• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNATIONAL PSYCHOLOGY, EDUCATION COUN SELING SOCIAL WORK CONFERENCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INTERNATIONAL PSYCHOLOGY, EDUCATION COUN SELING SOCIAL WORK CONFERENCE"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNATIONAL PSYCHOLOGY,

EDUCATION

COUN

SELING

& SOCIAL WORK CONFERENCE

26-28 Agustus 2017

MEDAN, INDONESIA

Magister Psikologi Universitas Medan Area

Collaboration with:

Play Therapy Indonesia (Ptindo)

Saffone Academy Malaysia (SAM)

Perhimpunan Konselor Indonesia Sumatera Utara (IKI),

Perhimpunan

Psikologi Indonesia Sumatera Utara (HIMPSI)

(2)

ii

PROCEEDING

International Psychology, Education

Counselling& Social Work Conference

Theme:

“Bringing Psychology Wellness: Promote Soul, Mind

& Body

Steering Committee:

Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS. PhD. Prof.Dr.Sri Milfayetty,MS.Kons. S.Psi.

Organizing Committee: Dr. Heri Kusmanto, MA. Dr. Ir. Siti Mardiana, M.Si Ir. Zulheri Noer MP. Prof. Dr. Retna Astuti MS Ir. H. Erwin Pane, MS. Drs. Usman MS. Muazzul SH. M.Hum

Reviewer:

Prof.Dr.Sri Milfayetty,MS.Kons.S.Psi. Alfina Gustiani Siregar M.Hum Ifdil M.Pd

Editor:

Prof. Dr. Sri MilfayettyMS.Kons.S.Psi. Dr. Ir. Suditama, MT

Muhammad Safuan Abdullah

Published By:

Medan Area University Pres (UMA Press) Medan Area University

Jalan Kolam No. 1. Medan Estate, 20223 Telp. 061- 7366878

E-mail: suditama@yahoo.com

ISBN: 9786021577233 All Right Reserved

(3)

v P.01 INTEGRATIVE HOLISTIC PROGRAM AT

KINDERGARTEN AMANAH

Amanah Surbakti 1

P.02 USE OF EDMODO IN IMPROVING SELF

EFFICACY

Andy Sapta, Cecep Maulana 5

P.03 HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN

SOSIAL KELUARGA DENGANPENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR PADA MAHASISWA

Cut Metia 9

P.04 TINJAUAN LINGKUNGAN KERJA PADA PT.

ANDHIKA INTI LAUT

Endang Haryati, Fahmi Sulaiman 14

P.05 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN

MANAJEMEN DIRI DENGAN PROFESIONALISME POLISI

Erlina Sari Siregar, Satriawan 20

P.06 TINJAUAN TENTANG PERILAKU

MENYIMPANG PADA REMAJA

Fikriyah Iftinan Fauzi, Shinta Tri Anggriyani

25

P.07 STUDI DESKRIPTIF TENTANG KREATIVITAS

PADA SISWA CERDAS ISTIMEWA BERBAKAT ISTIMEWA (CIBI)

Iriani Indri Hapsari, Dwi Kencana Wulan, Winda Dewi Listyasari

30

P.08 PERAN KEHADIRAN AYAH DALAM

KEHARMONISAN KELUARGA

Jontrianto, Rahmad Nur Kuniawan, Hinsa Marpaung

37

P.09 PERAN KOMPETENSI SOSIAL TERHADAP

COPING STRESS PADA REMAJA

Juli Maini Sitepu 42

P.10 AKSES PEREMPUAN PENGUNGSI BENCANA

GUNUNG SINABUNG DAN UPAYA

PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN KARO

Juliana Br Simbolon 47

P.11 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN

KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN JNE CABANG MEDAN

Khairuddin, Abdul Munir, Rahmi Lubis

(4)

vi

P.12 CALLING ORIENTATION PADA PERIAS

JENAZAH DI KOTA MEDAN

Laili Alfita 59

P.13 STRATEGI COPING PADA ORANG DEWASA

YANG PERNAH MELAKUKAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

Mariza Indah Lestari, Rahmi Lubis 66

P.14 PERAN HAKIM DALAM PENERAPAN DIVERSI

ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN

Marlina 73

P.15 PENGGUNAAN DESENSITISASI SISTEMATIS

UNTUK MENGURANGI FOBIA ANAK

TERHADAP KUCING (AILUROPHOBIA)

Mawaddah Nasution 81

P.16 PENGARUH PERSEPSI IKLIM ORGANISASI

DANINTERAKSI ATASAN BAWAHAN

(LEADER MEMBER EXCHANGE) TERHADAP

P.17 MASALAH PERILAKU DAN EMOSI PADA

ANAK PENDERITA RHOTACISM (CADEL)

