• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN H (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN H (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL

INVESTASI TERHADAP CADANGAN DANA TABARRU’

A. Latar Belakang Masalah

Melihat dari permasalahan manusia yang semakin komplek pada saat ini, kemungkinan adanya risiko yang mengancam kebutuhan manusia semakin besar. Adanya alasan tersebut maka semakin besar pula masalah yang akan dihadapi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk menghadapi risiko yang datangnya tidak diduga, maka dari itu masyarakat dituntut untuk memiliki suatu jaminan untuk menjamin kehidupan, kesehatan, kebahagiaan di hari tua, sampai pendidikan bagi anak-anak mereka. Kegiatan penjaminan tersebut dalam diimplementasikan melalui kegiatan perasuransian. Kegiatan asuransi di Indonesia memiliki dua konsep yang telah berjalan, yaitu konsep asuransi konvensional dan asuransi syariah.

Pada awalnya masyarakat hanya mengenal asuransi konvensional, namun dalam prakteknya lembaga perasuransian konvensional mengandung unsur gharar (ketidakpastian), unsur maisir (perjudian) dan unsur ribawi. Hal tersebut menimbulkan perbedaan pendapat diantara para ulama yang kemudian menyebabkan asuransi konvensional tidak dapat dijadikan pilihan oleh masyarakat muslim karena terdapat keraguan atau bahkan mengganggu keyakinannya, bahwa sistem operasional asuransi konvensional yang telah ada itu cacat hukum menurut hukum Islam (syari’ah).

Melalui upaya hukum, sebagai solusi agar tetap dapat memberikan fasilitas asuransi kepada umat muslim, maka dibentuklah lembaga asuransi yang berbasis syari’ah dengan prinsip saling tolong menolong dan saling menanggung risiko dengan para tertanggung dengan jalan kebaikan menurut ajaran Islam. Dengan dasar itulah dibentuknya asuransi Islam yang dinamakan Asuransi Takaful.

Menurut Dewan Syariah Nasional, takaful adalah sebuah usaha untuk saling melindungi dan saling tolong menolong di antara sejumlah orang, dimana hal itu digunakan dalam bentuk investasi dalam bentuk aset (tabarru’) yang memberi pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. (Qoyum, 2017:2)

(2)

istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqih disebut Al-Musahammah. (MM Billah, 1999:14)

Berdasarkan uraian di atas, pendapatan premi dapat diartikan sebagai jumlah total dana yang dibayarkan oleh peserta asuransi kepada entitas pengelola setelah dikurangi biaya administrasi dan operasional. Pendapatan premi yang didapatkan dikumpulkan ke dalam dana tabarru’ untuk dilakukan pengelolaan selanjutnya oleh perusahaan. Selain berasal dari pendapatan premi, dana tabarru’ juga dibentuk dari hasil investasi dan akumulasi cadangan surplus underwritting dana tabarru’ yang didistribusikan kembali ke dana tabarru’.

Perusahaan melakukan kegiatan investasi untuk menjaga agar dana tetap stabil bahkan meningkat. Menurut Muhammad Syakir Sula (2004: 359) Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Dalam laporan perkembangan keuangan syariah tahun 2013 yang dipublikasikan OJK menyebutkan sebagian besar investasi perusahaan perasuransian syariah ditempatkan dalam bentuk deposito syariah yaitu mencapai 77,5% atau 474 miliar rupiah dari total investasi sebesar 612 miliar rupiah. Perusahaan perasuransian syariah juga menempatkan investasi dalam bentuk lain diantaranya: Reksadana syariah sebesar 10,1%, Sukuk korporasi sebesar 8,8%, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar 3,5%, dan Saham sebesar 0,1%.

Pada perusahaan asuransi syariah, untuk mengetahui hubungan antara pendapatan premi dan hasil investasi dengan cadangan dana tabarru’, tidak bisa dipisahkan dari penerapan fungsi manajemen underwriting oleh perusahaan asuransi syariah. Underwriting merupakan proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat yang dapat ditanggung oleh perusahaan. Berdasarkan fungsi manajemen tersebut, perusahaan dapat menentukan tarif premi yang mampu memberikan laba maksimal dengan cara mengestimasi risiko yang akan ditanggung pada masa yang akan datang. Selisih antara pendapatan yang diterima dan risiko yang ditanggung dari proses underwriting akan menghasilkan surplus (defisit) underwriting.

Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’, maka saya akan mengkaji pembahasan tersebut lebih dalam pada paper ini. Tujuan dibuatnya paper ini, sekaligus untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Lembaga Keuangan Islam Non Bank.

