• Tidak ada hasil yang ditemukan

baru Inovasi Karung Pasir dan Arang.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "baru Inovasi Karung Pasir dan Arang.docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI PEMANFAATAN ARANG BAMBU

SEBAGAI SALAH SATU USAHA PENINGKATAN

SAFETY DI BANDARA PERINTIS

Briberliant Kurnia Saptaji Adinata

1

Abstrak

Landas pacu menjadi salah satu faktor prioritas keselamatan penerbangan di darat. Beberapa fasilitas penunjang alat bantu keselamatan penerbangan harus terpasang pada sekitar landas pacu. Landas pacu bandara perintis di indonesia kurang memenuhi sarana dan prasarana keselamatan yang dapat berpotensi terjadi gangguan keselamatan penerbangan. Kurangnya anggaran dari pemerintah serta mahalnya alat-alat pendukung keselamatan berdampak pada ketersediaan fasilitas keselamatan penerbangan di darat.

Runway incursion, genangan air, serta masalah kabut menjadi salah satu masalah serius yang terdapat pada sebagian bandara, khusunya bandara perintis. Sistem keamanan pada bandara perintis dinilai masih kurang sehingga memungkinkan hewan ataupun manusia memasuki kawasan landas pacu. Sistem drainase pada bandara perintis yang sederhana mengakibatkan tumpahan air hujan menjadi genangan yang berakibat genangan tersebut menyentuh landasan pacu. Tingkat kelembapan berlebih dapat mengganggu jarak pandang bagi pilot. Sehingga sangat diperluakan peningkatan safety yang dapat menjamin keselamatan penerbangan pada suatu bandara.

Kurang termanfaatkannya Bambu secara maksimal berdampak pada peningkatan jumlah limbah bambu. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pengolahan limbah bambu membuat penanganannya sebatas di bakar hingga menjadi abu. Sebelum menjadi abu, bambu akan menjadi arang bambu yang kurang diketahui orang banyak. Arang bambu mengandung banyak manfaat diantaranya tingkat penyerapan yang tinggi dan sifat penjernihnya.

Kata Kunci : Arang Bambu, Bandara Perintis, Peningkatan Safety.

_________________

(2)

LATAR BELAKANG

Perkembangan transportasi khususnya perhubungan udara pada zaman sekarang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam sistem moda transportasi udara, bandar udara atau yang sering dikenal dengan singkatan bandara merupakan salah satu aspek penting yang sangat berperan dalam dunia penerbangan. Bandara adalah arena tertentu di daratan atau perairan, termasuk bangunan, instalasi dan peralatan yang diperutukan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat (Annex 14 dari ICAO).

Salah satu bangunan penting yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari bandara adalah landas pacu. Landas pacu menjadi salah satu faktor utama keselamatan penerbangan, namun fakta dilapangan mendapatkan berbagai masalah pada landas pacu diantaranya adalah Runway Incursion, kabut, serta genangan air pada sekitar runway.

Runway Incursion adalah keberadaan kendaraan ataupun manusia yang tidak seharusnya berada pada area take off dan landing pesawat (IRSS). Di Indonesia, kasus Runway Incursion biasanya disebabkan karena faktor kesalahan manusia.

(3)

PEMBAHASAN

Pembahasan mengenai inovasi penggunaan karung pasir dan arang bambu untuk mengatasi permasalahan Runway Incursion, kelembapan uap air (kabut), genangan air pada sekitar landas pacu ini dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut.

