• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENAYANGAN DIALOG “GENERASI BARU TERORIS” DI METRO TV SKRIPSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENAYANGAN DIALOG “GENERASI BARU TERORIS” DI METRO TV SKRIPSI."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENAYANGAN DIALOG “GENERASI BARU TERORIS” DI METRO TV

SKRIPSI

Oleh :

BOBBY FAHREZA

0843010162

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKANDAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

HALAMAN PERSETUJ UAN UJ IAN SEMINAR PROPOSAL

JUDUL PROPOSAL : SIKAP ANGGOTA UNIT KEGIATAN KEROHANIAN

ISLAM DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR TERHADAP PEMBERITAAN “GENERASI BARU TERORIS” DI METRO TV

Nama Mahasiswa : Bobby Fahreza

NPM : 0843010162

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian / seminar proposal skripsi.

Kepala Program Studi PEMBIMBING

Ilmu Komunikasi

(3)

i

JUDUL PROPOSAL : SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN GENERASI BARU TERORIS DI METRO TV

Nama Mahasiswa : Bobby Fahreza

NPM : 0843010162

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal : 14 November 2012

Pembimbing , Tim Penguji,

1.

Dra. Sumardjijati. M.Si J uwito, S.Sos, M.Si NIP.196203231993092001 NPT : 3 6704 95 0036 1

2.

Dr s. Kusnarto M.Si

NIP :195808011984021001

Ketua Program Studi 3.

Ilmu Komunikasi Ir. Didiek Tranggono M.Si

NIP:195812251990011001

J uwito, S.Sos, M.Si NPT. 3 6704 95 0036 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

Oleh

Bobby Fahr eza 0843010162

Telah Diper tahankan Dihadapan dan Diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 13 Desember 2012

Menyetujui

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Dr a.Sumar djijati, Msi Dr a.Sumar djijati, Msi

NIP. 196203231993092001 NIP. 196203231993092001

2. Sekr etar is

Dr a.Diana Amalia, Msi NIP. 19630907199103001

3. Anggota

Dr s.Kusnar to, Msi

NIP. 195808011984021001

Mengetahui DEKAN

(5)

ii

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN DIALOG “GENERASI BARU TERORIS” DI METRO TV

Disusun Oleh :

Bobby Fahreza NPM. 0843010162

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

Dra. Sumardjijati, M.si NIP. 196203231993092001

Mengetahui

DEKAN

Dra. Ec. Hj. SUPARWATI, M.si NIP . 19550718 1898302.2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

Segala ucapan syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, penulis panjatkan karena tuntunan, hikmat, dan kasih karunia-Nya. Skripsi yang berjudul “Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV” dapat tersusun dan terselesaikan sebagai wujud pertanggung jawaban atas terlaksananya kegiatan penelitian penulis.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan rizki-Nya kepada seluruh alam semesta.

2. Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan tuntunan bagi seluruh umat Islam dan pemberi syafa’at di akhirat nanti.

3. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim. 4. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

5. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

6. Drs. Syaifudin Zuhri, M.Si, sebagai sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

7. Dra. Sumardjijati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima Kasih atas segala kontribusi ibu terkait penyusunan Skripsi ini.

(7)

v

9. Kepada Orang Tua yang banyak membantu secara materil dan moril.

10.Kepada teman-teman yang telah mendukung dan membantu penulis selama kuliah di UPN Jatim.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik mendalaminya di masa yang akan datang

Surabaya, 5 Desember 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

pemberitaan generasi baru teroris di Metro TV. Disini responden tidak sepenuhnya percaya terhadap pemberitaan Metro TV mengenai generasi baru teroris dan tetap bersikap positif terhadap Organisasi Kerohanian Islam (Rohis) yang dituduh sebagai tempat perekrutan teroris baru.

(9)

vi

2.1.2 Dampak Media Televisi ...12

2.1.3 Pengertian Berita ...12

BAB III METODE PENELITIAN ...27

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...27

3.1.1 Definisi Operasional ...27

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...32

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...33

3.4 Metode Analisis Data ...34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...35

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...36

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Metro TV ...36

4.1.2 VISI dan MISI...36

4.1.2.1 VISI ...36

4.1.2.2 MISI ...37

4.2 Penyajian Data dan Analisa ...37

4.2.1 Identitas Responden ...37

4.2.2 Sikap Masyarakat Di Surabaya Tentang Pemberitaan Generasi Baru Teroris di Metro TV...42

4.2.2.1 Aspek Kognitif ...42

4.2.2.2 Aspek Afektif ...49

4.2.2.3 Aspek Konatif ...52

4.2.2.4 Hasil Masing-masing Kategori Aspek ...56

4.2.2.5 Hasil Keseluruhan Secara Umum ...58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...61

5.1 Kesimpulan ...61

5.2 Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA………...…64

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...38

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...39

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...40

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Sekarang ...41

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...42

Tabel 5 Media Melihat Pemberitaan Generasi Baru Teroris di Metro TV ...43

Tabel 6 Frekuensi Melihat Pemberitaan Generasi Baru Teroris di Metro TV ...44

Tabel 7 Sasaran siswa SMP akhir – SMA ...45

Tabel 8 Masuk melalui program ekstrakulikuler di masjid-masjid sekolah ...46

Tabel 9 Siswa-siswi yang tertarik diajak diskusi diluar sekolah ...47

Tabel 10 Metro TV tidak pernah menyebut Rohis...48

Tabel 11 Suka Terhadap Pemberitaan Metro TV Tentang Generasi Baru Teroris ...49

Tabel 12 Suka Terhadap Klarifikasi dan Permintaan Maaf Yang Telah Dilakukan Oleh Metro TV ...50

Tabel 13 Responden Menjadi Waspada Kepada Orang Yang Berkaitan Dengan Kerohanian Islam (Rohis) ...52

Tabel 14 Responden Menjadi Waspada Terhadap Kegiatan Kerohanian Islam (Rohis) ...53

Tabel 15 Responden Menyarankan Keluarga dan Temannya Untuk Tidak Mengikuti Kegiatan Kerohanian Islam ...54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

Tabel 18 Hasil Keseluruhan Aspek Afektif Responden ...57 Tabel 19 Hasil Keseluruhan Aspek Konatif Responden ...58 Tabel 20 Hasil Keseluruhan Aspek Secara Umum ...60

DAFTAR GAMBAR

(13)

x ABSTRAKSI

BOBBY FAHREZA, SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN GENERASI BARU TERORIS DI METRO TV.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

Surabaya terhadap pemberitaan generasi baru teroris di Metro TV. Stimulus yaitu pesan yang disampaikan dapat berupa tanda dan lambang. Organism adalah diri komunikan sebagai penerima pesan. Selanjutnya response diartikan efek sebagai akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode kuesioner menggunakan random sampling, yakni pengambilan aggota sampel dari populasi dilakukan secara acak dengan kriteria khusus dalam populasi tersebut yaitu masyarakat Surabaya. Jumlah responden dalam penelitian ini sebesar 100 responden.