Nalaria Mustika Sari, Ririn Susmita 90

P.18 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA

SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI

PEDAGOGIK GURU TK DI KECAMATAN RANTAU UTARA

Nasriah, Erliani Harahap 94

P.19 PERAN KETERLIBATAN POLA ASUH ORANG

P.20 METODE DZIKIR SIRRILFATIHATI DALAM

MENGEMBANGKAN

KECERDASANEMOSIONAL REMAJA

Pupun Nurapriani 105

P.21 PENGGUNAAN METODE BERCERITA

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN DI SLB MARDI MULYO KRETEK

Putri Bensu 110

P.22 KONSELING REHABILITASI TERHADAP

PECANDU NARKOTIKA DAN OBAT

BERBAHAYA

(5)

vii

P.23 STUDI KASUS SISWA UNDERACHIEVER DI

SMA YAYASAN PERGURUAN HARAPAN MANDIRI MEDAN

Sabrina Mentari Rezeki,Ahmad Fadly Chandra

119

P.24 PENDEKATAN PSIKOLOGI DAKWAH DALAM

MENANGANI EMOSI REMAJA HAMIL TANPA NIKAH (RHTN)

Siti Aishah Yahya, Fariza Md.Sham 123

P.25 BEHAVIOR SKILLS TRAINING UNTUK

MENINGKATKAN PERSONAL SAFETY

SKILLSSEBAGAI PREVENSI TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK

Stevie Duma, Wiwik

Sulistyaningsih, Elvi Andriani Yusuf

137

P.26 PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN

RASA AMAN TERHADAP KESIAPAN

MENGHADAPI PERUBAHAN ORGANISASI

REMAJAYANG TINGGAL DI PENAMPUNGAN SOS CHILDREN VILLAGE MEDAN

Suryani Hardjo 148

P.28 THE ROLE OF FAMILY ON EARLYCHILD’S RELIGIOUS DEVELOPMENT

Syifa Jauhar Nafisah 153

P.29 MEDIA SOSIAL DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PEMBENTUKANIDENTITAS DIRI REMAJA

Tri Arny Wahyu Murtiningrum, Fadhlina Rozzaqyah

157

P.30 PERAN MOTIF MENJALIN HUBUNGAN DI

DUNIA MAYA TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA INDIVIDU DEWASA

Ursa Majorsy, Indria Hapsari, Vega Valentine, Aprilia Maharani

162

P.31 HUBUNGAN PERFECTIONISM DAN FEAR OF

FFAILURE DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Yenti Wijaya, Cut Metia, Azhar Azis 167

P.32 PARENTING SEBAGAI DASAR MENCAPAI

KELUARGA NYAMAN

Yudith Rahayu, Mela Silviana Muliawati, Sakura Alwina Akbar

172

P.33 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN

EMOSIONAL DENGAN PROFESIONAL KERJA PADA ANGGOTA KEPOLISIAN DI POLRESTA MEDAN

(6)

viii

P.34 POLA ASUH DEKRASI (DEMOKRASI

OTORITER) DALAM PEMBENTUKAN

LITERASI PADA ANAK

Nurul Amaliah, Wenny Anggraeni 183

COUNSELING

C.01 MANAJEMEN STRES MELALUI KONSELING

SPIRITUAL

Abidah Ayu Dan Hastriyani Rusmana

189

C.02 ORIENTASI AJARAN ISLAM MELALUI

KEGIATAN KONSELING PRANIKAH

UNTUKMEWUJUDKAN HARMONISASI

Abdul Kholik Munthe Dan Sunardi Selian

196

C.03 SHALAT TAHAJJUD SEBAGAI TERAPI

RELIGIUS DALAM KONSELING ISLAMI

Dimas Setiyawan Dan Fijri Alfatah Nasution

200

C.04 PENDAMPINGAN DAN KONSELING

PASTORAL

Elvish Simanjuntak, Kalvin Surbakti

207

C.05 PENERAPAN TEORI KONSELING TERAPI

RASIONAL EMOTIF (RET) UNTUK

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA I-II MEDAN

Gempur Pranata, Relcky Saragih 212

C.06 KONSELING SPIRITUAL IBU YANG

MENGALAMI BABY BLUES SYNDROME

Ira Kesuma Dewi 217

C.07 PROBLEM SOLVING DALAM PERSPEKTIF

KONSELING ISLAMI

Lahmuddin 221

C.08 KECEKAPAN KAUNSELOR PELATIH DALAM

MENGAMALKAN KAUNSELING PELBAGAI BUDAYA

Mohd Radhi Abu Shahim, Kamarul Md Shah

228

C.09 KAJIAN TENTANFG INTERVENSI TRAUMA:

