ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LAUT DENGAN METODE TITRASI DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
USULAN MAGANG
Untuk memenuhi sebagian persyaratan melaksanakan tugas akhir (Skripsi)
Oleh
RAHADATUL ‘AISY NIM. 130254241023
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LAUT DENGAN METODE TITRASI DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
USULAN MAGANG
Usulan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas akhir (Skripsi) di F akultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Oleh
RAHADATUL ‘AISY NIM. 130254241023
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
LEMBARAN PENGESAHAN USULAN MAGANG
Judul : Analisis Kualitas Kimia Air Laut dengan Metode Titrasi di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Provinsi Kepulauan Riau
Nama : Rahadatul ‘Aisy NIM : 130254241023 Jurusan : Ilmu Kelautan
Tanjunginang, 24 Juli 2016
Mengetahui, Menyetujui
Ketua Jurusan Ilmu Kelautan Dosen Pembimbing
Arief Pratomo, S.T., M. Si Ita Karlina, S.Pi., M.Si
NIDN. 0416047008 NIDN. 0028098602
Mengesahkan, Dekan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan usulan magang dengan judul Analisis Kualitas Kimia Air Laut dengan Metode Titrasi di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Provinsi Kepulauan Riau.
Usulan magang ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan Ibu Ita Karlina, S. Pi., M. Si., sebagai Dosen Pembimbing magang. Usulan kegiatan ini belumlah sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan penulisan dimasa yang akan datang.
Tanjungpinang, 24 Juli 2016
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... iv
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Tujuan ...2
1.3. Manfaat ...2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi ...3
2.2 Oksigen Terlarut (DO) ...3
2.3 CO2 bebas ...4
2.4 Alkalinitas ...5
2.5 Amonia dan Nitrit ...5
III. METODE
3.1. Waktu Dan Tempat 7
3.2. Alat Dan Bahan 7
3.3. Metode Praktek 8
3.4 Prosedur Kerja dan Analisis Data 8
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rincian Anggaran Biaya 14
2. Organisasi Magang 15
3. Jadwal Pelaksanaan 16
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam Perairan Indonesia hidup berbagai jenis biota laut. Kehidupan biota laut sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah spesias (genetik) dan faktor eksternal adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan bagi biota laut salah satunya adalah faktor kualitas kimia air.
Kualitas kimia air laut perlu dianalisis bagi kehidupan berbagai jenis biota laut. Hal ini disebabkan telah banyaknya industri, perusahaan, bahkan perumahan warga juga membuang limbah yang akhirnya berujung ke perairan laut. Setiap zat yang ada di sekitar tidak luput dari unsur kimia. Beberapa unsur-unsur kimia yang masuk ke perairan laut adalah kadar oksigen terlarut, CO2 bebas, alkalinitas, amonia dan nitrit.
Unsur kimia yang ada di laut secara alami diperlukan bagi biota, namun bagi beberapa unsur kimia yang berbahaya ataupun tidak dalam ambang batas normal dan stabil bagi kehidupan biota laut akan membuat kehidupan biota-biota laut tersebut terganggu. Contoh dari beberapa ikan laut adalah seperti ikan kerapu macan, kerapu kertang, kakap putih, kakap merah, bawal bintang dan ornamental
fish. Ikan-ikan ini sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur kimia dalam air laut
terhadap kehidupan dan pertumbuhannya. Hal ini yang perlu dianalisis mengingat perairan disekitar BPBL Batam merupakan perairan yang digunakan sebagai tempat budidaya ikan agar ikan-ikan tersebut tidak terganggu.
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan magang yang akan dilakukan ini adalah untuk mengetahui analisis kualitas air melalui pengamatan kimia metode titrasi serta pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap biota budidaya pada perairan laut di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktik magang ini adalah:
1. Diharapkan agar bisa menjadi bahan rujukan kepada instansi terkait, khususnya bagi pemerintah daerah setempat
2. Dapat bermanfaat bagi mahasiswa guna menambah pengetahuan wawasan tentang analisis kualitas air laut yang baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi
Titrasi adalah suatu proses atau suatu prosedur dalam analisis volumetrik dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukn kadarnya disebut sebagai titran dan biasanya diletakkan dalam Erlenmeyer sedangkan zat yang diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan dalam buret (Ika, 2009; Lestari, 2015).
