tradisional dan lebih memilih kebudayaan asing, sedangkan permainan tradisional tersebu kaya akan nilai kerjasama.

Adapun beberapa keuntungan menggunakan metode kualitatif deskriptif analitik adalah sebagai berikut:

1. Didasarkan pada pengalaman secara langsung.

2. Memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.

3. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

4. Menghindari terjadinya keraguan pada peneliti akan memungkinkan adanya data yang bias.

5. Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. 6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi yang lainnya tidak

(27)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 44 Bandung yang bertempat di Jl. Cimanuk No.1 Kota Bandung. Peneliti menjadikan SMP Negeri 44 Bandung tersebut sebagai lokasi penelitian dikarenakan untuk bisa melihat gambaran dalam penerapan nilai-nilai permainan tradisional dalam pembelajaran IPS. Lokasi penelitian ini mudah dijangkau oleh peneliti dan memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian dijelaskan oleh Nasution (1996, hlm. 32) adalah sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposive. Subjek penelitian yang akan diobservasi oleh peneliti adalah siswa di SMP Negeri 44 Bandung yang masih senantiasa memainkan permainan tradisional yang difokuskan pada permainan tradisional Sunda seperti Bébénténgan, Boi-boi-an, dan Galah Asin. Peneliti memilih subjek tersebut dikarenakan untuk mendapatkan data yang valid dalam menggambarkan bagaimana ragam permainan tradisional yang kaya akan nilai budaya sehingga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran IPS.

D. Teknik Pengumpulan Data

(28)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen atau penilaian utama. Namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang dapat melengkapi data dan mengkomparasikan dengan data yang telah ditemukan melalui empat macam teknik pengumpulan data. Empat macam teknik pengumpulan data tersebut dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini.

1. Observasi

Nasution (Sugiyono, 2014, hlm. 310) menjelaskan bahwa “Observsi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta menegenai dunia kenyataan yang diperoleh dari observasi”. Sematara itu, Marshall (Sugiyono, 2014, hlm. 310) menyatakan bahwa “through observation, the

researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang menjadi sumber data penelitian. Sambal melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan segala sesuatu yang dirasakan oleh sumber data. Melalui observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

Stainback (Sugiyono, 2014, hlm. 311) menyatakan „In participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and

participates in their activities’. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa

yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

(29)

antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengempulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya. Observasi ini dilakukan pada saat penelitian berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui alasan menagapa nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional sangat pantas diaplikasikan dalam pembelajaran IPS untuk mengembangkan sikap kerjasama siswa.

Langkah-langkah dalam melaksanakan observasi antara lain: a. Pertemuan Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana observasi adalah dengan diadakannya pertemuan antara peneliti dengan responden pelaku permainan tradisional untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan menyamakan persepsi mengenai fokus permasalahan yang akan diamati.

b. Observasi Lapangan

Kegiatan yang diilakukan dalam tahap ini adalah peneliti dan responden sebagai pelaku permainan tradisional mengamati proses berlangsungnya aktivitas permainan tradisional dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses tersebut.

c. Diskusi Balikan

(30)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara

Esterberg (Sugiyono, 2014, hlm. 317) mendefinisikan interview (wawancara) sebagai berikut: “A meeting of two persons to exchange information and idea through

question and responses, resulting in communication and joint construction of

meaning about a particular topic”. Lebih jelas lagi bahwa wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara memiliki tujuan untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pemikiran orang lain yang menjadi responden, seperti apa pandangannya, mengetahui secara mendalam hal-hal yang diteliti yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi serta angket/kuisioner.

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dapat dilakukan melalui dua acara, yaitu:

a. Wawancara sebagai strategi utama dalam mengumpulkan data, pada konteks ini catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara.

b. Wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam pengumpulan data, seperti analisis dokumen dan studi literatur.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah terstruktur dan terbuka dengan terlebih dahulu peneliti menjelaskan tujuan dari wawancara tersebut. Hal ini dimaksudkan guna memperoleh keterangan yang lebih mendalam mengenai focus masalah yang dirumuskan terlebih dahulu.