Perumusan masalah pada penelitian ini, berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan, adalah ditentukan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’ pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia?

(3)

B. Landasan Teori

1. Definisi Asuransi Syariah (Takaful)

Muhammad Syakir Sula (2004: 26) Secara bahasa, kata asuransi berasal dari bahasa Belanda yaitu assurantie, yang dalam hukum belanda disebut Verzekering, yang artinya pertanggungan.

Menurut Muhammad Muslehudin yang mengadopsi pengertian asuransi dari Encyclopedia Britanica sebagai suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang, yang dapat tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah seorang di antara mereka maka beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh kelompok (Muslehudin, 1997: 3).

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001, asuransi syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Definisi Asuransi Syariah menurut AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) (2010), Asuransi Islami adalah kesepakatan sejumlah orang yang menghadapi risiko-risiko tertentu dengan tujuan untuk menghilangkan bahaya-bahaya yang muncul dari risiko-risiko tersebut, dengan cara membayar kontribusi-kontribusi berdasarkan keharusan tabarru’ (hibah), yang darinya terbentuk dana pertanggungan yang mempunyai badan hukum sendiri dan tanggungan harta independen yang darinya akan berlangsung penggantian (kompensasi) terhadap bahaya-bahaya yang menimpa salah seorang peserta sebagai akibat terjadinya risiko-risiko yang telah ditanggung.

Akad-akad yang digunakan dalam takaful harus terhindar dari gharar, maysisr, riba, zhulm, risywah, barang haram, dan maksiat. Akad yang digunakan ada dua macam yaitu akada tijarah dan akad tabarru’. Akada tijarah adalah semua bentuk akad yang bertujuan komersial diantara peserta dan perusahaan seperti mudharabah dan musyarakah. Akad tijarah menghendaki adanya pengelolaan dana yang terkumpul dari dana tabarru’ agar dapat diinvestasikan. Profit atau hasil investasi tersebut dibagi kepada pengelola dan peserta atau dimasukkan ke kas tabarru’i secara proporsional. Takaful mendapat hasil fee/ujrah dari perannya sebagai wakil dari wakalah bil ujrah dan ju’alah yang dipakai. Selain itu, takaful juga dapat memperoleh hasil dari surplus underwritting. Surplus underwritting yaitu selisih lebih total kontribusi peserta ke dalam dana tabarru’ setelah dikurangi klaim, kontribusi reasuransi dan cadangan teknis dalam satu periode tertentu (Darsono, 2017: 102)

2. Landasan Asuransi Syariah

Menurut AM. Hasan Ali (2004: 104) Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran islam yaitu Al Qur'an dan As-Sunah.

Menurut Muhammad Syakir Sula (2004: 86-91), dalil-dalil syar i yang mendasari‟

pendirian dan praktik asuransi syariah adalah sebagai berikut:

(4)

Dasar hukum yang dipakai adalah QS. al Hasyr ayat 18, yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

b) Firman Allah tentang Prinsip-prinsip Bermuammalah

1) Al Qur an surat Al-Maidah ayat 1 ‟

“Hai orang-orang yang beriman, tunaikanlah akad-akad itu, dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. “

2) Al Qur an surat Al-Baqarah ayat 275 ‟

“…Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”.

3) Al Qur an surat Al-Maidah ayat 2 ‟

“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

c) Perintah Allah untuk Saling Bertanggung Jawab

Terdapat beberapa hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang membahas perintah Allah untuk saling bertanggung jawab diantaranya:

1) “…Kedudukan persaudaraan orang yang beriman satu dengan yang lainnya ibarat satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh sakit, maka akan dirasakan sakitnya oleh seluruh anggota tubuh lainnya...”.

2) “…Seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam satu masyarakat ibarat seluruh bangunan, yang mana tiap bagian dalam bangunan itu mengkukuhkan bagian lainnya…”.

d) Perintah Allah untuk Saling Bekerja Sama dan Bantu-Membantu

1) Al Qur an surat Al Maidah ayat 2‟

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

2) Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud “…Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, Allah akan memenuhi hajatnya…”

e) Perintah Allah untuk Saling Melindungi dalam Keadaan Susah

Terdapat beberapa dalil dalam Al Qur an maupun Hadist yang membahas‟

tentang perintah Allah untuk saling melindungi dalam keadaan susah diantaranya:

(5)

“…Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan…”.

