• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN A"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN

AKAR BAWANG MERAH

Disusun oleh :

MUHAMMMAD ANSHORI XII IPA 1 / 20

SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG JL. MUJAHIDIN NO.1 TEMANGGUNG KODE POS.56225, TELEPON: 0293-491529

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan berjudul “ Pengaruh Deterjen Terhadap Pertumbuhan Akar Bawang Merah “.

Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan terhadap tanaman bawang merah dengan pemberian deterjen. Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sri Adi Nur Suharto, S.Pd selaku pengajar mata pelajaran biologi kelas XII IPA 1 yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan percobaan ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.

Dalam penyusunan laporan percobaan ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat.

Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas budi baik anda semua. Terimakasih.

Temanggung, 8 Agustus 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...ii

BAB I Pendahuluan...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan Penelitian...2

1.4 Manfaat Penelitian...2

BAB II Tinjauan Pustaka...3

2.1 Landasan Teori...3

2.2 Hipotesis...12

BAB III Metodologi Penelitian...13

3.1 Variabel Penelitian...13

3.2 Populasi Dan Sampel...13

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian...13

3.4 Langkah Penelitian...14

a. Alat dan Bahan...14

b. Cara Kerja...14

BAB IV Hasil Dan Pembahasan...16

4.1 Hasil Pengamatan...16

4.2 Pembahasan...16

4.3 Uji Hipotesis...17

BAB V Penutup...18

5.1 Kesimpulan...18

(4)

Daftar Pustaka...19

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Dalam pertumbuhan tanaman bawang merah, memerlukan media dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah air. Sehubungan dengan adanya bawang merah yang dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh air, pada percobaan ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan ditimbulkan dari pemberian larutan deterjen yang berbeda. Untuk mengetahui secara detail, maka perlu diketahui bahwa semua tumbuhan memerlukan air untuk dapat tumbuh. Air sendiri berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik dan menjaga kelembapan. Tanpa air reaksi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati. Kadar larutan deterjen yang diberikan pada tumbuhan kacang hijau akan sangat berpengaruh dalam pertumbuhannya.

Berdasarkan penuturan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan pembuktian dengan mengadakan percobaan tentang pengaruh larutan deterjen terhadap pertumbuhan kacang hijau. Disini kami memilih larutan murni (air ledeng), larutan deterjen 25%, larutan deterjen 50%, larutan deterjen 75%, dan larutan deterjen 100% sebagai media tanam untuk diteliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan akar bawang merah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

(6)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh deterjen dengan kadar tertentu pada pertumbuhan akar bawang merah.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

(7)

BAB II terlihatnya akar atau daun yang menonjol keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai dan berlangsung sebelum peristiwa ini muncul.

Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Air

2. Suhu 3. Oksigen 4. Cahaya

Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman menjadi kering kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati.

Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman

(8)

Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.

Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya. Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini karena cahaya bersifat menghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi zat yang menghambat pemanjangan sel.

Beberapa proses dalam pertumbuhan tanaman yang dikendalikan oleh air antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan merupakan peristiwa perubahan biologis yang bersifat kuantitatif.

Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut:

(9)

2. Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola.

3. Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:

a. Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler) factor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:

1. Air dan mineral 2. Kelembaban. 3. Suhu

4. Cahaya

b. Faktor internal (interseluler) faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut yaitu:

1. Hormon Auksin : merangsang pertumbuhan bunga. 2. Hormon Giberelin : merangsang pertumbuhan batang. 3. Hormon Sitokinin : memperpanjang akar.

4. Hormon Afserat : menghambat perpanjangan sel.

c. Faktor Intraseluler (gen) Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah meristematik (titik tumbuh) yaitu ujung akar dan batang. Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona meristematik, pemanjangan, dan diferensiasi.

(10)

Sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan membesar akibat kegiatan cambium dan hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.

Dampak dari pencemaran langsung misalnya, berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut) maupun yang akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.

(11)

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Pelaksanakan penilaian terhadap kualitas air, yaitu membandingkan beberapa ukuran/parameter kunci dengan bakumutu yang ditetapkan.

Jenis ukuran pencemaran air antara lain:

1. Kebutuhan oksigen untuk proses biologi (BOD)

Dalam air buangan terdapat zat organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang, dll dimana unsur-unsur tersebut cenderung menyerap oksigen. Oksigen itu dibutuhkan bagi mikroba untuk kehidupannya dan untuk menguraikan senyawaan organik tersebut sehingga kadar oksigen akan menurun yang menyebabkan air menjadi keruh dan berbau.

2. Kebutuhan Oksigen Kimiawi

Bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen adalah ukuran COD atau kebutuhan oksigen kimiawi. Nilai COD ini akan menunjukan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk menguraikan kandungan bahan organik dalam air secara kimiawi khususnya bagi senyawaan organik yang tidak dapat teruraikan karena proses biologis, sehingga dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator sebagai sumber oksigen.

3. Lemak dan Minyak

(12)

Adanya minyak dan lemak dipermukaan air akan menghambat proses biologis dalam air sehingga tidak terjadi proses fotosintesa.

