• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI HUKUM (Legal Theory)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI HUKUM (Legal Theory)"

Copied!
366
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI HUKUM

(Legal Theory)

Program Pascasarjana FH Unpad

Dirangkum oleh

Prof. (em) Dr. E. Saefullah W, SH., LL.M.

(2)

REFERENSI

1. Badariah Sahamid, Jurisprudens Dan Teori Undang- Undang Dalam Konteks Malaysia, Sweet &

Maxwell Asia, Malaysia, 2005).

2. Bellefroid, J.H.P., Inleiding tot de Rechtswetten in

Nederland (I & II), diterjemahkan dan diterbitkan oleh Keluarga Mahasiswa “Tri Tunggal” Pusat, Jogjakarta, t.t.

3. Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2000.

(3)

5. Chand, Hari, Modern Jurisprudence, International Law Book Services, Petaling Jaya, 2005.

6. Coyle, Sean and George Pavlakos, Jurisprudence or Legal Science? A Debate about the Nature of Legal Theory, Hart Publishing, Oxford and Portland, Oregon, 2005.

7. Dennis Patterson (ed), A Companion to Philosophy of Law and Legal Theory, Blackwell Publishers,

(4)

8. Fuller, Lon L., The Morality of Law, New Haven and London, Yale University Press, 1975.

9. Friedman, Lawrence M., American Law: An

Introduction, 2nd ed., diterjemahkan oleh Wisnu

Basuki, Hukum Amerika:Sebuah Pengantar, PT Tata Nusa, Jakarta, 2001.

10.Galligan, D.J. (ed.), Esays in Legal Theory, Merlbourne University Press, 1984.

(5)

12. Herman Bakir, Kastil Teori Hukum, PT INDEKS Kelompok GRAMEDIA, 2004.

13. Ian Ward, Introduction to Critical Legal Theory, Cavendishpublishing, Secons ed., London, 2004. 14. Kelsen, Hans, General Theory of Law and

State,Translated by Anders Wedberg, Russell & Russell, New York, 1961.

15. Kelsen, Hans, Essays in Legal and Moral Philosophy, di alih bahasa oleh B. Arief Sidharta, Hukum dan

(6)

17. Lloyd’s Introduction to Jurisprudence, 7th ed., 2001.

18. Liew, Ten Chin, The Soundest Theory of Law,

Marshall Cavendish International, Singapore, 2004

.

19.Marett Leiboff and Mar Thomas, Legal Theories – in

principle, Lawbook Co., Sydney, 2004.

20. Mochtar Kususmaatmadja dan B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Buku I, Alumni, Bandung, 2000.

21. Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan, Alumni,

(7)

22. Morrison, Wayne, Jurisprudence – From the Greeks to Post-modernism, Cavendish

Publishing Ltd., London, 2000.

23. Raymond Wacks, Understanding Jurisprudence – An Introduction to Legal Theory, Oxford University

Press, New York, 2005.

24.Routledge•Cavendish lawcards series, Jurisprudence, New York, 2006.

(8)

26. ---, Sosiologi Hukum, Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah, Genta Publishing,

Yogyakarta, 2002.

(9)

PERISTILAHAN

 Ada dua istilah/frase yg b’beda yg sering d’guna utk topik ini:

jurisprudence dan legal theory.

(10)

Dlm arti lain, jurisprudence mrpk pedoman bagi putusan dan p’buat hkm yg

baik at bijaksana (biasanya d’guna dlm sistem hk Anglo Saxon).

Legal theory (Teori Hukum-TH), m’mikir/ m’bahas hkm dlm batasnya sendiri, dan m’laku respons scr kritis thd b’operasinya hkm.

(11)

Definisi

(scr umum)

 TH adl ilmu hkm yg m’pelajari p’masalah

umum scr teoritik ttg hakekat hk dan sistem hk, ttg hub hk dg k’adil dan moral, serta ttg hakekat sosial dr hk.

(12)

 Sdg mnrt Hari Chand (Modern

Juris-prudence, 2005), stlh menyimak bbrp definisi yg d’sampai oleh para ahli, spt Julius Stone, Austin, Keeton, Roscoe Pound, Gray, Lloyd, dsb, m’beri

k’simpul ttg TH sbb.:

(13)

 Tugas s’org jurist dpt d’banding dg tugas

s’org scientist, mis.,s’org ilmuwan

kedokteran, yg tdk akan dpt b’buat banyak tanpa m’tahui fisiologi, biologi, kimia, dsb.

Hal yg sama s’org ahli hkm tdk akan dpt

(14)

Bedanya hanya, k’dokter di bid natural science, hkm di bid social science.

Jadi TH/jurisp m’liput studi yg luas ttg

feno-mena sosial, dg tujuan khusus utk m’maham

hakekat, tempat, dan peranan hk dlm masy.

(15)

 TH juga m’angkat p’soal ttg nilai2, spt moral dan k’adil serta peranan dan hub-nya dg hk.  Dg dmk dpt d’simpul bhw yg jadi sasaran TH adl m’peroleh suatu p’maham yg lbh baik dan p’jelas yg lbh jernih dr fenomena2 hk.

(16)

Obyek yg dibahas oleh Teori

Hukum/Jurisprudence

Obyek at mslh yg dibahas oleh TH adl

p’soal dasar2 dr Hk

, spt:

sejarah p’kemb hk,

sifat dr hk,

tujuan hk,

(17)

Kategorisasi Teori Hukum

 TH tdk t’lepas dr lingkungan di mana teori tsb lahir.

 Sulit utk m’nyata suatu teori b’sifat universal.  Kita hrs hati-2 m’maham b’bagai teori yg

(18)
(19)

Mengapa Teori Hukum

Perlu Dipelajari?

 Kuliah ttg ilmu hk biasanya t’fokus pd msl p’nyelesai p’selisih dlm bid2 ttn, spt kontrak, p’buat mlw hk, tindak pidana, dsb.

(20)

Mengapa Teori Hukum ….

 Jawaban thd p’soal tsb. sering tdk d’jumpa dlm p’atur per-uu-an.

 Sbg contoh, mis.: Suatu p’kawin di mana “si isteri” t’nyata s’org laki2 yg tlh m’jalani

operasi p’ubah kelamin (transeksual).

Pasangan tsb sdh sekian lama b’rumah- tangga dan k’dua sadar akan hal itu.

(21)

 UU m’atur bhw suatu p’kawin sah bila d’laku oleh dua pihak yg b’lain jenis kelamin.

Yg m’jadi dsr p’adil utk m’batal “p’kawin” tsb. adl krn melanggar p’atur per-uu-an, hk yg

b’laku di masy, dan hk Tuhan.

(22)

 Apa implikasi p’ngesah “p’kawin” tsb thd masy.?

 Jawaban atas p’masalah tsb tdk t’dpt dlm uu at kasus2. Ilmu hk juga tdk dpt m’jawab scr m’muas.

(23)

konteks bid lainnya, spt ekonomi, politik, at aspek k’masy lainnya.

Lord Radcliffe (The Law and Its Compass, 1961) m’nyata:

(24)

Dg dmk, hk mnrt Lord Radcliffe bkn hanya sekedar b’kena dg tehnik, spt tehnik p’nerap hk, m’lain yg lbh penting, p’nerap-nya ke dlm konteks k’masy yg m’liput sejarah, ekonomi, sosiologi, etika, dan falsafah hidup.

 B’bagai p’dekat aliran/mazhab hk m’gambar b’bagai perspektif ttg fenomena hk., mis:

(25)

Marx and law; Theories about law based in social thought; Insights for law from

(26)

Tempat Teori Hukum

Dilihat dr segi materinya

TH/Jurisp t’letak di ant dua sisi, yg b’kait dg filsafat dan dg teori politik.

