• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chemo-mechanical Caries Removal (Cmcr) Dengan Sodium Hipoklorit Sebagai Alternatif Pembuangan Jaringan Karies Dentin Pada Gigi Sulung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Chemo-mechanical Caries Removal (Cmcr) Dengan Sodium Hipoklorit Sebagai Alternatif Pembuangan Jaringan Karies Dentin Pada Gigi Sulung."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

CHEMO-MECHANICAL CARIES REMOVAL (CMCR) DENGAN SODIUM HIPOKLORIT SEBAGAI ALTERNATIF

PEMBUANGAN JARINGAN KARIES DENTIN PADA GIGI SULUNG

Meirina Gartika*, Mieke Hemiawati Satari**

* Staf Bagian Kedokteran Gigi Anak FKG Unpad ** Staf Bagian Mikrobiologi FKG Unpad

Korespondensi : Staf Bagian Kedokteran Gigi Anak FKG UNPAD, jl. Sekeloa Selatan no. 1 Bandung 40163, E-mail : okegartika@yahoo.com, HP : 0811204863, Telp : (022)2018463, Fax : (022)2006519.

Abstrak

Chemo-mechanical ca ries removal (CMCR) adalah suatu teknik non invasif pembuangan jaringan karies dentin gigi dengan cara melunakkan jaringan menggunakan bahan kimia kemudian diikuti tindakan ekskavasi jaringan yang rusak. Metode ini pertama kali diperkenalkan di Swedia pada tahun 1997 dan telah digunakan di beberapa negara di dunia. Bahan yang digunakan adalah 0,5% sodium hipoklorit, 0,1 M asam glutamat, NaCl dan NaOH serta eritrosin dalam bentuk gel dan instrumen tangan. Prosedur memerlukan waktu 5-15 menit dan tidak memerlukan anestesi lokal, sehingga cocok untuk digunakan pada gigi sulung, dental phobic dan medically compromised patients. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efek bahan ini terhadap kolagen dentin, pulpa, struktur permukaan kavitas, dentin bonding dan hybrid layer. Kesimpulan bahwa pembuangan karies dentin dengan chemomechanical caries removal menyebabkan permukaan gigi yang bebas karies serta kedua bagian baik kimia dan mekanik berperan penting dalam hal ini.

Kata kunci : chemo-mechanical caries removal, karies dentin, sodium hipoklorit

Abstract

(2)

was dentine caries removal by chemo-mechanical agent cause the surface tooth caries free and both chemical and mechanical has important role in this method.

Keywords : chemo-mechanical caries removal, dentine caries, sodium hypochlorite

Pendahuluan

Masyarakat banyak mengeluhkan bahwa perawatan gigi anak terutama balita sulit dan

memerlukan banyak waktu. Perawatan anak dilihat dari pihak doter gigi, orang tua dan anak,

serta keadaan sosial ekonomi keluarga begitu kompleks. Hal ini terlihat pada gigi anak yang

kurang diperhatikan atau adanya anggapan bahwa gigi sulung akan diganti dengan gigi

permanen. Sarana listrik yang tidak memadai untuk menjalankan peralatan gigi serta tidak

ada ahli yang dapat memperbaiki kerusakan peralatan tersebut, sehingga karies kebanyakan

diatasi dengan ekstraksi1.

Penyakit karies masih menjadi masalah utama. Seringkali pasien anak datang ke

dokter gigi setelah terjadi kerusakan gigi sehingga diperlukan tindakan restorasi gigi.

Preparasi kavitas merupakan suatu langkah penting sebelum tindakan restorasi gigi. Usaha

yang pertama dilakukan untuk pembuangan jaringan gigi yang rusak adalah penggunaan

hand drill. Tahun 1871 James Morrison mengembangkan menjadi high speed drill yang

digunakan sampai sekarang. Kekurangan alat ini adalah bunyi yang ditimbulkan dapat

mengganggu kenyamanan pasien terutama anak-anak serta diperlukan anestesi lokal.