2) Al Qur an surat Quraisy ayat 4 “…Dan (ingatlah), ketika Ibrahim‟

berdoa, „Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa (selamat)…”

3) Hadist riwayat Ahmad “…Demi diriku yang dalam kekuasaan Allah, tidaklah masuk surga orang-orang yang tidak memberikan perlindungan bagi tetangganya yang dalam kesusahan…”.

3. Definisi Pendapatan Premi

Pendapatan premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan seorang pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi. (Hasyim, dkk, 1996: 248)

Sedangkan pengertian premi pada asuransi syariah adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dan dana tabarru’. Dana tabungan adalah dana titipan peserta asuransi (insurance life) dan mendapat alokasi bagi hasil (mudharabah) dari pendapatan investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana tabungan beserta alokasi bagi hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangktan mengajukan klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi. Sedangkan, tabarru’ adalah derma atau dana kebajikan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi. (Syakir,2004: 311)

Dalam asuransi syariah premi terbagi menjadi tiga, yaitu premi tabungan, premi biaya, premi tabarru’. Premi tabungan adalah premi yang disetor pemegang polis untuk dipergunakan sesuai keperluan masing-masing polis. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Indonesia No.225/KMK017/1993, PT asuransi boleh pula memasukkan unsur tabungan ke dalam premi sehingga akan terbentukapa yang disebut nilai tunai yang akan dikembalikan kepada pemegang polis baik sewakktu-waktu maupun di akhir masa asuransi pada PT Asuransi Syariah, nilai tunai sama dengan nilai kauntansi tabungan.

4. Definisi Hasil Investasi

Hasil investasi adalah sejumlah dana yang terkumpul dari investasi syariah dimana terdapat keuntungan , dan keuntungan tersebut dibagi pada pemilik dana dan pengelola dana.

Definisi investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto adalah menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Sedagkan investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. (Iwan,2003:45)

(6)

a) Mendapatkan hidup yang lebih yang akan datang b) Mengurangi tekanan inflasi

c) Dorongan untuk menghemat pajak

5. Cadangan Dana Tabarru’

Cadangan dana tabarru’ merupakan cadangan yang dibentuk dari surplus underwriting yang tidak dibagikan kepada peserta dan entitas pengelola (PSAK 108). Berdasarkan pengertian tersebut, cadangan dana tabarru’ muncul karena adanya surplus underwriting. Terdapat beberapa perbedaan pendapat dalam mendefinisikan surplus pada asuransi syariah. Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) dalam standar akuntansi No. 13, surplus adalah kelebihan dari total kontribusi peserta selama periode tertentu dikurangi total klaim, reasuransi (retakaful) dan semua beban provisi. Menurut Islamic Financial Service Board (IFSB) No 8 terkait standar corporate governance Takaful, surplus adalah sisa dari pendapatan kontribusi peserta setelah dikurangi biaya-biaya klaim dan provisi lalu ditambah dengan hasil investasi (investment return). Sharia Advisory Council-Bank Negara Malaysia (SAC-BNM) mengeluarkan panduan dan kerangka kerja operasional takaful pada tahun 2001, surplus bisa ditentukan setelah dikurangi klaim, provisi serta solvency requirement. Solvency Requirement adalah dana yang dibutuhkan untuk menutup kemungkinan terjadinya risiko kerugian yang timbul sebagai akibat dari deviasi pengelolaan kekayaan dan kewajiban.

Dari perbedaan pendapat mengenai surplus tersebut, maka muncul permasalahan terkait pendistribusian surplus underwriting, apakah surplus tersebut akan didistribusikan ke peserta, entitas pengelola, atau dialokasikan seluruhnya sebagai cadangan dana tabarru’.

C. Metodologi Penelitian

1. Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ sebagai variabel dependen. Disini, peneliti memilih objek penelitian yaitu unit usaha syariah perusahaan asuransi umum di Indonesia yang tercatat dalam OJK. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda.

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan angka dan pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya.(Arikunto,2006: 12)

Pendekatan ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan Laporan Keuangan sebagai kasus. Oleh karena itu, data-data atau laporan keuangan merupakan analisis inti pada penulisan ini.

2. Metode pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitisn ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan enam unit usaha syariah perusahaan asuransi umum di Indonesia pada tahun 2014.