(31)

yang sama, dan peneliti akan mencatat jawabannya. Selain instrumen yang merupakan pedoman peneliti dalam melakukan wawancara, maka peneliti juga membutuhkan alat bantu lain agar wawancara bejalan dengan lancar seperti tape

recorder, kamera, buku catatan, gambar, brosur dan material lain yang dapat

membantu wawancara berjalan lancar.

Peneliti menjadikan wawancara sebagai salah satu alat pengumpul data utama yang dibutuhkan guna menguatkan data yang diperlukan. Pihak yang diwawancara adalah siswa dan guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mencari dokumen yang bersifat pribadi dan resmi sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian. Dokumen tersebut bisa berupa tulisan, gambar, karya, dan sebagainya seperti yang dijelaskan oleh Danial dan Warsiah (2009, hlm. 79) “Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan dan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistic, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto akte, dsb”. Dokumen diperlukan guna mengungkap peristiwa sosial yang pernah terjadi di masa lampau, berdasarkan data yang dibutuhkan dalam menganalisis peristiwa sosial.

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk memperoleh data empirik yang relevan dengan masalah yang diteliti. Data empirik tersebut bisa berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Studi Literatur

(32)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapat yang dijelaskan oleh Danial dan Warsiah (2009, hlm. 80) “Studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, tang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”.

Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai macam sumber data literatur buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini digunakan dengan cara membaca, menelaah, mempelajari teori-teori atau konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan denga masalah penelitian dan dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian sehingga akan diperoleh relevansi (keterkaitan) antar teori dan tujuan penelitian.

E. Validitas Data

Hasil penelitian kualitatif cenderung diragukan keabsahan datanya karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk dapat emenuhi kriteria kredibilitas. Menurut Nasution (1996, hlm. 114-118) terdapat beberapa cara untuk mengusahakan kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya dalam penelitian ini, cara yang dilakukan adalah:

1. Memperpanjang Masa Observasi

Untuk memeriksa absah atau tidaknya suatu data penelitian, memperpanjang masa observasi peneliti di lapangan akan memperkecil adanya suatu data karena dengan waktu yang lebih lama di lapangan peneliti akan mengetahui keadaan secara mendalam serta dapat menguji kesalahan data, baik yang disebabkan oleh peneliti sendiri ataupun subjek penelitian, 2. Pengamatan Secara Seksama

Pengamatan secara seksama dilakukan secara terus menerus dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terinci, dan mendalam untuk memperoleh gambaran yang nyata.

(33)

Triangulasi merupakan teknik pengambilan data dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda atau membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya melalui pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang diberikan.

4. Membicarakan dengan Orang lain

Pembicaraan ini dilakukan dengan tujuan memperoleh kritik, pertanyaan tajam yang menantang tingkat kebenaran data penelitian. Selain itu, langkah ini memberikan petunjuk mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya.

5. Menggunakan Referensi yang Cukup

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan sebagainya yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik informan sehingga akan diperoleh dengan tingkat validitas yang tinggi.

6. Mengadakan Member Check

Member check dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara. Dalam hal

ini peneliti berusaha mengulangi garis besar hasil wawancara berdasarkan catatan yang dilakukan peneliti. Member check ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan yang dimaksud oleh informan atau sumber data.

E. Instrumen Penelitian

(34)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan selain menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemui melalui observasi dan wawancara.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi objek penelitian yang telah ditentukan. Disni peneliti mencatat segala kegiatan termasuk perilaku objek penelitian dan menjadikannya sumber pengumpulan data.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengungkap data secara kualitatif. Data kualitatif bersifat lebih luas dan dalam, mengingat data ini digali oleh peneliti sampai peneliti merasa cukup.

