CRITICAL REVIEW
Strategi Pembiayaan Pembangunan BIJB, Sudah Tepatkah?
Oleh:
Muhammad Kenna Prasetya
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jurusan Perencana Wilayah Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
__________________________________________________________________________________________ Strategi Pembiayaan Pembangunan BIJB, Sudah Tepatkah?
Saat ini tingkat mobilitas penduduk di Tanah Air sangatlah tinggi, sehingga sudah tidak dapat dielakkan lagi bahwa kebutuhan akan infrastruktur penunjang mobilitas tersebut sangat dibutuhkan. Infrastruktur penunjang mobilitas yang dimaksud selain jalan umum adalah seperti Jalan Tol, Bandara, Terminal, dan lain-lain. Infrastruktur seperti yang disebutkan diatas dapat disebut sebagai Toll Goods, karena untuk menggunakannya masyarakat harus membayar terlebih dahulu (excludable) dan tidak ada persaingan untuk dapat
menggunakannya (non rival). Disebut non rival karena seseorang yang menggunakan barang (infrastruktur) tersebut tidak dapat menghalangi orang lain untuk menggunakannya juga. Dalam penyediaan infrastruktur tersebut dibutuhkan suatu skema pembiayaan. Dan pada dasarnya untuk pembangunan suatu infrastruktur yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, dalam penyediaannya merupakan tanggung jawab
plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Rencana awal, proyek pembangunan bandara dan “Aerocity” akan dibangun di atas lahan seluas lima ribu hektare, dengan rincian 3.200 hektare untuk “Aerocity
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/putrinariratih/strategi-pembiayaan-pembangunan-bijb-sudah-tepatkah_585ad33b757a611c1a8b4568
Pengumpulan Informasi Awal
1. Nama penulis : T. Putri Nariratih
2. Judul artikel : Strategi Pembiayaan Pembangunan BIJB, Sudah Tepatkah? 3. Sumber Artikel, tanggal, bulan : Kompasiana , 22 Desember 2016
4. Tujuan penelitian : ingin mengetahui apakah strategi pembiayaan pembangunan BIJB sudah tepat. 5. Hasil/ temuan utama : Bekerjasama dengan bank adalah langkah yang tepat.
6. Kesimpulan umum : maka bekerjasama dengan bank adalah langkah yang tepat. Sehingga dana yang keluar bisa menyesuaikan kebutuhan di lapangan. Dan mengenai masalah pembebasan lahan karena harga yang tidak sesuai, sebaiknya pemprov dan pemda harus lebih bisa bersosialisasi dengan mengedapankan komunikasi yang baik terhadap warga, sehingga negosiasi antara dua belah pihak bisa terlaksana dengan baik.
Tahap Pemberian Kritik
1. Judul artikel Kurang Jelas, dari penempatan kata-katanya kurang baik.seharusnya “Sudah Tepatkah Strategi Pembiayaan Pembangunan BIJB?
2. Isi abstrak sudah tergambar dengan spesifik,representatif dengan isi artikel,dan dibuat dengan format yang benar.
3. Tujuan penelitian/ artkel Tidak dipaparkan dengan jelas 4. Ide/ isu yang diangkat relevan dan penting
5. Desain dan metode penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.
6. penelitian menggunakan desain eksperimen/ quasi eksperimen, metode tergambarkan dengan jelas, Kurang cukup detail jika sewaktu-waktu penelitian tersebut diulang.
7. Ditemukan kesalahan/ Kurangnya informasi atas fakta dan interpretasi hasil penelitian. 8. Pembahasan terhadap hasil/ temuan relevan.
9. Penulis/ peneliti menggunakan kepustakaan yang berkaitan dengan topik penelitian, Peneliti menggunakan kepustakaan yang relevan..
laporan kritik artikel jurnal.
laporan hasil kritiknya terhadap sebuah artikel ilmiah berdasarkan tahapan sebelumnya.
1. Rencana awal, proyek pembangunan bandara dan “Aerocity” akan dibangun di atas lahan seluas lima ribu hektare, dengan rincian 3.200 hektare untuk “Aerocity” sementara 1.800 untuk
bandara.--Seharusnya bisa lebih rinci lagi “ Kementrian Perhubungan bertanggung jawab pada seluruh
pembangunan infrastuktur sisi udara sedangkan Pemprov Jabar bersama PT BIJB akan membangun sisi darat termasuk terminal dan penunjang lainnya seluas 1.800 ha.
2. Komposisi pembiayaan equity adalah 70 persen oleh PT BIJB melalui penyertaan modal dari APBD provinsi serta mencari investor swasta lain, dan 30 persen dari pinjaman sindikasi perbankan.
-Sumber “ ”Kini dengan pergantian menteri perhubungan, seluruhnya kembali ke konsep pembangunan BIJB yang dananya 70 persen ekuitas investor dan 30 persen dari perbankan,” kata Yon.”(Lebih rinci namun lebih singkat dan padat dari Sumber)
Sumber :
1. T.Putri Nariratih, at.al.,2016,Kompasiana “Strategi Pembiayaan Pembangunan BIJB, Sudah Tepatkah?
http://www.kompasiana.com/putrinariratih/strategi-pembiayaan-pembangunan-bijb-sudah-tepatkah_585ad33b757a611c1a8b4568