Pd saat fils sbg titik tolak (spt para ahli

metafisika klasik Jerman at para pengikut Neo-Kant), maka politik sbg pelengkap. S’balik pd saat ideologi politik yg jadi titik

(27)

Tempat Teori Hukum

Namun TH hrs memuat unsur fils (sbg refleksi k’duduk man di muka bumi) dan m’peroleh warna dan isi yg khas dr teori politik (gagasan ttg bentuk masy.yg t’baik)  Dewasa ini ada klmpk ketiga, yi para ahli hk

(28)

Tempat Teori Hukum

Dilihat dr segi statusnya

(29)

Teori Hukum Sbg Disiplin

Ilmu Mandiri

 Dewasa ini TH sdh diakui scr umum sbg disiplin ilmu yg b’diri sendiri.

 Pd awalnya blm t’dpt k’sepakat ttg ruang

lingkup TH, dan bgm hub-nya dg disiplin2 hk

yg lbh klasik, spt. Fils Hk, Dogm Hk, Sos Hk, Sejrh Hk, dsb.

(30)

Teori Hukum sbg …

Dgn m’ngenyamping b’bagai p’beda pan-dang-an, s’benar titik-tolak p’mikir para pemikir TH tsb. sama,, yi:

1. Ingin adanya suatu disiplin ilmiah-positif yg baru, yg lbh teoritikal drpd Dogm Hk namun lbh konkret dan praktikal drpd Fils Hk.

(31)

 Jadi bkn mrpk suatu p’renung filosofis yg spekulatif, tp suatu p’neliti ilmiah ttg ciri2 khas dan hakiki dr hk.

3. TH sbg suatu disiplin bebas nilai yg tdk normatif, b’tugas m’urai gejala2 hk scr

(32)

Tugas & Fungsi Teori Hukum

 Utk m’buat jelas nilai2 hk dan postulat2-nya (Radbruch).

 M’sintesis produk ilmu2 lain yg obyek telaah-nya hk (mis. fils hk, sos hk. psi hk).

 M’olah produk ilmu2 lain yg obyeknya hk m’jadi teknik hk sbg masukan utk ilmu hk, dan m’rumus b’bagai p’tanya fundamental utk diolah lbh jauh dlm fils hk.

 P’bentuk, p’olah, p’ngembang, dan p’mantap

(33)

Hakekat dr Teori Hukum

(Routledge, Cavendish lawcards series

)

Apakah TH/Jurisp?

Sbg mata kuliah, TH/Jurisp m’liput studi ttg fenomena sos yg sngt luas,dg tujuan khusus p’maham ttg hakekat, tempat, dan peranan hk dlm masy.

(34)

Hakekat dr Teori Hukum

 Dlm p’tanya tsb t’kandung dua p’tanya lbh lanjut, yi:

What is the law?

What consititutes good law?

Jwb atas dua p’tanya ini m’nimbul dua p’bagi utama dlm p’nyelidik TH/jurisp, yi:

(35)

 Kedua p’bagi ini scr tegas d’nyata oleh John Austin dlm bukunya The Province of

Jurisprudence Determined (1832).

(36)

Teori Hukum Alam

(Natural Law)

Referensi khusus:

1. Badariah Sahamid, Jurisprudens Dan Teori Undang-Undang Dalam Konteks Malaysia.

(37)

 Mazhab/aliran Hukum Alam (HA) mrpk aliran

t’tua di ant semua aliran hk. Sjrh HA dpt

d’telusur ke jaman Yunani dan Romawi Kuno lbh dr 2.500 th y.l. dan sp saat ini msh

m’punyai pengaruh yg kuat.

 Sjrh m’bukti bhw ide HA tlh m’main peranan penting dlm sjrh p’mikir man, a.l: HA tlh

(38)

S’benar, HA pd k’nyata-nya bkn mrpk satu jenis teori at s’kumpul teori yg seragam, tp t’diri dr b’bagai p’dekat yg mgk b’bentuk

rasional, k’agama, radikal, otoritarian,

(39)

 Friedmann (Legal Theory, 1967),m’nyata: “The most important distinction would appear to be that between natural law as an higher law, which

invalidates any inconsistent positive law, and natural as an ideal which positive law ought to conform

without its legal validity being affected. Broadly

(40)

Keberagaman Hukum Alam

= HA sering d’juluk sbg seekor “bunglon”

(chameleon), dia mampu b’tahan sekian lama (lbh dr 2,500 th) krn dpt b’tukar warna utk

m’nyesuai diri dg k’ada sos, ekon, dan politik, pd saat itu.

(41)

Sifat Hukum Alam

K’beragam ide “HA” muncul krn k’beragam

intepretasi yg d’beri thd istilah “alam” (natural). Sbgm d’kemuka oleh D’Entreves, (Natural

Law, 1970):

“Many of the ambiguities of the concept of Natural Law must be ascribed to the ambiguity of the

concept of nature that underlies it.”

(42)

Istilah “nature” at “natural” d’tafsir sbb:

1. “Alam” d’kait dg sifat alami man, mis. “sifat alami” man utk hidup b’masy (Aristoteles) at hak alami man atas k’bebas dan p’sama

(Locke).

2. “Alam” dpt merujuk kpd fenomena alam spt api m’bakar (Aristoteles).

(43)

 Apa yg dimaksud dg HA? HA adl hk yg d’temu dlm alam. Dg kata lain HA adl hk yg sesuai dg alam. Tp yg paling sulit adl m’definisi apa itu

alam (nature). Apa yg d’arti alam? Apakah alam fisik at alam biologi at alam man at alam

psycho-physical?

 Para pemikir sepanjang jaman m’beri

(44)

K’kabur p’mikir ttg HA juga krn ada bbrp ahli hk yg

m’kait HA dg p’mikir abstrak spt k’adil, k’baik, akal, dsb.

 Meski t’dpt k’kabur dlm p’arti istilah “alam”, scr

umum mazhab ini m’punya ciri2 sbb.: - B’sifat semesta (universal). Konsep

semes-ta/universal b’asal dr istlah alam krn sifat yg alami adl sifat yg d’milik oleh semua man scr

(45)

-

Bersifat abadi. Ist “alam” m’andung arti bhw sifat alam man tdk hilang dan tdk b’ubah. Mis sifat m’menting diri sendiri (Hobbes). Shg HA adl sah dan relevan pd setiap wkt.

- Tidak tertulis. Ungkapan “Natural Law is

found not made” b’arti HA tdk dibuat oleh

(46)

- Berisi nilai. Ide HA berisi nilai2 spt moral dan k’eadil dan krn itu m’beda hk yg ada/berlaku

(“law as it is”) dg hk yg s’harus ada (“law as

(47)

 J.S. Mill b’pendpt bhw “Alam” d’beri dua arti oleh bbrp pemikir (Three Essays on Religion). Pertama, apa yg ada di alam. Sgl yg dilihat/

d’amat man di universe ini adl alam.

“Nature, then, in this simplest acceptation, is a

(48)

Jd dlm hal ini mnrt Mill, tdk ada artinya m’ngata bhw man s’harus (ought to) m’ikuti alam, krn

man tdk m’milik k’kuasa utk b’buat apa pun, tapi m’ikut alam krn semua tindakan d’laku melalui at tunduk pd hk2 alam baik fisik at mental.

(49)
(50)

Sejarah P’kembang Hukum Alam

P’kembang awal

- P’mikir ttg HA dpt d’telusur sejak p’kembang sosial dr masy primitif di mana dlm bbrp hal msh sngt sedikit p’beda ant mslh2 k’agama dan mslh2 k’duniawi (secular), spiritual dan fisikal.

(51)

- Dunia spirit dianggap menguasai dunia fisik

,

t’msk masy man, dan dg k’aneka-ragam

dewa2 dan roh2, t’dpt suatu entitas spiritual yg b’hubung dg hampir setiap aspek k’hidup dunia fisik.