Pengeboran gigi juga dapat menimbulkan panas yang membahayakan vitalitas pulpa serta

pembuangan jaringan gigi sehat yang berlebihan2,3. Tahun 1980-an dikembangkan suatu

teknik baru perawatan gigi yaitu atraumatic restorative treatment (ART) yang hanya

menggunakan instrumen tangan. Teknik ini dapat mengurangi rasa takut terhadap perawatan

gigi yang menggunakan bor dan pembuangan jaringan sehat tidak berlebihan. Keberhasilan

(3)

Sejak tahun 1975, digunakan bahan kimia untuk pembuangan jaringan karies yang

dikenal dengan chemo-mechanical caries removal (CMCR). Bahan yang pertama kali

digunakan adalah 5% sodium hipoklorit, tetapi ditinggalkan karena bersifat toksik terhadap

jaringan sehat. Perkembangan selanjutnya adalah N-monokloroaminobutirat (NMAB) yang

dipasarkan dengan nama dagang Ca ridex dan Ca risolv. Kedua produk tersebut lebih dapat

diterima oleh jaringan tubuh, hanya agak mahal dan larutan yang digunakan dalam jumlah

banyak4.

Chemo-mechanical Caries Removal (CMCR)

Chemo-mechanical caries removal (CMCR) adalah tindakan non invasif pembuangan

jaringan karies gigi dengan cara melunakkan jaringan menggunakan bahan kimia kemudian

diikuti tindakan ekskavasi jaringan yang rusak. Prinsip CMCR didasarkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Goldman dan Kronman di Amerika pada tahun 1970-an, yaitu efek

sodium hipoklorit terhadap pembuangan jaringan karies. Penelitian selanjutnya menunjukkan

bahwa sodium hipoklorit bersifat toksik dan dapat merusak jaringan sehat di sekitarnya5,6.

Perkembangan selanjutnya sodium hipoklorit digabung dengan Sorensen’s Buffer

untuk mengurangi toksisitas. Formula tersebut terdiri dari glisin, sodium klorit dan sodium

hidroklorit yang dikenal dengan nama GK 101. Kekurangan GK 101 adalah proses

pembuangan jaringan keras sangat lambat. Selain itu, penggunaan bahan restorasi yang

bersifat adhesif belum dikenal pada saat itu5.

Caridex dikembangkan berdasarkan formula N-monokloroglisin dan asam amino

butirat. Caridex dapat memecah kolagen pada jaringan keras sehingga lebih memudahkan

(4)

pompa reservoir, jumlah larutan yang diperlukan sangat banyak dan masa simpan bahan

pendek5.

Akhir-akhir ini diperkenalkan Carisolv di Eropa untuk menyaingi Caridex. Carisolv

lebih efektif dan mudah manipulasinya tapi kekurangannya adalah harus diaplikasikan oleh

operator profesional yang terlatih dan memerlukan instrumen khusus.

Mekanisme Kerja Bahan Chemo-mechanical Caries Removal

Jaringan gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin terdiri dari mineral (70%), air

(10%) serta matriks organik (20%). Matriks organik dentin terdiri dari 18% kolagen dan 2%

non kolagen. Kolagen merupakan protein yang banyak mengandung prolin dan 1/3 asam

aminonya mengandung glisin. Rantai polipeptidanya membentuk tripel heliks yang disebut

unit tropokolagen. Unit tripokolagen akan saling berhadapan membentuk fibril. Ikatan

kovalen antara rantai polipeptida dari unit tropokolagen berbentuk ikatan silang yang dapat

menstabilkan fibril kolagen. Struktur fibril dalam dentin membentuk rangkaian padat tidak

beraturan yang termineralisasi (Gambar 1)6.

(5)

Plak gigi merupakan penyebab awal terjadinya karies karena mengandung bakteri

yang menghasilkan asam melalui fermentasi karbohidrat. Keasaman pH plak menyebabkan

pelarutan mineral email. Paparan asam yang berlangsung lama dan terus menerus terhadap

email akan menyebabkan proses demineralisasi berlanjut sehingga mencapai dentin5.

Apabila terjadi demineralisasi, maka kolagen dan komponen matriks yang lain

menjadi rentan terhadap degradasi protein oleh enzim yang dihasilkan bakteri dan enzim

hidrolase. Degradasi kolagen pada lesi dapat dibedakan menjadi 2 zona yaitu lapisan dalam

(inner layer) dan lapisan luar (outer layer). Inner layer merupakan daerah yang mengalami

demineralisasi sebagian, tetapi masih dapat mengalami remineralisasi dan struktur fibril

kolagennya masih utuh. Outer layer merupakan daerah yang fibril kolagennya telah

mengalami degradasi sebagian serta tidak dapat mengalami remineralisasi. Bahan CMCR

dapat menyebabkan degradasi lebih lanjut terhadap kolagen yang telah terdegradasi sebagian

dengan cara pemutusan rantai polipeptida dalam struktur tripel heliks6.