CATATAN PENGALAMAN KAUNSELOR

MENGENDALIKAN INTERVENSI DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATANKAUNSELING KREATIF

Norazlena Awang, Siti Salina, Tengku Norhani

236

C.10 KONSELING KOGNITIF PERILAKU DALAM

MENINGKATKAN SELF EFFICACY REMAJA UNTUK BERHENTI MEROKOK

(7)

ix

C.11 BIMBINGAN KONSELING ISLAM SEBAGAI

SOLUSI PERUBAHAN KARAKTER BAGI KENAKALAN REMAJA INDONESIA DI SEKOLAH

Risydah Fadilah 250

C.12 KERANGKA UNTUK PRAKTEK KONSELING

DAN DUNIA KARIR

Suardi 261

C.13 PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM

MENCEGAH TERJADINYA BULLYING PADA

SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA

BERLIANTA MARINDAL

KECAMATANPATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG

CLAY UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP UKURAN DAN

KEMANDIRIAN ANAK

Susi Ratnawati, Atiqah Ritonga 278

E.02 STRATEGI ADAPTASI PELAKSANAAN

PENDIDIKAN ANAK PENGUNGSI DI LOKASI PENGUNGSI DI KABUPATEN KARO

Srie Faizah Lisnasari 288

E.03 HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI

DENGAN SOCIAL LOAFING PADA

MAHASISWAPSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

Salamiah Sari Dewi 292

E.04 THE ROLE OF E-LEARNING TO DOWN

SYNDROME CHILDREN IN SLB YPAC MEDAN

Ruth Sarah J. Saragih, Zurisma Ismayani

297

E.05 INTERNATIONAL PSYCHOLOGYHUMAN

DEVELOPMENT AND FAMILY STUDIES

Rury Ariyani & Noveliza Pakpahan 302

E.06 HUBUNGAN ANTARAADVERSITY

QUOTIENTDENGAN PRESTASI AKADEMIK

PADA ANGGOTA UNIT KEGIATAN

MAHASISWA USUSOCIETY FOR DEBATING

RM Afif Handri Nabawi Dan Filia Dina Anggaraeni

307

E.07 PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK

ANAK USIA DINI

(8)

x

E.08 Rety Haumahu, Raras

Sutatminingsih, Eka Ervika

318

E.09 THE EFFECTIVENESS OF PSYCHODRAMA

TECHNIQUE TO INCREASE STUDENTS’ SELF -ACCEPTANCE

Resya Noor Diani Dan Riesa Rismawati Siddik

325

E.10 PROKRASTINASI AKADEMIS PADA REMAJA

DI SEKOLAG TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA MEDAN

Rajaniya Aini, Dores Tarigan 333

E.11 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEPALA

SEKOLAH TERHADAP PELAYANAN BK DI SMAN 17 MEDANT.A. 2017/2018

Pastiria Sembiring, Rahmulyani 336

E.12 MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR

SISWA MENGGUNAKAN

MODELPEMBELAJARAN CONCEPT

SENTENCE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SDN 060857 JL. DURUNGMEDANT.A 2016/2017

Nurmayani, Ade Nurazmi 346

E.13 KECEMASAN SISWA/SISWI KELAS XII SMA

KETIKA AKAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH DI SMA PANCA BUDI MEDAN TAHUN 2016

Neni Triastuti,Fahmi Sulaiman 350

E.14 PENGARUH LAYANAN INFORMASI

TERHADAP PERAN KELUARGA PADA PERGAULAN SISWA KELAS VIII SMP SWASTA NUR IHSAN MEDAN T.A 2014/2015

Nanda Sabrina, Syafdina Ismie Hayati

356

E.15 HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN

KECEMASAN MEMPELAJARI BAHASA

INGGRISPADA MAHASISWA

Anugrah Eka Putra, Mela Listya Amanda, Miftahul Khairy

361 EFEKTIVITAS PERSONAL BODY SAFETY

(9)

xi

E.16 PENERAPAN METODE JARI MAGIC

TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DI KELAS II SD NEGERI LAM URA KABUPATEN ACEH BESAR

Maulidar 366

E.17 HUBUNGAN KONTROL DIRI DAN IKLIM

SEKOLAH DENGAN PRILAKU BULLYING SISWA SMP SWASTA BUDI AGUNG MEDAN

Masitah, Mirawati 373

E.18 GAMBARAN LITERASI DIGITAL PADA

MAHASISWA SKRIPSI DI FAKULTAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M. Firman Akbar,Filia Dina Anggaraeni

