• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Magang Rahadatul Aisy Analisis K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Usulan Magang Rahadatul Aisy Analisis K"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LAUT DENGAN METODE TITRASI DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

USULAN MAGANG

Untuk memenuhi sebagian persyaratan melaksanakan tugas akhir (Skripsi)

Oleh

RAHADATUL ‘AISY NIM. 130254241023

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

(2)

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LAUT DENGAN METODE TITRASI DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

USULAN MAGANG

Usulan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas akhir (Skripsi) di F akultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Oleh

RAHADATUL ‘AISY NIM. 130254241023

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN USULAN MAGANG

Judul : Analisis Kualitas Kimia Air Laut dengan Metode Titrasi di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Provinsi Kepulauan Riau

Nama : Rahadatul ‘Aisy NIM : 130254241023 Jurusan : Ilmu Kelautan

Tanjunginang, 24 Juli 2016

Mengetahui, Menyetujui

Ketua Jurusan Ilmu Kelautan Dosen Pembimbing

Arief Pratomo, S.T., M. Si Ita Karlina, S.Pi., M.Si

NIDN. 0416047008 NIDN. 0028098602

Mengesahkan, Dekan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan usulan magang dengan judul Analisis Kualitas Kimia Air Laut dengan Metode Titrasi di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Provinsi Kepulauan Riau.

Usulan magang ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan Ibu Ita Karlina, S. Pi., M. Si., sebagai Dosen Pembimbing magang. Usulan kegiatan ini belumlah sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan penulisan dimasa yang akan datang.

Tanjungpinang, 24 Juli 2016

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Tujuan ...2

1.3. Manfaat ...2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi ...3

2.2 Oksigen Terlarut (DO) ...3

2.3 CO2 bebas ...4

2.4 Alkalinitas ...5

2.5 Amonia dan Nitrit ...5

III. METODE

3.1. Waktu Dan Tempat 7

3.2. Alat Dan Bahan 7

3.3. Metode Praktek 8

3.4 Prosedur Kerja dan Analisis Data 8

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rincian Anggaran Biaya 14

2. Organisasi Magang 15

3. Jadwal Pelaksanaan 16

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam Perairan Indonesia hidup berbagai jenis biota laut. Kehidupan biota laut sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah spesias (genetik) dan faktor eksternal adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan bagi biota laut salah satunya adalah faktor kualitas kimia air.

Kualitas kimia air laut perlu dianalisis bagi kehidupan berbagai jenis biota laut. Hal ini disebabkan telah banyaknya industri, perusahaan, bahkan perumahan warga juga membuang limbah yang akhirnya berujung ke perairan laut. Setiap zat yang ada di sekitar tidak luput dari unsur kimia. Beberapa unsur-unsur kimia yang masuk ke perairan laut adalah kadar oksigen terlarut, CO2 bebas, alkalinitas, amonia dan nitrit.

Unsur kimia yang ada di laut secara alami diperlukan bagi biota, namun bagi beberapa unsur kimia yang berbahaya ataupun tidak dalam ambang batas normal dan stabil bagi kehidupan biota laut akan membuat kehidupan biota-biota laut tersebut terganggu. Contoh dari beberapa ikan laut adalah seperti ikan kerapu macan, kerapu kertang, kakap putih, kakap merah, bawal bintang dan ornamental

fish. Ikan-ikan ini sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur kimia dalam air laut

terhadap kehidupan dan pertumbuhannya. Hal ini yang perlu dianalisis mengingat perairan disekitar BPBL Batam merupakan perairan yang digunakan sebagai tempat budidaya ikan agar ikan-ikan tersebut tidak terganggu.

(9)

2

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan magang yang akan dilakukan ini adalah untuk mengetahui analisis kualitas air melalui pengamatan kimia metode titrasi serta pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap biota budidaya pada perairan laut di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktik magang ini adalah:

1. Diharapkan agar bisa menjadi bahan rujukan kepada instansi terkait, khususnya bagi pemerintah daerah setempat

2. Dapat bermanfaat bagi mahasiswa guna menambah pengetahuan wawasan tentang analisis kualitas air laut yang baik.

(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi

Titrasi adalah suatu proses atau suatu prosedur dalam analisis volumetrik dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukn kadarnya disebut sebagai titran dan biasanya diletakkan dalam Erlenmeyer sedangkan zat yang diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan dalam buret (Ika, 2009; Lestari, 2015).