Berdasarkan hasil analisis, sebagian responden tergolong pada sikap negatif terhadap pemberitaan generasi baru teroris. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak terpengaruh sepenuhnya terhadap pemberitaan generasi baru teroris di Metro TV.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah responden menunjukkan sikap negatif, responden bersikap negatif terhadap adanya pemberitaan generasi baru teroris di Metro TV. Disini responden tidak sepenuhnya percaya terhadap pemberitaan Metro TV mengenai generasi baru teroris dan tetap bersikap positif terhadap Organisasi Kerohanian Islam (Rohis) yang dituduh sebagai tempat perekrutan teroris baru.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang memegang peranan penting terutama dalam proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memudahkan masyarakat dalam menerima informasi-informasi tentang peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat, berita, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Untuk menyebarkan informasi-informasi kepada khalayak yang bersifat masal dibutuhkan media. Media yang dapat mengkoordinir semua itu adalah media massa. Menurut Effendi (1993:82) “media massa memiliki kemampuan untuk menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan dalam jarak yang jauh”.

Perkembangan media massa, khususnya media televisi, di Indonesia akhir-akhir ini kian marak. Kehadiran televisi di mata sebagian besar masyarakat Indonesia memberikan nilai lebih dibanding dengan media massa lain seperti surat kabar, majalah, atau tabloid. Bagi masyarakat, televisi tidak hanya mampu memberikan informasi, berita, dan literasi yang selama ini diperankan oleh media massa cetak. Namun, televisi juga mampu menawarkan beragam program alternative lainnya, seperti hiburan, musik, bahkan infotainment yang dapat disaksikan atau dinikmati secara lebih cepat, dan langsung (live). Kecepatan dalam penyajian inilah yang tidak dapat di jawab oleh media cetak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

Karena begitu menggiurkannya prospek bisnis media televisi, berbagai kalangan dunia usaha berlomba-lomba untuk masuk ke area komunikasi massa itu untuk menjadikannya sebagai dunia industri. Dimulai dari RCTI, yang berdiri pada tahun 1989, selanjutnya berbagai televisi swasta terus bermunculan. Hingga tahun 2010, tercatat puluhan saluran televisi swasta yang berhimpun dalam holding company-nya masing-masing.

Di antaranya, MNC Group yang memiliki RCTI, Global TV, dan TPI. Kemudian, Trans Group dengan Trans TV dan Trans 7; Media Group, melalui Metro TV; Jawa Pos Group dengan JTV, MK TV, RTV Pekan Baru, Batam TV, dan SBO; serta yang terakhir adalah Bakri Group yang memiliki ANTV dan TV One, yang merupakan reinkarnasi dari stasiun televisi lama Lativi. Selain melebarkan segmentasi pangsa pasar dengan mendirikan banyak media massa televisi, holding company masing-masing group di atas juga melebarkan jaringan medianya dengan mendirikan atau membentuk media massa cetak, baik berupa surat kabar harian, majalah, maupun tabloid dengan beragam tema dan sasaran targetnya. Misalnya, Media Group yang mendirikan Media Indonesia; MNC yang memiliki Seputar Indonesia (SINDO); maupun Jawa Pos Group yang memiliki media cetak harian Jawa Pos dan jaringan Jawa Pos News Network (JPNN).

(17)

3

hari. Sedangkan 4 dari 10 orang lebih memilih atau lebih suka mendengarkan radio. (Media Indonesia: 19 November 1999).

Survei Ac Nielsen diperkuat dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2006 yang memaparkan fakta bahwa, budaya membaca masyarakat Indonesia hanya 23,5 persen. Padahal, prasyarat terpenuhinya masyarakat literasi adalah bila budaya membaca berada di kisaran 80 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding menonton televisi yang mencapai 70 persen lebih. (BPS: 2006)

Sebagai salah satu bentuk media massa, Televisi juga dapat membawa dampak bagi masyarakat baik berupa persepsi atau sikap. Disini Penulis ingin mengetahui efek pemberitaan televisi sebagai salah satu bentuk media massa terhadap sikap masyarakat setelah menonton Televisi mengenai kejadian/fenomena tertentu.

Salah satu fenomena beritanya adalah berita Penangkapan teroris yang saat ini sering menjadi berita utama (headline) dimedia massa. Berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik gencar dengan pemberitaan penangkapan teroris di Solo dan Karanganyar. Pemberitaan ini muncul sejak akhir agustus 2012 sampai penelitian ini dilakukan, salah satu stasiun televisi swasta yang gencar memberitakan penangkapan Terorisme adalah Metro TV. Metro TV merupakan media elektronik pertama di Indonesia yang lebih mengutamakan isi siarannya berupa berita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

Pada 5 September 2012, Metro TV mengadakan dialog di program Metro Hari Ini bersama narasumber Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta Profesor Bambang Pranowo, mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri. Dalam dialog tersebut Profesor Bambang Pranowo menyampaikan hasil penelitiannya bahwa ada lima pola rekrutmen teroris muda. Saat dialog berlangsung, ditayangkan info grafik berisi poin-poin lima pola rekrutmen versi Profesor Bambang Pranowo dengan judul “Pola Rekruitmen Teroris Muda”. 5 poin tersebut yakni :

1. Sasarannya siswa SMP Akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum.

2. Masuk melalui program ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah.

3. Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah.

4. Dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa yang korup, keadilan tidak seimbang.

5. Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah toghut/kafir/musuh.

“AWAS, GENERASI BARU TERORIS”

(19)

5

kegiatannya. Karena selain Rohis biasanya jarang ekskul lain menggunakan masjid sekolah.