379

E.19 PERBEDAAN ASERTIVITAS REMAJA PADA

SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 MEDAN DITINJAU DARI PARENTING STYLE ORANGTUA

Listanty Tambunan, Tri Windi Oktara, Sri Milfayetty

385

E.20 THE EFFECT OF DEBATE LEARNING MODEL

ON THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT AT

SOCIALSUBJECT AT GRADE VII IN SMP NEGERI 1 SIANTARACADEMIC YEAR 2016/2017

E.22 ANGER MANAGEMENT UNTUK

MEREDUKSIPERILAKU AGERSIF SISWA

Rizki Rachmani,Puji Yani Pratama,Yandi Cahya Yundani

407

E.23 MODEL CREATIVE ART DALAM BERMAIN

CLAY UNTUK MENINGKATKAN

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KEMANDIRIAN ANAK

Khalijah, Sri Milfayetti, Nur Maida Siregar

416

E.24 PENIGKATAN MINAT BACA SISWA SMKN 1

PERGETTENG GETTENG SENGKUT KELAS X TKJ MELALUI CLASSROOM READING PROGRAM

Kasmin Sitakar Dan Jasper Sikettang

(10)

xii

E.25 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR

MAHASISWA MELAKUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVERSTIGATION PADA MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN DI PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLA UMSU

Hasrian Rudi Setiawan Dan Widya Masitah

428

E.26 PERAN ORANG TUA ANAK BERPRESTASI

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI SEKOLAH

Gemala Widiyarti 433

E.27 THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE

THROUGH STORY TELLING TECHNIQUES TO BUILDING SELF EFFICACY OF STUDENTS

Fathul Ilmi, Candra Ari Ramdhanu 436

E.28 PENGARUH METODE BERMAIN PERAN

TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL

EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK DIAN EKAWATI MEDAN

Fadhilah Syam Nasution, Lola Wita Harahap, Saadatul Awaliyah Pasaribu

441

E.29 PENERAPAN TEKNIK BEHAVIOR UNTUK

MENINGKATKAN KEPEDULIAAN SISWA PADA PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS

VII SMP AL-HIKMAH MEDAN

TAHUNPEMBELAJARAN 2014-2015

Delvi Zahara, Fina Handayani 446

E.30 MODEL CREATIVE ART DALAM BERMAIN

CAT UNTUK MENINGKATKAN

PENGENALANKONSEP WARNA DAN

PERILAKU BERSIH ANAK

Asmirani 451

E.31 UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR

BERDASARKANTEORI SOSIAL KOGNITIF

Raodhatul Jannah, Fenny Adnina Daulay

459

E.32 MODEL CREATIVE ART DALAM BERMAIN

PERAN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUANBERCAKAP-CAKAP DAN

PEDULI SOSIAL PADA ANAKTHE CREATIVE ART MODEL IN ROLEPLAY TO IMPROVE

CONVERSATIONAL ABILITIES AND

CHILDREN’S SOSIAL CARE

Afrimayani, Naimah Endang Wahyuni

(11)

xiii

E.33 PERANAN LITERASI DI KELAS AWAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGH ORDER THINKING TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTEK AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU DAARUL ISTIQLAL DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2016-2017

Lailan Syafira Putri Lubis; Haiatin Khasanatin

481

E.36 HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN

PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA YP MTS AL-AZHAR MEDAN

Melly Agustria, Rahmi Lubis 491

E.37 DEVELOPING MODEL OF VOCATIONAL SKILL LEARNING MANAGEMENT TOPREPARE MILD MENTALLY RETARDED CHILDREN IN ENTERING THE WORLD OF WORK

Rejokirono 496

E.38 SELF ADJUSTMENT OF THE MINORITY TEENAGE PUNJAB COMMUNITY IN MEDAN

Nur’aini 500

E.39 RELIGIOUS BEHAVIORAND PARENTING

PATTERNS OF STUDENTSOF

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA FISIPOL SEMESTER VI TA. 2016-2017 (AN APPROACH OF RELIGIOUS TERHADAP PENGEMBANGAN EKSPRESI GERAK TARI ANAK (STUDI KASUS DI KELOMPOK B TKN JL. TEGAL-MENTENG, JAKARTA PUSAT)

Melina Surya Dewi 516

E.42 Media Sosial dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Identitas Diri Remaja

Tri Arny Wahyu Murtiningrum Fadhlina Rozzaqyah

(12)

xiv

E. 43 COMMUNITY RESILLIENCE PADA PENYINTAS BENCANA ALAM DI PROVINSI YOGYAKARTA

Zarina Akbar, Iriani Indri Hapsari, & Burhanuddin Tola

528

E.44 THE EFFECT OF GRANTING COUNSELING

SERVICE GROUP ENGINEERING

BIBLIOTHERAPY RET APPROACH ON

STUDENTS’ CHEATING HABITS

(13)