Pedoman wawancara ini digunakan oleh peneliti sebagai pemandu, dengan demikian (1) proses wawancara berjalan di atas rel yang telah ditentukan, (2) informan dapat memberi jawaban seperti yang dikehendaki peneliti, (3) peneliti tidak terlalu sulit membedakan antara data yang digunakan dan tidak, (4) peneliti dapat lebih berkonsentrasi dengan lingkup penelitian yang dilakukan.

(35)

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data Penerapan Nilai Permainan Tradisional Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Sikap Kerjasama Siswa

(36)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(37)
(38)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

(39)

ran IPS? di dalamnya 2. nilai sosial 3. nilai kognitif 3. nilai

emosional

keterkaitan antara nilai permainan tradisional dengan pembelajaran IPS? 3. apakah permainan

tradisional yang diterapkan terhadap pembelajaran IPS ikut mengembangkan aspek sosial siswa yang

memainkannya? 4. apakah permainan

tradisional yang diterapkan dalam pembelajaran IPS bisa disebut sebagai pengembangan aspek kognitif siswa? 5. apakah permainan

tradisional yang diterapkan dalam pembelajaran IPS bisa

mengembangkan sikap emosional

siswa yang

(40)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitain yang peneliti lakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap antara lain:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti untuk dijadikan sebagai usulan penelitian sementara, karena penelitian ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan keadaan di lapangan sebagaimana penelitian kualitatif pada umumnya.

b. Menentukan dimana lokasi penelitian akan dilakukan dengan cara mencari informasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung.

c. Mengurus dan menyelesaikan surat perizinan penelitian dari pihak UPI (Prodi, Fakultas ke Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan melalui Direktur Akademik), dan SMP Negeri 44 Bandung

d. Menyiapkan atau menyusun instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan catatan lapangan sebagai alat bantu peneliti untuk mendapatkan informasi dari data yang dibutuhkan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai dilakukan, peneliti mulai terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian dengan berpedoman pada instrumen yang sudah ditentukan sebelumnya. Adapun pedoman wawancara yang akan peneliti diantaranya adalah:

(41)

3. Bagaimana nilai toleransi yang terdapat dalam permainan tradisional? 4. Bagaimana nilai kreativitas yang terdapat dalam permainan tradisional? 5. Bagaimana nilai problrm solving yang terdapat dalam permainan

tradisional?

6. Bagaimana nilai pengendalian diri yang terdapat dalam permainan tradisional?

Setelah melakukan wawancara, dan observasi baik itu dari hasil pengamatan ataupun dari dokumen dan studi literatur maka data dan informasi yang telah diterima kemudian disusun dan dideskripsikan dalam bentuk catatan dan dianalisa.

3. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah diperoleh peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan keadaan objektif di lapangan. Yang dimaksud dengan teknik ini adalah bahwa data yang telah terkumpul akan diolah dan dihubungkan dengan asalah pokok yang kemudian akan dianalisis dan diinterpretasikan serta didesripsikan untuk mendapatkan kesimpulan yag tepat.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014, hlm. 337) mengemukakan bahwa: Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

Langkah-langkah analisis tersebut dijelaskan lebih rinci, diantaranya: 1. Data Reduction (Reduksi Data)

(42)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jelas, dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagian, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering adalah melalui teks yang

bersifat naratif. Degan mendisplaykan data, maka akan mempermudah untuk memehami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari data yang diperoleh sejak mulainya mengambil kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentative, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “growned”. Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.

(43)

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 44 Bandung serta memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah, guru, siswa, dan juga peneliti selanjutnya. Penjelasan mengenai kesimpulan dan saran akan dijabarkan sebagai berikut:

A. Simpulan

Berikut merupakan hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai penerapan nilai-nilai permainan tradisional dalam pembelajaran IPS siswa melalui studi deskriptif analitik terhadap siswa SMP Negeri 44 Bandung adalah sebagai berikut:

1. Pola interaksi yang terdapat dalam permainan tradisional seperti melakukan komunikasi yang efektif dengan setiap pemain dalam kelompok dan menjalin suatu relasi dengan teman dalam suau kelompok bisa diterapkan dalam materi yang terdapat dalam pembelajaran IPS karena pembelajaran IPS mengajarkan siswanya untuk bisa berinteraksi dalam lingkungan masyarakat dan mempelajari lingkungannya tersebut.