(52)

dan m’guna-nya utk menata scr tepat k’hidup mrk utk m’bawa kearah k’hidup yg sempurna.

(53)

 Scr umum mazhab HA dpt dibagi ke dlm dua

periode:

1. Teori HA Klasik (Classical Naturalism) 2. Teori K’bangkit Kembali HA (Naturalist Revival)

(54)

(2) Teori Kristiani Abad P’tengah (Abad 13 – 15)

(3) Teori Abad P’baharu (Renaissance) (Abad 16 – 18).

Teori Klasik Yunani dan Romawi

=

Sjrh HA dpt dilihat kembali kpd bangsa

(55)

Yunani dan Romawi lbh cenderung utk m’kaji

dsr2 fils hk serta m’persiap sistem hk yg ideal at sempurna.

= Bbrp ahli fils t’kemuka pd zaman ini:

>

Socrates

(470 – 399 SM)

m’nyata bhw t’dpt prinsip2 moralitas yg d’temu melalui

(56)

Man m’milik wasan/ p’maham ttg hal-2 yg

baik dan buruk dan m’buat man tahu hk

absolut dan abadi.

>

Plato

(428-348 SM)

m’ngembang lbh

lanjut “idea” ttg k’adil sbg suatu “thing-in-itself” yg absolut m’miliki kualitas ttg k’benar dan

(57)

 Hk hrs scr konstan b’usaha m’dekati Ide

Absolut ttg K’adil, dan k’adil yg ideal hanya dpt dicapai at d’realisasi scr penuh dlm suatu negara yg diperintah oleh philosopher-king yg mampu m’mahami Ide Absolut ttg K’adil, melalui k’bijaksana yg d’karunia oleh Tuhan

(58)

Plato m’dukung sistem kasta di ant man, sbg wujud dr p’beda peran man.

Mnrt Plato man dibagi ke dlm :

= “men of gold” yg d’takdir utk jd pemerintah; = “men of silver” yg jd tentara dan peg negara,

= “men of bronze/iron” yg mrpk gol pekerja

(59)

= Sbg suatu fils, teori ini b’sifat konservatif krn

ia m’pertahan institusi yg ada (status quo)

tanpa m’persoal k’baik at k’buruk-nya.

Aristoteles

(

384-322 SM

)

(60)

“Men when perfected is the best animals, but if he be isolated from law and justice, is the worst of all”.

(Man yg sempurna adl s’baik2nya makhluk, tp jika t’asing dr hk dan k’adil, dia adl yg

paling buruk di ant semuanya).

= Mnrt Airtoteles man adl bag dr alam dlm dua cara: (1) Dia adl bag dr ciptaan (makhluk)

(61)

Jd mnrt Aristoteles, man sbg bag dr ciptaan Tuhan, tp p’beda utama dg ciptaan Tuhan lainnya adl “akal” at k’mampu utk b’fikir

(faculty of reason).

Krn itu hk yg d’dsrk pd “akal” adl HA. Aristoteles m’bagi hk ke dlm dua jenis: (1) HA (b’sifat universal), dan

(2) HP (konvensional).

(62)

+ Dia b’sifat universal dan tdk t’tulis. + Jd sgl p’nekan-nya adl pd

universalitas at k’sejagat. HA adl sah tanpa t’gantung pd p’nerimaan oleh masy.

+ HP (hk konvensional) adl hk yg d’cipta man. HP adl hk yg b’laku bagi gol man tnt dan

b’beda dr satu tempat ke tempat lainnya.

(63)

Aliran Filsafat Stoics (350-260 SM)

=Ide Aristoteles yg m’nekan akal sbg dsr HA tsb diikuti aliran fils Stoic yi aliran fils Yunani yg

(64)

 Mnrt Stoic, man shrs-nya hidup bebas dr emosi dan “k’duniawi-an” (materialism) dan b’pedoman pd akalnya saj

a.

(65)

= Aliran Stoic menolak HP yg m’beda2-kan hk di setiap negeri (city states). HP hrs sesuai dg HA.

(66)

Maarcus Tullins Cicero

(

106 – 43 SM

).

Cicero sbg ahli hk dan negarawan t’besar Romawi, d’pengaruh oleh Fils Stoic, dan

b’pendpt bhw hk yg s’sungguh adl akal sehat yg sesuai dg alam:

“True law is right reason in agreement with nature; it is of universal applications, unchanging and

(67)

It is sin to try to alter this law, nor is it allowable to

attempt to repeal any part of it, and it is impossible to abolish it entirely…

(68)

 S’lanjut Cicero b’pendpt bhw alam m’netap k’tentuan2 bagi k’hidup man yg dpt d’temu melalui akal.

Mnrtnya, hk yg tdk adil bknlah hk dan p’ujian ttg hk yg baik adl apakah dia sesuai dg HA.

(69)

Teori HA Klasik Yunani dan Romawi m’rumus hk yg “sempurna”. Tingkatan HA juga lbh

tinggi drpd hk buatan man krn adanya unsur k’tuhan yg t’kandung di dlm nya.

(70)

Periode Abad Pertengahan

=

Abad ini srg juga disebut Abad Kegelapan (Dark Ages) dimana t’jadi p’rebut k’kuasa ant Gereja Roma dan Raja2, shg m’gugah para pemikir utk m’ngembang teori2 baik utk

(71)

 T’dpt k’butuh adanya k’satu fils Kristiani utk

m’cegah ancaman yg m’bahaya thd k’percaya ajaran Kristen (heathen manace) yg makin

meluas.

(72)

 Salah se’org pemikir t’kemuka pd masa itu adl St. Thomas Aquinas (1224/25-1275),

s’org paderi Katolik, yg menulis teorinya dlm

Summa Theologica. Dia memulai dg hipotesis

(73)

 Didasari oleh teori Aristoteles yg m’nyata bhw akal sbg dsr HA dan Cicero m’negas bhw akal tsb sbg akal ketuhanan (divine reason), mk

Aquinas m’arti sumber akal tsb sbg Tuhan dlm pengertian agama Katolik.

 Dlm m’beri pengertian hk dia m’nyata:

(74)

(It is nothing else than an ordinance of reason for the common good made by Him who has the care of the community and promulgated).  Mnrt pengertian ini hk hrs meliputi unsur:

(1) Akal;

(2) Tujuan utk k’baik b’sama;

(75)

 Tahap ini juga dikenal dlm sjrh Eropa mrpk integrasi final dr p’dekat rasionalis dan

religius ttg HA (ant norma hk dan norma agama tdk t’pisah).

(76)

Lex eterna (Eternal Law): hk abadi yg mrpk

rasio Tuhan sendiri yg m’atur semua hal yg d’cipta, sesuai dg tujuan (divine plan) dan sifatnya (divine wisdom). Lex eterna mrpk

sumber semua hk dan m’punya k’kuat m’ikat. Hanya sbg kecil saja yg dpt dipahami man.

(77)

Lex devina (Devine Law) : mrpk bag dr hk k’tuhan yg abadi (lex eterna), yi hk k’tuhan positif yg d’wahyu Tuhan bagi segenap man melalui dlm Kitab Suci agama Kristen.

Lex naturalis (Natural Law) at HA: yi bag dr lex eterna yg dpt dipahami dan ditangkap oleh man sbg makhluk yg m’punya rasio

(78)

 Di ant makhluk Tuhan, man paling istimewa krn

ia turut serta dlm hk abadi melalui akalnya yg d’karunia Tuhan. Keikut sertaan dlm hk abadi oleh makhluk rasional disebut HA. (The

participation in the eternal law by rational

creatures is called natural law).