(7)

Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis, maka dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Rumus metode analisis regresi berganda:

γ=α+β1X1+β2X2

Keterangan:

γ=¿ cadangan dana tabarru’

β=¿ koefisien regresi dari setiap independen variabel

X1=¿ premi X2=¿ investasi

Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi sebagai persyaratan untuk melakukan uji regresi sehingga nantinya diperoleh penelitian yang bersifat BLUE (best linier unbiased estimators). Berbagai asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov) 2. Uji Multikolinearitas

3. Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)

Uji Hipotesis

1. Uji T 2. Uji F

D. Analisa dan Pembahasan 1. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara nromal atau tidak. Dalam hal ini yang di uji normalitas bukan masing-masing variabel independen dan dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan dari moel regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Disini, peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas.

1) Uji normalitas dengan metode One Sample Kormogorov-Smirnov

Dalam uji ini menggunakan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Tabel 1 berikut menyajikan hasil uji Kolmogorov-Smirnov.

(8)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Dari tabel di atas pada kolom One-Simple Kolmogorov-Smirnov Test, dapat diinterpretasikan bahwa nilai signifikan untuk (Asym. Sig. (2-tailed) sebesar 0,965. Karena signifikan lebih dari 0,05 maka menghasilkan residual terdistribusi dengan normal.

2) Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas terhadap data penelitian digunakan dengan uji korelasi. Suatu kelompok data dikatakan tidak ada multikolinearitas jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,5. Sedangkan jika nilai VIF lebih dari 10 maka dapat dikatakan bahwa kelompok data tersebut terdapat multikolinieritas. Adapun hasil pengujian multikolinearitas yang dilakukan yaitu : B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -19690,472 10034,890 -1,962 ,121

pendapatan-premi ,753 ,147 ,759 5,136 ,007 ,137 7,308 hasil-investasi 2,010 1,195 ,248 1,682 ,168 ,137 7,308 a. Dependent Variable: cadangan-dana-tabarru'

Dari tabel di atas, jika diinterpretasikan bahwa nilai VIF untuk Pendapatan Premi dan Hasil Investasi sebesar 7,308. Hasil VIF tersebut kurang dari 10, sedangkan Tolerance lebih dari 0,5 untuk kedua variabel independen, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedastisitas

 Tidak terjadi heterokedastitas, jika nilai T hitung lebih kecil dari T tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

 Terjadi heterokedastisitas, jika nilai T hitung lebih besar dari T tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

(9)

Coefficientsa

1 (Constant) 16057,083 5368,364 2,991 ,040 pendapatan-premi ,065 ,078 ,945 ,832 ,452 hasil-investasi -,726 ,639 -1,291 -1,136 ,319 a. Dependent Variable: abs_rest1

Berdasarkan tabel di atas, dapat diinterpretasikan bahwa dengan melihat nilai signifikan dan alpha 5%. Terlihat bahwa nilai Sig. > 0,05 untuk semua variabel independen yang artinya tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Jadi, dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya Heterokedastisitas.

2. Uji Hipotesis

a. Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Dari hasil estimati diperoleh nilai t hitung masing-masing variabel independen untuk dapat melakukan pengujian satu sisi. Hasil penyajiannya adalah sebagai berikut:

H0 = variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap cadangan dana tabarru’.

H1 = variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana tabarru’.

1) Pengaruh Pendapatan Premi terhadap cadangan dana tabarru’ Tabel 4

1 (Constant) -19690,472 10034,890 -1,962 ,121 pendapatan-premi ,753 ,147 ,759 5,136 ,007 hasil-investasi 2,010 1,195 ,248 1,682 ,168 a. Dependent Variable: cadangan-dana-tabarru'

Nilai signifikan dari kontribusi pendapatan premi yaitu sebesar 0,007. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi peserta secara parsial berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana tabarru’ asuransi syariah.

2) Pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’

Nilai signifikan dari hasil investasi yaitu sebesar 0,168. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil investasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana tabarru’ asuransi syariah.

(10)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H0= variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara simlutan berpengaruh tidak signifikan terhadap cadangan dana tabarru’.

H1= variabel pendapatan premi dan hasil investasi berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana tabarru’.

Dalam menentukan hipotesis diterima atau tidak, ada ketentuan yang harus dipenuhi. H0 diterima apabila nilai F hitung < F tabel atau nilai signifikansi > 0,05. Sebaliknya H0 ditolak apabila nilai F hitung > F tabel atau nilai signifikansi < 0,05. Berikut hasil uji F :

Tabel 5 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,381E11 2 6,906E10 165,355 ,000a

Residual 1,670E9 4 4,176E8

Total 1,398E11 6

a. Predictors: (Constant), hasil-investasi, pendapatan-premi b. Dependent Variable: cadangan-dana-tabarru'

Dari data di atas diketahui bahwa nilai Sig. Dari hasil perhitungan regresi antar variabel pendapatan premi dan hasil investasi sebagai variabel bebas terhadap cadangan dan tabarru’ sebagai variabel terikat adalah 0,000 berada kurang dari 0,05. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap moel regresi dengan menggunakan uji F dengan bentuk hipotesis sebagai berikut:

H0 : β1=β2 = 0, tidak ada pengaruh signifikan antara pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’.

