INTERNATIONAL PSYCHOLOGY,
EDUCATION
COUN
SELING
& SOCIAL WORK CONFERENCE
26-28 Agustus 2017
MEDAN, INDONESIA
Magister Psikologi Universitas Medan Area
Collaboration with:
Play Therapy Indonesia (Ptindo)
Saffone Academy Malaysia (SAM)
Perhimpunan Konselor Indonesia Sumatera Utara (IKI),
Perhimpunan
Psikologi Indonesia Sumatera Utara (HIMPSI)
ii
PROCEEDING
International Psychology, Education
Counselling& Social Work Conference
Theme:
“Bringing Psychology Wellness: Promote Soul, Mind
& Body
”
Steering Committee:
Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS. PhD. Prof.Dr.Sri Milfayetty,MS.Kons. S.Psi.
Organizing Committee: Dr. Heri Kusmanto, MA. Dr. Ir. Siti Mardiana, M.Si Ir. Zulheri Noer MP. Prof. Dr. Retna Astuti MS Ir. H. Erwin Pane, MS. Drs. Usman MS. Muazzul SH. M.Hum
Reviewer:
Prof.Dr.Sri Milfayetty,MS.Kons.S.Psi. Alfina Gustiani Siregar M.Hum Ifdil M.Pd
Editor:
Prof. Dr. Sri MilfayettyMS.Kons.S.Psi. Dr. Ir. Suditama, MT
Muhammad Safuan Abdullah
Published By:
Medan Area University Pres (UMA Press) Medan Area University
Jalan Kolam No. 1. Medan Estate, 20223 Telp. 061- 7366878
E-mail: suditama@yahoo.com
ISBN: 9786021577233 All Right Reserved
v P.01 INTEGRATIVE HOLISTIC PROGRAM AT
KINDERGARTEN AMANAH
Amanah Surbakti 1
P.02 USE OF EDMODO IN IMPROVING SELF
EFFICACY
Andy Sapta, Cecep Maulana 5
P.03 HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN
SOSIAL KELUARGA DENGANPENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR PADA MAHASISWA
Cut Metia 9
P.04 TINJAUAN LINGKUNGAN KERJA PADA PT.
ANDHIKA INTI LAUT
Endang Haryati, Fahmi Sulaiman 14
P.05 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN
MANAJEMEN DIRI DENGAN PROFESIONALISME POLISI
Erlina Sari Siregar, Satriawan 20
P.06 TINJAUAN TENTANG PERILAKU
MENYIMPANG PADA REMAJA
Fikriyah Iftinan Fauzi, Shinta Tri Anggriyani
25
P.07 STUDI DESKRIPTIF TENTANG KREATIVITAS
PADA SISWA CERDAS ISTIMEWA BERBAKAT ISTIMEWA (CIBI)
Iriani Indri Hapsari, Dwi Kencana Wulan, Winda Dewi Listyasari
30
P.08 PERAN KEHADIRAN AYAH DALAM
KEHARMONISAN KELUARGA
Jontrianto, Rahmad Nur Kuniawan, Hinsa Marpaung
37
P.09 PERAN KOMPETENSI SOSIAL TERHADAP
COPING STRESS PADA REMAJA
Juli Maini Sitepu 42
P.10 AKSES PEREMPUAN PENGUNGSI BENCANA
GUNUNG SINABUNG DAN UPAYA
PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN KARO
Juliana Br Simbolon 47
P.11 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN
KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN JNE CABANG MEDAN
Khairuddin, Abdul Munir, Rahmi Lubis
vi
P.12 CALLING ORIENTATION PADA PERIAS
JENAZAH DI KOTA MEDAN
Laili Alfita 59
P.13 STRATEGI COPING PADA ORANG DEWASA
YANG PERNAH MELAKUKAN PERCOBAAN BUNUH DIRI
Mariza Indah Lestari, Rahmi Lubis 66
P.14 PERAN HAKIM DALAM PENERAPAN DIVERSI
ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN
Marlina 73
P.15 PENGGUNAAN DESENSITISASI SISTEMATIS
UNTUK MENGURANGI FOBIA ANAK
TERHADAP KUCING (AILUROPHOBIA)
Mawaddah Nasution 81
P.16 PENGARUH PERSEPSI IKLIM ORGANISASI
DANINTERAKSI ATASAN BAWAHAN
(LEADER MEMBER EXCHANGE) TERHADAP
P.17 MASALAH PERILAKU DAN EMOSI PADA
ANAK PENDERITA RHOTACISM (CADEL)
Nalaria Mustika Sari, Ririn Susmita 90
P.18 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA
SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI
PEDAGOGIK GURU TK DI KECAMATAN RANTAU UTARA
Nasriah, Erliani Harahap 94
P.19 PERAN KETERLIBATAN POLA ASUH ORANG
P.20 METODE DZIKIR SIRRILFATIHATI DALAM
MENGEMBANGKAN
KECERDASANEMOSIONAL REMAJA
Pupun Nurapriani 105
P.21 PENGGUNAAN METODE BERCERITA
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN DI SLB MARDI MULYO KRETEK
Putri Bensu 110
P.22 KONSELING REHABILITASI TERHADAP
PECANDU NARKOTIKA DAN OBAT