 Mnrt Aquinas HA (natural law) adl s’bagi dr hk

(79)

Human law (Positive law): yi hk yg dibuat man b’dsr akal. Hk pos d’cipta man dg jln m’nurun-nya dr lex devina dan lex naturalis. Hk dmk dpt ber-ubah2 sesuai dg waktu dan k’ada dimana hk tsb dibuat, tp esensinya hrs adil. Dg dmk : lex injusta non est lex (an unjust law is not law).

(80)

= Hanya b’isi k’penting dr p’buat uu saja; = M’lebih k’kuasa p’buat uu itu sendiri;

= M’nerap beban scr tdk seimbang kpd yg diperintah

Dlm k’ada dmk, kmd k’tidak-patuh thd hk yg tdk adil m’jadi suatu hal yg wajar. Namun, k’tidak-patuh tsb, walau dpt d’benar, hrs

(81)

Prinsip2 pd HA mnrt

Aquinas

:

(1) prinsip umum (general principles); dan (2) prinsip khusus b’dsr akal (specipic

principles of reason).

(82)

= Sebaliknya, prinsip khusus tdk hrs b’sifat semesta dan dpt b’ubah sesuai dg k’ada tnt. Mis., Aquinas m’nyata sbg prinsip umum bhw semua utang wajib dibayar. Ini adl prinsip yg benar dan diterima oleh semua dlm mayoritas kasus. Tp dlm k’ada tnt, p’guna prinsip ini dpt d’kecuali, mis., jika diketahui bhw utang yg dibayar itu akan d’guna utk b’perang dg

(83)

Periode Zaman Pembaharuan

(Renaissance) -

The secularisation of Natural Law Theory

Periode ini mrpk zaman keemasan HA.

(84)

Di ant ide penting yg lahir pd zaman ini adl

ide kontrak sosial.

Scr umum kontrak sosial b’isi asas2 sbb.: 1. k’bebas utk m’ada hubungan;

(85)

> T’dpt dua jenis kontrak sosial:

(1) pactum subjectionis: satu bentuk p’janji di

mana t’dpt p’nyerah mutlak hak angg masy kpd s’org at badan pemerintah;

(2) pactum unionis: satu betuk p’janji di ant angg

(86)

 Pd zaman ini di Eropa t’dpt dua gerakan utama:

1. “Renaissance” – zaman p’baharu di bid k’seni dan k’susastera serta p’jelajah ke dunia baru yg b’langsung pd abad 14 – 16 2. Reformasi – zaman p’baharu thd agama

(87)

> K’kuasa dan k’kaya Paus dan Gereja Roma ditentang oleh para penganut “Protestantism” yg d’pelopor oleh Martin Luther.

> Gerakan ini tlh m’nyebab p’perang agama (wars of religion) ant penganut Katolik dan

Protestan dan tlh ‘nyebab desintegrasi ‘kuasa Kristiani di Eropa.

(88)

= Reformasi tlh m’bawa k’arah “secularisation of Natural Law Theory”, yi teori HA yg

menge-cualikan unsur k’tuhan. Akibatnya, tumpuan = “Renaissance” tlh m’ubah tanggapan man thd

dirinya, pemerintah, dan masy, serta m’bangkit k’sadar dan p’nekan kpd hak asasi individu.

(89)

> Pd dsrnya, sekularisasi ini akibat dr para

teoritikus Protestan m’coba utk m’ngembang

suatu doktrin HA yg tdk b’gantung pd kepausan (papacy) dan kepts2 Paus utk hal2 yg b’kait dg HA.

(90)

Hugo Grotius (1583 – 1645), adl salah s’org teoritikus HA yg pertama m’misah konsep HA dr konsep k’tuhan (yg paling sekuler pd jaman itu). Dia s’org negarawan Belanda dan s’org yuris yg dlm tulisan2nya b’usaha utk m’misah HA dr dsr2 teologis sempit.

(91)

> Mnrt Grotius bhw prinsip2 HA diangkat at dpt diangkat dr alam dan intelektualitas man yg m’merlu dan m’hendaki kedamaian masy.

Mnrt-nya, kontrak sos adl suatu insitusi yg tlh ada s’blm p’bentuk negara at k’raja dan m’jadi dsr hub antar man utk m’lihara hak alami

(92)

 Jadi prinsip2 ini tdk t’gantung pd perintah

Divine dan m’mungkin utk m’peroleh HA

tanpa memohon kpd Tuhan. Setiap hk yg b’tentang dg prinsip2 ini tdk sah dr sudut

pandang rasionalitas, dan hk hrs dilihat sbg memiliki fungsi yg konstruktif dan praktis – yg m’cipta dan m’pertahan suatu masy yg damai.

(93)

Mnrt Grotius, sifat man yg khas adl k’ingin- nya utk b’masy, utk hidup tenang b’sama. Hal ini sesuai dg watak intelektualnya.

Prinsip alam b’asal dr sifat intelektual man ini.  Di atas prinsip2 HA, Grotius m’bangun

sistem-nya ttg hk int (dia dianggap sbg Bapak Hk. Int.). Prinsip yg paling fundamental dlm hk int adl pacta sunt servanda (pacts must be

(94)

 Grotius b’pendpt bhw HA t’diri dr bbrp prinsip ttg akal sehat yg m’nyebab kita tahu sst p’buat scr moral adl jujur atau tdk, b’dsrk k’perlu-nya sesuai atau tdk dg akal dan alam p’gaul

(sociable nature).

(95)

 Prinsip HA dpt d’simpul ke dlm dua cara:

(1) A priori - dg m’kaji sgl sst dlm hub dg akal dan alam sos man; dan

(2) A posteriori - dg m’kaji p’nerima dr prinsip2 ini di ant bangsa2.

(96)

Pufendorf, spt halnya Grotius, m’dsr HA pd dua segi dr sifat man, di satu pihak minta

kpdnya utk melindungi diri dan miliknya, tapi

di pihak lain utk tdk m’ganggu k’damai masy.  Chr Wolff, s’org pengikut Leibniz, m’anggap

k’wajib p’nyempurna pribadi sbg perintah kolektif pokok HA.

 Tp syarat2 utk p’nyempurna semacam itu

hanya d’beri oleh penguasa b’daulat yg penuh k’bijaksana yg memelihara k’damai dan

(97)

 K’daulat sistem ini tdk t’ikat pd k’wajib2 yg efektif, tp HA msh mrpk k’kuat yg hidup.

Pufendorf, Thomasius, Christian Wolff, dan Selden msh m’negas supremasi HA dlm teori umum mereka dan t’utama dlm hk bangsa2/ internasional.

(98)

 Maka HA adl hk yg d’perlu; semua bangsa t’ikat utk m’hormat-nya.

 HA s’sungguh mrpk suatu konsep yg m’cakup banyak teori di dlmnya. B’bg anggapan dan

p’dpt yg d’kelompok ke dlm HA ini b’muncul dr masa ke masa.

(99)

 Mnrt Dias, b’bagai anggapan tsb adl sbb.:  Mrpk ideal2 yg menuntun p’kemb hk dan

p’laksana-nya.

(100)

(3) Suatu metode utk m’nemu hk yg sempurna.

Isi dr hk yg sempurna, yg dpt direduksi

melalui akal.

(101)

Intisari dr Teori Hukum Alam

Teori HA m’coba utk m’njelas

hk sbg

suatu fenomena

yg d’dsr pd

hk yg lbh

(102)

Ada dua pendekatan teori HA

=

Theological theories

Memandang universe dan human society

b’ada di bawah k’kuasa bbrp Deity, yg tlh

(103)

► Prinsip2 ini mrpk suatu hk yg lbh tinggi yg

b’sifat universal, yi b’laku bagi semua masy, dan abadi yi tdk dpt diubah melalui tangan2 man.