H0 : β1≠β2 ≠ 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi : a. Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima

b. Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak

Dari hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai Sig 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 dengan demikian maka H0 ditolak. Sehingga keputusannya adalah bahwa pendapatan premi dan hasil investasi mempengaruhi cadangan dana tabarru; secara signifikan.

(11)

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa poin penting sebagai berikut:

1. Dilihat dari hasil pengujian terhadap variabelindependen secara individual menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi berpengaruh secara signifikan positif terhadap variabel cadangan dan tabarru’ dengan nilai koefisien regresi variabel pendapatan premi sebesar 0,759 dan hal ini sesuai dengan hipotesa awal. Kenaikan variabel pendapatan premi akan mengakibatkan kenaikan terhadap cadangan dana tabarru’ asuransi syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan premi lebih kecil berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana tabarru’ dibandingkan variabel hasil investasi.

2. Dilihat dari hasil pengujian variabel hasil investasi secara individu berpengaruh secara signifikan positif terhadap variabel cadangan dana tabarru’ dengan nilai koefisien tegresi variabel hasil investasi sebesar 1,195 dan hal ini sesuai dengan hipotesa awal. Kenaikan variabel hasil investasi akan mengakibatkan terhadap cadangan dan tabarru’ perusahaan asuransi syariah.

3. Dari hasil pengujian secara bersama-sama (uji F), nilai Sig dari hasil perhitungan regresi antar variabel pendapatan premi dan variabel hasil investasi sebagai variabel bebas terhadap cadangan danatabarru’ sebagai variabel terikat adalah 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara bersama sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap cdangan dana tabrru’ di perusahaan asuransi syariah.

4.

F. Daftar Pustaka

Moh. Ma’sum Billah, 1999, Principles of Contracts Affecting Takaful and Insurance: A Comporative Analysis, Hilton, Kuala Lumpur.

Muhammad Syakir Sula. (2004). Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta : Gema Insani.

Arikunto Suharsisi, 2006, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Prakti, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Muhammad Syakir Sula. (2004). Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta : Gema Insani.

Muslehuddin, Mohammad. (1997). Asuransi Dalam Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah

AM Hasan, Ali. (2004). Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta : Kencana.

Ali Hasyim, Drs. Agustinus Subekti, dkk, 1996, Kamus Asuransi, jakarta: Bumi Aksara

(12)

Pontjowonoto, Iwan P, 2003, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), Jakarta: Modal Publications

Fadlullah Arief, 2014, Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Investasi Terhadap Cadangan Dana Tabarru’ (Studi Pada PT Asuransi Sinarmas Syariah), Fakultas Syariah dan Hukum: UIN Syariah Hidayatullah

Referensi

Dokumen terkait

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Muliakeramik Finance Limited dan Muliaglass Finance Limited yang beroperasi di Mauritius serta Mulia Industrindo

Dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian wafer pakan komplit yang mengandung berbagai level tongkol jagung tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, bahan

dihasilkannya, Rashid Talu mencerekakan kehidupan masyarakat Pulau Pinang, khususnya Melayu Tanjung dalam tempoh dua dekad selepas Pulau Pinang berpindah tangan kepada urus tadbir

Selanjutnya jika dilihat Tabel 3 yaitu proporsi puskesmas dengan upaya kesehatan gigi dan adanya dokter gigi dan perawat gigi memperlihatkan bahwa di wilayah Sumatera hanya

Pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat dengan mitra kelompok tani dan koperasi Gondoarum di Dusun Gintung, Desa Binangun, Kecamatan Karangkobar,

Aspek budaya yang dimaksudkan disini adalah bagaimana pengetahuan budaya bagi mahasiswa pada pelajaran mata kuliah penerjemahan dalam memaknai dan mengalihkan pesan

Batuan ultrabasa terdiri atas harzburgit, dunit, serpentinit, piroksinit, gabro dan basal; singkapannya tersebar, terdapat di daerah satuan morfologi perbukitan, dapat

(sebelas) kelas yaitu kelas VII A hingga VII K dari populasi tersebut terdapat dua guru mata pelajaran matematika, kemudian dipilih satu guru secara