International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 318

E.08

EFEKTIVITAS PERSONAL BODY SAFETY EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN SEF AWARENESS ANAK TERHADAP

KEKERASAN SEKSUAL

Rety Haumahu, Raras Sutatminingsih, Eka Ervika

a. Pendahuluan

Sejak dahulu kasus kekerasan seksual sudah menjadi fenomena di masyarakat luas bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Korban dari kekerasan seksual bukan hanya dialami oleh orang dewasa, namun juga oleh anak. Osadan & Reid (2015) mengatakan pelecehan seksual pada anak adalah pelecehan seksual yang terjadi ketika pelaku baik itu dewasa, remaja, atau anak lebih tua atau lebih besar dari korban, perilaku tersebut diantaranya memberikan gambar atau foto pornografi, menyentuh area seks, kontak fisik yang berbau seks, dan menunjukkan alat kelamin. Pengertian kekerasan seksual tersebut terlihat bahwa dengan memberikan gambar atau foto porno kepada anak saja sudah dikatakan kekerasan seksual. Namun hal-hal tersebut sudah sangat mudah akses diera yang serba canggih saat ini salah satunya melalui internet, sehingga dapat menjadi wadah bagi pelaku kekerasan seksual untuk melakukan perbuatannya. Kasus-kasus kekerasan seksual pada anak yang baru-baru ini diberitakan diantaranya yaitu kasus yang dialami oleh Yuyun pada 2 April 2016. Yuyun diketahui diperkosa, kemudian dibunuh dengan keji oleh 14 orang lelaki yang diantaranya bahkan masih berusia dibawah umur (Vinando, 2016). Kasus lainnya yaitu kasus sodomi di Lereng gunung sumbing yang dialami oleh 15 orang anak oleh seorang pria dewasa (Fitriana 2016). Pelaku diketahui telah melakukan tindak keji tersebut sejak 4 tahun silam sehingga tidak dapat dipastikan sudah berapa banyak korbannya selain 15 orang anak yang telah dilaporkan ke pihak yang berwajib.

(14)

International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 319

dengan benda-benda yang menarik perhatian dan minat anak, hingga ancaman yang membuat anak merasa tidak berdaya untuk melawan.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mudah menjadi korban kekerasan seksual, yaitu diantaranya faktor internal atau yang berasal dari dalam diri anak. Qonita (2015) mengatakan penyebab dari kekerasan seksual karena anak tidak tahu dan tidak menyadari apa yang telah dilakukan pelaku, yakni menyentuh area pribadinya, seperti alat kelamin. Anak tidak tahu batasan-batasan area pribadi serta tidak tahu area mana boleh disentuh dan yang tidak boleh disentuh. Anak juga tidak tahu sentuhan yang layak dan tidak layak serta tidak tahu bagaimana cara melindungi dirinya. Wurtele & Kenny (dalam Goodyear-Brown, 2012) menyebutkan bahwa faktor eksternal yaitu orangtua juga dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual pada anak, seperti kurangnya pengetahuan dari orangtua kepada anak tentang pendidikan seksual. Jika anak sudah menjadi korban kekerasan seksual tentunya akan mengalami dampak bagi dirinya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek diantaranya akan mengalami mimpi-mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada orang lain, dan konsentrasi menurun yang akhirnya berdampak pada kesehatan (Noviana, 2014). Selanjutnya dampak jangka panjang yang paling dikhawatirkan, yaitu anak akan melakukan hal yang sama ketika dewasa nanti. Hasil penelitian sebelumnya oleh Glasser, at.al. (2001) menunjukkan hasil bahwa terdapat korelasi positif pelaku kejahatan seksual dengan pengalamannya sebagai korban kejahatan seksual. Dengan demikian terlihat bahwa dengan bertambahnya korban kekerasan seksual pada anak, beresiko memunculkan kasus kekerasan selanjutnya dikemudian hari jika tidak segera ditangani sejak dini.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah seorang guru di salah satu sekolah X menyampaikan bahwa, guru pernah tidak sengaja mendengar percakapan seorang anak yang dengan lugunya menceritakan kepada tema nnya bahwa ia pernah melihat orangtuanya berhubungan intim dimalam hari. Selain itu salah seorang murid laki-laki pernah kedapatan memain-mainkan alat kelaminnya kepada salah seorang temannya diruangan kelas. Ketika ditanyakan kepada guru penyebab murid tersebut melakukan tindakananya ia memberikan alasan karena pernah melihat orang lain melakukannya dan ingin menirukannya. Selain itu salah satu siswa di sekolah X pernah mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh tetangga rumah korban. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru terlihat bahwa wawasan serta kesadaran anak mengenai kekerasan seksual masih sangat minim, bahkan kemungkinan besar tidak ada. Kurangnya pendidikan dari lingkungan disekitarnya menyebabkan anak tidak tahu dan pada akhirnya ia tidak menyadari perlunya perlindungan diri dari kekerasan seksual. Dengan demikian, anak sangat membutuhkan pendidikan mengenai kekerasan seksual yang bertujuan melindungi dirinya dari kekerasan seksual itu sendiri.

