• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SPORT SERVICE QUALITY TERHADAP INTENT TO RETURN KE DAYA TARIK WISATA OLAHRAGA RAFTING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SPORT SERVICE QUALITY TERHADAP INTENT TO RETURN KE DAYA TARIK WISATA OLAHRAGA RAFTING."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SPORT SERVICE QUALITY TERHADAP INTENT TO

RETURN KE DAYA TARIK WISATA OLAHRAGA RAFTING

(Survey pada partisipan wisata olahraga rafting Sungai Palayangan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

Suci Fathimah Galelasha Natalia 1000661

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH SPORT SERVICE QUALITY TERHADAP INTENT TO

RETURN KE DAYA TARIK WISATA OLAHRAG A RAFTING

(Survey pada partisipan wisata olahraga rafting Sungai Palayangan)

Oleh

Suci Fathimah Galelasha Natalia

Sebuah Skripsi yang digunakan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

© Suci Fathimah Galelasha Natalia 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH SPORT SERVICE QUALITY TERHADAP INTENT TO

RETURN KE DAYA TARIK WISATA OLAHRAGA RAFTING

(Survey pada partisipan wisata olahraga rafting Sungai Palayangan)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM NIP. 19810916 200812 2 002

Pembimbing II

Oce Ridwanudin, S.E.,M.M NIP. 19810407 201012 1 002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

Yeni Yuniawati, S.Pd.,MM NIP. 19810608 200604 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(4)

ABSTRAK

Suci Fathimah Galelasha Natalia, 1000661, Pengaruh Sport Service Quality terhadap Intent to Return ke Daya Tarik Wisata Olahraga Rafting (Survey terhadap partisipan wisata olahraga rafting Sungai Palayangan). Dibawah bimbingan Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM. dan Oce Ridwanudin, S.E.,MM.

Sungai Palayangan merupakan lokasi wisata olahraga rafting paling populer di Jawa Barat, yang berada diantara Kawasan Wisata Hutan Rahong dan DAS Situ Cileunca. Paket wisata olahraga rafting Sungai Palayangan ini dijual dan ditawarkan oleh para operator rafting. Dari tahun ke jumlah partisipan dan repeater wisata olahraga rafting terus meningkat, hanya saja pada tahun 2014 mengalami penurunan 30,45% dari tahun 2013. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pengaruh sport service quality terhadap intent to return ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan melalui metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah partisipan wisata olahraga rafting dengan 100 responden sebagai sampel yang dipilih melalui proportionate stratified random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji statistik, acces quality mendapatkan penilaian terbesar yang mempengaruhi intent to return 53,58%. Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa sport service quality berpengaruh signifikan terhadap intent to return secara parsial dan simultan sebesar 71,6%.

(5)

ABSTRACT

Suci Fathimah Galelasha Natalia, 1000661, The Influence of Sport Service Quality on Intent to Return to Rafting Tourist Attraction (Survey on sport tourist

rafting participants at Palayangan River). Under the Guidance Mrs. Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM. dan Mr. Oce Ridwanudin, S.E.,MM.

Palayangan River is the most popular sport tourism sites in West Java, that located between Rahong Tourism Forest Area and Cileunca watershed. Package of rafting tourist attraction on Palayangan River handled by rafting operator. Year by year, the tourist and repeater of rafting tourist attraction continues to increase, but in 2014 decreased 30.45% from 2013. Therefore, this study aims to gain an overview of the influence of sports serv ice quality on intent to return to rafting tourist attraction at Palayangan River use the survey method. The population in this study is a participant sport rafting tour from rafting operator, with 100 respondents as the sample size were selected through stratified random sampling proportionate. The data analysis technique used is the technique of multiple linear regression analysis. Based on the results of statistical tests indicated that access quality has the highest effect on intent to return by 53.58%. The overall results indicated that sport service quality significantly influence intent to return in partial and simultaneous 71.6%.

(6)

Suci Fathimah Galalesha Natalia, 2015

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 9

1.4 Manfaat Penelitian... 9

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 9

1.4.2 Manfaat Praktis... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Konsep Marketing ... 10

2.1.2 Sport Marketing ... 11

2.1.3 Sport Tourism ... 13

2.1.4 Konsep Sport Service Quality ... 15

2.1.4.1 Service Quality dalam Sport Tourism ... 15

2.1.4.2 Dimensi Service Quality dalam Sport Tourism... 18

2.1.4.3 Proses Sport Service Quality ... 19

2.1.5 Konsep Intent to Return... 21

2.1.5.1 Behavioral Intention... 21

2.1.5.2 Defenisi Intent to Return ... 23

2.1.5.3 Dimensi Intent to Return ... 24

2.1.6 Pengaruh Sport Service Quality terhadap Intent to Return .... 26

2.1.7 Orisinalitas Penelitian... 26

2.1.8 Kerangka Pemikiran ... 28

2.2 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

(7)

Suci Fathimah Galalesha Natalia, 2015

3.2 Metode Penelitian... 35

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan ... 35

3.2.1.1 Jenis Penilitian... 35

3.2.1.2 Metode Penelitian... 35

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 36

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 41

3.2.4.1 Populasi ... 41

3.2.4.2 Sampel ... 41

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 42

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas ... 45

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 45

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reabilitas ... 50

3.2.7 Rancangan Analisis Data... 52

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 52

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif... 53

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis... 57

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Profil Sungai Palayangan dan Profil Partisipan Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan... 58

4.1.1 Profil Sungai Palayangan ... 58

4.1.1.1 Sejarah Singkat Sungai Palayangan ... 59

4.1.1.2 Atraksi Wisata Olahraga Rafting... 61

4.1.1.3 Struktur Organisasi... 62

4.1.2 Profil Partisipan Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan62 4.1.2.1 Karateristik Partisipan Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

4.1.2.2 Karateristik Partisipan Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan berdasarkan Usia... 63

4.1.2.3 Karateristik Partisipan Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan berdasarkan Pekerjaan ... 64

4.1.2.4 Karateristik Partisipan Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan berdasarkan Rata-Rata Penghasilan... 65

4.1.2.5 Karateristik Partisipan Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan berdasarkan Asal Tinggal ... 66

4.1.3 Pengalaman Partisipan... 67

(8)