Analisis kualitas air laut dengan parameter kimia yang menggunakan metode titrasi yaitu seperti oksigen terlarut (DO), CO2 bebas, alkalinitas.

2.2 Oksigen Terlarut (DO)

Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam

miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air.

Menurut Effendi (2003), kandungan oksigen terlarut 2 mg/l sudah cukup untuk mendukung komunitas biota unuk hidup normal asalkan perairan tidak mengandung bahan-bahan racun.

Konsentrasi oksigen terlarut berubah-ubah dalam siklus harian. Pada waktu fajar, konsentrasi oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang hari yang disebabkan oleh fotosintesis, sampai mencapai titik maksimal lewat tengah hari. Pada malam hari saat itdak terjadi fotosintesis, pernafasan organisme di air memerlukan oksigen sehingga menyebabkan penurunan oksigen terlarut (Ghufran dkk (2007); Afrizal (2015)).

(11)

4

Menurut Chua dan Teng (1978) dan Yoshimitsu et al. (1986) dalam Langkosono (2006) kadar oksigen terlarut yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu berkisar, oksigen terlarut > 3,5 ppm.

Oksigen terlarut ikan kakap putih dewasa membutuhkan oksigen terlarut 6,5-12,5 mg/l (Soetomo, 1997; Rayes et al, 2013), sesuai dengan nilai oksigen terlarut selama penelitian yaitu 6,55 mg/l. Kisaran pengukuran oksigen terlarut air selama penelitiannya berada dalam rentang kondisi yang layak untuk pemeliharaan ikan kakap putih (Rayes et al, 2013).

Pada ikan kakap merah, kandungan oksigen minimum yang dapat diterima ikan menurut Boyd (1990) dalam Aslianti dan Nasukha (2012) adalah sebesar 3 ppm, dan kebutuhan organisme terhadap oksigen sangat bervariasi tergantung pada umur, ukuran dan kondisinya. Hal ini mempengaruhi fungsi kerja tubuh ikan kakap merah terhadap kehidupannya seperti pertumbuhan, kualitas benih, kualitas warna benih dan sebagainya.

Kadar oksigen terlarut untuk kisaran aman bagi ikan bawal bintang yaitu antara 4 – 5 mg/L (Arrokhman, et al. 2012). Kisaran kadar oksigen terlarut ini mempengaruhi fungsi kerja tubuh ikan terhadap ketahanan (Survival Rate).

2.3 CO2 bebas

Saeni (1989) dalam Mansur (2012) menyatakan bahwa CO2 dihasilkan oleh proses pernafasan organisme dalam air. CO2 juga dapat masuk ke dalam perairan dari atmosfir. Tingginya CO2 dalam air yang dihasilkan oleh proses fotosintesis oleh ganggang dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang yang sangat cepat dan menaikkan produktifitas.

Swingle (1968) dalam Mansur (2012) menganjurkan agar kadar CO2 bebas dalam air tidak lebih dari 25 ppm dengan catatan kadar oksigen terlarut 2 ppm. Selanjutnya dikemukakan bahwa kadar CO2 bebas 12 ppm cukup aman dari kehidupan ikan.

(12)

5

menyatakan banyak ikan yang hidup pada air dengan kadar CO2 lebih besar dari 60 mg/L.

2.4 Alkalinitas

Alkalinitas atau yang lebih dikenal dengan total alkalinitas adalah konsentrasi total dari unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan biasa dinyatakan dalam mg/L atau setara dengan kalsium karbonat (CaCO3). Dalam air, basa-basa yang terkandung biasanya dalam bentuk ion karbonat dan bikarbonat. (Kordi & Tancung, 2007)

Unsur-unsur alkalinitas (karbonat dan bikarbonat) juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepadkan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan menjadi netral. Sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat dalam air akan mengalami hidrolisis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. (Kordi & Tancung, 2007).

Alkalinitas perlu dimonitoring secara berkala guna menyeimbangkan pH air laut. Perhatian terhadap lingkungan sekitar sangat penting agar pH air stabil. Lingkungan yang buruk akan memberikan dampak buruk bagi biota, seperti jika pH tidak stabil maka disimpulkan total alkalinitas di perairan tersebut kurang dari 100 ppm (Tim Perikanan WWF-Indonesia, 2015). Hal ini akan menyebabkan mudahnya biota terserang penyakit yang akan berujung kematian.