(44)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Nilai toleransi yang terdapat dalam permainan tradisional seperti menghargai perbedaan indvidu dalam bermain seperti tidak mendiskriminasikan pemain yang mempunyai perbedaan keyakinan atau budaya dan menghormati aturan-aturan permainan seperti kesepakatan yang telah dibuat oleh semua pemain sebelum permainan dimulai dapat diaplikasikan ke dalam materi pembelajaran IPS karena pembelajaran IPS mengajarkan siswanya untuk dapat bertoleransi dengan sesamanya dalam bebagai aspek kehidupan seperti agama, budaya, ras, dan adat yang akan menciptakan suatu keharmonisan dalam lingkungan serta bertoleransi terhadap norma-norma yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat.

4. Nilai kreativitas yang terdapat dalam permainan tradisional seperti memanfaatkan saranadan prasarana ketika bermain dimana setiap pemain akan mengasah daya kreativitasnya untuk memanfaatkan benda yang tidak terpakai untuk dijadikan alat permainan dan mengasah kreativitasnya dalam memberikan ide-ide dalam strategi permainan dapat diaplikasikan ke dalam materi pembelajaran IPS karena pembelajaran IPS mengajarkan siswanya untuk bisa kreatif dalam melihat segala sesuatu yang terdapat dalam lingkungannya serta kreatif dalam memberikan gagasan-gagasan di lingkungan masyarakat. 5. Nilai problem solving yang terdapat dalam permainan tradisional

seperti memecahkan masalah yang terdapat dalam aktivitas permainan dimana pemain akan belajar untuk memecahkan permasalahan pemain lain yang bermain curang dengan cara bermusyawarah terlebih dahulu bersama semua pemain untuk menentukan hukuman yang pantas didapatkan. Hal tersebut dapat diterapkan dalam materi pembelajaran IPS karena pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang menekankan siswanya untuk peka terhadap permasalahan sosial dan berusaha untuk memecahkannya.

(45)

sikap lapang dada dalam menerima kekalahan, dan munculnya sikap tidak sombong apabila menang menjadi kunci bahwa etiap pemain dalam permainan tradsional harus bisa saling mengapresiasi satu sama lain. Hal tersebut bisa diaplikasikan ke dalam pembelajaran IPS karena pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswanya dapat mengendalikan diri terhadapa segala permasalahan yang terdapat dalam lingkungannya dan belajjar untuk bisa mengendalikan diri dalam berhubungan sosial.

7. Penerapan nilai-nilai permainan tradisional terhadap pembelajaran IPS dapat dilakukan dengan melihat terlebih dahulu SKKD mata pelajaran IPS yang terdapat di dalam KTSP 2006. Hal tersebut dilakukan untuk dapat mengaitkan nilai yang terdapat dalam aktivitas permainan tradisional dengan materi yang diajarkan oleh guru di dalam kelas sehingga siswa akan mudah memahami nilai tersebut.

B. Saran

Pada bagian ini berisi mengenai saran yang dapat peneliti berikan kepada pihak-pihak lain yang terkait dengan penelitian tentang penerapan nilai-nilai permainan tradisional dalam pembelajaran IPS untuk mengembangkan sikap kerjasama siswa yang peneliti lakukan di SMP Negeri 44 Bandung. Penjelasan lebih lanjut akan dibahas sebagai berikut:

Pertama, bagi sekolah, saran yang dapat peneliti berikan adalah

(46)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, bagi guru, saran yang dapat peneliti berikan adalah hendaknya

guru mata pelajaran IPS bisa ikut serta mengenalkan jenis-jenis permainan tradisional terhadap siswa agar siswa mampu mengenali kebudayaan yang berkembang di lingkungannya sendiri, selain itu, melalui adanya penelitian mengenai penerapan nilai-nilai tradisional dalam pembelajaran IPS ini ikut serta menyadarkan guru bahwa pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang bersifat terbuka. Artinya dalam pembelajaran IPS lingkungan bisa dijadikan sebagai laboraturium sama halnya dengan permainan tradisional. Selain itu, berikut peneliti lampirkan mengenai silabus dan rencana proses pembelajaran guna menjadi rujukan dan mempermudah guru IPS dalam mengaplikasikan permainan tradisional dalam pembelajaran IPS.