Studi pustaka dan

pengembangan teori Pengintegrasian ide dankonsep Identifikasi Pembahasan Analisa Data Pendukung Pembahasan PerumusanKonsep Inovasi

Penggunaan

(4)

Standar Keselamatan Penerbangan

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Nomor : SKEP/77/IV/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoprasian Fasilitas Teknik Bandar Udara bahwa penyelenggaraan transportasi udara sangat memprioritaskan keamanan dan keselamatan penerbangan. Hal ini memerlukan adanya persyaratan teknis pengoprasian fasilitas teknik bandar udara tidak terkecuali sisi udara, sisi darat dan peralatan pemeliharaan bandar udara pada bandar udara umum serta bandar udara khusus (bandara perairan, elevated heliport, survace level heliport dan helideck)

Landas pacu adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off). Menurut Horonjeff sistem landas pacu di suatu bandara terdiri dari perkerasan struktur, bahu landas (shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan daerah aman landasaan pacu (runway end safety area).

Uraian dari sistem landas pacu adalah sebagai berikut:

1. Perkerasan struktur mendukung pesawat sehubung dengan beban struktur, kemampun manuver, kendali, stabilitas dan kriteria dimesi serta operasi lainnya.

2. Bahu landas (shoulder) yang terletak berdekatan dengan pinggir perkerasan struktur menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat.

3. Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah yang direncanakan untuk mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung landas pacu yang menerima hembusan jet yang terus menerusatau yang berulang. ICAO menetapkan panjang bantal hembusan 100 feat (30 m), namun dari pengalaman untuk pesawat-pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m), kecuali untuk pesawat berbadan lebar panjang bantal hembusan yang dibutuhkan 400 feet (120 m). Lebar bantal hembusan harus mencakup baik lebar landas pacu maupun bahu landas.

(5)

perhentian, apabila disediakan. Daerah ini selain harus mampu untuk mendukung peralatan untuk pemeliharaan dan dalam keadaan darurat juga harus mampu mendukung pesawat seandainya pesawat karena sesuatu hal keluar dari landas.

Direktur Jenderal Perhubungan Nomor : SKEP/77/IV/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoprasian Fasilitas Teknik Bandar Udara menyatakan Daerah aman landas pacu adalah luasan bidang tanah yang menjadi daerah landas pacu yang penentuannya tergantung pada landas pacu dan jenis instrumen pendaratan (precission aproach) yang dilayani.

Adapun ketentuan yang harus di perhatikan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Runway strip

No Uraian Code letter / Penggolongan pesawat

A / I B / II C / III D / IV E / V F / VI 1. Lebar minimum termasuk

landas (Ws)

o Landas instrument (m)

 Pendekatan presisi 150 150 300 300 300 300

 Pendekatan non-presisi

150 150 300 300 300 300

o Landas

non-instrument (m) 60 80 150 150 150 150

2. Permukaan Strip:

Kategori I 90 90 120 120 120 120

Kategori II - - 120 120 120 120

Kategori III - - 120 120 120 120

3. Lebar minimum yang diratakan termasuk landas (m)

o Landas instrument (m) 80 80 150 150 150 150

o Landas

non-instrument (m) 60 60 150 150 150 150

4. Slope kemiringan memanjang (%):

o Maksimum yang diratakan

(6)

Tabel 1. Runway strip (Lanjutan)

No Uraian Code letter / Penggolongan pesawat

A / I B / II C / III D / IV E / V F / VI

Sumber : SKEP/77/IV/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoprasian Fasilitas Teknik Bandar Udara

Panjang dan Lebar Landas Pacu

Setiap bandar udara mempunyai landas pacu yang berbeda panjang dan lebarnya sehingga ketentuan dalam hal penempatan sesuatu di sekitar ladas pacu tidaklah sama. Perlu menganalisis data dari standar yang telah ditetapkan, dalam melakukan analisa lebar landas pacu baik untuk perencanaan pembangunan baru, maupun untuk perencanaan pengembangan landas pacu beberapa ketentuan klasifikasi lebar landas pacu harus dipenuhi sebagai standar perencanaan bandar udara yaitu ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO). Lebar landas pacu yang direkomendasikan diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Lebar Landas Pacu yang direkomendasikan

(7)

Dalam penyusunan standar teknis oprasional fasilitas sisi udara dibuat pengelompokan berdasarkan penggolongan pesawat dan kelas bandara di Indonesia seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengelompokkan Bandara di Indonesia