Tayangan inipun segera menuai kecaman dari masyarakat. Ketua Fatwa MUI Ma'ruf Amin meminta Organisasi Rohani Islam (Rohis) tidak digeneralisir sebagai sarang teroris. Menurutnya, penyebutan Rohis sebagai sarang teroris akan menimbulkan stigma negatif terhadap organisasi di sekolah tersebut. "Jangan digeneralisir seperti itu. Pernyataan yang demikian justru akan menimbulkan sikap saling curiga. Kalau memang ada tangkap saja langsung, tapi jangan digeneralisir. Akibatnya nanti akan saling tuding dan saling lempar," Kata Ma’ruf Amin kepada merdeka.com, sabtu (15/9).

Seperti yang dikutip dari news.viva.co.id, Minggu(23/9). Sejumlah pelajar yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Rohis Nasional mengelar aksi damai di Bundaran HI Jakarta, Minggu (23/9). "Kami di sini karena dilandasi rasa keprihatinan yang mendalam terhadap pemberitaan dimedia yang menyudutkan kegiatan rohis di tingkat sekolah, baik SMP dan SMA. Seolah-olah kegiatan kami berbau teroris, padahal itu tidak benar," kata koordinator aksi, Fauzan Hakim. Menurutnya, beberapa berita media telah memberikan citra buruk terhadap kegiatan rohis, bahkan ketidakberimbangan dalam penyampaikan berita tersebut telah membentuk opini publik yang mengiring masyarakat untuk mewaspadai kegiatan rohis. "Kami menyampaikan ajaran Islam dengan benar dan kegiatan rohis ini hanya ekstrakulikuler sekolah jadi tidak ada hubungannya dengan teroris," ujarnya. Dia berharap aksi ini dapat mengubah stigma masyarakat, sehingga kegiatan pelajar yang tergabung dalam ikatan rohis dapat kembali seperti semula. "Setelah ada berita itu, kami jadi agak susah melakukan perekrutan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

anggota baru, tapi semoga ke depan kembali normal," ucap dia. Aksi damai ini diikuti oleh 3000 siswa ikatan rohis se-Jabodetabek.

Metro TV pada program Headline News dengan tajuk “Klarifikasi Metro TV”, Senin (24/9), menayangkan bahwa Redaksi Metro TV memenuhi undangan audiensi dengan sejumlah pihak yang difasilitasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), terkait pemberitaan Metro TV dalam dialog program Metro Hari Inipada 5 September 2012. Dialog bertema Generasi Baru Teroris. Hadir dalam acara yang dimediasikan KPI ini, Ikatan Rohis se-Jabodetabek, Forum Silaturahmi Dakwah Kampus, perwakilan Majelis Ulama Indonesia, dan Indonesia Media Watch.

Metro TV diwakili Direktur Pemberitaan Suryopratomo, Pemimpin Redaksi Putra Nababan, dan Wakil Pemimpin Redaksi Najwa Shihab. Ketiganya memaparkan secara utuh tayangan yang sempat menimbulkan kesalahpahaman itu. Suryopratomo menegaskan, Metro TV dalam pemberitaannya tak pernah menyebut rohis sarang teroris. Pertemuan ini akhirnya berhasil mencapai kesepahaman antarkedua pihak. Metro TV juga menyampaikan permintaan maaf sehubungan dengan penayangan info grafis yang telah menimbulkan kesalahpahaman.

(21)

7

meningkatkan ilmu keagamaan dan prestasi bagi siswa-siswi yang bergabung juga dapat menjadi wajah deradikalisasi atau melawan redikalisme di masyarakat.

Dialog Generasi Baru Teroris yang ditayangkan oleh Metro TV, tentu akan mendapatkan tanggapan yang beragam dari penontonnya. Informasi yang tersaji dalam bentuk gambar dan ilustrasi dapat merangsang penonton Metro TV untuk memberikan tanggapan maupun sikap terhadap berita tersebut. Dengan adanya penonton yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti usia, jenis kelamin maupun tingkat pendidikan, memunculkan ketertarikan Penulis untuk melihat fenomena tersebut. Metro TV yang dipilih oleh Penulis sebagai perwakilan program televisi yang menayangkan berita terorisme dianggap sebagai saluran media televisi yang telah menimbulkan kontroversi di masyarakat.

Lokasi penelitian yang Penulis anggap mampu meneliti permasalahan yang ingin diteliti adalah di kota Surabaya. Penelitian lokasi ini berdasarkan kesesuaian dengan judul yang Penulis angkat. Dimana Penulis ingin mengetahui akan sikap masyarakat di kota Surabaya. Kota Surabaya merupakan kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta yang mempunyai keberagaman suku, etnis, budaya dan agama.

Berdasarkan uraian diatas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Sikap Masyarakat Surabaya terhadap penayangan dialog “Generasi Baru Ter oris” di Metro TV.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka Penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV”

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sikap Masyarakat Surabaya terhadap Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV.

2. Untuk mengetahui tanggapan Masyarakat Surabaya setelah menonton Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV.

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Secara Akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya jurusan ilmu komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian khususnya di bidang komunikasi massa.

(23)

9 BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. M edia Televisi

Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan atau informasi yang brsifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari Media Massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu juga. Media Massa harus diterbitkan atau disiarkan secara periodik, isi pesan harus bersifat umum menyangkut semua permasalahanny, mengutamakan aktualitas, dan disajikan secara berkesinambungan. Termasuk dalam golongan ini adalah Surat Kabar, Majalah, Radio, Televisi dan Film (Wahyudi, 1995:35).

Menurut Sastro (1992:23) menyatakan bahwa dari beberapa media massa yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak lain penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas dengan modal audio visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalammemberikan pesannya karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku sekaligus perubahan pola berpikir, pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan. Yang dimaksud Televisi siaran yang merupaka dari Jaringan Komunikasi yang dimiliki Komunikasi Massa yakni: berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesannya bersifat umum, menimbulkan keserempakkan dan Komunikasi Heterogen. Sedangkan siaran televisi adalah siaran dalam bentuk suara dan gambar yang dapat ditangkap oleh umum baik dengan istem pemancaran dalam gelombang-gelombang elektromagnetis maupun kabel-kabel. (Wahyudi, 1996:30).

