• Tidak ada hasil yang ditemukan

Advanced Homiletic ARTI DARI SEBUAH KE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Advanced Homiletic ARTI DARI SEBUAH KE"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI

NASKAH KHOTBAH INJIL MATIUS 15:21, 23. ‘ARTI SEBUAH KEPERCAYAAN’

MAKALAH DISERAHKAN KEPADA PDT. YAHYA AFFANDI, M.TH

UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM STUDI HERMENEUTIK DAN HOMILETIK LANJUTAN

OLEH

SAMUEL DENI LAKSONO

(2)
(3)

KERANGKA HOMILETIK INJIL MATIUS 25:21, 23. A. TEKS ALKITAB

21Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

23Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

B. MENEMUKAN AMANAT TEKS

Z1 X Z2 Y

Ciri Seorang hamba yang dapat dipercaya di hadapan tuan-Nya Adalah Melakukan perbuatan yang baik dan setia

Cara Seorang hamba yang dapat

dipercaya di hadapan tuan-Nya Adalah

Setia memikul tanggung jawab Sekalipun dalam perkara kecil

C. PERTANYAAN KRITIS

1. Siapa yang berbicara dalam perumpamaan tersebut ?

2. Siapa sebenarnya sosok ‘tuan’ dalam perumpamaan tersebut ? 3. Siapa sebenarnya sosok ‘hamba’ dalam perumpamaan tersebut ? 4. Apa topik yang dibahas dalam perumpamaan tersebut ?

5. Apa latar belakang masalah yang terjadi dalam perumpamaan tersebut ?

D. PEMBAGIAN STRUKTUR TEKS

Matius 25: 21, 23 = Pujian seorang tuan karena kesetiaan hambanya. 21a dan 23a = Pujian sang tuan karena perbuatan baik hambanya. 21b dan 23b = Hamba sang tuan telah setia dalam perkara kecil.

23b = Memberikan penjelasan kesetiaan dalam memikul tanggung jawab. 21c dan 23c = Sang tuan memberikan ganjaran istimewa bagi kesetiaan hambanya. E. ANALISIS GENRE

(4)

F. PEMBUATAN STRUKTUR TEKS 21 Maka kata tuannya itu kepadanya:

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia;

engkau telah setia dalam perkara kecil,

aku akan memberikan

kepadamu tanggung jawab

dalam perkara yang besar.

Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan

tuanmu.

23 Maka kata tuannya itu kepadanya:

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia

memikul tanggung jawab dalam perkara kecil,

aku akan memberikan

kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan

tuanmu. KESIMPULAN :

1. Kesetiaan seorang hamba kepada tuannya menghasilkan ‘promosi’ bagi hambanya dan kebahagiaan bagi tuannya.

2. Kesetiaan menghasilkan kepercayaan karena kebahagiaan tuannya yang rela memberikan tanggung jawab besar bagi hambanya. HASIL

PERBUATAN APA ?

(5)
(6)

KERANGKA HERMENEUTIK INJIL MATIUS 25:21, 23.

Analisa Konteks Historis

Penulisan dan Latar Belakang

Injil Matius tidak ‘merekam’ secara terbuka siapa yang penulisnya. Tidak seperti surat-surat Paulus dalam kanon, kita tidak akan menjumpai secara jelas nama si pengirim karya tulis ini. Hal itu dikarenakan karakter dari Injil Matius yang bukanlah sebuah surat yang berteologi tugas – memiliki tujuan untuk menjawab sebuah persoalan di suatu tempat.1 Matius merupakan Injil yang kontroversial, karena menyingkapkan keilahian Yesus Kristus di tengah-tengah bangsa yang mempertahankan keilahiannya.

Pada umumnya, para sarjana teologi percaya bahwa Injil ini ditulis oleh seseorang bernama Matius, seorang pemungut cukai yang juga bernama Lewi.2 Memang perihal ini menimbulkan perdebatann di antara para patriakh gereja antara lain argumen dari Papias dan Eusebius yang merepresentasikan Injil ini dengan kata  Dan argumen ini memang mengikuti tradisi abad kedua yang dibawa oleh Irenæus yang merupakan sebuah pengulangan dari argumen Origenes dan Eusebius untuk meyakinkan kepada jemaat masa itu bahwa penulis dari Injil yang pertama ini – berdasarkan urutan dan bukan waktu penulisan – adalah Matius, si pemungut cukai dan rasul dari bangsa Ibrani.4

1 Gordon D. Fee, Douglas Stuart, Hermeneutik: Bagaimana Menafsirkan Firman Tuhan dengan Tepat, (Malang: Gandum Mas, 1982), 40.