Analisis kualitas air laut dengan parameter kimia yang menggunakan metode titrasi yaitu seperti oksigen terlarut (DO), CO2 bebas, alkalinitas.
2.2 Oksigen Terlarut (DO)
Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam
miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air.
Menurut Effendi (2003), kandungan oksigen terlarut 2 mg/l sudah cukup untuk mendukung komunitas biota unuk hidup normal asalkan perairan tidak mengandung bahan-bahan racun.
Konsentrasi oksigen terlarut berubah-ubah dalam siklus harian. Pada waktu fajar, konsentrasi oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang hari yang disebabkan oleh fotosintesis, sampai mencapai titik maksimal lewat tengah hari. Pada malam hari saat itdak terjadi fotosintesis, pernafasan organisme di air memerlukan oksigen sehingga menyebabkan penurunan oksigen terlarut (Ghufran dkk (2007); Afrizal (2015)).
4
Menurut Chua dan Teng (1978) dan Yoshimitsu et al. (1986) dalam Langkosono (2006) kadar oksigen terlarut yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu berkisar, oksigen terlarut > 3,5 ppm.
Oksigen terlarut ikan kakap putih dewasa membutuhkan oksigen terlarut 6,5-12,5 mg/l (Soetomo, 1997; Rayes et al, 2013), sesuai dengan nilai oksigen terlarut selama penelitian yaitu 6,55 mg/l. Kisaran pengukuran oksigen terlarut air selama penelitiannya berada dalam rentang kondisi yang layak untuk pemeliharaan ikan kakap putih (Rayes et al, 2013).
Pada ikan kakap merah, kandungan oksigen minimum yang dapat diterima ikan menurut Boyd (1990) dalam Aslianti dan Nasukha (2012) adalah sebesar 3 ppm, dan kebutuhan organisme terhadap oksigen sangat bervariasi tergantung pada umur, ukuran dan kondisinya. Hal ini mempengaruhi fungsi kerja tubuh ikan kakap merah terhadap kehidupannya seperti pertumbuhan, kualitas benih, kualitas warna benih dan sebagainya.
Kadar oksigen terlarut untuk kisaran aman bagi ikan bawal bintang yaitu antara 4 – 5 mg/L (Arrokhman, et al. 2012). Kisaran kadar oksigen terlarut ini mempengaruhi fungsi kerja tubuh ikan terhadap ketahanan (Survival Rate).
2.3 CO2 bebas
Saeni (1989) dalam Mansur (2012) menyatakan bahwa CO2 dihasilkan oleh proses pernafasan organisme dalam air. CO2 juga dapat masuk ke dalam perairan dari atmosfir. Tingginya CO2 dalam air yang dihasilkan oleh proses fotosintesis oleh ganggang dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang yang sangat cepat dan menaikkan produktifitas.
Swingle (1968) dalam Mansur (2012) menganjurkan agar kadar CO2 bebas dalam air tidak lebih dari 25 ppm dengan catatan kadar oksigen terlarut 2 ppm. Selanjutnya dikemukakan bahwa kadar CO2 bebas 12 ppm cukup aman dari kehidupan ikan.
5
menyatakan banyak ikan yang hidup pada air dengan kadar CO2 lebih besar dari 60 mg/L.
2.4 Alkalinitas
Alkalinitas atau yang lebih dikenal dengan total alkalinitas adalah konsentrasi total dari unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan biasa dinyatakan dalam mg/L atau setara dengan kalsium karbonat (CaCO3). Dalam air, basa-basa yang terkandung biasanya dalam bentuk ion karbonat dan bikarbonat. (Kordi & Tancung, 2007)
Unsur-unsur alkalinitas (karbonat dan bikarbonat) juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepadkan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan menjadi netral. Sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat dalam air akan mengalami hidrolisis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. (Kordi & Tancung, 2007).