BERBAHAYA
vii
P.23 STUDI KASUS SISWA UNDERACHIEVER DI
SMA YAYASAN PERGURUAN HARAPAN MANDIRI MEDAN
Sabrina Mentari Rezeki,Ahmad Fadly Chandra
119
P.24 PENDEKATAN PSIKOLOGI DAKWAH DALAM
MENANGANI EMOSI REMAJA HAMIL TANPA NIKAH (RHTN)
Siti Aishah Yahya, Fariza Md.Sham 123
P.25 BEHAVIOR SKILLS TRAINING UNTUK
MENINGKATKAN PERSONAL SAFETY
SKILLSSEBAGAI PREVENSI TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK
Stevie Duma, Wiwik
Sulistyaningsih, Elvi Andriani Yusuf
137
P.26 PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN
RASA AMAN TERHADAP KESIAPAN
MENGHADAPI PERUBAHAN ORGANISASI
REMAJAYANG TINGGAL DI PENAMPUNGAN SOS CHILDREN VILLAGE MEDAN
Suryani Hardjo 148
P.28 THE ROLE OF FAMILY ON EARLYCHILD’S RELIGIOUS DEVELOPMENT
Syifa Jauhar Nafisah 153
P.29 MEDIA SOSIAL DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PEMBENTUKANIDENTITAS DIRI REMAJA
Tri Arny Wahyu Murtiningrum, Fadhlina Rozzaqyah
157
P.30 PERAN MOTIF MENJALIN HUBUNGAN DI
DUNIA MAYA TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA INDIVIDU DEWASA
Ursa Majorsy, Indria Hapsari, Vega Valentine, Aprilia Maharani
162
P.31 HUBUNGAN PERFECTIONISM DAN FEAR OF
FFAILURE DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Yenti Wijaya, Cut Metia, Azhar Azis 167
P.32 PARENTING SEBAGAI DASAR MENCAPAI
KELUARGA NYAMAN
Yudith Rahayu, Mela Silviana Muliawati, Sakura Alwina Akbar
172
P.33 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN
EMOSIONAL DENGAN PROFESIONAL KERJA PADA ANGGOTA KEPOLISIAN DI POLRESTA MEDAN
viii
P.34 POLA ASUH DEKRASI (DEMOKRASI –
OTORITER) DALAM PEMBENTUKAN
LITERASI PADA ANAK
Nurul Amaliah, Wenny Anggraeni 183
COUNSELING
C.01 MANAJEMEN STRES MELALUI KONSELING
SPIRITUAL
Abidah Ayu Dan Hastriyani Rusmana
189
C.02 ORIENTASI AJARAN ISLAM MELALUI
KEGIATAN KONSELING PRANIKAH
UNTUKMEWUJUDKAN HARMONISASI
Abdul Kholik Munthe Dan Sunardi Selian
196
C.03 SHALAT TAHAJJUD SEBAGAI TERAPI
RELIGIUS DALAM KONSELING ISLAMI
Dimas Setiyawan Dan Fijri Alfatah Nasution
200
C.04 PENDAMPINGAN DAN KONSELING
PASTORAL
Elvish Simanjuntak, Kalvin Surbakti
207
C.05 PENERAPAN TEORI KONSELING TERAPI
RASIONAL EMOTIF (RET) UNTUK
MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA I-II MEDAN
Gempur Pranata, Relcky Saragih 212
C.06 KONSELING SPIRITUAL IBU YANG
MENGALAMI BABY BLUES SYNDROME
Ira Kesuma Dewi 217
C.07 PROBLEM SOLVING DALAM PERSPEKTIF
KONSELING ISLAMI
Lahmuddin 221
C.08 KECEKAPAN KAUNSELOR PELATIH DALAM
MENGAMALKAN KAUNSELING PELBAGAI BUDAYA
Mohd Radhi Abu Shahim, Kamarul Md Shah
228
C.09 KAJIAN TENTANFG INTERVENSI TRAUMA:
CATATAN PENGALAMAN KAUNSELOR
MENGENDALIKAN INTERVENSI DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATANKAUNSELING KREATIF
Norazlena Awang, Siti Salina, Tengku Norhani
236
C.10 KONSELING KOGNITIF PERILAKU DALAM
MENINGKATKAN SELF EFFICACY REMAJA UNTUK BERHENTI MEROKOK
ix
C.11 BIMBINGAN KONSELING ISLAM SEBAGAI
SOLUSI PERUBAHAN KARAKTER BAGI KENAKALAN REMAJA INDONESIA DI SEKOLAH
Risydah Fadilah 250
C.12 KERANGKA UNTUK PRAKTEK KONSELING
DAN DUNIA KARIR
Suardi 261
C.13 PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM
MENCEGAH TERJADINYA BULLYING PADA
SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA
BERLIANTA MARINDAL
KECAMATANPATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG
CLAY UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP UKURAN DAN
KEMANDIRIAN ANAK
Susi Ratnawati, Atiqah Ritonga 278
E.02 STRATEGI ADAPTASI PELAKSANAAN
PENDIDIKAN ANAK PENGUNGSI DI LOKASI PENGUNGSI DI KABUPATEN KARO
Srie Faizah Lisnasari 288
E.03 HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI
DENGAN SOCIAL LOAFING PADA
MAHASISWAPSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