Kelompok

Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Nomor : SKEP/77/IV/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoprasian Fasilitas Teknik Bandar Udara

Identifikasi Runway Incursion di Indonesia

Dalam dunia penerbangan sipil ada dua pengertian pertama, runway excursion yaitu kecelakaan pesawat udara ketika sedang melakukan pendaratan atau lepas landas dimana kemudian karena sesuatu hal pesawat udara keluar runway. Kedua adalah runway incursion yaitu setiap kehadiran secara tidak sah (tanpa izin) di runway, apakah itu pesawat udara, kendaraan, orang atau hewan yang berpotensi menjadi konflik pada pesawat udara yang telah diberi izin untuk landing, taking-off, atau sedang taxi di runway.

International Civil Aviation Organization (ICAO) telah memberikan petunjuk kepada semua anggotanya bahwa runway yang dioperasikan untuk kepentingan penerbangan umum komersial (certified aerodrome) disekelilingnya harus diberi pagar (fencing) untuk mencegah hewan (ternak) masuk ke runway. Tetapi hal tersebut belum menjamin terbebasnya landas pacu dari masalah manusia dan hewan.

(8)

Tabel 4. Pengelompokkan Runway Incursion

Jenis Penjelasan

Kategori A insiden serius di mana tabrakan itu hampir tidak dapat dihindari Kategori B insiden di mana berkurangnya separasi (separation decreases)

dan ada potensi yang signifikan akan terjadi tabrakan, diakibatkan oleh waktu kritis untuk melakukan tindakan korektif / mengelak terjadinya tabrakan.

Kategori C insiden yang ditandai dengan waktu yang cukup dan / atau jarak untuk menghindari tabrakan.

Kategori D insiden yang memenuhi definisi runway incursion misalnya kehadiran kendaraan / orang / hewan / pesawat udara di permukaan pada kawasan yang lindungi yang ditujukan untuk landing dan take-off pesawat udara tetapi tidak langsung mengancam keselamatan.

Sumber : http://transportkita.blogspot.co.id

Terjadi runway incursion karena kegagalan manusia yang tak terelakkan dimana human factors engineering yang tidak dapat atau kurang mengatisipasi secara memadai. Kegagalan ini dapat terjadi dalam banyak bentuk antara lain, 1. Kurangnya pemahaman atas instruksi atau clearances karena kualitas

komunikasi yang buruk atau adanya perbedaan budaya;

2. Kebingungan yang disebabkan oleh ketidakjelasan atas instructions, markings, signage, lighting dan publikasi;

3. Kerentanan terhadap saran yang disebabkan oleh faktor budaya atau komersial;

4. Kehilangan situational awareness, dan

5. Gangguan lingkungan kerja dan beban kerja yang berlebihan.

(9)

Tabel 5. Catatan Peristiwa Permasalahan Runway Incursion No

. Jenis Pesawat

Waktu

Kecelakaan Lokasi Penyebab

1 B 737 4 Januari 2005 Sultan Iskandar

Muda, Nanggro Aceh Darussalam

menabrak seekor sapi

2 B 737 15 April 2007 Juanda, Surabaya anjing yang

masuk runway 3 Boeing 737-300 Januari 2008 Mopah, Merauke menabrak

seekor sapi 4 Dornier 328 14 Juni 2009 Sentani, Jayapura anjing yang

masuk runway

5 19 April 2010 Budiarto, Curug menabrak

dua orang 6 BE 146/200 14 September

2011

7 Cessna 208 23 November

2011

Kelembapan udara (Kabut) biasanya terjadi pada waktu malam yang cerah, ketika udara dingin mengalir melalui permukaan air yang masih panas. Kabut terjadi saat cuaca tanpa angin sebagai akibat dari temperatur yang turun terus. Kabut terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang diudara dan mengakibatkan berkurangnya penglihatan mendatar pada permukaan bumi hingga kurang dari 1 km. Tetes-tetes kecil ini dapat dilihat dengan mata biasa, jika berada pada suatu tempat yang cukup penerangan. Mereka bergerak mengikuti gerakan udara yang ada. Udara dalam keadaan kabut akan terasa lembab, sejuk dan basah dengan kelembapan udara sekitar 100%.