(15)

International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 320

karena juga harus diakukan langkah nyata sebagai upaya yang membuat anak mengenali secara dini akan bahaya yang mungkin mengancam dirinya. Pemerintah saat ini melakukan berbagai upaya untuk mencegah kekerasan seksual pada anak. Salah satu upaya pemerintah yang dilakukan adalah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang hukuman kebiri pelaku kejahatan seksual terhadap anak (Noviansyah, 2016). Meskipun demikian ketua KPAI Asrosun Niam mengatakan, Perpu kebiri posisinya ada di hilir dalam mata rantai kejahatan seksual terhadap anak. Disamping hilir, perlu pencegahan dan penanganan sejak dari hulu seperti pembangunan sistem pencegahan dini seperti memberikan pendidikan seksual pada anak.

Penelitian akan menggunakan metode pendidikan yang sasarannya langsung diberikan kepada anak untuk dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual. Hal yang sama yang juga dilakukan oleh suatu penelitian awal yang dilakukan oleh Azliza, Wan, dan Yahaya pada tahun 2012 di Negara Malaysia dengan Judul A “Preliminary

Investigation : Chidren’s Awareness Of Child Sexual Abuse in Malaysia” dalam awal penelitiannya menyatakan bahwa anak harus diberikan program pendidikan yang wajar dengan demikian mereka akan aware pada setiap situasi yang mungkin saja berefek negatif pada keamanan diri mereka dan anak menjadi tahu apa yang dapat mereka lakukan jika menghadapi situasi negatif tersebut. Adapun Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu, jika Azliza, et.al., menggunakan alat teknologi komputer dalam memberikan pendidikan kepada anak, maka peneliti menggunakan manusia secara langsung. Metode pembelajaran yang hanya menggunakan komputer memiliki kelemahan dibandingkan dengan menggunakan bantuan manusia secara langsung diantaranya jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau hanya merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, maka pembelajaran melalui media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar anak (Wena, 2011). Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang diberikan secara langsung oleh manusia. Adapun keunggulan dari belajar yang langsung ditangani oleh manusia adalah adanya beragam cara metode belajar yang tercipta jika disampaikan secara langsung misalnya adanya metode ceramah, metode bermain, metode bercerita, berdialog dan bermain peran. Dari berbagai macam metode tersebut tentunya sangat diminati oleh anak-anak dan bermanfaat dalam perkembangan fisik, kognitif, dan emosi anak. Pada penelitian ini akan melakukan pelatihan yang bertujuan untuk mencegah kekerasan seksual pada anak yaitu dengan menggunakan metode pendidikan pencegahan kekerasan seks Personal body safety education. Personal body safety education merupakan suatu alat dalam pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dan siswi untuk mencegah kekerasan dan pengabaian (Thomback 2010).

(16)

International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 321

yang mengancam diri mereka dan selanjutnya mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan dalam mengahadapi situasi tersebut Othman dan Yahaya (2012). Selanjutnya Othman dan Yahaya (2012) juga mengatakan bagian-bagian dari kesadaran atau

awareness adalah bagian atau kemampuan untuk menerima, merasakan dan menyadari objek atau suatu pola tertentu. Dengan demikian dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa anak memerlukan pendidikan yang tepat untuk mengajarkan mereka mengenai pencegahan dari kekerasan seksual sehingga anak mampu menyadari akan bahaya kekerasan seksual disekitarnya. Pada akhirnya anak bukan hanya mengetahui akan pentingnya menjaga atau melindungi diri sendiri dari kekerasan seksual namun juga anak mampu menerima, merasakan dan menyadari objek atau pola tertentu dari pendidikan yang diperoleh.

b. Metodologi Penelitian

1) Rancangan Penelitian

Pada penelitian dalam penelitian ini adalah ekseperimen dengan between group/control group design, dimana sampel dipilih secara acak untuk masuk ke dalam dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Model rancangan penelitian ini adalah pretest posttest control group design.

2) Subjek

Seleksi subjek penelitian dilakukan screening pada seluruh anak kelas 4 sampai 6 SD yang bersekolah disekolah X. Setelah diberikan skala self awarenes terhadap kekerasan seksual yang telah disusun oleh peneliti diperoleh 16 orang anak yang memenuhi kriteria yaitu memiliki self awarenes rendah terhadap kekerasan seksual. 16 orang anak tersebut yang menjadi subjek penelitan dan bersedia mengikuti penelitian sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan dengan peneliti, subjek dan orangtua subjek. Adapun karakteristik subjek penelitian ini adalah : a)Anak usia 9-11 tahun, b)Bersekolah di sekolah X, c)Sudah mampu membaca dan menulis, d) Memiliki self awaraness terhadap kekerasan seksual yang rendah.