Bahan yang digunakan untuk CMCR adalah sodium hipoklorit (zat proteolitik

non-spesifik). Kekurangan bahan tersebut mempunyai sifat korosif saat digunakan pada jaringan

sehat. Namun penggabungan dengan Sorensen’s buffer menghasilkan N-monoklorogliserin

(NMG) yang dikenal dengan GK-1019 sehingga dapat mengurangi sifat toksik4. Sistem NMG

lebih efektif jika glisisn yang terkandung Sorensen’s buffer diganti dengan asam butirat

amino, produknya menjadi asam N-monokloaminobutirat (NMAB), yang juga dikenal

dengan GK-101E. Sistem NMAB dipatenkan di Amerika pada tahun 1975, kemudian pada

tahun 1987 dipatenkan kembali oleh National Dental Patent Corporation dan dipasarkan

dengan nama dagang Caridex5,7.

Penelitian yang lebih spesifik dilakukan terhadap kondisi permukaan dentin setelah

(6)

probe micro-analysis menunjukkan dentin terlihat sehat dan termineralisasi dengan baik.

Reaksi yang terjadi secara selektif membuang dentin karies dan menghasilkan permukaan

yang kasar pada dentin. Kekerasan permukaan dentin tersebut merupakan bentuk ideal untuk

restorasi dengan bahan adhesif modern (Gambar 2). Penelitian secara histologis juga

menunjukkan bahwa beberapa tubuli dentin mengandung bakteri lebih rendah dibandingkan

dengan kavitas yang dipreparasi secara mekanis5.

Penelitian CMCR dilanjutkan di Swedia yang pada Januari 1998 dipasarkan dengan

nama dagang Carisolv. Sistem hampir sama dengan Caridex, namun Carisov tersedia dalam

bentuk gel merah muda yang dapat diaplikasikan pada lesi karies dengan instrumen tangan.

Sediaan dalam bentuk gel membuat volume yang dibutuhkan lebih sedikit dan tidak

membutuhkan pemanasan maupun sistem distribusi. Carisolv dipasarkan dalam 2 siring,

pertama mengandung larutan sodium hipoklorit dan yang kedua berupa gel merah muda yang

mengandung tiga asam amino yaitu lisin, leusim dan asam glutamat. Carisolv juga Gambar 2 : Permukaan dentin setelah pembuangan karies dengan metode

(7)

mengandung karboksimetilselulosa agar menjadi kental dan eritrosin agar mudah dilihat

dalam aplikasinya. Bahan siring kedua dicampur dengan sebuah sistem sederhana dan

efektivitasnya akan menghilang dalam waktu 20 menit. Penelitian selanjutnya menemukan

sebuah sistem pencampuran dua siring yang cukup digunakan untuk 10 sampai 15 kali

perawatan dan dapat aktif hingga satu bulan jika disimpan dalam pendingin6.

Prosedur Chemo-mechanical Caries Removal

Gel diaplikasikan pada lesi karies dengagn menggunakan instrumen tangan dan

setelah 30 detik, dentin karies akan lebih mudah dibuang (Gambar 3). Prosedur diulang

beberapa kali hingga tidak ada karies dentin tersisa. Indikatornya adalah ketika gel

dibersihkan dari gigi, maka gigi akan terlihat bersih. Waktu yang dibutuhkan untuk prosedur

ini sekitar 9-12 menit dan jumlah gel yang dibutuhkan hanya 0,2-0,1 ml.