2

David Iman Santoso, Theologi Matius, (Malang: SAAT, 2009), 2. 3

Willoughby C. Allen, A Critical and Exegetical Commentary on the Gospel According to St. Matthew, (Edinburgh: T& T Clark, 1965), lxxix.

4

(7)

Penerima

Tidak bisa dipastikan siapa penerima dari Injil Matius apabila kita melihatnya dari perspektif literal. Karena tidak ditemukan secara pasti, terbuka, dan jelas siapa pengarang dari Injil ini. Namun apabila kita melihat dari gaya penulisannya, kita sebagai pembaca masa kini dapat menerka penerima dari Injil ini.

Rasul Matius memiliki maksud tersendiri untuk mengutip beberapa penggalan ayat dari kitab-kitab Perjanjian Lama.5 Injil Matius terbiasa mengutip penggalan-penggalan ayat dari gulungan kitab Yesaya, sehingga menyebabkan Injil ini sangat terkesan ‘Yahudi’. Selain dari pada itu, penulisan silsilah Yesus Kristus di pasal pertama di Injil ini merupakan sebuah tradisi yang diambil dari kebiasaan Yahudi dalam bidang sastra.6 Hal ini membuat kita setidaknya bisa memiliki sebuah kepercayaan lebih bahwa Injil Matius merupakan sebuah karya sastra yang ditujukan kepada pendengar-pendengar dari Kaum Yahudi.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan dengan konteks genre dan jangkauan ayat, pembahasan penulis mengenai perumpamaan mengenai talenta yang tercatat dalam Matius 25:14-30. Pasal ini merupakan sebuah perumpamaan yang menceritakan mengenai seorang kaya yang akan pergi bepergian. Willoughby C. Allen berpendapat bahwa perumpamaan ini hendak menceritakan

parousia dari Anak Manusia.7 Pendengar Yahudi diharapkan senantiasa berjaga-jaga

5 Robert H. Mounce, New International Biblical Commentary: Matthew, (Massachusetts: Hendrickson Publisher, 1991), 3.

6

Ibid., 4. 7

Allen, 264. Parousia () berasal dari kata dasar ‘’ yang berarti dasar ‘datang’ atau ‘kedatangan’. Dalam budaya Helenisme, istilah ini dipahami sebagai kedatangan seorang penguasa, seseorang yang akan datang untuk membawa kedamaian dan menghancurkan ‘sphinx’ (3 Macc 3:17). Dalam perspektif filsafat, Plato juga memberikan nuansa yang sangat sakral karena istilah ini dipahami sebagai sebuah

(8)

sehingga pada akhirnya, saat Kristus datang menjemput ‘pengantin-Nya’, sebuah kesetiaan dapat dijumpai oleh-Nya di bumi.

Analisa Konteks Sastra

Konteks Dekat

Berdasarkan penjabaran ayat di sekitarnya, Matius 25:14-30 merupakan sebuah perumpamaan yang penulisannya didahului oleh sebuah parable mengenai Gadis-gadis yang Bodoh dan Gadis-gadis yang Bijkasana (Matius 25:1-13). Dan mengakhiri pasal 25, pada ayat 31-46 merupakan sebuah pengajaran yang diberikan oleh Yesus kepada kedua belas murid-Nya yang berbicara mengenai Penghakiman Terakhir. Sang tuan pada perumpamaan tersebut merupakan penggambaran dari Allah sendiri. Sedangkan para hamba ditafsirkan sebagai umat manusia di bawah kolong langit. Secara keseluruhan, pasal 24-25 merupakan sebuah kumpulan khotbah yang diberikan Yesus mengenai akhir zaman. Dan pasal-pasal ini didominasi oleh sastra perumpamaan yang merupakan salah satu metode pengajaran Yesus yang paling terkenal dan paling familiar di telinga orang-orang Yahudi masa itu.