Alkalinitas perlu dimonitoring secara berkala guna menyeimbangkan pH air laut. Perhatian terhadap lingkungan sekitar sangat penting agar pH air stabil. Lingkungan yang buruk akan memberikan dampak buruk bagi biota, seperti jika pH tidak stabil maka disimpulkan total alkalinitas di perairan tersebut kurang dari 100 ppm (Tim Perikanan WWF-Indonesia, 2015). Hal ini akan menyebabkan mudahnya biota terserang penyakit yang akan berujung kematian.
Pada penelitian Supriyono et al (2010) terhadap ikan kerapu macan konsentrasi alkalinitas air rata-rata berkisar 67,27± 12,68 mg/L hingga 264,58±25,37 mg/L. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi tersebut masih mendukung pertumbuhan ikan. Sesuai pernyataan (Boyd 1992; Supriyono 2010) bahwa konsentrasi alkalinitas 41–80 mg/L masih memberikan pertumbuhan.
2.5 Amonia dan Nitrit
6
diuraikan menjadi polypeptida, begitu juga asam-asam amino sebagai produk akhirnya. (Kordi & Tancung, 2007).
Menurut Effendi (2003), sumber ammonia di perairan adalah hasil pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) serta nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan organic (tumbuhan dan biota akuatik yag telah mati) oleh mikroba dan jamur yang dikenal dengan istilah amonifikasi. Kandungan amoniak bebas di perairan melebihi 0,2 ppm dapat menyebabkan kematian pada beberapa jenis ikan. (Effendi, 2000).
Secara biologis, di alam sebenarnya dapat terjadi perombakan amonia menjadi nitrat (NO3), suatu bentuk yang tidak berbahaya, dalam proses nitrifikasi dengan bakteri nitrifikasi, terutama Nitrosomonas dan Nitrobacter. (Kordi & Tancung, 2007).
Nitrit (NO2) juga beracun terhadap biota laut seperti ikan dan udang karena mengoksidasi Fe2+ di dalam hemoglobin. Mekanisme toksitas dari nitrit ialah pengaruhnya terhadap transpor oksigen dalam darah dan kerusakan jaringan. (Kordi & Tancung, 2007).
Menurut Anonim (2001) dalam Langkosono (2006) untuk laju pertumbuhan dan kelangsungan ikan kerapu harus dipertahankan pada kadar nitrit 0,05 ppm dan amonia < 0,02 ppm. Toksisitas akut amonia untuk ikan laut berkisar 0.54 mg/L NH3-N untuk Centropristis striata sampai 1.77 mg/L NH3-N untuk Menidia
beryllina. Dibandingkan dengan amonia, nitrit kurang toksik terhadap ikan laut.
III. METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktik magang ini dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016 – 8 Oktober 2016 yang berlokasi di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam (BPBL), Jl. Raya Barelang, Jembatan III Pulau Setoko Batam Provinsi Kepulauan Riau.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 1. Alat dan Bahan
No. Alat / Bahan Fungsi
1. Botol BOD Alat untuk pengambilan sampel
2. Erlenmeyer Alat untuk pemasukkan larutan sampel 3. Gelas ukur Alat untuk mengukur volume larutan 4. Jarum suntik Alat untuk mengambil dan memasukkan
sampel air dalam volume kecil
5. Pipet tetes Alat untuk mengambil dan memasukkan sampel air dalam volume kecil
6. 1 mL MNSO4 Sebagai pencampuran sampel analisis DO 7. 1 mL NaOH-KI Sebagai pencampuran sampel analisis DO 8. 1 mL H2SO4 Sebagai pencampuran sampel analisis DO 9. Na2S2O35H2O Sebagai bahan titrasi analisis DO
10. Larutan amilum Sebagai bahan campuran titrasi analisis DO 11. Indikator pp Sebagai bahan tambahan analisis sampel 12. Na2CO3 0,0454 N Sebagai bahan titrasi analisis CO2 bebas 13. Larutan BC-GMR 2 tetes Sebagai bahan tambahan analisis alkalinitas 14. H2SO4 0,022 Sebagai bahan titrasi analisis alkalinitas 15. Tetra Test NH3 Sebagai bahan titrasi analisis amonia 16. Tabung reaksi Alat untuk test air
8
3.3 Metode Praktek
Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah melakukan pengambilan sample air laut secara langsung di sekitar BPBL Batam dilanjutkan dengan analisis kimia di laboratorium BPBL Batam dengan menggunakan metode titrasi.