Bambu

(10)

kelarutan dalam air dingin, air panas, dan alkohol benzen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar selulosa berkisar antara 42,4% - 53,6%, kadar lignin bambu berkisar antara 19,8% - 26,6%, sedangkan kadar pentosa 1,24% - 3,77%, kadar abu 1,24% - 3,77%, kadar silika 0,10% - 0,1,7%

Karbon aktif atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis

karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Dari pengukuran

adsorpsi gas nitrogen satu gram dari karbon aktif, didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2. Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Hal ini dikarenakan zat ini memiliki pori – pori yang sangat kompleks yang berkisar dari ukuran mikro dibawah 20 A (Angstrom), ukuran meso antara 20 sampai 50 Angstrom dan ukuran makro yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori berdasarkan IUPAC). Sehingga luas permukaan disini lebih dimaksudkan luas permukaan internal yang diakibatkan dari adanya pori-pori yang berukuran sangat kecil. Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka karbon aktif sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang besar seperti pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan katalisis.

Tabel 6. Sifat arang bambu

No

. Bambu BeratJenis Kadar Air(%) Abu(%) Terbang (%)Zat Mudah

Karbon Terlambat

(%)

1 Andong 0,48 4,60 7,38 23,32 69,30

2 Ater 0,65 6,66 5,55 12,39 82,06

3 Bitung 0,53 4,28 7,46 33,68 54,86

4 Tali 0,40 7,08 5,64 14,01 80,35

5 Bakau - 5,41 4,48 17,81 77,30

Sumber : Nurhayati (1986)

Keterangan : Berdasarkan Berat Kering Oven

Potensi Gangguan Akibat Genangan Air di Landas Pacu

(11)

landas pacu harus terbebas dari genangan tipis air (standing Water) karena berpotensi membahayakan operasi pesawat. Genangan air pada permukaan landas pacu yang sangat licin mengakibatkan membuat daya pengereman menjadi jelek bagi roda pesawat dan yang paling berbahaya adalah terhadap kemampuan kecepatan pesawat untuk lepas landas. Menurut hasil penelitian NASA dan FAA tinggi maksimum genangan air adalah 1,27 cm. Oleh karena itu drainase pada bandara harus baik untuk membuang air permukaan secepat mungkin.

Bandara Perintis

Bandara perintis termasuk kelompok bandar udara A dan merupakan bandar udara yang masih belum berkembang serta melayani rute-rute penerbangan perintis (Direktur Jenderal Perhubungan Nomor : SKEP/77/IV/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoprasian Fasilitas Teknik Bandar Udara). Landas pacu pada bandara perintis memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan pada bandara komersial. Landasan pacu ini dikenal sebagai airstrip. Terkadang hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput serta untuk mencegah amblasnya tanah, digunakan lonjoran baja atau alas marston (lapisan plat baja yang berlubang-lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di daerah pedalaman Irian Jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada masa Perang Dunia II untuk kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.

(12)

peletakan tumpukan karung dari shoulder adalah l ≥ 150 meter dan tinggi tumpukan karung adalah 1 meter ≥ h ≤ 1,5 meter. Jenis karung yang di gunakan adalah Geotekstil karena tahan terhadap cuaca ekstrim sehingga tahan lama dan tidak kedap air yang memungkinkan penyerapan air.

Gambar 2. Detail Dimensi Karung

(13)

Gambar 3. Skema Jarak Aman Peletakan Karung

Pemanfaatan arang bambu sebagai pereduksi kabut di runway

Arang bambu yang termasuk dalam karbon aktif memungkinkan pengontrol kelembapan disekitar bandara dengan sistem kerja penyerapan uap air saat kelembapan sekitar tinggi, serta melepaskan partikel air yang tersimpan dalam pori arang bambu dalam bentuk uap air saat kondisi kelembapan udara disekitar lingkungan rendah.