Suci Fathimah Galalesha Natalia, 2015

4.1.3.2 Pengalaman Responden berdasarkan Sumber

Informasi Operator Rafting... 69

4.1.3.3 Pengalaman Partisipan berdasarkan Jenis Paket ... 70

4.1.3.4 Pengalaman Partisipan berdasarkan Waktu Terakhir Rafting ... 71

4.1.3.5 Pengalaman Partisipan berdasarkan Frekuensi Rafting71 4.1.3.6 Pengalaman Partisipan berdasarkan Sumber Informasi Daya Tarik Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan ... 72

4.1.3.7 Pengalaman Partisipan berdasarkan Rafting dengan Siapa ... 73

4.1.3.8 Pengalaman Partisipan berdasarkan Waktu Rafting. 74 4.1.3.9 Pengalaman Partisipan berdasarkan Alasan Rafting 75 4.1.3.10 Pengalaman Partisipan berdasarkan Lokasi Rafting Lain... 76

4.2 Tanggapan Partisipan terhadap Sport Service Quality Daya Tarik Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan... 78

4.2.1 Tanggapan Partisipan terhadap Access Quality... 78

4.2.2 Tanggapan Partisipan terhadap Venue Quality... 80

4.2.3 Hasil Tanggapan Partisipan terhadap Sport Service Quality Daya Tarik Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan ... 83

4.3 Tanggapan Partisipan terhadap Intent to Return ke Daya Tarik Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan ... 85

4.3.1 Hasil Tanggapan Responden terhadap Intent to Return ke Daya Tarik Wisata Olahraga Rafting Sungai Palayangan ... 88

4.4 Pengaruh Sport Service Quality terhadap Intent to Return ... 90

4.4.1 Hasil Uji Asumsi Regresi Linear Berganda ... 90

4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ... 90

4.4.1.2 Hasil Uji Asumsi Heterokedastisitas... 93

4.4.1.3 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas... 95

4.4.1.4 Hasil Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 96

4.4.1.5 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi secara Simultan (Uji F) ... 98

4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi secara Parsial (Uji t) ... 98

4.4.1.7 Model Persamaan Regresi Linear Berganda Pengaruh Sport Service Quality terhadap Intent to Return ... 99

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 101

4.5.1 Implikasi Temuan yang Bersifat Teoritis ... 101

(9)

Suci Fathimah Galalesha Natalia, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 103

5.1 Kesimpulan... 103

5.2 Rekomedasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 106

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan dunia. Industri pariwisata berkembang sangat pesat dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Saat ini sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi sektor andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara.

United Nations World Tourism Organization (UNWTO) menyatakan “industri pariwisata dunia pada tahun 2014 diperkirakan naik sebesar 4,4%, dengan pertumbuhan di wilayah Asia Pasifik sebesar 5%, Eropa 3% dan Asia Tenggara memimpin pertumbuhan pada tingkat 7%” (UNWTO Annual Report 2014, hlm. 11).

Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya dan potensi alam yang melimpah. Aktivitas sektor pariwisata telah didukung dan ditanggapi secara positif oleh pemerintah Indonesia dengan harapan dapat menggantikan sektor migas yang selama ini menjadi peringkat pertama dalam penerimaan devisa Negara, sedangkan sektor pariwisata di Indonesia mene mpati posisi lima besar sebagai komoditas penyumbang pendapatan negara terbesar. Pada tahun 2013, sektor pariwisata memberikan konstribusi yang menembus angka 9,87 miliar dolar AS, perolehan angka terseb ut mengalami peningkatan sebesar 8,17% dibandingkan pada tahun 2012 yaitu sebesar 9,12 miliar dolar AS. Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada tahun 2013 mencapai 8.802.129 orang atau meningkat 9,42% jika dibandingkan dengan kedatangan di tahun 2012.

(11)

dari pihak pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata, akademisi maupun masyarakat luas (Goeldner dan Ritchie, 2008, hlm. 587).

Indonesia sendiri sebenarnya sudah tidak asing dengan wisata olahraga. Pada 1962, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno bahkan mendirikan pesta olahraga bagi negara- negara berkembang yang dikenal dengan sebutan Games of the New Emerging Force (GENEFO) untuk menandingi Olimpiade. Indonesia sudah menganggap penting olahraga kala itu. Walaupun, mungkin Soekarno mengaitkan itu dengan politik, bukan dengan pariwisata (dikutip dari www.lautanopini.wordpress.com pada 18/2/2015).

Wisata olahraga adalah salah satu dari wisata adventure yang sedang giat dikembangkan di Indonesia, Provinsi Jawa Barat termasuk salah satu yang mengembangkan wisata olahraga tersebut. Potensi alam yang dimiliki Jawa Barat berupa sungai dan potensi lainnya merupakan modal utama yang dapat dikembangkan untuk wisata olahraga.

Kabupaten Bandung adalah salah satu dari sembilan kawasan wisata unggulan yang berkontribusi besar pada kemajuan Provinsi Jawa Barat. Wilayahnya yang rindang, hijau dan asri membuat Kabupaten Bandung terlihat sangat mempesona dengan pemandangan perbukitan dan kekayaan hutan yang beragam, serta limpahan air jernih dari berbagai penjuru mata air.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara menyebutkan pada tahun 2013, jumlah wisatawan asing dan lokal yang berkunjung ke Kabupaten Bandung mencapai 6.234.555 orang, mengalami kenaikan dibanding tahun 2012 yang tercatat 5.645.569 orang. Pada 2012 daya tarik wisata di Kabupaten Bandung tersebar 45 lokasi dan meningkat menjadi 50 lokasi pada 2013, sedangkan jumlah mitra kerja pariwisata pada tahun 2012 berjumlah 1.224 orang, naik menjadi 1.312 orang pada tahun 2013 (dikutip dari www.bandung.bisnis.com pada 19/2/2015).

(12)

45 buah yang terdiri hotel bintang lima ada 1 buah, bintang empat ada 1 buah, bintang tiga ada 2 buah, bintang dua ada 9 buah, bintang satu ada 1 buah dan sisanya hotel kelas melati (dikutip dari www.republika.co.id pada 18/2/2015).

Berdasarkan informasi dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) 2013, Sungai Palayangan merupakan salah satu sungai terbaik di Indonesia. Berikut Tabel 1.1 yang menunjukkan grade sungai-sungai di Jawa Barat yang dioperasikan untuk wisata olahraga rafting:

TABEL 1.1

GRADE SUNGAI DI JAWA BARAT YANG DIOPERASIKAN UNTUK

WISATA OLAHRAGA RAFTING

Berdasarkan Tabel 1.1, Jawa Barat memiliki 14 sungai sebagai lokasi wisata olahraga rafting yang dikelola bersama oleh pemerintah setempat, warga sekitar dan perusahaan penyedia jasa (operator). Setiap sungai memiliki karakter tersendiri yang menjadi daya tarik, salah satunya adalah karena grade sungai tersebut.