Televisi terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan visi yang berarti penglihatan. Jadi televisi adalah perpaduan antara unsur radio (broadcast) dan unsur-unsr film (moving picture). Televisi mempunyai daya tarik yang disebabkan adanya unsur-unsur kata-kata, musik, sound effect dan memiliki unsur visual berupa gambar. (Effendy,2000:177).

(25)

11

pemirsa. Pada intinya media televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa.

Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi publik, televisi komersial dan televisi pendidikan. Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masing-masing tipe media ini memberikan penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audio visual dituntut mampu memberikan hiburan, tetapi televisi publik memberikan penekanan pada ide-ide dan realitas sosial, televisi komersial pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktual-idealistis (pendidikan dan pengajaran) (Siregar, 2001:15).

a. Daya Tarik Televisi

Televisi bisa dilihat sebagai media yang memiliki kekuatan umum mempengaruhi khalayak. Televisi mempunyai daya tarik yang kuat denganmemiliki unsur audio-visual yang berupa kata-kata, musik, sound effect dan juga berupa gambar. Dan gambar ini bukan mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman.

b. Isi Pesan Televisi

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan juga akan ditafsirkan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Sehingga dampak yang ditimbulkan berbeda-beda pula.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesa aara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.

2.1.2. Dampak Media Televisi

Menurut Kuswandi (1996 : 98), ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu:

1. Dampak Kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh : acara kuis.

2. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadpkan pada tragedi aktual yang ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut hingga istilah dan gaya berutur sang bintang secara verbal.

3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Contoh: sinetron di televisi.

Namun pada kenyataanya apa yang telah diungkapkan diatas hanya bersifat teori. Sementara dalam prakteknya terjadi kesenjangan yang tajam. Banyak acara televisi yang dikonsumsikan bagi orang dewasa ternyata ditonton oleh anak-anak.

2.1.3. Pengertian Berita

(27)

13

wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut maka akan menjadi fakta/ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan atau media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita. Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta huruf (http://id.wikipedia.org/wiki/Berita).

Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa belum ada definisi berita secara universal. Untuk memperkuat penyajian atas peristiwa apa yang sedang kita pantau dan bagaimana menyajikannya, reporter pencari berita harus mempunyai definisi sendiri mengenai lingkup pekerjaannya.

Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka. Defenisi berita tersebut mengandung unsur-unsur yang :

a. baru dan penting,

b. bermakna dan berpengaruh, c. menyangkut hidup orang banyak,

d. relevan dan menarik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

2.1.4. Nilai Berita

Nilai berita (news value) merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita merupakan patokan berarti bagi reporter. Dengan kriteria tersebut, seorang reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus dilupakan. Ada sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita, di antaranya adalah :

1. Keluarbiasaan (unusualness)

2. Kebaruan (newness)

3. Akibat (impact)

4. Aktual (timeliness)

5. Kedekatan (proximity)

6. Informasi (information)

7. Konflik (conflict)

8. Orang Penting (prominence)

9. Ketertarikan Manusiawi (human interest)

10. Kejutan (surprising)

(29)

15

2.1.5. Syar at Ber ita

Wartawan atau reporter tugasnya sama, mencari informasi yang menarik dan akhirnya dapat ditulis menjadi sebuah berita. Tidak mungkin bagus tulisan seorang wartawan atau sebuah reportase yang disampaikan reporter bila dia tidak mengerti sama sekali tentang persoalan yang diinformasikannya. Ada beberapa prinsip dasar yang harus diketahui oleh wartawan atau reporter dalam menulis berita, salah satunya adalah syarat berita. Dapat diketahui bahwa syarat berita harus :

a. Fakta

b. Obyektif c. Berimbang

d. Lengkap

e. Akurat

2.1.6. Sikap

2.1.6.1. Pengertian Sikap

Sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang, sedangkan batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial. (Ahmadi,2007:148-149).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar. Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya (pendidikan, komunikasi dan lain sebagainya) untuk sikap seseorang (Rahkmat,2001:42).

Sikap merupakan respon yang akan timbul bila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu. Respon yang terjadi sangat evaluatif berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu: disadari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk positif, negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap (Rakhmat,2001:40).

Teori sikap yang dikonseptualkan oleh Hartsock dalam Turner dan West (2008 : 181), berpijak pada lima asumsi khusus mengenai sifat kehidupan sosial :

a. Kehidupan material (atau posisi kelas) menyusun dan membatasi pemahaman akan berhubungan sosial.

b. Ketika kehidupan material distrukturkan dalam dua cara yang berlawanan untuk dua kelompok yang berbeda, pemahaman yang satu akan menjadi kebalikan dari yang satunya. Ketika terdapat kelompok dominan kelompok bawahan, dan pemahaman dari kelompok yang dominan akan bersifat parsial dan merugikan.

(31)

17

d. Visi yang ada bagi kelompok yang tertindas mempresentasikan pergulatan dan prestasi.

e. Potensi pemahaman dari mereka yang tertindas (sikap) membuat dapat dilihatnya ketidak manusiawian dari hubungan yang ada di antara kelompok dan menggerakkan menuju dunia yang lebih baik dan lebih adil.

Tiap asumsi ini akan dibahas dengan singkat. Asumsi-asumsi ini dibingkai di dalam perspektif marxis yang didukung oleh Hartsock dalam Turner dan West (2008 : 182).

Asumsi yang pertama mengemukakan pemikiran bahwa lokasi individu dalam struktur kelas membentuk dan membatasi pemahaman mereka akan hubungan sosial. Asumsi kedua, Feminis Teori Sikap berasumsi bahwa semua sikap parsial, tetapi sikap dari kelompok yang berkuasa dapat merugikan mereka yang berada didalam kelompok bawah. Poin ini menuntun pada asumsi yang ketiga yang menyatakan bahwa kelompok yang bekuasa menyusun kehidupan sedemikian sehingga untuk menyingkirkan beberapa pilihan dari kelompok bawah, sedangkan asumsi yang keempat menyatakan bahwa kelompok bawahan harus berjuang bagi visi mereka mengenai kehidupan sosial. Hal ini menuntun pada asumsi yang terakhir, yang menyatakan bahwa perjuangan ini menghasilkan visi yang lebih jelas dan akurat bagi kelompok bawah dibandingkan dengan yang dimiliki kelompok yang berkuasa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

2.1.6.2. Sikap Pemirsa

Menurut Rakhmat (2002:40) sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.