(104)

=

Secular theories

 Mrpk k’lanjut dr anggapan bhw man m’milik konsepsi tnt ttg moralitas yg melekat pd

dirinya dan pd alam nya. Moralitas dmk, yg kadang2 timbul dg sendirinya dlm bentuk

(105)

 Prinsip2 ini dpt d’temu melalui p’guna akal (reason) dan shrsnya m’rpk dsr bagi p’buat

hk. Pd tingkat/tahapan ini prinsip2 tsb mrpk “hk yg lbh tinggi” shg dg dmk semua hk

(106)

Lima Anggapan ttg Teori HA

1. HA d’dsr pd p’timbang2 ttg nilai (value

judgments) yg b’asal dr sejmlh sumber

absolut dan sesuai dg alam (nature) dan akal (reason).

(107)

3. Prinsip2 HA adl abadi, selalu valid, dan dpt dipahami oleh olah akal man normal.

4. Prinsip2 dmk adl universal dan dpt menolak/ m’ngenyamping slrh hk positif, bila tdk sesuai dg HA.

(108)

Metodologi umum ttg Teori HA

> Para p’anut teori HA memiliki pandangan teologis ttg alam semesta dan masy man. Mrk b’pendpt bhw dunia, khususnya masy man, m’punya tujuan akhir yg scr umum menuju pd k’sempurna dlm sgl hal.

(109)

> Ini b’arti bhw hk m’nyedia pedoman bagi mrk yg bekerja utk k’penting umum dan sbg

p’awas bagi mrk yg menyimpang dr apa yg scr moral diterima.

> Semua hk yg dibuat man, jika baik at

b’manfaat dan benar, hrs dibuat sejalan dg batasan2 moral dan setidaknya hrs dpt

(110)

> Krn itu, mslh yg penting s’hubung dg hakekat hk adl bkn apa yg m’jadi hk pd setiap saat

(what is), krn hal ini bkn refleksi yg s’benar

dr prinsip2 hk alam, ttp bgmn hk yg s’hrs- nya (what ought to be) agar m’jadi refleksi yg s’benar dr prinsip2 tsb.

(111)

Kemunduran Teori HA

Abad ke 18 dan 19 m’perlihat k’mundur dr teori HA akibat serangan dr kaum rasionalis dan makin b’kembang p’dekat kaum sekularis thd p’mslh-an2 kondisi umat man.

> Abad ke 18

Pd “age of reason” ini para pemikir spt

(112)

m’kritik k’kukuh teori HA, bhw ada hal2

yg m’jadi tujuan akhir, tujuan metafisis thd

k’berada man dan masy man t’pisah dr realitas moral dan fisik ttg k’hidup se-hari2.

(113)

=

Dia anggap sbg usaha irrational utk m’angkat proposisi apa yg sehrsnya ada (ought) dr

proposisi apa yg skrng ada (is), krn tdk ada hub kausalitas ant fakta dan idea.

Dia m’contoh idea Hobbes yg m’nyata bhw sifat alami man yg selalu b’tengkar dan

(114)

► Akibatnya man hrs m’buat kontrak sosial utk tujuan m’ada satu pem/neg yg dpt m’awasi

man dan memelihara k’selamat-nya (“ought”).  Konsep spt k’baik dan k’adil yg mrpk intisari

(115)

Dia menolak idea yg m’ngata bhw mgk t’dpt satu sistem yg ideal at sempurna yg d’sampai oleh para ahli HA. Alasannya, jika hal itu

benar, mengapa t’dpt begitu bnyk tafsiran ttg sistem yg sempurna?

(116)

 Hipotesis yg d’lahir teori hk alam adl hipot yg tdk benar, yi bhw man b’sifat m’menting diri (Hobbes) at suka hidup b’masy (Aristoteles).

> Abad ke 19

(117)

> Mis. yg d’kemuka filosof Jerman Hegel yg sngt m’agung2kan neg, yg d’pandang sbg

(118)

Abad ke 19 juga m’nunjuk k’bangkit p’dekat positivis thd hk, spt d’jelas scr rinci oleh para teoritisi spt Jeremy Bentham dan John Austin. Mrk b’usaha utk m’ada p’misah yg tegas ant dua gagasan ttg apa hk itu dan apa yg

sehrsnya m’jadi hk. Hk dan moralitas dpt at

(119)

Abad ke 20 : Kebangkitan Kembali

Teori HA

Pd abad ke 20 m’perlihat suatu k’bangkit kembali p’dekat HA bagi studi hk, t’utama

pandangan bhw hrs ada seperangkat prinsip yg lbh tinggi, t’pisah dr HP.

HP hrs m’muas jika mau dianggap sbg hk yg sah.

(120)

 K’merosot umum ttg stabilitas sos dan ekon di slrh dunia;

 P’luas aktifitas pem, t’utama p’ningkat

p’langgar yg d’laku lembaga2 neg thd k’hidup pribadi warga-neg melalui p’antara hk

(Nazisme, Facisme);

(121)

 P’ningkat k’ragu ttg k’guna dan k’efektif dr ilmu2 empirik dlm m’nentu dan m’nyelesai mslh2 k’manusia.

(122)

The Main Criticisms of Natural Law

Theory

Kritik ini umumnya d’kemuka oleh para pengikut aliran positivis, sbb:

(123)

> Para ahli HA salah utk m’nekan hub yg kuat ant hk dan moralitas. Meski kadang2 hk merefleksikan moralitas, keduanya adl

fenomena yg b’beda dan hrs diakui sbg dmk. Analisis thd yg satu konsepsi shrs-nya tdk

menimpa kpd konsepsi yg lain. Hk akan sah krn tlh dibuat scr sah, meski dia akan

(124)

> Moralitas adl mslh p’timb nilai scr pribadi, yg dpt b’ubah se-waktu2 (erratically) utk

b’bagai alasan. Krn itu tdk dpt d’jadi dasar bagi p’ngembang. hk, yg perlu p’syarat2 utk k’pasti dan agar dpt diprediksi.

> Harapan dr para teoritikus HA akan adanya suatu “higher law” yg akan m’jadi suatu

(125)

Teori Hukum Positif (Positivisme)

 Abad ke 19 mrpk titik awal positivisme dlm ilmu hk yg juga menerima warisan p’mikir2 dr masa sblmnya yg b’sifat idealistis. P’kembang dan p’ubah yg t’jadi dlm masy pd abad ini

m’nimbul semangat dan sikap kritis thd mslh2 yg d’hadap.

 Aliran positivisme at analytical positivism at

(126)

 Hal ini d’sebab oleh dunia profesi hk yg m’butuh dukungan dr pikiran positivisme- analitis utk m’bantu m’olah bhn hk guna m’ambil putusan.

(127)

Dlm konteks tsb teorisasi ttg adanya suatu

tatanan hk yg kukuh dan rasional mrpk obsesi dr aliran positivisme tsb.

 Hk hrs dpt dilihat sbg suatu bangunan

(128)

» Kelsen t’kenal dg Reine Rechtlehre dan

Stufenbau theorie yg b’usaha m’buat suatu

kerangka bangunan hk yg dpt dipakai di manapun.

(lihat lbh lanjut kemudian).

» Hart ttg HP, dimulai dg m’jawab p’tanya

(129)

»

Sementara itu Teori Lon Fuller m’nekan pd isi hk positif, hrs dipenuhi 8 p’syarat moral ttn, a.l.:

(130)

b) Aturan2 yg jadi pedoman bg otoritas tdk boleh d’rahasia, tp hrs d’umum. Seringkali otoritas2 cenderung utk tdk m’umum aturan2 dg tujuan m’cegah orang m’dsr klaim2-nya atas aturan2 tsb., shg aturan2 tadi m’ikat otoritas sendiri.

c) Aturan2 hrs d’buat utk m’jadi pedoman bagi k’giat2 di kmd hari, artinya, hk tdk boleh b’laku surut;

(131)

e) Aturan2 tdk boleh b’tentang satu dg yg lain; f) Aturan2 tdk boleh m’syarat perilaku yg di luar

k’mampu pihak2 yg t’kena, artinya hk tdk boleh m’merintah sst yg tdk mgk d’laku.

g) Dlm hk hrs ada k’tegas. Hk tdk boleh diubah se-waktu2;

(132)

Teori Positivis ttg Hukum

Bgmn p’dekat kaum positivis thd

hukum?