4. Nitrogen

Gas yang tidak berwarna dan tidak beracun, dalam air pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan bakteri merubahnya menjadi ammonia. Dalam kondisi aeribik dan dalam waktu tertentu bakteri dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nirtat.

5. Suspended Solids (SS)

Padatan tersuspensi (SS) dalam air atau padatan tidak terlarut dalam air adalah senyawa kimia yang terdapat dalam air baik dalam keadaan melayang, terapung maupun mengendap. Senyawa ini dijumpai dalam bentuk organik maupun anorganik. Padatan tidak terlarut ini menyebabkan air berwarna keruh.

6. Total Disolved Solid (TDS)

Padatan terlarut dalam air (TDS) banyak ditemukan dalam air adalah golongan senyawa alkali seperti karbonat, bikarbonat, dan hidroksida.

(13)

dan kambing), industri pengolahan makanan, industri miniman, industri tekstil, industri kulit, industri kimia dasar, industri mineral non logam, industri logam dasar, industri hasil olahan logam dan industri listrik dan gas.

b. Sumber domestik/buangan rumah tangga

Menurut peraturan Menteri Kesehatan, yang dimaksud dengan buangan rumah tangga adalah buangan yang berasal bukan dari industri melainkan berasal dari rumah tangga, kantor, hotel, restoran, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar, pertokoan dan rumah sakit. Limbah domestik sering kali mengandung deterjen.

Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

(14)

Deterjen mempunyai sifat fisis antara lain polar dan non polar.. Bila terhadap jasad renik rantai C yang lurus bersifat biogradable dan rantai C yang bercabang bersifat unbiogradable. Sifat kimianya dapat melarutkan lemak dan tidak dipengaruhi oleh kesadahan air.

Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya.

Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam deterjen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.

Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri deterjen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.

(15)

pada biota air dan penurunan kualitas air. LAS mempunyai karakteristik lebih baik, meskipun belum dapat dikatakan ramah lingkungan. LAS mempunyai gugus alkil lurus / tidak bercabang yang dengan mudah dapat diurai oleh mikroorganisme.

Dalam laporan lain disebutkan deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Keberadaan busa-busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.

Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci deterjen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam deterjen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam deterjen.

(16)

bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dari senyawa alliin atau allisin yang oleh enzim alliin liase diubah menjadi asam piruvat, ammonia dan allisin anti mikroba yang bersifat bakterisida. Dalam dunia industri makanan bawang merah sering diawetkan dalam kaleng (canning), sous, sop kalengan, tepung bawang dan lain-lain.

Tanaman bawang merah mengalami beberapa fase pertumbuhan yang penting. Pertumbuhan bawang merah dimulai dengan fase awal pertumbuhan, fase pertumbuhan vegetatif, fase pertumbuhan umbi dan fase pematangan umbi. Fase awal pertumbuan dimulai sejak umbi ditanam sampai semua umbi tumbuh seragam. Pada fase ini bawang merah relatif banyak memerlukan air, yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan yang serempak. Fase pertumbuhan vegetatif berlangsung selama tanaman membentuk tunas dan daun, energi/unsur hara yang tersedia digunakan untuk membentuk tunas dan daun. Pada fase pembentukan dan pematangan umbi, pola pertumbuhannya berupa energi/unsur hara yang tersedia dialihkan untuk pembentukan umbi.

Tanaman bawang merah dalam taksonominya digolongkan ke dalam famili Liliaceae. Tanaman ini merupakan tanaman sayuran semusim yang berumbi lapis (bulb), berakar serabut dan berdaun bentuk silindris. Pangkal daun bersatu membentuk batang semu yang berubah bentuk dan fungsinya, membengkak membentuk seperti umbi, sehingga menghasilkan umbi bawang merah. Daun bawang merah hanya memiliki satu permukaan berbentuk bulat memanjang yang di dalamnya terdapat rongga udara/ruangan seperti pipa dimana semakin jauh dari akar, semakin runcing.

2.2 HIPOTESIS

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 VARIABEL PENELITIAN  Variabel bebas

Variabel bebas atau variabel manipulasi adalah variabel (bisa berupa suatu zat) yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat merupakan faktor (perlakuan) yang dibuat tidak sama (bervariasi).

Variabel bebas dalam percobaan ini adalah Variasi banyaknya larutan deterjen yaitu 0% (air ledeng), 25%, 50%, 75% dan 100%.

 Variabel terikat

Variabel terikat atau variable respon merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Merupakan faktor yang muncul akibat variable bebas.

Dalam percobaan ini yang merupakan variable terikat adalah Pertumbuhan akar bawang merah.

 Variabel Kontrol

Variabel control adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali (bertolak belakang dengan variabel bebas).

Yang merupakan variabel control adalah suhu, cahaya, kelembapan, bawang merah dan usia tanaman bawang merah.

3.2 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi : Bawang merah (Allium Cepa).

Sempel : 4 bawang merah yang berukuran sama. 3.3 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Waktu : Senin, 01 Agustus 2016 sampai dengan Sabtu, 4 Agustus 2016.