Sedangkan menurut L.L. Thursione (1946) dalam Ahmadi (2007:150) sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini meliputi: simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya.

Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukn sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Sherif, 1956 dalam Rakhmat, 2002:40).

(33)

19

Sikap manusia dapat terbentuk dari karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Azwar (1997:30-37), ada 6 faktor yang dapat mempengaruhi pembentukkan sikap yaitu:

a. Pengalaman pribadi apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk menjadi dasar pembentukkan sikap pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. b. Orang lain yang dianggap penting : orang lain disekitar kita merupakan salah

satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan pendapat kita, seseorang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukkan sikap kita.

c. Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukkan sikap kita.

d. Media massa : adanya infomasi baru dari media massa mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yng dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap.

e. Lembaga pendidikan dan kembaga agama: lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukkan sikap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk karena didasari emosi yang berfungsi semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Menurut Travers (1977), Gagne (1977) dan Cronbach (1997) dalam Ahmadi (2007:151) sependapat bahwa sikap melibatkan 3 (tiga) komponen yang saling berhubungan dan rupanya pendapat ini diterima sampai saat ini yaitu:

a. Komponen cognitive. Berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan obyek.

Misalnya : Orang tahu bahwa uang itu bernilai, karena mereka melihat harganya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kita terhadap uang itu mengandung pengertian bahwa kita tahu tentang nilai uang.

b. Komponen Affective. Menunjuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan obyek. Obyek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan.

c. Komponen behavior atau conative. Melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap objek.

(35)

21

Komponen behavior ini dipengaruhi oleh komponen kognitif. Komponen ini berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak (action tendency). Sehingga dalam beberapa literatur komponen ini disebut komponen tendency.

Dilihat dari dampak yang akan timbul, dalam hal ini sikap adalah suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut akan menyebabkan dampak yang berbeda-beda pula. Jika dihubungkan dengan tujuan komunikasi yang terpenting adalah bagaimana suatu pesan(isi atau coment) yang disampaikan oleh komunikator sebagai sumber pesan dan komunikasi sebagai penerima pesan.

Dampak yang akan ditimbulkan adalah sebagai berikut : a. Dampak Kognitif.

Dampak dari kognitif akan timbul pada komunikan. Menyebabkan seseorang menjadi tahu. Karena pada dasarnya komponen ini berhubungan langsung dengan perhatian seseorang terhadap onyek sikap. Dampak kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dampak ini juga berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keerampilan, kepercayaan atau informasi yang diperhatikan oleh khalayak.

b. Dampak Afektif

Dampak dari afektif akan timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,disenangi atau dibenci oleh khalayak. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi juga tergerak hatinya terhadap obyek sikap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

c. Dampak Konatif

Dampak konatif berpangkal pada behavioral atau perilaku nyata yang diamati,dilihat yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku dari organism itu sendiri. ( Rakhmat, 2005:219).

Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu objek ia akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntugkan objek itu.Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek, maka ia akan mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan objek itu.

2.1.7. Metr o TV

MetroTV adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia. Stasiun ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. PT Media Televisi Indonesia merupakan anak perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia. PT Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama "MetroTV" pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, MetroTV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, sejak tanggal 1 April 2001, MetroTV mulai bersiaran selama 24 jam.

(37)

23

dengan yang lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya. Metro TV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin: Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron. Metro TV juga menayangkan siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia, Indonesia Now, yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia.

2.1.8. Teori S – O – R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini,berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian menjadi salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama. Yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen; sikap, opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy, 2003:115).

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi.Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja, 1999:71). Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus. Sehingga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan ( Stimulus, S )

b. Komunikan ( Organisme, O ) c. Efek ( Response, R )

Mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah opini yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :

a. Perhatian b. Pengetian c. Penerimaan

Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Teori S-O-R

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan

STIMULUS ORGANISME

Perhatian Pengertian Penerimaan

(39)

25

inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy,2000:254)

Unsur-unsur dari teori ini adalah :

a. Stimulus, berupa pesan yang berisi aspek informasi yang terdapat dalam Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV.

b. Organism, komunikan dari acara ini yaitu Masyarakat Surabaya yang memperhatikan, mengerti dan menerima pesan yang disampaikan.

c. Response, umpan balik atau efek yang berupa opini komunikan setelah melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV.

2.2. Kerangka Berpikir

MetroTV adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia. Stasiun ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. Pada 5 September 2012, Metro TV mengadakan dialog berjudul “Generasi Baru Teroris” di program Metro Hari Ini bersama narasumber Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta Profesor Bambang Pranowo, mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri.

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sikap Masyarakat Surabaya terhadap Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka berpikir dibawah ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

Gambar 2.2.

Bagan Kerangka Berpikir Sikap Masyarakat Sur abaya

Ter hadap Penayangan Dialog “Generasi Baru Ter oris” di Metro TV Stim ulus:

Penayangan Dialog “ Generasi Baru Teroris” di M etro TV

Organisme:

Perhat ian, Pengert ian dan penerim aan M asyarakat Surabaya terhadap Penayangan Dialog “ Generasi Baru Teroris” di M etro TV

Arah sikap:

(41)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Yang dimaksud dengan operasional disini adalah suatu pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis kuantitatif.

3.1.1. Definisi Operasional

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi obyek atau ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap obyek sikap. Obyek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi obyek atau ide, situasi atau nilaidan dalam mengambil keputusan setelah melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” yang disajikan di salah satu stasiun televisi swasta yaitu Metro TV. Sikap ini dapat dibedakan dalam 3 hal yakni aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif.

Sikap Masyarakat Surabaya tentang Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV adalah respon yang diberikan oleh Masyarakat Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

setelah menonton berbagai informasi tentang Penayangan Dialog teroris tersebut, dalam wujud orientasi atau kecenderungan mengembangkan pola pikir bagi masyarakat untuk semakin kritis dan selektif dalam menyingkapi setiap acara yang ada di dalam media khususnya televisi tentang Penayangan Dialog teroris.

Adapun indikator dari masing-masing aspek sikap yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aspek kognitif menunjukkan pengetahuan yang dimiliki Masyarakat Surabaya tentang Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV, yakni meliputi ;

a. Sasaran perekrutan teroris baru adalah siswa SMP akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum.

b. Masuk melalui program ekstrakulikuler di masjid-masjid sekolah. c. Siswa-siswi yang tertarik diajak diskusi diluar sekolah untuk didoktrin. d. Dalam klarifikasinya, Metro TV tidak pernah menyebut Rohis dalam dialog

tersebut.