3.4 Prosedur Kerja dan Analisis Data 3.4.1 Penentuan DO
Adapun prosedur kegiatan analisis oksigen terlarut sebagai berikut.
a. Air diambil dengan menggunakan botol BOD, dan dijaga jangan sampai timbul gelembung udara,
b. Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH-KI sehingga terjadi endapan berwarna coklat,
c. Tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat, kemudian botol dikocok sampai endapan hilang dan berwarna kuning,
d. Diambil sampel air tersebut sebanyak 50 ml, dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer,
e. Dititrasi dengan Na2S2O3 5H2O sampai warna kuning pucat,
f. Ditambahkan 3-5 tetes amilum sampai warna menjadi biru, fgfgf fgfg fgf
g. Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5H2O sampai warna biru hilang,
h. Dihitung oksigen terlarut dengan rumus :
DO (mg/l) =
3.4.2 Penentuan CO2 bebas
a. Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul gelembung udaranya,
9
c. Tambahkan 3 tetes indicator pp, apabila warna menjadi merah muda berarti tidak ada CO2 bebasnya. Jika tidak berwarna berarti ada CO2 dan lanjutkan ke prosedur berikutnya,
d. Titrasi segera dengan Na2CO3 0,0454 N sampai menjadi bening kembali. e. Dan hitung sampai tetes keberapa sampel tersebut berwarna bening
kembali, dan itulah ml titrannya, f. Dihitung CO2 bebas dengan rumus :
CO2 (mg/l ) =
3.4.3 Alkalinitas
a. Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul gelembung udaranya,
b. Pipet air sampel sebanyak 50 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,
c. Tambahkan indikator pp 4 tetes,
d. Tambahkan BC-GMR 2 tetes sampai warna menjadi biru, e. Titrasi dengan H2SO4 0,022 sampai berwarna orange, f. Dihitung total alkalinitas dengan rumus :
b. Isi tabung test sampai dasar mencapai 5 ml/cc (temperature air yang ditest harus berkisar antara 20-30 / 68-86 .
10
d. Tunggu sampai 20 menit (suhu kamar) dan cocokkan warnanya pada skala secara saksama. Perhatikan warna yang mendekati, kemudian bacalah pada daftar nilai/kadar amonia.
3.4.5 Nitrit
Metode yang digunakan adalah metode titrasi dengan menggunakan Tetra Test NO2. Prosedur pengerjaannya sebagai berikut:
a. Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung tersebut.
b. Isi air ke dalam tabung reaksi hingga volume 5 cc.
c. Kocok dulu reagent 1, kemudian teteskan 7 tetes ke dalam tabung, sambil dikocok secara teratru.
d. Setelah 10 detik tambahkan reagent 2 sambil dikocok. Dalam waktu 2-5 menit warna air akan berubah menjadi warna tertentu sesuai dengan kandungan nitrit dari air yang sedang diukur.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, A. 2015. Teknik Pengelolaan Kualitas Air Pada Budidaya Tetraselmis sp. Skala Semi Massal di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Universitas Maritim Raja Ali Haji : Tanjungpinang. Hal (5-6) dari 58 hlm. Arrokhman S, Abdulgani N, Hidayati D. 2012. Survival Rate Ikan Bawal Bintang
(Trachinotus blochii) dalam Media Pemeliharaan Menggunakan Rekayasa
Salinitas. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X. Hal 32-38.