Konteks Jauh

Secara keseluruhan, Injil Matius merupakan sebuah karya sastra yang cukup unik. Baik dalam gaya bahasa penulisan, jenis-jenis sastra yang dimuat, maupun natur teologinya. David Iman Santoso mengutip pernyataan R. T. France berdasarkan bukunya: Matthew-Evangelist & Teacher:

“Matthew’s book about Jesus was written to say the things about Jesus which Matthew believed to be important ... to communicate to anyone, Christian or non Christian,who might wish to know more about Jesus.”8

8

(9)

Injil Matius merupakan Injil untuk mempertobatkan. Sebuah karya sastra yang ditulis untuk memperkenalkan Yesus Kristus sebagai ‘Anak Allah’.9 Injil mencatatkan kisah hidup seseorang yang ilahi, seorang yang diakui sebagai Mesias yang dinubuatkan namun ditolak oleh dunia. Nuansa Kristologis, Kerajaan Surga, Konsep Anak Allah, dan Gereja Tuhan sangat kental dalam Injil ini.10

Injil Matius ditulis dalam garis besar sebagai berikut :

a. Kejadian-kejadian berkaitan dengan kelahiran Yesus (1:1-2:23) b. Yesus dibaptiskan dan dicobai; permulaan pekerjaan-Nya di Galilea (3:1-4:25) c. Etika Kerajaan Allah diajarkan oleh Yesus melalui perintah-perintah

dan ilustrasi-ilutrasi (5:1-7:29)

d. Yesus menyatakan kuasa-Nya atas penyakit, iblis, dan alam (8:1-9:34) e. Yesus mengutus ke-12 murid-Nya untuk memberitakan Injil (9:35-10:42) f. Yesus memuji Yohanes Pembaptis, undangan penuh belas kasihan

terhadap orang-orang yang berbeban berat, pernyataan bahwa Dia-lah Tuhan dari Sabat, alasan bahwa Dia tak mungkin Beelzebul; penjelasan tentang sifat-sifat untuk menjadi anggota ‘keluarga’-Nya

yang baru (11:1-12:50)

g. Yesus memberikan tujuh perumpamaan tentang kerajaan sorga (13:1-52) h. Yesus ditolak oleh masyarakat sekota-Nya di Nazaret; Yohanes

Pembaptis dibunuh (13:53-14:12)

i. Mujizat lain ditunjukkan oleh Yesus; Petrus mengaku Dia-lah Kristus. Kemudian Yesus dipermuliakan di hadapan tiga orang

murid-Nya dan menubuatkan kematian-Nya dan kebangkitan-Nya (14:13-17:27) j. Yesus mengajar murid-murid-Nya, supaya rendah hati, supaya

hati-Hati bertingkah laku, dan supaya suka mengampuni orang (18:1-35) k. Yesus menuju Yerusalem. Sementara dalam jalanan Dia

membica--rakan tentang perceraian, kedudukan anak-anak, jerat kekayaan, kefasikan orang Yahudi, umat Allah; Ia mencelikka dua orang buta

di Yerikho (19:1-20:34)

l. Yesus memasuki Yerusalem dengan keagungan namun rendah hati; kemudian Ia menyatakan kekuasaan-Nya dengan menyucikan Bait Suci, mengutuki pohon ara yang tidak berbuah, dan soal jawab antara

Dia dengan imam-imam besar bersama orang-orang Farisi (21:1-23:25) m. Yesus menubuatkan keruntuhan Yerusalem dan kedatangan-Nya

Yang kedua kali dalam kemuliaan (24:1-51) n. Tiga perumpamaan mengenai hari penghakiman (25:1-46) o. Yesus dikhianati, diadili, disangkal, diolok-olok, disalibkan, dan

dikuburkan (26:1-27:66)

p. Yesus dibangkitkan dari kematian, Ia dilihat oleh murid-murid-Nya

dan sahabat-sahabat-Nya (28:1-10)

q. Yesus memberikan perintah terakhir sebelum kembali ke sorga (28:11-20) 9 Ibid.