2. Aspek afektif yang menunjukkan perasaan seperti ketidaksukaan, ketertarikan, dan kecemasan Masyarakat Surabaya tentang Penayangan Dialog Generasi Teroris Baru di Metro TV, yakni meliputi :

a. Suka terhadap Penayangan Dialog Metro TV tentang “Generasi Baru Teroris”.

(43)

29

3. Aspek konatif yang menunjukkan kecenderungan Masyarakat Surabaya dalam menggapi Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV.

a. Masyarakat Surabaya menjadi waspada kepada orang yang berkaitan dengan Kerohanian (Rohis).

b. Masyarakat Surabaya menjadi waspada terhadap kegiatan Kerohanian Islam (Rohis).

c. Masyarakat Surabaya menyarankan keluarga dan temannya untuk tidak mengikuti kegiatan Kerohanian Islam (Rohis).

d. Masyarakat Surabaya meningkatkan intensitas dalam menonton program berita di Metro TV.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Untuk mengukur Variabel sikap Masyarakat Surabaya tentang Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV dalam penelitian ini digunakan model skala likert (skala sikap). Untuk melakukan penskalaan dengan model ini, responden diberi daftar pertanyaan mengenai sikap dan setiap pertanyaan disediakan jawaban yang harus dipilih responden untuk menyatakan persetujuannya (Singarimbun, 1989 : 111).

Pernyataan yang operasional inilah yang akan menjadi komponen skala pengukuran (Singarimbun, 1989:134). Pernyataan-pernyataan tersebut dari pernyataan yang menyatakan hal-hal positif yaitu kalimat dari pernyataan tersebut mendukung atau memihak. Pernyataan tersebut juga terdiri dari hal-hal negatif yaitu hal-hal yang bersifat tidak mendukung atau tidak kontra terhadap obyek

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

yang hendak diungkap. Pernyataan yang negatif ini disebut pernyataan unfavorable.

Pengukuran sikap dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut Riduwan (2002:12) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = skor 4

Setuju (S) = skor 3

Tidak Setuju (TS) = skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

Dalam penelitian ini, pilihan jawaban pernyataan digolongkan menjadi 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (STS). Dalam kategorisasi ini, alternatif jawaban ragu-ragu (undecided) ditiadakan, alasannya menurut Kriyantono (2007:134) adalah sebagai berikut:

1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda instrumen.

(45)

31

3. Disediakan jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring responden.

Dalam penelitian ini skoring dilakukan dengan menjumlahkan skor dari setiap pertanyaan, sehingga diperoleh skor total dari tiap kuesioner tersebut untuk masing-masing responden. Selanjutnya untuk mengkategorikan sikap ke dalam 3 interval, yaitu positif, netral dan negatif :

Interval :

Keterangan :

Range (R) : Batasan dari setiap tingkatan

Skor Tertinggi : Perkalian antara nilai tertiggi dengan jumlah item pertanyaan.

Skor Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan.

Sedangkan tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap pemirsa, dapat diketahui melalui respon atau tanggapan yang dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu (a) respon positif, jika seseorang menyatakan setuju. (b) respon negatif, jika seseorang menyatakan tidak setuju, (c) respon netral, jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang suatu obyeknya.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel 3.2.1. Populasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi dalam penelitian ini disini adalah masyarakat Surabaya yang minimal berusia 15 tahun. Berdasarkan data dari BPS maka jumlah populasi masyarakat Surabaya berjumlah 2.013.045.

3.2.2. Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan sampel Masyarakat Surabaya minimal 15 tahun, beragama islam dan mengetahui Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV.

Berdasarka data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka digunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :

=

( ) 2 + 1

Keterangan : N = Populasi n = Jumlah Sampel

d = Presisi (derajat ketelitian 10%) 1 = angka konstan

n=

. .

. . ( . )

= 100

(47)

33

sampling) di daerah Rungkut dengan asumsi bahwa daerah Rungkut merupakan daerah industri dan pendidikan yang concern terhadap permasalahan teroris. Teknik pengambilan data dan informasi terhadap masyarakat dilakukan secara non acak terpilih (purposive sampling). Responden adalah masyarakat yang tinggal di daerah rungkut dengan usia minimal 15 tahun dan beragama islam karena dianggap telah memiliki pemikiran yang kritis dan memahami permasalah yang di angkat oleh penulis.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan bisa dikatagorikan dalam dua jenis, yaitu:

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan secara terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuisioner.selain itu dalam menyebarkan kuisioner yang ada pada kuisioner. Selain itu dalam

menyebarkan kuisioner yang diajukan terdapat pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden maka dapat dijelaskan oleh peneliti agar tidak salah dalam mengisi kuisioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah-malasah yang akan diteliti. Bahan-bahan pustaka didapat dari buku-buku literatur atau informasi tertulis lainnya. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

3.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan fabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden. Mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

N =

x 100%

Keterangan :

P : Persentase Responden

F : Frekuensi Responden

N : Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan

(49)

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar an Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Sejar ah dan Per kembangan MetroTV

METRO TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tangggal 25 November 2000 Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari MEDIA GROUP yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian PRIORITAS, yang dibredel oleh pemerintah pada tgl. 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu berani.

Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70 % berita ( news ), yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30 % program non berita (non news) yang edukatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(50)

Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang. Dan sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 jam. Metro TV dapat ditangkap secara teresterial di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi. Selain secara teresterial, siaran Metro TV dapat tangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke seluruh negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang.

Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama pengembangan tenaga kerja dan banyak lagi. Stasiun televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, dan Voice of America (VOA). Selain bekerjasama dengan stasiun televisi Internasional, Metro TV juga memiliki Internasional kontributor yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama internasional ini Metro TV berusaha untuk memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung Metro TV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.

4.1.2. VISI dan MISI 4.1.2.1. VISI

(51)

37

gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan.

4.1.2.2. MISI

Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika.

Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.

Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.

4.2. Penyajian Data dan Analisa.

4.2.1. Identitas Responden

Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan selengkanya tertera pada tabel berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(52)

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasar kan Usia

NO Usia Fr ekuensi %

1 15 – 25 tahun 48 48

2 26 – 30 tahun 24 24

3 31 – 35 tahun 19 19

4 Di atas 35 tahun 9 9

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

(53)

39

Tabel 4.2.