Ketiga, bagi siswa, saran yang dapat peneliti berikan adalah

hendaknya siswa selalu antusias terhadap berbagai aktivitas permainan tradisional, karena siswa merupakan salah seorang peserta didik yang masih berkembang dan di rancang sebagai agent of change, di masa yang akan datang siswa harus bisa mengenalkan permainan tradisional sebagai permainan global. Siswa diharapkan ikut serta mencintai permainan tradisional yang merupakan hasil ciptaan generasi terdahulu yang mempunyai beragam nilai positif yang berguna bagi siswa itu sendiri. Selain itu, dengan meperkenalkan perminan tradisional siswa diharapkan mampu untuk menghargai ciri khas kebudayaan yang berkembang di lingkungannya.

Keempat, bagi peneliti selanjutnya, saran yang dapat peneliti berikan

(47)
(48)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan

Tradisonal, Yogyakarta: Javalitera

Daulay Z. (2011). Pengetahuan Tradisional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Danandjaya, J. (1987). Folklore Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Danial, E dan Warsiah. N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Dirjen DIKDASMEN

Gunawan R. (2013). Pendidikan IPS, Bandung: Alfabeta.

Hafifah, S. (2012). Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group

Investigation Untuk Meningkatkan Keterampilan Bekerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 Asy-Syafiyyah Bandung). Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: idak dipublikasikan.

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: FPIPS IKIP Bandung.

(49)

Jacobus, R. (1996). Sistem Sosial Budaya Indonesia (Suatu Pengantar). Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: PT Rineka Cipta. ______. (1992). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Lutan R. (2001). Keniscayaan Pluralitas Budaya Daerah, Bandung: Angkasa.

Nasution. (2010). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

______. (1996). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Nazsir, N. (2008). Sosiologi. Bandung: Widya Padjajaran.

Purwadarminta, W.J.S. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia Press.

Satmoko, R.S. (1986). Psikologi Tentang Penyesuaian Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP.

(50)

Wendy Wahyu Mulyana, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soekanto, S. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sudirman, N, dkk. (1987) Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya

Soimun dan Suparto, M.I. (1997). Kajian Nilai Budaya Naskah Kuno Puspakerma. Jakarta: CV. Eka Dharma

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________, (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarno, dkk. (2011). Pemanfaatan Permainan Tradisional Dalam Pembentukan

Karakter Anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya BNBP.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD PENJASKES. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sumaatmadja, N. (1980). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni.

Surakmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik. Bandung: Transito.

Tawaqal, M.I. (2014). Penerapan Permainan Tradisional dan Permainan

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma Subtraktif kurang cocok untuk alokasi mahasiswa menjadi beberapa kelas karena masukan berupa jari-jari, dan tidak ada keluaran U i hanya ada v i yang

These grade control structures limit hydraulic erosion in the watercourse by reducing the hydraulic gradient and hence the velocity of the water to a value at which it ceases

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Runi Rachmalina Utari 2014

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) keterampilan siswa dalam menyimak bahasa Jerman di kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum penggunaan media

[r]

Tetapi pihak dari hasil penelitan yang dilakukan oleh penulis proses produksi dapat dilakukan selama 335 menit dengan adanya suatu kegiatan yang dikerjakan berbarengan Terdapat

perlu untuk mengkaji lebih lanjut mengenai bagaimana efektivitas word of mouth communication terhadap tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio. Kabanjahe, dan memilih judul

[r]