10

(10)

Analisa Morfem Matius 25:21, 23 – Greek New Testament Society of Biblical Literature

        

RP3GSM DNSM NNSM VIAI3S RP3DSM B JVSM CLN JVSM

dia (Lk.) - tuan Berkata (pada) dia bagus baik dan dapat dipercaya

        

NVSM VIAI2S JNSM P JAPN VFA1S RP2AS P JGPN

Hai hamba! engkau sudah dapat dipercaya di atas (hal) kecil aku menaruh kamu di atas banyak (hal)

      

VAM2S P DASF NASF RP2GS DGSM NGSM

masuklah! ke dalam sebuah Sukacita milikmu - tuan

Parafrase :

Tuannya berkata pada dia, “Bagus, baik dan dapat dipercaya, hai hamba! Engkau sudah dapat dipercaya di atas (hal) kecil. Aku menaruh kamu di atas banyak (hal). Masuklah ke dalam sebuah sukacita milik tuanmu.

(11)

Analisa Morfem

Matius 25:21, 23 - Original Greek Stephanus 1550 Textus Receptus by Desiderius Erasmus

        

VIAI3S CLN RP3DSM DNSM NNSM RP3GSM B NVSM JVSM

Berkata Juga (pada) dia - tuan dia (Lk.) bagus hai hamba! baik

        

CLN JVSM P JAPN VIAI2S JNSM P JGPN RP2AS

dan dapat dipercaya di atas (hal) kecil engkau sudah dapat dipercaya di atas banyak (hal) kamu

       

VFA1S VAM2S P DASF NASF DGSM NGSM RP2GS

aku menaruh masuklah ke dalam sebuah sukacita - tuan milikmu

Parafrase :

Berkata juga tuannya padanya, “Bagus, hai hamba! Engkau sudah baik dan dapat dipercaya di atas (hal) kecil. Aku menaruh kamu di atas banyak (hal). Masuklah ke dalam sebuah sukacita milik tuanmu.

(12)

Eksegesis Teks

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam

perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

(Matius 25:21)

a. “Maka tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.”

Sebuah respon yang membahagiakan tuannya, membuat sang hamba mendapatkan sebuah ‘promosi’ dalam tanggung jawab yang lebih besar.Hal itu dikarenakan faktor kesetiaanyang hinggap dan mewarnai karakter sang hamba dalam perumpamaan tersebut. Kata ‘setia’ dalam ayat ini berasal dari bahasa asli  Seringkali kata /  dimasukkan dalam konteks pemahaman mengenai iman.11 Hal itu menyebabkan nuansa yang diberikan kepada kata ini terkesan sangat ilahi, karena sering digunakan untuk menggambarkan proses relasional antara Allah dengan umat-Nya. Sebuah iman dipakai untuk menggambarkan landasan dari pengharapan dan kepercayaan kita kepada-Nya (Ibr 11:1). Padahal lebih dari pada itu terdapat makna lebih apabila kita meninjaunya dari sudut pandang yang lain.

Kata pada mulanya memiliki natur aktif dan pasif yang diartikan sebagai ‘mempercayai’ maupun ‘layak untuk dipercaya’.12 Dan dalam beberapa kasus, kata ini dapat bernuansa “ketaatan”.13

11 Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru Jilid II, s.v. “pisteuo”, ed. Hasan Sutanto, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2003), 639. Seringkali kata ini digunakan dalam banyak penggalan ayat dalam Alkitab yang membahas pengajaran mengenai Iman, seperti Mat 8:13, 9:28, 18:6; Mrk 5:36, 9:23, 15:32, Luk 8:50, 20:5, dsb.

12

Theological Dictionary of New Testament Volume VI, s.v. “pisteuo”, ed. Gerhard Kittel, (Michigan: William B. Eerdmans Publisher, 1968), 175.

