ketidaksetaraan sosial dan gender
KETIDAKSETARAAN SOSIAL, GENDER DAN PEMBELAJARAN KEHIDUPAN (Seorang feminist, Review sosiologis tentang kerja, keluarga dan pendidikan)
Karya Miriam E David
Oleh: Yunindyawati
PENDAHULUAN
Tulisan Miriam E David ini terutama bertujuan untuk melihat hubungan antara
ketidaksetaran sosial dan gender dan bagaimana telah hal tersebut telah dipelajari selama 30
tahun sebelumnya. Fokusnya adalah bagaimana perbedaan gender mempengaruhi bentuk-bentuk
stratifikasi sosial melalui relasi kompleks antara kerja, keluarga dan pendidikan. Tulisan ini juga
menunjukkan bagaimana kontribusi metodologi alternatif bagi pengnetahuan kita dan
memperkaya perbedaaan kerja sosiologi sebagai sebuah akademia dan praktik.
Penulis berpendapat bahwa perspektif gender dan feminis mempunyai pernyataan
ketidaksetaraan pada relasi gender dan pendidikan menetap diantara dan didalam keluarga.
Meskipun sekarang terjadi perluasan kesempatan pendidikan, capaian pendidikan melalui kursus
kehidupan, keterlibatan perempuan pada berbagai bentuk pekerjaan termasuk kerja profesional
dan pendidikan.
Meskipun dapat dikatakan pada 30 tahun terakhir terjadi perubahan sosial politik yang
dramatik sebagai fakta yang dipertimbangkan, dari perspektif yangb erbeda, terjadi
ketidaksetaraan sosial dan pendidikan melalui keluarga. Penulis menunjukkan bahwa
transformasi ketidaksetaraan sosial dan gender adalah kompleks dan kontradiksi, bahwa
perempuan kerja juga sebagai ibu atau dalam pekerjaan dibayar tetap mengalami maslah yang
KETIDAKSETARAAN GENDER, “KERJA” DAN “KELUARGA”: sosiologi feminist dan
metode penelitian dari Oakley
Pada tahun 1980 penelitian feminis relatif baru dan eksperimental sebagai upaya
mengembangkan perspektif inovatif dan kritis pada pendekatan ilmu sosial tradisional. Begitu
juga pada penenelitian ilmu sosial dan pendidikan. Aktifis feminis mengembangkannya sebagai
respon untuk melakukan gerakan sosial dan tuntutan dari kondisi sosial dan ekonomi perempuan
dalam keluarga (David, 2003).
Perkembangan perubahan tersebut mengglobal terjadi secara global tetapi dengankondisi
lokal yang spesifik. Curthoys 2000, menulis cara-cara gerakan ini di mulai di Australia dimana
kemudian paralel dengan perkembangn di UK (David 2003). Sementara itu penelitian akademi
sosial Hitherto cenderung lebih menempatkan perubahan incorporate sosisal pada teorisasi
akademik.
Tahun 1960an-1970an gerakan sosial politik untuk kesetaraan seksual dan keadilan sosial
mulai memasuki Ingris dan negara lain di Eropa dan amerika Utara, bersama dengan gerakan
sosial demokrasi atau liberalisme sosial dalam arena kebijakan negara. Gerakan ini tumbuh dan
berkembang dari dalam akademi ilmu sosial dan pendekatan feminis baru. Misalnya dalam
akademi sosiologi dan perempuan yang terlibat dalam kehidupan akademis mulai
mengembangkan pendekatan baru untuk kerja mereka dengan menggunakan dimensi gender
secara eksplisit dan lalu memperbaiki/revisi teori dan pendekatan metodologi mereka pada
ketidaksetaraan sosial dan seksual, inter alia (David 2003), sama halnya yang terjadi di
Australiadan Selandia baru. Pada tahun 1990an perspektif gender dan feminis dibawah
Oakley (2005), orang pertama di Inggris yang juga feminis sosiologi mempertanyakan
ketidaksetaraan dalam kerja dan keluarga melalui harapan dari seluruh pekerjaan perempuan
tidak dibayar kerja ketika memelihara anggota keluarga. Dia menunjukkan perjuangan hidup
yang panjang untuk mengembnagkan sebuah ilmu sosial dan feminis emansipatif dimana
menyediakan kebutuhan dan fakta yang tepat tentang ketidaksetaraan gender sebagai dasar
perubahan sosial. Secara metodologis Okley secara konsisten menggunakan metode kualitatif
sebagai refleksi epistimologis atas metode kuantitatif dan eksperimental dan dia memiliki
komitmen yang terkenalsebagai review sistematis sebagai dasar bagi paradigma baru.
Dia juga menjadi epistimologi kritis seputar post modernisme dan post strukturalisme dan
berpendapat pada apa yang dia sebut “ tingginya kontektualisasi pengetahuan’ yang akan
menyediakan bagi “ kerja selanjutnya dalam kontestasi area gender, studi perempuan, dan
feminis ilmu sosial. Meskipun begitu Oakley tidak seluas feminis Jerman yang lebih jauh
mengembangkan persoalan ketidaksetaraan sosial dan gender ini ke arah yang lebih kompleks
termasuk mengkaitkannya dengan politik lingkungan yang bertemtangan dengan neo liberalisme.