Sungai Palayangan merupakan salah satu daya tarik wisata unggulan yang menjadi magnet bagi para turis asing maupun lokal untuk berwisata ke Kabupaten

No Sungai Grade Lokasi

1 Cisangkuy II-III Bandung

2 Ciwidey II-III Bandung

3 Citarum III-IV Bandung

4 Palayangan III Bandung

5 Cisadane II-III Bogor

6 Cianten II-III Bogor

7 Ciliwung III Bogor

8 Cikaniki III-IV+ Bogor

9 Cimanuk IV Garut

10 Cikandang IV Garut

11 Citatih IV Sukabumi

12 Citarik III+ Sukabumi

13 Citanduy III Tasikmalaya

14 Cisokan III Cianjur

(13)

Bandung. Air Sungai Palayangan yang mengalir deras dari Situ Cileunca memiliki debit air yang cukup setiap tahun, sehingga wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan tetap bisa dilakukan meskipun pada musim kemarau. Selain itu, Sungai Palayangan juga memiliki kelebihan khusus yaitu memiliki pintu air yang bisa mengontrol debit air yang keluar dari Danau Situ Cileunca, sehingga meskipun hujan tidak akan ada banjir bandang yang mengancam saat pelaksanaan olahraga rafting.

Berikut Tabel 1.2 yang menunjukkan perkembangan kunjungan wisatawan yang mengikuti wisata olahraga rafting Sungai Palayangan melalui pintu masuk Situ Cileunca:

TABEL 1.2

JUMLAH PENGUNJUNG SITU CILEUNCA TAHUN 2010-2014

Penelitian ini hanya difokuskan pada wisatawan yang mengikuti wisata olahraga rafting Sungai Palayangan (selanjutnya disebut partisipan). Tabel 1.2 diatas menjelaskan jumlah partisipan wisata olahraga rafting Sungai Palayangan melalui pintu masuk Situ Cileunca selama lima tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. Jumlah partisipan pada tahun 2010 ke tahun 2011 melonjak 102,69%, pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 34,96%, pada tahun 2013 kembali melonjak 116,11%, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan 27,26%.

Rafting awalnya hanya diminati orang-orang tertentu seperti kelompok

pecinta alam dan pecinta olahraga petualang. Rafting dapat dinikmati beramai-ramai tanpa memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan dan profesi

Tahun Kunjungan Wisatawan

Outbound Rafting Rekreasi Lain-Lain Jumlah

2010 14.285 10.457 27.371 1.504 53.617

2011 19.598 21.196 33.588 2.847 77.229

2012 15.467 28.608 38.802 4.371 85.547

2013 24.125 61.827 49.448 5.945 136.345

2014 42.256 44.963 55.209 7.423 150.516

(14)

seseorang. Hal ini juga didukung oleh tenaga kerja yang dilatih secara profesional oleh perusahaan (operator) yang menyediakan jasa dan perlengkapan rafting yang aman untuk wisatawan. Tabel berikut menjelaskan data partisipan dari jumlah grup operator rafting:

TABEL 1.3

JUMLAH PARTISIPAN OPERATOR RAFTING TAHUN 2010-2014

Berdasarkan wawancara kepada owner operator rafting (27/1/2015), partisipan yang melakukan wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan pada umumnya adalah partisipan yang baru pertama kali mengikuti (first-time partisipan) dalam rangka kegiatan outbound atau gathering melalui jasa operator,

jarang yang datang secara individual (sendiri). Sedangkan untuk frekuensi repeater (partisipan yang melakukan kunjungan kembali) hanya sekitar 30% dari jumlah kunjungan pertahunnya, dikarenakan partisipan tidak terlalu mengetahui mengenai lokasi (newbie). Berikut Gambar 1.1 menjelaskan perbandingan jumlah partisipan dan repeater rafting:

Operator 2010 2011 2012 2013 2014

(15)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

GAMBAR 1.1

PERBANDINGAN JUMLAH PARTISIPAN DAN REPEATER KE DAYA TARIK WISATA OLAHRAGA RAFTING SUNGAI PALAYANGAN

TAHUN 2010-2014

Berdasarkan Gambar 1.1, partisipan yang melakukan kunjungan kembali (repeater) kedaya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan dari tahun 2010-2014 hanya mendapat jumlah repeater sekitar 30%. Pada tahun 2010 hanya mendapatkan 34,15% repeater, tahun 2011 mendapatkan 30% repeater, tahun 2012 hanya 27,62% repeater, tahun 2013 mendapatkan 31,38% repeater, sedangkan di tahun 2014 mendapat 30,45% repeater.

Dengan demikian, intent to return (niat berkunjung kembali) partisipan untuk melakukan wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan masih rendah, terbukti pula dari menurunnya jumlah kunjungan wisatawan yang masuk melalui pintu Situ Cileunca pada tahun 2014.

Menurunnya jumlah repeater daya tarik wisata olahraga rafting dalam beberapa tahun terakhir, tentu menjadi ancaman tersendiri bagi pihak pengelola Sungai Pelayangan. Hal ini membuat pihak pengelola Sungai Palayangan meminta agar para operator kembali mendominasi kegiatan outbound atau gathering di kawasan Kabupaten Bandung, terutama Sungai Palayangan yang menjadi lokasi wisata olahraga raftingnya.

Melihat permasalah tersebut, pihak pengelola Sungai Palayangan bekerjasama dengan para operator untuk lebih memperhatikan sport service quality di daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan maupun Situ Cileunca, sebagai pintu masuk utama wisata olahraga rafting seperti halnya

First time partisipan

(16)

memperhatikan kelengkapan infrastruktur dan fasilitas yang ada. Sebagai yang orang yang melayani konsumen secara langsung, pengelola dan operator dituntut untuk memberikan kualitas pelayanan olahraga (sport service quality) rafting yang baik selama proses penyampaian jasa kepada partisipan, agar dapat meningkatkan repeater.

Menurut Oliver, niat berkunjung kembali (intent to return) tercipta apabila perusahaan mampu menyediakan layanan yang berkualitas kepada partisipan. Lebih lanjut, maksud niat berkunjungan kembali sangat penting karena konsumen membentuk sikap tentang penyedia jasa berdasarkan harapan mereka sebelumnya, tentang kinerja perusahaan, dan sikap ini mempengaruhi niat berkunjung mereka (dalam Shonk, 2008, hlm. 596).