(18)

3.1 LANGKAH PENELITIAN a. Alat dan Bahan

1. sediakanPengggaris

2. Plaron diameter 2 cm panjang 8 cm 5 buah 3. Kertas label secukupnya pengenceran 50%, pengenceran 25%, serta kontrol yang berupa air ledeng.

2. Sediakan bawang merah berukuran sama yang memiliki diameter hampir sama dengan diameter plaron berjumlah 5 buah. Kupas kulit epidermis untuk menghindari bahan kimia tersisa yang terdapat di kulit epidermis tersebut. Kupas juga bagian akar primordial yang berwarna kecoklatan dari bawang merah tersebut. Hati-hati agar lingkaran primordial itu tetap tersisa untuk pertumbuhan akar.

3. Isikan larutan deterjen yang sudah disediakan ke dalam plaron hingga penuh.

4. Letakkan bawang merah dengan posisi calon akar primordial terletak di bawah hingga menyentuh larutan deterjen.

5. Letakkan pula bawang merah dengan posisi yang sama dengan bawang merah lain di atas tabung kontrol (yang hanya berisi air ledeng).

(19)
(20)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

NO Konsentrasi Larutan

Panjang Akar

Rata-Rata 24 jam 48 jam 72 jam

1 Kontrol 1 2 3,5 2,2

2 25% 0,6 0,8 1 0,8

3 50% 0,5 0,7 0,7 0,6

4 75% 0,4 0,4 0,4 0,4

5 100% 0,4 0,4 0,4 0,4

4.2 PEMBAHASAN

Limbah domestik yang selama ini sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah deterjen. Deterjen mengandung zat -zat yang berbahaya. Mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya. Percobaan ini menggunakan tanaman bawang merah karena bawang merupakan salah satu tanaman yang sangat mudah diamati karena bisa langsung diamati dengan bantuan mikroskop dan tahapan pembelahan selnya bisa terlihat jelas. Bagian yang digunakan adalah akar karena pada akar primordial merupakan meristem yang masih berkembang dengan baik sehingga masih mudah untuk diamati.

(21)

Pada hasil pengamatan terlihat beberapa akar tumbuh tidak optimal pada konsentrasi 25%, 50%. Sedangkan pada konsentrasi 75% dan 100% tidak terjadi pertumbuhan sama sekali. Tetapi pada kontrol (air ledeng) terjadi pertumbuhan yang sangat cepat.

4.3 UJI HIPOTESIS

(22)

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pada dasarnya, pertumbuhan membutuhkan air. Maka, pemberian air terhadap tanaman khususnya bawang merah perlu diperhatikan. Karena, bila air terkontaminasi deterjen dalam kadar berapapun akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah. Perlu diketahui bahwa air deterjen merupakan limbah yang mempunyai berbagai dampak negative terhadap pertumbuhan ataupun perkembangan tumbuhan. Jadi, deterjen menghambat pertumbuhan tumbuhan.

5.2 SARAN

1. Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu sehingga percobaan akan aman dan berhasil.

2. Dalam mengukur panjang akar, harus dilakukan secara teliti. 3. Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas

bawang merah yang akan diteliti dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman dkk. 2008. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

http://organisasi.org/

penyebab_sebab_dan_akibat_pencemaran_lingkungan_pada_air_dan_tanah_ kesehatan_lingkungan_ilmu_sains_biologi

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/ilmu-kalaman-dasar/ dampak-pencemaran-lingkungan-terhadap-kesehatan-0

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air

http://id.wikipedia.org/wiki/Deterjen

http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah

http://dokumen.tips/documents/pengaruh-deterjen-terhadap-pertumbuhan-akar-bawang-merah-allium-cepa.html

Referensi

Dokumen terkait

Pemupukan campuran (Bio-slurry padat dan NPK) baik percobaan I maupun percobaan II memiliki potensi menghasilkan pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah yang lebih tinggi yaitu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak bawang merah ( Allium cepa L.) terhadap pertumbuhan akar pada cangkok tanaman Barbados

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar larutan umbi bawang merah terhadap pertumbuhan akar pada cangkokan tanaman Rambutan (Nephelium lappaceum L) dan

Pertumbuhan gulma krokot pada awal pertumbuhan hingga panen dapat menekan jumlah umbi pada tanaman bawang merah karena pertumbuhan gulma krokot sangat kompetitif

pertumbuhan umbi dan hasil bawang merah pada Percobaan I dan II menunjukkan bahwa perlakuan yang dicobakan tidak memberikan pengaruh yang nyata pada bobot kering angin

Berat kering akar pada macam bahan stek dan konsentrasi filtrat bawang merah (g) Peningkatan konsentrasi filtrat bawang merah memberikan kecenderungan hasil yang

Tabel 1 memperlihatkan bah- wa dari berbagai tingkat pemotongan umbi bibit bawang merah yang dicobakan, pertumbuhan dan hasil bawang merah yang lebih baik dijumpai

Aulia El Halim, Dkk yang berjudul “ Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L .) Sebagai Pengganti Rooton F Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Akar Stek