13

(13)

Menurut kekristenan, dengan tidak melepaskan diri dari trasidi Yahudi, kata ini memang seringkali digunakan untuk memproklamasikan faith atau iman kepada Allah.14 Namun beberapa pandangan berikut dapat dijadikan sebuah wawasan bagi kita untuk memahami sebuah , di antaranya:

a. adalah sebuah tindakan untuk percaya b. adalah ketaatan

c. adalah iman

d. adalah sebuah pengharapan

e. adalah sebuah pengabdian dan kesetiaan penuh.15

Dalam pembahasan yang masih sama, Donald A. Hagner juga menambahkan bahwa adalah sebuah kebijaksanaan.16 Hal ini diserupakan pemaknaannya dengan apa yang terjadi pada Injil Matius 24:25.17 Dari semua penjelasan dapat disimpulkan bahwa kata memiliki dimensi yang sangat luas untuk memahaminya. Dalam konteksnya, sebuah

promosi dapat didapatkan ketika sebuah kepercayaan diberikan kepada orang yang merasakan kapasitas-kapasitas ‘yang dapat dipercaya’ dari orang yang mengusahakan hal tersebut kepadanya. Dan hal itu tidak terlepas dari nilai kebijaksanaan dan sebuah ketaatan.

b. “... engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.”

Mengenai perkara talenta yang dipercayakan kepada mereka, sang tuan mendapatkan respon yang berbeda-beda di antara ketiganya hambanya. Ada yang menggandakannya dan ada yang hasilnya mengecewakan. Sang tuan bisa dikatakan memberikan sebuah

kepercayaan atau promosi bagi hambanya yang berhasil melipatgandakan talenta yang 14 Ibid., 205.

15

Ibid., 205-208.

16

Donald A. Hagner, World Biblical Commentary: Matthew 14-28, (Texas: Word Books Publisher, 1995), 735.

17

(14)

dipercayakannya. Matius menggambarkannya sebagai kesetiaan dalam hal kecil,

dipercayakan untuk hal yang besar. Sebuah perkara kecil berasal dari kata dan sebuah perkara besar yang Matius tulis sebagai 

Secara sederhana kedua kata ini dapat dipahami sebagai sebuah kemurahan ilahi yang diberikan oleh Allah kepada umat-Nya dalam masa-masa eskatologikal.19 Bukan hanya sekedar berbicara mengenai sejumlah besar uang yang dapat dilipatgandakan.

18 W. D. Davies, Dale C. Allison, A Critical and Exegetical Commentary on the Gospel According to St. Matthew, (Edinburgh: T&T Clark, 1997), 408.

19

(15)
(16)

ARTI SEBUAH KEPERCAYAAN Samuel D. Laksono

“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam

perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

Matius 25:21, (23).

Saudara, kehidupan manusia selama jagad raya masih ada ini mengalami sebuah degradasi yang cukup unik untuk mengerti sebuah pemahaman mengenai pekerjaan. Pekerjaan dalam peradaban lampau, mungkin di jaman kerajaan, hanya ditujukan kepada kalangan-kalangan bawahan. Para bawahan melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti mengurus rumah majikannya, mengusahakan tanah ladang, bekerja di pusat perdagangan, dan sebagainya. Berbeda dengan para majikannya yang enggan mengotori tangan mereka dengan pekerjaan kasar. Hanya ‘wong kasar’ yang ‘kerja kasar’. Sementara yang berdarah biru tidak pantas berkeringat.

Tapi sekarang, pemahaman tersebut berubah sama sekali. Yang tidak mau bekerja tidak lagi disebut sebagai seorang bangsawan atau darah biru. Mereka tidak lebih dari seorang pemalas yang tidak produktif dengan hidupnya. Sementara yang berpeluh bukan disebut sebagai kaum sudra. Justru merekalah sosok-sosok berkualitas yang memanfaatkan otot dan urat mereka selagi masih dipakai untuk memperjuangkan kehidupan mereka dalam kehidupan ini.

Saudara, nyatanya kehidupan yang bekerja bukanlah hal yang asing bagi penikmat Firman Tuhan. Yang harus kita perhatikan, Alkitab menyatakan hal serupa dengan apa yang baru saja saya sampaikan mengenai pekerjaan. Allah menuntut sebuah hasil yang bisa kita munculkan dari pekerjaan kita, lebih dari itu sebuah kesetiaan. Sekecil apapun, sesepele apapun yang kita kerjakan Tuhan memberkati peluh yang bercucuran itu. Meskipun begitu, kita bukanlah dipandang sebagai seorang hamba yang sangat hina di mata-Nya. Justru Tuhan melihat kita sebagai pekerja-pekerja-Nya yang berkualitas dan patut menerima kebahagiaan bersama dengan-Nya dalam perjamuan besar-Nya nanti. Apa yang perlu kita perhatikan mengenai hal ini?