(8)

Pembahasan

Penggunaan Carisolv sebagai bahan pembuang jaringan karies adalah aman dan

banyak diterima oleh pasien9. Perbedaan utama Carisolv dibandingkan dengan penggunaan

bor adalah pembuangan jaringan karies dentin yang selektif, relatif nyaman dan tidak

memerlukan waktu yang banyak10. Pengeboran dan ekskavasi dengan tangan secara reguler

lebih menyakitkan daripada perawatan dengan Carisolv. Jika pemberian anestesi diperlukan

pada saat pengeboran, maka akan memerlukan waktu yang lebih panjang pula. Banerjee3

menunjukkan bahwa teknik pengeboran merupakan pembuangan jaringan karies yang paling

cepat, tetapi teknik CMCR dengan Carisolv membuang jaringan lebih adekuat. Tonami7

meneliti efek Carisov terhadap kolagen karies dentin dan menemukan bahwa Carisolv

memecah kolagen yang mengalami degenerasi, sehingga terjadi pelunakan yang selektif dari

lapisan luar karies dentin (outer layer).

Penelitian in vitro tentang permukaan dentin yang dihasilkan dengan teknik

pengeboran dan penggunaan Carisolv terlihat berbeda menggunakan mikroskop elektron.

Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui efek Carisolv terhadap ikatan dentin

(dentine bonding). Hosoya11,12 menunjukkan bahwa Carisolv kurang efektif daripada etsa

untuk adhesi resin pada dentin gigi sulung dan permanen. Aplikasi Carisolv sebelum etsa

menurunkan shea r bond strengths pada dentin gigi sulung tetapi tidak pada gigi permanen13.

Sedang Haak14 menunjukkan bahwa teknik chemo-mechanical caries removal tidak

mempengaruhi perlekatan bahan adhesif modern terhadap dentin.

Teknik chemomechanical ca ries removal dengan Carisolv tidak mempunyai efek

terhadap pulpa. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian seperti Young15 yang

memperlihatkan bahwa Carisolv tidak mempengaruhi distribusi atau ekspresi neuropeptid

(9)

mencegah kerusakan oleh Carisolv. Penetrasi Carisolv terhadap dentin tidak cukup

mempengaruhi pulpa di perifer17. Sedangkan Lumbau18 meneliti bahwa pasien tidak merasa

sakit selama perawatan dan setelah 3 bulan perawatan pulp capping, pemeriksaan radiologi

menunjukkan lapisan dentin yang lebih tebal dibanding setelah perawatan dengan metode

tradisional.

Carisolv juga tidak mempunyai efek terhadap jaringan mukosa seperti yang

dikemukakan oleh Wennerberg (2000), sehingga bukan merupakan kontraindikasi bila rubber

dam tidak dapat digunakan. Efek Carisolv terhadap bakteri dikemukakan oleh Baysan (1999),

bahwa metode ini dapat membunuh mikroorganisme pada lesi karies akar gigi sulung. Lager

(2000) menunjukkan bahwa sampel bakteri pada penggunaan bor lebih banyak dari dentin

keras daripada yang lunak. Sedangkan bakteri yang tertinggal setelah pengeboran dan

penggunaan Carisolv sama-sama rendah19. Kesimpulan bahwa pembuangan karies dentin

dengan metode chemomechanical caries removal menyebabkan permukaan gigi yang bebas

karies serta kedua cara baik kimia dan mekanik berperan penting dalam hal ini.

Daftar Pustaka

1. Songpaisan, Y., PhantumvanitP. Atraumatic Restorative Treatment and Material for Broad Application in Developing Countries. Thailand: Medicine Meets Millenium. 2000.

2. Frencken J.E. Manual of the Atraumatic Restorative Treatment Approach to Control Dental Caries. WHO Collaborating Centre for Oral Health Services Research. Netherlands. University of Groningen. 1997.

3. Banerjee, A., T.F Watson, E.A.M Kidd. Dentine caries excavation : a review of current clinical techniques. May 2000. British Dental Journal Vol. 188 No.9 : 476-82. 4. Bussadori, S.K., Castro L.C., Galvao A.C. Papain Gel : A New Chemo-mechanical

Caries Removal Agent. J of Clin Ped Dent. 2005; 30:115-20.

(10)

6. Ganesh M., D. Parikh. Chemomechanical Caries Removal (CMCR) Agents : Review and Clinical Application in Primary Teeth. Journal of Dentistry and Oral Hygiene March 2011 Vol. 3(3) : 34-45.

7. Tonami K., K. Araki., S Mataki, N Kurosaki. Effects of Chloramines and sodium Hypochlorite on Carious Dentin. J Med Dent Sci 2003; 50: 139-46.