= Positivisme hk adl suatu p’dekat thd

p’masalah hakekat ttg hk yg memandang

k’istimewa yg t’penting dr hk adl fakta bhw hk d’cipta scr khusus oleh orang2 tnt dlm

masy yg memiliki posisi k’kuasa dan yg

(133)

=

Bagi para positivis ttg hk, p’masalah yg timbul dr p’tanya: apa hk (what is law)? mrpk suatu p’tanya yg esensial ttg fakta, yg hrs dijawab dg merujuk pd data empirik dan suatu analisis ttg fenomena sosial yg obyektif.

= Dlm m’buat analisis tsb hanya materi yg scr

(134)
(135)

 Suatu p’nyelidik ttg hakekat dr hk dpt dilihat sbg suatu usaha utk m’jawab dua sub

p’tanya, yg mgk mrpk unsur2 dr p’tanya umum apa hk?

 Kedua sub p’tanya tsb dpt d’rumus sbb:

1) Apa hk itu (what is the law)? 2) Apa hk yg baik (what is good law) ?

(136)

Positivisme Klasik:

► Pendekatan Positivisme

= Istl “Positivism” b’asal dr kata Latin “positium”

yg b’arti “positied” at “diungkapkan”.

= Aliran positivisme lahir pd p’tengah abad 19 dan b’kembang sp dekade awal abad 20.

= Pd dsrnya positivisme m’nekan p’dekat

(137)

HLA Hart, positivist t’kemuka, m’beda lima p’ngerti positivisme dlm teori hk (Positivism

and the Separation of Law and Morals, Essays in Jurisprudence and Philosophy, 1983):

1) Bhw uu adl perintah2 man;

2) Bhw tdk perlu ada hub ant hk dg moral at ant hk yg ada (is) dg hk yg sehrsnya ada

(138)

3) Bhw analisis (studi ttg arti) dr konsep2 hk: a) hrs d’laku;

b) hrs d’beda dr p’nelitian2 b’ikut:

(1) p’neliti historis ttg sebab2/asal-usul dr hk; (2) p’neliti sosiologis ttg hub hk dg gejala

(139)

4) Bhw sist hk adl suatu sist logis t’tutup,

dimana putusan2 hk yg tepat dpt d’hasil dg cara2 yg logis dr p’atur2 hk yg telah d’tentu lbh dulu tanpa m’ingat tuntutan2 sosial,

k’bijaksana, dan norma2 moral.

5) Bhw penilaian2 moral tdk dpt d’beri at

d’pertahan, spt halnya dg p’nyata2 ttg fakta, dg alasan yg rasional, k’terang, at bukti.

 P’dekat positivisme menilai k’absah

(140)

Teori Imperatif Hukum

dr Bentham dan Austin

= Pelopor teori positivisme klasik adl Jeremy Bentham yg b’sama muridnya John Austin tlh m’hasil teori positivisme analitis yg tlh

m’pengaruh hk Inggris-Amerika pd akhir abad 18 dan abad 19.

(141)

= Scr sepintas teori dr mereka bnyk p’sama, meski scr lbh rinci t’dapat p’beda2.

Teori Bentham lbh fleksibel dr teori Austin.

(142)

» S’benar Bentham s’org yg cenderung pd p’baharu hk. Dia tlh m’analisis struktur hk Inggris dan b’pendpt bhw hk Inggris m’jadi kabur krn konsep2 ekuiti HA.

» Dia juga m’anggap sist “common law” srg m’nimbul p’tentang di ant prinsip2 hk.

(143)

> Bentham m’muka satu teori hk yg m’andung

konsep k’daulat, perintah, dan sanksi. Dia m’beri definisi hk sbb.:

“A law may be defined as an assemblage of signs declarative of a volition conceived or adopted by the sovereign in a State ….”.

(144)

=

Pemerintah yg berdaulat

-

Bentham m’arti pem yg b’daulat sbg:

“Ses’org atau s’kumpul org dimana k’mau (k’bijak-nya?) cenderung ditaati oleh slrh

masy politik dan k’mau itu lbh d’utama drpd k’mau pihak mana pun”.

(145)

-

Sanksi

Mengapa pemerintah b’daulat ditaati?

Bila pem m’luar UU b’tuju m’hasil hal2 tnt pem b’daulat ditaati krn adanya sanksi.

Sanksi memotivasi utk m’laku at tdk m’laku s’suatu. Motivasi (dorongan itu) dpt brp

(146)

 Bentham m’bagi sanksi ke dlm empat jenis:

1. Fisik, sanksi yg timbul dr k’jadi alamiah mis, s’org akan m’jauhi api stl t’bakar.

2. Politik, sanksi yg d’perintah UU, mis, hukuman

denda, penjara, dsb.

3. Moral at sosial, sanksi yg timbul dr angg masy spt

pengucilan, cemoohan, dsb.

(147)

 Mnrt Bentham s’org pembuat UU hrs

(148)

=

Teori Utilitas dr Bentham

- Selain m’bentuk teori imperatif hk, Bentham jg

t’kenal sbg pelopor teori utilitas (kegunaan).

Utilitas sbg tolok ukur utk menilai suatu hk/UU, apakah m’yebab rakyat lbh bahagia at lbh

menderita?

(149)

-

P’derita meliputi: k’miskin, p’musuh, k’kacau, dsb.

- B’dasar tolok ukur ini, hk yg baik adl hk yg m’beri k’senang at k’baik yg maksimal kpd s’jmlh org yg maksimal. (“it is the greatest

happiness for the greatest number that is the measure of right and wrong”.)

(150)

- Mnrt Bentham, s’org legislator hrs m’milik p’tahu “art of legislation” dan “science of legislation”.

- “Art of legislation” adl k’mampu utk m’nyata at

m’perkira bhw hk akan m’maksimal k’bahagia at m’minimal k’sengsara dlm masy.

- “Science of legislation” adl k’tepat dan k’efektif

(151)

-

Bentham m’buat p’beda, apa yg disebut

“expositional jurisprudence”, yg b’usaha utk

m’jawab p’tanya yg nyata, what is the law?,

dan “censorial jurisprudence” yg m’rupa

p’tanya normatif what the law ought to be,

yi what is good law?.

- Jwb Bentham thd p’tanya pertama, sbg

s’org positivis yg m’yakin bhw hk hanya dpt

(152)

-

P’tanya kedua hrs dijawab dr sudut pandang kegunaan (utility) – m’maksimal k’senang dan m’minimal k’sengsara.

- Tapi jwb ini hanya akan dipenuhi scr t’pisah dan stl p’syarat pd p’tanya pertama telah d’laku

(153)

Teori Positivisme John Austin

> John Austin adl murid Bentham, dan s’org

positivis utama.

> Dia m’pertahan bhw satu2-nya sumber hk adl k’kuasa t’tinggi dlm suatu neg.

(154)

- Austin b’pendpt ilmu ttg hk b’urus dg HP at dg hk2 lain yg diterima tanpa m’perhati k’baik at k’buruk-nya.

-

Mnrt-nya tugas ilmu hk hanya utk m’analisis

unsur2 yg scr nyata ada dr sistem hk modern.

(155)

- Hk adl perintah dr k’kuasa politik yg b’daulat dlm suatu neg.