Kita sebaiknya mengerti pemahaman yang sejati dan kebenaran yang luar biasa yang tersembunyi dari seni perhambaan di mata Tuhan.

Sewaktu saya kecil, keluarga kami memiliki seorang asisten rumah tangga bernama Mbah Saroh. Beliau mungkin berusia 60 tahunan ketika memutuskan untuk pulang dan pensiun dari pekerjaannya. Konon, Mbah Saroh mulai bekerja pada keluarga kami sedari kakek-nenek saya menjadi pengantin muda. Waktu itu pasti Mbah Saroh masih sangat muda dan cantik. Karena saat sekarang tua pun, Mbah Saroh masih terlihat cantik sekalipun sirih susur terbingkai di sudut bibirnya. Sekian lamanya Mbah Saroh bekerja, mungkin beliau juga orang yang menjadi saksi hidup ketika ayah dan paman serta bibi saya lahir dan tumbuh besar. Mbah Saroh sangat terkenang di hati kami sehingga membuatnya berhasil masuk dalam ‘nominasi’ saya sebagai pekerja paling baik dan setia selama saya kenal.

(17)

Matius 25:14-30 secara garis besar membahas mengenai perumpamaan Yesus mengenai talenta. Perumpaan ini Yesus sampaikan dalam sebuah khotbah yang Yesus beritakan mengenai akhir zaman. Ayat 14-15 mendahulukan perumpamaan ini dengan narasi seorang tuan yang memberikan masing-masing lima talenta, dua talenta, dan satu talenta kepada ketiga hambanya. Ketika pergi, kedua hambanya mulai untuk mengusahakan talenta yang mereka terima. Sedangkan hamba yang hanya menerima satu talenta mengubur harta tuannya itu.

Ketika tuannya pulang, kedua hamba yang mengusahakan talenta itu mengembalikan harta beserta keuntungan usahanya itu kepada tuannya. Tuannya bahagia dan memberikan penghargaan kepada kedua hambanya yang sudah bekerja keras itu. Namun ia memberikan penghukuman kepada hambanya yang tidak mau mengusahakan satu talenta yang dititipkan kepadanya.

Mengapa sang tuan berbahagia ketika kedua hambanya menghasilkan keuntungan dari talenta yang diusahakan oleh mereka, dan malah menghukum hamba yang tetap memiliki satu talenta itu? Bukankah hamba tersebut masih terbilang baik dengan menjaga supaya talenta yang dititipkan kepadanya tidak sampai kecurian?

Apa yang Yesus maksud dengan pernyataan, ‘setia dalam perkara kecil’? Pernyataan ini dalam bahasa Yunani disebutkan, “es pistos epi oliga” yang bisa dimengerti “engkau adalah yang dapat dipercayai mengatur yang sedikit”. Mengenai ‘pistos’, kata ini secara puitis bernuansa kepercayaan diri dalam memegang senjata juga kemampuan untuk menggunakannya. Lebih dalam lagi kata ini dipakai dalam dimensi hukum yang bersifat sakral. Dengan kata lain, ‘pistos’ dikenal sebagai sebuah komitmen, sebuah pendirian yang meyakinkan dunianya bahwa saya bisa dipercaya.

Namun mengenai beban yang harus ditanggungnya, kata ‘oliga’ membuat seakan-akan sebuah komitmen menjadi sia-sia. Kata ini bermakna “kecil; sedikit”. Penafsir-penafsir lain menambahkan bahwa pada umumnya, secara gramatika kata ini berkonotasi negatif. ‘Oliga’ bernuansa “sebagai yang terkecil; sebuah penghukuman.” Namun uniknya, ‘oliga’ juga digunakan untuk menuansakan kekuatan Firman Tuhan yang luar biasa yang harus hadir dan menjadi yang terkecil di dalam dunia, karena dunia yang menolaknya.