Salamiah Sari Dewi 292
E.04 THE ROLE OF E-LEARNING TO DOWN
SYNDROME CHILDREN IN SLB YPAC MEDAN
Ruth Sarah J. Saragih, Zurisma Ismayani
297
E.05 INTERNATIONAL PSYCHOLOGYHUMAN
DEVELOPMENT AND FAMILY STUDIES
Rury Ariyani & Noveliza Pakpahan 302
E.06 HUBUNGAN ANTARAADVERSITY
QUOTIENTDENGAN PRESTASI AKADEMIK
PADA ANGGOTA UNIT KEGIATAN
MAHASISWA USUSOCIETY FOR DEBATING
RM Afif Handri Nabawi Dan Filia Dina Anggaraeni
307
E.07 PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK
ANAK USIA DINI
x
E.08 Rety Haumahu, Raras
Sutatminingsih, Eka Ervika
318
E.09 THE EFFECTIVENESS OF PSYCHODRAMA
TECHNIQUE TO INCREASE STUDENTS’ SELF -ACCEPTANCE
Resya Noor Diani Dan Riesa Rismawati Siddik
325
E.10 PROKRASTINASI AKADEMIS PADA REMAJA
DI SEKOLAG TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA MEDAN
Rajaniya Aini, Dores Tarigan 333
E.11 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEPALA
SEKOLAH TERHADAP PELAYANAN BK DI SMAN 17 MEDANT.A. 2017/2018
Pastiria Sembiring, Rahmulyani 336
E.12 MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR
SISWA MENGGUNAKAN
MODELPEMBELAJARAN CONCEPT
SENTENCE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SDN 060857 JL. DURUNGMEDANT.A 2016/2017
Nurmayani, Ade Nurazmi 346
E.13 KECEMASAN SISWA/SISWI KELAS XII SMA
KETIKA AKAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH DI SMA PANCA BUDI MEDAN TAHUN 2016
Neni Triastuti,Fahmi Sulaiman 350
E.14 PENGARUH LAYANAN INFORMASI
TERHADAP PERAN KELUARGA PADA PERGAULAN SISWA KELAS VIII SMP SWASTA NUR IHSAN MEDAN T.A 2014/2015
Nanda Sabrina, Syafdina Ismie Hayati
356
E.15 HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN
KECEMASAN MEMPELAJARI BAHASA
INGGRISPADA MAHASISWA
Anugrah Eka Putra, Mela Listya Amanda, Miftahul Khairy
361 EFEKTIVITAS PERSONAL BODY SAFETY
xi
E.16 PENERAPAN METODE JARI MAGIC
TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DI KELAS II SD NEGERI LAM URA KABUPATEN ACEH BESAR
Maulidar 366
E.17 HUBUNGAN KONTROL DIRI DAN IKLIM
SEKOLAH DENGAN PRILAKU BULLYING SISWA SMP SWASTA BUDI AGUNG MEDAN
Masitah, Mirawati 373
E.18 GAMBARAN LITERASI DIGITAL PADA
MAHASISWA SKRIPSI DI FAKULTAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M. Firman Akbar,Filia Dina Anggaraeni
379
E.19 PERBEDAAN ASERTIVITAS REMAJA PADA
SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 MEDAN DITINJAU DARI PARENTING STYLE ORANGTUA
Listanty Tambunan, Tri Windi Oktara, Sri Milfayetty
385
E.20 THE EFFECT OF DEBATE LEARNING MODEL
ON THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT AT
SOCIALSUBJECT AT GRADE VII IN SMP NEGERI 1 SIANTARACADEMIC YEAR 2016/2017
E.22 ANGER MANAGEMENT UNTUK
MEREDUKSIPERILAKU AGERSIF SISWA
Rizki Rachmani,Puji Yani Pratama,Yandi Cahya Yundani
407
E.23 MODEL CREATIVE ART DALAM BERMAIN
CLAY UNTUK MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KEMANDIRIAN ANAK
Khalijah, Sri Milfayetti, Nur Maida Siregar
416
E.24 PENIGKATAN MINAT BACA SISWA SMKN 1
PERGETTENG GETTENG SENGKUT KELAS X TKJ MELALUI CLASSROOM READING PROGRAM
Kasmin Sitakar Dan Jasper Sikettang
xii
E.25 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR
MAHASISWA MELAKUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVERSTIGATION PADA MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN DI PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLA UMSU
Hasrian Rudi Setiawan Dan Widya Masitah
428
E.26 PERAN ORANG TUA ANAK BERPRESTASI
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI SEKOLAH
Gemala Widiyarti 433
E.27 THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE
THROUGH STORY TELLING TECHNIQUES TO BUILDING SELF EFFICACY OF STUDENTS
Fathul Ilmi, Candra Ari Ramdhanu 436
E.28 PENGARUH METODE BERMAIN PERAN
TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL
EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK DIAN EKAWATI MEDAN
Fadhilah Syam Nasution, Lola Wita Harahap, Saadatul Awaliyah Pasaribu
441
E.29 PENERAPAN TEKNIK BEHAVIOR UNTUK
MENINGKATKAN KEPEDULIAAN SISWA PADA PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS
VII SMP AL-HIKMAH MEDAN
TAHUNPEMBELAJARAN 2014-2015
Delvi Zahara, Fina Handayani 446
E.30 MODEL CREATIVE ART DALAM BERMAIN
CAT UNTUK MENINGKATKAN
PENGENALANKONSEP WARNA DAN
PERILAKU BERSIH ANAK
Asmirani 451
E.31 UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR
BERDASARKANTEORI SOSIAL KOGNITIF
Raodhatul Jannah, Fenny Adnina Daulay
459
E.32 MODEL CREATIVE ART DALAM BERMAIN
PERAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUANBERCAKAP-CAKAP DAN
PEDULI SOSIAL PADA ANAKTHE CREATIVE ART MODEL IN ROLEPLAY TO IMPROVE
CONVERSATIONAL ABILITIES AND
CHILDREN’S SOSIAL CARE
Afrimayani, Naimah Endang Wahyuni
xiii
E.33 PERANAN LITERASI DI KELAS AWAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGH ORDER THINKING TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTEK AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU DAARUL ISTIQLAL DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2016-2017
Lailan Syafira Putri Lubis; Haiatin Khasanatin
481
E.36 HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN
PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA YP MTS AL-AZHAR MEDAN
Melly Agustria, Rahmi Lubis 491
E.37 DEVELOPING MODEL OF VOCATIONAL SKILL LEARNING MANAGEMENT TOPREPARE MILD MENTALLY RETARDED CHILDREN IN ENTERING THE WORLD OF WORK
Rejokirono 496
E.38 SELF ADJUSTMENT OF THE MINORITY TEENAGE PUNJAB COMMUNITY IN MEDAN
Nur’aini 500
E.39 RELIGIOUS BEHAVIORAND PARENTING
PATTERNS OF STUDENTSOF
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA FISIPOL SEMESTER VI TA. 2016-2017 (AN APPROACH OF RELIGIOUS TERHADAP PENGEMBANGAN EKSPRESI GERAK TARI ANAK (STUDI KASUS DI KELOMPOK B TKN JL. TEGAL-MENTENG, JAKARTA PUSAT)
Melina Surya Dewi 516
E.42 Media Sosial dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Identitas Diri Remaja
Tri Arny Wahyu Murtiningrum Fadhlina Rozzaqyah
xiv
E. 43 COMMUNITY RESILLIENCE PADA PENYINTAS BENCANA ALAM DI PROVINSI YOGYAKARTA
Zarina Akbar, Iriani Indri Hapsari, & Burhanuddin Tola
528
E.44 THE EFFECT OF GRANTING COUNSELING
SERVICE GROUP ENGINEERING
BIBLIOTHERAPY RET APPROACH ON
STUDENTS’ CHEATING HABITS
International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 318
E.08
EFEKTIVITAS PERSONAL BODY SAFETY EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN SEF AWARENESS ANAK TERHADAP
KEKERASAN SEKSUAL
Rety Haumahu, Raras Sutatminingsih, Eka Ervika
a. Pendahuluan
Sejak dahulu kasus kekerasan seksual sudah menjadi fenomena di masyarakat luas bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Korban dari kekerasan seksual bukan hanya dialami oleh orang dewasa, namun juga oleh anak. Osadan & Reid (2015) mengatakan pelecehan seksual pada anak adalah pelecehan seksual yang terjadi ketika pelaku baik itu dewasa, remaja, atau anak lebih tua atau lebih besar dari korban, perilaku tersebut diantaranya memberikan gambar atau foto pornografi, menyentuh area seks, kontak fisik yang berbau seks, dan menunjukkan alat kelamin. Pengertian kekerasan seksual tersebut terlihat bahwa dengan memberikan gambar atau foto porno kepada anak saja sudah dikatakan kekerasan seksual. Namun hal-hal tersebut sudah sangat mudah akses diera yang serba canggih saat ini salah satunya melalui internet, sehingga dapat menjadi wadah bagi pelaku kekerasan seksual untuk melakukan perbuatannya. Kasus-kasus kekerasan seksual pada anak yang