Saat ini, banyak perhatian terpusat pada kepuasan total yang implikasinya mencapai kepuasan sebagian saja tidaklah cukup untuk membuat pelanggan loyal dan kembali lagi agar melakukan pembelian ulang. Maka, ketika wisatawan merasa puas atas pelayanan dan jasa yang didapatkan pada saat melakukan kunjungan wisata olahraga, besar kemungkinan wisatawan akan melakukan kunjungan kembali dan merekomendasikan kepada teman-teman dan keluarga tentang perusahaan atau lokasi tersebut atas produk-produk (rafting) dan pelayanan yang telah diberikan.

Menurut Mackay dan Crompton (dalam Shonk, 2008, hlm. 588), sport service quality didefenisikan sebagai perbedaan layanan antara apa yang

diharapkan dengan apa yang diterima oleh konsumen olahraga. Dimensi sport service quality terdiri dari access quality, accommodation quality, venue quality dan contest quality (Shonk, 2008, hlm. 592-595).

Berikut adalah Tabel 1.4 mengenai implementasi sport service quality di Sungai Palayangan:

TABEL 1.4

IMPLEMENTASI SPORT SERVICE QUALITY DI DAYA TARIK WISATA OLAHRAGA RAFTING SUNGAI PALAYANGAN

(17)

Access Quality

Tersedianya transportasi umum menuju Sungai Palayangan

Tersedianya petunjuk jalan yang benar menuju Sungai Palayangan

Tersedianya informasi mengenai wisata olahraga rafting Sungai Palayangan

Venue Quality

Sungai yang ber-grade III atau memiliki jeram tidak beraturan

Peralatan wisata olahraga rafting (perahu karet, pelampung, helm, dayung, dry bag, pluit)

Safety procedure (rescue kit, repair kit, pompa, throw bag / tali lempar)

Situ Cileunca (area parkir, ruang pertemuan, ruang ganti / mandi) Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Accomodation quality dan contest quality tidak digunakan dalam penelitian ini karena, tidak adanya akomodasi yang terletak didekat Sungai Palayangan, sedangkan contest quality tidak digunakan karena tidak adanya contest (lomba) antar partisipan, hanya contest antar penggiat rafting tetapi jarang sekali diadakan.

Peningkatan kualitas layanan akan menghasilkan peningkatan kunjungan ulang tanpa adanya pengaruh dari pesaing. Pengunjung yang melakukan kunjungan ulang mungkin memiliki harapan yang berbeda jika mereka mengunjungi tempat yang berbeda di tujuan berbeda atau berpartisipasi dalam kegiatan yang berbeda. Mempertahankan pelayanan yang unggul di bidang pariwisata merupakan tantangan yang besar karena wisatawan yang mengkonsumsi jasa pariwisata akan menerima berbagai layanan secara terus menerus mulai dari meninggalkan rumah sampai kembali kerumah (Shonk, 2008, hlm. 590).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai “PENGARUH SPORT SERVICE QUALITY TERHADAP

(18)

RAFTING (Survey terhadap partisipan wisata olahraga rafting Sungai

Palayangan)”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran sport service quality yang terdiri dari access quality dan venue quality di daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan? 2. Bagaimana gambaran intent to return partisipan ke daya tarik wisata

olahraga rafting Sungai Palayangan?

3. Bagaimana pengaruh sport service quality yang terdiri dari access quality dan venue quality terhadap intent to return partisipan ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh temuan mengenai:

1. Gambaran sport service quality yang terdiri dari access quality dan venue quality yang ada di daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

2. Gambaran intent to return partisipan ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

3. Pengaruh sport service quality yang terdiri dari access quality dan venue quality terhadap intent to return partisipan ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

(19)

1.4.2 Manfaat Praktis

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sport service quality terhadap intent to return ke daya tarik wisata olahraga rafting. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm. 38). Sedangkan Suharsimi (2013, hlm. 161) mendefinisikan variabel sebagai objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Sugiyono (2013, hlm. 39) menyatakan, variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

berubahnya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable). Objek penelitian yang menjadi variabel bebas dalam penelitian yaitu sport service quality (X) yang terdiri dari access quality ( ) dan venue quality ( ) terhadap intent to return (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable).

Menurut Sedarmayanti dan Hidayat (2011, hlm. 71), “unit analisis adalah sesuatu yang berdasarkan tujuannya dijadikan suatu kesatuan karakteristik yang

akan diukur”. Unit analisis dalam penelitian ini adalah partisipan wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang membutuhka n waktu kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional, karena data yang dikumpulkan hanya sekali dengan menyebarkan kuesioner kepada partisipan wisata olahraga rafting Sungai Palayangan. Menurut Sedarmayanti dan Hidayat (2011, hlm. 34), metode cross sectional adalah metode yang mengambil subyek dari berbagai tingkat umur dan

(21)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan 3.2.1.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 53), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen).

Berdasarkan definisi tersebut, maka penelitian deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena. Penelitian deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai sport service quality dan intent to return di daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Suharsimi (2013, hlm. 4), pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis melalui pengumpulan data dilapangan. Penelitian ini mengumpulkan sumber data primer dan sekunder, dimana data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada partisipan wisata olahraga rafting Sungai Palayangan yang dijadikan sampel untuk memperoleh fakta yang relevan dan up to date. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh sport service quality terhadap intent to return daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

3.2.1.2Metode Penelitian

(22)

penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah- langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono, 2013, hlm. 2).

Berdasarkan jenis penelitian, yaitu deskriptif dan verifikatif dengan pengumpulan data dilapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey atau metode survei. Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan) tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen) (Sugiyono, 2013, hlm. 6).

Metode explanatory survey menurut Sugiyono (2013),

“Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan- hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis” (hlm. 7).

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel, untuk mengetahui apa yang menjadi konsep teoritis dan konsep analitis, maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasiona lisasi variabel (Sugiyono, 2013, hlm. 41).

(23)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel /

Sub Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sport Service Quality

(X)

“Service quality defined as the difference between what is expected from each

of the service dimensional and what a consumer perceives he or she receives

from them.” - Shonk (2008, hlm. 588) Access Quality

( )

Kemudahan dan kecepatan

wisatawan dalam mencapai lokasi tujuan wisata; berhubungan dengan area parkir, bandara, jalan raya, dan transportasi umum.

Shonk (2008, hlm. 592)

Destination Tingkat kemudahan akses mencapai Sungai Palayangan

menggunakan

transportasi umum (bus atau kereta api) dan kendaraan pribadi.