Setia dalam perkara kecil pada akhirnya merupakan sebuah karakter yang seyogyanya dimiliki oleh seorang hamba. Hal itu pun juga merupakan jalur dalam memperjuangkan seorang hamba mendapatkan kebahagiaan dari tuannya.

Mungkin anda teringat dengan kunjungan Yesus ke kediaman bersaudara Maria dan Martha. Dalam Injil Lukas 10:38-42 menggambarkan bagaimana Maria dengan setia duduk dekat kaki Tuhan ketika Martha sedang menyibukkan dirinya di belakang. Tuhan memandang baik sebuah hal kecil yang dibangun atas dasar kesetiaan, ketika dunia menawarkan kesan dari hal-hal besar.

Saya mengenal pasangan hamba Tuhan senior yang sudah 40 tahun hidup dalam pernikahan. Ketika sang suami meninggal, sang istri sangat merasa kehilangan. Ketika saya bertemu dengannya, sang istri selalu terkenang dengan memori-memori indah yang diberikan oleh sang suami

(18)

kepadanya. Mereka tidak hidup dalam kemewahan. Sekalipun mereka melayani ratusan umat, namun sampai akhir hayatnya ‘om’ hanya menggunakan sepeda dan lebih dari itu, motor yang dikendarai agar bisa digunakan bersama. Tidak ada hal-hal besar yang ‘om’ berikan buat ‘tante’. Dua hal yang selalu terkenang dalam pribadi tante adalah ketika om tidak pernah lupa untuk mengatakan, “aku cinta kamu” setiap bangun atau mau tidur. Om juga suami yang selalu membukakan kursi untuk tante saat makan bersama. Sekalipun tua renta dan tubuh bergetar, om selalu berjuang berdiri dan menggeser kursi agar tante bisa duduk. Sebuah kesetiaan kecil yang berarti besar.

Saudara, saya percaya bahwa Alkitab menyatakan bahwa kualitas seorang hamba dilihat bukan dari besarnya pekerjaan yang kita lakukan, ‘skup’ yang kita kerjakan. Bukan! Lebih dari itu Tuhan menuntut kesetiaan; sebuah komitmen yang akan Tuhan lihat dari diri kita yang dengan berani mengatakan, “Saya pistos, saya dapat dipercayai. Sekalipun yang saya lakukan kecil, sepele, sedikit, tapi saya ingin lakukan dengan sebaik yang saya bisa.”

Biarkan renungan yang terbatas ini menjadi buah pikir dalam kehidupan saudara-saudara sekalian. Sudahkan kita lakukan pekerjaan kita dengan setia? Sudahkan kita melakukannya dengan komitmen? Sudahkah kita melakukannya dengan segenap hati sehingga kita dapat dipercayai? Mari belajar untuk menghargai arti sebuah kepercayaan.

TUHAN YESUS MEMBERKATI SHALOM!

Aplikasi

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil penelitian atau eksperimen diuji secara statistik untuk mengetahui variabel proses mana yang berpengaruh secara signifikan terhadap jenis pahat, kecepatan

Kemudian mereka pun naiklah bertemu (nganjang manjau muli) kepada Sang Putri. Maka sibuklah di situ orang mengurusi jamuan makan dan minum untuk mereka. Radin lumbar

“Fungsi tersebut (PR) dijalankan oleh CS dengan terlebih dahulu membuat perencanaan-perencanaan program yang penting untuk kebutuhan customer , untuk kemudian melakukan

Teknik analisis yang digunakan didalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh suatu

Karakter Religius Anak di TK Nurul Huda Klatakan Tanggul Jember Tahun. Pelajaran

Berdasarkan pada hasil pengujian mulai dari Uji Validitas dan Reliabilitas menyatakan valid dan reliable, Regresi Linier Sederhana, uji koefisien determinasi,

Rekomendasi ITU-R P.525 dan rekomendasi ITU-R P.1546 memiliki hasil yang berbeda dalam perhitungan path loss spektrum frekuensi UHF untuk penyiaran TV terestrial Kota

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut penulis membuat kerangka penelitian disertai beberapa hipotesa mengenai wallpaper “Ragnarok” Online Games versi Indonesia yaitu