Pemanfaatan Karung Pasir dan Arang Bambu sebagai Pereduksi Genangan di Landas Pacu

Pasir dapat menyerap serta menyimpan air sementara melalui pori-pori pada setiap butiran pasir. Kadar air pada agregat sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung dalam agregat. Semakin besar selisih antara berat agregat semula dengan berat agregat setelah kering maka semakin banyak pula air yang dikandung oleh agregat tersebut dan sebaliknya. Karena besar kecilnya kadar air berbanding lurus dengan jumlah air yang terkandung dalam agregat maka, semakin besar jumlah air yang terkandung dalam agregat maka semakin besar pula kadar air agregat itu dan sebaliknya. Akan tetapi bila berat kering oven besar maka kadar air akan semakin kecil dan sebaliknya. Dari sebuah pengujian didapatkan nilai kadar air untuk agregat halus 7,5 % dan agregat kasar 1,8 %.

(14)

menjadi tambahan alat visual pilot saat landing pada suatu bandara. Penggunaan warna karung harus disesuaikan dengan teknik operasi. Warna karung harus kontras dari warna sekitar landas pacu dan tidak terhalang oleh benda apapun. Kuning adalah warna yang cocok di gunakan sebagai warna dasar karung karena mempunyai arti hati-hati, waspada atau pelan-pelan. Aturan warna kuning memiliki resiko bisa aman dan bisa juga berbahaya. Biasanya warna kuning identik terhadap senjata, sinyal komunikasi, simbol dan penerangan. Saat ini warna kuning telah disepakati sebagai simbol untuk hati-hati, waspada atau siap-siap.

(15)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Kondisi bandara perintis yang berada pada setiap daerah mengakibatkan perbedaan topografi yang berdampak pada perbedaan kondisi alam, ekonomi dan budaya sehingga menyebabkan berbagai masalah dalam dunia penerbangan perintis.

2. Penggunaan geosintesi sebagai bahan dasar karung dapat meningkatkan nilai Faktor Keamanan (Safety Factor). Penggunaan pasir dan arang bambu sebagai bahan isi karung dianggap lebih murah dan efisien dalam mengatasi masalah di sekitar landas pacu.

3. Teknik penumpukan karung sebanyak 5 tumpuk secara berlapis dengan ketinggian 1,5 meter lebih efektif dari pada pembuatan parit, karena tumpukan dapat menghalangi masuknya benda tanpa seijin dari otoritas bandara. Penggunaan tumpukan karung pasir dan arang secara berlapis memungkinkan peningkatan daya resap air dan kelembapan kelembapan karena volume pasir, arang bambu lebih banyak dari pada hanya 1 tumpuk serta gaya penahan pada tumpukan lebih besar dari berat volume setiap karung.

Saran

1. Pihak perencana dapat mengaplikasikan penggunaan karung pasir dan arang bambu sebagai alternatif dalam meningkatkan safety bandara perintis. 2. Sebagai tambahan, pembuatan lubang di celah tumpukan karung dari pipa

(16)

Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Pengertian Landasan Pacu-Runway. http://bandara.web.id/ pengertian-landasan-pacu.html. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 12.06 WIB.

________. 2013. Perencanaan Bandar Udara (2). http://bicaratransportasi. wordpress.com. Diakses pada tanggal 29 April 2016 pukul 20.30 WIB. ________. 2014. Membuat Arang Aktif Bambu http://hutanbambu.jejaring.org/

membuat-arang-actif-bambu.html. Diakses pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 15.02 WIB.

________. 2015. Kenapa Harus Merah, Kuning, Hijau Pada Lampu Lalu Lintas.

http://danmogot.com/blog/artikel-1289-kenapa-harus-merah-kuning-hijau-pada-lampu-lalu-lintas-.html#.V1kq08V62So. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 15.38 WIB.