Karaktristik Responden Berdasarkan J enis Kelamin NO J enis Kelamin Fr ekuensi %

1 Laki – laki 63 63

2 Perempuan 37 37

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa banyaknya responden yang pernah melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 63 orang atau sebesar 63% dan sisanya responden yang mempunyai jenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang atau sebesar 37%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa banyaknya responden dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Rungkut Surabaya yang mempunyai jenis kelamin Laki-laki, hal ini dikarenakan memang Penayangan Dialog tersebut menjadi perhatian khusus bagi masyarakat, hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka kaum laki-laki lebih memberikan perhatian kepada Penayangan Dialog yang berkaitan dengan dengan permasalahan hukum dan sosial seperti teroris dan korupsi, sedangkan kaum perempuan lebih memberikan perhatian kepada Penayangan Dialog yang berkaitan dengan hiburan seperti gosip selebritis dan fashion.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(54)

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasar kan Pendidikan Ter akhir No Pendidikan

Ter akhir

Fr ekuensi %

1 SLTA 56 56

2 D3 13 13

3 S1 31 31

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

(55)

41

Tabel 4.4.

Karakteristik Responden Berdasar kan Pendidikan Sekarang No Pendidikan Fr ekuensi %

1 SMA 21 37,5

2 Mahasiswa 35 62,5

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner Responden

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 56 masyarakat yang berada di daerah Rungkut Surabaya yang menjadi responden paling banyak adalah responden yang masih berstatus sebagai Mahasiswa sebanyak 35 orang atau sebesar 62,5%. Kemudian yang masih berstatus pelajar SMA sebanyak 21 orang atau sebesar 37,5%. Dengan banyaknya masyarakat yang berstatus masih sebagai Mahasiswa dalam hal ini, hal ini dikarenakan memang sebagai mahasiswa masih mempunyai pemikiran yang kritis dan semangat yang tinggi dalam menanggapi sebuah kontroversi. Mahasiswa umumnya lebih aktif dalam menanggapi kontroversi dengan salah satunya mengadakan demo dan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan sikap mereka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(56)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 44 masyarakat yang berada di daerah Rungkut Surabaya yang menjadi responden paling banyak adalah responden yang masih berstatus sebagai Pegawai Swasta sebanyak 31 orang atau 70,4%, kemudian sisanya adalah responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 13 orang atau 29,6%. Dengan banyaknya masyarakat yang berstatus masih sebagai Pegawai Swasta dalam hal ini dikarenakan memang sebagai Pegawai Swasta, mereka mempunyai cukup waktu untuk mencari informasi berita di Televisi maupun media Online.

Tabel 4.6.

Media Melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Ter oris” di Metr o TV

No Media Frekuensi %

1 Televisi 28 28

2 Media Online 72 72

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

(57)

43

reponden yang melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV melalui Televisi sebanyak 28 orang atau 28%, hal ini dikarenakan responden tersebut memang lebih banyak menghabiskan waktu melihat berita di Televisi.

Tabel 4.7.

Fr ekuensi Melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV No Frekuensi melihat frekuensi %

1 Satu Kali 24 24

Penjelasan tabel 4.6. diatas adalah kebanyakan frekuensi melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV adalah lebih dari tiga kali sebanyak 35 orang atau 35%, hali ini dikarenakan Penayangan Dialog tersebut sangat menarik perhatian bagi responden dan membuatnya mencari-cari berita yang berkaitan dengan Penayangan Dialog tersebut. Dan frekuensi melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV yang hanya satu kali sebanyak 24 orang atau 24%, hal ini dikarenakan mereka hanya ingin tahu isi beritanya saja namun tidak tertarik untuk mengetahui lebih dalam. Lalu frekuensi melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV yang hanya tiga kali sebanyak 22 orang atau 22%, hal ini dikarenakan mereka tertarik terhadap berita tersebut dan ingin mengetahui lebih lanjut namun jika mempunyai waktu senggang. frekuensi melihat Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(58)

TV yang hanya dua kali sebanyak 19 orang atau 19%, hal ini dikarenakan mereka tertarik terhadap berita tersebut namun kesulitan dalam mencari akses beritanya.

4.2.2. Sikap Masrayakat Di Sur abaya Tentang Penayangan Dialog “Generasi Baru Ter oris” di Metro TV

Berikut ini adalah data yang menunjukkan tentang sikap masyarakat di Surabaya terhadap Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV adalah respon yang diberikan oleh masyarakat di Surabaya setelah melihat berbagai informasi tentang Penayangan Dialog tersebut. Dalam wujud orientasi atau kecenderungan mengembangkan pola pikir bagi masyarakat untuk semakin kritis dan selektif dalam menyikapi setiap acara yang ada didalam media khususnya tentang berita. Sikap pada diri responden dapat dikategorisasikan menjadi tiga yaitu : Aspek Kognitif, Aspek Afektif dan Aspek Konatif.

4.2.2.1. Aspek Kognitif

(59)

45

yang terendah secara berurutan. Perolehan dari perhitungan tersebut serta pengkategoriannya adalah sebagai berikut :

1. Sasaran perekrutan teroris baru adalah siswa SMP akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum.

Sumber : Kuesioner Responden

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 47 orang atau 47% menyatakan sangat tidak setuju dan responden yang menyatakan tidak setuju adalah 30 orang atau 30% dengan pertanyaan yang diajukan bahwa sasaran perekrutan teroris baru adalah siswa SMP akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum. Sedangkan sebanyak 18 orang atau 18% menyatakan setuju dan responden yang menyatakan sangat sangat setuju adalah 5 orang atau 5% dengan pertanyaan yang diajukan bahwa sasaran perekrutan teroris baru adalah siswa SMP akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa sasaran perekrutan teroris baru adalah siswa SMP akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum. Hal ini dikarenakan responden sangat tidak setuju pada isi tayangan dialog tersebut yang menyebutkan bahwa sasaran perekrutan teroris

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(60)

baru adalah siswa akhir SMP – SMA di sekolah umum. Menurut responden, siswa akhir SMP – SMA masih mendapat perhatian yang ketat dari orang tua dan sekolah oleh karena itu sangat sulit untuk dijadikan sasaran perekrutan teroris jikapun ada, itu hanya sebagian kecil.