Ordinal 1

Tingkat kemudahan mendapatkan informasi mengenai daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

Ordinal 2

Tingkat kelengkapan infrastruktur di Sungai Palayangan (atau Situ Cileunca).

Ordinal 3

Sport Venue Tingkat kemudahan menemukan petunjuk jalan menuju Sungai Palayangan.

Ordinal 4

Tingkat kenyamanan selama berada diSungai Palayangan.

Ordinal 5

Tingkat kemudahan mendapatkan fasilitas parkir di Sungai Palayangan (Situ Cileunca).

Ordinal 6

Tingkat kemudahan menjangkau Sungai Palayangan dari jalan raya.

Ordinal 7

Venue Quality

( )

Tempat berfokusnya evaluasi kualitas

Interactions Tingkat keramahan crew dalam melayani partisipan wisata

(24)

pada fasilitas olahraga.

Shonk (2008, hlm. 594)

olahraga rafting.

Tingkat interaksi sosial antar sesama partisipan saat berlangsungnya atraksi wisata olahraga rafting.

Ordinal 9

Tingkat kemudahan menemukan provider rafting (kantor, crew) di sekitar Sungai

Palayangan.

Ordinal 10

Environment Tingkat keindahan pemandangan sekitar Sungai Palayangan.

Ordinal 11

Tingkat kebersihan Sungai Palayangan sebagai lokasi daya tarik wisata olahraga rafting.

Ordinal 12

Tingkat keamanan (kondisi alam lingkungan sekitar Sungai Palayangan) saat mengikuti wisata

olahraga rafting.

Ordinal 13

Value Tingkat kemenarikan souvenir (cth. photo) yang didapatkan setelah mengikuti wisata olahraga rafting.

Ordinal 14

Tingkat kesesuaian harga dengan value yang diterima selama mengikuti wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

Ordinal 15

Tingkat kemenarikan jasa yang operator rafting tawarkan di Sungai Palayangan dibandingkan dengan lokasi wisata olahraga rafting lainnya.

Ordinal 16

(25)

Return

(Y)

event atthe destination in the future.” - Shonk (2006, hlm. 84)

Tingkat keinginan untuk berencana kembali ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan pada masa akan datang.

Ordinal 17

Tingkat keinginan untuk berencana kembali mengikuti wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan pada masa akan datang.

Ordinal 18

Tingkat keinginan untuk berencana kembali mengikuti wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan dengan operator yang berbeda pada masa akan datang.

Ordinal 19

Tingkat keinginan untuk berencana menghadiri acara lain (event olahraga lain, rekreasi, outbound, dll) di Sungai Palayangan pada masa yang akan datang.

Ordinal 20

Tingkat keyakinan untuk melakukan kunjungan kembali ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan pada masa yang akan datang.

Ordinal 21

Tingkat kesediaan merekomendasikan wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan kepada oranglain.

Ordinal 22

Tingkat kesediaan menyebarkan informasi positif mengenai daya tarik wisata olahraga rafting Sungai

(26)

Palayangan. Sumber: Pengolahan data, 2015

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh melalui responden (pada penyebaran kuesioner dan wawancara) dan teknik observasi (berupa benda, gerak dan proses sesuatu). Data merupakan adalah informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukan suatu fakta (Sedarmayanti dan Hidayat, 2011, hlm. 72).

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 137) data penelitian dibedakan berdasarkan sumbernya, yaitu data primer (primary data source) merupakan data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan data sekunder (secondary data source) merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder, seperti dijelaskan pada Tabel 3.2 berikut:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data

D A T A P R I M E R Profil responden wisata olahraga rafting Sungai Palayangan

Partisipan yang mengikuti wisata olahraga rafting

Pengalaman responden wisata olahraga rafting Sungai Palayangan

Partisipan yang mengikuti wisata olahraga rafting

Tanggapan responden mengenai sport service quality daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan

Partisipan yang mengikuti wisata olahraga rafting

Tanggapan responden mengenai intent to return daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan

Partisipan yang mengikuti wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan

D A T A S E K U N D E R Grade Sungai di Jawa Barat yang di Operasikan

untuk Wisata Olahraga Rafting

FAJI, 2013

Jumlah Pengunjung Situ Cileunca Tahun 2010-2014

Pihak Pengelola Situ Cileunca, 2014

(27)

Bekerjasama dengan Pihak Pengelola Sungai Palayangan Tahun 2010-2014

2014

Implementasi dimensi sport service quality pada DTW olahraga Sungai Palayangan

Pengolahan Data oleh Peneliti

Perbandingan Jumlah Partisipan dan Repeater di DTW Sungai Palayangan Tahun 2010-2014

Pengolahan Data oleh Peneliti

Profil Sungai Palayangan Pihak Pengelola Situ Cileunca, 2015

Sumber: Olah Data, 2015

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2013, hlm. 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah partisipan dari grup operator rafting yang mengikuti wisata olahraga rafting Sungai Palayangan. Jumlah partisipan pada tahun 2014 sebesar 44.963 orang, dengan demikian penelitian ini menggunakan populasi (N) = 44.963 orang.

3.2.4.2Sampel

Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dimana penelitian pada umumnya dilakukan dengan tidak menggunakan keseluruhan dari populasi yang ada, karena adanya keterbatasan biaya serta waktu yang tersedia menjadi penyebab mengapa penelitian hanya mengambil sebagian dari populasi yang ada. Sebagian populasi itulah yang disebut dengan sampel.

(28)

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Dalam penelitian ini tidak memungkinkan untuk menggunakan keseluruhan populasi untuk diteliti, hal ini disebabkan oleh adanya faktor waktu, biaya, tenaga, dan perijinan. Untuk itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili bagian yang lain yang akan diteliti (representatif).

Rumus yang digunakan untuk mengukur sampel adalah rumus Slovin, yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan (Husein Umar, 2010, hlm. 146). Dalam pengambilan sampel ini digunakan presentasi kelonggaran ketidaktelitian (taraf kesalahan) sebesar 10%. Sedarmayanti dan Hidayat (2011, hlm. 143) mengemukakan, untuk menemukan ukuran sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai presisi (taraf kesalahan sampel yang ditolerir = 10% = 0,1)

Adapun perhitungan ukuran berdasarkan rumus Slovin diatas:

n =

n = 99,78

n = 100

(29)

3.2.4.3Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono 2012, hlm. 91). Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara sistematis, macam- macam teknik sampling dijelaskan pada Gambar 3.1 berikut:

Sumber: Sugiyono (2012, hlm. 92-95) GAMBAR 3.1 TEKNIK SAMPLING

Sugiyono (2012, hlm. 92) mengungkapkan, probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan non-probability sampling (Sugiyono, 2012, hlm. 95) adalah tenik pengambilan sampel

yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling yang termasuk ke dalam probability sampling, dikarenakan populasinya

tidak sejenis dan berstrata secara proporsional. Strata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masing- masing partisipan dari operator rafting.