baru-baru ini diberitakan diantaranya yaitu kasus yang dialami oleh Yuyun pada 2 April 2016. Yuyun diketahui diperkosa, kemudian dibunuh dengan keji oleh 14 orang lelaki yang diantaranya bahkan masih berusia dibawah umur (Vinando, 2016). Kasus lainnya yaitu kasus sodomi di Lereng gunung sumbing yang dialami oleh 15 orang anak oleh seorang pria dewasa (Fitriana 2016). Pelaku diketahui telah melakukan tindak keji tersebut sejak 4 tahun silam sehingga tidak dapat dipastikan sudah berapa banyak korbannya selain 15 orang anak yang telah dilaporkan ke pihak yang berwajib.
International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 319
dengan benda-benda yang menarik perhatian dan minat anak, hingga ancaman yang membuat anak merasa tidak berdaya untuk melawan.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mudah menjadi korban kekerasan seksual, yaitu diantaranya faktor internal atau yang berasal dari dalam diri anak. Qonita (2015) mengatakan penyebab dari kekerasan seksual karena anak tidak tahu dan tidak menyadari apa yang telah dilakukan pelaku, yakni menyentuh area pribadinya, seperti alat kelamin. Anak tidak tahu batasan-batasan area pribadi serta tidak tahu area mana boleh disentuh dan yang tidak boleh disentuh. Anak juga tidak tahu sentuhan yang layak dan tidak layak serta tidak tahu bagaimana cara melindungi dirinya. Wurtele & Kenny (dalam Goodyear-Brown, 2012) menyebutkan bahwa faktor eksternal yaitu orangtua juga dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual pada anak, seperti kurangnya pengetahuan dari orangtua kepada anak tentang pendidikan seksual. Jika anak sudah menjadi korban kekerasan seksual tentunya akan mengalami dampak bagi dirinya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek diantaranya akan mengalami mimpi-mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada orang lain, dan konsentrasi menurun yang akhirnya berdampak pada kesehatan (Noviana, 2014). Selanjutnya dampak jangka panjang yang paling dikhawatirkan, yaitu anak akan melakukan hal yang sama ketika dewasa nanti. Hasil penelitian sebelumnya oleh Glasser, at.al. (2001) menunjukkan hasil bahwa terdapat korelasi positif pelaku kejahatan seksual dengan pengalamannya sebagai korban kejahatan seksual. Dengan demikian terlihat bahwa dengan bertambahnya korban kekerasan seksual pada anak, beresiko memunculkan kasus kekerasan selanjutnya dikemudian hari jika tidak segera ditangani sejak dini.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah seorang guru di salah satu sekolah X menyampaikan bahwa, guru pernah tidak sengaja mendengar percakapan seorang anak yang dengan lugunya menceritakan kepada tema nnya bahwa ia pernah melihat orangtuanya berhubungan intim dimalam hari. Selain itu salah seorang murid laki-laki pernah kedapatan memain-mainkan alat kelaminnya kepada salah seorang temannya diruangan kelas. Ketika ditanyakan kepada guru penyebab murid tersebut melakukan tindakananya ia memberikan alasan karena pernah melihat orang lain melakukannya dan ingin menirukannya. Selain itu salah satu siswa di sekolah X pernah mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh tetangga rumah korban. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru terlihat bahwa wawasan serta kesadaran anak mengenai kekerasan seksual masih sangat minim, bahkan kemungkinan besar tidak ada. Kurangnya pendidikan dari lingkungan disekitarnya menyebabkan anak tidak tahu dan pada akhirnya ia tidak menyadari perlunya perlindungan diri dari kekerasan seksual. Dengan demikian, anak sangat membutuhkan pendidikan mengenai kekerasan seksual yang bertujuan melindungi dirinya dari kekerasan seksual itu sendiri.