Geotextile Center. 2015. Geotextile Center. http://geotextile.web.id . Diakses pada tanggal 2 Mei 2016 pukul 11.22 WIB.

Hartati Anna. 2012. Analisis pengembangan runway dan Fasilitas Alat Bantu Pendaratan di Bandar Udara Depati Amir Bangka. Skripsi Teknik Penerbangan. Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto. Yogyakarta.

Horonjeff, robert & McKelvey F.X. 1988. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara. Edisi ketiga, Jilid I. Penerbit Erlangga : Jakarta

Ids. 2013. Kenali Makna di Balik Warna. http://www.idseducation.com/articles/ kenali-makna-di-balik-warna/. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 15.45 WIB.

International Civil Aviation Organzation. 2004. Aerodrome Annex 14. Vol. 1 Aerodrome Design and Operation. Fourth Edition.

Kementrian Perhubungan. 2010. International Runway Safety Summit (IRSS).

www.hubud.dephud.go.id/?id/news/detail/1477. Diakses pada tanggal 15 April 2016 pukul 10.54 WIB.

(17)

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara : SKEP/113/VI/2002. Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara : SKEP/161/IX/03. Petunjuk Pelaksanaan perencanaan / Perancangan Landasan Pacu, Taxyway, Apron, Pada Bandar Udara.

Kurnia Briberliant, dkk. 2014. Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2014. Surakarta.

MPPS. 2013. Peristiwa Kecelakaan Pesawat Udara di Runway.

http://transportkita.blogspot.co.id/2013/08/peristiwa-kecelakaan-pesawat-udara-di_24.html. Diakses pada tanggal 25 April 2016 pukul 17.51 WIB. Purnomo Ari, dkk. 2014. Analisis Desain Perbaikan Lereng Dengan

Menggunakan Geogrid dan Geomembran Sebagai Dinding (Lapisan) Tanah. Makalah Lomba Rekayasa Geoteknik-Bright Civil Expo 2014. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sigit Rahmat. 2012. Pengujian Kadar Air Agregat. https://rahmadsigit.wordpress. com/2012/07/16/pengujian-kadar-air-agregat/. Diakses pada tanggal 25 April 2016 pukul 19.58 WIB.

Silfia Anita, dkk. 2012. Pengaruh Penggunaan Hiasan Arang Bambu Terhadap Penyerapan Kelembapan Udara pada Dapur Rumah Tinggal. Proposal Usulan Program Kreativitas Mahasiswa. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

TSB. 2010. Landing Accidents and Runway Overruns: Reducing The Risks

http://www.tsb.gc.ca/eng/medias-media/articles/aviation/2010/ht_2010 flight plan.asp.Diakses pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 19.20 WIB. Wikipedia. 2014. Karbon Aktif. http://id.wikipedia.org./wiki/karbon_aktif .

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Pelaksanaan Pekerjaan
Tabel 1. Runway strip
Tabel 2. Lebar Landas Pacu yang direkomendasikan
Tabel 3. Pengelompokkan Bandara di Indonesia
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan Ayuninastiti (2013) di Ombudsman Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah memiliki kesamaan dalam meneliti fungsi Ombudsman dan

Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa, atas pemberian izin tertentu yang khusus disediakan oleh pemerintah

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah “Pelatihan Pembuatan Sokhalo Serca dan

Masalah yang akan penulis bahas dalam skripsi ini adalah tinjauan gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Pink Spider karya hide untuk mengetahui pesan yang tersirat di

PERSENTASE KONTRIBUSI NS, PS, DAN DS TERHADAP PERUBAHAN PDRB. 77%

Komunitas Scooterist Hijrah muncul karena adanya rasa kepedulian terhadap teman-teman yang berlatar belakang ingin sama-sama belajar tentang agama dan menjadi