Probability Sampling

Simple Random Sampling

Proportionate Stratified Random Sampling

Disproportionate Stratified Random Sampling

Cluster Sampling

Non-probability Sampling

Systematic Sampling

Quota Sampling

Incidental Sampling

Purposive Sampling

Sampling Jenuh

(30)

Proportionate stratified random sampling adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi mempunyai unsur atau anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2012, hlm. 93).

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 224), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Secara umum terdapat beberapa teknik pengumpulan datayang digunakan peneliti, yaitu:

1. Observasi

Pengamatan secara langsung terhadap daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

2. Wawancara

Melakukan wawancara secara langsung untuk mendapat informasi yang dibutuhkan terhadap partisipan dan operator rafting untuk memperoleh data mengenai keadaan lapangan dalam penjualan (kunjungan) sehingga ditemukan variabel yang cocok untuk diteliti.

3. Kuesioner

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang menghasilkan data primer. Kuesioner berisi karakteristik responden, persepsi responden mengenai sport service quality dan intent to return. Kuesioner ditujukan kepada partisipan grup dari operator rafting wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pengabadian moment saat observasi ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan untuk melihat keadaan lingkungannya, saat wawancara kepada pihak pengelola dan operator rafting guna mendapatkan data yang akurat serta saat penyebaran

kuisioner secara langsung kepada partisipan sebagai bukti penilitian yang dilakukan ada benar adanya.

(31)

Studi literatur merupakan pengumpulan data dan informasi berupa teori-teori yang berkaitan dengan variabel penelitian yakni, sport service quality dan intent to return.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada suatu penelitian, data merupakan hal ya ng penting karena data merupakan sebuah gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian, dan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu validitas dan reabilitas.

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel X (sport service quality) mempunyai pengaruhi atau tidak pada variabel Y (intent to return).

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 2013, hlm. 211). Menurut Sugiyono (2013, hlm. 267), validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan peneliti. Sedangkan menurut Wijaya (2012, hlm. 119), suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Kesimpulannya, data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya pada objek penelitian.

(32)

1. Berskala interval atau rasio

2. Penyebaran data mengikuti kurva normal 3. Menggunakan teknik probability sampling

Berdasarkan syarat-syarat diatas, bila skor semua item disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor item-item instrumen menggunakan rumus Products Moment Pearson berikut (Wijaya, 2012, hlm. 52):

∑ ∑ ∑ √ ∑ (∑ ) ∑ ∑

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05. Rumus uji t yang akan digunakan sebagai berikut:

1. Nilai dibandingkan nilai dengan dk = n-2 dan taraf

signifikansi α = 0,05.

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika 4. Berdasarkan kuesioner yang diuji terhadap 30 responden dengan

tingkat signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) adalah n-2 (30-2=28) maka didapat nilai sebesar 0,361.

(33)

pertanyaan dalam kuisioner valid. Berikut Tabel 3.3 tentang hasil uji validitas penelitian ini:

TABEL 3.3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN No Pernyataan Signifikansi Keterangan

Sport Service Quality

Access Quality

1 Kemudahan akses mencapai Sungai Palayangan menggunakan

transportasi umu (bus dan kereta api) atau

kendaraan pribadi.

0,572 0,361 0,001 Valid

2 Kemudahan mendapatkan informasi mengenai daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

0,875 0,361 0,000 Valid

3 Kelengkapan

infrastruktur di Sungai Palayangan (atau Cileunca).

0,662 0,361 0,000 Valid

4 Kemudahan menemukan petunjuk jalan menuju Sungai Palayangan.

0,799 0,361 0,000 Valid

5 Kenyamanan selama berada di Sungai Palayangan.

0,854 0,361 0,000 Valid

6 Kemudahan mendapatkan fasilitas parkir di Sungai Palayangan (Situ

Cileunca).

0,811 0,361 0,000 Valid

7 Kemudahan menjangkau Sungai Palayangan dari

[image:33.596.110.509.240.752.2]
(34)

jalan raya.

Venue Quality

1 Keramahan crew dalam melayani partisipan wisata olahraga rafting.

0,864 0,361 0,000 Valid

2 Interaksi sosial antar sesama partisipan saat berlangsungnya atraksi wisata olahraga rafting.

0,880 0,361 0,000 Valid

3 Kemudahan menemukan operator rafting (kantor atau crew) di sekitar Sungai Palayangan.

0,759 0,361 0,000 Valid

4 Keindahan pemandangan sekitar Sungai

Palayangan.

0,891 0,361 0,000 Valid

5 Kebersihan Sungai Palayangan sebagai lokasi daya tarik wisata olahraga rafting.

0,870 0,361 0,000 Valid

6 Keamanan (kondisi alam lingkungan sekitar Sungai Palayangan) saat

mengikuti wisata olahraga rafting.

0,907 0,361 0,000 Valid

7 Kemenarikan souvenir (cth. photo) yang didapatkan setelah mengikuti wisata olahraga rafting.

0,849 0,361 0,000 Valid

8 Kesesuaian harga dengan

value yang diterima selama mengikuti wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

0,906 0,361 0,000 Valid

9 Kemenarikan jasa yang

operator tawarkan di

daya tarik wisata

olahraga rafting Sungai

(35)

Palayangan dibandingkan dengan lokasi wisata olahraga rafting lainnya.

Intent to Return

1 Keinginan untuk berencana kembali ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan pada masa akan datang.

0,984 0,361 0,000 Valid

2 Keinginan untuk berencana kembali mengikuti wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan pada masa akan datang.

0,932 0,361 0,000 Valid

3 Keinginan untuk berencana kembali mengikuti wisata olahraga rafting di Sungai Palayangan dengan operator yang berbeda pada masa yang akan datang.

0,641 0,361 0,000 Valid

4 Keinginan untuk berencana menghadiri acara lain (event olahraga lain, rekreasi, outbound, dll) di Sungai Palayangan pada masa yang akan datang.