International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 320
karena juga harus diakukan langkah nyata sebagai upaya yang membuat anak mengenali secara dini akan bahaya yang mungkin mengancam dirinya. Pemerintah saat ini melakukan berbagai upaya untuk mencegah kekerasan seksual pada anak. Salah satu upaya pemerintah yang dilakukan adalah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang hukuman kebiri pelaku kejahatan seksual terhadap anak (Noviansyah, 2016). Meskipun demikian ketua KPAI Asrosun Niam mengatakan, Perpu kebiri posisinya ada di hilir dalam mata rantai kejahatan seksual terhadap anak. Disamping hilir, perlu pencegahan dan penanganan sejak dari hulu seperti pembangunan sistem pencegahan dini seperti memberikan pendidikan seksual pada anak.
Penelitian akan menggunakan metode pendidikan yang sasarannya langsung diberikan kepada anak untuk dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual. Hal yang sama yang juga dilakukan oleh suatu penelitian awal yang dilakukan oleh Azliza, Wan, dan Yahaya pada tahun 2012 di Negara Malaysia dengan Judul A “Preliminary
Investigation : Chidren’s Awareness Of Child Sexual Abuse in Malaysia” dalam awal penelitiannya menyatakan bahwa anak harus diberikan program pendidikan yang wajar dengan demikian mereka akan aware pada setiap situasi yang mungkin saja berefek negatif pada keamanan diri mereka dan anak menjadi tahu apa yang dapat mereka lakukan jika menghadapi situasi negatif tersebut. Adapun Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu, jika Azliza, et.al., menggunakan alat teknologi komputer dalam memberikan pendidikan kepada anak, maka peneliti menggunakan manusia secara langsung. Metode pembelajaran yang hanya menggunakan komputer memiliki kelemahan dibandingkan dengan menggunakan bantuan manusia secara langsung diantaranya jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau hanya merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, maka pembelajaran melalui media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar anak (Wena, 2011). Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang diberikan secara langsung oleh manusia. Adapun keunggulan dari belajar yang langsung ditangani oleh manusia adalah adanya beragam cara metode belajar yang tercipta jika disampaikan secara langsung misalnya adanya metode ceramah, metode bermain, metode bercerita, berdialog dan bermain peran. Dari berbagai macam metode tersebut tentunya sangat diminati oleh anak-anak dan bermanfaat dalam perkembangan fisik, kognitif, dan emosi anak. Pada penelitian ini akan melakukan pelatihan yang bertujuan untuk mencegah kekerasan seksual pada anak yaitu dengan menggunakan metode pendidikan pencegahan kekerasan seks Personal body safety education. Personal body safety education merupakan suatu alat dalam pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dan siswi untuk mencegah kekerasan dan pengabaian (Thomback 2010).
International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 321
yang mengancam diri mereka dan selanjutnya mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan dalam mengahadapi situasi tersebut Othman dan Yahaya (2012). Selanjutnya Othman dan Yahaya (2012) juga mengatakan bagian-bagian dari kesadaran atau
awareness adalah bagian atau kemampuan untuk menerima, merasakan dan menyadari objek atau suatu pola tertentu. Dengan demikian dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa anak memerlukan pendidikan yang tepat untuk mengajarkan mereka mengenai pencegahan dari kekerasan seksual sehingga anak mampu menyadari akan bahaya kekerasan seksual disekitarnya. Pada akhirnya anak bukan hanya mengetahui akan pentingnya menjaga atau melindungi diri sendiri dari kekerasan seksual namun juga anak mampu menerima, merasakan dan menyadari objek atau pola tertentu dari pendidikan yang diperoleh.
b. Metodologi Penelitian
1) Rancangan Penelitian
Pada penelitian dalam penelitian ini adalah ekseperimen dengan between group/control group design, dimana sampel dipilih secara acak untuk masuk ke dalam dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Model rancangan penelitian ini adalah pretest posttest control group design.