- Karya dr ahli hk Inggris ini masih mrpk teoriyg paling lengkap dan penting dlm hubungan-nya dg neg2 modern.

(156)

- Org2 yg m’milik k’kuasa dlm suatu masy politik, bebas m’rumus k’tentu2 utk m’atur p’buat2 tnt yg hrs ditaati oleh slrh angg masy.

- Definisi hk dr Austin dimulai dr hal umum ke arah yg b’sifat khusus, dia memulai dg

(157)

“A rule laid down for guidance of an intelligent being by an intelligent being

having power over him”.

Dg dmk, hk s’penuh d’pisah dr k’adil, dr hal2 yg d’dsr atas gagasan2 ttg yg baik dan

(158)

-

B’dsr konsepsi umum tadi, Austin m’bagi hk ke dlm dua bag besar:

Hukum Tuhan, hk yg dibuat Tuhan utk man ciptaannya yg dianggap “hk yg sempurna”;  Hukum yg dibuat oleh manusia: Ini t’diri dr

(159)

 = Hukum positif (HP): hk yg dibuat oleh man sbg penguasa politik at dlm m’jalan hak2 yg d’beri oleh penguasa tsb.

=

Moral posistif: hk yg dibuat oleh man, tp bkn sbg penguasa politik at sbg p’laksana dr hak2 yg diberikan penguasa, namun t’masuk apa yg disebut Austin sbg “law by analogy”.

(160)

= Setiap HP d’hasil dr p’bentuk hk, yg d’tentu scr tegas dan semua HP dibentuk oleh yg b’kuasa atau bdn yg b’wenang

= Hk yg dibuat badan legislatif dianggap berisi perintah2 yg jelas, dan birokrasi tinggal

m’jalankan.

= Di dlmnya t’dapat p’atur per-uu-an dan

(161)

Status Hk Internasional

Mnrt pandangan Austin, hk int bkn hk m’lain hanya mrpk positive international morality

krn tdk m’menuh kriteria hk, a.l.: = tdk ada pemerintah yg b’daulat, = tdk ada sanksi,

(162)

Positivisme Hukum Berunsur

Sosiologi: HLA Hart

Konsep ttg Hk (The Concept of Law)

= Meski pd dsrnya Hart dikenal sbg p’anut aliran positivis, namun dia lbh tepat disebut sbg s’org “Neo-Positivist” krn p’dekat-nya cenderung

sosiologis.

(163)

=

Namun dmk, tampaknya dia tetap

“fidelity of

law” (setia thd hk), yi bhw hk tetap sah meski

tanpa adanya unsur moral dan k’adil.

=

Hart m’gambar bukunya The Concept of Law

sbg “an essay in analytical jurisprudence” dan “an essay in descriptive sociology”. Mksdnya bkn utk m’nawar suatu definisi hk, tapi utk

(164)

 Sbg p’mula Hart tlh m’netap tiga isu yg ber-ulang2 (recurring issues) sbb.:

 Bgm hk b’beda dari dan bgm dia b’hub dg perintah2 yg didukung oleh ancaman? (How does law differ from and how is it related to orders backed by threats?).

(165)

 Bgm k’wajib hk b’beda dari dan bgm dia b’hub dg k’wajib moral? (How does legal

obligation differ from and how is it related to moral obligation?)

(166)

Kelemahan Teori Austin

Hart memulai p’bicara konsep hk dg m’muka k’lemah teori Austin dr b’bagai aspek:

= Penekanan pd unsur hukuman.

Mnrt Hart teori hk Austin sbg “a gunman

situation writ large”. Dia m’analogi s’org p’jahat m’acung pistol kpd korbannya utk mematuhi

perintah-nya, sbg gambaran pem yg b’daulat

(167)

= P’beda ant “suatu k’wajib” (obligation) dan “rasa b’tanggungjawab” (being obliged).

- Kembali pd analogi p’jahat tadi, si korban tsb m’punya k’wajib (obligation) utk m’matuh

perintah p’jahat, tp ini tdk disertai dg rasa b’tangg-jawab/b’kewajib utk m’matuh-nya.

(168)

=

Teori hk Austin tdk mengandung konsep p’atur per-uu-an yg dianggap penting.

-

K’daulat, mnrt Hart, d’tentu oleh p’atur dan bkn oleh k’patuh. Mis, p’soal siapa yg akan

(169)

+

B’dasar k’lemah2 teori Austin, Hart m’buat suatu konsep hk yg m’nurut-nya akan m’per-baiki k’lemah2 teori hk Austin dan m’rupa kunci bagi p’ngembang ilmu hk.

= Aspek Eksternal dan Internal Hk

(170)

- Bila warna lampu b’ubah m’jadi merah, supir

akan b’henti, dan b’gerak kembali bila lampu b’warna hijau.

- Dg dmk s’org pemerhati akan dpt m’ramal

(171)

- Contoh tadi juga dpt m’cipta aspek intern hk, yi p’tukar lampu stopan ke warna merah

m’wajib kpd supir utk m’berhenti kendaraan-nya.

- Jika ada supir yg tdk m’matuh k’wajib tsb, tindakannya akan m’nimbul kritik serta

(172)

+ Mnrt Hart, teori Austin dan p’nekan-nya thd sanksi hanya me’gambar aspek ekst hk dan gagal utk m’buat dasar bagi aspek intern hk.

+ Mnrt Hart, penting utk m’beda kedua aspek

tadi krn dlm setiap sist hk t’dpt p’tentang ant.: - mrk m’matuh hk dr segi ekst krn takut akan sanksi; dan

(173)

P’beda ant K’biasa dan P’atur/UU

= Perilaku man d’pengaruh oleh b’bagai hal. Hart m’bagi perilaku ke dlm dua hal:

- k’biasa sosial (soc habits), dan - p’atur sos (soc rules).

(174)

=

Jika k’biasa ini tdk d’laku oleh bbrp angg masy, ia tdk dianggap suatu k’salah atau m’nimbul kritik dr angg masy lainnya.

= S’balik, suatu p’atur sos m’nimbul suatu

(175)

= P’atur sos dpt meliputi p’atur ttg etiket. Contoh, adl p’buat melepas topi ketika m’masuk gereja atau melepas sepatu pd masy Malaysia ketika m’masuk rumah.

= P’atur sos dpt d’beda dr p’atur hk.

(176)

= P’atur hk dpt d’beda ke dlm: p’atur primer dan p’atur sekunder

>

P’atur Primer dan P’atur Sekunder

Mnrt Hart sist hk adl gabungan ant dua jenis p’atur : primer dan sekunder.

= P’atur primer meliputi p’atur2 yg m’ngena

(177)

 P’atur sekunder adl p’atur yg b’kait erat dg p’atur primer dan mrpk p’laksana dr p’atur primer, spt:

- K’tentu p’ralih (rules of change);

- K’tentu ttg k’kuasa k’hakim (rules of

(178)

> K’tentu p’alih

K’tentu ini t’diri dr dua jenis:

Pertama, fungsi k’tentu p’alih adl utk menilai/

m’nyesuai dg p’ubah jaman.

Tugasnya a.l. utk m’netap k’tentu baru, menilai k’tentu yg ada, dan m’cabut k’tentu lama.

Kedua, k’tentu ini m’izin p’ubah atas k’tentu yg

m’wajib kpd mrk melalui kontrak, wasiat, dll

(179)

> K’tentu ttg p’ngaku.

Tugasnya adl utk m’netap p’syarat sahnya sst k’tentu.

Hart m’nyata bhw k’tentu p’aku mngk b’beda mnrt sist hk sst negara. Mis, dlm sist kerajaan, apa yg d’titah raja diakui m’punyai k’kuat sbg hk.