3) Alat ukur

Alat ukur pada penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan skala self awareness yang disusun sendiri oleh peneliti. Penyusunan skala mengacu pada aspek-aspek self awareness yang dikemukakan oleh Waitley (1997) membagi self awareness menjadi tiga aspek, yaitu environmental self awareness, physical self awareness, dan mental self awareness.

c. Hasil dan Pembahasan

(17)

International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 322

memecahkan masalah kapan dimana,serta mampu membedakan akan kontak fisik yang wajar dan tidak wajar dari orang lain dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Intervensi personal body safety education pada penelitian ini, materinya dikombinasikan dengan materi dari Martyniuk & Dworkin (2011). Hal ini dilakukan atas dasar dan tujuan menyesuaikan dengan budaya atau tempat penelitian dilakukan. Materi tersebut terdiri dari 3 poin penting yaitu (1) Mengajarkan anak menghindari kekerasan

seksual; (2) Memberikan anak keterampilan untuk “menangkis” kekerasan seksual; (3)

Mendorong anak untuk berani mengadukan tindak kekerasan yang mereka alami. Pada ketiga poin penting tersebut diketahui mampu meningkatkan self awareness anak terhadap kekerasan seksual. Hal ini terlihat dari self awareness setiap subjek meningkat dari kategori rendah menjadi kategori tinggi setelah mengikuti intervensi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa self awareness anak terhadap kekerasan seksual dapat ditingkatkan dengan pemberian intervensi pelatihan personal body safety education. Hal ini tercermin dari meningkatnya selfawareness terhadap kekerasan subjek pada kelompok eksperimen yang menerima intervensi personalbody safety education. Selanjutnya berdasarkan analisa masing-masing aspek skala self awareness pada kelompok ekseprimen, diperoleh data pada ketiga aspek mengalami peningkatan. Ketiga aspek tersebut yaitu aspek environmental self awareness, physical self awareness, dan mental self awareness. Namun peningkatan yang paling menonjol terjadi pada aspek mental self awareness dan aspek environmental self awareness. Hal ini menunjukkan bahwa pada proses intervensi personal body safety education yang dilakukan oleh peneliti lebih banyak mempengaruhi mental self awareness dan environmental self awareness anak dibandingkan aspek physical self awareness subjek. Hal ini disebabkan pada saat proses intervensi berlangsung, pada materi yang berhubungan dengan mental self awareness dan

environmental self awareness lebih banyak menggunakan media gambar, dan video. Hal ini menyebabkan anak lebih tertarik, mudah mengerti, serta mudah menyerap informasi yang diberikan.. Subjek penelitian pada peneitian ini memiliki rentang usia 10 sampai dengan 12 tahun. Piaget dalam teori perkembangannya, anak pada usia 7 sampai dengan 12 tahun berada pada tahap perkembangan operasional konkrit. Pada tahap ini anak telah mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (Santrock,1998). Dengan demikian anak pada rentang usia operasional konkrit dalam proses belajar memerlukan media belajar yang dapat dilihat secara nyata dan konkrit sehingga lebih mudah dimengerti. Lebih lanjut Suarni (1996) mengatakan bahwa dalam fase perkembangan anak usia sekolah dasar, anak atau siswa betul-betul pada masa yang sangat nyata atau konkrit, dan belum dapat memahami hal-hal yang abstrak sehingga media pembelajaran sangat penting digunakan dalam proses belajar mengajar dengan anak yang dalam hal ini pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selain karena faktor dari metode intervensi yang diberikan, terdapat faktor lain yaitu kemampuan anak untuk memahami physical self awareness anak itu sendiri.

(18)

International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 323

mengembangkan kesadaran menjaga area privasi mereka. Kebiasaan yang mereka peroleh misalnya buang air kecil di depan rumah, mandi dan tampak oleh orang banyak, bahkan bermain-main disekitaran rumah dalam kondisi telanjang dapat dianggap hal yang wajar. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hertinjung (2009) Psikologi lingkungan memandang bahwa setting lingkungan suatu masyarakat tidak hanya berpengaruh secara fisik tetapi juga secara psikologis dan sosial bagi masyarakat yang menempatinya. Setting

lingkungan dapat meliputi tata ruang secara fisik, kepadatan, ketersediaan ruang publik, ruang personal, hingga menyangkut privasi pada setiap orang. Lebih lanjut Hertinjung mengatakan anak-anak merupakan salah satu pihak yang menempati suatu lingkup sosial. Pada usianya, mereka sedang mengalami proses tumbuh kembang yang sangat pesat baik secara fisik maupun psikologis. Seting lingkungan yang tepat akan sangat mendukung proses tersebut. Sayangnya di Indonesia masih begitu banyak dijumpai lingkungan yang tidak berpihak pada tumbuh kembang anak secara sehat, namun justru menempatkan anak pada kondisi penuh resiko. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan tersebut maka pada sekolah X – Medan kemampuan anak aspek physical self awareness lebih sulit dikembangkan dibandingkan pada kemampuan environmental self awareness dan mental self awareness setelah diberikan pelatihan personal body safety education.

d. Kesimpulan

1. Ada peningkatan self awareness terhadap kekerasan seksual pada anak setelah mendapatkan intervensi personal body safety education. Anak mengalami peningkatan pada ketiga aspek self awareness yaitu environmental self awareness, physical self awareness dan mental self awareness.