2) Subjek
Seleksi subjek penelitian dilakukan screening pada seluruh anak kelas 4 sampai 6 SD yang bersekolah disekolah X. Setelah diberikan skala self awarenes terhadap kekerasan seksual yang telah disusun oleh peneliti diperoleh 16 orang anak yang memenuhi kriteria yaitu memiliki self awarenes rendah terhadap kekerasan seksual. 16 orang anak tersebut yang menjadi subjek penelitan dan bersedia mengikuti penelitian sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan dengan peneliti, subjek dan orangtua subjek. Adapun karakteristik subjek penelitian ini adalah : a)Anak usia 9-11 tahun, b)Bersekolah di sekolah X, c)Sudah mampu membaca dan menulis, d) Memiliki self awaraness terhadap kekerasan seksual yang rendah.
3) Alat ukur
Alat ukur pada penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan skala self awareness yang disusun sendiri oleh peneliti. Penyusunan skala mengacu pada aspek-aspek self awareness yang dikemukakan oleh Waitley (1997) membagi self awareness menjadi tiga aspek, yaitu environmental self awareness, physical self awareness, dan mental self awareness.
c. Hasil dan Pembahasan
International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 322
memecahkan masalah kapan dimana,serta mampu membedakan akan kontak fisik yang wajar dan tidak wajar dari orang lain dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Intervensi personal body safety education pada penelitian ini, materinya dikombinasikan dengan materi dari Martyniuk & Dworkin (2011). Hal ini dilakukan atas dasar dan tujuan menyesuaikan dengan budaya atau tempat penelitian dilakukan. Materi tersebut terdiri dari 3 poin penting yaitu (1) Mengajarkan anak menghindari kekerasan
seksual; (2) Memberikan anak keterampilan untuk “menangkis” kekerasan seksual; (3)
Mendorong anak untuk berani mengadukan tindak kekerasan yang mereka alami. Pada ketiga poin penting tersebut diketahui mampu meningkatkan self awareness anak terhadap kekerasan seksual. Hal ini terlihat dari self awareness setiap subjek meningkat dari kategori rendah menjadi kategori tinggi setelah mengikuti intervensi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa self awareness anak terhadap kekerasan seksual dapat ditingkatkan dengan pemberian intervensi pelatihan personal body safety education. Hal ini tercermin dari meningkatnya selfawareness terhadap kekerasan subjek pada kelompok eksperimen yang menerima intervensi personalbody safety education. Selanjutnya berdasarkan analisa masing-masing aspek skala self awareness pada kelompok ekseprimen, diperoleh data pada ketiga aspek mengalami peningkatan. Ketiga aspek tersebut yaitu aspek environmental self awareness, physical self awareness, dan mental self awareness. Namun peningkatan yang paling menonjol terjadi pada aspek mental self awareness dan aspek environmental self awareness. Hal ini menunjukkan bahwa pada proses intervensi personal body safety education yang dilakukan oleh peneliti lebih banyak mempengaruhi mental self awareness dan environmental self awareness anak dibandingkan aspek physical self awareness subjek. Hal ini disebabkan pada saat proses intervensi berlangsung, pada materi yang berhubungan dengan mental self awareness dan
environmental self awareness lebih banyak menggunakan media gambar, dan video. Hal ini menyebabkan anak lebih tertarik, mudah mengerti, serta mudah menyerap informasi yang diberikan.. Subjek penelitian pada peneitian ini memiliki rentang usia 10 sampai dengan 12 tahun. Piaget dalam teori perkembangannya, anak pada usia 7 sampai dengan 12 tahun berada pada tahap perkembangan operasional konkrit. Pada tahap ini anak telah mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (Santrock,1998). Dengan demikian anak pada rentang usia operasional konkrit dalam proses belajar memerlukan media belajar yang dapat dilihat secara nyata dan konkrit sehingga lebih mudah dimengerti. Lebih lanjut Suarni (1996) mengatakan bahwa dalam fase perkembangan anak usia sekolah dasar, anak atau siswa betul-betul pada masa yang sangat nyata atau konkrit, dan belum dapat memahami hal-hal yang abstrak sehingga media pembelajaran sangat penting digunakan dalam proses belajar mengajar dengan anak yang dalam hal ini pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selain karena faktor dari metode intervensi yang diberikan, terdapat faktor lain yaitu kemampuan anak untuk memahami physical self awareness anak itu sendiri.