Namun dlm sist modern, k’tentu ttg p’aku ini lbh kompleks dan dpt menyangkut sumber hk.

(180)

= Dlm sist hk Anglo-Saxon, pts p’adil m’punya k’kuat sbg hk, setiap uu yg d’keluar Parlemen m’punya k’kuat sbg hk.

K’tentu ttg k’kuasa kehakiman.

Meliputi k’tentu2 yg m’netap individu at bdn2 yg memiliki k’kuasa kehakiman, yi k’tentu yg m’beri k’kuasa/k’wenang kpd para pejabat

(181)

- Dmk juga k’tentu ini meliputi k’kuasa yg d’beri kpd Bdn Eksekutif, Legislatif, dan Judikatif. Mis, k’tentu ttg k’wenang PN, PT, dan MA yg diatur dlm UU ttg Kekuasaan Kehakiman.

(182)

K’penting p’atur sekunder

=

Mnrt Hart pd suatu masy primitif dpt t’jadi tanpa p’atur sekunder krn p’atur ini adl suatu k’mewah dan bkn suatu k’butuh. Tapi k’tiada p’atur sekunder akan m’nimbul bbrp k’lemah dlm sist hk:

(183)

= Ketidak-tentuan.

Bila t’jadi k’ragu akan makna p’atur2 utama/ primer atau p’soal timbul ttg k’absah-nya akan sukar utk m’nyelesai-nya krn k’tiada

mekan-isme utk m’masti p’atur yg mana yg akan d’utama.

= P’atur utama b’sifat statis.

(184)

=

Sist yg b’dsr p’atur2 utama se-mata2 akan tdk

b’makna.

Hal ini d’sebab krn bila t’jadi p’langgar kaidah2 utama, tdk ada bdn utk m’nentu bhw tlh t’jadi p’langgar dan utk m’ngena hukuman atau

(185)

Mslh-nya sekr, m’apa sp saat ini corak

jurisprudence di Indonesia msh blm b’geser

dr corak positive jurisprudence yg mrpk p’ninggal kolonial Belanda.

 D’perlu dekonstruksi p’mikir yg b’orientasi positif-analitis ttg teks hk. Dlm praktek

(186)

 Dlm perspektif k’ilmu, teori positivisme dg

(187)

P’nafsir b’jalan scr sangat pragmatik/ fungsional utk m’mecah kasus belaka, shg hukum perdata, pidana, dagang, dsb. hanya m’bentuk individu yg pandai m’hafal pasal2 di luar kepala.

(188)

»

Paul Scholten, p’anut teori hk sbg sist t’buka m’ngembang hk sbg bangunan rasional utk m’hadapi peristiwa2 dlm masy.

Krn hk b’tujuan utk m’wujud k’tertib dan k’adil scr konkrit dlm masy, hk hrs m’perlihat

k’cenderung konservatif. Artinya b’upaya

(189)

»

Profesi hk sangat m’merlu legitimasi spt itu, yi dpt melihat hk sbg bangunan rasional dan memiliki metode rasional pula.

» Meski scr teoritis hk selalu b’orientasi utk adanya p’ubah, namun dlm prakteknya hk

(190)

»

Krn itu, tampak betapa letak k’terbatas hk dg mainstream dogmatika hukum. Dlm perspektif dmk, Indonesia dan juga negara2 yg m’hadapi mslh sosial yg besar m’butuh p’ngembang

(191)

»

Positivisme sbg sebuah mainstream m’nempat dirinya dlm posisi yg sulit d’pertahan krn

pandangannya thd hk yg sangat simplisistis sbg akibat dr pengaruh sist hk sipil Eropa

(192)

»

Jika hk hanya dipandang sbg sist norma

belaka, maka p’bangun hk juga akan b’orientasi kpd p’bangun komponen2 hk yg hanya b’kaitan dg sist p’bentuk norma atau p’nerap norma

saja.

» Pdhal dlm k’nyata-nya, p’nerap hk sbg suatu norma tidaklah cukup hanya dg m’libat

(193)

Fenomena spt inilah yg m’muncul p’maham hk m’jadi kering.

» Konsepsi hk spt ini dpt b’pengaruh buruk bagi p’bangun hk di Indonesia.

(194)

4. Pemikiran Teori Hukum Murni Dari

Hans Kelsen

Mnrt Hans Kelsen, Teori Hukum Murni

bknlah salinan ide transedental yg tdk sempurna itu. THM tdk b’usaha meman-

dang hk sbg anak-cucu keadilan, sbg anak dr orang tua yg suci.

(195)

► Teori ini tdk melihat manifestasi dr suatu otorita gaib di dlm hk, m’lain meninjau suatu

teknik sosial spesifik yg d’dsr pd p’alaman man. THM menolak utk d’jadi ilmu metafisika hk.

(196)

► Upaya konsisten tsb. t’utama menyangkut

konsep2 fundamental, spt konsep norma hk di satu pihak dan konsep2 hak dan k’wajib hk di pihak lain. Di Prancis dan Jerman, ilmu hk d’saji scr b’beda ant hk dlm arti obyektif dan subyektif, dmk juga yg menyangkut hubungan ant hk dan negara.

(197)

► THM (Mazhab Wina) mrpk suatu p’berontak thd ilmu hk yg ideologis yg hanya m’ngembang hk sbg alat p’merintah dlm negara2 totaliter.

(198)

► Asal-usul Mazhab Wina (Kelsen) b’beda sekali dg Utilitarianisme Austin. P’mikir

Kelsen didsrkan pd fils Neo-Kantialisme. Yg m’hubung Kelsen dg inspirasi Neo-Kant adl Stammler dan Del Vecchio, tp simpulan2 Kelsen dan Mazhab Wina ttg dalil2 Neo-Kant

(199)

► Stammler kmd t’libat dlm kesukaran2 yg tak dpt diatasi ketika b’usaha m’ngetengah suatu teori hk murni yg b’laku di slrh dunia, bersih dr sgl sst yg dpt b’ubah. Tp msh mampu m’beri gagasan2 yg m’beri bimbingan bg ahli hk yg m’cari k’adil.

(200)

► Baik Stammler atau Del Vecchio m’kombinasi p’beda bentuk dan materi dr Kant dg ideologi hk. Stammler dg cita hk yg semi formal yg

ditarik dr etika Kant, Del Vecchio dg intuisi cita k’adil-nya yg d’dsr atas k’sadar man.

► Kelsen pd dsrnya ingin m’cipta suatu ilmu

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pengambilan contoh ikan dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012 dan Februari-April 2013, dengan menggunakan alat kejut yang dioperasikan oleh nelayan setempat.. Semua

Sedangkan etika interaksi murid dengan guru menurut Imam Al Ghazali: seorang murid harus mensucikan jiwanya dari akhlaq dan sifat tercela sebelum menuntut ilmu,

Beberapa tahun setelah diselenggarakannya WSC untuk pertama kalinya, akhirnya diselenggarakanlah ASEAN Skills Competition (ASC) yang merupakan sebuah kompetisi keterampilan di

Waktu pengumpulan istilah tergolong singkat karena sesuai dengan batasan penelitian, istilah yang dikumpulkan hanya sampai 500 (lima ratus) entri. Pembatasan ini dimaksudkan

(Studi Deskriptif terhadap Santri Remaja di Pondok Pesantren Darut Tauhid Bandung dan Pondok Pesantren Radhathul Alfhal Lebak Huni Al-..

merupakan bahan pengembang yang baik dengan konsentrasi 25% atau lebih,. dapat ditambahkan dalam bentuk keringnya untuk pencetakan

Evaluasi kinerja untuk sistem pakar diagnosa penyakit babi ini diukur berdasarkan uji beta yaitu uji penerapan sistem dalam kasus nyata (Tabel 4). Uji coba sistem dilakukan