Pada penelitian Supriyono et al (2010) terhadap ikan kerapu macan konsentrasi alkalinitas air rata-rata berkisar 67,27± 12,68 mg/L hingga 264,58±25,37 mg/L. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi tersebut masih mendukung pertumbuhan ikan. Sesuai pernyataan (Boyd 1992; Supriyono 2010) bahwa konsentrasi alkalinitas 41–80 mg/L masih memberikan pertumbuhan.

2.5 Amonia dan Nitrit

(13)

6

diuraikan menjadi polypeptida, begitu juga asam-asam amino sebagai produk akhirnya. (Kordi & Tancung, 2007).

Menurut Effendi (2003), sumber ammonia di perairan adalah hasil pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) serta nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan organic (tumbuhan dan biota akuatik yag telah mati) oleh mikroba dan jamur yang dikenal dengan istilah amonifikasi. Kandungan amoniak bebas di perairan melebihi 0,2 ppm dapat menyebabkan kematian pada beberapa jenis ikan. (Effendi, 2000).

Secara biologis, di alam sebenarnya dapat terjadi perombakan amonia menjadi nitrat (NO3), suatu bentuk yang tidak berbahaya, dalam proses nitrifikasi dengan bakteri nitrifikasi, terutama Nitrosomonas dan Nitrobacter. (Kordi & Tancung, 2007).

Nitrit (NO2) juga beracun terhadap biota laut seperti ikan dan udang karena mengoksidasi Fe2+ di dalam hemoglobin. Mekanisme toksitas dari nitrit ialah pengaruhnya terhadap transpor oksigen dalam darah dan kerusakan jaringan. (Kordi & Tancung, 2007).

Menurut Anonim (2001) dalam Langkosono (2006) untuk laju pertumbuhan dan kelangsungan ikan kerapu harus dipertahankan pada kadar nitrit 0,05 ppm dan amonia < 0,02 ppm. Toksisitas akut amonia untuk ikan laut berkisar 0.54 mg/L NH3-N untuk Centropristis striata sampai 1.77 mg/L NH3-N untuk Menidia

beryllina. Dibandingkan dengan amonia, nitrit kurang toksik terhadap ikan laut.

(14)

III. METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktik magang ini dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016 – 8 Oktober 2016 yang berlokasi di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam (BPBL), Jl. Raya Barelang, Jembatan III Pulau Setoko Batam Provinsi Kepulauan Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 1. Alat dan Bahan

No. Alat / Bahan Fungsi

1. Botol BOD Alat untuk pengambilan sampel

2. Erlenmeyer Alat untuk pemasukkan larutan sampel 3. Gelas ukur Alat untuk mengukur volume larutan 4. Jarum suntik Alat untuk mengambil dan memasukkan

sampel air dalam volume kecil

5. Pipet tetes Alat untuk mengambil dan memasukkan sampel air dalam volume kecil

6. 1 mL MNSO4 Sebagai pencampuran sampel analisis DO 7. 1 mL NaOH-KI Sebagai pencampuran sampel analisis DO 8. 1 mL H2SO4 Sebagai pencampuran sampel analisis DO 9. Na2S2O35H2O Sebagai bahan titrasi analisis DO

10. Larutan amilum Sebagai bahan campuran titrasi analisis DO 11. Indikator pp Sebagai bahan tambahan analisis sampel 12. Na2CO3 0,0454 N Sebagai bahan titrasi analisis CO2 bebas 13. Larutan BC-GMR 2 tetes Sebagai bahan tambahan analisis alkalinitas 14. H2SO4 0,022 Sebagai bahan titrasi analisis alkalinitas 15. Tetra Test NH3 Sebagai bahan titrasi analisis amonia 16. Tabung reaksi Alat untuk test air

(15)

8

3.3 Metode Praktek

Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah melakukan pengambilan sample air laut secara langsung di sekitar BPBL Batam dilanjutkan dengan analisis kimia di laboratorium BPBL Batam dengan menggunakan metode titrasi.