2. Dari ketiga aspek self awareness terhadap kekerasan seksual, peningkatan aspek

environmental self awareness dan mental self awareness lebih tinggi dibandingkan aspek physical self awareness. Hal ini disebabkan pada intervensi personal body safety education pemberian materi pada aspek environmental self awareness dan mental self awareness tersebut lebih banyak menggunakan video dan roleplay dibandingkan aspek

physical self awareness.

e. Daftar Pustaka

Fitirana, I. (2016). Bocah korban sodomi di lereng gunung sumbing mengalami trauma. Diunduh darihttp://regional.kompas.com/read/2016/03/16/06304511/Bocah.Korban.Sodomi.di.Lereng.Sumbing.M engalami.Trauma. Diakses:15-06-2016

Hertinjung W. S. (2008). The dynamics of causes of child sexual abuse based on availability of personal space and privacy. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiah.

Glasser, M ., Kolvin,i., Campbell, D., Glasser, A., Leitch,I., &Farrelly, S. (2001). Cycle of Child Sexual Abuse: Link Between Being A Victim and Becoming A Perpetrator. British Journal of Psychiatry: 179 (6), 482-494

Jatmikowati, T.E., Angin Ria., & Ernawati. (2015). Model Dan Materi Pendidikan Seks Anak Usia Dini Perspektif Gender Untuk Menghindarkan Sexual Abuse. Cakrawala Pendidikan, No. 3. Diunduh dari https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article. Diakses 20-05-2017

Noviana, I. (2014). Kekerasan seksual terhadap anak: dampak dan penanganannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial. Sosio Informa, (1), 13-28. Diunduh. ejournal.kemsos.go.id. Diakses: 22-06-2016

Martyniuk, H & Dworkin E. (2008). Child sexual abuse prevention: programs for children. Pennsylvania: National Sexual Violence Resource Center (NSVRC). Diunduh dari www.nsvrc.org. Diakses: 22-06-2016

Myers, A. & Hansen, C. (2006). Eksperimental psychology international student (6th ed). United States of America: Thomas Wadsworth.

(19)

International Psychology, Education Counseling & Social Work Conference 324 Othman, A., Ahmad, W., Yahaya, W., J (2012). A preliminary investigation: children’s awareness of child sexual abuse in malaysia. International Journal of Social Science and Humanity. 2(3), 242-247. Diunduh. www.ijssh.org/papers/103-CH231.pdf. Diakses: 21-06-2016.

Qonita Khoiro. (2015). The effectiveness of the “me and you” program guielines for social life skills and sexual abuse preventon efforts in preschool children. International Journal Of Technology. 3(08), 80-85. Diunduh dari www.ijteee.org. Diakses: 20-08-2016

Santrock. 2002. Perkembangan anak. Edisi kesebelas Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Suarni, Ni Ketut. 1996. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Diktat Materi Kuliah Perkembangan dan Belajar Peserta Didik untuk Mahasiswa D-2. PGSD FKIP Singaraja.

Tomback, R.M. (2010). Personal body safety-child abuse and neglect prevention curriculum. Maryland:Harford County Public Schools.

Vinando, R. (2016). Kasus yuyun: pembunuhan berencana, inilah yang tidak dipahami banyak orang. Diunduh. http://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/. Diakses 14-06-2016.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu untuk melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Sistem merupakan suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan

Roscoe Davis adalah “Sistem Informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

Jaringan Irigasi ( Sumber Dana DAK ) Terlayaninya kebutuhan irigasi melalui peningkatan, pengembangan, pemeliharaan, pelestarian jaringan irigasi dan optimalinya fungsi

Tata gerak dan simbolik: petugas awam bukanlah pejabat resmi Gereja karena itu ia tidak bisa merentangkan tangan waktu mengucapkan doa presidential, tetapi

Sistem pakar adalah cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), yaitu dengan menyimpan kepakaran dari pakar manusia ke dalam komputer dan meyimpan basis pengetahuan

Indeks Williamson dengan angka diatas 0,4 menunjukkan bahwa Kabupaten Magelang masuk dalam wilayah dengan ketimpangan pendapatan yang tinggi, tingginya ketimpangan ini salah

Layanan audio visual/pandang dengar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf i, menyediakan koleksi audio visual atau pandang dengar seperti kaset, CD dan DVD di

Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal dari kegiatan menganalisis data dari suatu kegiatan penelitian. Adapun kegiatan mereduksi data merupakan kegiatan yang