International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 323
mengembangkan kesadaran menjaga area privasi mereka. Kebiasaan yang mereka peroleh misalnya buang air kecil di depan rumah, mandi dan tampak oleh orang banyak, bahkan bermain-main disekitaran rumah dalam kondisi telanjang dapat dianggap hal yang wajar. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hertinjung (2009) Psikologi lingkungan memandang bahwa setting lingkungan suatu masyarakat tidak hanya berpengaruh secara fisik tetapi juga secara psikologis dan sosial bagi masyarakat yang menempatinya. Setting
lingkungan dapat meliputi tata ruang secara fisik, kepadatan, ketersediaan ruang publik, ruang personal, hingga menyangkut privasi pada setiap orang. Lebih lanjut Hertinjung mengatakan anak-anak merupakan salah satu pihak yang menempati suatu lingkup sosial. Pada usianya, mereka sedang mengalami proses tumbuh kembang yang sangat pesat baik secara fisik maupun psikologis. Seting lingkungan yang tepat akan sangat mendukung proses tersebut. Sayangnya di Indonesia masih begitu banyak dijumpai lingkungan yang tidak berpihak pada tumbuh kembang anak secara sehat, namun justru menempatkan anak pada kondisi penuh resiko. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan tersebut maka pada sekolah X – Medan kemampuan anak aspek physical self awareness lebih sulit dikembangkan dibandingkan pada kemampuan environmental self awareness dan mental self awareness setelah diberikan pelatihan personal body safety education.
d. Kesimpulan
1. Ada peningkatan self awareness terhadap kekerasan seksual pada anak setelah mendapatkan intervensi personal body safety education. Anak mengalami peningkatan pada ketiga aspek self awareness yaitu environmental self awareness, physical self awareness dan mental self awareness.
2. Dari ketiga aspek self awareness terhadap kekerasan seksual, peningkatan aspek
environmental self awareness dan mental self awareness lebih tinggi dibandingkan aspek physical self awareness. Hal ini disebabkan pada intervensi personal body safety education pemberian materi pada aspek environmental self awareness dan mental self awareness tersebut lebih banyak menggunakan video dan roleplay dibandingkan aspek
physical self awareness.
e. Daftar Pustaka
Fitirana, I. (2016). Bocah korban sodomi di lereng gunung sumbing mengalami trauma. Diunduh darihttp://regional.kompas.com/read/2016/03/16/06304511/Bocah.Korban.Sodomi.di.Lereng.Sumbing.M engalami.Trauma. Diakses:15-06-2016
Hertinjung W. S. (2008). The dynamics of causes of child sexual abuse based on availability of personal space and privacy. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiah.
Glasser, M ., Kolvin,i., Campbell, D., Glasser, A., Leitch,I., &Farrelly, S. (2001). Cycle of Child Sexual Abuse: Link Between Being A Victim and Becoming A Perpetrator. British Journal of Psychiatry: 179 (6), 482-494
Jatmikowati, T.E., Angin Ria., & Ernawati. (2015). Model Dan Materi Pendidikan Seks Anak Usia Dini Perspektif Gender Untuk Menghindarkan Sexual Abuse. Cakrawala Pendidikan, No. 3. Diunduh dari https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article. Diakses 20-05-2017
Noviana, I. (2014). Kekerasan seksual terhadap anak: dampak dan penanganannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial. Sosio Informa, (1), 13-28. Diunduh. ejournal.kemsos.go.id. Diakses: 22-06-2016
Martyniuk, H & Dworkin E. (2008). Child sexual abuse prevention: programs for children. Pennsylvania: National Sexual Violence Resource Center (NSVRC). Diunduh dari www.nsvrc.org. Diakses: 22-06-2016
Myers, A. & Hansen, C. (2006). Eksperimental psychology international student (6th ed). United States of America: Thomas Wadsworth.
International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 324 Othman, A., Ahmad, W., Yahaya, W., J (2012). A preliminary investigation: children’s awareness of child sexual abuse in malaysia. International Journal of Social Science and Humanity. 2(3), 242-247. Diunduh. www.ijssh.org/papers/103-CH231.pdf. Diakses: 21-06-2016.
Qonita Khoiro. (2015). The effectiveness of the “me and you” program guielines for social life skills and sexual abuse preventon efforts in preschool children. International Journal Of Technology. 3(08), 80-85. Diunduh dari www.ijteee.org. Diakses: 20-08-2016
Santrock. 2002. Perkembangan anak. Edisi kesebelas Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Suarni, Ni Ketut. 1996. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Diktat Materi Kuliah Perkembangan dan Belajar Peserta Didik untuk Mahasiswa D-2. PGSD FKIP Singaraja.
Tomback, R.M. (2010). Personal body safety-child abuse and neglect prevention curriculum. Maryland:Harford County Public Schools.
Vinando, R. (2016). Kasus yuyun: pembunuhan berencana, inilah yang tidak dipahami banyak orang. Diunduh. http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/. Diakses 14-06-2016.