3.4 Prosedur Kerja dan Analisis Data 3.4.1 Penentuan DO

Adapun prosedur kegiatan analisis oksigen terlarut sebagai berikut.

a. Air diambil dengan menggunakan botol BOD, dan dijaga jangan sampai timbul gelembung udara,

b. Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH-KI sehingga terjadi endapan berwarna coklat,

c. Tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat, kemudian botol dikocok sampai endapan hilang dan berwarna kuning,

d. Diambil sampel air tersebut sebanyak 50 ml, dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer,

e. Dititrasi dengan Na2S2O3 5H2O sampai warna kuning pucat,

f. Ditambahkan 3-5 tetes amilum sampai warna menjadi biru, fgfgf fgfg fgf

g. Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5H2O sampai warna biru hilang,

h. Dihitung oksigen terlarut dengan rumus :

DO (mg/l) =

3.4.2 Penentuan CO2 bebas

a. Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul gelembung udaranya,

(16)

9

c. Tambahkan 3 tetes indicator pp, apabila warna menjadi merah muda berarti tidak ada CO2 bebasnya. Jika tidak berwarna berarti ada CO2 dan lanjutkan ke prosedur berikutnya,

d. Titrasi segera dengan Na2CO3 0,0454 N sampai menjadi bening kembali. e. Dan hitung sampai tetes keberapa sampel tersebut berwarna bening

kembali, dan itulah ml titrannya, f. Dihitung CO2 bebas dengan rumus :

CO2 (mg/l ) =

3.4.3 Alkalinitas

a. Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul gelembung udaranya,

b. Pipet air sampel sebanyak 50 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,

c. Tambahkan indikator pp 4 tetes,

d. Tambahkan BC-GMR 2 tetes sampai warna menjadi biru, e. Titrasi dengan H2SO4 0,022 sampai berwarna orange, f. Dihitung total alkalinitas dengan rumus :

b. Isi tabung test sampai dasar mencapai 5 ml/cc (temperature air yang ditest harus berkisar antara 20-30 / 68-86 .

(17)

10

d. Tunggu sampai 20 menit (suhu kamar) dan cocokkan warnanya pada skala secara saksama. Perhatikan warna yang mendekati, kemudian bacalah pada daftar nilai/kadar amonia.

3.4.5 Nitrit

Metode yang digunakan adalah metode titrasi dengan menggunakan Tetra Test NO2. Prosedur pengerjaannya sebagai berikut:

a. Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung tersebut.

b. Isi air ke dalam tabung reaksi hingga volume 5 cc.

c. Kocok dulu reagent 1, kemudian teteskan 7 tetes ke dalam tabung, sambil dikocok secara teratru.

d. Setelah 10 detik tambahkan reagent 2 sambil dikocok. Dalam waktu 2-5 menit warna air akan berubah menjadi warna tertentu sesuai dengan kandungan nitrit dari air yang sedang diukur.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, A. 2015. Teknik Pengelolaan Kualitas Air Pada Budidaya Tetraselmis sp. Skala Semi Massal di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Universitas Maritim Raja Ali Haji : Tanjungpinang. Hal (5-6) dari 58 hlm. Arrokhman S, Abdulgani N, Hidayati D. 2012. Survival Rate Ikan Bawal Bintang

(Trachinotus blochii) dalam Media Pemeliharaan Menggunakan Rekayasa

Salinitas. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X. Hal 32-38.

Aslianti, T & Nasukha, A. 2012. Peningkatan Kualitas Warna Benih Ikan Kakap Merah Lutjanus sebae Melalui Pakan yang Diperkaya dengan Minyak Buah Merah Pandanus conoideus sebagai Sumber Beta-Karoten. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm 171-181.

Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. IPB : Bogor.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius: Yogyakarta.

EPA. 2009. Draft 2009 Update Aquatic Life Ambient Water Quality Criteria For

Ammonia Freshwater. U.S. Environmental Protection Agency Office of

Water Office of Science and Technology. Washington, DC.

Kordi, M.G.H.K & Tancung, A.B. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. PT Asdi Mahasatya; Jakarta. Hal (50-53) dari 210 hlm. Langkosono. 2006. Laju Pertumbuhan Kerapu (Serranidae) dan Kondisi Perairan

Teluk Kodek, Des A Malaka Lombok Barat [Growth Rate of Groupers (Serranidae) and Condition Waters Kodek Bay, Malaka Village West

Lombok] . Jurnal LIPI-Berita Biologi, Volume 8, Nomor 1, April 2006. Hal

61-68.