Aslianti, T & Nasukha, A. 2012. Peningkatan Kualitas Warna Benih Ikan Kakap Merah Lutjanus sebae Melalui Pakan yang Diperkaya dengan Minyak Buah Merah Pandanus conoideus sebagai Sumber Beta-Karoten. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm 171-181.
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. IPB : Bogor.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius: Yogyakarta.
EPA. 2009. Draft 2009 Update Aquatic Life Ambient Water Quality Criteria For
Ammonia – Freshwater. U.S. Environmental Protection Agency Office of
Water Office of Science and Technology. Washington, DC.
Kordi, M.G.H.K & Tancung, A.B. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. PT Asdi Mahasatya; Jakarta. Hal (50-53) dari 210 hlm. Langkosono. 2006. Laju Pertumbuhan Kerapu (Serranidae) dan Kondisi Perairan
Teluk Kodek, Des A Malaka Lombok Barat [Growth Rate of Groupers (Serranidae) and Condition Waters Kodek Bay, Malaka Village West
Lombok] . Jurnal LIPI-Berita Biologi, Volume 8, Nomor 1, April 2006. Hal
61-68.
Lestari, F.A. 2015. Penentuan Kadar Cl- pada Sampel Air dengan Metode Argentometri (Metode Mohr). Universitas Halu Oleo; Kendari. Jurnal Kimia Analisis I. Hal 1 dari 6 hlm.
Mansur, A. 2012. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 1. Universitas Riau : Riau. Hal 2 dari 12 hlm.
12
calcarifer Bolch). Jurnal Kelautan, Volume 6, Nomor 1, April 2013, ISSN:
1907-9931. Hal 47-56.
Supriyono E, Budiyanti, Budiardi T. 2010. Respon Fisiologi Benih Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus Terhadap Penggunaan Minyak Sereh dalam Transportasi Tertutup dengan Kepadatan Tinggi. Jurnal Ilmu Kelautan Juni 2010. Vol. 15 (2). ISSN: 0853-7291. Hal 103-112.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA
No Uraian Kegiatan Volume Satuan SatuanHarga (Rp)
Jumlah (Rp)
1. BiayaAkomodasidanTransportasi
a. Transportasi
- Tiket Roro (PP) 1 Paket Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
- Bensin Transportasi (PP) 1 Paket Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
b. Penginapan 40 Hari Rp. 6.500,- Rp. 260.000,-
Sub Total Rp. 420.000,-
2. Biaya Habis Pakai
a. Kertas A4 5 Rim Rp. 38.000,- Rp. 190.000,-
b. Alat Tulis Menulis 1 Paket Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
c. Jilid 3 Paket Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
Sub Total Rp. 305.000,-
3. Biaya Lain-Lain
A. Konsumsi
B. Lain-lain
1 Paket Rp2.700.000,- Rp2.700.000,-
Rp.200.000,-
Sub Total Rp2.900.000,-
Total Akhir Rp3.625.000,-
ORGANISASI MAGANG
1. Dosen Pembimbing
Nama : Ita Karlina, S.Pi., M.Si
NIDN : 0028098602
Pekerjaan : Dosen Ilmu Kelautan dan Perikanan
Alamat : Jalan Politeknik Senggarang, Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji No. 34, Senggarang,
Tanjungpinang.
No Hp : 0812-6882-238
2. Pelaksana Magang
Nama : Rahadatul ‘Aisy
NIM : 130254241023
Jurusan : Ilmu Kelautan ( IKL )
Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan
Alamat Rumah : Jalan Riau 19
Lampiran 3. Jadwal Pelaksanakaan Kegiatan Magang
NO KEGIATAN
BULAN
Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengajuan
proposal usulan Magang
3 Persetujuan Magang dari dosen pembimbing
4 Pelaksanaan Magang
5 Pengolahan data Magang
6 Pembuatan laporan Magang
7 Persiapan seminar Magang
OUTLINE SEMENTARA
2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi 2.2 Oksigen Terlarut (DO)
3.4 Prosedur Magang dan Analisis Data