2. Masuk melalui program ekstrakulikuler di masjid-masjid sekolah.

Tabel 4.9.

Masuk melalui program ekstrakulikuler di masjid-masjid sekolah No Kategori Jawaban Frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 54 54

2 Tidak Setuju 36 36

3 Setuju 8 8

4 Sangat Setuju 2 2

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

(61)

47

sekolah. Hal ini dikarenakan menurut respoden penyebutan ekstrakulikuler di masjid-masjid sekolah hanya akan mencoreng citra Kerohanian Islam (Rohis).

3. Siswa-siswi yang tertarik diajak diskusi diluar sekolah untuk didoktrin.

Tabel 4.10.

Siswa-siswi yang tertar ik diajak diskusi diluar sekolah No Kategori Jawaban Frekuensi %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 43 orang atau 43% menyatakan sangat tidak setuju dan responden yang menyatakan tidak setuju adalah 36 orang atau 36% dengan pertanyaan yang diajukan bahwa siswa-siswi yang tertarik diajak diskusi diluar sekolah untuk didoktrin. Sedangkan sebanyak 13 orang atau 13% menyatakan setuju dan responden yang menyatakan sangat setuju adalah 8 orang atau 8% dengan pertanyaan yang diajukan bahwa siswa-siswi yang tertarik diajak diskusi diluar sekolah untuk didoktrin. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa siswa-siswi yang tertarik diajak diskusi diluar sekolah untuk didoktrin. Hal ini dikarenakan menurut mereka, anggota Kerohanian Islam (Rohis) yang mereka kenal menentang faham terorisme dan kekerasan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(62)

4. Dalam klarifikasinya, Metro TV tidak pernah menyebut Rohis dalam dialog tersebut.

Tabel 4.11.

Metro TV tidak pernah menyebut Rohis. No Kategori Jawaban Frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 38 38

2 Tidak Setuju 42 42

3 Setuju 14 14

4 Sangat Setuju 6 6

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

(63)

49

4.2.2.2. Aspek Afektif

Aspek Afektif menunjukkan perasaan seperti kesukaan, ketertarikan dan kekaguman masyarakat di Surabaya tentang Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV. Dalam penelitian ini, responden diberikan 2 pertanyaan untuk mengetahui aspek ini. Kemudian pada masing-masing kategori diberikan skor dari yang tertinggi ke yang terendah secara berurutan, dengan demikian jika dimasukkan kedalam tabel frekuensi dapat dilihat seperti tabel-tabel dibawah ini :

1. Suka terhadap Penayangan Dialog Metro TV tentang “Generasi Baru Teroris”.

Tabel 4.12.

Suka Penayangan Dialog “Generasi Baru Ter or is” No Kategori Jawaban Frekuensi %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 54 orang atau 54% menyatakan sangat tidak setuju dan responden yang menyatakan tidak setuju adalah 36 orang atau 36% dengan pertanyaan yang diajukan bahwa mereka suka terhadap Penayangan Dialog Metro TV tentang “Generasi Baru Teroris”. Sedangkan sebanyak 8 orang atau 8% menyatakan setuju dan responden yang menyatakan sangat setuju adalah 2 orang atau 2% dengan pertanyaan yang diajukan bahwa mereka suka terhadap Penayangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(64)

Dialog Metro TV tentang “Generasi Baru Teroris”. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa mereka suka terhadap Penayangan Dialog Metro TV tentang “Generasi Baru Teroris”. Hal ini dikarenakan menurut responden berita tersebut merupakan kesalahan Metro TV yang seharusnya menyampaikan berita yang berlandaskan fakta, dan menuru mereka berita tersebut akan mencoreng citra Kerohanian Islam (Rohis) di masyarakat.

2. Suka terhadap klarifikasi dan permintaan maaf yang telah dilakukan oleh Metro TV.

Tabel 4.13.

Suka ter hadap klarifikasi dan per mintaan maaf oleh Metro TV No Kategori Jawaban Frekuensi %

(65)

51

dengan pertanyaan yang diajukan bahwa mereka suka terhadap klarifikasi dan permintaan maaf yang telah dilakukan oleh Metro TV. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa mereka suka terhadap klarifikasi dan permintaan maaf yang telah dilakuksan oleh Metro TV. Hal ini dikarenakan responden cukup puas terhadap klarifikasi dan permintaan maaf yang telah disampaikan oleh Metro TV.

4.2.2.3. Aspek Konatif

Aspek Konatif menunjukkan kecenderungan masyarakat di Surabaya dalam menanggapi Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV. Dalam penelitian ini, responden diberikan 4 pertanyaan untuk mengetahui aspek ini. Kemudian pada masing-masing kategori diberikan skor dari yang tertinggi ke yang terendah secara berurutan. Dengan demikian jika dimasukkan kedalam tabel frekuensi dapat dilihat seperti tabel-tabel dibawah ini :

1. Responden menjadi waspada kepada orang yang berkaitan dengan Kerohanian (Rohis).

Tabel 4.14.

Responden Waspada Kepada Orang Yang Ber kaitan Dengan Kerohanian (Rohis)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar

Gambar 2.2.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan remaja dalam mengatur emosi sangat penting untuk keberhasilan menjalin hubungan dengan orang lain, dengan menjalin hubungan dengan orang lain maka

memerlukan beberapa tahapan proses, dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk yang diterjemahkan ke dalam bahan mentah yang dibutuhkan dengan

Dalam rangka melakukan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “REDUKSI WASTE DAN PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PRODUK INDIHOME MENGGUNAKAN METODE LEAN SERVICE DAN

Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT untuk meningkatkan hasil belajar matematika

Data tersebut digunakan dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan model klasifikasi, selanjutnya melalui model tersebut, data keluhan mahasiswa yang baru dapat ditentukan

Hal yang sama juga di sampaikan oleh narasumber 2 yang mengatakan, “Omset perusahaan mengalami peningkatan terlihat dari permintaan pasar yang terus meningkat.” Dengan

Skripsi dengan judul Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Penjatuhan Pidana Pada Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tenggarong Nomor:

7 Penambahan daging ikan dalam kerupuk ikan di- harapkan dapat mempengaruhi karakteristik kimia kerupuk ikan, seperti yang dijelaskan dalam Tae- wee, bahwa ikan merupakan