METODE ETHNOGRAFI KELEMBAGAAN PADA “MOTHERING DAN SHOOLING’
DARI SMITH
Sama halnya dengan Oakley Dorothi Smith mempertanyakan tentang kerja yang tidak
dibaya pada perempuan yang bekerja di dalam rumah tangga. Analisisnya berkaca pada konsep
Marxist yaitu bagaimana relasi ekonomi embedded dalam institusi organisasi sosial dan ekonomi
baik dalam skala internasional, nasional maupun lokal. Dia menunjukkan di dalam standar
keluarga di Amerika Utara, keluarga single parent dikeluarkan dari praktik normatif dari sekolah,
khususnya bagi kelas pekerja, dan bagaimana memaintain kemiskinan dan keluarga kelas pekerja
Griffith 2005, juga meneliti tentang perempuan single parent yang harus bekerja dan
menyekolahkan anaknya. Perbedaan anatar sekolah anak orang kaya dan miskin ini
menunjukkan adanya realasi material dan kesempatan pendidikan termasuk kelassekolah yang
bisa dimasuki, buku-buku yangbisa didapat dan fasilitas lainnya. Mereka sampai pada asumsi
bahwa sosial engine dan ketidaksetaraan gender terletak pada sistem ekonomi dan
ketidaksetaraan gender melalui upah kerja.
KESIMPULAN TENTANG PEMBELAJARAN DARI KETIDAKSETARAAN SOSIAL DAN
GENDER
Menurut penulis penelitian tentang keluarga, gender, kerja dan pendidikan
telahmengalami transformasi secara masif jika dikaitkan dengan penelitian 30 tahun yang lalu.
Transformasi besar dalam konteks sosial dan politik—terutama demokrasi sosial melalui
ekonomi menuju neo liberalisme—dan bagaimana memahami dampak dari perubahan pada apa
yang terjadi pada keluarga-keluarga secarapolitis maupun praktis. Terdapat perubahan dan
perbedaan dalam kehidupan keluarga diperluas pada bagaimana perempuan bekerja dan
membesarkan anak dan juga harapan politis tentang apa yang sebaiknya perempuan kerjakan.
Sejalan dengan itu terjadi perdebatan pendekatan metodologis tentang upaya memahami
perubahan tersebut, teutama pendekatan ilmu sosial pada stratifikasi sosial, ketidaksetaraan
pendidikan, dan kebijakan. Secara historis, penelitian sosial dan pendidikan kelihatannya
menjadi sebuah kontestasi pada era neoliberalisme tahun 1990an dan memasuki abad 21. Salah
satu bagian dari kontestasi tersebut telah mengembangkan dan meningkatkan pendekatan gender
pendidikan. Semuanya berimplikasi pada peta perluasan debat tentang teori dan metodologi
untuk memahami isu-isu kebijakan dan praktik.
Kesimpulan kuncinya adalah bahwa mungkin memberikan suatu cara yang luas secara
metodologis tetapi terdapat perubahan kecil dalam temuan substantif tentang pekerjaan dari
ketidaksetaraan gender dan ketidaksetaraan sosial. Disebabkan oleh perubahan sosiopolitis dan
pembangunan dari apa yang disebut Oakley sebagai kontekstualisasi pertumbuhan pengetahuan
tentang ketidaksetaraan dalam dan antara perempuan dalam keluarga yang berbeda kelas sosial
dan lokasi keluarga.
Di awal abad 21 terdapat pengakuan kebijakan publik dari gender sebagai salah satu
aspek dari ketidaksetaraan sosial melalui seperti misalnya perubahan legislasi pada kesetaraan
kesempatan dan implementasi yang di sebut “kewajiban gender”. Di sini terdapat sesuatu yang
hebat bagi dunia akademis terutama kerja feminist yang berkontribusi bagi pengetahuan.
Sementara itu, perubahan dan gerakan politis menuju kekuatan dan kompetisi pasar bebas yang
membawa pada peningkatan individualisasi dan personalisasi, tetapi kegiatan akademis dan
politis, ketidaksetaran sosial dan gender tetap seperti tahun 30an.
Apa yang dilakukan anak perempuan sekarang lebih baik dari anak laki-laki di bidang
pendidikan formal, meskipun perempuan masih tidak memiliki posisi dan kesempatan yang sama
dibidang ekonomi dan sosial. Pekerjaan mereka sebagai ibu mendukung anak-anak mereka ke
sekolah, untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi dimana ibu kelas menengah akan melanjutkan
keuntungan mereka pada anak-anakny sehingga menjadi anak kelas menengah. Seperti peneliti
feminis dan sosial yang kita pelajari lebih dari 30 tahun itu, meskipun fakta penelitian kuat