0,913 0,361 0,000 Valid

5 Keyakinan untuk melakukan kunjungan kembali ke daya tarik wisata olahraga rafting

Sungai Palayangan pada masa yang akan datang.

0,905 0,361 0,000 Valid

6 Kesediaan

merekomendasikan daya

(36)

tarik wisata olahraga

rafting Sungai Palayangan kepada oranglain.

7 Kesediaan menyebarkan informasi positif

mengenai daya tarik wisata olahraga rafting

Sungai Palayangan.

0,911 0,361 0,000 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan dalam kuisioner adalah valid karena memiliki nilai lebih besar dari dengan tingkat

signifikansi 0,05.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 2013, hlm. 221). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan alat ukur. Reliabilitas hasil ukur berhubungan dengan sampling error yaitu sejauh mana terjadi inkosistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan secara berulang pada kelompok yang berbeda (Wijaya, 2013, hlm. 115).

Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, menggunakan koefisien alfa (α) yang diukur dengan menggunakan uji statistik Cronbanch’s Alpha (α), hal ini dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan antara rentang nilai yang menggunakan skala likert 1-5. Menurut Suharsimi (2013, hlm. 239), rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

[

][ ∑

]

Keterangan:

[image:36.596.108.517.113.257.2]
(37)

= Varian total

∑ = Jumlah varian butir pertanyaan

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian t butir kemudian jumlahkan seperti berikut (Suharsimi, 2013, hlm. 240):

∑ ∑

Keterangan:

σ = Varians total

∑X = Jumlah skor n = Jumlah responden

Keputusan pengujian reabilitas dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat

signifikansi 0,05 maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat

signifikansi 0,05 maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Penghitungan reliabilitas item pertanyaan dilakukan dengan menggunakan software SPPS (Statistical Package for the Social Sciencies) 18. Instrumen dinyatakan reliabel atau memiliki tingkat keandalan tinggi jika (koefisien alpha cronbach) bernilai ≥ 0,700. Tabel 3.4 berikut menjelaskan tentang hasil pengujian reabilitas dari instrument penelitian ini:

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel Cσ hitung Cσ Keterangan

1 Sport Service Quality 0,962 0,700 Reliabel 2 Intent to Return 0,946 0,700 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki nilai >

(38)

3.2.7 Rancangan Analisis Data

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa metode analisis data untuk mengolah data yang diperoleh melalui analisis deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif untuk variabel bersifat kualitatif, analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis verifikatif digunakan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistika.

Penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket sebagai media penelitiuntuk mengukur penelitian. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 93), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable, kemudian variabel- variabel tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item- item instrument yang berupa pernyataan, sedangkan untuk mengkategorikan hasil perhitungan digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% - 100% melalui bantuan alat statistik untuk mengolah data.

3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif dari variabel (X) sport service quality

Variabel X terfokus pada penelitian terhadap sport service quality yang meliputi: access quality dan venue quality.

2. Analisis deskriptif dari variabel (Y) intent to return

Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap intent to return yang meliputi: plan to attend another event in the future, plan to return to same tourist attraction for another visit in the future, plan to return to same

(39)

3.2.7.2Rancangan Analisis Data Verifikatif

Analisis verifikatif dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan setelah seluruh data responden terkumpul. Analisis penelitian kuantitatif ini menggunakan regresi linier berganda. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap seperti berikut:

1. Menyusun data, dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden, kelengkapan data dan pengisisan data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

2. Seleksi data, dilakukan untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul.

3. Tabulasi data, dilakukan untuk: a. Memberikan skor pada item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

4. Menganalisis data, dilakukan untuk proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik, menginterpretasi data agar diperoleh suatu kesimpulan.

5. Pengujian, dilakukan pada proses pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan metode verifikatif yang dilakukan dengan analisis regresi berganda.

(40)

1. Method of Successive Interval (MSI)

MSI merupakan proses transformasi dari data ordinal menjadi data interval. Langkah- langkah untuk melakukan transformasi data tersebut sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya melakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value =

f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus persamaan berikut:

Nilai hasil transformasi: score = scale valuem inim um + 1

Data penelitian dengan skala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta akan ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.

2. Uji Asumsi Regresi

Teknik analisis regresi linear berganda dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:

a. Uji Asumsi Normalitas

(41)

data sampel memenuhi syarat berdistribusi normal atau tidak dan dapat menggunakan normal probability plot. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual dan berdistribusi normal. b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Untuk melihat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu regresi dikatakan tidak terdeteksi heterokedastisitas apabila diagram pancar residualnya tidak membentuk pola tertentu. Model regresi yang memenuhi syarat adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homokedastisitas.

c. Uji Asumsi Multikolinearitas

Untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel- variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel- variabel bebasnya maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat menjadi terganggu. Parameter yang sering digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas adalah nilai variance inflation factor (VIF).

3. Analisis Korelasi

Untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Antara korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan regresi adalah korelasi antara dua variabel yang tidak mempunyai hubungan kausal atau sebab akibat, atau hubungan fungsional. Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional (Sugiyono, 2010, hlm. 269).

(42)

Dalam menggunakan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y,

dengan asumsi 0 ≤ r2 ≤ 1

menggunakan rumus (Riduwan, 2010, hlm. 81) sebagai berikut:

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = Nilai koefisien determinasi r = Nilai koefisien korelasi

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Sehingga analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua (Sugiyono, 2012, hlm. 227).

3.2.7.3Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda. Analisis regresi bertujuan menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Regresi linier dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu regresi linier sederhana dan linier berganda. Perbedaan ini berdasarkan jumlah variabel bebasnya, jika variabel bebasnya hanya 1 maka disebut linier sederhana, jika variabel bebasnya lebih dari 1 maka disebut linier berganda (Wijaya, 2013, hlm. 97).

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda karena menguji pengaruh lebih dari satu variabel independen (X) yaitu sport service quality, yang terdiri dari access quality (X1) dan venue quality (X2) terhadap variabel dependen

(43)

Sumber: Pengolahan Data, 2015

GAMBAR 3.2

DIAGRAM STRUKTUR SUB HIPOTESIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Keterangan:

X1 = Access Quality

X2 = Venue Quality

Y = Intent to Return

Dalam penelitian ini, semua hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji menggunakan analisis regresi linear berganda. Proses ini sebagai langkah terakhir dalam analisis data, yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen yang pada akhirnya menarik suatu kesimpulan ditolak atau diterima dari hipotesis yang telah dirumuskan. Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

Ho : ρ = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari sport service quality (X) yang terdiri dari access quality (X1) dan venue quality (X2) terhadap

intent to return (Y).