Lestari, F.A. 2015. Penentuan Kadar Cl- pada Sampel Air dengan Metode Argentometri (Metode Mohr). Universitas Halu Oleo; Kendari. Jurnal Kimia Analisis I. Hal 1 dari 6 hlm.

Mansur, A. 2012. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 1. Universitas Riau : Riau. Hal 2 dari 12 hlm.

(19)

12

calcarifer Bolch). Jurnal Kelautan, Volume 6, Nomor 1, April 2013, ISSN:

1907-9931. Hal 47-56.

Supriyono E, Budiyanti, Budiardi T. 2010. Respon Fisiologi Benih Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus Terhadap Penggunaan Minyak Sereh dalam Transportasi Tertutup dengan Kepadatan Tinggi. Jurnal Ilmu Kelautan Juni 2010. Vol. 15 (2). ISSN: 0853-7291. Hal 103-112.

(20)
(21)

RINCIAN ANGGARAN BIAYA

No Uraian Kegiatan Volume Satuan SatuanHarga (Rp)

Jumlah (Rp)

1. BiayaAkomodasidanTransportasi

a. Transportasi

- Tiket Roro (PP) 1 Paket Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-

- Bensin Transportasi (PP) 1 Paket Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-

b. Penginapan 40 Hari Rp. 6.500,- Rp. 260.000,-

Sub Total Rp. 420.000,-

2. Biaya Habis Pakai

a. Kertas A4 5 Rim Rp. 38.000,- Rp. 190.000,-

b. Alat Tulis Menulis 1 Paket Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-

c. Jilid 3 Paket Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-

Sub Total Rp. 305.000,-

3. Biaya Lain-Lain

A. Konsumsi

B. Lain-lain

1 Paket Rp2.700.000,- Rp2.700.000,-

Rp.200.000,-

Sub Total Rp2.900.000,-

Total Akhir Rp3.625.000,-

(22)

ORGANISASI MAGANG

1. Dosen Pembimbing

Nama : Ita Karlina, S.Pi., M.Si

NIDN : 0028098602

Pekerjaan : Dosen Ilmu Kelautan dan Perikanan

Alamat : Jalan Politeknik Senggarang, Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji No. 34, Senggarang,

Tanjungpinang.

No Hp : 0812-6882-238

2. Pelaksana Magang

Nama : Rahadatul ‘Aisy

NIM : 130254241023

Jurusan : Ilmu Kelautan ( IKL )

Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan

Alamat Rumah : Jalan Riau 19

(23)

Lampiran 3. Jadwal Pelaksanakaan Kegiatan Magang

NO KEGIATAN

BULAN

Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengajuan

proposal usulan Magang

3 Persetujuan Magang dari dosen pembimbing

4 Pelaksanaan Magang

5 Pengolahan data Magang

6 Pembuatan laporan Magang

7 Persiapan seminar Magang

(24)

OUTLINE SEMENTARA

2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi 2.2 Oksigen Terlarut (DO)

3.4 Prosedur Magang dan Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan cause and effect diagram atau diagram sebab akibat, kita akan mencari akar dari setiap masalah yang ada.. Alat bantu tersebut dirancang untuk

1) Fase Pengkajian.. Fase permulaan sesi konseling adalah suatu waktu bagi apoteker untuk mengkaji pengertian pasien individu, tentang proses penyakitnya, dan bagaimana

Yamin - Letjen Soeprapto pada jam puncak, untuk biaya penyusutan, asuransi, bunga modal, bahan bakar, oli pengaruhnya dengan kecepatan aktual yaitu semakin rendah

Sebagai salah satu variabel marketing mix, tempat atau distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena

Sudah banyak kajian-kajian dijalankan untuk dipegang hasilnya demi kebaikan dalam kehidupan. Oleh itu berdasarkan kepada latar belakang masalah, pengkaji ingin mengkaji apakah

Sementara itu, untuk meneguhkan kegiatan penerangan, masih perlu mempunyai prinsip-prinsip dalam komunikasi antar pribadi prinsip-prinsip ini dapat diaplikasikan

Yang disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Arsitektur pada Departemen Arsitektur Universitas Indonesia, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan

Agar pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kompetensinya dan dapat