8. Kronman, J.H., M. Goldman, C.M. Habib, L. Mengel. Electron Microscopic Study of Altered Structure sfter Treatment with N-monochloro-DL-2-aminobutyrate (GK-101 E). 1979. J Dent Res 58(9): 1914.

9. Maragakis G.M., Hahn P., Hellwiq E. Clinical Evaluation of Chemomechanical Caries Removal in Primary Molars and Its Acceptance by Patients. Caries Res. 2001 May-Jun;35(3):205-10.

10.Ericson D., M. Zimmerman, H. Raber, B. Gotrick, R. Bornstein, J. Thorell. Clinical Evaluation of Efficacy and Safety of a New Method for Chemo-mechanical Removal of Caries. Caries Res 1999;33 : 171-7.

11.Hosoya Y., Y. Kawasita., G.W Marshall Jr., G. Goto. Influence of Carisolv for Resin Adhesion to Sound Human Primary Dentin and Young Permanent Dentin. Journal of dentistry May 2001, Vol 29(3) : 163-71.

12.Hosoya Y., H. Shinkawa, G.W. Marshall. Influence of Carisolv for Two Different Adhesive Systems to Sound Human Primary Dentin and Young Permanent Dentin. Journal of Dentistry 2005. 33: 283-91.

13.Yip H.K., A.G. Stevenson., J.A Beeley. An Improved Reagent for Chemomechanical Caries Removal in Permanent and Deciduous Teeth : an in Vitro Study. Journal of Dentistry. 1995. Vol 23(4) : 19-204.

14.Haak R., Wicht M.J., Noack M.J. Does Chemo-mechanical Caries Removal Affect Dentine Adhesion? Eur J Oral Sci 2000; 108:449-55.

15.Young C., Bongenhielm U. A Randomised, Controlled and Blinded Histological and Immunohistochemical Investigation of Carisolv on Pulp Tissue. J Dent. 2001; 29(4): 275-81.

16.Dammaschke T., Stratmann U., Ott K Histocytological Evaluation on the Reaction of Pulp and Dentin to Carisolv. Abstract AFG-Jahrestagung, Mainz, January 1999. 17.Arvidsson A., Liedberg B., Moller K., Lyven B., Sellen A., Wennerberg A. Chemical

and Topographical Analyses of Dentine Surface after Carisolv Treatment. J Dent 2002 Feb-Mar:30(2-3) : 67-75.

18.Lumbau A., Lai B.S., Lai V., Evaluation of A Chemo-mechanical Caries Removal Method. Abstract 138. 5th EAPD Meeteng. Bergen. June 2000.

Gambar

Gambar 1 : Struktur Kolagen Dentin6
Gambar 2 : Permukaan dentin setelah pembuangan karies dengan metode Chemo-mechanical caries removal5
Gambar 3 : Prosedur pembuangan karies gigi menggunakan Carisolv pada gigi sulung posterior 6

Referensi

Dokumen terkait

Titik kritis pada tahapan ini yang tidak dilakukan/tidak sesuai dan kemudian menyebabkan permasalahan Kontrak, yaitu tidak dilaksanakannya rapat persiapan pelaksanaan Kontrak

 berguna untuk untuk sintesis sintesis senyawa-senyawa senyawa-senyawa aromatik aromatik yang yang mengandung mengandung atom atom N N dan dan senyawa lainya yang

Disusun untuk memenuhi tugas praktik keperawatan paliatif  Disusun untuk memenuhi tugas praktik keperawatan paliatif .. meraih gluksa arah engan

Urut dari atas ke bawah memuat: kata "PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT" -> TAHUN AKADEMIK ----/---- ->JUDUL KEGIATAN YANG DIUSULKAN -> LOGO

Penelitian ini telah menghasilkan suatu desain pembelajaran dalam bentuk lintasan belajar ( learning trajectory ) dari bentuk informal ke bentuk formal pada

Desa Mata Air merupakan wilayah dengan angka kejadian malaria di Kecamatan Kupang Tengah. Habitat perkembangbiakan nyamuk Anopheles adalah genangan-genangan air baik

JADWAL DAN KETENTUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENULISAN MAKALAH DAN UJI KOMPETENSI PADA SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMAb. DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

the ability to read, write, and think musik-is the right of every human being; (2) music learning must begin with the voice; (3) the education of the musical ear must begin