Ha : ρ ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari sport service quality (X) yang terdiri dari access quality (X1) dan venue quality (X2) terhadap intent

to return (Y). X1

X2

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti temukan melalui regresi linear berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran mengenai sport service quality daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan yang terdiri dari sub variabel access quality dan

venue quality mendapat penilaian baik secara kesuluruhan dengan skor

5890. Sub variabel venue quality memiliki penilaian tertinggi dari partisipan sebesar 50,88%. Hal ini dikarenakan Sungai Palayangan menyuguhkan keindahan danau (Situ Cileunca) dan dikelilingi hutan-hutan, sehingga partisipan merasakan kenyamanan yang berbeda ketika berada di daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan.

2. Gambaran mengenai intent to return partisipan ke daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan mendapat penilaian baik secara keseluruhan dengan skor 2666. Indikator recommendation mendapat penilaian tertinggi, dimana jika partisipan yang sudah mengikuti wisata olahraga rafting dan merasa nyaman dengan layanan yang ia terima maka dengan senang hati partisipan bersedia memamerkannya kepada oranglain, dan berujung pada perekomendasian.

(45)

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Tanggapan pelanggan terhadap sport service quality yang terdiri dari sub variabel access quality dan venue quality mendapatkan penilaian baik, namun tanggapan terhadap access quality mendapat penilaian skor terendah, terutama pada item pertanyaan kelengkapan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan. Oleh karena itu sebaiknya pihak pengelola maupun pihak pemerintah terkait harus melengkapi dan memperbaharui infrastruktur apa saja yang diperlukan, seperti halnya menambah petunjuk jalan dan memperjelas transportasi umum menuju Sungai Palayangan.

2. Tanggapan responden terhadap intent to return daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan sudah dinilai baik, namun tanggapan terhadap item pertanyaan mengenai mengenai kemenarikan jasa yang operator tawarkan di daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan dibandingkan dengan lokasi wisata olahraga rafting lainnya mendapat penialain rendah. Oleh karena itu pihak penge lola maupun pihak pemerintah terkait sebaiknya lebih memperhatikan keluhan-keluhan maupun tanggapan dari wisatawan terutama dalamhal pelayanan, sehingga wisatawan tidak beralih ke lokasi wisata olahraga rafting lainnya.

(46)

olahraga rafting, melengkapi peralatan rafting dan terus memperbaharui infrasturktur yang ada.

4. Disarankan kepada pihak pengelola agar lebih sering berkomunikasi dengan pemerintah terkait sebagai upaya pelestarian daya tarik wisata olahraga rafting Sungai Palayangan. Dan kepada para operator rafting, harus selalu mengevaluasi pelayanan yang diberikan kepada wisatawan agar sesuai dengan value yang dikeluarkan.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Beech, John dan Chadwick, Simon. (2007). The Marketing of Sport. New Jersey: Prentice Hall.

Bill, Karen. (2009). Sport Management. Great Britani: Learning Matters Ltd.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan ke IV. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ikbar, Yanuar. (2012). Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kahle, L.R dan Riley, Chris. (2004). Sport Marketing and The Psychology Of Marketing Communication. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Masyhuri dan Zainuddin. (2011). Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Ritchie, Daryl Adair. (2008). Sport Tourism: Interrelationship, Impacts and Issues. USA: Multilingual Matters Ltd.

Schwarz, E.C dan Hunter, J.D. (2008). Advance Theory and Practice In Sport Marketing. Burlington USA: Elsevier Inc.

Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Smith, Aaron C.T. (2008). Introduction to Sport Marketing. Burlingston USA: Elsevier Inc.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(48)

. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suharsimi, Arikunto. (2009). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Umar, Husein. (2010). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.

Weed, Chris Bull. (2004). Sport Tourism Participants, Policy and Providers. Burlingston USA: Elsevier Inc.

Wibowo, Agung Edy dan Djoj, Adi. (2012). Aplikasi SPSS 20 Untuk Olah dan Interpretasi Data. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Wijaya, Tony. (2012). Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20 Untuk Olah dan Interpretasi Data. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

. (2015). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

(49)

Jurnal, Skripsi dan Thesis

Andriotis, K dan Agiomirgianakis, G. (2010). “Cruise visitor’s experience in a Mediteranean Port of Call.” International Journal of Tourism Research. 12, (4),390-404.

Chen, Ching-Fu dan Tsai, Dung Chun. (2007). “How Destination Image and Evaluate Factors Affect Behavioral Intention.”Journal Tourism Management. 28, 1115-1122.

D.R Rikayanti, Anip. (2008). Pengaruh Kualitas Jasa terhadap Loyalitas Pengun

Gambar

TABEL 1.1  SUNGAI DI JAWA BARAT YANG DIOPERASIKAN UNTUK
TABEL 1.2 JUMLAH PENGUNJUNG SITU CILEUNCA TAHUN 2010-2014
TABEL 1.3  OPERATOR RAFTING
GAMBAR 1.1  PERBANDINGAN JUMLAH PARTISIPAN DAN
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur sedimen urine yang ditemukan pada penduduk yang mengonsumsi air sumur di Desa Besole Kecamatan Besuki

Tutkimuksen painopiste on rannikkoiskujoukkojen koulutuksessa; mitä käskettiin kouluttaa, mitä koulutettiin, miten koulutettiin, oliko ennen koulutuksen aloittamista

Sejarah perkembangan Komputer adalah diawali dengan mengadopsi mesin TIK yang pertama kali diciptakan olehChristoper Latham sekitar tahun 1886 dan juga

o Pemberian obat-obatan sesuai dengan program, seperti morfin diberikan untuk menurunkan faktor preload dan afterload ; Furosemide untuk mengurangi oedema/ diuresis ;

Berdasarkan Gambar 2, hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan suhu, lama perendaman dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata ( p >0,05)

Alat pengering terasi ini berfungsi untuk mengeringkan udang (rebon) yang diolah menjadi terasi agar waktu pengeringan lebih cepat dan tidak bergantung pada

Evaluasi yang telah dilaksanakan oleh penulis pada Tn.W di Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember diperoleh data: klien dapat membina hubungan saling percaya

Untuk ketepatan membaca kalimat subjek B pada awalnya hanya mampu menyelesaikan soal dengan benar sebayak 2,7 kemudian setelah diberikan treatment menggunakan